SCM (Supply Chain Management) adalah konsep atau mekanisme untuk meningkatkan produktivitas
total perusahaan dalam rantai suplai melalui optimalisasi waktu, lokasi dan aliran kuantitas bahan.
Supply chain Management dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aktifitas (dalam bentuk
entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang mulai dari bahan baku
paling awal dari alam sampai produk jadi pada konsumen akhir. Menyimak dari definisi ini, maka
suatu supply chain terdiri dari perusahaan yang mengangkat bahan baku dari bumi/alam, perusahaan
yang mentransformasikan bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau komponen, supplier bahan-
bahan pendukung produk, perusahaan perakitan, distributor, dan retailer yang menjual barang
tersebut ke konsumen akhir. Dengan definisi ini tidak jarang supply chain juga banyak diasosiasikan
dengan suatu jaringan value adding activities.
Keunggulan kompetitif dari SCM adalah bagaimana ia mampu me-manage aliran barang atau produk
dalam suatu rantai supply. Dengan kata lain, model SCM mengaplikasikan bagaimana suatu jaringan
kegiatan produksi dan distribusi dari suatu perusahaan dapat bekerja bersama-sama untuk memenuhi
tuntutan konsumen.
Pemikiran pertama dari supply chain adalah bahwa secara praktikal setiap
produk yang sampai kepada end user merupakan kumpulan usaha dari berbagai
organisasi. Organisasi-organisasi inilah yang secara kolektif dianggap sebagai
rantai pasok.
Pemikiran selanjutnya dari supply chain adalah bahwa rantai pasok telah eksis
dalam kurun waktu yang lama, namun sebagian organisasi hanya memusatkan
perhatiannya ke kepentingan mereka sendiri.
Tanpa pengelolaan yang memadai, maka tiap-tiap organisasi yang berperan dalam rantai pasok
seringkali bergerak tidak efektif.
Setiap organisasi yang masuk dalam rantai suplai akan berusaha untuk saling terhubung bersama-
sama dalam proses manajemen rantai suplai melalui aliran fisik dan aliran informasi.
Proses Manajemen Rantai Pasok
Pengertian Supply Chain – Mgt Logistik
Pengertian dari proses manajemen rantai pasok:
Proses manajemen rantai pasok adalah semua proses yang terhubung oleh
mata rantai yang berada pada arus perpindahan barang.
Proses tersebut mencakup keseluruhan proses saat barang masih
berupa bahan mentah, kemudian diubah lagi menjadi produk setengah
jadi lalu diproses lagi menjadi produk akhir.
Satu hal yang tak kalah penting tentu adalah persoalan keuangan. Aliran
keuangan meliputi informasi dan atau persyaratan kredit, jadwal pembayaran,
tenggang waktu, penetapan kepemilikan dan status pengiriman.
Aliran fisik yang ada dalam mata rantai yang pertama ini antara lain bahan baku,
material mentah, material tambahan ataupun suku cadang.
Suppliers atau pemasok yang berada dalam rantai pertama saling berhubungan
dengan suppliers lainnya.
Pada mata rantai pertama ini saja jumlahnya bisa sangat banyak tapi bisa juga
hanya ada pemasok tunggal atau sedikit.
Contoh Supply Chain / Mata rantai 1 – 2 : Suppliers, Manufacturer
Mata rantai pertama dihubungkan dengan mata rantai kedua. Di sini dapat
berupa manufacturer , plants , assembler , fabricator atau bentuk lain.
Pada titik ini dilakukan pembuatan, pabrikasi, asembling, perakitan dan konversi
hingga finishing.
Sampai di tahap ini, dengan perencanaan yang baik, sebenarnya sudah terdapat
potensi untuk melakukan penghematan.
Target – target penghematan pada titik ini contohnya dalam
hal inventories untuk raw material, bahan setengah jadi, dan bahan jadi yang
berada di pihak suppliers, manufacturer, dan tempat transit.
