Anda di halaman 1dari 8

Loading Management

LOADING MANAGEMENT
Loading management merupakan interaksi antara orang dan barang. Interaksi tersebut
harus diatur untuk mengefisiensikan waktu dan material handling yang baik menurut standard
yang sesuai denagan karakteristik perusahaan. Loading management dilakukan untuk di jadikan
efisiensi waktu pemuatan barang dan melihat sistem mana yang lebih efisien dalam hal pemuatan
barang ke truk. Perbandingan belum dapat di lakukan untuk mengetahui sistem mana yang lebih
efisien terhadap waktu pemuatan barang.
Peningkatan optimalisasi volume pengiriman harus di lihat dari rencana muat (loading
plan), loading plan ini sangat erat hubungannya dengan waktu muat, dimensi kendaraan dan
dimensi barang yang diangkut. beberapa faktor yang mempengaruhinya, vehicle type
availiability, volume box vehicle dan lead time untuk pertama kali dirilis berdasarkan pada
kebutuhan dimana optimasi ruang pada kendaraan dan tingkat waktu yang dibutuhkan menjadi
hal yang sangat diperhatikan, karena hal ini menyangkut dengan financial decision.
Volume loading didasarkan pada kubikasi dan palletisasi yang diangkut. ditekankan pada
optimasi loading plan pada ruang angkut kendaraan.
Dalam proseses loading memiliki tahapan yang dapat dijadikan langkah dalam
melakukan prosess loading untuk menjadikan tingkat kecepatan dan ketepatan dalam melakukan
loading.

Set up Stacking to pallet


Delivery order Control of for material
material for
Delivery

Checking Packing dimension


goods and weight material
Wrapping
Material at pallet
Loading
Process

Destination grouping to
Time order delivery
Process

Truck Truck
Assignment Assignment

Carrefour Project Reference

Sambas Apriansyah
Cardig Logistics Indonesia
Loading Management

Hal diatas menunjukan tahapan dalam melakukan loading terhadap barang, dengan
tahapantersebut akan membantu untuk efisiensi waktu loading, dengan tahapan pendukung
tersebut.
Pada loading management kapasitas daya muat armada akan mempengaruhi tingkat
waktu proses loading yang dilakukan, dengan demikian planning untuk melakukan pemuatan
harus didasarkan pada kapasitas daya angkut yang dimiliki armada, sehingga pemuatan barang
akan sesuai dengan kebutuhan, maka dengan demikian ukuran system kubikasi dan palletisasi
dangat mempengaruhi planning utuk melakukan loading process.
Pada proses loadain perlu adanya mekanisme pemuatan yang tepat untuk mengisi ruang
dan menyesuaikan volume pemuatan. Dengan demikin system penyusunan pada saat barang
dimuat sudah harus dilakukan sesuai standard barang yang dimuat, seperti halnya pemuatan
barang yang lebih berat dilakukan lebih dulu untuk selanjutnya dapat ditumpuk dengan barang
yang bih ringan, serta penumpukan dilakuakn dengan meninjau dimensi barang atau kemasan,
untuk mengoptimalisasi volume pada armada.
Tumpukan atau stacking pada saat pemuatan menjadikan barang jauh dari kerusakan saat
proses loading dan saat pengiriman dilakukan, dan kerusakan dijalan akan sangat minus sekali,
jika proses loading dilakukan dengan memperhatikan jenis barang dan tipe kemasan yang di
gunakan.
Dengan demikian system loading dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu system cuarah
dan palletisasi.
System curah
System loading dilakukan dengan dua cara, pemuatan dilakukan dengan cara curah,
dimana harus benar-benar memperhatikan jenis barang, kemasan dan dimensi serta berat barang
tersebut, agar pada saat loading dan pengiriman dilakukan menjadi aman.
System Palletisasi
Dengan sisitem ini barang di tumpuk dipallet dengan standard penumpukan dengan
ketinggian yang disesuaikan dan dialakukn wrapping agar barang dalam pallet kokoh dan tidak
mudah roboh saat pengiriman dilakukan.

