Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Korporasi
Dosen Pengampu : Dr. Indarto, SE, MSi
Disusun Oleh :
Kelompok 7
1. Istiqomah (B.131.16.0100)
2. Nungki Kusumastuti (B.131.16.0152)
3. Dian Febri Luthfan (B.131.16.0226)
4. Dina Agustia (B.131.16.0263)
5. Yudia Apriliana P. (B.131.16.0343)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang memberi Rahmat
dan HidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Srategi Stabilisasi dan Pembaharuan”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu menyumbangkan tenaga, pikiran dan materi baik moril
maupun materil serta memberikan dorongan kepada kelompok kami dalam
menyelesaikan penulisan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kelompok kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna
karena keterbatasan dan kemampuan yang kelompok kami miliki. Oleh karena itu
kelompok kami mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk
perbaikan penulisan makalah ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
1
strategi stabilitas ini terlalu lama, maka ini merupakan awal dari kegagalan atau
kehancuran dari sebuah perusahaan.
Setiap perusahaan atau jenis usaha sudah barang tentu menginginkan
usahanya tersebut tetap ada atau tetap eksis, setiap perusahaan atau jenis usaha juga
tentunya menginginkan untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi ada beberapa
penerapan strategi stabilitas yang dapat digunakan oleh usaha-usaha tersebut,
sehingga perusahaan-perusahaan tersebut dapat tetap bersaing walaupun pada
kenyataannya perusahaan-perusahaan ini tidak sedang melakukan pengembangan
akan bisnisnya ataupun melakukan hal lain yang cukup significant.
Pada saat perkembangan bisnis yang semakin tidak menentu, banyak
perusahaan mengambil strategi stabilitas, agar perusahaan tidak tergoncang dengan
berbagai isu-isu bisnis yang mengancam kelangsungan usahanya. Contoh dengan
terjadinya krisis keuangan di negara Eropa,banyak perusahaan menjaga kinerja
bisnisnya dengan melakukan upaya stabilitas bisnisnya, melalui pengelolaan asset
secara lebi berhati-hati dan cenderung tidak melakukan langkah agresif, tetapi lebih
berusaha kepada melakukan konsolidasi bisnisnya agar Perusahaan tidak
mengalami kemunduran atau bangkrut sebagai akibat dari tidak menentunya pasar.
Strategi stabilitas ini juga lazim ditempuh pada saat perusahaan mengalami tingkat
daur hidup bisnisnya sudah pada tingkatan “mature”
Walaupun sangat mendasar bagi sebuah organisasi untuk selalu ingin
berkembang, tetapi terkadang perekmbangan tersebut justru bisa memberikan
risiko bagi sumber daya yang ada di organisasi. Apabila hal ini terjadi, strategi
terbaik yang bisa dilakukan organisasi adalah memutuskan untuk teetap seperti saat
ini, atau tidah lagi mengusahakan organisasi untuk berkembang.
2
A. Pengertian Strategi Stabilitas
Strategi stabilitas adalah strategi dalam mengatasi kemerosotan penghasilan
yang sedang dihadapi oleh suatu perusahaan dan mempunyai ciri tidak adanya
perubahan besar. Menurut Mudrajad Kuncoro (2006, p127) strategi stabilitas
adalah strategi dimana organisasi mempertahankan ukuran organisasinya dan
level operasi bisnisnya sekarang. Strategi stabilitas merupakan strategi jangka
pendek. Lingkungan akan selalu berubah walaupun organisasi menggunakan
strategi stabilitas. Oleh karena itu strategi stabilitas tidak digunakan organisasi
dalam jangka waktu yang lama.
3
Strategi stabilitas juga bisa digunakan oleh organisasi besar pada tahap
maturity dalam industri life cycle. Dalam tahap ini, keuntungan dan kinerja
organisasi berada pada keadaan yang memuaskan. Apabila pihak manajemen
organisasi tidak ingin mengambil risiko, maka mereka akan memutuskan untuk
mengadopsi strategi stabilitas.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa strategi stabilitas merupakan strategi
jangka pendek. Lingkungan akan selalu berubah walaupun organisasi
menggunakan strategi stabilitas. Oleh karena itu strategi ini tidak digunakan
organisasi dalam jangka waktu yang lama.
