Anda di halaman 1dari 7

TUGAS HIDROLOGI TERAPAN

BANGUNAN AIR/BANGUNAN PENGUKUR DEBIT

Disusun Oleh:
Sekar Kartika
(4521041001)

JURUSAN SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BOSOWA

2022
Alat Ukur Romijn
Pintu Romijn adalah alat ukur ambang lebar yang bisa digerakkan untuk
mengatur dan mengukur debit di dalam jaringan saluran irigasi. Supaya dapat
bergerak, mercunya dibuat dari plat baja dan dipasang di atas pintu sorong.

a. Tipe-tipe Alat Ukur Romijn :


1. Bentuk mercu datar dan lingkaran gabungan untuk peralihan
penyempitan hulu
2. Bentuk mercu miring ke atas 1 : 2 5 dan lingkaran tunggal sebagai
peralihan penyempitan
3. Bentuk mercu datar dan lingkaran tunggal sebagai peralihan
penyempitan
 Mercu horisontal dan lingkaran gabungan:
Dipandang dari segi hidrolis, ini merupakan perencanaan yang baik. Tetapi
pembuatan kedua lingkaran gabungan sulit, padahal tanpa lingkaran-
lingkaran itu pengarahan air di atas mercu pintu bisa saja dilakukan tanpa
pemisahan aliran.

Perencanaan Mercu Alat Ukur Romijn


 Mercu dengan kemiringan 1 : 25 dan lingkaran tunggal:
Vlugter (1941) menganjurkan penggunaan pintu Romijn dengan
kemiringan mercu 1 : 25. Hasil penyelidikan model hidrolis di
laboratorium yang mendasari rekomendasinya itu tidak bisa direproduksi
lagi (Bos 1976). Tetapi dalam program riset terakhir mengenai mercu
berkemiringan 1 : 25, kekurangan-kekurangan mercu ini menjadi jelas:
a) Bagian pengontrol tidak berada di atas mercu, melainkan di atas tepi
tajam hilirnya, di mana garis-garis aliran benar-benar melengkung.
b) Kerusakan terhadap tepi ini menimbulkan perubahan pada debit alat
ukur. Karena garis-garis aliran ini, batas moduler menjadi 0,25: bukan
0,67 seperti anggapan umumnya. Pada aliran tenggelam H2/H1 = 0,67,
pengurangan dalam aliran berkisar dari 3% untuk aliran rendah sampai
10% untuk aliran tinggi (rencana).
Karena mercu berkemiringan 1 : 25 juga lebih rumit pembuatannya
dibandingkan dengan mercu datar, maka penggunaan mercu dengan
kemiringan ini tidak dianjurkan.
 Mercu horizontal dan lingkaran tunggal:
Ini adalah kombinasi yang bagus antara dimensi hidrolis yang benar
dengan perencanaan konstruksi. Jika dilaksanakan pintu Romijn, maka
sangat dianjurkan untuk menggunakan bentuk mercu ini.

b. Perencanaan Hidrolis
Dari segi hidrolis, pintu Romijn dengan mercu horisontal dan peralihan
penyempitan lingkaran tunggal adalah serupa dengan alat ukur ambang
lebar :

𝟐 𝟐
Q = CdCv √ 𝒈 bch11.5
𝟑 𝟑

Dimana :
Q = debit, m3/dt
Cd = koefisian debit
Cv = koefisien kecepatan sedang
g = percepatan gravitasi, m/det2 (~9.8)
bc = lebar meja, m
h1 = tinggi energi hulu di atas meja, m
Cd = 0.93 + 0.10 H1/L
Sketsa isometris Alat Ukur Romijn
Dengan
𝒉𝟏 + 𝒙 𝟐
𝟏
H1 =
𝟐𝒈

Dimana :
H1 = tinggi energi diatas meja, m
v1 = kecepatan dihulu alat ukur, m/det
Dimensi alat ukur Romijn dengan pintu bawah
Koefisien kecepatan datang Cv dipakai untuk mengoreksi penggunaan h1
dan bukan H1 didalam persamaan tinggi energi-debit.

