|
.
|
1
( )
V g y z
w
~
1
Kapasitas aliran dapat dihitung dengan melengkapi koefisien discharge
secara empiris menjadi :
Luas penampang aliran fluida melewati bendung takik V adalah sebanding
dengan (y
1
- z
w
)
2
,
sehingga kapasitas aliran adalah:
Pemilihan bendung untuk kondisi tertentu tergantung kepada : selang
kapasitas aliran yang akan diukur, akurasi dan pengkalibrasian setelah bendung
terpasang.
Bendung Berpuncak Lebar (Broad-Crested Weirs)
Aliran melintas bendung berpuncak lebar seperti terlihat pada gambar.
dapat menimbulkan aliran kritis pada puncak bendungnya apabila kedalaman air
( )
2 / 3
w
z
1
|
.
|
\
|
~ y g
b
L
b
d
C Q
( ) ( ) ( )
2
1
y
2
1
y
2
1
y
w
z tg
w
z tg
w
z A = ~
u u
( ) Q C g y z
D w
= tg
2
u
1
5 2 /
di hilir bendung rendah. Kapasitas aliran dapat dihitung dengan persamaan untuk
aliran dengan angka Fr = 1 yaitu :
Bila bendungnya panjang dan kedalaman air di hilir rendah akan terjadi
aliran terjun bebas (free overfall). Dari percobaan diperoleh :
Pintu Air (Sluice Gate)
Pintu air umumnya digunakan untuk mengatur kapasitas discharge/aliran
buang. Untuk yang hilirnya dangkal maka kapasitas aliran dapat dihitung dengan
persamaan :
Dari percobaan nilai C
d
berkisar antara 0,6<C
d
<0,9. Sedangkan untuk hilir
yang dalam adalah mustahil dapat ditentukan persamaan kapasitas alirannya.
V gy gy y
c c c c
= Q= C by = b g
d c
3 2 /
y
b
~ 0,72 y
c
dan L
c
~ 3,5 y
c
Q C bz gy
d g
= 2
1
Pada saluran yang ada halangannya berupa bendung (weir) maka laju
aliran merupakan fungsi dari kedalaman aliran pada bendungnya. Bendung atau
weir adalah sebuah halangan parsial di suatu saluran terbuka yang sedemikian
rupa sehingga fluida yang mengalir diatasnya mengalami percepatan dengan
permukaan bebas.
Kritikal Flumes
Pengukuran aliran untuk saluran terbuka dapat ditentukan dengan akurat
mempergunakan bendung. Namun ada beberapa kesulitan dalam prakteknya
yaitu:
Bendung dapat dikotori debu atau material endapan
Gangguan karena ujungnya yang tajam
Head lossnya tinggi
Kendala tersebut dapat diatasi dengan mempergunakan pengukur aliran
kritikal Parshall Flume yaitu aliran melalui celah yang sempit.
Parshall Flume dibuat dengan pembagian 3 daerah aliran yaitu, bagian
hulu yang dasar datar dengan dindingnya menyempit (converging walls), bagian
tengah atau bagian tenggorok ( throat ) yang dindingnya sejajar dengan dasarnya
menurun (downward) , dan bagian keluaran yang dindingnya membesar
(diverging walls) dengan dasar yang menanjak (upward).
Parshall Flume banyak digunakan pada pengukuran aliran irigasi , karena
flume tidak perlu dibersihkan, head yang dibutuhkan relatif rendah dan
memberikan hasil pengukuran yang cukup akurat pada selang kapasitas aliran
yang besar.
Persamaan Kecepatan Dari Aliran Seragam
Untuk perhitungan hidrolik kecepatan ratarata dari aliran turbulen di
dalam saluran terbuka biasanya dinyatakan oleh suatu rumus aliran seragam.
Persamaan yang paling praktis dapat dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut:
dimana :
V = kecepatan ratarata
C = faktor hambatan aliran
R = jarijari hidrolik
i
f
= kemiringan garis energi
\
Untuk aliran seragam if = iw = i
0
iw = kimiringan permukaan air
i
0
= kemiringan dasar saluran
Persamaan tersebut menyatakan bahwa kecepatan aliran tergantung pada
jenis hambatan (C), geometri saluran (R) dan kemiringan aliran :
V = C R
x
i
y
i =
L
H A
dimana H adalah perbedaan tinggi energi di hulu dan di hilir. Persamaan
tersebut dikembangkan melalui penelitian di lapangan.
Aliran seragam merupakan aliran yang tidak berubah menurut tempat.
