Setiap organisasi yang masuk dalam rantai suplai akan berusaha untuk saling
terhubung bersama-sama dalam proses manajemen rantai suplai melalui aliran
fisik dan aliran informasi.
Contoh supply chain pada aliran arus perpindahan produk dapat dilihat melalui
ilustrasi berikut ini:
Aliran fisik yang ada dalam mata rantai yang pertama ini antara
lain bahan baku, material mentah, material tambahan ataupun
suku cadang.
Suppliers atau pemasok yang berada dalam rantai pertama saling
berhubungan dengan suppliers lainnya.
Pada mata rantai pertama ini saja jumlahnya bisa sangat banyak
tapi bisa juga hanya ada pemasok tunggal atau sedikit.
Contoh Supply Chain / Mata rantai 1 – 2 : Suppliers, Manufacturer
Rantai Pasok merupakan suatu ilmu yang cukup kompleks yang memiliki
kemampuan untuk beradaptasi dan berkembang sesuai dengan teknologi serta
kebutuhan dari konsumen.
Logistic Service Provider, yaitu pihak yang menyediakan jasa aktifitas logistik
yang dapat berbentuk 3PL (Third Party Logistics) hingga 4PL (Forth Party
Logistics) yang saat ini sedang berkembang dan marak di dalam aktifitas Rantai
Pasok.
Pada sistem rantai pasok yang canggih, produk-produk bekas pakai dapat masuk
kembali ke dalam untaian mata rantai apabila residu nya masih dapat didaur
ulang atau diguna ulang. Rantai pasokan juga menghubungkan nilai – nilai ( value)
sebuah produk.
Rantai pasokan dari IKEA melibatkan aliran produksi dan proses masing-
masing dari 3 sektor produksi diantaranya :
a). Sektor Primer
Contoh :
Produsen dalam sektor sekunder menciptakan produk IKEA dari bahan baku.
Sebagai produk bergerak melalui rantai pasokan, proses nilai tambah terjadi.
IKEA mendesain banyak produknya sehingga jumlah terkecil sumber daya
dapat membuat produk terbaik. Sebagai contoh, IKEA menghemat sumber
daya dengan menggunakan kaki berlubang di furniture (misalnya OGLA kursi
makan). Contoh lain adalah dengan menggunakan bahan pengisi sarang
lebah-kertas, bukan kayu solid untuk bagian dalam puncak tabel (Misalnya
seri LACK).
Strategi rantai pasokan yang digunakan oleh IKEA adalah Banyak Pemasok
(Manny Supplier ). Pemasok yang sudah bekerja sama dengan IKEA
merupakan pemasok yang sudah memenuhi kode etik IWAY. Contoh :
Baoshan Iron & Steel Co, Ltd (Baosteel Co, Ltd) adalah
konglomerat baja kelas dunia.
Batu baja Co Ltd (Produksi mur, baut, sekrup untuk semua
furnitur).
Sweedwood (Produksi semua furnitur yang berbasis kayu).
Paralel Ltd Sevlievo khusus dalam produksi busa poliuretan
(KOVAFOAM)
Setelah itu, terdapat industri kardus dan kertas yang diperlukan untuk membuat kemasan
(kardus) pada sepatu. Industri kardus dan kertas tersebut menyerahkan bahan baku mereka
berupa kardus dan kertas ke bagian pengepakan sepatu untuk selanjutnya di buat sebuah kardus
untuk mengepak sepatu yang sudah dibuat.
Setelah sepatu sudah selesai diuji di bagian pengujian sepatu, dan pengepakan sudah selesai
dilakukan oleh bagian pengepakan kardus, maka sepatu dan pack (kardus sepatu) dikirim ke
pabrik pengemasan sepatu untuk dikemas dan diberi label merk dan ukuran. Setelah selesai
sepatu yang sudah siap dijual disimpan di gudang sepatu. Gudang sepatu berfungsi untuk
menyimpan sepatu yang sudah siap jual.
Setelah itu sepatu yang sudah siap jual dikirim ke distributor sepatu untuk selanjutnya dikirim ke
toko sepatu, toko online shop, dan pasar internasional yang pada akhirnya sepatu tersebut
sampai ke tangan konsumen.
Global Supply Chain Statement Adidas mengenai Supply Chainnya, yaitu : “We have rules and
guidelines that support us in integrating sustainability into our supply chain”. Ini menunjukkan
bahwa dalam mengembangkan operasionalnya maka Adidas memiliki aturan serta batasan yang
menjadi patokan mereka. Adidas berinovasi pada rantai pasok melalui e-commerce. Langkah
awal yang dialakukan oleh Perusahaan adalah mengumpulkan orang IT yang akan
mengkoordinasi jalannya e-commerce tersebut. Melalui e-commerce tersebut dia berharap
Adidas dapat berkomunikasi langsung dengan customernya. Di samping itu e-commerce dapat
membantu proses marketing yaitu untuk memperkenalkan produk adidas pada pelanggan.
Dengan melakukan hubungan yang secara langsung dengan konsumen maka Adidas dapat
dengan mudah mengetahui jenis produk yang seperti apa yang konsumen butuhkan, dan setelah
itu barulah proses supply chain dilakukan.