Anda di halaman 1dari 21

Pengertian SCM

SCM (Supply Chain Management) adalah konsep atau mekanisme untuk meningkatkan produktivitas
total perusahaan dalam rantai suplai melalui optimalisasi waktu, lokasi dan aliran kuantitas bahan.
Supply chain Management dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aktifitas (dalam bentuk
entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang mulai dari bahan baku
paling awal dari alam sampai produk jadi pada konsumen akhir. Menyimak dari definisi ini, maka
suatu supply chain terdiri dari perusahaan yang mengangkat bahan baku dari bumi/alam, perusahaan
yang mentransformasikan bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau komponen, supplier bahan-
bahan pendukung produk, perusahaan perakitan, distributor, dan retailer yang menjual barang
tersebut ke konsumen akhir. Dengan definisi ini tidak jarang supply chain juga banyak diasosiasikan
dengan suatu jaringan value adding activities.
Keunggulan kompetitif dari SCM adalah bagaimana ia mampu me-manage aliran barang atau produk
dalam suatu rantai supply. Dengan kata lain, model SCM mengaplikasikan bagaimana suatu jaringan
kegiatan produksi dan distribusi dari suatu perusahaan dapat bekerja bersama-sama untuk memenuhi
tuntutan konsumen.

Logistik – Pengertian Supply Chain dan


SCM
Pengertian supply chain management – contoh supply chain management. Secara
umum, definisi Supply Chain adalah sebagai berikut:

Supply chain adalah sebuah sistem organisasi yang di dalamnya terdapat


peran-peran dan melakukan berbagai kegiatan,
meliputi informasi, dana dan sumber daya lainnya yang saling terkaitdalam
pergerakan suatu produk atau jasa dari pemasok ke pelanggan.
Nama lain dari supply chain adalah rantai pasok atau rantai suplai.
Pengertian Supply Chain Management atau yang kita kenal dengan SCM adalah sebagai berikut:

SCM atau supply chain management adalah pengelolaan sebuah aktivitas


rantai pasok untuk memaksimalkan customer value dan mencapai
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Terjemahan definisi yang merujuk pada The Council of Supply Chain Management
Professionals (CSCMP) tentang Manajemen Rantai Suplai adalah sebagai berikut:

Manajemen rantai suplai adalah kegiatan yang


meliputi perencanaan dan manajemen dari semua aktivitas yang terlibat baik
di dalam sumber daya, pengadaan, konversi, dan semua kegiatan manajemen
logistik.
Khususnya, hal itu juga mencakup koordinasi dan kerjasama dengan para pihak
terkait, yang dapat berperan sebagai pemasok, perantara, penyedia layanan
pihak ketiga, ataupun pelanggan.
Pada dasarnya, manajemen rantai pasokan
mengintegrasikan pengelolaan supply and demand(penawaran dan
permintaan) dalam dan di seluruh perusahaan.
Supply Chain Management adalah fungsi – fungsi yang terintegrasi dan
memiliki tanggung jawab utama untuk menghubungkan fungsi dari bisnis utama
dan proses bisnis dalam dan di seluruh perusahaan untuk mewujudkan model
bisnis yang kohesif dan berkinerja tinggi.
Termasuk semua kegiatan manajemen logistik yang disebutkan di atas, serta
kegiatan manufaktur, yang mendorong koordinasi dari proses dan kegiatan di
seluruh pemasaran, penjualan, desain produk, keuangan dan teknologi
informasi.

Aktivitas Supply Chain Management


Pengertian Supply Chain – Mgt Logistik
Aktivitas supply chain adalah sebuah jaringan kerja yang melibatkan transformasi sumber daya
alam, bahan baku dan komponen – komponennya hingga menjadi produk akhir yang akan dikirim ke
pelanggan atau customer.
Untuk mengevaluasi kinerja aktivitas supply chain management dapat menggunakan metode
metode seperti SCOR Model.

Konsep Supply Chain


Pengertian Supply Chain – Mgt Logistik
Konsep Rantai Pasokan didasarkan pada dua ide utama:

Pemikiran pertama dari supply chain adalah bahwa secara praktikal setiap
produk yang sampai kepada end user merupakan kumpulan usaha dari berbagai
organisasi. Organisasi-organisasi inilah yang secara kolektif dianggap sebagai
rantai pasok.
Pemikiran selanjutnya dari supply chain adalah bahwa rantai pasok telah eksis
dalam kurun waktu yang lama, namun sebagian organisasi hanya memusatkan
perhatiannya ke kepentingan mereka sendiri.
Tanpa pengelolaan yang memadai, maka tiap-tiap organisasi yang berperan dalam rantai pasok
seringkali bergerak tidak efektif.
Setiap organisasi yang masuk dalam rantai suplai akan berusaha untuk saling terhubung bersama-
sama dalam proses manajemen rantai suplai melalui aliran fisik dan aliran informasi.
Proses Manajemen Rantai Pasok
Pengertian Supply Chain – Mgt Logistik
Pengertian dari proses manajemen rantai pasok:

Proses manajemen rantai pasok adalah semua proses yang terhubung oleh
mata rantai yang berada pada arus perpindahan barang.
Proses tersebut mencakup keseluruhan proses saat barang masih
berupa bahan mentah, kemudian diubah lagi menjadi produk setengah
jadi lalu diproses lagi menjadi produk akhir.

