DAN APD
1
UU No.1 th. 1970
Keselamatan Kerja
NEARMIS ACCIDENT
(NO LOSS) (LOSS PROPERTY AND
INJURY)
DEFINISI NEARMIS
A B C D E
PERSYARATAN PENGENDALIAN :
~ MENGENDALIKAN DAN MENIADAKAN
PERBUATAN/KONDISI BERBAHAYA
Piramida Kecelakaan
Frank E. Bird
Kematian/ Kec.Serius
Data dilaporkan dan
tercatat Kecelakaan Ringan
Kerusakan Properti
Nyaris Celaka
Perbuatan &
Kondisi Tidak
Aman
Bahaya
9
Structure kecelakaan kerja
******
Untuk mengidentifikasi secara menyeluruh dapat dilihat dari :
- Alur Proses produksi,
- Teknik/metode yang dipakai,
- Produk yang dihasilkan
- Peralatan yang digunakan.
Risiko (Risk)
Kemungkinan (probailitas) terjadinya suatu kerusakan /
kecelakaan dalam suatu kurun waktu tertentu.
Meliputi konsekwensi, frekwensi, probablitas dan time frame
(kurun waktu tertentu) suatu kejadian.
Contoh : resiko terjadinya kanker paru-paru pada perokok berat
dalam waktu sepuluh tahun
Artinya
Bila resiko tinggi sering terjadi , kerusakan berat , dalam
kurun waktu singkat
Bila resiko rendah jarang sekali terjadi, kerusakan ringan,
kurun waktu lama
Catatan :
Resiko tidak dapat dihilangkan
Resiko dapat dikendalikan dan dilakukan manajemen
Resiko dapat dinilai melalui persepsi
Potensi Bahaya
Faktor kimia
Faktor fisik
Faktor biologi
Aspek ergonomi
Faktor psikososial
Mesin dan peralatan
Listrik
House keeping
Sumber Bahaya ALAT & MESIN
RESIKO :
Kejatuhan obyek/benda, tertabrak kendaraan,
tersangkut, terjerat roda berputar, tergerus, tertubruk
PENGENDALIAN :
Pemasangan guarding, rambu-rambu, pelatihan sdm,
APD, komunikasi yang sesuai dll
Sumber Bahaya Instalasi Listrik
Risiko : Fire, electric shock and explosion
Pengendalian :
Perencanaan Tanggap Darurat, perawatan dan
pemeriksaan, pembumian, pengawasan
Sumber Bahaya BAHAN & CARA KERJA
Risiko : Iritasi, gatal-gatal, terbakar,
keracunan
Pengendalian :
Penanganan dan penyimpanan sesuai
standard, pemakaian APD yang sesuai, MSDS,
Sumber Bahaya LOKASI & LINGKUNGAN KERJA
Risiko : Falling object, crushed by heavy object,
Pengendalian :
APD, jaring pengaman, perubahan cara kerja
KAPAN MANAJEMEN RESIKO
DILAKUKAN ?
Perencanaan suatu proses
Proses operasi setelah berjalan (terjadwal)
Maintenance (major shut down)
Penambahan peralatan baru
Adanya keluhan dari pemakai
Bila terjadi kecelakaan
Daftar periksa cheklist
Berdasarkan pedoman atau standar yang harus dipenuhi
Untuk membuat harus dengan perencanaan yang
menyeluruh dan dibuat oleh orang yang mengerti tentang
kondisi yang menyeluruh (acuan laporan kecelakaan dan alur
proses
30
c. Investigasi kecelakaan;
1. Mengidentifikasi korban dan tempat kecelakaan
(5W, 1 H)
2. Pemeriksaan khusus terhadap kecelakaan/inspeksi
3. Menentukan frekwensi dan tingkat keparahan
kecelakaan (berat, sedang, ringan)
4. Mengetahui sumber dan faktor bahaya
yang menyebabkan terjadinya kecelakaan (Penyebab
langsung)
5. Memeriksa penyebab lain (Faktor pendukung) yang
mungkin meningkatkan resiko kecelakaan.
Tata cara pengisian formulir mengacu pada Kep. 84/BW/1998.
(Identitas perusahaan, informasi kecelakaan, data korban, fakta yang
dibuat, uraian tjd kecelakaan, sumber kecelakaan, type kecelakaan
dll)
Contoh ; analisa kecelakaan
Hirarki Pengendalian Potensi Bahaya K3
JEPANG INDONESIA
SEIRI(pemilihan) SISIH (RINGKAS)
SEITON(penataan) SUSUN (RAPIH)
SEISO(pembersihan) SASAP (RESIK)
SEIKKETSU(pemantapan) SOSOH (RAWAT)
SHITSUKE(pembiasaan) SULUH (RAJIN)
Sistem Pelaporan Kecelakaan
* Sesuai Permenaker No. 03/Men/1998
Pengurus atau pengusaha wajib melaporkan tiap kecelakaan
yang terjadi di tempat kerja
Kecelakaan dilaporkan dalam waktu maksimal 2 x 24 jam
sejak terjadinya kecelakaan
Bisa dilakukan secara lisan sebelum dilaporkan secara tertulis.
Alur Pelaporan
Kecelakaan
Dikirimkan pd:
Unit kerja Ybs
Laporan P3K
Dep. HRD/personalia
Dep. K3/EHS
Disampaikan:
Manajemen Perusahaan Laporan Kecelakaan Kerja
Disnaker
Asuransi
Fungsi Pengumpulan informasi kecelakaan kerja yaitu :
EN 397:1995
CE mark PSB mark
(European (Singapore
Standard Standard)
BS
BRITIS STANDARD
Sirim
Batch tested
(Malaysia Standard)
OSHA
3151-12R.2003
Ocupational Safety ISO
and Health International standard
Adminstration Organisaion
Helm
1. ABS (AcrylButylStyrene)
Bahan yang Keras dan Padat
Keunggulan : Tahan terhadap Benturan
Kelemahan : Kurang tahan terhadap panas
(80-90 Derajat Celcius)
2. Polyethelene ( P E )
Keunggulan : Tahan panas (110 Derajat C)
Kelemahan : Kurang tahan terhadap benturan
3. Polypropelene ( P P )
Minimum Standard
KACA MATA SAFETY
Non
Standard
Standard Toe
Toe Cap Cap
m=20 kg
g = 10 m/dt2
h=1m
Steel Midsole for Penetration resistance to 1100 Newtons
(100 K OHMS 1000M OHMS)
BODY HARNESS
Digunakan untuk
pekerjaan dengan
ketinggian di atas 2 meter
Energy Absorbers
Pelampung
70