Anda di halaman 1dari 24

2. a). R = 1,41 m, b). D = 1,45 m, c).

1,46%
3. a). Q = 18,31 m3/s, b). n = 0,017, c). Q = 12,50 m3/s, d). C =
1/2
40,94 m /s.
1/2
4. C = 15,8 m /s.
5. h = 3,12 m.
6. q = 88,45 m3/s.
7. q = 3.079 m3/s.
8. h = 2,52 m.

DAFTAR PUSTAKA
1. Chaudhry, MH. (1993). Open Channel Flow. Ch.1.
2. Modi,PN., dan Seth, SM. (1982). Hydraulics and Fluid Mechanics.
Ch.15.
3. Featherstone & Nalluri (1988). Civil Engineering Hydraulics. Ch.8.

SENARAI
1. Kekasaran ekuivalen adalah nilai kekasaran saluran yang berlaku
untuk keseluruhan penampang basah.
2. Penampang lintang ekonomis adalah luas tampang basah tertentu
dimana debit adalah maksimum.

III.4 ALIRAN KRITIS

4.1 Pendahuluan

4.1.1 Deskripsi
Menjelaskan tentang energi spesifik, kedalaman kritis dan sifat-sifat aliran
kritis.

Buku Ajar Hidraulika 154


4.1.2 Relevansi
Didalam Hidraulika, pemahaman mengenai aliran kritis sangat diperlukan,
terutama bertujuan untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami
tentang energi spesifik, kedalaman kritis dan sifat- sifat aliran kritis.

4.1.3 Kompetensi Dasar (Tujuan Instruksional Khusus)


Dengan diberikannya teori tentang aliran kritis, mahasiswa semester III
Jurusan Teknik Sipil akan mampu :
o Menjelaskan energi spesifik, kedalaman kritis dan sifat-sifat aliran kritis.
o Menghitung besarnya energi spesifik dan kedalaman kritis

4.2 Penyajian

4.2.1 Uraian

A. Energi Spesifik
Konsep energi spesifik diperkenalkan oleh Bakhmeteff pada tahun 1912.
Konsep ini sangat berguna bagi penerapan persamaan Bernoulli. Yang
dimaksud dengan energi spesifik adalah tinggi tenaga pada sembarang
tampang diukur dari dasar saluran, atau tenaga tiap satuan berat air pada
sembarang tampang diukur dari dasar saluran. Jadi yang dimaksud
dengan energi spesifik secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

V2
Eh (
2g
Error! No text of specified style in document.-135)

dimana  = koefisien Coriolis


= 1 s/d 1,1

Untuk mempermudah pemahaman konsep energi spesifik, kita tinjau


lebih dahulu saluran yang mempunyai potongan melintang berbetuk
persegi dengan kecepatan seragam, yakni harga  = 1. Jika lebar saluran
adalah B dan debit saluran Q, sehingga debit per satuan lebar saluran

Buku Ajar Hidraulika 155


atau disebut debit satuan adalah q = Q/B, dan V = q/h. Persamaan (7-1)
dapat ditulis kembali menjadi:

q2
Eh (
2
2gh
Error! No text of specified style in document.-136 )
atau
2
E  h h 2  q (
2g
Error! No text of specified style in document.-137 )

Untuk debit satuan spesifik tertentu, q, sebelah kanan persamaan (7-3)


adalah konstan. Sehingga, persamaannya dapat ditulis dalam bentuk:
2 3
Eh – h = konstan (
Error! No text of specified style in document.-138 )
Persamaan ini menyatakan hubungan antara energi spesifik E dan
kedalaman air h untuk debit satuan q. Lengkung yang menggambarkan
persamaan di atas diplot dalam Gambar 7-1. Secara matematis dapat
dibuktikan bahwa lengkung E-h mempunyai dua asimptotis : E – h = 0
dan h = 0. Asismptot pertama diwakili oleh garis lurus yang ditarik
o
melewati titik 0,0 dan membentuk sudut 45 dengan sumbu horisontal;
dan asimptot kedua adalah sumbu horisontal.
Sebagaimana dinyatakan dalam Persamaan (7-1) bahwa energi spesifik,
E, terdiri dari dua komponen, kedalaman aliran, h, dan tinggi kecepatan,
2
V /2g. Untuk debit satuan q, yang sama, nilai V menurun jika kedalaman,
h, meningkat, dengan kata lain menurunkan harga tinggi kecepatan.
Sehingga, dengan mengacu Gambar 7-1, lengan bagian atas kurva
mendekati garis lurus, E = h, manakala tinggi kecepatan menjadi sangat
kecil untuk nilai h yang sangat besar. Dengan cara yang sama,
meningkatnya nilai V akan menurunkan harga h, dan meningkatkan nilai
tinggi kecepatan. Jika h mendekati nol tinggi kecepatan cenderung
menjadi tak terhingga, dan lengan bawah kurva mendekati sumbu
horisontal.