4
Strategi ini sebaiknya digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk
sementara saja, sampai pada keadaan lingkungan dari usaha tersebut mulai bersifat
positif atau kondusif terhadap eksistensi perusahaan, dan juga merupakan strategi
yang baik digunakan oleh perusahaan yang sedang bertumbuh dengan cepat untuk
dapat mensolidkan unsur-unsur penting dari sebuah perusahaan. Dikarenakan
seringkali perusahaan-perusahaan yang berkembang dengan pesat tidak dapat
mengontrol keadaan mereka menuju arah yang lebih solid, sangat disayangkan
apabila hal tersebut terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan ataupun salah
dalam mengimplementasikan strategi yang ada.
Contoh Kasus :
Salah satu contoh perusahaan yang menggunakan jenis strategi ini adalah
DELL inc, DELL inc merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang
elektronik tepatnya Personal Computer (PC), perusahaan ini bentuk oleh Michael
Dell pada tahun 1984, dalam mempromosikan produknya DELL inc melakukan
penjualannya secara langsung kepada konsumen atau calon pelanggan lebih gencar
melalui katalog-katalog yang kemudian dikirimkan melalui kantor pos, dengan
menggunakan metode penjualan semacam itu membuat harga yang dipatok untuk
mendapatkan seperangkat komputer lebih murah dibandingkan dengan pesaing
lainnya, ini merupaka awal dari pertumbuhan DELL Inc.
DELL Inc menggunakan strategy ini ketika situasi dari perusahaan mereka
sedang mengalami pertumbuhan, pada akhirnya pertumbuhan yang mereka alami
ini malah semakin sulit untuk dikendalikan, CEO dari DELL computer mengatakan
bahwa perusahaan ini mengalami perkembangan yang pesat hingga menembus
angka 285%, pertumbuhan yang berlangsung hanya dalam kurung waktu dua tahun
saja, namun pertumbuhan yang teramat sangat cepat tersebut membuat DELL inc
mengalami banyak persoalan yang mana akhirnya menimbulkan kerugian yang
cukup besar.
Pada tahun 1990 DELL memulai penjualan produk mereka melalui toko-
toko retail, dalam bisnis usahanya DELL computer mampu mengalahkan pesaing-
pesaingnya yang bergelut pada jenis usaha yang sama, yaitu penjualan Personal
5
Computer atau yang lebih dikenal dengan sebutan PC, dalam penjualannya DELL
mampu mengalahkan pesaing –pesaing yang sangat besar seperti Compac dan juga
IBM, DELL mampu memberikan harga yang jauh lebih murah, salah satu
kegagalan yang dialami oleh DELL Inc adalah begitu banyaknya permintaan
terhadap produk DELL Inc yang tidak dapat terpenuhi oleh perusahaan tersebut,
DELL Inc menggunakan strategy pause/proceed, DELL memilih untuk tidak
beranjak dari posisinya yang sedang bertumbuh hingga DELL mampu untuk
mendapatkan atau mempekerjakan manajer-manajer baru yang handal, dan dapat
meningkatkan struktur dari perusahaannya tersebut dan membuat fasilitas-fasilitas
penting yang nantinya akan dipergunakan oleh perusahaan sebagai pondasi yang
solid untuk bergerak maju mengembangkan usaha tersebut.
Pada tahun 1994 DELL inc mulai memproduksi komputer portable atau
yang lebih dikenal dengan sebutan laptop dan mulai mengembangkan sayapnya
dengan melakukan ekspandi keluar negeri. DELL juga mengembangkan usaha
mereka tidak hanya sebatas komputer saja namun juga server, pada tahun 1999
melakukan kerjasama dengan perusahaan papan atas IBM sebagai mitra kerjanya.
6
menonjol satu dengan yang lainnya, dimana masing-masing pemain tidak begitu
antusias untuk melakukan pengembangan perusahaan mereka, dan hanya
melakukan sedikit penyesuaian saja yang biasanya terjadi pada tingkatan inflasi,
sales dan juga profit, pada situasi tersebut tidak terlihat atau terasa adanya
kemungkinan ancaman dari pihak manapun, sehingga perhitungan terhadap tingkat
kekuatan perusahaan dan kelemahan suatu perusahaan tersebut tidak terlalu
diperhatikan.