Reaksi:
Supply chain management adalah manajemen dari sebuah jaringan bisnis yang saling terhubung
untuk menjadikan suatu produk yang lengkap dan melengkapinya dengan layanan – layanan yang
dibutuhkan oleh end customer (Harland, 1996).
Supply chain Management juga dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aktifitas (dalam bentuk
entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang mulai dari bahan baku
paling awal dari alam sampai produk jadi pada konsumen akhir.
Dalam kegunaannya SCM adalah bagaimana ia mampu me-manage aliran barang atau produk dalam
suatu rantai supply. Dengan kata lain, model SCM mengaplikasikan bagaimana suatu jaringan kegiatan
produksi dan distribusi dari suatu perusahaan dapat bekerja bersama-sama untuk memenuhi tuntutan
konsumen.
Contoh Supply Chain untuk pembuatan sereal jagung (jenis makanan untuk sarapan) adalah sebagai
berikut :
1. Petani jagung. Proses dimulai dari pemilihan bibit jagung, penebaran, penanaman, pemeliharaan,
dan pemanenan jagung, dan diakhiri dengan penjualan hasil panen ke pabrik pembuatan sereal.
2. Pabrik dalam pembuatan sereal jagung. Proses dimulai dari pembersihan biji jagung yang diterima
dari petani, pemanggangan menjadi sereal, pengepakan (packaging), penyimpanan di gudang untuk
distribusi ke supermarket/ toko (retail), pengiriman (transportasi) ke supermarket/ toko.
2. mengurangi biaya
3. meningkatkan segala hasil dari seluruh supply chain (bukan hanya satu perusahaan)
4. mengurangi waktu
5. memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi
- Pengembangan Produk : Melakukan riset pasar, merancang produk baru, melibatkan supplier
dalam perancangan produk baru.
- Pengadaan : Memilih supplier mengevaluasi kinerja supplier, melakukan pembelian bahan baku
dan komponen, memonitor supply risk, membina dan memelihara hubungan dengan supplier.
CRM adalah adalah suatu jenis strategi perusahaan yang secara khusus membahas teori mengenai
penanganan hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya dengan tujuan meningkatkan nilai
perusahaan di mata para pelanggannya.CRM juga dapat didefinisikan sebagai strategi atau pendekatan
yang diterapkan suatu organisasi untuk mempelajari kebiasaan dan keperluan pelanggan sehingga suatu
organisasi memiliki hubungan yang lebih dekat ke pelanggan. Terdapat juga pengertian lain dari CRM,
dimana CRM didefinisikan sebagai sistem informasi yang terintegrasi yang digunakan untuk
merencanakan, menjadwalkan, dan mengendalikan aktivitas-aktivitas prapenjualan dan pascapenjualan
dalam sebuah organisasi.
Terdapat beberapa tahapan atau langkah dalam CRM, berikut ini adalah tahapan tahapan dalam
CRM:
Tahapan tahapan tersebut bisa dikatakan sebagai sekumpulan tugas yang saling berkaitan. Tugas
tugas tersebut tentu saja memerlukan actor untuk menjalankannya dan dalam kaitan tersebut seluruh
departemen menjadi actor khususnya bagi departemen yang berhubungan langsung dengan pelanggan
seperti departemen pemasaran, pelayanan pelanggan ,dll.
Contoh Customer Relantionship Management pada delivery order suatu restoran. Konsep yang
bergerak di belakang layar ini sering disebut CRM (Customer Relationship Management). Pada saat kita
memesan makanan pada sebuah restaurant melalui via telephone yang melayani kita adalah pekerja
dari restoran fastfood tersebut tetapi sebenarnya mereka sudah terintegrasi dengan sebuah sistem IT
yang mengelola pesanan Anda hingga pesanan Anda diantarkan.
