Dosen Pengampu:
Dr. Anna Widiastuti, SE, M. Si
Kelas MF (R2)
Oleh
Anisa Nur Hidayati 211110002946
Laili Azka Isnaini 211110002996
Ahmad Fajar Hendrian Syahputra 211110003062
Amallia Puji Nabila 211110003066
Desi Cahya Trilala 211110003070
DAFTAR ISI.....................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.................................................................................................2
1.2 Tujuan...............................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................4
2.1 Franchise...........................................................................................................4
2.2 Restoran Cepat Saji..........................................................................................4
2.3 Manajemen Rantai Pasok................................................................................5
2.4 Supply Chain Operation Reference (SCOR)..................................................6
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................................9
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan............................................................................9
3.2 Struktur Rantai Pasok.....................................................................................9
3.3 Entitas Rantai Pasok......................................................................................13
3.4 Manajemen Rantai Pasok..............................................................................16
3.5 Sumber Daya Manusia...................................................................................18
3.6 Hasil Analisis Basis Kompetitif.....................................................................18
3.7 Hasil Kartu SCOR..........................................................................................19
3.8 Hasil Pemetaan Aktivitas Rantai Pasok Berdasarkan SCOR.....................21
BAB IV PENUTUP........................................................................................................31
4.1 Simpulan.........................................................................................................31
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang berpenduduk paling banyak
dengan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan yang tergolong tinggi sehingga
Berpotensi bagi industri makanan salah satunya fast food. Hal ini dibuktikan
dengan ketersedian makanan cepat saji (quick service) semakin dibutuhkan sejalan
dengan meningkatnya mobilitas masyarakat, terutama di kawasan perkotaan yang
dinamis, banyak bisnis restoran kategori fast food yang menyediakan menu utama
ayam goreng dan burger, khususnya yang dikembangkan melalui franchies
menicu kondisi persaingan yang semakin ketat. Persaingan tersebut juga di
akibatkan oleh merek baru dan perusahaan lama yang terus melakukan perluasan
pasar (Izze, 2016).
Kentucky Fried Chicken (KFC) adalah cabang waralaba dari PT Fasfood
Indonesia Tbk. KFC menspesialisasikan brandnya pada menu ayam goreng dan
mempromosikan brandnya sebagai “Jagonya Ayam”. Pada akhir 2011, KFC
mengoperasikan 421 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia dengna produk
unggulan Colonel’s Original Recipe dan Hot & Crispy. KFC memimpin pasar
restoran cepat saji yang dominan di Indonesia selama 30 tahun sejak 1979 (Izze,
2016).
KFC memiliki salah satu gerai di daerah malang yaitu KFC Kawi cabang
Malang yang buka 24 jam. Di KFC ini terdapat beragam menu namun terkadang
konsumen tidak mendapatkan menu pilihan mereka baik makanan maupun
minuman karena telah habis terjual atau sedang tidak tersedia serta layanan
delivery order yang kurang optimal dalam melayani pelanggan. Oleh karena itu,
perlu dilakukan analisis agar kinerja KFC Kawi cabang Malang lebih optimal.
Salah satunya adalah analisis pada rantai pasok.
