Pada tugas matakuliah Manajemen Rantai Pasok ini, komoditas yang saya pilih
yaitu wortel. Saya melakukan survei pada hari Rabu, 2 Oktober 2019 pukul 08.30 WITA
yang bertempat di Pasar Induk Minasa Maupa Sungguminasa. Dalam essai ini, informasi
yang saya dapatkan mengenai rantai pasok dari wortel tersebut diberikan oleh
pedagang sayur yang bernama bapak Dg. Gassing.
1
mengirimkannya ke pemakai akhir, supply chain management adalah metode,
alat, atau pendekatan pengelolaannya. Definisi supply chain management
juga diberikan oleh James A. dan Mona J. Fitzsimmons, yang menyatakan
bahwa supply chain management adalah sebuah sistem pendekatan total
untuk mengantarkan produk ke konsumen akhir dengan menggunakan
teknologi informasi untuk mengkoordinasikan semua elemen supply chain
dari mulai pemasok ke pengecer, lalu sampai mencapai tingkat berikutnya
yang merupakan keunggulan kompetitif yang tidak tersedia di sistem logistik
tradisional. Sedangkan definisi supply chain management menurut Chase,
Aquilano, dan Jacobs adalah sistem untuk menerapkan pendekatan secara
total untuk mengelola seluruh aliran informasi, bahan dan jasa dari bahan
baku melalui pabrik dan gudang ke konsumen akhir. Oleh Robert J. Vokurka,
Gail M. Zank dan Carl M. Lund III supply chain management defisinikan
sebagai, “all the activities involved in delivering a product from raw material
through the customer including sourcing raw material and parts,
manufacturing, and assembly, warehousing and inventory tracking, order
entry and order management, distribution across all channels, delivery to the
customer and the information system necessary to monitor all of the
activities”. Stevenson mendefinisikan supply chain management sebagai
suatu koordinasi strategis dari rantai pasokan dengan tujuan untuk
mengintegrasikan manajemen penawaran dan permintaan.
Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003) dalam supply chain ada beberapa
pemain utama yang merupakan perusahaan-perusahaan yang mempunyai
kepentingan didalam arus barang, para pemain utama itu adalah :
1. Supplier
Jaringan yang bermula dari sini, yang merupakan sumber yang
menyediakan bahan pertama, dimana mata rantai penyaluran barang akan
dimulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah,
bahan penolong, bahan dagangan, subassemblies, suku cadang dan
sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan suppliers.
2
2. Manufaktur
Rantai pertama dihubungkan dengan rantai yang kedua, yaitu
manufacturer atau assembler atau fabricator atau bentuk lain yang
melakukan pekerjaan membuat, memfabrikasi, meng-assembling,
merakit, atau pun menyelesaikan barang (finishing). Hubungan dengan
mata rantai pertama ini sudah mempunyai potensi untuk melakukan
penghematan. Misalnya inventories bahan baku, bahan setengah jadi, dan
bahan jadi yang berada di pihak suppliers, manufacturer dan tempat
transit merupakan target untuk penghematan ini. Tidak jarang
penghematan sebesar 40%-60%, bahkan lebih, dapat diperoleh dari
inventory carrying cost di mata rantai ini. Dengan menggunakan konsep
supplier partnering misalnya, penghematan tersebut dapat diperoleh.
3. Distributor
Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai
disalurkan kepada pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk
menyalurkan barang ke pelanggan, yang umum adalah melalui distributor
dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply chain. Barang dari
pabrik melalui gudangnya disalurkan ke gudang distributor atau
wholesaler atau pedagang dalam jumlah yang besar, dan pada waktunya
nanti pedagang besar menyalurkan dalam jumlah yang lebih kecil kepada
retailer atau pengecer.
4. Retail Outlet
Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gedung sendiri atau dapat
juga menyewa dari pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun
barang sebelum disalurkan ke pihak pengecer. Sekali lagi disini ada
kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam bentuk jumlah
inventories dan biaya gudang, dengan cara melakukan desain kembali
pola-pola pengiriman barang baik dari gudang manufacturer maupun ke
toko pengecer (retail outlet).
5. Customer
Para pengecer atau retailer ini menawarkan barangnya langsung kepada
para pelanggan, pembeli atau pengguna barang tersebut. Yang termasuk
outlet adalah toko, warung, toko serba ada, pasar swayalan, atau koperasi
dimana konsumen melakukan pembelian. Walaupun secara fisik dapat
3
dikatakan ini adalah mata rantai terakhir, sebetulnya masih ada satu mata
rantai lagi, yaitu dari pembeli (yang mendatangi retail outlet) ke real
customer dan real user, karena pembeli belum tentu pengguna akhir. Mata
rantai supply baru benar-benar berhenti setelah barang yang
bersangkutan tiba di konsumen akhir.
4
Internal Supply Chain berkaitan dengan aktivitas pemasukan barang. Dalam
hal ini yang kerap diperhatikan yaitu manajemen produksi, pabrikasi, dan juga
kontrol ketersediaan bahan baku.
e. Hasil Survei
Setelah mengetahui pengetahuan umum mengenai Supply Chain
Management beserta alur umum yang terjadi di SCM, maka selanjutnya di
bawah ini akan dijelaskan mengenai alur rantai pasok dari komiditas wortel
dari hulu ke hilir sampai di tangan konsumen yang telah disurvei atau diteliti.
Informasi yang saya dapatkan berasal dari pedagang sayur di pasar Minasa
Maupa yang bernama Dg. Gassing.
