Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SISTEM LOGISTIK PERUSAHAAN FAST FOOD KENTUCKY


FRIED CHICKEN

Makalah Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Mata Kuliah


Manajemen Logistik

Disusun Oleh:

Andrei Dyan Nugraha 16 205 004


Anjas Setyadi 16 205 005
Rahmat Amrizal 16 205 006
Firman Syahputra 16 205 007
Yudi Pratama 16 205 008
Muhammad Hernanda Harahap 16 205 009
Syafri Anggita Harahap 16 205 010
Wahyu Maulana Ishaq 16 205 011
M Fauzan Azmi Saragih 16 205 016

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Dengan adanya perkembangan teknologi informasi banyak memberikan
kemudahan pada berbagai aspek kegiatan bisnis. Keadaan perekonomian
masyarakat yang semakin membaik menyebabkan perubahan pola konsumsi dan
cara makan masyarakat. kesibukan masyarakat di kota-kota besar dengan
pekerjaan sehari-hari yang banyak menyita waktu serta jam kantor yang semakin
mengikat menyebabkan masyarakat tidak mempunyai waktu yang cukup untuk
menyiapkan makanan, sehingga menimbulkan kebiasaan baru yaitu makan di luar
rumah. Perubahan perilaku konsumen tersebut, membentuk peluang bisnis
makanan di Indonesia, dimana makanan merupakan kebutuhan pokok manusia
dan mutlak untuk dipenuhi agar dapat tetap melangsungkan kehidupannya.
Kesibukan pekerjaan cenderungan membuat orang yang ingin sesuatu
secara praktis. Hal ini menuntut setiap perusahaan khususnya dalam bisnis
makanan dapat menentukan strategi yang tepat seperti menerapkan food delivery
service, yaitu suatu jasa antar makanan yang akan memanjakan dan memudahkan
konsumen sebagai penjelajah kuliner untuk berwisata kuliner di rumah atau bagi
orang-orang yang super sibuk dan tidak ada waktu untuk memasak. Dalam hal ini
sistem manajemen pengelolaan restoran dituntut untuk meningkatkan kualitas
delivery service demi memenuhi standar keputusan pembeli sehingga
menyebabkan ketatnya persaingan restoran yang terjadi di kotakota besar di
Indonesia khususnya Surabaya. Masyarakat tidak mempunyai waktu yang cukup
untuk menyiapkan makanan, sehingga menimbulkan kebiasaan baru yaitu delivery
service makanan.
Delivery service makanan menjadi daya tarik bagi pemilik modal untuk
mengembangkan usaha pelayanan makanan, antara lain restoran fast food (cepat
saji). Salah satu restoran cepat saji yang cukup diminati di Kota Medan adalah
KFC. Kentucky Fried Chicken merupakan salah satu restoran cepat saji yang
menyajikan produk ayam dan produk lain yang berkaitan dengan daging ayam.
Kentucky Fried Chicken harus menyadari betul tentang persaingan ini, Kentucky
Fried Chicken harus menyajikan kulitas produk dan layanan yang baik jika KFC
tidak menginginkan konsumennya pindah ke restoran lain. Untuk meningkatkan
kualitas pelayanan dengan memberikan fasilitas delivery service untuk
memberikan kemudahan kepada konsumen yang enggan mengantri di lokasi.
Delivery yang menunjukkan seberapa baik produk tersebut diterima oleh
konsumen meliputi kecepatan, keakuratan dan ketepatan proses pengiriman
produk atau jasa. Sejauh ini pemesanan delivery yang masuk ke KFC akan
diambilkan dari Kentucky Fried Chicken yang terdekat dari lokasi antar dan akan
dipandu konfirmasi operator telepon Kentucky Fried Chicken pusat yang juga
dikonfirmasi ulang pada Kentucky Fried Chicken cabang untuk dipastikan
pesanan, jumlah uang serta waktu antar.
Pada kenyataannya, belum semua pelanggan puas akan layanan yang
diberikan ini seperti hasil temuan di lapangan yang dilakukan kepada 30
pelanggan KFC. Berdasarkan hasil jawaban responden yang merupakan
pelanggan KFC dapat dilihat bahwa sebagian besar mengeluhkan akan waktu
antar yang tidak sesuai janji atau terlalu lama dari jarak waktu pemesanan, dimana
keluhan tersebut merupakan respon dari adanya ketidakpuasan pelanggan atas
pelayanan yang diberikan oleh KFC khususnya dalam hal delivery service.
Ketidakpuasan akan delivery service tentunya menjadi kendala untuk diperbaiki
karena dapat mengecewakan konsumen sebagai pembeli. Layanan delivery
service merupakan variasi dan sistem pelayanan restoran fast food yang pada
