MOCHAMMAD YUSUF
A141700012
Pengertian Supply Chain,
Manajemen Rantai Pasok, dan
Contoh Proses
Pemikiran pertama dari supply chain adalah bahwa secara praktikal setiap produk yang
sampai kepada end user merupakan kumpulan usaha dari berbagai organisasi. Organisasi-
organisasi inilah yang secara kolektif dianggap sebagai rantai pasok.
Pemikiran selanjutnya dari supply chain adalah bahwa rantai pasok telah eksis dalam
kurun waktu yang lama, namun sebagian organisasi hanya memusatkan perhatiannya ke
kepentingan mereka sendiri.
Tanpa pengelolaan yang memadai, maka tiap-tiap organisasi yang berperan dalam rantai pasok seringkali
bergerak tidak efektif.
Setiap organisasi yang masuk dalam rantai suplai akan berusaha untuk saling terhubung bersama-sama
dalam proses manajemen rantai suplai melalui aliran fisik dan aliran informasi.
Proses manajemen rantai pasok adalah semua proses yang terhubung oleh mata rantai
yang berada pada arus perpindahan barang.
Proses tersebut mencakup keseluruhan proses saat barang masih berupa bahan mentah,
kemudian diubah lagi menjadi produk setengah jadi lalu diproses lagi menjadi produk
akhir.
Arus informasi yang diperoleh dalam jaringan ini memungkinkan berbagai mata rantai
pasok saling berkoordinasi dalam mewujudkan rencana jangka panjangnya dan
mengontrol aliran barangnya.
Aliran Arus Finansial / Keuangan
Satu hal yang tak kalah penting tentu adalah persoalan keuangan. Aliran keuangan
meliputi informasi dan atau persyaratan kredit, jadwal pembayaran, tenggang waktu,
penetapan kepemilikan dan status pengiriman.
Mata rantai pertama dihubungkan dengan mata rantai kedua. Di sini dapat
berupa manufacturer , plants , assembler , fabricator atau bentuk lain.
Pada titik ini dilakukan pembuatan, pabrikasi, asembling, perakitan dan konversi
hingga finishing.
Sampai di tahap ini, dengan perencanaan yang baik, sebenarnya sudah terdapat potensi
untuk melakukan penghematan.
Target – target penghematan pada titik ini contohnya dalam
hal inventories untuk raw material, bahan setengah jadi, dan bahan jadi yang berada di
pihak suppliers, manufacturer, dan tempat transit.
Contoh Supply Chain / Mata rantai 1 – 2 – 3 – 4 : Suppliers, Manufacturer, Distributor, Retailer Outlets
Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang (warehouse) milik sendiri atau
dapat juga menyewa dari pihak lain.
Gudang ini digunakan untuk menumpuk barang sebelum didistribusikan lagi ke pihak
retailer. Transportasi hingga ke outlet para pengecer biasanya dilakukan menggunakan
jalur darat.
Pada titik ini kembali dapat kita lihat potensi-potensi untuk melakukan efisiensi. Dari
segi logistik, dapat memanfaatkan konsep backloading atau muatan balik dari truk yang
kosong saat perjalanan pulang.
Dari rak-raknya, para pengecer atau retailers ini menawarkan barangnya langsung kepada
para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang tersebut.
Yang termausk outlets adalah toko, warung, warung serba ada, swalayan, toko kelontong,
koperasi, mall, club stores, dan sebagainya di mana pembeli akhir melakukan pembelian.
Walaupun secara fisik dapat dikatakan bahwa ini merupakan mata rantai yang terakhir,
sebetulnya masih ada satu mata rantai lagi, yaitu dari pembeli (yang mendatangi retailer
outlet tadi) ke real customers atau real user, karena pembeli belum tentu pengguna
sesungguhnya.