Situasi ini dialami persuhaan yang telah merasakan cukupnya tingkat
pendapatan dan keuntungan yang sudah mereka capai, pada saat tersebut
perusahaan dapat menerapkan jenis strategi ini dengan harapan bahwa situasi
lingkungan tidak akan jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelunya.
7
Strategi ini digunakan oleh perusahan yang berada pada posisi penjualan
yang menurun, untuk tetap dapat mempertahankan status posisi laba, perusahaan
melakukan pemangkasan atau pemotongan terhadap biaya-biaya perusahaan yang
dianggap bersifat sementara. Pada dasarnya pada posisi ini, pihak perusahaan harus
merevisi program pembelanjaan mereka sampai dengan situasi mulai menanjak
menuju tingkatan yang dianggap baik, pengeluaran-pengeluaran dirasakan tidak
terlalu perlu untuk dikeluarkan atau masih bisa ditahan sebaiknya ditahan untuk
periode yang akan datang dengan asumsi bahwa penurunan penjualan tersebut
hanyalah bersifat sementara.
Banyak sekali perusahaan yang menggunakan strategi ini, dikarenakan
apabila dilihat dari satu sisi, perusahaan lebih memilih untuk tidak menyampaikan
berita bahwa perusahaan sedang mengalami penurunan atau memberitahukan
bahwa perusahaan sedang berdiri pada posisi rugi (loss) kepada pihak luar,
dikarenakan hal ini dapat memberikan kesan negetive bagi investor terhadap
perusahaan, sedangkan disatu sisi pihak perusahaan merasa yakin bahwa hal ini
terjadi hanya bersifat sementara saja.
Pihak perusahaan lebih cenderung untuk melakukan revisi terhadap
program investasi mereka dan juga mengkaji ulang pengeluaran-pengelaran
perusahaan, sebagai contoh biaya-biaya yang bisanya digunakan untuk melakukan
research and development perusahaan dan juga pada pengurangan biaya pada
kebutuhan untuk melakukan advertisment, hal tersebut dilakukan oleh perusahaan
sampai dengan perusahaan sudah mulai dapat menstabilkan kinerja mereka agar
dapat memperoleh keuntungan.
Strategi laba ini merupakan strategi yang seductive, dimana apabila sebuah
perusahaan menggunakan strategi ini terlalu lama, maka strategi laba terseut justru
akan menimbulkan efek nagative bagi perusahan, dimana perusahaan akan
mengalami situasi menurunnya nilai perusahaan, sehingga perusahaan tersebut
akan memiliki nilai yang menunjukan kemunduran dalam persaingannya.
Strategi laba apabila dikaji lebih dalam lagi, merupakan suatu kebijakan
yang diambil dengan menempatkan tingkat pertanggung jawabannya pada Top
management level, merupakan strategi untuk berjaga-jaga, atau juga sering
8
dikatakan sebagai self-serving response to a difficult situation. Untuk menetapkan
strategi tersebut sangat perlu untuk mengkaji SWOT dari perusahaan tersebut,
analisa swot (disebut juga analisa tows) adalah tekhnik untuk mengerti akan
strengths (kekuatan) dan weakness (kelemahan) dan mencari opportunities
(peluang) dan threats (ancaman) yang sebenarnya kita hadapi.
Analisis swot disebut juga analisis situasi merupakan awal proses
perumusan strategi. Analisis swot harus mengidentifikasi kompetensi yang langka
kadang-kadang dianggap sekumpulan kapabilitas inti (core capabilities),
kapabilitas yang secara strategis membuat sebuah perusahaan menjadi berbeda.
Penggunaan kompetensi langka perusahaan secara tepat (kapabilitas inti) akan
memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Mengapa penggunaan analisa ini begitu penting dalam penentuan strategi
laba, dikarenakan :
1. Dari analisis swot, para manajer strategis dalam perusahaan seperti itu dapat
mengkonsolidasi factor-faktor eksternal strategis (peluang dan ancaman)
dibawah kategori daya tarik industri. Mereka juga dapat mengkonsolidasi
factor-factor internal (kekuatan-dan kelemahan) dibawah kategori posisi
kompetitif.