kenyataannya relatif dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam proses
pembeliannya. Maka penulis tertarik untuk mengkaji tentang ”Pengaruh Logistic
Service Quality Terhadap Loyalitas Konsumen Melalui Kepuasan Konsumen
Kentucky Fried Chicken di Medan”. Bahwa “ satisfaction is general viewed as a
broader a concept while service quality assessment focuses specifically on
dimensions of services” yang artinya adalah kepuasan pelanggan secara umum
dipandang sebagai suatu konsep yang luas tentang penilaian kualitas jasa secara
terinci atas dimensi dari jasa. Komponen untuk mengukur suatu kepuasan
konsumen tidak hanya kualitas layanan saja, tapi termasuk kualitas produk, harga
dan faktor pribadi sebagai komponen dari model kepuasan yang diukur dengan
instrumen Servqual. Lima dimensi Servqual yang disusun sesuai urutan tingkat
kepentingan adalah: (1) Reliabilitas (Reliability), (2) Daya Tanggap
(Responsiveness), (3) Jaminan (Assurance), (4) Empati (Empathy), dan (5) Bukti
Fisik (Tangible). Layanan deliver service merupakan variasi dan sistem pelayanan
restoran fast food yang pada kenyataannya relatif dapat mempengaruhi keputusan
seseorang dalam proses pembeliannya. Maka penulis tertarik untuk mengkaji
tentang ”Pengaruh Logistic Service Quality Terhadap Loyalitas Konsumen
Melalui Kepuasan Konsumen Kentucky Fried Chicken di Medan”. Mengingat
bahwa fenomena masyarakat modern yang aktivitasnya semakin padat tidak
diiringi dengan situasi di jalanan yang mendukung pergerakan tersebut. Lalu
lintas yang macet, pengemudi kendaraan yang berkendara tanpa memedulikan
keamanan orang di sekitarnya, cuaca yang panas, belum lagi ancaman
kriminalitas, akhirnya memengaruhi cara hidup masyarakat. Masyarakat menjadi
malas keluar rumah atau kantor, apa lagi saat tengah malam, untuk membeli
makanan masyarakat lebih memilih untuk memesan makanan di luar. Hal ini yang
menyebabkan lahirnya jasa pesan antar makanan pada restoran fast food di
Indonesia.
Demi menjawab kebutuhan masyarakat modern yang butuh serba praktis,
KFC meluncurkan jasa delivery service yang sering disebut sebagai KFC delivery
14022. Delivery service yang siap melayani selama 24 jam sehari ini merupakan
solusi utama bagi masyarakat yang ingin makan saat tengah malam, tetapi malas
masak sendiri atau takut keluar dari rumah. Dengan via telepon, pelanggan dapat
memesan produk makanan yang diinginkan dan dapat diantarkan sampai di
tempat tujuan dengan waktu yang dijanjikan. Karena hal inilah, maka si peneliti
tertarik untuk meneliti tentang pengaruh Logistic Service Quality (delivery
service) KFC terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan KFC di Indonesia,
khususnya di Medan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan pemaparan latar belakang, maka yang menjadi rumusan
masalah adalah bagaimana sistem manajemen logistik perusahaan fast food
Kentucky Fried Chicken?
1.3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari
penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian logistik.
2. Untuk mengetahui Logistic Service Quality mempengaruhi terhadap
Kepuasan Konsumen Kentucky Fried Chicken di Medan.
3. Untuk mengetahui sistem dari pengadaan logistik.

1.4. Manfaat Penulisan


1. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai strategi
Perusahaan Kentucky Fried Chicken dalam pengembangan Perusahaan
Fast Food di Indonesia.
2. Bagi Pembaca
a. Menambah dan memperluas wawasan mengenai strategi Perusahaan
Kentucky Fried Chicken dalam pengembangan Perusahaan Fast Food di
Indonesia.
b. Sebagai bahan referensi tambahan bagi pihak-pihak lain yang akan
meneliti kasus yang sama.
1.5. Batasan Penelitian
Agar penelitian terarah dan fokus terhadap tujuan yang diinginkan, maka
perlu adanya beberapa batasan dalam penelitian ini antara lain:
1. Perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah Kentucky Fried Chicken
di Medan.
2. Penelitian dilakukan untuk mengetahui sistem dari pengadaan logistik
Perusahaan Kentucky Fried Chicken.
3. Penelitian dilakukan untuk mengetahui cara pengadaan logistik
Perusahaan Kentucky Fried Chicken.

