Anda di halaman 1dari 81

HSE DEPARTEMENT

HSE DEPARTEMENT

PT. Madhani Talatah Nusantara memulai kegiatannya sebagai perusahaan


kontraktor pertambangan batu bara pada tahun 2001, dikenal sebagai PT.
MADHANI TALATAH NUSANTARA, berdasarkan akta notaris no 55 tahun
2001, berkedudukan di Jakarta dengan sejumlah daerah kerja.
Saat ini PT Madhani telah melakukan beberapa kontrak penambangan batubara
di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
PT Madhani Talatah Nusantara adalah perusahaan jasa kontraktor
pertambangan dan konstruksi dengan lingkup pekerjaan pengupasan
overburden, penambangan dan pengangkutan batubara, coal crushing, pemuatan
tongkang dengan menggunakan conveyor, perawatan alat berat, pembangkit
listrik, pembangunan fasilitas proyek serta perawatannya.
HSE DEPARTEMENT

Kebijakan Pengelolaan K3
Kebijakan Pengelolaan Lingkungan
Kebijakan Kualitas
HSE DEPARTEMENT

 Dilarang mengoperasikan kendaraan bagi yang tidak memiliki SIM


dan KIMPER Perusahaan.
 Sabuk pengaman wajib dikenakan saat mengoperasikan kendaraan.
 Tidak dibolehkan mengoperasikan unit yang mengalami kerusakan
pada rem, klakson, alarm, lampu-lampu, kemudi, dan sabuk
pengaman.
 Setiap karyawan yang berada dilokasi kerja wajib memakai APD (Alat
Pelindung Diri)
 Dilarang mengoperasikan mesin atau perkakas berputar tanpa alat
pelindung yang memadai.
 Dilarang melepas danger tag kecuali orang yang namanya tertera.
HSE DEPARTEMENT

TUJUAN :
 Dengan induksi ini diharapkan semua peserta mempunyai
kontibusi / peran yang tinggi terhadap perusahaan dalam hal
Keselamatan dan Kesehatan pada area kerja masing-masing
agar tidak terjadinya suatu kecelakaan di suatu pekerjaan
operasional pertambangan.
HSE DEPARTEMENT

 DIHARAPKAN SETELAH MENGIKUTI INDUKSI INI


SEMUA PESERTA MAMPU :
BEKERJA SECARA AMAN DAN MELAKUKAN PEMERIKSAAN
BAIK TERHADAP PERALATAN,DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN SERTA
LOKASI KERJA SESUAI DENGAN PROSEDURE KESELAMATAN KERJA
YANG BERLAKU.
MENGETAHUI SEBAB DAN AKIBAT DARI SUATU DAMPAK KECELAKAAN
AGAR DAPAT MENGANTISIPASI SERTA MEMINIMAISE SUATU KONDISI
BAHAYA.

DAPAT MENGANALISA SUATU KONDISI BAHAYA DAN MELAKUKAN


TINDAKAN YANG PROAKTIF AGAR INDIKASI SUATU KECELAKAAN
DAPAT DICEGAH DAN DIHINDARI.
HSE DEPARTEMENT

Hubungan keselamatan kerja dengan


produksi
Keselamatan kerja adalah salah satu bagian dari pada produksi dan bagian-bagian
Produksi lainnya adalah jumlah ( kuantitas ) dan mutu barang ( kualitas ). Jadi :

Produksi = Kuantitas + Kualitas + Keselamatan kerja.

“ KESELAMATAN ADALAH KUNCI PRODUKSI “


HSE DEPARTEMENT

“ Suatu kejadian yang tidak direncanakan,tidak diduga,tidak diingini terjadi secara


Tiba-tiba dan bersifat merugikan manusia,alat dan material “

“ Tidak direncanakan
Kecelakaan
“ Tidak diingini
“ Tidak diduga
Cedera pada manusia.

“ Tindakan tidak aman Kerusakan alat/mesin.


Disebabkan
“ Kondisi tidak aman
Produktivitas terganggu.

Penderitaan keluarga

Mengakibatkan Produktivitas terhenti


HSE DEPARTEMENT

SEBAB-SEBAB KECELAKAAN

Secara garis besar kecelakaan yang terjadi disebabkan :

1. 88 % Faktor Manusia : Tindakan tidak aman ( Unsafe Action )


2. 10 % Faktor Peralatan : Kondisi tidak aman ( Unsafe Condition )
3. 2 % Faktor Takdir/Nasib : Diluar kemampuan manusia ( God Act )

Orang melakukan tindakan tidak aman atau kesalahan yang mengakibatkan kecelakaan
disebabkan oleh :
• Karena tidak tahu : Yang bersangkutantidak mengetahui bagaimana menjalankan
mesin dengan benar dan tidak tahu bahaya sehingga terjadi kecelakaan.

• Karena tidak mampu : Yang bersangkutan sebenarnya telah mengetahui cara yang
aman akan tetapi karena belum atau kurang terampil akhirnya melakukan
kesalahan.