c. Dimensi Dan Tabel Debit Standar


Lebar standar untuk alat ukur Romijn adalah 0.50; 0.75; 1.00; 1.25; dan
1.50 m. Untuk harga-harga standar ini semua pintu, kecuali satu tipe,
mempunyai panjang standar mercu 0.50 untuk mercu horisontal dan jari-
jari 0.10 untuk meja berujung bulat. Satu pintu lagi ditambahkan agar
sesuai dengan bangunan sadap tersier yang debitnya kurang dari 160 l/dt.
Lebar pintu ini 0.50 m, tapi mercu horisontalnya 0.33 m dan jari-jari 0.07
m untuk ujung meja. Kehilangan tinggi energi AH yang diperlukan di atas
alat ukur yang bisa digerakkan. Harga-harga ini dapat dipakai bila alat ukur
mempunyai saluran hilir segi empat dengan potongan pendek. Jika dipakai
saluran hilir yang lebih lebar, maka kehilangan tinggi energi sebaiknya
diambil 0,4 Hmaks.
Harga-harga besaran debit yang dianjurkan untuk standar alat ukur Romijn
diberikan pada Tabel berikut ini.

Lebar, m H1 maks, m Besaran debit, m3/dt


0.50 0.33 0.000 – 0.160
0.50 0.50 0.030 – 0.300
0.75 0.50 0.040 – 0.450
1.00 0.50 0.050 – 0.600
1.25 0.50 0.070 – 0.750
1.50 0.50 0.080 – 0.900

Tabel Besaran debit yang dianjurkan untuk alat ukur Romijn


Standar

d. Papan Duga
Untuk pengukuran debit secara sederhana, ada tiga papan duga yang harus
dipasang, yaitu :
 Papan duga muka air disaluran
 Skala sentimeter yang dipasang pada kerangka bangunan
 Skala liter yang ikut bergerak dengan meja pintu Romijn.
Skala sentimeter dan liter dipasang pada posisi sedemikian rupa sehingga
pada waktu bagian atas meja berada pada ketinggian yang sama dengan
muka air di saluran (dan oleh sebab itu debit di atas meja nol), titik nol
pada skala liter memberikan bacaan pada skala sentimeter yang sesuai
dengan bacaan muka air pada papan duga di saluran.

e. Karakteristik
a. Kalau alat ukur romijn di buat dengan mercu datar dan peralihan
penyempitan, tabel debitnya sudah ada dengan kesalahan kurang
dari 3%.
b. Dengan debit yang masuk dapat di ukur dan diatur dengan satu
bangunan.
c. Kehilangan tinggi energi yang diperlukan untuk aliran moduler
adalah di atas 33% dari tinggi energi hulu di ukur dari puncak mercu,
yang relatif kecil.
d. Karena alat ukur Romijn ini bisa disebut “berambang lebar”, maka
sudah ada teori hidrolika untuk merencanakan bangunan tersebut.
e. Alat ukur Romijn ini dengan pintu bawah bisa dieksploitasi oleh
orang yang tak berwenang, yaitu melewatkan air lebih benyak dari
yang diijinkan dengan cara mengangkat pintu bawah lebih tinggi
lagi.

f. Kelebihan Dan Kekurangan


 Kelebihan-kelebihan yang dimiliki alat ukur Romijn
a. Bangunan itu bisa mengukur dan mengatur sekaligus
b. Dapat membilas endapan sedimen halus
c. Kehilangan tinggi energi relatif kecil
d. Ketelitian baik
e. Eksploitasi mudah
 Kekurangan- kekurangan yang dimiliki alat ukur Romijn
a. Pembuatannya rumit dan mahal
b. Bangunan itu membutuhkan muka air yang tinggi disaluran
c. Biaya pemeliharaan bangunan itu relatif mahal
d. Bangunan itu dapat disalah gunakan dengan jalan membuka pintu
bawah
e. Bangunan itu peka terhadap fluktuasi muka air di saluran pengarah.

g. Penggunaan alat ukur Romijn


Alat ukur Romijn adalah bangunan pengukur dan pengatur serba bisa yang
dipakai di Indonesia sebagai bangunan sadap tersier. Untuk ini tipe standar
paling kecil (lebar 0,50 m) adalah yang paling cocok. Tetapi, alat ukur
Romijn dapat juga dipakai sebagai bangunan sadap sekunder. Eksploitasi
bangunan itu sederhana dan kebanyakan juru pintu telah terbiasa
dengannya. Bangunan ini dilengkapi dengan pintu bawah yang dapat
disalahgunakan jika pengawasan kurang.

Anda mungkin juga menyukai