1.6. Asumsi Penelitian


Adapun asumsi yang dilakukan pada penelitian ini adalah :
1. Data dan informasi yang diperoleh dari perusahaan adalah data yang
sebenarnya.
2. Aliran proses produksi tidak berubah selama penelitian berlangsung.
3. Semua fasilitas yang digunakan pada proses produksi berada dalam
kondisi baik dan bekerja normal.

DAFTAR PUSTAKA
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Logistik
Logistik didefinisikan sebagai proses pengelolaan yang strategis terhadap
pemindahaan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari supplier,
di antara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para pelanggan. Bowersox
(2006:13). Logistik adalah proses yang terorganisasi dimana mengatur aliran
barang dagangan dari sumber Pasok ke vendor, pengrosir atau distributor melalui
fungsi proses internal, sampai barang dagangan terjual dan sampai ke tangan
pelanggan. (Levi & Weitz, 2002:329).

2.2. Sistem Logistik


Sistem logistik adalah pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan
dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari supplier, diantara
fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para pelanggan yang bertujuan untuk
menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material dalam jumlah yang
tepat pada waktu di butuhkan dalam keadaan yang dapat dipakai ke lokasi dimana
barang tersebut dibutuhkan. (Bowersox, 2006:36). Sistem logistik tersusun atas
fasilitas-fasilitas yang terhubung dengan jasa pelayanan transportasi.
Sistem ini membahas mengenai bagaimana suatu material diproses,
manufaktur, disimpan, diseleksi, untuk kemudian dijual atau dikonsumsi.
Pembahasan dalam sistem logistik ini merupakan pembahasan yang
komperhensif, termasuk pembahasan mengenai proses manufaktur dan perakitan,
pergudangan, pendistribusian, titik/poin pengalihan angkutan, terminal
transportasi, penjualan eceran, pusat penyortiran barang, dan dokumen, pusat
penghancuran, dan pembuangan dari keseluruhan kegiatan industri (Ghiani et al,
2004:343).
2.3. Kinerja Sistem Logistik
Ukuran kinerja sistem logistik, meliputi: Kualitas (tingkat kepuasan
pelayanan, loyalitas pelanggan, ketepatan pengiriman). Untuk mengukur seberapa
baik sebuah perusahaan melayani konsumennya dan sejauh mana sistem logistik
dapat mendukung hal tersebut. Menurut Hugos seorang profesor dari Stanford
University didalam Waren Hausman, service menggambarkan kemampuan untuk
mengantisipasi, membaca dan memenuhi kebutuhan konsumen sesuai dengan
produk yang dikehendaki dan tepat waktu (Chandra, 2013). Waktu (total
replenishment time, business cycle time). Merupakan ukuran yang menunjukkan
waktu yang dibutuhkan dalam proses pengiriman bahan baku hingga waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan aktivi tas produksi untuk menjaga ketersediaan
produk dan pengadaan produk. (Martin, 2008:43). Biaya (total delivered cost,
efisiensi nilai tambah). Mengukur total biaya dalam pengiriman bahan baku dan
menekan biaya persediaan seminimal mungkin agar tidak mengeluarkan banyak
biaya pengiriman bahan baku untuk persediaan, namun tetap menjaga tingkat
layanan kepada konsumen. Fleksibilitas (jumlah persediaan dan spesifikasi)
kemampuan perusahaan dalam merespon permintaan baru dari konsumen baik
dari sisi kuantitas maupun jenis produk dan bertindak secara cepat dalam
memenuhi permintaan tersebut. Perusahaan harus mempunyai kemampuan dalam
area ini agar mampu menghadapi kondisi yang tidak pasti pada pasar yang mereka
layani. Mengukur kemampuan perusahaan dalam menyediakan produk yang
dibutuhkan konsumen disamping produk yang sudah ada.1

2.4. Service Quality


Menurut (Tjiptono, 2001) Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang
berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan. Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat
diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta
ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono,
2007).

