NPM : 1406551626
FAKULTAS : TEKNIK
Universitas Indonesia
Depok
Tujuan
Alat
Teori
Kisi difraksi atau dapat pula disebut kisi interferensi terdiri dari banyak kisi paralel yang
dapat mentransmisikan berkas cahaya melewati kisi-kisinya. Kisi seperti ini disebut pula
sebagai kisi transmisi. Jika kisi difraksi disinari dengan berkas cahaya paralel maka sinar-
sinar yang ditransmisikan oleh kisi dapat berinteferensi (Gbr.1). Sinar-sinar yang tidak
mengalami deviasi ( θ = 0º) berinterferensi konstruktif menghasilkan berkas yang tajam
(maksimum/ puncak) pada pusat layar. Interferensi konstruktif juga terjadi pada sudut θ
ketika sinar-sinar mempunyai selisih panjang lintasan Δl = mλ, dimana m merupakan
bilangan bulat. Jadi jika jarak antar kisi adalah d (Gbr.1.) maka Δl = d sin θ, sehingga
[1]
dengan m = 1, 2, 3, ...
Gbr.1. Diagram difraksi pada kisi difraksi
Cara Kerja
1. Dari data eksperimen yang diperoleh, buatlah grafik intensitas pola difraksi ( I,
pada eksperimen dinyatakan dalam arus sebagai fungsi dari posisi (x), I vs x ).
Intensitas vs Posisi
6
4
Intensitas
3
0
0 22 44 66 88 110 132 154 176 198 220 242 264 286 308 330 352
Intensitas vs Posisi
6
3 2 1 0 1 2 3
5
4
Column1
Intensitas
3
0
0 22 44 66 88 110 132 154 176 198 220 242 264 286 308 330 352
3. Ukurlah jarak antara terang pusat dan intensitas maksimum setiap orde untuk
menentukan sudut difraksi θ tiap-tiap orde. Pada eksperimen ini, jarak antara kisi
difraksi dengan detektor sebesar L = (130 ± 1 ) cm
Jarak terang pusat dengan terang orde 1:
Jarak 1 = |posisi terang pusat| - |posisi terang orde 1|
= |173,36 – 219,12|
= 45.76 mm
Jarak 2 = |posisi terang pusat| - |posisi terang orde 1|
= |173,36 – 134,64|
= 38,72 mm
Jarak (Y) = (40,04 + 43,56) / 2
= 42,24 mm
Sin θ = Y/L
= 0,042/ 1,3
= 0,015
θ = 1,8°
4. Buatlah grafik sin θ sebagai fungsi orde difraksi (sin θ vs m) dan hitunglah
panjang gelombang (λ) sinar laser berdasarkan gradien garis yang diperoleh.
m Sin θ
1 0,03230769
2 0,063846154
3 0,09615384
Sin θ vs m
3.5
3
2.5
2
Sin θ
1.5
1
0.5
0
1 2 3
m
x y x2 y2 xy
1 0.03230769 1 0.00104379 0.03230769
2 0.06384615 4 0.00407633 0.1276923
3 0.09461538 9 0.00895207 0.28384614
6 0.19076922 14 0.01407219 0.44384613
(3 x 0.44384613) –( 6)(0.19076922)
m = 2
3 x 14−6
1.33153839 – 1.14461532
= 6
= 0.03115385
λ =mxd
= 0.03115385 x 2 x 10-5 m
= 0.06230769 x 10-5 m
= 6,230 x 10-7 m
= 623 nm
5. Jika sin θ didekati oleh tan θ, hitunglah λ dengan cara yang sama seperti pada
evaluasi no. 4. Berapa penyimpangan relatif λ hasil pendekatan ini terhadap
perhitungan λ yang diperoleh pada evaluasi no.4.
m Tan θ
1 0,03230769
2 0,063846154
3 0,09615384
Tan θ vs m
3
2.5
1.5
Tan θ
0.5
0
1 2 3
m
x y x2 y2 xy
1 0.03230769 1 0.00104379 0.03230769
2 0.06384615 4 0.00407633 0.1276923
3 0.09461538 9 0.00895207 0.28384614
6 0.19076922 14 0.01407219 0.44384613
(3 x 0.44384613) –( 6)(0.19076922)
m =
3 x 14−6 2
1.33153839 – 1.14461532
= 6
= 0.03115385
λ =mxd
= 0.03115385 x 2 x 10-5 m
= 0.06230769 x 10-5 m
= 6,230 x 10-7 m
= 623 nm
Pada percobaan ini, dikarenakan sin θ yang relatif kecil, tan θ dan sin θ dianggap sama,
sehingga nilai sin θ dan tan θ juga dianggap salah. Oleh karena itu, penyimpangan relatif
dianggap 0% .