Contoh Supply Chain Management Process


Pengertian Supply Chain – Mgt Logistik
Contoh supply chain pada aliran arus perpindahan produk dapat dilihat melalui ilustrasi berikut ini:

Aliran Arus Fisik / Material

Dalam aliran fisik material barang melibatkan transformasi, pergerakan,


penyimpanan barang (storage) dan bahan baku (raw material), daur ulang
(recycle), limbah (waste) dan pembuangan. Secara sederhana, arus ini adalah
yang paling mudah dilihat.
Aliran Arus Informasi
Arus informasi yang diperoleh dalam jaringan ini memungkinkan berbagai mata
rantai pasok saling berkoordinasi dalam mewujudkan rencana jangka
panjangnya dan mengontrol aliran barangnya.
Aliran Arus Finansial / Keuangan

Satu hal yang tak kalah penting tentu adalah persoalan keuangan. Aliran
keuangan meliputi informasi dan atau persyaratan kredit, jadwal pembayaran,
tenggang waktu, penetapan kepemilikan dan status pengiriman.

Contoh supply chain adalah sbb:


Contoh Supply Chain / Mata rantai 1: Suppliers

Aliran fisik yang ada dalam mata rantai yang pertama ini antara lain bahan baku,
material mentah, material tambahan ataupun suku cadang.
Suppliers atau pemasok yang berada dalam rantai pertama saling berhubungan
dengan suppliers lainnya.
Pada mata rantai pertama ini saja jumlahnya bisa sangat banyak tapi bisa juga
hanya ada pemasok tunggal atau sedikit.
Contoh Supply Chain / Mata rantai 1 – 2 : Suppliers, Manufacturer

Mata rantai pertama dihubungkan dengan mata rantai kedua. Di sini dapat
berupa manufacturer , plants , assembler , fabricator atau bentuk lain.
Pada titik ini dilakukan pembuatan, pabrikasi, asembling, perakitan dan konversi
hingga finishing.
Sampai di tahap ini, dengan perencanaan yang baik, sebenarnya sudah terdapat
potensi untuk melakukan penghematan.
Target – target penghematan pada titik ini contohnya dalam
hal inventories untuk raw material, bahan setengah jadi, dan bahan jadi yang
berada di pihak suppliers, manufacturer, dan tempat transit.

Contoh Supply Chain / Mata rantai 1 – 2 – 3 : Suppliers, Manufacturer, Distributor

Finishing Product yang dihasilkan oleh manufacturer kemudian didistribusikan


kepada konsumen.
Bisnis distributor adalah sebuah usaha, dimana pihak perantara menjembatani
kepentingan jual beli antara produsen dan retailer.
Proses Distributor itu sendiri dimulai dengan pembelian produk dari pabrik atau
mata rantai manufacturer, atau distributor lain yang lebih besar.
Selanjutnya terjadi pengklasifikasian produk untuk didistribusikan
ke retailers ataupun ke end user.
Contoh Supply Chain / Mata rantai 1 – 2 – 3 – 4 : Suppliers, Manufacturer, Distributor, Retailer
Outlets

Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang (warehouse) milik sendiri


atau dapat juga menyewa dari pihak lain.
Gudang ini digunakan untuk menumpuk barang sebelum didistribusikan lagi ke
pihak retailer. Transportasi hingga ke outlet para pengecer biasanya dilakukan
menggunakan jalur darat.
Pada titik ini kembali dapat kita lihat potensi-potensi untuk melakukan efisiensi.
Dari segi logistik, dapat memanfaatkan konsep backloading atau muatan balik
dari truk yang kosong saat perjalanan pulang.

Contoh Supply Chain / Mata rantai 1 – 2 – 3 – 4 -5 : Supplier, Manufacturer, Distributor,


Retailer Outlets, Customers

Dari rak-raknya, para pengecer atau retailers ini menawarkan barangnya


langsung kepada para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang tersebut.
Yang termausk outlets adalah toko, warung, warung serba ada, swalayan, toko
kelontong, koperasi, mall, club stores, dan sebagainya di mana pembeli akhir
melakukan pembelian.
Walaupun secara fisik dapat dikatakan bahwa ini merupakan mata rantai yang
terakhir, sebetulnya masih ada satu mata rantai lagi, yaitu dari pembeli (yang
mendatangi retailer outlet tadi) ke real customers atau real user, karena pembeli
belum tentu pengguna sesungguhnya.
Mata rantai supply baru betul-betul berhenti setelah barang yang bersangkutan
tiba di pemakai langsung (pemakai yang sebenarnya) barang atau jasa
dimaksud.
Contoh Supply Chain / Mata rantai yang dijelaskan di atas merupakan suatu gambaran umum
terhadap konsep rantai pasok.
Rantai Pasok merupakan suatu ilmu yang cukup kompleks yang memiliki kemampuan untuk
beradaptasi dan berkembang sesuai dengan teknologi serta kebutuhan dari konsumen.
Kemampuan ini menyebabkan masuknya beberapa pemain utama yang ikut masuk berperan
penting dalam aktifitas Rantai Pasok, yang di antaranya adalah :
Logistic Service Provider, yaitu pihak yang menyediakan jasa aktifitas logistik yang dapat
berbentuk 3PL (Third Party Logistics) hingga 4PL (Forth Party Logistics) yang saat ini sedang
berkembang dan marak di dalam aktifitas Rantai Pasok.
Internet Provider hingga Webmaster yang muncul akibat berkembangnya aktifitas jual beli melalui
online (e-commerce) yang mana secara langsung mempengaruhi proses rantai pasok.
Pada sistem rantai pasok yang canggih, produk-produk bekas pakai dapat masuk kembali ke dalam
untaian mata rantai apabila residu nya masih dapat didaur ulang atau diguna ulang. Rantai pasokan
juga menghubungkan nilai – nilai (value) sebuah produk.
Pengertian SCM, CRM dan ERP
Diposting oleh ulfa izzati di 08.34

Reaksi:

A. Supply Chain Management (SCM)

Supply chain management adalah manajemen dari sebuah jaringan bisnis yang saling terhubung
untuk menjadikan suatu produk yang lengkap dan melengkapinya dengan layanan – layanan yang
dibutuhkan oleh end customer (Harland, 1996).