1
Ribka Michelle Sutanto, Sumarauw Jacky S. B., “Evaluasi Kinerja Sistem Logistik Pada
Perusahaan Vulkanisir UD. Sumber Ban, Tateli”, Manado, Universitas Sam Ratulangi, 2014.
Hal : 589-590.
2.5. Kualitas Pelayanan Logistik (LSQ)
Berdasarkan teori Logistik dan teori Servqual yang didapatkan, maka
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud Logistic Service Quality adalah suatu
upaya yang dilakukan perusahaan dalam mengantisipasi kebutuhan dan keinginan
akan barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen serta mengoptimalkan
pengelolaan jaringan barang dan jasa agar dapat sampai ke tangan konsumen
secara tepat waktu sehingga terjadi kepuasan konsumen/harapan konsumen
terpenuhi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pengukuran dari Logistic Service
Quality terbagi dalam 4 dimensi yaitu:
1. Timeliness
Timeliness membahas tentang apakah pesanan tiba di lokasi pelanggan
sesuai dengan waktu yang dijanjikan. Timeliness juga mengacu pada
waktu yang dibutuhkan antara penempatan pesanan dan penerimaan oleh
pelanggan.
2. Accuracy of Order
Accuracy of Order mengacu pada seberapa dekat pengiriman sesuai
dengan pesanan pelanggan. Ini termasuk ketepatan jenis barang dalam
pesanan serta ketepatan jumlah barang.
3. Quality of Information
Quality of Information mengacu pada presepsi pelanggan terhadap
informasi yang disediakan oleh perusahaan mengenai produk yang dapat
dipilih oleh pelanggan.
4. Quality of Contact Personnel
Quality of Contact Personnel mengacu pada orientasi pelanggan terhadap
contact people dari bagian logistik perusahaan. Secara spesifik, pelanggan
melihat tentang apakah staff layanan pelanggan berpengetahuan,
bersimpati terhadap situasi pelanggan, dan membantu pelanggan
menyelesaikan masalah pelanggan.

2.6. Kepuasan Konsumen


Kepuasan konsumen adalah konsumen akan merasa puas terhadap layanan
yang diberikan oleh perusahaan apabila layanan tersebut mampu memenuhi
kebutuhan dan harapan konsumen. Kepuasan tidak akan pernah berhenti pada satu
titik, namun terus bergerak dinamis mengikuti tingkat kualitas produk dan
layanannya dengan harapanharapan yang terus berkembang di benak konsumen.
Harapan konsumen dipengaruhi oleh pengalaman pembelian konsumen
sebelumnya, nasehat teman dan kolega, serta janji dan informasi pemasar dan
pesaingnya.
Kepuasan konsumen yang diukur dalam penelitian ini yaitu kepuasan akan
kualitas produk dibidang food and beverage yang memiliki 4 dimensi, yaitu:
1. Fresh (kesegaran)
Produk atau makanan dapat yang dirasakan oleh konsumen haruslah segar.
2. Presentation (cara penyajian)
Makanan dan minuman harus disajikan dengan menarik. Hal ini
dikarenakan selain rasa makanan, konsumen juga menyukai makanan yang
disajikan dengan cara menarik.
3. Well Cooked (dimasak / dibuat dengan baik)
Makanan yang dihidangkan kepada konsumen hendaknya dimasak atau
diproses dengan cara yang baik dan higienis sehingga aman untuk
dikonsumsi oleh konsumen.
4. Variety of Food and Beverage (ragam makanan dan minuman)
Konsumen adalah komunitas yang beragam dan tentunya mempunyai
selera yang beragam juga.

2.7. Loyalitas Konsumen


Definisi dari loyalitas adalah “Loyalty is defined as non random purchase
expressed over time by some decision making unit”. Hal ini berarti loyalitas lebih
mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk
melakukan pembelian secara terus-menerus terhadap barang/layanan suatu
perusahaan.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa loyalitas
konsumen adalah suatu rasa setia atau keterikatan konsumen akan merek.
Loyalitas konsumen dalam penelitian ini diukur menggunakan beberapa indikator
yang mengacu yaitu :
1. Mengatakan hal positif kepada orang lain.
2. Merekomendasikan ke orang lain.
3. Jarang beralih ke kompetitor sejenis.
4. Produk atau layanan jasa yang dipilih merupakan pilihan pertama.
5. Produk atau layanan jasa yang dipilih adalah produk yang terbaik.