Buku Ajar Hidraulika 156


Persamaan (7-4) adalah berderajad tiga darih h terhadap E. Persamaan
ini mungkin mempunyai tiga akar yang berbeda. Satu diantaranya selalu
negatif. Namun, hal ini secara fisik kedalaman negatif tidak mungkin
terjadi, sehingga hanya mempunyai dua nilai h untuk harga E tertentu.
Dua kedalaman, katakan saja h1 dan h2, dinamakan kedalaman selang-
seling (alternate depths). Pada kondisi khusus, dimungkinkan h1 = h2,
yaitu pada titik C Gambar 7-1. Kedalaman pada titik ini dinamakan
kedalaman kritis, hc, dan alirannya dinamakan aliran kritis.
Untuk memperlihatkan keberadaan akar negatif untuk harga E tertentu
pada kurva E-h untuk harga q tertentu diperlihatkan pada Gambar 7-1
sebagai garis putus-putus.

h
Garis E = h

v12
Kurva E-h
2g
h1
1

h1

v 22
C
h2
2g 2
45o h2
E
h3
3

Gambar Error! No text of specified style in document.-28. Lengkung


energi spesifik untuk debit satuan tertentu.

Kembali ke persamaan (7-3) terlihat bahwa jika harga q naik, maka harga
E akan meningkat untuk harga h tertentu. Dengan kata lain, jika kita
menggambar garis sejajar dengan sumbu-X untuk sembarang harga h,
maka kurva E-h untuk q1 akan berpotongan di sebelah kiri perpotongan q

Buku Ajar Hidraulika 157


jika q1 < q. Sebaliknya perpotongan dengan q2 akan berada di sebelah
kanan perpotongan q jika q2 > q. Untuk jelasnya lihat Gambar 7-2.
Sekarang kita perhatikan saluran atau sungai dengan bentuk potongan
melintang sembarang, persamaan (7-1) menjadi persamaan (7-5) dimana
2 2 2
V = Q /A :

Q2
Eh (
2
2gA
Error! No text of specified style in document.-139 )
untuk memudahkan penurunan rumus, kita asumsikan bahwa distribusi
tekanan adalah hidrostatis, dan kecepatan aliran adalah seragam,
sehingga energi spesifik menjadi:

 Q2 
E  h    (
 2gA 
2
 
Error! No text of specified style in document.-140 )

v2
h
2g

v 2c q1 < q < q2
hc 2g q2
q
q1

45o
X

Gambar Error! No text of specified style in document.-29. Kurva energi


spesifik untuk debit satuan yang berbeda.

Buku Ajar Hidraulika 158


dE
Energi, E, minimum terjadi jika  0. Sehingga dengan
dh
mendeferensialkan persamaan (7-6) terhadap h akan diperoleh:

dE  Q 2  dA
1   (
dh   3
 2g  A dh
Error! No text of specified style in document.-141 )
karena dA/dh = T, maka persamaan (7-7) dapat ditulis kembali menjadi:

dE  Q 2  2T 
1    
dh  2g  A 3 
 
atau

 Q2T 
1   0 (
 gA 3 
 
Error! No text of specified style in document.-142 )

 V2  D
  (
 2g   2
 
Error! No text of specified style in document.-143 )
dimana : E = total energi, m
A = luas tampang melintang, m2
T = lebar atas saluran, m
D = kedalaman hidraulik, m.