Supply chain Management juga dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aktifitas (dalam bentuk
entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang mulai dari bahan baku
paling awal dari alam sampai produk jadi pada konsumen akhir.

Dalam kegunaannya SCM adalah bagaimana ia mampu me-manage aliran barang atau produk dalam
suatu rantai supply. Dengan kata lain, model SCM mengaplikasikan bagaimana suatu jaringan kegiatan
produksi dan distribusi dari suatu perusahaan dapat bekerja bersama-sama untuk memenuhi tuntutan
konsumen.

Contoh Supply Chain untuk pembuatan sereal jagung (jenis makanan untuk sarapan) adalah sebagai
berikut :

1. Petani jagung. Proses dimulai dari pemilihan bibit jagung, penebaran, penanaman, pemeliharaan,
dan pemanenan jagung, dan diakhiri dengan penjualan hasil panen ke pabrik pembuatan sereal.

2. Pabrik dalam pembuatan sereal jagung. Proses dimulai dari pembersihan biji jagung yang diterima
dari petani, pemanggangan menjadi sereal, pengepakan (packaging), penyimpanan di gudang untuk
distribusi ke supermarket/ toko (retail), pengiriman (transportasi) ke supermarket/ toko.

3. Proses penjualan dimulai dari penyimpanan di rak-rak di supermarket, penjualan ke pembeli


(customer) dan akhirnya di konsumsi oleh pembeli. Produk yang tidak terjual akhirnya akan
dimusnahkan pada saat produk telah mencapai masa kadaluarsa.

 Tujuan utama dari SCM adalah:

1. penyerahan / pengiriman produk secara tepat waktu demi memuaskan konsumen

2. mengurangi biaya

3. meningkatkan segala hasil dari seluruh supply chain (bukan hanya satu perusahaan)

4. mengurangi waktu
5. memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi

 Area cakupan SCM adalah :

- Pengembangan Produk : Melakukan riset pasar, merancang produk baru, melibatkan supplier
dalam perancangan produk baru.

- Pengadaan : Memilih supplier mengevaluasi kinerja supplier, melakukan pembelian bahan baku
dan komponen, memonitor supply risk, membina dan memelihara hubungan dengan supplier.

- Perencanaan dan Pengendalian : Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan


kapasitas, perencanaan produksi dan persediaan.

- Produksi : Eksekusi produksi, pengendalian kualitas.

- Distribusi : Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman, mencari dan memelihara


hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor service level di riap pusat distribusi.

B. Customer Relationship Management (CRM)

CRM adalah adalah suatu jenis strategi perusahaan yang secara khusus membahas teori mengenai
penanganan hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya dengan tujuan meningkatkan nilai
perusahaan di mata para pelanggannya.CRM juga dapat didefinisikan sebagai strategi atau pendekatan
yang diterapkan suatu organisasi untuk mempelajari kebiasaan dan keperluan pelanggan sehingga suatu
organisasi memiliki hubungan yang lebih dekat ke pelanggan. Terdapat juga pengertian lain dari CRM,
dimana CRM didefinisikan sebagai sistem informasi yang terintegrasi yang digunakan untuk
merencanakan, menjadwalkan, dan mengendalikan aktivitas-aktivitas prapenjualan dan pascapenjualan
dalam sebuah organisasi.

Terdapat beberapa tahapan atau langkah dalam CRM, berikut ini adalah tahapan tahapan dalam
CRM:

1. Menentukan tujuan CRM suatu organisasi

2. Meng-edukasi departemen yang terkait

3. Mencari informasi pelanggan

4. Mendesain data model

5. Mempelajari dan memilih solusi CRM

6. Menentukan autoritas dan jalur tanggung jawab

7. Menjalankan pilot project

8. Komunikasi langsung dengan pelanggan


9. Melakukan survey terhadap kepuasan pelanggan

10. Mengumpulkan kembali umpan balik dari pelanggan

11. Menganalisa umpan balik dan mendokumentasikannya

12. Mengimplementasikan metode baru

Tahapan tahapan tersebut bisa dikatakan sebagai sekumpulan tugas yang saling berkaitan. Tugas
tugas tersebut tentu saja memerlukan actor untuk menjalankannya dan dalam kaitan tersebut seluruh
departemen menjadi actor khususnya bagi departemen yang berhubungan langsung dengan pelanggan
seperti departemen pemasaran, pelayanan pelanggan ,dll.

Contoh Customer Relantionship Management pada delivery order suatu restoran. Konsep yang
bergerak di belakang layar ini sering disebut CRM (Customer Relationship Management). Pada saat kita
memesan makanan pada sebuah restaurant melalui via telephone yang melayani kita adalah pekerja
dari restoran fastfood tersebut tetapi sebenarnya mereka sudah terintegrasi dengan sebuah sistem IT
yang mengelola pesanan Anda hingga pesanan Anda diantarkan.

Cara kerjanya sederhana, ketika kita memesan makanan, maka petugas akan menginput pesanan
kita dan alamat. Sistem akan mengecek lokasi kita dan menentukan cabang restoran yang terdekat dari
tempat kita kemudian pesanan kitaa akan dibuat dan diantarkan dari cabang yang terdekat tersebut dan
ketika pesanan kita sampai, kita tinggal membayar.

Tujuan adanya CRM memang untuk memudahkan customer mendapatkan kebutuhannya dan
mendekatkan perusahaan dengan customernya.

C. Enterprise Resource Planning (ERP)

ERP adalah sebuah system informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua
sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis cepat.

