BANGUNAN IRIGASI
4.1 Bangunan Pengukur debit
Supaya aliran di saluran menjadi efektif, maka debit harus diukur. Pengukuran debit
biasanya dilakukan. Debit diukur biasanya di hulu saluran primer, sekunder, cabang
saluran, dan bangunan sadap tersier.
Rekomendasi penggunaan bangunan yang akan digunakan didasarkan pada:
1. Kecocokan bangunan ukur
2. Ketelitian pengukuran di lapangan
3. Bangunan kokoh, sederhana, ekonomis
4. Operasi dan pembacaan papan duga mudah
5. Pemeliharaan mudah
6. Cocok dengan kondisi setempat dan diterima petani
4.1 Bangunan Pengukur debit
Ambang (weir) adalah bangunan pada saluran terbuka untuk melimpaskan air
di atasnya. Bisa digunakan untuk menentukan besar debit air.
Ambang diklasifisikan ke dalam bentuk bagian atas yang kontak dengan air.
Umumnya, ambang terdiri dari dua bagian, yaitu: ambang tajam (sharp-
crested) dan ambang lebar (broad-crested).
Sharp-crested Broad-crested
4.1 Bangunan Pengukur debit
Ambang lebar biasanya berbentuk segi empat, tetapi ada juga ambang yang
berbentuk segi tiga sering juga disebut “v-notch weir” dengan sudut θ.
1. Alat ukur ambang lebar
Bangunan ini kokoh dan mudah dibuat, bangunan ini bisa disesuaikan dengan
berbagai jenis saluran. Hubungan tunggal antara muka air hulu dan debit
mempermudah pembacaan debit secara langsung dari papan duga. Persamaan debit
adalah:
1. Alat ukur ambang lebar
1. Alat ukur ambang lebar
Persamaan debit untuk alat ukur ambang lebar bentuk trapesium adalah:
1 Alat ukur ambang lebar
1. Alat ukur ambang lebar
Alat ukur ini digunakan untuk penyadapan air untuk areal yang relative kecil. Alat ukur
ini terdiri dari:
Kolam penenang muka air dengan dibatasi dengan dua pintu pengatur muka air.
Pintu penyadap di hulu kolam dan pintu pengeluaran di hilirnya yaitu dengan pipa.
Perbedaan muka air di saluran yang disadap dan kolam dapat dibuat konstan
dengan penyetelan kedua pintu tersebut.
Ambang (sill) di hilir gorong-gorong pembawa juga berfungsi juga mengontrol muka
air di bagian dalam kolam. Alat ukut ini dipasang tegak lurus terhadap saluran yang
disadap.
2. Alat ukur orifice constant head
2. Alat ukur orifice constant head
Untuk
debit (m3/det)
koefisien aliran bebas (free flow coefficient) = 0,7
luas lubang (m2)
beda muka air (m)
3. Throated flume
Perencanaan hidrolis
3. Throated flume
Dimana:
b = lebar ambang
h = tinggi muka air di hulu di atas ambang
4. Alat ukur Thompson
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur debit yang berbentuk segitiga sama kakai,
dengan sudut puncak di bawah.
Persamaan Thompson adalah:
𝑄=𝐶 ( ) (
8
15
√ 2 𝑔 𝑡𝑎𝑛
2)
𝜃 2,5
h
𝑄=1,417 h 2,5
5. Alat ukur Romijn
Pintu Romijn adalah alat ukur ambang lebar yang bisa digerakkan untuk mengatur
dan mengukur debit di dalam jaringan saluran irigasi. Supaya bisa bergerak,
mercunya dibuat dari pelat baja dan dipasang di atas pintu sorong. Pintu ini
dihubungkan dengan alat pengangkat.
Pintu Romijn dikenalkan tahun 1932, dibuat dalam tiga bentuk:
Bentuk mercu datar dan lingkaran gabungan untuk peralihan penyempitan hulu
(Gambar A)
Bentuk mercu miring ke atas 1:25 dan lingkaran tunggal sebagai peralihan
penyempitan (Gambar B)
Bentuk mercu datar dan lingkaran tunggal sebagai peralihan penyempitan
(Gambar C)
5. Alat ukur Romijn
5. Alat ukur Romijn
5. Alat ukur Romijn
5. Alat ukur Romijn
Biasanya alat pintu ukur Romijn sudah berbentuk standar, seperti tabel di bawah:
5. Alat ukur Romijn
6. Alat ukur Crump-de Gruyter
Alat ukur ini yang dapat disetel adalah saluran ukur leher panjang yang dipasangi pintu
gerak vertikal yang searah aliran.