Ketepatan waktu dan ketersediaan produk merupakan hal penting bagi restoran
cepat saji seperti KFC. Menurut Richardus (2015) dalam (Izze, 2016) menyatakan
bahwa strategi manajemen rantai pasok adalah memecahkan perbatasan –
perbatasan antara perusahaan yang secara tradisional menisah – misahkan pelaku
pengadaan barang dna jasa, dan memecahkan pula daya kemampuan untuk
2
meningkatkan efiiensi. Secara horizontal terdapat 5 komponen utama dalam rantai
pasok yaitu pemasok, pabrik pembuat barang, pengecer, distributor, dan
pelanggan. Kinerja rantai pasok dapat dilakukan pada antar pemasok dan
perusahaan dengan pelanggan. Pengukuran tersebut dapat dilakukan dengan
model supply chain operations reference (SCOR). SCOR merupakan model
operasi rantai pasok yang prosesnya terintregasi berdasarkan tiga unsur utama
yaitu business process reengineering (BPA), benchmarking, dan business
practice analysis (BPA) ke dalam kerangka lintas fungsi rantai pasok.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui tentang manajemen rantai
pasok yang telah diterapkan oleh KFC Kawi cabang Malang, mengetahui kinerja
manajemen rantai pasok KFC Kawi cabang Malang, dan mengetahui solusi
perbaikan kinerja berdasarkan analisis dan pengukuraran kinerja rantai pasok
KFC Kawi cabang Malang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Franchise
Franchise adalah satu bentuk usaha kerja sama dimana pemberi Franchisor
memberikan izin kepada penerima franchise untuk menggunkan hak
intelektualnya, seperti nama, merek dagang dan jasa, dan sistem operasi usahanya
(Achmadi 2005) dalam (Izze, 2016) kerja sama ini biasanya dengan awal seperti
pemilihan tempat, rencana bangunan, pembelian peralatan, pola arus kerja, ada
jenis empat franchise yang mendasar yaitu:
1. Produk franchise
Produsen produk franchise menggunkan produk franchise untuk mengatur
cara pedagang eceran untuk menjual produk yang di hasilkan produsen.
2. Manufacturing
Manufacturing francihise ini memberikan hak pada suatu badan usaha untuk
membuat suatu produk dan menjualnya pada masyrakat dengan merek dagang
franchisor.
3. Business Oportunity ventures
Bentuk oportunity ventures secara khusus mengharuskan pemilik bisnis untuk
membeli dan mendistribusikan produk-produk perushaan tertentu.
4. Business Format francihising
Ini adalah bentuk yang paling populer di dalam praktek.Melalui pendekatan
ini, Perusahaan menyediakan bisnis bagi pemilik bisnis dengan nama dan
merek.
2.2 Restoran Cepat Saji
Restoran cepat saji (fast food) adalah salah satu jenis restoran, sebagai sektor
industri katering yang identik dengan persiapan dan pelayanan makanan dan
minuman secara cepat untuk di jual langsung ke customer (Davis et al.,2008)
dalam (Izze, 2016). Goyal dan Singh (2007) dalam (Izze, 2016) mendefinisikan
restoran cepat saji sebagai tempat untuk menjual makanan dan minuman yang siap
dikonsumsi langsung baik di tempat itu juga atau di tempat lain. Restoran jenis ini
disebut juga prime – servise restaurants (Guggenmos dan Mc Vety, 2010) dalam
(Izze, 2016). Restoran cepat saji telah mengalami pertumbuhan yang cukup besar,
4
baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Restoran cepat saji berkembang pesat
sebagai efek dari gaya hidup modern, bahkan kegiatan makan di luar dianggap
penting pada era ini (Shamoon et al.,2012) dalam (Izze, 2016). Ciri utama restoran
ini yaitu menu yang terbatas dengan harga cukup terjangkau (Guggenmos dan Mc
Vety,2010) (Izze, 2016).
9
rantai pasok di KFC Kawi cabang Malang terdiri dari peternak sebagai pemasok
bahan baku, KFC Kawi cabang Malang sebagai pihak penyalur produk ayam
goreng kepada pelanggan, konsumen sebagai pengguna produk akhir.