 Kelebihan ERP

a. Integrasi antara area fungsional yg berbeda utk meyakinkan komunikasi, produktifitas dan efisiensi yg
tepat.

b. Rancangan perekayasaan

c. Pelacakan pemesanan dari penerimaan sampai fulfillment

d. Mengatur saling ketergantungan dari

e. proses penagihan material yg kompleks

f. Pelacakan 3 cara yg bersesuaian antara pemesanan pembelian, penerimaan inventori, dan pembiayaan

g. Akuntasi utk keseluruhan tugas: melacak pemasukan, biaya dan keuntungan pada level inti
 Kelemahan ERP

a. Terbatasnya kustomisasi dari perangkat lunak ERP.

b. Sistem ERP sangat mahal.

c. Perekayasaan kembali proses bisnis utk menyesuaikan dengan standar industri yg telah dideskripsikan
oleh sistem ERP dapat menyebabkan hilangnya keuntungan kompetitif.

d. ERP sering terlihat terlalu sulit utk beradaptasi dgn alur kerja dan proses bisnis tertentu dalam beberapa
organisasi.
Supply Chain Management
Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar

selalu dalam keadaan siap pakai dan ditatausahakan dalam buku perusahaan. Pengertian supply chain adalah sebuah proses bisnis

dan informasi yang berulang yang menyediakan produk atau layanan dari pemasok melalui proses pembuatan dan pendistribusian

kepada konsumen. Sedangkan menurut Indrajit dan Djokopranoto supply chain adalah suatu tempat sistem organisasi

menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai

organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau
penyalur barang tersebut.

Manajemen
Pengertian Manajemen adalah teknik atau seni untuk mengarahkan dan menggerakkan orang lain dalam rangka mencapai tujuan.

Fungsi-fungsi manajemen
Fungsi-fungsi manajemen yang utama adalah :

1. merencanakan (Planing), yaitu merencanakan apa yang akan mereka lakukan,

2. mengorganisasikan (Organize) untuk mencapai rencana tersebut.

3. menyusun staf (Staff) organisasi mereka dengan sumber daya yang diperlukan

4. Dengan sumber daya yang ada, mereka mengarahkan (Directing) untuk melaksanakan rencana.

5. Akhirnya mereka mengendalikan (Control) sumber daya, menjaganya agar tetap beroperasi secara optimal.

Pengertian Supply Chain Management Menurut Schroeder Supply Chain Management (SCM) adalah perancangan, desain, dan

kontrol arus material dan informasi sepanjang rantai pasokan dengan tujuan kepuasan konsumen sekarang dan di masa

depan. Menurut Simchi-Levi et al SCM adalah suatu pendekatan dalam mengintegrasikan berbagai organisasi yang

menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang, yaitu supplier, manufacturer, warehouse dan stores sehingga barang-

barang tersebut dapat diproduksi dan didistribusikan dalam jumlah yang tepat, lokasi yang tepat, waktu yang tepat dan biaya yang

seminimal mungkin.Dari kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa SCM adalah suatu rantai pengadaan barang

kepada pelanggan dalam rangka menjamin ketersediaan material dan meminimalisasikan biaya.

Tujuan Supply Chain


Tujuan supply chain manajemen berdasarkan definisi diatas adalah:
1. Supply chain manajemen menyangkut pertimbangan mengenai lokasi setiap fasilitas yang memiliki dampak
terhadap aktivitas dan biaya dalam rangka memproduksi produk yang diinginkan pelanggan dari supplier dan
pabrik hingga disimpan di gudang dan pendistribusiannya ke sentra penjualan.
2. Mencapai efisiensi aktivitas dan biaya seluruh sistem, total biaya sistem dari transportasi hingga distribusi
persediaan bahan baku, proses kerja dan barang jadi.
Keuntungan Supply Chain
Keuntungan menerapkan supply chain menurut Indrajit dan Djokopranoto adalah: 1. Mengurangi inventori barang. Inventori

merupakan aset perusahaan yang berkisar antara 30%-40% sedangkan biaya penyimpanan barang berkisar 20%-40% dari nilai

barang yang disimpan. 2. Menjamin kelancaran arus barang. Rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai menjadi barang jadi

dan diterima oleh pemakai/pelanggan merupakan suatu mata rantai yang panjang (chain) yang perlu dikelola dengan

baik.3. Menjamin mutu. Jaminan mutu juga merupakan serangkaian mata rantai panjang yang harus dikelola dengan baik karena

mutu barang jadi ditentukan tidak hanya oleh proses produksi tetapi juga oleh mutu bahan mentahnya dan mutu keamanan dalam

pengirimannya.

Tahapan Supply Chain


Mencapai supply chain terintegrasi menurut terdiri dari beberapa tahapan, antara lain:Tahap 1 : Baseline (Dasar). Posisi dari

kebebasan fungsional yang lengkap di mana masing-masing fungsi bisnis seperti produksi dan pembelian melakukan aktivitas

mereka secara sendiri-sendiri dan terpisah dari fungsi bisnis yang lain.Tahap 2 : Integrasi Fungsional.Perusahaan telah

menyadari perlu sekurang-kurangnya ada penggabungan antara fungsi-fungsi yang melakukan aktivitas hampir sama, misalnya

antara bagian distribusi dan manajemen persediaan atau pembelian dengan pengendalian material.Tahap 3: Integrasi secara

internal. Diperlukan pengadaan dan pelaksanaan perencanaan kerangka kerja end-to-end.Tahap 4: Integrasi secara eksternal.

Integrasi supply chain yang sebenarnya dengan konsep menghubungkan dan koordinasi yang dicapai pada Tahap3, yang

diperluas dengan bagian supplier dan pelanggan.