Analisis
Tujuan dari percobaan kali ini adalah untuk mengukur panjang gelombang sinar laser
dengan menggunakan kisi difraksi. Percobaan kali ini dilakukan secara online melalui
rlab (Remote Laboratory), yang berarti praktikan tidak terhubung langsung dengan alat
dan bahan. Percobaan dimulai dengan login di sitrampil.ui.ac.id/elaboratory. Setelah
login, akan muncul link menuju ke rlab. Selanjutnya halaman praktikum yang
menampilkan video tentang peralatan yang digunakan, dan tombol-tombol yang
digunakan untuk mengontrol peralatan percobaan.
Pertama-tama, praktikan mengambil data dengan melakukan pemasangan kisi. Seteleah
pemasangan kisi ini dilakukan dengan baik, selanjutnya praktikan menyalakan power
supply dan melakukan scanning agar mendapatkan hasil pola difraksi. Praktikan
mendapatkan 817 data yang beragam mengenai keberadaan posisi dan intensitas.
Secara manual, pengukuran panjang gelombang ini dilakukan dengan cara
menembakkan sebuah sinar laser ke arah kisi difraksi yang sudah terpasang sempurna
pada sebuah celah. Selanjutnya praktikan akan menemukan letak terang maupun gelap.
Setelah praktikan menentukan masing-masing orde, dapat dicari jarak pada tiap orde
tersebut dengan menggunakan sudut difraksi. Jarak tersebut disubstitusikan ke dalam
persamaan sin θ = Y / L untuk mendapatkan besar sudut θ. Menurut prinsip Huygens,
tiap bagian celah berlaku sebagai sebuah gelombang. Dengan demikian, cahaya dari
satu bagian celah dapat berinterferensi dengan cahaya dari bagian lainnya, dan
intensitas resultannya pada layar bergantung pada arah ϴ. Sehingga dapat dilihat
semakin besar ordo maka semakin besar jarak antara dua minimum ordo Setelah itu
praktikan dapat dengan mudah menetukan masing-masing sudut pada orde tersebut.
Karena merupakan celah yang sangat kecil, maka untuk sudut yang kecil kita dapat
melakukan pendekatan sin ϴ ~ tan ϴ. Hal itu membuat tidak terdapatnya presentasi
kesalahan relatif yang terjadi dalam percobaan.
Kisi difraksi sendiri yaitu sebuah benda yang terdiri dari banyak kisi yang dapat
melenturkan gelombang cahaya sehingga membentuk gelombang setengah lingkaran
yang melebar dan membentuk pola gelap terang. Berdasarkan teori diatas, jika muka
gelombang bidang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih kecil dari panjang
gelombang), maka gelombang ini akan mengalami lenturan sehingga terjadi gelombang-
gelombang setengah lingkaran yang melebar di belakang celah tersebut, atau dapat
disebut peristiwa difraksi. Difraksi merupakan pembelokan cahaya di sekitar suatu
penghalang atau suatu celah. Dengan difraksi tersebut, dihasilkan suatu garis yang
sangat terang dan lainya gelap dengan ukuran yang hampir sama (perbedaan sangat
kecil).
Untuk mencari panjang gelombang, dapat digunakan rumus
λ = (sin θ / m) d,
di mana (sin θ / m) adalah gradien dari grafik sin θ vs m, sehingga didapatkan rumus
λ = gradien × d.
Panjang gelombang cahaya yang dihasilkan pada percobaan kali ini adalah 623 nm. Dari
hasil perhitungan dapat pula kita lihat bahwa θ berbanding lurus dengan m, dengan kata
lain, jika m bertambah, maka θ juga bertambah.
Kesimpulan
1. Panjang gelombang yang dihasilkan adalah 623 nm
2. θ berbanding lurus dengan m, yang artinya semakin besar θ, maka m juga
semakin besar
3. JIka θ kecil, maka nilai sin θ dan tan θ akan kurang lebih sama, sehingga tidak
terjadi penyimpangan relatif atau berupa 0% .
Referensi
Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ,
2000.
Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition,
John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.