Cara kerjanya sederhana, ketika kita memesan makanan, maka petugas akan menginput pesanan
kita dan alamat. Sistem akan mengecek lokasi kita dan menentukan cabang restoran yang terdekat dari
tempat kita kemudian pesanan kitaa akan dibuat dan diantarkan dari cabang yang terdekat tersebut dan
ketika pesanan kita sampai, kita tinggal membayar.
Tujuan adanya CRM memang untuk memudahkan customer mendapatkan kebutuhannya dan
mendekatkan perusahaan dengan customernya.
ERP adalah sebuah system informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua
sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis cepat.
Kelebihan ERP
a. Integrasi antara area fungsional yg berbeda utk meyakinkan komunikasi, produktifitas dan efisiensi yg
tepat.
b. Rancangan perekayasaan
f. Pelacakan 3 cara yg bersesuaian antara pemesanan pembelian, penerimaan inventori, dan pembiayaan
g. Akuntasi utk keseluruhan tugas: melacak pemasukan, biaya dan keuntungan pada level inti
Kelemahan ERP
c. Perekayasaan kembali proses bisnis utk menyesuaikan dengan standar industri yg telah dideskripsikan
oleh sistem ERP dapat menyebabkan hilangnya keuntungan kompetitif.
d. ERP sering terlihat terlalu sulit utk beradaptasi dgn alur kerja dan proses bisnis tertentu dalam beberapa
organisasi.
Supply Chain Management
Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar
selalu dalam keadaan siap pakai dan ditatausahakan dalam buku perusahaan. Pengertian supply chain adalah sebuah proses bisnis
dan informasi yang berulang yang menyediakan produk atau layanan dari pemasok melalui proses pembuatan dan pendistribusian
kepada konsumen. Sedangkan menurut Indrajit dan Djokopranoto supply chain adalah suatu tempat sistem organisasi
menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai
organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau
penyalur barang tersebut.
Manajemen
Pengertian Manajemen adalah teknik atau seni untuk mengarahkan dan menggerakkan orang lain dalam rangka mencapai tujuan.
Fungsi-fungsi manajemen
Fungsi-fungsi manajemen yang utama adalah :
3. menyusun staf (Staff) organisasi mereka dengan sumber daya yang diperlukan
4. Dengan sumber daya yang ada, mereka mengarahkan (Directing) untuk melaksanakan rencana.
5. Akhirnya mereka mengendalikan (Control) sumber daya, menjaganya agar tetap beroperasi secara optimal.
Pengertian Supply Chain Management Menurut Schroeder Supply Chain Management (SCM) adalah perancangan, desain, dan
kontrol arus material dan informasi sepanjang rantai pasokan dengan tujuan kepuasan konsumen sekarang dan di masa
depan. Menurut Simchi-Levi et al SCM adalah suatu pendekatan dalam mengintegrasikan berbagai organisasi yang
menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang, yaitu supplier, manufacturer, warehouse dan stores sehingga barang-
barang tersebut dapat diproduksi dan didistribusikan dalam jumlah yang tepat, lokasi yang tepat, waktu yang tepat dan biaya yang
seminimal mungkin.Dari kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa SCM adalah suatu rantai pengadaan barang
kepada pelanggan dalam rangka menjamin ketersediaan material dan meminimalisasikan biaya.
merupakan aset perusahaan yang berkisar antara 30%-40% sedangkan biaya penyimpanan barang berkisar 20%-40% dari nilai
barang yang disimpan. 2. Menjamin kelancaran arus barang. Rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai menjadi barang jadi
dan diterima oleh pemakai/pelanggan merupakan suatu mata rantai yang panjang (chain) yang perlu dikelola dengan
baik.3. Menjamin mutu. Jaminan mutu juga merupakan serangkaian mata rantai panjang yang harus dikelola dengan baik karena
mutu barang jadi ditentukan tidak hanya oleh proses produksi tetapi juga oleh mutu bahan mentahnya dan mutu keamanan dalam
pengirimannya.
kebebasan fungsional yang lengkap di mana masing-masing fungsi bisnis seperti produksi dan pembelian melakukan aktivitas
mereka secara sendiri-sendiri dan terpisah dari fungsi bisnis yang lain.Tahap 2 : Integrasi Fungsional.Perusahaan telah
menyadari perlu sekurang-kurangnya ada penggabungan antara fungsi-fungsi yang melakukan aktivitas hampir sama, misalnya
antara bagian distribusi dan manajemen persediaan atau pembelian dengan pengendalian material.Tahap 3: Integrasi secara
internal. Diperlukan pengadaan dan pelaksanaan perencanaan kerangka kerja end-to-end.Tahap 4: Integrasi secara eksternal.