Supply Chain Management dan Teknologi Informasi


Konsep manajemen supply chain tidak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi informasi (TI). Bahkan kalau dilihat dari

sejarahnya, justru kemajuan TI inilah yang melahirkan prinsip-prinsip dasar supply chain. Alasannya adalah karena

pengintegrasian berbagai proses dan entitas bisnis di dalam manajamen supply chain adalah melakukan penggunaan bersama-

sama terhadap informasi yang dimiliki dan dihasilkan oleh berbagai pihak. Secara umum, peranan TI di dalam manajemen supply

chain dapat dilihat dari dua perspektif besar, yaitu perspektif teknis dan perspektif manajerial 1. Perspektif Teknis dilihat dari

sisi teknis, ada dua fungsi dari teknologi informasi yang harus dipenuhi, yaitu:1) Fungsi penciptaan aspek-aspek yang harus

dapat dilakukan oleh TI adalah sebagai berikut:? TI harus mampu menjadi medium atau sarana untuk mengubah fakta-fakta

atau kejadian-kejadian sehari-hari yang dijumpai dalam bisnis perusahaan ke dalam format data kuantitatif.  Teknologi

harus mampu mengubah data mentah yang telah dikumpulkannya tersebut menjadi informasi yang relevan bagi setiap

penggunanya, yaitu manajemen, staf, konsumen, mitra bisnis, pemilik perusahaan dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan.  Hasil dari pengambilan keputusan akan memberikan berbagai dampak langsung maupun tidak langsung

terhadap kinerja bisnis perusahaan. TI mengolah informasi yang diperoleh dengan berbagai konteks organisasi yang ada menjadi

sebuah knowledge yang dapat diakses oleh semua pihak di dalam perusahaan.  Kumpulan dari knowledge yang diperoleh
dan dipelajari selama perusahaan beroperasi akan menjadi bekal suatu kebijakan yang tidak ternilai harganya. 2) Fungsi

penyebaranTerhadap entitas fakta, data, informasi, knowledge tersebut TI memiliki fungsi-fungsi yang berhubungan dengan

aspek penyebaran sebagai berikut: Gathering. TI harus memiliki fasilitas-fasilitas yang mampu mengumpulkan entitas-entitas

tersebut dan meletakkannya di dalam suatu media penyimpanan digital.?  Organising. Untuk memudahkan pencarian

terhadap entitas-entitas tersebut di kemudian hari, TI harus memiliki mekanisme dalam mengorganisasikan penyimpanan entitas-

entitas tersebut ke dalam media penyimpanan.  Selecting. TI harus menyediakan fasilitas untuk memudahkan pencarian dan

pemilihan.  Synthesizing. TI harus mampu memenuhi kebutuhan manager dalam hal menggabungkan beberapa entitas

menjadi satu kesatuan yang terintegrasi.  Distributing. TI harus mampu memiliki infrastruktur yang dapat menyalurkan

berbagai entitas dari tempat penyimpanannya ke pihak-pihak yang membutuhkannya. 2. Perspektif Manajerial. Dilihat dari sisi

bisnis manajerial, terutama dalam kaitannya dengan manajemen supply chain, ada tiga peranan yang diharapkan oleh perusahaan

dari implementasi efektif sebuah TI, yaitu : 1) Mengurangi resiko (minimize risks).Pada umumnya resiko berasal dari adanya

ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada diluar perusahaan. Kehadiran TI selain harus

mampu membantu perusahaan mengurangi resiko bisnis yang ada, perlu pula menjadi sarana untuk membantu manajemen dalam

mengelola resiko (managing risks) yang dihadapi sehari-hari. 2) Mengurangi biaya (minimize costs).Tawaran lain yang

ditawarkan TI adalah perbaikan efisiensi dan optimalisasi proses-proses bisnis di perusahaan. Ada empat cara yang ditawarkan TI

untuk mengurangi biaya-biaya yang seringkali dikeluarkan untuk kegiatan operasional sehari-hari, yaitu :  Eliminasi proses.

Implementasi berbagai komponen teknologi informasi akan mampu menghilangkan atau mengeliminasi proses yang dirasa tidak

perlu (non value added process).  Simplifikasi proses. Berbagai proses yang panjang dan berbelit-belit (birokratis) biasanya

dapat disederhanakan dengan mengimplementasikan berbagai komponen TI (basisdata dan aplikasi misalnya).  Integrasi

proses. TI juga mampu melakukan pengintegrasian beberapa proses menjadi satu sehingga terasa lebih cepat dan praktis (secara

langsung akan meningkatkan kepuasan pelanggan juga).  Otomatisasi proses. Mengubah proses manual menjadi otomatis

merupakan tawaran lain untuk mempermudah perusahaan melaksanakan kegiatan operasionalnya sehari-hari dari TI.3)

Menambah nilai (add value)Tujuan dari penciptaan value tidak saja sekedar memuaskan pelanggan (customer satisfaction), tetapi

lebih jauh lagi untuk menciptakan loyalitas (customer loyalty) sehingga pelanggan tersebut selalu menjadi konsumennya untuk

jangka panjang (customer bonding).


PENTINGNYA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
DALAM PROSES BISNIS

Pada masa lalu di sebuah perusahaan untuk pengiriman produk menggunakan perkiraan dan
terkadang tidak sesuai dengan permintaan pasar, mulai dari pengaturan inventory, pengiriman
produk hingga pemenuhan akhir ke konsumen. Saat ini keadaan mulai berubah karena dari pihak
industri sudah mulai sadar akan perlunya kolaborasi dengan partner, seperti supplier, distributor,
dan customer, baik itu customer bisnis maupun individu. Customer dan supplier berkumpul
secara bersama- sama dalam membicarakan keuntungan, kebutuhan yang lebih baik atas proses
supply chain management berikut sistemnya yang jelas lebih banyak bermanfaat dan
mendatangkan tingginya prioritas bisnis. Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan
produk yang murah, berkualitas, dan cepat, perbaikan di internal perusahaan manufaktur adalah
tidak cukup. Peran serta supplier, perusahaan transportasi dan jaringan distributor adalah
dibutuhkan. Kesadaran akan adanya produk murah, cepat dan berkualitas inilah yang membuat
lahirnya konsep Supply chain management (SCM) pada tahun 1990-an.