2. Para manajer strategis perusahaan yang beroperasi dalam satu industri dapat
mempertimbangkan ketepatan beberapa strategi alternative perusahaan dengan
mengkombinasikan daya tarik industi dan posisi kompetitif perusahaan.
3. Analisis swot juga mengharuskan para manajer strategis untuk menemukan
kesesuaian strategis antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan
internal, disampindg memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan
kelemahan-kelemahan internal.
9
Contoh Kasus :
Berikut merupakan contoh kasus dimana strategi laba tidak bisa atau kurang
tepat untuk digunakan :
10
Melihat dari kasus di atas, rekomendasi strategi untuk Singapore Airlines
adalah melakukan strategi pertumbuhan, bukan melakukan strategi laba yang sudah
jelas bersifat stabil. Dengan kata lain, Singapore Airlines sebaiknya mengakuisisi
China Eastern untuk memperkuat posisinya sebagai maskapai penerbangan
internasional, terlebih lagi didukung oleh prospek pertumbuhan pasar China yang
cukup menjanjikan kedepannya.
11
STRATEGI PEMBAHARUAN
12
B. Penyebab Penurunan Kinerja Organisasi
Manajemen
berkinerja buruk
Perubahan permintaan
konsumen yang tidak
terprediksi
13
D. Tipe Strategi pembaruan
Terdapat dua tipe strategi pembaharuan yang utama : pengurangan
(rentrenchment) dan perubahan haluan (turn around). Masing-masing didesaain
untuk menyelesaikan masalah penurunan kinerja perusahaan dan untuk
mengembalikan organisasi ke kinerja yang diinginkan.
Pengurangan
Strategi pengurangan adalah strategi jangka pendek yang didesain untuk
mengatasi kelemahan organisasi yang mengakibatkan penurunan kinerja
organisasi. Pada situasi pengurangan, keadaan keuangan organisasi mengalami
penurunan, tetapi tidak sampai negatif. Penurunan keadaan keuangan ini perlu
segera ditangani agar tidak menyebabkan permasalahan keuangan yang baru.
Apa yang terjadi apabila keadaan kinerja perusahaan justru semakin lama
semakin memburuk? Atau keuntungan finansial melesat k angka negatif atau tidak
ada keuntungan sama sekali? Apa yang akan dilakukan perusahaan ketika keadaan
semakin memburuk? Tentu saja menghadapi situasi semacam ini, perusahaan tidak
lagi bisa mengandalkan strategi pengursngsn. Strategi baru yang lebih dramatis
diperlukan untuk menangani masalah ini.
Putar Haluan
Strategi pusat haluan merupakan salah satu strategi dalam strategi
pembaharuan yang didesain untuk situasi ketika kinerja organisasi semakin
memburuk. Beberapa perusahaan besar pernah menerapkan strategi ini, antara lain
Sears, Kmart, Chrysler, Motorola, Mitsubishi, dan Apple. Tidak ada jaminan ketika
organisasi menggunakan strategi putar haluan maka keadaan kinerja organisasi
akan semakin membaik dan akan menjadi pemain bisnis yang kuat kembali. Tapi
hal yang perlu diyakini adalah apabila organisasi tidak menggunakan straategi putar
haluan, mereka dipastikaan akan hancur.
14
E. Implementasi Strategi Pembaruan
Implementasi dari dua macam strategi pembaharuan di atas biasanya
tergantung pada dua strategi : pemotongan biaya (cost cutting) dan restrukturisasi
(restructuring). Strategi pengurangan tidak akan menggunakan dua straategi ini
sedalam strategi putar haluan.
Pemotongan biaya
Keperluan memotong biaya dimaksudkan organisasi untuk merai kembali
kinerja ideal yang diinginkan perusahaan. Manajer stratejik akan berusaha untuk
tidak memotong biaya yang berhubungan dengan usaha mempertahankan atau
mengembangkan keunggulan kompetitif, seberapa kecilnya keunggulan tersebut.