Integrasi supply chain yang sebenarnya dengan konsep menghubungkan dan koordinasi yang dicapai pada Tahap3, yang
sejarahnya, justru kemajuan TI inilah yang melahirkan prinsip-prinsip dasar supply chain. Alasannya adalah karena
pengintegrasian berbagai proses dan entitas bisnis di dalam manajamen supply chain adalah melakukan penggunaan bersama-
sama terhadap informasi yang dimiliki dan dihasilkan oleh berbagai pihak. Secara umum, peranan TI di dalam manajemen supply
chain dapat dilihat dari dua perspektif besar, yaitu perspektif teknis dan perspektif manajerial 1. Perspektif Teknis dilihat dari
sisi teknis, ada dua fungsi dari teknologi informasi yang harus dipenuhi, yaitu:1) Fungsi penciptaan aspek-aspek yang harus
dapat dilakukan oleh TI adalah sebagai berikut:? TI harus mampu menjadi medium atau sarana untuk mengubah fakta-fakta
atau kejadian-kejadian sehari-hari yang dijumpai dalam bisnis perusahaan ke dalam format data kuantitatif. Teknologi
harus mampu mengubah data mentah yang telah dikumpulkannya tersebut menjadi informasi yang relevan bagi setiap
penggunanya, yaitu manajemen, staf, konsumen, mitra bisnis, pemilik perusahaan dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Hasil dari pengambilan keputusan akan memberikan berbagai dampak langsung maupun tidak langsung
terhadap kinerja bisnis perusahaan. TI mengolah informasi yang diperoleh dengan berbagai konteks organisasi yang ada menjadi
sebuah knowledge yang dapat diakses oleh semua pihak di dalam perusahaan. Kumpulan dari knowledge yang diperoleh
dan dipelajari selama perusahaan beroperasi akan menjadi bekal suatu kebijakan yang tidak ternilai harganya. 2) Fungsi
penyebaranTerhadap entitas fakta, data, informasi, knowledge tersebut TI memiliki fungsi-fungsi yang berhubungan dengan
aspek penyebaran sebagai berikut: Gathering. TI harus memiliki fasilitas-fasilitas yang mampu mengumpulkan entitas-entitas
tersebut dan meletakkannya di dalam suatu media penyimpanan digital.? Organising. Untuk memudahkan pencarian
terhadap entitas-entitas tersebut di kemudian hari, TI harus memiliki mekanisme dalam mengorganisasikan penyimpanan entitas-
entitas tersebut ke dalam media penyimpanan. Selecting. TI harus menyediakan fasilitas untuk memudahkan pencarian dan
pemilihan. Synthesizing. TI harus mampu memenuhi kebutuhan manager dalam hal menggabungkan beberapa entitas
menjadi satu kesatuan yang terintegrasi. Distributing. TI harus mampu memiliki infrastruktur yang dapat menyalurkan
berbagai entitas dari tempat penyimpanannya ke pihak-pihak yang membutuhkannya. 2. Perspektif Manajerial. Dilihat dari sisi
bisnis manajerial, terutama dalam kaitannya dengan manajemen supply chain, ada tiga peranan yang diharapkan oleh perusahaan
dari implementasi efektif sebuah TI, yaitu : 1) Mengurangi resiko (minimize risks).Pada umumnya resiko berasal dari adanya
ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada diluar perusahaan. Kehadiran TI selain harus
mampu membantu perusahaan mengurangi resiko bisnis yang ada, perlu pula menjadi sarana untuk membantu manajemen dalam
mengelola resiko (managing risks) yang dihadapi sehari-hari. 2) Mengurangi biaya (minimize costs).Tawaran lain yang
ditawarkan TI adalah perbaikan efisiensi dan optimalisasi proses-proses bisnis di perusahaan. Ada empat cara yang ditawarkan TI
untuk mengurangi biaya-biaya yang seringkali dikeluarkan untuk kegiatan operasional sehari-hari, yaitu : Eliminasi proses.
