Anda di halaman 1dari 14

Kuliah 2.

Open Chennel
Distribusi Kecepatan
Kecepatan aliran dalam saluran biasanya sangat bervariasi dari satu titik ke titik lainnya. Hal ini disebabkan adanya
tegangan geser di dasar dan dinding saluran dan keberadaan permukaan bebas. Gambar 2,1 memperlihatkan tipikal
distribusi kecepatan pada beberapa tipe potongan melintang saluran.

Gambar 2.1 Distribusi kecepatan pada berbagai bentuk potongan melintang saluran (Chow, 1959 )

Kecepatan aliran mempunyai tiga komponen arah menurut koordinat kartesius. Namun, komponen arah vertikal
dan lateral biasanya kecil dan dapat diabaikan. Sehingga, hanya kecepatan aliran yang searah dengan arah aliran
yang diperhitungkan. Komponen kecepatan ini bervariasi terhadap kedalaman dari permukaan air. Tipikal variasi
kecepatan terhadap kedalaman air diperlihatkan dalam Gambar 2.2.

Hidrolika 1
Gambar 2.2 Pola distribusi kecepatan sebagai fungsi kedalaman.

Tegangan Geser dan Distribusi Kecepatan


Tegangan geser  adalah tegangan internal fluida yang melawan deformasi/perubahan bentuk.
Tegangan geser ada hanya pada fluida yang bergerak. Tegangan ini merupakan tegangan tangensial,
berbeda dengan tekanan yang merupakan tegangan normal.

Hidrolika 2
Aliran kritis
Energi Spesifik
Yang dimaksud dengan energi spesifik adalah tinggi tenaga pada sembarang tampang diukur dari dasar saluran, atau tenaga
tiap satuan berat air pada sembarang tampang diukur dari dasar saluran. Jadi yang dimaksud dengan energi spesifik secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut:

Dimana
E = Energi spesifik
h = Tinggi muka air dari dasar saluran
= koefisien Coriolis = 1 s/d 1,1
V = kecepatan aliran
g = Grafitasi Bumi
Untuk saluran berbetuk persegi dengan kecepatan seragam, yakni harga  = 1. Jika lebar saluran adalah B dan debit
saluran Q, sehingga debit per satuan lebar saluran atau disebut debit satuan adalah q = Q/B, dan V = q/h.

q2 2
E  h h 2  q
Untuk debit satuan spesifik tertentu, q,
Eh atau
2gh 2 2g Eh2 – h3 = konstan ……1-1

Persamaan (1-1) adalah berderajad tiga dari h terhadap E. Persamaan ini mungkin mempunyai tiga akar yang berbeda.
Satu diantaranya selalu negatif. Namun dalam hal ini secara fisik kedalaman negatif tidak mungkin terjadi, sehingga
hanya mempunyai dua nilai h untuk harga E tertentu.

Hidrolika 3
h

Garis E = h h

Kurva E-h

h1 h
1

q1 < q < q2
h1
h cr C hc q2
h2
2 q
45o h2
E q1
Emin h3
45o
3
X

Gambar 1-1 menunjukan hubungan antara kedalaman Gambar 1-2. Lengkung energi spesifik untuk
aliran (h) dan Energi spesifik ( E) debit satuan yang berbeda

Pada kondisi khusus, dimungkinkan h1 = h2, yaitu pada titik C Gambar 1-1. Kedalaman pada titik ini dinamakan
kedalaman kritis, hc, dan alirannya dinamakan aliran kritis.
Bila h > hc maka V < Vc → aliran subkritis Untuk saluran berpenampang persegi
Bila h < hc maka V > Vc → aliran superkritis
q2 Dimana :
hc  3 hc = Kedalaman kritis
Bila Q berubah maka energy spesifiknya berubah g
q = Debit satuan
g = Grafitasi

q2 1 2
Maka dari persamaan Eh
2
E min  h c  hc atau h c  E min
2gh 2 3

Hidrolika 4
Kedalaman hidrolis
Kedalaman hidrolis dari suatu penampang aliran adalah luas penampang dibagi lebar permukaan dan oleh
karenanya mempunyai satuan panjang