b. Pasar
Respon masyarakat terhadap produk ayam goreng ini cukup tinggi, sehingga
penyebaran pasarnya cukup luas diberbagai tempat di Indonesia. Segmentasi pasar
ditujukan untuk semua kalangan masyarakat indonesia mulai dari anak – anak,
hingga dewasa baik dari pelajar, mahasiswa, maupun keluarga besar bisa
menikmati produk dari KFC Kawi cabang Malang. KFC Kawi cabang Malang
memberikan kenyamanan untuk konsumen. Jenis pelayanan yang diberikan KFC
Kawi cabang Malang dalam menyajikan produk sebagai berikut (Izze, 2016):
1. Produk yang dibeli/dipesan bisa dikonsumsi di tempat yaitu dengan cara
datang langsung ke KFC Kawi cabang Malang kemudian memesan pada
casier sesuai keinginan, casier akan menawarkan produk hemat. Untuk
memudahkan. pemilihan menu. Pelanggan menunggu sebentar untuk
disiapkan produk yang dipesan dan melakukan pembayaran langsung kepada
casier kemudianmemilih tempat duduk yang tersedia.
2. Produk yang dipesan/dibeli bisa dibawa pulang yaitu dengan cara datang
langsung ke outlet KFC Kawi cabang Malang kemudian memesan produk
yang diinginkan, dan melakukan pembayaran langsung ke casier setelah
produk diterima maka konsumen bisa langsung membawa pulang produk
yang dibeli.
3. Produk yang dipesan bisa di delivery order dengan menghubungi nomer
(0341) 576151 atau secara online melalui www.pesankfc.com pendistribusi
produk ayam goreng ke berbagai konsumen di sekitar perusahaan dan kota
Malang batas wilayah antar maksimum 5 km / 10 menit dari outlet KFC Kawi
cabang Malang dengan menggunakan mobil box/ motor box, setelah produk
ayam goreng tiba di konsumen maka pihak konsumen melakukan perhitungan
jumlah produk, pengecekan karakteristik produk yaitu tekstur ayam dan
kondisi kemasan, dan melakukan proses pembayaran kepada rider (petugas
delivery order). Pembayaran tersebut dilakukan dengan cara langsung. Selain
itu konsumen juga melakukan aktivitas pengembalian produk kepada
perusahaan jika produk yang dikirim oleh perusahaan dalam kondisi buruk
(kemasan maupun struktur ayam potong yang cacat). Pengembalian tersebut
dilakukan secara langsung dan di ganti dengan produk yang baru.
c. Stakeholder
Pihak – pihak yang terlibat dalam rantai pasok produk ayam goreng atau yang
disebut juga dengan stakeholder pada dasarnya termasuk ke dalam anggota rantai
pasokan baik itu yang secara langsung berperan maupun yang secara tidak
langsung. Pemilihan mitra terdapat beberapa persyaratan yang diperlukan untuk
menjadi mitra dalam rantai pasok di KFC Kawi cabang Malang. Sebagai mitra
sebaiknya memiliki tanggung jawab dalam menjalankan kontrak kerjasama dan
mampu memproduksi ayam potong sesuai dengan yang diinginkan. Kriteria –
kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan mitra yaitu memenuhi syarat
dari Insurance, sertifikat halal, test uji laboratorium, dan mempunyai NPWP.
Banyaknya kriteria yang digunakan sebagai pertimbangan dalam pemilihan mitra
sehingga membuat perusahaan dapat meyakinkan bahwa mitra kerja dapat
memberikan yang terbaik untuk KFC Kawi cabang Malang produk yang
dibutuhkan dapat menjadi sempurna dan proses produksi berjalan dengan baik
(Izze, 2016).
b. Pemilihan Mitra
Terdapat beberapa persyaratan yang diperlukan untuk menjadi mitra dalam
rantai pasok di KFC Kawi cabang Malang. Sebagai mitra sebaiknya memiliki
tanggung jawab dalam menjalankan kontrak kerjasama dan mampu memproduksi
ayam potong sesuai dengan yang diinginkan. Kriteria – kriteria yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan mitra yaitu memenuhi syarat dari Insurance,
sertifikat halal, test uji laboratorium, dan mempunyai NPWP. Banyaknya kriteria
yang digunakan sebagai pertimbangan dalam pemilihan mitra sehingga membuat
perusahaan dapat meyakinkan bahwa mitra kerja dapat memberikan yang terbaik
untuk KFC Kawi cabang Malang produk yang di butuhkan dapat menjadi
sempurna dan proses produksi berjalan dengan baik (Izze, 2016).