Implementasi berbagai komponen teknologi informasi akan mampu menghilangkan atau mengeliminasi proses yang dirasa tidak
perlu (non value added process). Simplifikasi proses. Berbagai proses yang panjang dan berbelit-belit (birokratis) biasanya
dapat disederhanakan dengan mengimplementasikan berbagai komponen TI (basisdata dan aplikasi misalnya). Integrasi
proses. TI juga mampu melakukan pengintegrasian beberapa proses menjadi satu sehingga terasa lebih cepat dan praktis (secara
langsung akan meningkatkan kepuasan pelanggan juga). Otomatisasi proses. Mengubah proses manual menjadi otomatis
merupakan tawaran lain untuk mempermudah perusahaan melaksanakan kegiatan operasionalnya sehari-hari dari TI.3)
Menambah nilai (add value)Tujuan dari penciptaan value tidak saja sekedar memuaskan pelanggan (customer satisfaction), tetapi
lebih jauh lagi untuk menciptakan loyalitas (customer loyalty) sehingga pelanggan tersebut selalu menjadi konsumennya untuk
Pada masa lalu di sebuah perusahaan untuk pengiriman produk menggunakan perkiraan dan
terkadang tidak sesuai dengan permintaan pasar, mulai dari pengaturan inventory, pengiriman
produk hingga pemenuhan akhir ke konsumen. Saat ini keadaan mulai berubah karena dari pihak
industri sudah mulai sadar akan perlunya kolaborasi dengan partner, seperti supplier, distributor,
dan customer, baik itu customer bisnis maupun individu. Customer dan supplier berkumpul
secara bersama- sama dalam membicarakan keuntungan, kebutuhan yang lebih baik atas proses
supply chain management berikut sistemnya yang jelas lebih banyak bermanfaat dan
mendatangkan tingginya prioritas bisnis. Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan
produk yang murah, berkualitas, dan cepat, perbaikan di internal perusahaan manufaktur adalah
tidak cukup. Peran serta supplier, perusahaan transportasi dan jaringan distributor adalah
dibutuhkan. Kesadaran akan adanya produk murah, cepat dan berkualitas inilah yang membuat
lahirnya konsep Supply chain management (SCM) pada tahun 1990-an.
Pengertian SCM
Supply Chain Management (SCM) adalah serangkaian kegiatan yang meliputi koordinasi,
penjadwalan, dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman
produk ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administrasi harian, operasi,
logistik dan pengolahan informasi mulai dari customer hingga supplier. Untuk penjelasan
singkatnya Supply Chain Management (SCM) adalah mekanisme yang menghubungkan semua
pihak yang bersangkutan dan proses berubahnya bahan baku menjadi sebuah produk. Pihak yang
ikut serta adalah yang bertanggung jawab untuk memberikan barang – barang jadi hasil produksi
ke customer pada waktu dan tempat yang tepat dengan cara yang paling efisien.
Komponen SCM
Supply Chain Management memiliki 3 Komponen, yang di antaranya adalah Upstream Supply
Chain Management yaitu sebuah proses dimana perusahaan mendapatkan supplier dari pihak luar
untuk mendapatkan bahan baku. Kemudian komponen yang kedua adalah Internal Supply
ChainManagement yaitu sebuah proses dimana terjadinya perubahan dari bahan baku menjadi
sebuah produk jadi. Komponen terakhir SCM adalah Downstream Supply Chain Managament yaitu
sebuah proses dimana pendistribusian barang oleh perusahaan ke customer yang dimana
biasanya dilakukan oleh eksternal distributor.