Dimana :
D = Kedalaman hidrolis (m)
A = Luas penampang saluran (m²)
T = Lebar permukaan saluran (m)

Untuk penampang persegi kedalaman hidrolis (D) sama dengan kedalaman air (h)
Maka bilangan Froude dapat ditulis :

V
Fr  Dimana :
gD Fr = Bilangan froude
V = Kecepatan aliran(m/det)
G = Grafitasi (m/det²)
D = Kedalaman hidrolis (m)
L = Panjang karakteristik

Hidrolika 5
Fenomena Air Terjun/ Gejala lokal

Perubahan kedalam air yang berlangsung cepat dari kedalaman air besar ke kedalaman air kecil akan menghasilkan penurunan
muka air yang besar.
Kondisi di atas terjadi pada perubahan kemiringan saluran secara tiba – tiba biasa dikenal dengan gejala lokal, misalnya pada
terjunan
Pada daerah transisi, terjadi lengkung muka air yang menghubungkan dalam air sebelum dan pada terjunan.
Titik balik pada lenkung muka air merupakan perkiraan letak kedalaman kritis dengan energy spesifik minimum

Bangunan Terjun

Hidrolika 6
Fenomena loncatan air/gejala lokal
Apabila perubahan dalam air secara cepat terjadi dari kedalaman air kecil (superkritis) ke kedalaman air yang lebih besar (sub
kritis), akan menghasilkan kenaikan dalam air secara tiba – tiba , disebut loncatan air
Peristiwa ini dapat terjadi pada saluran irigasi dengan pintu pengatur,pada kaki pelimpah atau pada peralihan saluran terjal dan
landai.
Kedalaman air sebelum lonca air selalu lebih kecil daripada dalam air setelah loncat air.
Dalam air sebelum loncat air disebut sebagai kedalaman awal y1 dan kedalaman setelah loncat air disebut kedalaman akhir y2.

Pada loncat air akan terjadi kehilangan energy sebesar ∆E seperti gambar berikut :

Loncatan air pada Chute spillway

Hidrolika 7
Untuk penampang persegi, jika y1 adalah kedalaman sebelum loncatan dan y2 adalah kedalaman
setelah loncatan, maka :

( ² ) Fr adalah bilangan Froude

Dan kehilahan energy (Δ E) pada loncatan (hydraulic jump) dapat dihitung dengan persamaan :

Untuk mendapatkan panjang loncatan air L, tidak ada rumus teoritis yang dapat digunakan untuk menghitungnya,
panjang loncata air L dapat ditentukan dengan percobaan dilaboratorium. Untuk saluran segiempat, panjang loncatan air
diambil antara 5 dan 7 kali tinggi loncatan.

L = 5~ 7(y2 – y1 )

Dalam praktek, panjang loncatan air ini digunakan untuk menetukan panjang perlindungan saluran dimana loncatan air
terjadi

Hidrolika 8
Contoh 1.

Saluran berbentuk persegi panjang dibangun pada lahan dengan kemiringan 0,005 untuk mengalirkan debit sebesar 25 m3/det.
Tentukan lebar saluran jika aliran dalam kondisi aliran kritis. Kekasaran Manning n = 0,02.

Penyelesaian:
Lebar dasar saluran B
Q 25
Sehingga q 
B B
Kedalaman kritis untuk penampang saluran persegi dinyatakan dalam pers.
q2 252 3,99
= hc  3 = ch  3 = 2
g B2 x 9,81 B3

Dengan menggunakan persamaan Manning, diperoleh:


2
1 2 1
1  Bh c  3
 0,005  2
25 1
V xR3 x S2  
Bh c 0,02  B  2h c 
atau
n

substitusikan harga hc dalam bentuk B, diperoleh:


2 2
 3,99  3  3
 B 2   1 
0,005 2
1
25  B3  25 0,005 2
1
 3,99 B 3 
   atau   
3,99 0,02  B  2 3,99  1
B 3,99 B 3
0,02  B  7,98 
2  2 
 2 
B3  B3   B3 
3,99
Diselesaikan dengan cara coba-coba (trial and error), diperoleh: B = 12,10 meter. hc  2 = 0,76 meter.
12,10 3

Hidrolika 9
Contoh 2.
Aliran seragam subkritis mempunyai kedalaman 5 m mengalir pada saluran persegi dengan lebar 10 m. Angka kekasaran Manning, n =
0,015 dan kemiringan dasar saluran 1/1000.
a). Hitung peninggian dasar saluran supaya terjadi aliran kritis?
b). Hitung lebar maksimum supaya terjadi aliran kritis?