c. Sistem Transaksi
Sistem transaksi yang diterapkan di dalam rantai pasokan ayam potong cukup
sederhana. Aliran finansial atau keuangan pada rantai pasok KFC Kawi cabang
Malang terjadi dari hilir ke hulu yaitu konsumen ke perusahaan, perusahaan ke
kantor pusat, kantor pusat ke supplier. Aliran kauangan yang terjadi dari
konsumen yaitu pembayaran dari konsumen kepada rider tunai jika melakukan
layanan delivery order. Selanjutnya untuk pembayaran konsumen yang datang
langsung ke perusahaan maka pembayaran dari konsumen kepada kasir.
Penyetoran uang dari perusahaan ke kantor pusat dilakukan secara tunai juga
dapat melakukan pembayaran sesuai kesepakatan dengan perusahaan yaitu paling
lambat 1 minggu setelah pembelian ayam potong dan bahan tambahan, Begitu
juga untuk pembayaran ke supplier dilakukan paling lambat 1 minggu setelah
melakukan pengiriman. Apabila pembayaran perusahaan ke kantor pusat telat
sehari maka manager akan diberi surat peringatan oleh kantor pusat. Kantor pusat
melakukan pembayaran sendiri terhadap supplier ayam potong dan bahan
tambahan, hal tersebut meminimalisir adanya tanggungan perusahaan terhadap
supplier jika pembayaran dilakukan sendiri oleh perusahaan (Izze, 2016).
Tabel 3 Aktivitas rantai pasok dengan pendekatan SCOR KFC Kawi cabang
Malang
Aktivitas Kode Keterangan
Merencanakan keseluruhan aktivitas pengadaan hingga
Plan P1
pengiriman produk ayam goreng
P2 Perencanaan proses produksi penyediaan ayam potong
P3 Perencanaan proses produksi berdasarkan make to order
P4 Perencanaan pengiriman produk ayam groreng ke konsumen
Source S1 Melakukan pemesanan ayam potong
Penyediaan produk ayam potong
Penyimpanan ayam potong
Make M2 Melakukan proses produksi ayam goreng
Delivery D2 Pengiriman ayam goreng sesuai dengan permintaan konsumen
Return DR1 Melakukan penerimaan produk ayam goreng cacat/ rusak
Melakukan pengembalian ke supplier jika terjadi ayam potong
SR1
yang cacat/ rusak
Sumber: (Izze, 2016)
2. Proses Source
a. KCF Kawi cabang Malang
Pemesanan bahan baku dilakukan 2 – 3 kali seminggu. Ayam yang
dikirimkan pemasok langsung ditimbang dan dinilai kesesuaian kualitasnya
dengan persyaratan yang telah ditentukan. Syaratnya yaitu berat maksimal
1,2 kg/ ekor tanpa kepala, ceker, jeroan, tidak cacat karkas, bersih dari
darah, kotoran, bulu, dan lemak kulit, serta diangkut dengan mobil bersuhu
maksimal 4℃. Jika kualitas bahan baku tidak sesuai maka bahan baku akan
diganti. Pengiriman dilakukan dari Desa Wonokoyo menggunakan mobil
box khusus dari luar Kota Pasuruan. Setelah mobil sampai, lalu dilakukan
pengecekan meliputi pengecekan suhu dalam mobil dan produk, kebersihan
mobil, kebersihan keranjang, mencatat tanggal produksi, masa pakai, dna
jumlah yang diterima sesuai dengn permintaan. Pengorganisasian bahan
baku dilakukan oleh kepala bagian stock control. Tugas dan wewenang
karyawan tersebut adalah melakukan keputusan pemesanan bahan baku
dari jumlah, dan waktu kedatangan bahan baku, mengecek bahan baku
sesuai dengan pesanan dan mutu bahan baku tersebut, mencatat keluar dan
masuknya bahan baku, melaporkan pemesanan bahan baku kepada
manager, dan mengawasi proses penyimpanan bahan baku.
b. Konsumen
Pada proses ini konsumen melakukna pemesanan dan penerimaan produk
yang dipesan. Hal yang dilakukan konsumen ketika produk sudah sampai
kepada konsumen adalah melakukan pengecekan produk sesuai dengan
pesanan atau tidak lalu melakukan pembayaran kepada petugas delivery
order.