Sambas Apriansyah
Cardig Logistics Indonesia
Loading Management

Persiapan dalam pengiriman dengan system palletisasi


jangan kirimkan barang anda tanpa proteksi penempatan, pengemasan tidak
sesuai bisa menghasilkan kerusakan dan claim, lakuakan pengemasan sesuia karakteristik
barang dan perhatikn cara penumpukan barang pada pallet nya. Berikut cara stacking a
pallet :

Stacking A Pallet:

• To maximize carton strength, stack the pallet vertically;


• Lakukan penumpukan pada palet dengan kondisi karton yang kuat dengan posisi
vertikal
• Secure cartons to the pallet with banding, shrink-wrap, stretch-wrap or breakaway
adhesive;
• Jaminan karton agar tidak terjadi roboh lakuan banding dan wrapping.
• Place cartons squarely on the skid with no overhang;
• Simpan karton sesui dengan susunan pada pallet.
• Be sure the top surface is flat;
• Yakinkan permukan bagian atas dengan kondisi rata
• Add sheets of cardboard between layers for additional strength.
• Untuk menambah kekuatan dalam tumpukan gunakan cardboard
• Limit the height of cartons to 48 inches.
• Usahakan ketinggian 48 inchhes.

Contoh penumpukan dengan kemasan yang sesuai.

Sambas Apriansyah
Cardig Logistics Indonesia
Loading Management

Akan mengurangi komposisi Akan menimbulkan kerobohan dan


kekuatan Pallet terhadap barang kerusakan pada barang
Karakteristik loading and unloading Area
Pada saat loading dilakukan tentunya unloading pun akan dilakuakn, hal tersebut
mengigatkan kita terhadap kondisi area atau tempat dilakukannya loading dan unloading,
karena karakterisrik tempat akan mempengaruhi kodisi waktu loading dan unloading,
berikut gambar loading dan unloading:

1 5

+ Dokcing 2
Dokcing 1

2 3

Floor area 1
Floor area 2

Peng Mener Berdasar


Project Reference

D o c k A r e a / L o a d in g p r o c e s s
Parkin
g

Truck
Delay F oC oa rdr e fM
o u ra r t

O I

Loading DC Area

Crdig Logistics Indonesia Project Reference

Sambas Apriansyah
Cardig Logistics Indonesia
Loading Management

Loading and unloading Tools

Dalam melakukan proses loading dan unloading diharuskan menggunakan alat yang
sesuai dengan kebutuhan pada saat proses tersebut dilakukan, dengan demikian waktu
dalam melakukan proses loading dan unloading akan lebih cepat. Alat pendukung
tersebut yang dilakukan untuk system loading dengan menggunakan palletisasi, berikut
jenis alat pendukung yang digunakan :
1. Jack Lift
2. Forklift
3. Hand Stacker
4. Dock Leveler
5. Tailgate
Dari beberapa alat tersebut dapat digunakan sebagai pendukung pada operational pada saat
loading dan unloading dilakukan. Brikut gambar yang menunjukan alat sebagai pendukung proses
loading dan nloading dalam operatioanal project carrefour.

Forklift Jack Lift Hand Stacker

Dock Leveler Tailgate

Crdig Logistics Indonesia Project Reference

Sambas Apriansyah
Cardig Logistics Indonesia
Loading Management

Loading Mechanism
Berdasarkan kebutuhan opretional alat pendukung untuk digunakan loading atau pun
unloading harus dapat disesuaikan dengan kebutuhan dari system loading yang dilakukan, proses
tersebut dilakukan untuk melakukan efisiensi waktu dan memudahkan dalam keamanan, padaat
proses tersebut dilakukan.
Penggunaan alat pendukung untuk melakukan proses loading dan
unloading diharapkan akan memberikan kemudahan saat melakukan
pekerjaan tersebut, hal ini di karenakan kembali pada kebutuhan
waktu yang di inginkan untuk mencapai tingkat efisiensi yang bagus.
Tapi jikalau dalam suatu proses kita melakukan kesalahan
penyesuaian alat pendukung maka tingkat efisiensi waktu yang
diinginkan akan menjadi tidak bagus, bahkan akan menjadikan suatu
mekanisme loading dan unloading akan menimbulkan waktu yang
tidak efisien dan menjadikan service level terhadap loading dan unloading menjadi tidak sesuai
dengan tingkat kepuasan dalam melakukan proses tersebut.
Tidak halnya dengan sitem loading yang menggunakan system
curah, proses loading harus terencana dengan menggunakan system
stuffing untuk dijadikan sebagai acuan dalam melakukan loading
dimana akan memudahkan dalam proses unloadingnya.
Proses stuffing dilakukan untuk merencanakan mekanisme
penyususnan barang pada truck dan container. System curah ini
lebih ke system manual karena tidak banyak alat yang berperan
untuk pendukung proses ini. Dalam psistem ini hanya mebutuhkan
pallet sebagai penyimpan dari barang dan forklift yang digunakan untuk menyimpan dan
menyaipkan barang yang akan di loading. Mekanisme seperti ini membutuhkan planning yang
mempertimbangkan volume dengan melihat dimensi dan berat terhadap barang yang akan dimuat.
Karena akan mempengharusi system susunana barang.
Parameter untuk melakukan proses loading ini didasarkan pada system perhitungan volume
dengan standard kubikasi, karena akan memmudahkan proses loading barang tersebut, dengan
catatan dimensi kemasan barang .