Persamaan (7-9) menunjukkan bahwa tinggi energi adalah setengah dari


kedalaman hidraulik. Dari persamaan (7-9) dapat diturunkan persamaan
bilangan Froude, Fr sebagai:

V
Fr  ( Error!
gD
No text of specified style in document.-144 )

Buku Ajar Hidraulika 159


B. Kedalaman Kritis
Sebagaimana dibahas sebelumnya, kedalaman di mana energi
spesifiknya minimum disebut kedalaman kritis, dan alirannya dinamakan
aliran kritis. Aliran kritis mempunyai beberapa sifat-sifat yang spesifik.
Dalam bagian ini akan dibahas sifat-sifat tersebut dan aplikasinya dalam
bidang teknik sipil.
Sifat-sifat aliran kritis
Pertama akan kita tinjau saluran dengan potongan melintang yang paling
sederhana, yaitu berbentuk persegi, kemudian dikembangkan ke bentuk
umum.

Saluran berbentuk persegi


Energi spesifik. Sebagaimana diuraikan didepan, bahwa untuk saluran
persegi dengan distribusi tekanan hidrostatis dan kecepatan seragam
adalah:

q2 ( Error!
Eh 
2
2gh
No text of specified style in document.-145 )
Secara matematis diketahui bahwa dE/hy = 0 harga E akan maksimum
atau minimum. Sehingga, dengan mendeferensialkan persamaan (7-11)
kita peroleh:

dE q2 ( Error!
 1 0
dh gh 3
No text of specified style in document.-146 )
Berdasarkan definisi sebelumnya, kedalaman dimana E minimum
dinamakan kedalaman kritis, hc. Dari persamaan (7-12) dapat diturunkan
persamaan untuk menghitung kedalaman kritis sebagai berikut:

Buku Ajar Hidraulika 160


q2 ( Error!
hc  3
g
No text of specified style in document.-147 )
Jika dE/dh = 0 harga E kemungkinan maksimum atau minimum. Dalam
2 2
hal E minimum, nilai d E/dh positif pada kedalaman tersebut. Dengan
mendeferensialkan persamaan (7-12) terhadap h untuk h = hc didapat:

d2E 3q2 ( Error!



dh 2 gh 4
No text of specified style in document.-148 )
Dengan mensubstitusikan persamaan (7-13) kedalam persamaan (7-14)
diperoleh:

d2E 3 ( Error!
2

dh hc
No text of specified style in document.-149 )
Komponen sebelah kanan dari persamaan (7-15) selalu bernilai positif.
Sehingga, E minimum pada h = hc.
Persamaan (7-13) dapat ditulis dalam bentuk lain sebagai:

q2  gh3c ( Error!
No text of specified style in document.-150 )
Dengan menamakan Vc untuk kecepatan pada aliran kritis, persamaan
(7-16) dapat ditulis sebagai:

Vc2 1 ( Error!
 hc
2g 2
No text of specified style in document.-151 )
Sehingga, dapat dikatakan bahwa tinggi kecepatan pada aliran kritis
sama dengan setengah kedalaman kritis. Dengan mensubstitusikan
persamaan (7-17) ke dalam persamaan (7-11) diperoleh:

Buku Ajar Hidraulika 161


1 2
E min  hc  hc atau hc  Emin (
2 3
Error! No text of specified style in document.-152 )
Artinya, kedalaman kritis sama dengan dua per tiga energi spesifik
minimum.
Persamaan (7-17) dapat juga ditulis dalam bentuk:

Vc2
1
ghc

atau bilangan Froude adalah:

Vc ( Error!
Fr  1
gy c
No text of specified style in document.-153 )
Persamaan ini menunjukkan bahwa bilangan Froude, Fr = 1, untuk aliran
kritis.
Debit spesifik. Untuk menentukan variasi debit spesifik q dengan h untuk
harga E tertentu, mari kita tulis kembali persamaan (7-3) dalam bentuk:

q2  2gEh2  2gh3 ( Error!


No text of specified style in document.-154 )
Debit satuan. Dari persamaan (7-20) tampak jelas bahwa q = 0 jika h =
0, dan juga jika h = E. Sehingga kita punya dua titik pada kurva q-h untuk
E tertentu. Untuk mengetahui bentuk kurva ini, marilah kita tentukan
lokasi maksimum dan minimum kurva ini dan nilai q pada titik-titik ini.
Harga q akan maksimum atau minimum jika dq/dh = 0. Sehingga, dengan
mendeferensialkan persamaan (7-20) terhadap h kita peroleh:

dq
2q  4gEh  6gh2
dh
atau

Buku Ajar Hidraulika 162


dq
q  gh2E  3h ( Error!
dh
No text of specified style in document.-155 )
Karena dq/dh = 0, maka persamaan (7-21) dapat disederhanakan
menjadi:
h 2 E  3h   0 ( Error!
No text of specified style in document.-156 )
2
Persamaan (7-22) mempunyai dua akar; h = 0 dan h = /3E. Telah kita
tunjukkan bahwa q = 0 untuk h = 0. Sehingga, tidak ada informasi lain
yang didapat dari akar pertama ini. Akar kedua merupakan kedalaman
kritis (pers. 7-18). Untuk mengetahui apakah aliran maksimum atau
2 2
minimum pada kedalaman ini, kita harus menentukan tanda d q/dh .
Dengan mendeferensialkan persamaan (7-21) terhadap h, kita peroleh:
2
d2q  dq  ( Error!
q 2     2gE  6gh
dh  dh 
No text of specified style in document.-157 )
2
Substitusikan dq/dh = 0 dan h = /3 E kedalam persamaan (12-23),
menghasilkan:

d2 q 2gE ( Error!
2

dh q
No text of specified style in document.-158 )
Dari persamaan (7-24) tampak jelas bahwa turunan kedua dari q
terhadap h selalu negatif. Sehingga, untuk harga E tertentu, debit
satuan, q, maksimum pada kedalaman kritis, hc. Ekspresi besarnya debit
2
maksimum dapat diperoleh dengan mensubstitusikan h = /3 E kedalam
persamaan (7-20), sehingga didapat:
2 3
2 2  2 
q  2gE E   2g E 
3  3 
atau

Buku Ajar Hidraulika 163


2 8
qmaks  gE 3 ( Error!
27
No text of specified style in document.-159 )
Tipikal kurve q-h untuk harga E tertentu disajikan dalam Gambar 7-3.
Pada gambar yang sama juga diperlihatkan dua kurve q-h untuk harga
energi spesifik yang berbeda sehingga E1 < E < E2.
h
E2

E1
E2
E
E1 2/3 E2
2
2/3 E1
q

Gambar Error! No text of specified style in document.-30. Variasi debit


satuan

Saluran berbentuk nonpersegi (sembarang)


Sekarang kita kembangkan aliran kritis pada saluran dengan penampang
melintang prismatik reguler nonpersegi, misalnya trapesium, segitiga,
lingkaran, parabola, dan bentuk sembarang. Saluran kita katakan
berpenampang reguler jika lebar permukaan air, T, merupakan fungsi h
menerus, dan saluran tidak mempunyai bantaran.
Energi spesifik. Untuk menyederhanakan penurunan, kita asumsikan
bahwa distribusi tekanan adalah hidrostatis dan kecepatan seragam.
Sehingga energi spesifiknya adalah:
Q2 ( Error!
Eh
2gA 2
No text of specified style in document.-160 )

Buku Ajar Hidraulika 164


Untuk energi, E, minimum terjadi jika dE
 0 . Sehingga dengan
dh
mendeferensialkan persamaan (7-26) terhadap h akan diperoleh:

dE  Q 2  dA
 1    3 0 ( Error!
dh  2g  A dh
No text of specified style in document.-161 )
karena dA/dh = T, maka persamaan (7-27) dapat ditulis kembali menjadi:

Q 2T
1 0
gA 3

atau

Q2 A 3 ( Error!

g B
No text of specified style in document.-162 )
mengingat

A3
 f (h)
B
Maka kita dapat membuat kurva hubungan antara A3/B - h seperti
ditunjukkan dalam Gambar 7-4. Untuk debit, Q, tertentu dapat kita hitung
2
pula Q /g. Sehingga secara grafis, kedalaman kritis, hcr, dapat diketahui
2
dengan menarik garis vertikal sejajar sumbu h pada sumbu X = Q /g
3
sampai memotong kurva pada kurva A /B – h, kemudian ditarik ke kiri
sejajar sumbu X sampai memotong sumbu h. Gambar 7-4 alur penarikan
garis ini diperlihatkan dengan garis putus-putus.

h
A3
h
B
hcr

Buku Ajar Hidraulika 165

Q 2 A3
,
g B
Q2/g
Gambar Error! No text of specified style in document.-31. Hubungan
2 3
antara Q /g, A /B dan kedalaman air h

Contoh 7-1 :

Saluran berbentuk pesegi panjang dengan lebar dasar 25 m dan


kemiringan dasar 1:850, mengalirkan debit sebesar 125,0 m3/dt.
Koefisien kekasaran Manning n = 0,025.
a. Hitung kedalaman normal dan kedalaman kritis.
b. Hitung kemiringan dasar kritis.
c. Hitung tinggi ambang supaya terjadi aliran kritis.
d. Hitung lebar saluran supaya terjadi aliran kritis.