Konsep aliran seragam dan aliran kritis sangat diperlukan dalam peninjauan aliran
berubah dengan cepat atau berubah lambat laun. Perhitungan kedalaman kritis dan
kedalaman normal sangat penting untuk menentukan perubahan permukaan aliran
akibat gangguan pada aliran.
Terdapat dua kriteria utama untuk aliran seragam yaitu :
1. Kedalaman aliran
Luas penampang, penampang basah, dan debit aliran pada setiap penampang
dari suatu panjang aliran adalah tetap.
2. Garis energi
Garis permukaan aliran, dan sasar saluran sejajar, dan ini berarti bahwa
kemiringan garis energi (if), garis permukaan air (iw) dan dasar saluran (ib)
adalah sama atau :
Apabila aliran terjadi di dalam suatu saluran, hambatan akan menghadang
aliran air dari hulu ke hilir. Hambatan tersebut berlawanan dengan komponen
gaya gravitasi di arah aliran. Aliran seragam terbentuk apabila hambatan
diimbangi oleh gaya gravitasi.
if= iw = ib
Ditinjau dari perubahan terhadap waktu maka aliran dapat berupa aliran tetap
dimana:
Atau aliran tidak tetap, dimana :
Tetapi di dalam kenyataannya aliran seragam tidak tetap tidak pernah terjadi,
maka yang dimaksud disini aliran seragan adalah aliran seragam tetap.
Analisa aliran melalui saluran terbuka adalah lebih sulit daripada aliran
melalui pipa (saluran tertutup). Di dalam pipa tampang lintang aliran adalah tetap
yang tergantung pada dimensi pipa. Demikian juga kekasaran dinding pipa adalah
seragam di sepanjang pipa. Pada saluran terbuka, misalnya sungai, variable aliran
sangat tidak teratur baik terhadap ruang maupun waktu. Variable tersebut adalah
tampang lintang saluran, kekasaran, kemiringan dasar, belokan, debit aliran dan
sebagainya.
Ketidakteraturan tersebut mengakibatkan analisis aliran sangat sulit untuk
diselesaikan secara analitis. Oleh karena itu, analisis aliran melalui pipa terbuka
adalah lebih empiris daripada dibandingkan dengan aliran melalui pipa. Sampai
0 =
c
c
S
y
dan 0 =
c
c
t
y
; 0 =
c
c
S
V
dan 0 =
c
c
t
V
0 =
c
c
S
y
tetapi 0 =
c
c
t
y
; 0 =
c
c
S
V
tetapi 0 =
c
c
t
V
saat ini metoda empiris masih yang terbaik untuk menyelesaikan masalah
tersebut.
Untuk Saluran buatan seperti saluran irigasi, drainase, saluran pembawa
pada pembangkit listrik tenaga air atau untuk keperluan industri, karakteristik
aliran disepanjang saluran adalah seragam. Analisis aliran jauh lebih sederhana
daripada aliran melalui saluran alam. Teori aliran yang ada dapat digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan dengan teliti.
Pada umumnya tipe aliran yang melalui saluran terbuka adalah turbulen
Karena kecepatan aliran dan kekasaran dinding relative besar, aliran melalui
saluran terbuka disebut seragam (uniform). Apabila berbagai variable seperti
kedalaman, tampang basah,kecepatan , dan debit, pada setiap tampang di
sepanjang aliran adalah konstan. Pada aliran seragam, garis muka air dan dasar
saluran adalah sejajar sehingga kemiringan dari ketiga garis tersebut adalah sama,
kedalaman air pada aliran seragam disebut dengan kedalaman air pada aliran
seragam disebut dengan kedalaman normal Yn. Untuk debit aliran dan luas
tampang lintang saluran tertentu kedalaman normal adalah konstan di seluruh
panjang saluran.
Selain itu, aliran melalui saluran terbuka juga disebut subkritis apabila
suatu gangguan yang terjadi disuatu titik pada aliran dapat menjalar kea rah hulu.
Aliran subkritis dipengaruhi oleh kondisi hilir, dengan kata lain keadaan hilir akan
mempengaruhi keadaan di hulu, maka aliran yang terjadi tersebut disebut aliran
superkritis.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pastikanlah saluran dalam posisi mendatar dengan pintu air di dasar
yang akan dilaluinya.
2. Pasanglah pintu air V- Notch dan alirkanlah air sampai aliran
melampaui pintu air.
3. Hentikan aliran air dan saat air berhenti melampaui pintu air, aturlah
alat ukur pada aliran diatas dari pintu air dan tentukan datumnya.