Pengertian SCM
Supply Chain Management (SCM) adalah serangkaian kegiatan yang meliputi koordinasi,
penjadwalan, dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman
produk ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administrasi harian, operasi,
logistik dan pengolahan informasi mulai dari customer hingga supplier. Untuk penjelasan
singkatnya Supply Chain Management (SCM) adalah mekanisme yang menghubungkan semua
pihak yang bersangkutan dan proses berubahnya bahan baku menjadi sebuah produk. Pihak yang
ikut serta adalah yang bertanggung jawab untuk memberikan barang – barang jadi hasil produksi
ke customer pada waktu dan tempat yang tepat dengan cara yang paling efisien.

Komponen SCM
Supply Chain Management memiliki 3 Komponen, yang di antaranya adalah Upstream Supply
Chain Management yaitu sebuah proses dimana perusahaan mendapatkan supplier dari pihak luar
untuk mendapatkan bahan baku. Kemudian komponen yang kedua adalah Internal Supply
ChainManagement yaitu sebuah proses dimana terjadinya perubahan dari bahan baku menjadi
sebuah produk jadi. Komponen terakhir SCM adalah Downstream Supply Chain Managament yaitu
sebuah proses dimana pendistribusian barang oleh perusahaan ke customer yang dimana
biasanya dilakukan oleh eksternal distributor.
Proses SCM
Berikut ini adalah proses pada Supply Chain Management (SCM) yang dilibatkan dalam SCM.

Customer
Pada sebagian perusahaan, customer merupakan mata rantai pertama yang memberi order.
Customer memutuskan untuk membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang
bersangkutan dengan menghubungi departemen sales perusahaan tersebut. Informasi penting
yang terdapat dalam pesanan tersebut diantaranya seperti tanggal pengiriman produk dan jumlah
yang diinginkan untuk produk yang dipesan.

Planning
Setelah custumer membuat pesanan yang diinginkan, Planning department akan mempersiapkan
perencanaan produksi untuk memproduksi produk yang dibutuhkan oleh customer. Pada tahap
ini, departemen planning juga menyadari akan adanya kebutuhan terhadap bahan baku dan bahan
– bahan pendukungnya.

Purchasing
Setelah menerima perencanaan produksi, dalam hal ini adalah kebutuhan terhadap bahan mentah
dan bahan-bahan pendukungnya, Departemen pembelian atau Purchasing Departemen Akan
melakukan pemasukan bahan mentah dan bahan pendukungnya serta menetapkan tanggal
penerimaan dan jumlah yang dibutuhkan.

Inventory
Bahan mentah dan bahan pendukung yang telah diterima oleh pabrik akan diperiksa kualitas dan
ketepatan jumlahnya kemudian disimpan didalam Gudang untuk kebutuhan produksi.

Production
Bagian produksi akan menggunakan bahan mentah dan bahan pendukung yang dipasok oleh
supplier tersebut untuk melakukan proses produksi hingga menghasilkan barang jadi yang
dibutuhkan oleh customer. Barang jadi yang telah diproduksi ini kemudian dimasukan ke gudang
dan siap untuk dikirim ke customer sesuai dengan jadwal yang di tentukan.

Transportation
Departemen pengiriman atau Shipping akan mengatur waktu keberangkatan barang jadi (
Finished Products ) yang di Gudang tersebut dengan jadwal yang diinginkan oleh customer.
Studi Kasus SCM Pada Perusahaan Jasa Rumah Sakit

Kegiatan yang dilakukan oleh rumah sakit adalah melakukan proses pembelian
kebutuhan obat-obatan sesuai dengan permintaan instalasi farmasi baik instalasi
rawat jalan maupun rawat inap untuk menunjang pelayanan kesehatan bagi
pasien/customer.
Proses pengadaan ini melibatkan tim pembelian, bagian keuangan, bagian
farmasi, bagian accounting dan satuan pengawas internal (SPI). Proses
permintaan obat dilakukan oleh instalasi farmasi atas permintaan kebutuhan
pasien diajukan kebagian pembelian atas persetujuan kepala bagian farmasi.
Setelah dilakukan persetujuan, maka tim pembelian melakukan purchase
order (PO) ke supplier obat sebagai mitra kerja pelayanan.
Setelah dilakukan PO, Supplier melakukan klarifikasi dengan bagian pembelian
untuk memastikan jumlah order, jenis barang/obat, harga, termasuk expired
date. Setelah terjadi kesepakatan pihak supplier melakukan proses penjadwalan
pengiriman obat ke bagian pembelian obat rumah sakit.
Proses selanjutnya adalah bagian pembelian melakukan cross checkpengiriman
obat meliputi jumlah obat, jenis obat, harga, obat pada faktur, expired
date. Apabila sesuai dilakukan input barang/obat kedalam system rumah sakit
untuk masuk kedalam stock obat dan selanjutnya dapat di distribusikan oleh
bagian IF ke apotek rawat jalan dan apotek rawat inap.
 Identifikasi Supplier
Identifikasi supplier dilakukan dengan MOU kepada pihak-pihak supplier obat-
obatan sebagai komitmen untuk memenuhi proses kebutuhan obat-obatan
kepada pihak rumah sakit.