Tujuan manajer stratejik organisasi memotong biaya adalah untuk merevitalisasi
kinerja perusahaan (rentrenchment) atau menyelamatkan organisasi (turn around).
Pemotongan biaya dapat dilakukan pada seluruh bagian perusahaan atau
hanya untuk sebagian perusahaan. Yang jelas daalaam strategi putar haluan,
pemotongan biaya dilakukan secara lebih ekstensif dan komprehensif. Dan
bagaimana caranya organisasi memotong biaya? Pembuat keputusan stratejik
dalam organisasi pertama-tama akan melihat apakah ada kelebihn, redundansi, atau
ketidakefisienan dalam tugas dan kegiatan dalam pekerjaan (misal pada keunggulan
organisasi) yang bisa dihilangkan.
Secara umum, pemotongan biaya ini memang dilakukan untuk menjaga
kinerja perusahaan dari penurunan yaang terus menerus, manajer stratejik
diharapkan bisa mengurangi bahkan menghilangkan beberapa tugas dan kegiatan
tertentu atau mungkin keseluruhan departemen, unit atau divisi yang dianggap tidak
efisien dalam organisasi.
15
Restrukturisasi
Restrukturisasi dalam organisasi mengambil beberapa bentuk, yaitu
Restrukturisasi untuk kembali fokus pada bisnis intinya (back to the core) dengan
jalan menjual beberapa bisnisnya, spin off, likuidasi, rekayasa ulang atau penurunan
skala usaha.
Strategi pertama yang mungkin digunakan organisasi adalah menjual salah
satu atau lebih unit bisnis. Penjualan salah satu atau beberapa bisnis organisasi
tersebut bisa di sebabkan oleh berbagai alasan pihak manajemen organisasi, seperti
misalnya bisnis tersebut dianggap tidak cocok dengan strategi jangka panjang
organisasi, atau tidak memberikan kinerja seperti yang diharapkan organisasi.
Proses menjual bisnis tersebut kepada orang lain disebut sebagai divestasi. Kepada
siapa perusahaan akan menjual bisnisnya? Tiga Pembeli yang paling mungkin
adalah investor, perusahaan lain, dan pihak manajemen dari bisnis yang akan
didivestasi.
Strategi yang lain adalah spin off. Spin off, yaitu mengatur unit bisnis
sebagai bisnis yang terpisah dengan jalan pembagian kepemilikan saham.
Perusahaan yang pernah melakukan spin off adalah 3M. Pihak Manajemen pada
saat itu harus mengambil keputusan yang sulit mengenai alokasi sumber daya,
karena unit yang akan dispin off memberikan keuntungan financial yang tidak
terlalu tinggi dibandingkan unit bisnisnya lain, maka pihak manajemen
memetuskan untuk melakukan spin off.
Apa yang terjadi apabila tidak ada pembeli bagi bisnis yang ingin dijual
organisasi atau tidak ada kemungkinan bagi perusahaan untuk melakuakn spin off.
Maka cara lain yang dapat ditempuh perusahaan adalah dengan jalan likuidasi.
Likuidasi adalah strategi yang dilakukan perusahaan dengan cara menutup bisnis
secara keseluruhan. Dengan melakukan likuidasi perusahaan masih bisa
mendapatkan keuntungan dengan jalan menjual aset-aset dalam perusahaan.
Strategi ini biasanya merupakan pilihan terakhir yang dapat dilakukan perusahaan.
