Anda di halaman 1dari 10

PPh Bersifat Final:

PPh Bersifat Final 0,5%, PPh Pasal


4 ayat (2), dan PPh Pasal 15
Oleh:
Fajar Odiatma
Ruang Lingkup PPh yang Berifat Final
• Pajak Penghasilan (PPh) dapat dikelompokan menjadi PPh yang
bersifat final dan PPh tidak final.
• PPh bersifat final artinya PPh yang pengenaanya sudah final (berakhir)
sehingga tidak dapat dikreditkan (dikurangkan) dari total penghasilan
terutang pada akhir tahun pajak.
Ruang Lingkup PPh yang Berifat Final

PPh Final

PPh dgn jumlah


PPh Pasal 4 ayat PPh untuk
peredaran bruto
(2) UU PPh usaha tertentu
tertentu

- PPh Pasal 21
PP No. 23 tahun 2018 - PPh Pasal 22
- PPh Pasal 15
Ruang Lingkup PPh Pasal 4 ayat (2)
• Berikut penghasilan yang dikenakan PPh bersifat final yang diatur dalam Pasal 4 ayat (2) UU
PPh:
1. Penghasilan bung deposito/tabungan yang ditempatkan di dalam negeri dan yang
ditempatkan di luar negeri, diskonto SBI, dan jasa giro.
2. Transaksi penjualan saham pendiri dan bukan saham pendiri
3. Bunga/diskonto obligasi dan surat berharga negara
4. Hadiah undian
5. Persewaan tanah dan/atau bangunan
6. WP yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
7. Jasa konstruksi, meliputi perencanaan konstruksi, pelaksanaan konstruksi, dan bangunan
8. Bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota WPOP
9. Dividen yang diterima/diperoleh WPOP dalam negeri
Tarif PPh Pasal 4 ayat (2)
No. Sumber Penghasilan Penerima Penghasilan Tarif Peraturan
1 Bunga Deposito, Tabungan, dan Diskonto SBI WPDN dan BUT 20%
PP No.125/2015
WPLN selain BUT 20% atau tarif tax treaty
2 Bunga/diskonto obligasi dan Surat Berharga Negara:
- Bunga obligasi dengan kupon WPDN dan BUT 15%
WPLN selain BUT 20% atau tarif tax treaty
- Diskonto obligasi dengan kupon WPDN dan BUT 15% PP No. 100/2013 dan PMK No. 7/2012
WPLN selain BUT 20% atau tarif tax treaty
-Diskonto obligasi tanpa kupon WPDN dan BUT 15%
WPLN selain BUT 20% atau tarif tax treaty
3 Bunga simpanan anggota Koperasi (> Rp 240 ribu) WPOP 10% PP No. 15/2009
4 Transaksi penjualan saham pendiri dan bukan pendiri WPOP dan WP Badan 0,1% PP No. 14/1997
5 Dividen WPOP dalam negeri 10% PP No.19/2009
6 Pengalihan Hak atas Tanah atau Bangunan
- PPh yang dibayar sendiri oleh OP atau Badan atau
dipungut/dipotong Bendaharawan WPOP atau WP Badan 5%
- WP yang usahanya melakukan pengalihan hak atas PP No.71/2008
tanah dan/atau bangunan berupa RS dan RSS WPOP atau WP Badan 1%
- WP yang usahanya melakukan pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan selain RS dan RSS WPOP atau WP Badan 5%
7 Persewaan tanah dan/atau bangunan WPOP atau WP Badan 10% PP No.5/2002 dan KMK No.120/2002
8 Hadiah undian WPOP atau Badan 15% PP No. 132/2002
9 Jasa Konstruksi
- Pelaksanaan dengan Kualifikasi Usaha Kecil WP Badan dan BUT 2%
- Pelaksanaan dengan kualifikasi usaha menengah
dan besar WP Badan dan BUT 3%
- Pelaksanaan tanpa memiliki kualifikasi usaha WP Badan dan BUT 4% PP No. 40/2009
- Perencanaan & Pengawasaan yang memiliki
kualifikasi usaha WP Badan dan BUT 4%
- Perencanaan & Pengawasaan yang tidak memiliki
kualifikasi usaha WP Badan dan BUT 6%
PPh Bersifat Final Penghasilan dan/atau
Usaha Tertentu
• PPh bersifat final atas Penghasilan dan/atau Usaha Tertentu yaitu:

PPh Pasal 21 atas uang pesangon, uang manfaat pensiun, honorarium yang dterima
pejabat negara, PNS, anggota TNI dan POLRI

PPh Pasal 22 atas penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas kepada
penyalur/agen oleh produsen atau importirnya

PPh Pasal 15 atas WP tertentu dengan norma penghitungan


PPh Bersifat Final Pasal 15

PPh atas Imbalan yang Dibayarkan/Terutang kepada Perusahaan


Pelayaran Dalam Negeri

PPh atas Imbalan yang Dibayarkan/Terutang kepada Perusahaan


Pelayaran dan Penerbangan Luar Negeri

PPh atas Imbalan yang Dibayarkan/Terutang kepada Perusahaan


Penerbangan Dalam Negeri
PPh atas Imbalan yang Dibayarkan/Terutang
kepada Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri
• Dasar Hukum adalah KMK No. 416/1996
• Wajib Pajak dan Objek Pajak
Wajib Pajak adalah orang yang bertempat tinggal atau badan yang didirikan di
Indonesia yang melakukan usaha pelayaran dengan kapal yang didaftarkan di
Indonesia maupun di luar negeri dengan kapal pihak lain.
Objek Pajak ini adalah penghasilan berupa imbalan yang diterima atau diperoleh
perusahaan pelayaran dalam negeri, baik dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia.
• Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak
Tarif PPh atas transaksi ini adalah sebesar 1,2% dari DPPnya, yaitu peredaran
bruto.
PPh atas Imbalan yang Dibayarkan/Terutang kepada
Perusahaan Pelayaran dan Penerbangan Luar Negeri
• Dasar Hukum adalah KMK No. 417/1996
• Wajib Pajak dan Objek Pajak
Wajib Pajak adalah perusahaan pelayaran dan/atau penerbangan yang
berkedudukan di luar negeri dan melakukan usaha melalui Bentuk Usaha Tetap
(BUT) di Indonesia.
Objek Pajak ini adalah penghasilan berupa imbalan yang diterima atau diperoleh
perusahaan pelayaran dan penerbangan terkait pengangkutan orang dan/atau
barang termasuk kapal laut dan/atau udara.
• Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak
Tarif PPh atas transaksi ini adalah sebesar 2,64% dari DPPnya, yaitu peredaran
bruto.
PPh atas Imbalan yang Dibayarkan/Terutang
kepada Perusahaan Penerbangan Dalam Negeri
• Dasar Hukum adalah KMK No. 475/1996
• Wajib Pajak dan Objek Pajak
Wajib Pajak adalah perusahaan penerbangan yang berkedudukan di
Indonesia yang memperoleh penghasulan berdasarkan perjanjian carter.
Objek Pajak ini adalah penghasilan berupa imbalan yang diterima atau
diperoleh perusahaan penerbangan dalam negeri berdasarkan perjanjian
carter.
• Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak
Tarif PPh atas transaksi ini adalah sebesar 1,8% dari DPPnya, yaitu
peredaran bruto.

Anda mungkin juga menyukai