Bahan baku obat-obatan didapatkan dari pabrikan besar farmasi (PBF)


 Bagaimana cara perusahaan tersebut membangun hubungan yang kuat dengan
pemasok & pelanggan?
Dalam bisnis network/jaringan adalah segalanya untuk itu memiliki hubungan
jaringan yang luas dan kuat adalah salah satu kunci kesuksesan dalam bisnis.
Demikian pula dalam bisnis rumah sakit yang melibatkan banyak pihak dalam
proses bisnisnya, tentu membutuhkan jaringan yang luas dan kuat. Dengan
membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan akan terjalinnya
kepercayaan/trust dalam hubungan itu.
Hal penting yang dapat digunakan untuk mempererat hubungan dengan
pelanggan :

1. Agendakan entertain dengan pihak supplier maupun pelanggan. Cara ini


bertujuan untuk membuat suatu kesempatan lain di luar waktu resmi untuk
berkomunikasi dengan pelanggan lebih dalam dan memberikan kesempatan
kepada pelanggan untuk mengenal lebih jauh mengenai perusahaan.
2. Mengirimkan artikel/materi kebutuhan bagi pihak rumah sakit yang menarik ke
pelanggan. Cara saling berbagi informasi seperti ini adalah cara yang baik
dalam usaha menjaga “ Keep In Touch “ dengan pelanggan.
3. Memberikan greeting/apresiasi bagi pelanggan, provider, supplier dalam kurun
waktu kerja sama dapat memberikan kontribusi yang memuaskan bagi rumah
sakit. Bisa juga dengan mengirimkan karangan bunga ucapan selamat atas suatu
acara yang diadakan oleh pelanggan.
4. Tanamkan prinsip selalu “Siap” saat diperlukan pelanggan. Pelayanan
pelanggan yang baik harus menjadi prioritas utama dalam hal menjaga
hubungan yang kuat.
 Bagaimana bisa pengelolahan rantai pasok bisa membuat proses produksi di
perusahaan tersebut menjadi efisien dan efektif?
Manajemen rantai pasok atau kegiatan SCM merupakan integrasi aktivitas-
aktivitas yang berawal dari pengadaan barang dan jasa, mengubah bahan baku
menjadi barang dalam proses dan barang jadi, serta mengantarkan barang-
barang tersebut kepada para pelanggannya dangan cara yang efisien (tepat
waktu, tepat biaya, tepat ukuran). Dalam definisi tersebut, secara umum
pemahaman rantai pasok akan mengandung makna terjadinya aliran material
dari awal samapi ke konsumen dengan memeperhatikan factor ketetapan waktu,
biaya, dan jumlah produknya sehingga akan berpengaruh terhadap angka
produktivitas bagi rumah sakit.

 Strategi apa yang dipakai perusahaab tersebut untuk mengoptimalkan kinerja


semua mitra dalam rantai pasokan?
1. Pengembangan menajemen logistic manajemen rantai pasok pada hakikatnya
pengembangan lebih lanjut dari manajemen logistic, yaitu pengurusan
menyangkut arus barang sejak bahan baku sampai barang jadi yang diterima
oleh pelanggan akhir, jadi menyangkut seluruh jaringan organisasi perusahaan
dari hulu samapai paling hilir.
2. Bertahap proses volusi yang bertahap meliputi : integrasi (internal),
mengutamakan integrasi logistik dan mengupayakan keunggulan internal.
Membangun jaringan/network (eksternal), membangun kontruksi jaringan dan
menjadi pemimpin dalam industry bersangkutan.
3. Pemanfaatan teknologi informasi dapat digunakan sebagai katalisator
percepatan dan keberhasilan supply chain intranet & internet.
4. Menciptakan keunggulan kompetitif , tujuan meningkatkan keunggulan
kompetitif (yang baru). Persaingan tidak lagi antar perusahaan, tetapi antar
rantai pasok atau antar jaringan perusahaan yang satu dengan yang lainnya.
Tugas dan Tanggung Jawab
Direksi Pekerjaan
In ruang on 31 October 2011 at 3:44 pm

1 Votes

Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Pekerjaan menurut Peraturan Menteri PU nomor: 43/ PRT/ M/
2007, adalah:

1. Sub penyedia jasa adalah penyedia jasa yangmengadakan perjanjian kerja dengan penyedia
jasa penanggung jawab kontrak, untukmelaksanakan sebagian pekerjaan setelah disetujuioleh
DIREKSI PEKERJAAN;
2. DIREKSI PEKERJAAN adalah pejabat atau orang yang ditentukan dalam syarat-syarat
khusus kontrak untuk pengelola administrasi kontrak dan mengendalikan pekerjaan. Pada
umumnya DIREKSI PEKERJAAN dijabat oleh Pejabat Pembuat Komitmen, namun dapat
dijabat oleh orang lain yang ditunjuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
3. Direksi teknis adalah tim yang ditunjuk oleh DIREKSI PEKERJAAN yang bertugas untuk
mengawasi pekerjaan;
4. Perintah perubahan adalah perintah tertulis yang diberikan oleh DIREKSI PEKERJAAN
kepada penyedia jasa untuk melakukan perubahan pekerjaan;
5. Pejabat Pembuat Komitmen harus sudah membayar kepada penyedia jasa selambat-lambatnya
dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari sejak penyedia jasa telah mengajukan tagihan yang
telah disetujui oleh direksi teknis dan DIREKSI PEKERJAAN.
6. Pejabat Pembuat Komitmen menetapkan direksi teknis untuk melakukan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan mewakili DIREKSI PEKERJAAN.
7. Pejabat Pembuat Komitmen dapat membentuk panitia peneliti pelaksanaan kontrak untuk
membantu DIREKSI PEKERJAAN.
8. DIREKSI PEKERJAAN dapat mendelegasikan sebagian tugas dan tanggungjawabnya kepada
direksi teknis dan dapat membatalkan pendelegasian tersebut setelah memberitahukan kepada
penyedia jasa.
9. Penyedia jasa wajib menyerahkan perkiraan arus uang (cash flow forecast) sesuai dengan
program kerja kepada DIREKSI PEKERJAAN.
10. Apabila suatu program kerja telah dimutakhirkan, maka penyedia jasa wajib memperbaiki
perkiraan arus uang dan diserahkan kepada DIREKSI PEKERJAAN.
11. Apabila pekerjaan dalam perintah perubahan harga satuannya terdapat dalam daftar kuantitas
dan harga, dan apabila menurut pendapat DIREKSI PEKERJAAN bahwa kuantitas pekerjaan
tidak melebihi batas sesuai ketentuan Pasal 22.2. atau waktu pelaksanaan tidak mengakibatkan
perubahan harga, maka harga satuan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
digunakan sebagai dasar untuk menghitung biaya perubahan.
12. Laporan harian dibuat oleh penyedia jasa, diperiksa oleh direksi teknis, dan disetujui oleh
DIREKSI PEKERJAAN.
13. DIREKSI PEKERJAAN dapat meminta pihak ketiga untuk memperbaiki cacat mutu bila
penyedia jasa tidak melaksanakannya dalam waktu masa perbaikan cacat mutu sesuai yang
tercantum dalam surat pemberitahuan direksi teknis dengan biaya dibebankan kepada penyedia
jasa.
14. Pekerjaan dinyatakan selesai apabila penyedia jasa telah melaksanakan pekerjaan selesai 100%
(seratus persen) sesuai ketentuan kontrak dan telah dinyatakan dalam berita acara penyerahan
pertama pekerjaan yang diterbitkan oleh DIREKSI PEKERJAAN.
15. Apabila DIREKSI PEKERJAAN menilai bahwa wakil penyedia jasa tersebut pada Pasal 30.1.
tidak memadai, maka DIREKSI PEKERJAAN secara tertulis dapat meminta penyedia jasa
untuk mengganti dengan personil lain yang kualifikasi, kemampuan, dan pengalamannya
melebihi wakil penyedia jasa yang diganti selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas)
hari dan wakil penyedia jasa yang akan diganti harus meninggalkan lapangan selambat-
lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari.
16. Pada saat kontrak dinyatakan kritis DIREKSI PEKERJAAN menerbitkan surat peringatan
kepada penyedia jasa dan selanjutnya menyelenggarakan SCM (show cause meeting)
17. Dalam SCM DIREKSI PEKERJAAN, direksi teknis dan penyedia jasa membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia jasa dalam periode waktu
tertentu (uji coba pertama) yang di tuangkan dalam berita acara SCM Tahap I
18. Penyedia jasa wajib menyampaikan peringatan dini kepada DIREKSI PEKERJAAN melalui
direksi teknik selambat lambatnya 14 (empat belas) hari sejak terjadinya peristiwa-peristiwa
tertentu atau keadaan-keadaan yang dapat berakibat buruk terhadap pekerjaan, kenaikan harga
kontrak atau keterlambatan tanggal penyelesaian pekerjaan. DIREKSI PEKERJAAN melalui
direksi teknik dapat meminta penyedia jasa untuk membuat perkiraan akibat yang akan timbul
terhadap pekerjaan, harga kontrak dan tanggal penyelesaian pekerjaan. Perkiraan tersebut wajib
diserahkan penyedia jasa sesegera mungkin.
19. Penyedia jasa wajib bekerja sama dengan DIREKSI PEKERJAAN melalui direksi teknik dalam
menyusun dan membahas upaya-upaya untuk menghindari atau mengurangi akibat dari kejadian
atau keadaan tersebut.
20. DIREKSI PEKERJAAN, direksi teknik dan penyedia jasa dapat meminta dilakukan rapat
pelaksanaan yang dihadiri semua pihak, untuk membahas pelaksanaan pekerjaan dan
memecahkan masalah yang timbul sehubungan dengan peringatan dini Pasal 38.1.
21. Direksi teknik wajib membuat risalah rapat pelaksanaan Pasal 39.1. Tanggung jawab masing
masing pihak atas tindakan yang harus diambil ditetapkan oleh DIREKSI PEKERJAAN secara
tertulis
22. Penyedia jasa wajib menugaskan personil inti yang tercantum dalam daftar personil inti atau
menugaskan personil lainnya yang disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN. DIREKSI
PEKERJAAN hanya akan menyetujui usulan penggantian personil inti apabila kualifikasi,
kemampuan, dan pengalamannya sama atau melebihi personil inti yang ada dalam daftar
personil inti.
23. Apabila DIREKSI PEKERJAAN meminta penyedia jasa untuk memberhentikan personilnya
dengan alasan atas permintaan tersebut, maka penyedia jasa harus menjamin bahwa personil
tersebut sudah harus meninggalkan lapangan dalam waktu 7 (tujuh) hari dan harus diganti
selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari.
24. Apabila Pejabat Pembuat Komitmen menginginkan agar penyedia jasa menyelesaikan pekerjaan
sebelum rencana tanggal penyelesaian pekerjaan, maka DIREKSI PEKERJAAN akan meminta
usulan biaya yang diperlukan oleh penyedia jasa untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan.
Bila Pejabat Pembuat Komitmen dapat menerima usulan biaya tersebut, maka rencana tanggal
penyelesaian pekerjaan dipercepat dan disahkan bersama oleh DIREKSI PEKERJAAN dan
penyedia jasa.
25. Penyedia jasa wajib memberitahukan kepada DIREKSI PEKERJAAN dan kepada pihak yang
berwenang bila menemukan benda Pasal 55.1.
26. Penyedia jasa wajib melaksanakan semua instruksi DIREKSI PEKERJAAN yang berkaitan
dengan kontrak.
Advertisements

Anda mungkin juga menyukai