Proses SCM
Berikut ini adalah proses pada Supply Chain Management (SCM) yang dilibatkan dalam SCM.
Customer
Pada sebagian perusahaan, customer merupakan mata rantai pertama yang memberi order.
Customer memutuskan untuk membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang
bersangkutan dengan menghubungi departemen sales perusahaan tersebut. Informasi penting
yang terdapat dalam pesanan tersebut diantaranya seperti tanggal pengiriman produk dan jumlah
yang diinginkan untuk produk yang dipesan.
Planning
Setelah custumer membuat pesanan yang diinginkan, Planning department akan mempersiapkan
perencanaan produksi untuk memproduksi produk yang dibutuhkan oleh customer. Pada tahap
ini, departemen planning juga menyadari akan adanya kebutuhan terhadap bahan baku dan bahan
– bahan pendukungnya.
Purchasing
Setelah menerima perencanaan produksi, dalam hal ini adalah kebutuhan terhadap bahan mentah
dan bahan-bahan pendukungnya, Departemen pembelian atau Purchasing Departemen Akan
melakukan pemasukan bahan mentah dan bahan pendukungnya serta menetapkan tanggal
penerimaan dan jumlah yang dibutuhkan.
Inventory
Bahan mentah dan bahan pendukung yang telah diterima oleh pabrik akan diperiksa kualitas dan
ketepatan jumlahnya kemudian disimpan didalam Gudang untuk kebutuhan produksi.
Production
Bagian produksi akan menggunakan bahan mentah dan bahan pendukung yang dipasok oleh
supplier tersebut untuk melakukan proses produksi hingga menghasilkan barang jadi yang
dibutuhkan oleh customer. Barang jadi yang telah diproduksi ini kemudian dimasukan ke gudang
dan siap untuk dikirim ke customer sesuai dengan jadwal yang di tentukan.
Transportation
Departemen pengiriman atau Shipping akan mengatur waktu keberangkatan barang jadi (
Finished Products ) yang di Gudang tersebut dengan jadwal yang diinginkan oleh customer.
Studi Kasus SCM Pada Perusahaan Jasa Rumah Sakit
Kegiatan yang dilakukan oleh rumah sakit adalah melakukan proses pembelian
kebutuhan obat-obatan sesuai dengan permintaan instalasi farmasi baik instalasi
rawat jalan maupun rawat inap untuk menunjang pelayanan kesehatan bagi
pasien/customer.
Proses pengadaan ini melibatkan tim pembelian, bagian keuangan, bagian
farmasi, bagian accounting dan satuan pengawas internal (SPI). Proses
permintaan obat dilakukan oleh instalasi farmasi atas permintaan kebutuhan
pasien diajukan kebagian pembelian atas persetujuan kepala bagian farmasi.
Setelah dilakukan persetujuan, maka tim pembelian melakukan purchase
order (PO) ke supplier obat sebagai mitra kerja pelayanan.
Setelah dilakukan PO, Supplier melakukan klarifikasi dengan bagian pembelian
untuk memastikan jumlah order, jenis barang/obat, harga, termasuk expired
date. Setelah terjadi kesepakatan pihak supplier melakukan proses penjadwalan
pengiriman obat ke bagian pembelian obat rumah sakit.
Proses selanjutnya adalah bagian pembelian melakukan cross checkpengiriman
obat meliputi jumlah obat, jenis obat, harga, obat pada faktur, expired
date. Apabila sesuai dilakukan input barang/obat kedalam system rumah sakit
untuk masuk kedalam stock obat dan selanjutnya dapat di distribusikan oleh
bagian IF ke apotek rawat jalan dan apotek rawat inap.