Penyelesaian:
Cara 1: dianggap saluran sangat lebar
S = 0,00118
n = 0,025
Q = 125 m3/dt
B = 25 m
3
q = 5 m /s/m
3
 qn  5
a. h N   1 
 hN = 2,17 m
S 
2

Buku Ajar Hidraulika 166


q2
b. h cr  3  hcr = 1,37 m
g
q 5
Vcr   Vcr  = 3,66 m/s
h cr 1,37

2
 nV 
S cr   2   Scr = 0,0055
 h cr3 

q2
c. E s  h  = 2,44 m
2gh 2
Esmin = 1,5 hcr = 2,05 m

Tinggi ambang, ∆Z = 2,44-2,05 = 0,39 m

1
2 2
Q 
d. B cr   3 
= 23,64 m.
gh
 cr 

Cara 2: dianggap saluran persegi


2
  1
1  bh  3
a. Q  bh    S 2 , dengan trial and error diperoleh h = 1,67
 n  b  2h  
 
m (kedalaman normal)

q2
b. h cr  3  hcr = 1,37 m
g

Buku Ajar Hidraulika 167


Q 125
Vcr   Vcr  = 3,66 m/s
A cr 25 x1,37

2
 nV 
S cr   2cr 
 R cr3 
25 x1,37
R cr  = 1,235 m  Scr = 0,00595
25  2 x1,37

Q2 125^2
c. E s  h  = 1,67  = 2,13 m
2gA 2 2x9,81x(25 x1,67)2
Esmin = 1,5 hcr = 1,5 x 1,37 = 2,05 m

Tinggi ambang, ∆Z = 2,13-2,05 = 0,08 m

1
2
Q  2

d. B cr   3 
= 23,64 m.
gh
 cr 

4.2.2 Latihan

Latihan 7-1
Saluran berbentuk persegi panjang dibangun pada lahan dengan
3
kemiringan 0,005 untuk mengalirkan debit sebesar 25 m /dt. Tentukan
lebar saluran jika aliran dalam kondisi aliran kritis. Kekasaran Manning n
= 0,02.

Penyelesaian:

Buku Ajar Hidraulika 168


Lebar dasar saluran B

Q 25
Sehingga q 
B B
Kedalaman kritis untuk penampang saluran persegi dinyatakan dalam
pers. (7-13):

q2 252 3,99
hc  3 = hc  3 2 = 2
g B x 9,81 B3
Dengan menggunakan persamaan Manning, diperoleh:

1 2 1

V x R 3 x S 2 atau
n
2

25 1  Bhc  1
3

   0,005 2
Bhc 0,02  B  2hc 
substitusikan harga hc dalam bentuk B, diperoleh:
2

 3,99  3
1  B 2 
25

0,005 2  B 3
 atau
3,99 0,02  3,99 
B 2  B  2 2 
B3  B3 

  3

 1 1 
25

0,005  3,99 B 3 
2

0,02  7,98 
1
3,99 B 3
 B  2 
 B 
3

Buku Ajar Hidraulika 169


Diselesaikan dengan cara coba-coba (trial and error), diperoleh: B =
12,10 meter.

3,99
hc  2
= 0,76 meter.
12,10 3

Latihan 7-2
Aliran seragam subkritis mempunyai kedalaman 5 m mengalir pada
saluran persegi dengan lebar 10 m. Angka kekasaran Manning, n = 0,015
dan kemiringan dasar saluran 1/1000.
a). Hitung peninggian dasar saluran supaya terjadi aliran kritis?
b). Hitung lebar maksimum supaya terjadi aliran kritis?

Penyelesiaan:
Hitung debit yang mengalir

1 23 12
Q Ax R S
n
2
A = 10 x 5 = 50 m
2
P = 2 x 5 + 10 = 20 m
R = 50/20 = 2,5 m
2 1
1 3
Q = 50 x x 2,5 x 0,001 2 = 194 m3/dt.
0,015
Hitung energi spesifik

Q2 194 2
Es  h o  , Es  5  = 5,77 m.
2 2
2gA 2 x 9,81 x 50
Emin = 3/2 hcr

Buku Ajar Hidraulika 170


2
 194 
2  
q  10 
hc  3 = = 3,37 m
g 9,81
Emin = 1,5 x 3,37 = 5,06 m.
Peninggian dasar saluran :
Z = Es - Emin = 5,77 – 5,06 = 0,71 m.