6. Alat ukur Crump-de Gruyter
Kelemahan:
Kelebihan:
Jaringan saluran irigasi dioperasikan sedemikian hingga muka air di saluran primer dan
saluran cabang dapat diatur pada batas-batas tertentu oleh bangunan-bangunan
pengatur yang dapat bergerak.
Empat jenis bangunan pengatur muka air, yaitu:
Pintu skot balok
Pintu sorong
Mercu tetap
Kontrol celah trapesium
1. Pintu skot balok
Pintu skot balok merupakan peralatan yang sederhana, terdiri dari balok-balok segi
empat. Dalam bangunan saluran irigasi dengan lebar bukaan pengontrol 2,0 m atau
kurang.
1. Pintu skot balok
Koefisien debit untuk aliran di atas skot balok potongan segi empat (Cv = 1). Aliran pada
skot balok adalah:
1. Pintu skot balok
Lebar standar pintu pembilas bawah (under sluice) adalah 0,5 m; 0,75 m; 1,00 m;
1,25 m; dan 1,50 m. Kedua ukuran terakhir memerlukan dua stang pengangkat.
Gambar di bawah memperlihatkan aliran di bawah pintu sorong dasar horisontal
2. Pintu sorong
Jika Panjang mercu rencana (gambar kanan) disebut bangunan pengatur ambang lebar.
3. Mercu tetap
Perencanaan hidrolis:
Perbedaan pokok hubungan antara tinggi energi dan debit untuk bangunan pengatur mercu bulat dan
ambang lebar, yaitu:
Perencanaan hidrolis:
3. Mercu tetap
Mercu bulat:
3. Mercu tetap
Celah kontrol trapezium juga dipakai untuk mengatur tinggi muka air di saluran. Pengaturan tinggi muka
air dengan menggunakan kedua alat tersebut didasarkan pada pencegahan terjadinya fluktuasi yang
besar yang mengakibatkan berubah-rubah debitnya. Hal ini dicapai dengan menghubungkan tinggi muka
air dengan lengkung debit untuk saluran dan pengontrol atau bangunan pengatur.
C
4. Celah kontrol trapesium
Penggabunagan antara kurva muka air dan kurva debit, seperti gambar di
bawah:
C
4. Celah kontrol trapesium
Dengan sebuah celah kontrol trapesium tinggi muka air di saluran dan di pengontrol dapat
dijaga agar tetap sama untuk berbagai besaran debit. Jika tidak dipakai ambang, celah
control itu akan menimbulkan gangguan kecil pada aliran dan pengangkutan sedimen.
Sketsa dimensi untuk celah kontrol diperlihatkan gambar di bawah.
C
4. Celah kontrol trapesium
Perencanaan hidrolis:
C
4. Celah kontrol trapesium
C
4. Celah kontrol trapesium
C
4. Celah kontrol trapesium
C
4.3 Bangunan bagi dan sadap
Bangunan bagi adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk membagi air dari
saluran primer atau sekunder ke dua buah saluran atau lebih, yang masing-
masing debitnya lebih kecil.
Bangunan sadap adalah suatu bangunan yang digunakan untuk
menyadap/mengambil air dari saluran primer ke saluran sekunder/tersier atau
dari saluran sekunder ke tersier
Cba
1. Bangunan bagi
Jika air irigasi dibagi dari saluran primer sekunder, maka akan dibuat
bangunan bagi. Bangunan ini terdiri dari pintu-pintu untuk mengukur dan
mengatur air yang mengalir ke saluran. Pada cabang saluran dipasang pintu
pengatur untuk saluran terbesar dan dipasang alat-alat pengukur dan pengatur
di bangunan sadap yang lebih kecil. Sudut aliran dibauat antara 0 0 sampai
900.
Cba
2. Bangunan pengatur
Bangunan sadap sekunder akan memberi air ke saluran sekunder dan oleh
sebab itu, melayani lebih dari satu petak tersier. Kapasitas bangunan sadap