Identifikasi Supplier
Identifikasi supplier dilakukan dengan MOU kepada pihak-pihak supplier obat-
obatan sebagai komitmen untuk memenuhi proses kebutuhan obat-obatan
kepada pihak rumah sakit.
1 Votes
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Pekerjaan menurut Peraturan Menteri PU nomor: 43/ PRT/ M/
2007, adalah:
1. Sub penyedia jasa adalah penyedia jasa yangmengadakan perjanjian kerja dengan penyedia
jasa penanggung jawab kontrak, untukmelaksanakan sebagian pekerjaan setelah disetujuioleh
DIREKSI PEKERJAAN;
2. DIREKSI PEKERJAAN adalah pejabat atau orang yang ditentukan dalam syarat-syarat
khusus kontrak untuk pengelola administrasi kontrak dan mengendalikan pekerjaan. Pada
umumnya DIREKSI PEKERJAAN dijabat oleh Pejabat Pembuat Komitmen, namun dapat
dijabat oleh orang lain yang ditunjuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
3. Direksi teknis adalah tim yang ditunjuk oleh DIREKSI PEKERJAAN yang bertugas untuk
mengawasi pekerjaan;
4. Perintah perubahan adalah perintah tertulis yang diberikan oleh DIREKSI PEKERJAAN
kepada penyedia jasa untuk melakukan perubahan pekerjaan;
5. Pejabat Pembuat Komitmen harus sudah membayar kepada penyedia jasa selambat-lambatnya
dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari sejak penyedia jasa telah mengajukan tagihan yang
telah disetujui oleh direksi teknis dan DIREKSI PEKERJAAN.
6. Pejabat Pembuat Komitmen menetapkan direksi teknis untuk melakukan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan mewakili DIREKSI PEKERJAAN.
7. Pejabat Pembuat Komitmen dapat membentuk panitia peneliti pelaksanaan kontrak untuk
membantu DIREKSI PEKERJAAN.
8. DIREKSI PEKERJAAN dapat mendelegasikan sebagian tugas dan tanggungjawabnya kepada
direksi teknis dan dapat membatalkan pendelegasian tersebut setelah memberitahukan kepada
penyedia jasa.
9. Penyedia jasa wajib menyerahkan perkiraan arus uang (cash flow forecast) sesuai dengan
program kerja kepada DIREKSI PEKERJAAN.
10. Apabila suatu program kerja telah dimutakhirkan, maka penyedia jasa wajib memperbaiki
perkiraan arus uang dan diserahkan kepada DIREKSI PEKERJAAN.
11. Apabila pekerjaan dalam perintah perubahan harga satuannya terdapat dalam daftar kuantitas
dan harga, dan apabila menurut pendapat DIREKSI PEKERJAAN bahwa kuantitas pekerjaan
tidak melebihi batas sesuai ketentuan Pasal 22.2. atau waktu pelaksanaan tidak mengakibatkan
perubahan harga, maka harga satuan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
digunakan sebagai dasar untuk menghitung biaya perubahan.
12. Laporan harian dibuat oleh penyedia jasa, diperiksa oleh direksi teknis, dan disetujui oleh
DIREKSI PEKERJAAN.
13. DIREKSI PEKERJAAN dapat meminta pihak ketiga untuk memperbaiki cacat mutu bila
penyedia jasa tidak melaksanakannya dalam waktu masa perbaikan cacat mutu sesuai yang
tercantum dalam surat pemberitahuan direksi teknis dengan biaya dibebankan kepada penyedia
jasa.
14. Pekerjaan dinyatakan selesai apabila penyedia jasa telah melaksanakan pekerjaan selesai 100%
(seratus persen) sesuai ketentuan kontrak dan telah dinyatakan dalam berita acara penyerahan
pertama pekerjaan yang diterbitkan oleh DIREKSI PEKERJAAN.