V2/2g=0,77 m
Emin=3,37 m
Es = 5,77 m

Z=0,71 m

Gambar Error! No text of specified style in document.-32.


Pembentukan aliran kritis dengan peninggian dasar saluran

Diasumsikan tidak ada kehilangan energi sepanjang segmen saluran


yang ditinjau, dengan demikian tidak terjadi perubahan tinggi energi,
Emin = E.
hcr = 2/3 Emin
= 2/3 x 5,77 = 3,85 m.
2
Q
 
q2 atau h 3   B 
h cr  3 cr
g g

2 1942
B  , B = 8,20 m.
3
3,85 x 9,81

Buku Ajar Hidraulika 171

10 m 8,2 m
Gambar Error! No text of specified style in document.-33.
Pembentukan aliran kritis dengan penyempitan lebar saluran

Latihan 7-3
3
Debit sebesar 500 m /dt mengalir pada sungai dengan penampang
berbentuk persegi panjang dengan lebar 40 meter dan kedalaman 4
meter. Selidiki aliran yang terjadi apakah sub kritis, kritis, atau super kritis
jika angka kekasaran Manning n = 0,017.
a). Hitung kedalaman kritis?

Buku Ajar Hidraulika 172


b). Hitung kelandaian untuk kedalaman normal 4 meter sehingga
alirannya seragam?

Penyelesaian:
a). Kedalaman kritis:

Q 500 2
q , q = 12,5 m /dt.
B 40

12,52
h cr 3 = 2,52 m.
9,81
Karena kedalaman air (4 meter) lebih besar daripada kedalaman air
kritis (2,52 m), maka alirannya adalah aliran subkritis.
Kedalaman kritis:

q2
hc  3 
 g 10
 3 h c3 Sc gn 2
q  Vh c  h c  atau Scr 
2 1
2 1 n g
1 3 2 h c3
V  h c Sc
n 

9,81 x 0,017 2
S = = 0,00208.
1
2,52 3

Kelandaian normal

Q2n 2
S = 500 2 x 0,017 2 = 0,00057.
4
2 3 4
A R 40 x 4
40 x 42 x 3

 40  2x 4 

Buku Ajar Hidraulika 173


Latihan 7- 4
Debit sebesar 28 m3/dt mengalir pada saluran dari pasangan berbentuk
trapesium dengan lebar dasar 3 meter, kemiringan dinding saluran m =
2, angka kekasaran Manning, n = 0,022.
a). Hitung kedalaman kritis?
Hitung kelandaian dasar kritis?.

Penyelesaian:
Persamaan (7-28) dapat ditulis dalam bentuk:

Q 2B Q 2 x b  2mh c  =1
 1 atau 3
gA 3 g x b  mh c h c 
dengan memasukkan harga-harga yang diketahui diperoleh:

282 x 3  2 x 2 x h c 
1
9,81 x 3  2h c h cr 3
dengan cara coba salah (trial and error) diperoleh harga kedalaman kritis,
hc = 1,5 m.
Kelandaian kritis dapat dihitung dari kecepatan kritis:

Q 1 2 12 atau
 R 3 Scr
Acr n

2
 Q  2 2
   28 
A  n   0,022 2
Scr   cr  =  3  2 x1,5 1,5  = 0,0019
4
4
R3  3  2 x1,5 1,5  3
 
 3  2 x1,5x 50,5 
 
sehingga kemiringan kritis, Scr = 0,0019.

Buku Ajar Hidraulika 174


4.3 Penutup

4.3.1 Tes Formatif


1. Diketahui potongan melintang saluran seperti gambar dibawah.
Kekasaran Manning n = 0,025. Kemiringan dasar 0,0002.

20 m
.
Q=100 m3/dt

Gambar tes 7-1

a) Hitung lebar saluran supaya terjadi aliran kritis?


b) Hitung perubahan dasar saluran supaya terjadi aliran kritis?
c) Hitung kemiringan dasar saluran kritis untuk lebar saluran 20
meter?