Sambas Apriansyah
Cardig Logistics Indonesia
Loading Management

Loading plan process

Staffing goods for Grouping good to Stacking plan in Goods Checklist


selection type and destination truck loading and Seal process
dimension. delivery

Crdig Logistics Indonesia Project Reference


Loading plan process merupakan tahapan dalam melakukan perencanaan yang optimal dimana
dapat menghasilkan kinerja dan waktu yang efisien, dengan hal ini proses operational akan lebih
mudah dilakukan dengan mengikuti loading plan process tersebut.

Proses ini akan lebih meningkatkan system kerja yang terintegrasi jika dilakukan penerapan suatu
system pendukung yang mengintegrasikan data untuk menunjang kebutuhan dalam proses
loading sampai menghasilkan loading plan yang optimal.

Cross docking system

Sistem ini merupakan system pegerakan barang yang fast moving dan dengan system ini
akan menimbulakan efesiensi yang cukup optimal dan system ini akan mempengaruhi proses
loading yang sangat signifikan dikareanakan aliran outbound barang lebih cepat, denagan
demikian loading process akan membutuhkan waktu yang optimal dengan berdasarkan truck
available, dan dengan hal ini proses loading yang dilakukan akan lebih optimal dalm hal waktu,
dan delivery terhadap destination akan lebih optimal.

Dijaman dulu cross docking sudah dikenal, namu hal itu dilakukan tanpa didasrkan
dengan definisi yang mendukung, saat itu cross docking dilakukan dengan antar armada, dimana
armada yang satu mengalihkan muatannya ke armada lain, yang sekarang lebih dikenal denagan
istilah operational dengan nama ngefox, yang dilakukan pada area. Namun hal tersebut masih
sering dilakukan dilapangan, walaupun kondisi tersebut mencerminkan kondisi yang kuarng
tepat, kareana kemungkinan dari kerusakan dan kehilangan barang akan sangat besar sekali.

Sambas Apriansyah
Cardig Logistics Indonesia
Loading Management

Perlakuakn ini akan lebih meningkatkan activitas loading, denagan demikian sisitem
ketelitain dalam melakukan perencanaan loading dan peningkatan penanganan barang harus lebih
di perhatikan, karena jika tidak demikian akan menyebabkan proses tidak optimal dan akan
mengalami kerugian waktu dan tingkat claim lebih tinggi. Berikut gambar dari aktivitas cross
docking.

In-Bound

Unloading process
Stay
Area

Loading process
Out-Bound

Checking Goods

Crdig Logistics Indonesia Project Reference


Pertimbangan parameter-parameter dalam proses loading:
• Parameter-parameter package (tipe/jenis barang, dimensi volume & berat).

• Parameter-parameter container (tipe/jenis container, kapasitas volume & berat).


Jenis atau tipe armada akan sngat mempengaruhi dalam aktivitas loading dengan
demikian kapasitas angkut akan didsarkan pada jenis aramada yang digunakan untuk
dijadikan parameter sebagai acuan, berikut volume daya angkut type container
sebagai berikut.
- 20 feet : 28 M3, dan 20 pallet
- 40 feet : 45 M3, dan 37 pall

Sambas Apriansyah
Cardig Logistics Indonesia

Anda mungkin juga menyukai