3. Proses Make
a. Peternakan
Melakukan proses produksi ayam potong berdsarkan pesanan.
b. KFC Kawi cabang Malang
KFC Kawi cabang Malang melakukan produksi dengan jadwal 24 jam
sertiap hari. Tahapan produksi ayam goreng yaitu proses persiapan, proses
penepungan, proses penggorengan, dan proses packing. Proses
penggorengan yaitu ayam potong yang baru datang diperiksa kesesuaian
dengan pesanan. Proses penepungan yaitu ayam yang telah melalui proses
pendinginkan dengan suhu 3℃ dimasukkan ke dalam cooking tong yang
berisi tepung dan diaduk 10 kali. Setiap 2 potong ayam diambil dan di
bolak – balik sampai jumlah tepung tidak berlebihan. Lalu ayam
dimasukkan ke dalam baskom berisi butter dip dan diaduk sebanyak 3 kali
sampai seluruh bagian ayam masuk ke larutan butter dip. Ayam kemudian
dimasukkan ke dalam cooking tong yang berisi tepung dengan susunan
syap, paha bawah, paha atas, dan dada. Proses penggorengan yaitu
potongan ayam yang telah melalui proses penepungan digoreng dengan
peralatan khusus yang sudah diporgram secara otomatis suhu dan lama
pemasakannya. Setelah digoreng ayam ditempatkan di holding canbinet
untuk menjaga suhu ayam sekaligus meniriskan minyaknya sebelum pindah
ke heated untuk siap dihidangkan. Selanjutnya dalah proses packing, proses
ini dilakukan dengan cara melakukan pengemasan produk sesuai dengan
standar KFC.
4. Proses Delivery
a. Peternakan
Proses pengiriman dilakukan 2 – 3 kali seminggu menggunakan mobil
box. Waktu kedatangan pagi hari. Pembayaran bahan baku dilakukan oleh
accounting KFC Kawi cabang Malang sesuai dengan kesepakatan. Rata –
rata kapasitas pengiriman ayam potong yaitu 300 potong/ hari. Pasokan
ayam potong diperoleh dari 1 pemasok yang merupakan pembudidaya
peternak ayam yang bisa memenuhi kebutuhan ayam potong KFC di
seluruh Jawa Timur yaitu PT Wonokoyo.
b. KFC Kawi cabang Malang
KFC Kawi cabang Malang menyediakan layanan pengiriman pesanantar
kepada konsumen. Pengiriman dilakukan dengna jadwal 24 jam 7 hari
seminggukietentuan batas antar maksimal 5 km dari outlet KFC Kawi
cabang Malang dengan waktu antar pesanan + 10 menit. Minimum order
sebesar Rp66.000,- dan dikenakan delivery cost Rp12.000,- untuk sekali
antar. Nomor akses layanan pesan antarnya yaitu (0341) 576151. Apabila
jarak lebih dari 10 menit maka pihak KFC tidak melayani pesanan untuk
meminimalkan kerusakan pada produk. Untuk pemesanan produk banyak
menggunakan layanan catering order dengan minimal order Rp3.000.000,-
tanpa biaya kirim.