2. Saluran segiempat dengan lebar 15 m, kemiringan dasar saluran


3
0,002, n = 0,030 mengalirkan air dengan debit 75 m /dt. Hitung
kedalaman normal dan kedalaman kritis aliran

3. Saluran trapezium dengan lebar dasar saluran 5 m, kemiringan


tebing 1:1 dan koefisien manning 0,03 mengalirkan debit sebesar 25
3
m /dt. Hitung kedalaman kritis dan kemiringan kritis aliran tersebut.

4. Saluran segiempat mempunyai lebar 10 m, kedalaman normal 2,5 m


3
mengalirkan debit 50 m /dt. Bila koefisien manning = 0,035 hitung :
a). kemiringan dasar saluran
b). kedalaman kritis
c). tipe aliran yang terjadi

5. Saluran trapezium dengan lebar dasar saluran 5 m, kedalaman air 2


m, kemiringan tebing 1:1, kemiringan dasar saluran 0,002 dan
koefisien manning = 0,025. Hitung debit aliran dan tentukan tipe
aliran.

Buku Ajar Hidraulika 175


4.3.2 Umpan Balik
Cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban test formatif yang ada
pada bahasan ini, hitunglah jawaban anda yang benar kemudian
gunakan rumus ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap
materi dalam bahasan ini.

Tingkat penguasaaan =
 jawabanyangbenar x100%
jumlahsoal
Arti tingkat penguasaaan yang anda capai adalah :
90 % - 100 % : baik sekali
80 % - 89 % : baik
70 % – 79 % : cukup
60 % - 69 % : kurang
0 % - 59 % : gagal

4.3.3 Tindak Lanjut


Jika anda mencapai tingkat penguasaan 80 % keatas, maka anda dapat
meneruskan dengan kegiatan belajar bahasan selanjutnya, tetapi jika
tingkat penguasaan anda belum mencapai 80 %, maka anda harus
mengulangi kegiatan belajar bahasan tersebut terutama pada bagian
yang anda belum kuasai. Untuk mencapai pemahaman tersebut anda
dapat menghubungi dosen pengampu di luar waktu kuliah.

4.3.4 Rangkuman
Energi spesifik adalah tinggi tenaga pada sembarang tampang diukur dari
dasar saluran, atau tenaga tiap satuan berat air pada sembarang
tampang diukur dari dasar saluran yang dapat ditulis sebagai berikut:

V2
E  h 
2g
Kedalaman di mana energi spesifiknya minimum disebut kedalaman
kritis, dan alirannya dinamakan aliran kritis. Aliran kritis mempunyai
beberapa sifat-sifat yang spesifik

Buku Ajar Hidraulika 176


4.3.5 Kunci Jawaban Tes Formatif
1. a). Lebar kritis Bcr = 6,4. b). Perubahan dasar saluran ΔZ = 2,291
m. c).kemirngan kritis Scr = 0,0065 m
2. Kedalaman normal = 2,3 m, kedalaman kritis = 1,366 m
3. Kedalaman kritis = 1,25 m, kemiringan kritis = 0,0104
-3
4. a). kemiringan dasar saluran = 2,48 x 10 , b). kedalaman kritis =
1,366 m, c). tipe aliran adalah sub kritis
3
5. Debit = 30,03 m /dt dan tipe aliran sub kritis

DAFTAR PUSTAKA
1. Chaudhry, MH. (1993). Open Channel Flow. Ch.1.
2. Modi,PN., dan Seth, SM. (1982). Hydraulics and Fluid Mechanics.
Ch.15.
3. Featherstone & Nalluri (1988). Civil Engineering Hydraulics. Ch.8.

SENARAI
1. Energi spesifik adalah tinggi tenaga pada sembarang tampang diukur
dari dasar saluran
2. Kedalaman kritis adalah kedalaman dimana energi spesifiknya
minimum.

III.5 ALIRAN BERUBAH LAMBAT LAUN

5.1 Pendahuluan

5.1.1 Deskripsi
Menjelaskan tentang karakteristik aliran berubah lambat laun, klasifikasi
aliran berubah lambat laun, bentuk profil muka air untuk berbagai
kemiringan dasar saluran dan perhitungan profil muka air dengan metode
tahapan langsung dan tahapan standard.

Buku Ajar Hidraulika 177

Anda mungkin juga menyukai