5
Maka dari itu, setelah dilakukan survei, dapat diuraikan aliran rantai pasok
untuk komoditas wortel milik usaha dagang Dg. Gassing adalah sebagai
berikut :
1. Supplier
Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian yang
bertanggung jawab terhadap proses produksi wortel yang berada di
Kecamatan Malino, Kabupaten Gowa. Hasil panen yang diperoleh petani
wortel tersebut akan di distribusikan ke mata rantai lainnya. Petani sama
perannya dengan pengepul yang juga berperan dalam mengumpulkan hasil
panen wortel dan memasoknya ke pedagang lain yang berada di pasar
Minasa Maupa.
2. Distributor
Pendistribusian wortel dari malino ke pasar, menggunakan jasa
pengantaran mobil pick up hingga tiba di Pasar Minasa Maupa. Jadwal
kedatangan mobil pick up tersebut setiap hari pukul 15.00 WITA setelah
itu dilakukan proses bongkar muat di depan pasar Minasa Maupa. Jika
sayur yang didatangkan dari Malino tidak habis di pasar Minasa Maupa,
distributor langsung membawa sayur tersebut ke pasar Terong untuk
dijual. Tetapi dalam satu kali pengantaran dari Malino, bukan hanya wortel
saja yang datang melainkan segala jenis sayur yang berasal dari Malino.
Untuk biaya pendistribusian wortel itu tidak ada, pedagang hanya
membeli sesuai harga yang di patok dari petani. Dalam aliran rantai pasok
komoditas wortel ini, tidak terdapat kelompok manufaktur dikarenakan
komoditas ini dijual sebagai bahan pokok untuk masakan di rumah
ataupun restoran, tidak sebagai produk olahan pabrik. Sehingga
komoditas ini langsung diantarkan ke pedagang eceran, tidak melalui
manufaktur lagi.
6
wortel yaitu Rp. 6.000 – Rp. 8.000 per kilonya. Keuntungan yang
didapatkan pedagang yaitu Rp. 50.000 – Rp. 60.000 per 18kg wortel.
Persediaan wortel berpengaruh oleh cuaca karena wortel tidak dapat
tumbuh subur pada musim kemarau. Jadi dapat dikatakan persediaan stok
wortel bisa mempengaruhi harga jual yang ada dipasaran. Untuk wortel
sendiri hanya dapat bertahan selama 3 – 4 hari dalam keadaan segar. Jika
sudah melewati 3 – 4 hari, ujung wortel dan kulitnya agak menghitam.
4. Customer
Peran customer pada aliran rantai pasok wortel di pasar Minasa Maupa
berperan sebagai pengguna akhir atau biasa juga disebut sebagai (real
customer). Pada survei ini, kalangan yang sering membeli wortel yaitu ibu
rumah tangga dan juga mahasiswa. Dalam survei ini, wortel yang dijual
oleh Dg. Gassing tidak memiliki pelanggan tetap, dalam hal ini pemilik
warung makan yang menggunakan wortel sebagai pelengkap dari
makanan yang dijual. Untuk jumlah pembelian wortel sebanyak 1-2kg/org.
Pada survei kali ini, aliran manajemen rantai pasok komoditas wortel yang saya
lakukan, permasalahan yang dialami Dg. Gassing selaku pedagang eceran bahan-
bahan pokok ini terutama wortel adalah permasalahan ketidakpastian
permintaan, pasokan, dan ketahanan fisik pada wortel. Kekhawatiran pedagang
apabila komoditas wortel tidak habis tepat waktu sehingga terjadinya
pembusukan wortel yang dapat mengakibatkan kerugian karena wortel yang
sudah mulai membusuk harus dijual dengan harga murah ataupun dibuang dan
datangnya pesanan di minggu selanjutnya masih menjadi masalah aliran rantai
pasok yang dialami. Adapun solusi yang ditawarkan yaitu sebaiknya pihak
pedagang eceran melakukan komunikasi yang baik terhadap pihak yang terlibat
dalam aliran rantai pasok ini yaitu distributor dari Kecamatan Malino, bahwa
pedagang eceran harus sering melakukan sharing informasi mengenai situasi
penjualan di pasar apakah dalam 1 atau 2 minggu terakhir permintaan di pasar
meningkat atau tidak. Sehingga distributor bisa menginformasikan langsung
kepada petani wortel untuk menyesuaikan permintaan dari pedagang eceran agar
komoditas yang diantarkan sesuai permintaan, tidak lebih ataupun kurang.
Permasalahan lainnya yaitu posisi toko usaha yang berada di dalam bangunan
pasar, dengan adanya toko di dalam bangunan pasar, pastinya memiliki fee untuk
membayar fasilitas yang diberikan pengelola pasar, misalnya air, listrik, dll. Maka
dari itu barang yang dijual akan sedikit mahal agar bisa membayar fee tersebut,
berbeda dengan pedagang yang berada di luar pasar yang tidak harus membayar
7
fee karena menjajakan dagangannya diluar pasar. Solusi lainnya yaitu dilakukan
pengelolaan pada wortel yang mulai rusak ataupun membusuk, misalnya limbah
wortel dikelola menjadi pakan ternak yang nutrisinya tidak kalah jika dibandingkan
dengan rumput unggul dan dapat menggantikan biaya pembelian rumput unggul.
Ataupun bisa juga dengan solusi akhir yaitu menitipkan atau menjual murah
komoditas wortel ini kepada pedagang lain di Pasar Minasa Maupa ini yang tidak
memiliki komoditas wortel agar tidak menumpuk lalu menjadi busuk di tempat
usaha Dg. Gassing.
8
(Bersama Dg. Gassing, salah satu pedagang sayur di Pasar Minasa Maupa)