15. Apabila DIREKSI PEKERJAAN menilai bahwa wakil penyedia jasa tersebut pada Pasal 30.1.
tidak memadai, maka DIREKSI PEKERJAAN secara tertulis dapat meminta penyedia jasa
untuk mengganti dengan personil lain yang kualifikasi, kemampuan, dan pengalamannya
melebihi wakil penyedia jasa yang diganti selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas)
hari dan wakil penyedia jasa yang akan diganti harus meninggalkan lapangan selambat-
lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari.
16. Pada saat kontrak dinyatakan kritis DIREKSI PEKERJAAN menerbitkan surat peringatan
kepada penyedia jasa dan selanjutnya menyelenggarakan SCM (show cause meeting)
17. Dalam SCM DIREKSI PEKERJAAN, direksi teknis dan penyedia jasa membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia jasa dalam periode waktu
tertentu (uji coba pertama) yang di tuangkan dalam berita acara SCM Tahap I
18. Penyedia jasa wajib menyampaikan peringatan dini kepada DIREKSI PEKERJAAN melalui
direksi teknik selambat lambatnya 14 (empat belas) hari sejak terjadinya peristiwa-peristiwa
tertentu atau keadaan-keadaan yang dapat berakibat buruk terhadap pekerjaan, kenaikan harga
kontrak atau keterlambatan tanggal penyelesaian pekerjaan. DIREKSI PEKERJAAN melalui
direksi teknik dapat meminta penyedia jasa untuk membuat perkiraan akibat yang akan timbul
terhadap pekerjaan, harga kontrak dan tanggal penyelesaian pekerjaan. Perkiraan tersebut wajib
diserahkan penyedia jasa sesegera mungkin.
19. Penyedia jasa wajib bekerja sama dengan DIREKSI PEKERJAAN melalui direksi teknik dalam
menyusun dan membahas upaya-upaya untuk menghindari atau mengurangi akibat dari kejadian
atau keadaan tersebut.
20. DIREKSI PEKERJAAN, direksi teknik dan penyedia jasa dapat meminta dilakukan rapat
pelaksanaan yang dihadiri semua pihak, untuk membahas pelaksanaan pekerjaan dan
memecahkan masalah yang timbul sehubungan dengan peringatan dini Pasal 38.1.
21. Direksi teknik wajib membuat risalah rapat pelaksanaan Pasal 39.1. Tanggung jawab masing
masing pihak atas tindakan yang harus diambil ditetapkan oleh DIREKSI PEKERJAAN secara
tertulis
22. Penyedia jasa wajib menugaskan personil inti yang tercantum dalam daftar personil inti atau
menugaskan personil lainnya yang disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN. DIREKSI
PEKERJAAN hanya akan menyetujui usulan penggantian personil inti apabila kualifikasi,
kemampuan, dan pengalamannya sama atau melebihi personil inti yang ada dalam daftar
personil inti.
23. Apabila DIREKSI PEKERJAAN meminta penyedia jasa untuk memberhentikan personilnya
dengan alasan atas permintaan tersebut, maka penyedia jasa harus menjamin bahwa personil
tersebut sudah harus meninggalkan lapangan dalam waktu 7 (tujuh) hari dan harus diganti
selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari.
24. Apabila Pejabat Pembuat Komitmen menginginkan agar penyedia jasa menyelesaikan pekerjaan
sebelum rencana tanggal penyelesaian pekerjaan, maka DIREKSI PEKERJAAN akan meminta
usulan biaya yang diperlukan oleh penyedia jasa untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan.
Bila Pejabat Pembuat Komitmen dapat menerima usulan biaya tersebut, maka rencana tanggal
penyelesaian pekerjaan dipercepat dan disahkan bersama oleh DIREKSI PEKERJAAN dan
penyedia jasa.
25. Penyedia jasa wajib memberitahukan kepada DIREKSI PEKERJAAN dan kepada pihak yang
berwenang bila menemukan benda Pasal 55.1.
26. Penyedia jasa wajib melaksanakan semua instruksi DIREKSI PEKERJAAN yang berkaitan
dengan kontrak.
Advertisements