2.8. Kerangka Konseptual


Berikut ini adalah gambar dari kerangka konseptual Logistic Service
Quality.2

Logistic Kepuasan Loyalitas


Service Konsumen Konsumen
Quality

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Logistik

2.9. Supplay Chain Management


Supply chain (rantai pengadaan) adalah suatu sistem tempat organisasi
menyalurkan barang produk dan jasanya kepada para pelangannya. Rantai ini juga
merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang
mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan
pengadaan barang tersebut. Berikut ini adalah fungsi dari supply chain
management (SCM) :
1. SCM secara fisik mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan
menghantarkannya ke pamakai akhir. Fungsi pertama ini berkaitan dengan
ongkos-ongkos fisik, yaitu ongkos material, ongkos menyimpanan, ongkos
produksi, ongkos transportasi, dan sebagainya.

2
Hendry Raymond, Ericko Yohji, “Pengaruh Logistic Service Quality Terhadap Kepuasan dan
Loyalitas Konsumen Kentucky Fried Chicken di Surabaya”, Universitas Kristen Petra. Hal :577-
579.
2. SCM sebagai mediasi pasar, yakni memastikan bahwa apa yang disuplai
oleh rantai supply chain mencerminkan aspirasi pelanggan atau pemakai
akhir tersebut. Fungsi kedua ini berkaitan dengan biaya-biaya survey
pasar, perancangan produk, serta biaya-biaya akibat tidak terpenuhinya
aspirasi konsumen oleh produk yang disediakan oleh sebuah rantai
supplay chain. Ongkos-ongkos ini bisa berupa ongkos markdown, yakni
penurunan harga produk yang tidak laku dijual dengan harga normal, atau
ongkos kekurangan supply yang dinamakan dengan stockout cost.

Kesuksesan implementasi prinsip ini biasanya membutuhkan perubahan-


perubahan pada tingkatan strategis maupun taktis. Sebaliknya, kegagalan biasanya
ditandai oleh ketidakmampuan manajemen mendefinisikan langkah-langkah yang
harus ditempuh dalam menggiring komponen-komponen supply chain yang
komplek ke arah yang sama. Anderson, Britt, dan Favre (1997) memberikan 7
prinsip dalam SCM yang diperuntukkan bagi manajer dalam merumuskan
keputusan strategis, yaitu :
1. Segmentasi pelanggan berdasarkan kebutuhannya.
2. Sesuaikan jaringan logistik untuk melayani kebutuhan pelanggan yang
berbeda.
3. Dengarkan signal pasar dan jadikan signal tersebut sebagai dasar dalam
perencanaan kebutuhan (demand planning) sehingga bisa menghasilkan
ramalan yang konsisten dan alokasi sumber daya yang optimal.
4. Deferensiasi produk pada titik yang lebih dekat dengan konsumen dan
percepat konversinya disepanjang rantai supply chain.
5. Kelola sumber-sumber suplai secara strategis untuk mengurangi ongkos
kepemilikan dari material atupun jasa.
6. Kembangkan strategi teknologi untuk keseluruhan rantai supplay chain
yang mendukung pengambilan keputusan berhirarki serta berikan
gambaran yang jelas dari aliran produk, jasa, maupun informasi.
7. Adopsi pengukuran kinerja untuk sebuah supply chain secara keseluruhan
dengan maksud untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen akhir.
Web base intinya adalah menyusun suatu sistem informasi bisnis
terintegrasi pada perusahaan, yang melibatkan semua bagian dalam bisnis menjadi
satu kesatuan. Menjadi satu sistem dan dalam penerapannya, khususnya sebagai
insfrasruktur komunikasi digunakan teknologi internet. Sistem yang
dikembangkan dalam sistem informasi Supply Chain Management berbasis web
meliputi pengembangan suatu sistem bisnis yang terintegrasi dengan memasukkan
segala fungsi bisnis mulai dari pengenalan kebutuhan konsumen, desain, produksi,
pergudangan, transportasi, pemesanan, penjualan hingga pelayanan terhadap
kepuasan konsumen. Pada penerapan sistem informasi Supply Chain
Management, perusahaan memberikan kemampuan akses langsung pada semua
konsumen dan rekan bisnis ke dalam sistem sesuai dengan fungsi dan kebutuhan
masing-masing seperti pemesanan, dukungan teknis, pemeriksaan status
pembelian atau pengiriman, dokumen-dokumen bisnis, status pembayaran, utang-
piutang dan sebagainya.3