Masih ada cara lain untuk bisa menyelamatkan organisasi agar bisa mencapai tujuan
stratejik yang dihadapkan dan sekaligus kembali menaikan kinerja organisasi, yaitu
16
dengan cara mengubah cara pikir organisasi secara keseluruhan. Proses mengubah
cara pikir dan mendesain ulang proses bisnis organisasi secara radikal ini
dinamakan rekayasa ulang (reengineering). Rekayasa ulang adalah prosedur
dimana asusmsi dan pendekatan tradisional dipertanyakan dan kegiatan dalam
organisasi diubah dan didesain ulang secara radikal. Selama rekayasa ulang,
sumber daya yang dimiliki organisasi sekarang, kemampuan dan kompetensi inti
dianggap tidak relevan karena manajer stratejik sedang mencoba mencari apakah
proses kerja dapat didesain dengan lebih baik. Seperti yang kita lihat, rekayasa
ulang merupakan perubahan organisasi secara radikal dan drastis, baik dalam
strategi pengurangan ataupun strategi putar haluan. Keputusan perubahan secara
radikal ini kadang kala memang dibutuhkan oleh organisasi untuk bisa
mengembalikan organisasi dan keseluruhan bisnisnya ke keadaan yang diinginkan.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa rekayasa ulang bukan jaminan
perusahaan untuk bisa kembali sukses. Mengapa? Karena reengineer merupakan
strategi yang membutuhkan perubahan secara radikal dan tidak setiap organisasi
bisa melakukan melakuakan analisis secara ekstensif seperti yang diharapkan pada
rekayasa ulang atau karena organisasi tidak mau melakukan perubahan radikal
seperti yang diminta strategi rekayasa ulang.
Bagian dari pemotongan biaya yang dapat dilakukan organisasi adalah
dengan jalan penurunan skala usaha (downsizing). Penurunan skala usaha adalah
restrukturisasi yang dilakuakan organisasi dimana sebagian karyawan dalam
organisasi diberhentikan dari pekerjaanya. Walaupun penurunan skala usaha bisa
secara cepat memotong biaya perusahaan, tetapi tanpa alasan yang kuat penurunan
skala usaha tidak akan menjadi efektif. Bagaimana manajer stratejik bisa merasa
yakin bahwa pilihan penurunan skala usaha mereka sudah tepat dan efektif?.
17
Mengeliminasi kegiatan yang tidak menambah nilai daripada harus
memberhentikan karyawan
Melakukan outsourcing apabila bisa dilakukan dengan efektif dan tidak
menambah biaya
Memberikan pendampingan yang tepat bagi karyawan yang terkena
penurunan skala usaha
Berkonsultasi, berkomunikasi, dan mencari masukan dari karyawan yang
tidak terkena penurunan skala usaha
Meyakinkan karyawan yang tidak terkena penurunan skala usaha bahwa
mereka adalah karyawan yang berharga dan merupakan sumber daya yang
lebih dibutuhkan organisasi
Sumber : Coulter (2002:279)
18
Studi Kasus Strategi Pembaruan Japan Airlines
Japan Airlines melakukan program restrukturisasi, melakukan PHK lebih
dari 15 ribu karyawannya, memotong fasilitas pensiun dan menutup rute-rute
domestik yang tidak menguntungkan. Japan Airlines juga harus memotong banyak
kontrak dengan biro perjalanan, hotel dan berbagai jaringan pariwisata yang telah
ada.
Hal yang dilakukan oleh japan airlines selanjutnya adalah membedakan
perubahan strategis perusahaan ke dalam tiga kategori yaitu : Tranformasi
Manajemen, Manajemen Turn Around, dam Manajemen Krisis. Manajemen Krisis
dilakukan ketika Japan Airlines sudah memasuka masa krisis yaitu saat perusahaan
sudah mulai kehabisan dana (Cash Flow), bahkan menimbun banyak hutang dan
energi (Reputasi, Motivasi). Langkah penyelamatan yang diambil adalah langkah
penyelamatan strategi ( Stop The Bleeding)/ hentikan pendarahan dapat berupa
Cash Flow (aliran dana segar). Aplikasi dalam kasus Japan Airlines adalah dengan:
a. Mencari Investor yang Tepat
Menawarkan investasi kepada Delta Airlines atau American Airlines yang
merupakan raksasa industri penerbangan di Amerika., sehingga Japan Airlines
dapat melunasi hutang-hutangnya dan mendapatkan perubahan yang diperlukan
agar menjadikan Japan Airlines kompetitif dan profitable.
b. Restrukturisasi dan Revitalisasi
Upaya perampingan dilakukan Japan Airlines agar tidak mengeluarkan biaya
terlalu banyak, terutama biaya opeasional, sehingga Japan Airlines melakukan
restrukturisasi karyawan dan penguarangan armada. Setelah tercipta
restrukturisasi, maka Japan Airlines dibawah bendera manajemen yang baru
dapat melakukan rivitalisasi dan perbaikan manajemen dengan konsep baru.
19
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
21