4. Aturlah aliran air ke dalam saluran sampai ketinggian H,
penambahan sekitar 10 mm setiap tahap.
5. Ukurlah nilai Q pada masing masing tahap, dan tinggi H.
E. HASIL DAN PERHITUNGAN
H (m )
t
(detik)
Q
(x 10
-4
m
3
/s
H
5/2
Q
2/5
Cd
0,01 53.82 0,929 10
-5
0.0244 3.934
0,02 33.27 1.503 5,66. 10
-5
0.0296 1.125
0,03 19.26 2.596 15,59. 10
-5
0.0368 0.705
Pengolahan Data :
Diketahui :
Vol = 5 Liter = 5.10
-3
m
3
b = 30 cm
g =10 m/s
2
= 45
0
Q =
t
Vol
Q
1
= s m / 10 . 290226682 , 9
82 , 53
10 . 5
3 5
3
=
Q
2
= s m / 10 . 502855425 , 1
27 . 33
10 . 5
3 4
3
=
Q
3
= s m / 10 . 596053998 , 2
26 . 19
10 . 5
3 4
3
=
Cd =
2
5
2
tan 2
15
8
H g
Q
(
u
Cd
1
=
5
4
10 .
2
90
tan . 8 , 9 . 2
15
8
10 . 0,929
=
5
4
10 36116732 , 2
10 929 , 0
x
x
= 3.934
Cd
2
=
5
4
10 . 66 , 5
2
90
tan . 8 , 9 . 2
15
8
10 503 . 1
x
=
4
4
10 336420703 . 1
10 503 . 1
x
x
= 1.125
Cd
3
=
5
4
10 . 59 , 15
2
90
tan . 8 , 9 . 2
15
8
10 . 596 , 2
= 0.705
]
(
) ( )
( )
]
(
) ( )
( )
E. KESIMPULAN
1. Nilai Cd tidak tetap untuk ketinggian yang berbeda.
2. Keuntungan dari grafik Q
2/5
yaitu nilai Cd yang dapat didapat dari
kemiringan grafik.
3. Kerugian dari grafik Q
2/5
yaitu akan berbanding terbalik dengan
ketinggian.
4. Rumus dalam perhitungan Cd, yaitu :
2
5
8 , 9 H
Q
Cd
=
5. Secara umum untuk mencari Cd, yaitu :
2
5
2
tan 2
15
8
H g
Q
Cd
(
=
u
A AP PL LI IK KA AS SI I : :
1. Bendungan
2. Irigasi
3. PLTA
4. Drainase
5. Canal
S SU UM MB BE ER R K KE ES SA AL LA AH HA AN N : :
1. Kerja alat kurang maksimal.
2. Kurang telitinya praktikan.
3. Kurang tepat dalam pembulatan angka.
4. Kesalahan dalam perhitungan hasil percobaan.
5. Kurang teliti dalam pengukuran pada saat praktikum berlangsung.
Soal Karakteristik Aliran Melalui V-Notch
1. Suatu pipa beridameter 300 m bercabang menjadi dua buah pipa dengan
diameter 210 mm dan 150 mm. Jika debit aliran pada pipa utama adalah
1,5 m
3
/s dan kecepatan rerata dalam pipa yang berdiameter 210 mm adalah
3,7 m/s. Berapakah debit aliran di dalam pipa berdiameter 150mm. Jika
tekanan dalam pipa berdiameter 300m adalah 7kg/cm
2
, berapakah tekanan
pada pipa cabang, dengan anggapan bahwa pipa tersebut adalah horizontal
dan zat cair ideal (kehilangan tenaga diabaikan).
2. Pipa halus dengan diameter 1,7m dan panjang 2001,2 m mengalirkan air
dengan debit aliran 60 l/s. Apabila kekentalan kinematik v= 2x10
-6
m
2
/s.
Hitung kehilangan Tenaga selama pengaliran!
Jawab :
1) Diketahui : D
o
= 300 m
Q
o
= 1,5 m
3
/s
P
o
= 7,0 kg/cm
2
= 70000 kg/m
2
D
1
= 210 mm = 0.21 m
V
1
= 3,7 m/s
D
2
= 150 mm = 0.15 m
air
= 1000 kg/m
3
Ditanya : P
1
& P
2
?