5. Return
a. Peternakan
Apabila ayam potong tidak sesuai dengan ketentuan, maka ayam potong
langsung dikembalikan atau ditukar dengan kualitas yang lebih baik. Hal
yang dilakukan peternak jika terjadi produk kembali yaitu mengecek ulang
ayam potong tersebut.
b. KFC Kawi cabang Malang
Apabila kemasan rusak/ cacat pada produk delivery order maka konsumen
akan mengembalikan produk yang dipesan, lalu pihak KFC akan
mengganti produk tersebut secara langsung. KFC Kawi cabang Malang
juga melakukan proses pengembalian untuk ayam potong yang tidak
sesuai dengan ketentuan KFC. Peternak akan diberi peringatan dan jika
terulang kembali maka pihak KFC akan memutus mitra kerja tersebut.
c. Konsumen
Konsumen melakukan pengembalian ketika produk ayam goreng cacat
atau rusak dan menerima ganti rugi produk ayam goreng baru.
b. Analisis Inefisiensi
Analisi inefisinsi merupakan kondisi yang menggambarkan permasalahan
di setiap kegiatan proses produksi ayam goreng. Proses ini bertujuan
melakukan pengukuran kinerja manajemen rantai pasok di KFC Kawi cabang
Malang dengan pendekatan SCOR (Izze, 2016).
Tabel 5 Inefektif rantai pasok dengan pendekatan SCOR pada peternak
Aktivitas Kode Keterangan
Plan P3 -
P4 -
Make M2 -
Delivery D2 -
Kurang optimalnya penerimaan dan pengganti ayam potong
Return DR1
acat/ rusak dari KFC Kawi cabang Malang
Sumber: (Izze, 2016)
Tabel 6 Inefektif rantai pasok dengan pendekatan SCOR pada KFC Kawi cabang
Malang
Aktivitas Kode Keterangan
Plan P1 Kurang efektif dalam pengadaan ayam potong
Kurang efektif dalam pengiriman produk ayam goreng
P2 -
P3 -
P4 Perencanaan pengiriman tidak maksimal
Source S1 -
Make M2 -
Delivery D2 Pengiriman yang tidak optimal
Return DR1 -
SR1 -
Sumber: (Izze, 2016)
1. Proses Plan
Analisis inefektif pada proses plan terdapat 2 masalah yaitu Pada P1 siklus
pemenuhan pesanan terdapat 2 aliran. Pertama pada siklus pemenuhan pesanan
inefektif terjadi pada 2 aliran yaitu suplier ke KFC pesanan ayam potong
dilakukan 3 hari sebelum pengiriman sedangkan terget KFC yaitu 2 hari. Dan
pada KFC ke konsumen membutuhkan waktu pengiriman selama 25 menit
sedangkan target KFC 10 menit. Kedua yaitu flesibilitas rantai pasok atas
inefisiensi pada metrik ini terjadi pada 2 aliran produk yaitu dari suplier ke KFC,
jika terjadi pemesanan secara mendadak dari KFC maka suplier membutuhkan
waktu 2 hari sedangkan target KFC adalah 1 hari. Lalu dari KFC ke konsumen
membutuhkan waktu 20 menit sedangkan target 10 menit jika konsumen
melakukan pemesanan mendadak dna produk yang dipesan habis. Penyesuaian
rantai pasok atas yaitu jika pihak KFC melakukan pemesanan mendadak, maka
suplier bisa memenuhi 80% sedangkan target KFC adalah 90%. Pada proses plan
(P4) perencanaan pengiriman tidak maksimal karena terkadang layanan delivery
order kurang baik. Maka diperlukan perencanaan pengiriman yang terkoordinasi
dengan baik (Izze, 2016).
2. Proses Delivery
Terdapat permasalahan pengiriman yang tidak optimal yang disebabkan
oleh rote transportasi antar pelanggan dna kemacetan (Izze, 2016).
3. Proses Return
Terdapat permasalahan pada proses pengiriman pihak peternak yang tidak
langsung mengganti ayam potong yang dikembalikan saat itu juga, melainkan
akan diganti pada keesokan harinya (Izze, 2016).
31
DAFTAR PUSTAKA
32