Penyelesiaan:
a) Hitung debit yang mengalir
2 1
1 23 12 1 = 194 m3/dtk.
Q  Ax R S A = 10 x 5 = 50 m2 Q = 50 x x 2,5 3 x 0,001 2
n 0,015
P = 2 x 5 + 10 = 20 m2
R = 50/20 = 2,5 m

Hitung energi spesifik


q2 Q2 194 2
Eh E  ho  E  5 = 5,77 m .
2gh 2 2gA2 2 x 9,81 x 50 2

Emin = 3/2 hcr


2
q2  194  2
hc  3 =  10  = 3,37 m hc  E min Emin = 1,5 x 3,37 = 5,06 m.
g 3
9,81 Peninggian dasar saluran :
Z = Es - Emin = 5,77 – 5,06 = 0,71 m.

Gambar . Pembentukan aliran kritis dengan peninggian dasar saluran


Hidrolika 10
b) Diasumsikan tidak ada kehilangan energi sepanjang segmen saluran yang ditinjau, dengan demikian tidak terjadi perubahan
tinggi energi, Emin = E.
hcr = 2/3 Emin = 2/3 x 5,77 = 3,85 m.
2
Q
2  
q B
h cr  3 atau h 3cr 
g g

194 2
B2  B = 8,20 m.
3
3,85 x 9,81

Gambar. Pembentukan aliran kritis dengan penyempitan lebar saluran

Hidrolika 11
Contoh 3.
Debit sebesar 500 m3/dtk mengalir pada sungai dengan penampang berbentuk persegi panjang dengan lebar 40 meter dan
kedalaman 4 meter. Selidiki aliran yang terjadi apakah sub kritis, kritis, atau super kritis jika angka kekasaran Manning n =
0,017.
a) Hitung kedalaman kritis?
b) Hitung kelandaian untuk kedalaman normal 4 meter sehingga alirannya seragam?

Penyelesaian:
a) Kedalaman kritis:

Q 500
q , q = 12,5 m2/detik.
B 40

12,52
h cr  3 = 2,52 m
9,81
Karena kedalaman air (4 meter) lebih besar daripada kedalaman air kritis (2,52 m), maka alirannya adalah aliran subkritis.

Kedalaman kritis:

q2 
hc  3 
g  10
 h 3S gn 2 9,81 x 0,017 2
q  Vh c  h 3c  c c atau Scr  1
S = 1 = 0,00208.
2 1 n 2g h3 2,52 3
1
V  h c3 Sc2 
c
n 

Hidrolika 12
b) Kelandaian normal, h = 4 m

1 23 12 Q2n 2 500 2 x 0,017 2


Q  Ax R S S 4 = 4 = 0,00057.
40 x 42 x 40 x 4  3
n A 2R 3 
  2x 4 
40

Hidrolika 13
Latihan soal Tugas 2

1. Saluran segi empat dengan lebar 5 m mengalirkan debit 20 m3/det. Pada kedalaman normal 2 m. Koefisien Manning n =
0.025. Tentukan kemiringan dasar saluran, kedalaman kritis, angka Froude dan tipe aliran.

2. Saluran segiempat dengan lebar 3 m mengalirkan debit 15 m3/det., kemiringan dasar saluran 0.004 dan koefisen
Manning 0.01. Pada suatu titik di saluran dimna aliran mencapai kedalaman normal, terjadi loncatan air.
a. tentukan tipe aliran, b. kedalaman aliran setelah loncatan, c. panjang loncatan dan d. kehilangan tenaga pada loncatan
air.

3. Saluran segiempat dengan lebar 10 m kemiringan dasar saluran 0.001 dan koefisien Manning 0.005 mengalirkan debit 50
m3/det. Tentukan kedalaman normal dan kedalaman kritis aliran.

Hidrolika 14

Anda mungkin juga menyukai