Jawab :
A
o
= (0.25) . t . (300)
2
= 70650 m
2
A
1
= (0.25) . t . (0.21)
2
= 0.0346 m
2
A
2
= (0.25) . t . (0.15)
2
= 0.0177 m
2
Q
1
= A
1
. V
1
= 0.0346 m
2
. 3,7 m/s
= 0.12802 m
3
/s
Q
o
= Q
1
+ Q
2
1,5= 0.12802 + Q
2
Q
2
= 1.37198 m
3
/s
V
2
= Q
2
/ A
2
= 1.37198 / 0.0177 = 77.513 m/s
Vo = Q
o
/ A
o
= 1,5 / 70650 = 2.12314 x 10
-5
m/s
+
(
= 69.30153061
P
1
= 69301.53061 kg/m
2
+
(
= -236.5441413
P
2
= -236544.1413 kg/m
2
2) Diketahui : d = 1,7 m
L = 2001,2 m
v = 2x10
-6
m
2
/s
Q =
Ditanya : Hf (kehilangan tenaga) ?
A =
= 2.26865 m
2
Q = A . V
= 2.26865 m
2
. V
V =
= 0.02645 m/s
= 22480.33
Dengan rumus Blasius untuk tahanan gesek (f) pada pipa halus :
= 0.0258
Hf =
=
-
BUKAN
--------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------
1. Sebuah saluran siku-siku dengan sudut 90
o
digunakan untuk mengetahui
debit aliran. Apabila tinggi peluapan a+0,5 m , dan debit aliran tersebut
telah diketahui sebesar 0,075 m
3
/s maka berapa nilai Cd yang dipakai
dalam perhitungan tersebut?? ( a = Nim/100 )
Diket:
o
90 = u
H = 0,18 + 0,5 m = 0,68 m
Q = 0,085 m
3
/s
Dit:
Cd=...?
Jawab:
2
5
.
2
. 2 . .
15
8
H tg g Cd Q
u
=
0,085=
2
5
) 5 , 0 18 , 0 .(
2
90
. 8 , 9 . 2 . .
15
8
+
o
tg Cd
Cd= 0,0944
2. Bagaimana cara menentukan penampang saluran disertai 1 contoh
perhitungan!!
Jawab
Cara menentukan penampang saluran yang efisien yaitu dengan
membuktikan melalui rumus:
B = Lebar dengan penampang saluran
Y = tinggi muka air
Z = perbandingan sisi vertikal dan horizontal
Beberapa macam penampang:
a. Penampang persegi 4
1
2
2
2
+ =
+
Z y
Zy B
b. Penampang persegi 3
c. Penampang trapesium
d. Penampang lingkaran
Contoh:
Dalam konstruksi drainase berbentuk trapesium 1:1 atau 1:2 manakah
yang lebih ekonomis??
Jawab:
Trapesium 1:1 Z = 1/1 = 1
B + 2Zy = 1 2
2
+ Z y
B + 2y = 2y2
B = 2y(2 1)
B = 2y (0,414) = 0,818 y
Trapesium 1:2 Z = 2
B + 2Zy = 1 2
2
+ Z y
B + 4y = 2y5
B = 2y(5 2)
B = 2y (0,236) = 0,472 y
Jika untuk kedua saluran kita misalkan nilai B sama yaitu B=1m, maka
Trapesium 1:1
B = 0,828 y
1 = 0,828 y
Y = 1,2 m
Trapesium 1:2
B = 0,472 y
1 = 0,472 y
Y = 3,1 m
Jadi yang lebih ekonomis adalah trapesium 1:1
3. Hitung debit aliran melalui lobang dengan lebar 2,0 m dan tinggi 2,0m.
Elevasi muka air pada sisi hulu adalah a+3 m di atas sisi atas lobang dan
elevasi muka air hilir 1 m di atas sisi bawah lobang. Kofesien debit adalah
C
d
=0,62.
( a = nim/100)
Jawab :
Diketahui :
H1 = 3,0 + 0,18 m = 3,18
H2 = 3,18 +2,0 = 5,18 m
H = 3,18 + 1,0 = 4,18 m
Aliran melalui setengah tinggi lobang bagian atas dapat di tinjau sebagai
lobang bebas, sedangkan setengah bagian bawah adalahaliran terendam,
sehingga debit aliran adalah :
Q = Q1 (bebas) + Q2 (terendam)
Q1 =
. Cd . b . . (
)
=
. 0,62 . 2 .
. (
)
= 10,53 m
3
/s
Q2 = Cd . b . ( H2 H ).
= 0,62 . 2 . ( 5,18 4,18 )
= 11,23 m
3
/s
Sehingga debit Total adalah :
Q = Q1 + Q2
= 10,53 + 11,23
= 21,76 m
3
/s