Chicken From

K & N’s
Warehouse Preparation
Cold And
Vegetables Storage Packaging
From Open
Market
Distribution
to all
Branches
Sauces
From
Unilever Warehouse
Normal
Storage
Other

Material

Gambar 2.2. Supplay Chain Management Of KFC


2.10. Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management)
3
Budi Eko Setiawan, Setiyadi Angga, “Implementasi Supplay Chain Management (SCM) Dalam
Sistem Informasi Gudang Untuk Meningkatkan Efektifitas Dan Efisiensi Proses Pergudangan”,
Bandung, Universitas Komputer Indonesia, 2017. Hal : 20.
Manajemen Rantai Suplai (Supply chain management) adalah sebuah
proses di mana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari sudut
struktural. Sebuah supply chain (rantai pasokan) merujuk kepada jaringan yang
rumit dari hubungan yang mempertahankan organisasi dengan rekan bisnisnya
untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan kepada konsumen.
(Kalakota, 2000:197). Manajemen rantai pasokan (supply chain management)
adalah integrasi berbagai aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan
menjadi barang setengah jadi dan produk akhir serta pengiriman ke pelanggan.
(Heizer dan Render, 2010:40).

Wonokoyo
Grup Ayam

Pasar dan
Suppiler Sayuran
Regional Umum

Kantor Pusat Sayuran


Jakarta Khusus

Petani KFC Logistic Retailer KFC Konsumen


Kentang Kentang Regional
Luar Negeri

KFC USA Bumbu

Petani Lokal Beras Non


Organik

Kantor Pusat Beras


Jakarta Organik

Gambar 2.3. Rantai Pasok KFC Indonesia (PT. Fast Food Indonesia, Tbk)
2.11. Manajemen Logistik
Manajemen Logistik didefinisikan sebagai Proses pengelolaan yang
strategis terhadap pemindahaan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang
jadi dari supplier, di antara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para
langganan. (Bowersox, 2006:13). Logistik adalah proses yang terorganisasi
dimana mengatur aliran barang dagangan dari sumber Pasok ke vendor, pengrosir
atau distributor melalui fungsi proses internal, sampai barang dagangan terjual
dan sampai ke tangan pelanggan. (Levi & Weitz, 2002:329).

2.12. Pemilihan Pemasok Logistik


Gencer dan Gurpinar (dalam Kurniawati, dkk, 2013:25), faktor kesuksesan
perusahaan salah satunya adalah pemilihan pemasok. Pemasok yang dipilih
dengan tepat dapat menjamin ketersediaan bahan baku untuk menjaga lintasan
produksi. Memilih pemasok merupakan masalah multi kriteria dimana setiap
kriteria digunakan mempunyai kepentingan berbeda dan informasi mengenai hal
tersebut tidak diketahui dengan tepat. Pemilihan pemasok berdasarkan penawaran
harga yang paling rendah sudah tidak efektif dan efisien lagi . Untuk mendapatkan
kinerja rantai pasokan yang maksimal harus menggabungkan faktor lainnya yang
sesuai dan selaras dengan tujuan perusahaan. Pemilihan pemasok yang tepat tidak
hanya pemasok yang dapat memberikan material yang berkualitas, tepat waktu,
dan harga terjangkau namun juga harus memberikan service yang optimal baik
dari segi responsif, kelancaran komunikasi dan informasi. (Yoserizal dan Singgih,
2012:75).

2.13. Perencanaan Logistik


Perencanaan merupakan dasar aktifitas manajemen yang lain. Dalam
kegiatan perencanaan ini dilakukan proses analisis, pemikiran, penelitian dan
perhitungan dalam upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan logistik. Untuk itu
diperlukan sumber daya manusia yang mumpuni di bidang perencanaan logistik
ini sehingga dapat mengambil keputusan secara tepat dan cepat. Setelah
perencanaan dilakukan, maka tindakan selanjutnya yang harus dilakukan oleh
manajer dan staf logistik adalah melaksanakan proses pengadaan barang/ jasa
yang dibutuhkan. Banyak metode pengadaan barang yang dapat dipilih, misalnya:
peminjaman, sewa, kontrak atau pembelian. Cara dan proses yang seperti apa
yang perlu diambil oleh unit logistik sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan
kondisi organisasi/ perusahaan masing-masing. (Sulistio, 2012:5). Perencanan
logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanaannya dilakukan
oleh semua calon pemakai (user) kemudian diajukan sesuai dengan alur yang
berlaku di setiap organisasi. (Mustikasari, 2007:4).

2.14. Pendistribusian Logistik


Kotler dan Keller (2009:106), saluran distribusi logistik adalah suatu
perangkat organisasi yang tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat
produk atau jasa menjadi untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau
pengguna bisnis. Warren J Keegan (2003:86), Saluran Distribusi adalah saluran
yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen
sampai ke konsumen atau pemakai industri.4

BAB III

4
Melva F. Manambing, Dkk, “Analisis Perencanaan Supplay Chain Management (SCM) Pada
PT. Sinar Galesong Pratama”, Manado, Universitas Sam Ratulangi, 2014. Hal : 151-152.
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pembahasan penelitian ini adalah manajemen rantai
pasokan berdampak pada persediaan bahan baku di KFC cabang Medan, dimana
dengan rantai pasokan yang baik yaitu lancar, memenuhi kualitas, serta tepat
waktu akan berdampak pada persediaan bahan baku yang dibutuhkan oleh pihak
perusahaan baik untuk persediaan jangka pendek, jangka menengah, maupun
jangka panjang. Faktor-faktor dari manajemen rantai pasokan yang berdampak
pada persediaan bahan baku antara lain: Perencanaan rantai pasokan, Pengelolaan
rantai pasokan dan Pengontrolan rantai pasokan. Selain itu pemasok yang baik,
kredibel, serta profesional dibutuhkan untuk memasok persediaan di KFC cabang
Medan yang memenuhi standar kualitas khususnya standar kualitas internasional
untuk makanan yang telah ditetapkan.

3.2. Saran
Saran yang dapat diberikan setelah melakukan penelitian ini diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan yaitu pihak KFC cabang Medan perlu terus meningkatkan
manajemen atau tata kelola dari rantai pasokan perusahaan agar persediaan
bahan baku yang ada selalu tercukupi, serta berkualitas dan tersedia kapan
saja dibutuhkan. Perusahaan harus memfokuskan pada pemasok-pemasok
utama dari perusahaan yang bisa memenuhi pasokan perusahaan
khususnya dalam memenuhi kebutuhan persediaan bahan baku yang
merupakan salah satu inti dari produk yang berkualitas yang terus menerus
dijaga dan ditingkatkan oleh perusahaan khususnya perusahaan kelas
dunia seperti Kentucky Fried Chicken (KFC) lebih khusus lagi KFC
cabang Medan.
2. Pemasok-pamasok yang ada khususnya pemasok yang memenuhi standar
kualitas dan bisa memenuhi kebutuhan dari perusahaan harus terus
menerus dijaga hubungan baiknya.
3. Perlu dilakukan penelitian lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini
baik dengan uji kuantitif ataupun penelitian kualitatif lainnya di waralaba
KFC lainnya di kota Medan atau waralaba lain/perusahaan atau restoran
lainnya di daerah Medan dan Sumatera Utara.

DAFTAR PUSTAKA
Budi Eko Setiawan, Setiyadi Angga, 2017. “Implementasi Supplay Chain
Management (SCM) Dalam Sistem Informasi Gudang Untuk
Meningkatkan Efektifitas Dan Efisiensi Proses Pergudangan”, Bandung :
Universitas Komputer Indonesia.
Hendry Raymond, Ericko Yohji, “Pengaruh Logistic Service Quality Terhadap
Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Kentucky Fried Chicken di Surabaya”,
Universitas Kristen Petra.
Melva F. Manambing, Dkk, 2014 “Analisis Perencanaan Supplay Chain
Management (SCM) Pada PT. Sinar Galesong Pratama”, Manado :
Universitas Sam Ratulangi.
Ribka Michelle Sutanto, Sumarauw Jacky S. B., 2014.“Evaluasi Kinerja Sistem
Logistik Pada Perusahaan Vulkanisir UD. Sumber Ban, Tateli”,
Manado : Universitas Sam Ratulangi.

Anda mungkin juga menyukai