• Karena tidak mau : Walaupun yang bersangkutan telah mengetahui dengan jelas
cara kerja atau peraturan dan yang bersangkutan dapat melaksanakan, tetapi karena
tidak punya kemauan akhirnya melakukan kesalahan yang mengakibatkan
kecelakaan.
HSE DEPARTEMENT

KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (K3)

Semua upaya yang


diterapkan untuk
mengendalikan
kecelakaan dan
gangguan kesehatan.
HSE DEPARTEMENT

-1.Undang-undang No.1 Tahun 1970


tentang peraturan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
-2.Kepmen No.555K/26/MPE/1995
Tentang Keselamatan dan Kesehatan
kerja Pertambangan Umum
HSE DEPARTEMENT

Tujuan Dasar K3
Untuk meniadakan/ mengeliminasi
timbulnya kecelakaan dan kondisi buruk
bagi kesehatan karyawan dengan terus
menerus meningkatkan kondisi tempat kerja
dan praktek kerja yang aman bagi setiap
karyawan PT.MTN & Kontraktornya.
HSE DEPARTEMENT

Prinsip Dasar K3
Setiap pekerjaan dapat dilakukan
dengan aman tanpa harus ada
korban
Kecelakaan terjadi karena ada
penyebab
Penyebab terjadinya kecelakaan
harus dapat dicegah/ditiadakan
HSE DEPARTEMENT

JENIS-JENIS KECELAKAAN
• Terjatuh/tergelincir
• Terpukul
• Terbentur
• Terjepit
• Terkena aliran listrik
• Kemasukan benda
• dll
HSE DEPARTEMENT

Insiden
Suatu kejadian yang mirip dengan
Kecelakaan, hanya saja bila situasinya
sedikit saja berbeda atau berobah,
maka dapat mengakibatkan
timbulnya penderitaan bagi manusia,
kerusakan harta benda atau
terhentinya suatu proses.
RASIO KECELAKAAN
Fatality
1

Cidera/injury
10
Kerusakan
30 Barang

Insiden
600 Tanpa Cedera
Tanpa Kerusakan
HSE DEPARTEMENT
Teori Domino kecelakaan

1 2 3 4 5
Kendali Kurang

Sebab Langsung
Sebab Dasar

Accident

Kerugian
1. Program 1. Personal 1. Tindakan Kontak dengan 1. Cedera
kurang Faktor tidak aman. bahan/ zat atau 2. Peralatan
2. Standard tidak 2. Job 2. Kondisi tidak sumber energi Rusak.
memadai. Factor aman yang melebihi 3. Produksi
3. Penerapan batas Delay
standard tidak kemampuan
terpenuhi tubuh
HSE DEPARTEMENT

Kerugian kecelakaan
Nilai suatu kecelakaan
(TEORI GUNUNG ES)

$ 1 Nilai pengobatan akibat


Cedera atau Sakit

$
5 s /d $
50 Nilai pembukuan dan
Krusakan Barang

$
1 s/d $
3 Biaya lain-lain
Yang tidak
C&E-9 diassuransikan
HSE DEPARTEMENT

PENYEBAB KECELAKAAN

1. Tindakan tidak aman (88%)


• Tidak memakai Alat Pelindung Diri
• Tidak mengikuti prosedure kerja
• Tidak mengikuti peraturan keselamatan kerja
• Bekerja sambil bergurau

2. Kondisi tidak aman (10%)


• Lantai kerja licin/berceceran oli-oli
• Tempat kerja berserakan barang-barang bekas
• Pencahayaan yang kurang
• Kondisi tempat kerja berdebu

3. Takdir/Nasib/Lain-lain (2%)

Teori HW Heinrich
HSE DEPARTEMENT

SUMBER KERUGIAN

Manusia

Mesin
Metode & Material

Lingkungan
HSE DEPARTEMENT

AKIBAT KECELAKAAN:
A. MANUSIA: - Penderitaan, Cacat, Kematian
- Tekanan Kejiwaan
- Penderitaan Keluarga
- Beban masa depan
- Faktor Sosial

B. PERUSAHAAN: - Biaya pengobatan dan ganti rugi


- Sanksi Pemerintah
- Penanam Modal.
- Kepercayaan Bank dan konsumen turun
- Produktivitas, moral kerja dan mutu turun
- Hilangnya waktu kerja dan produksi

C. PEMERINTAH: - Kehilangan warga negara


- Biaya Dept Pertambangan, Dept Sosial dll
- Masalah Sosial Berkembang
HSE DEPARTEMENT

Penggolongan cedera Akibat Kecelakaan Tambang


Pasal 40
I. Cedera Ringan : (Antara 1 hari - 3 Minggu)
II. Cedera Berat :
1. > 3 minggu (termasuk hari libur)
2. Berakibat cacat tetap (invalid)
3. Mengalami cedera seperti;
a) Fracture; tengkorak, tulang punggung, pinggul, lengan
bawah, lengan atas, paha atau kaki;
b) Pendarahan didalam atau pingsang karena Oxygen
less.
c) Luka berat atau luka terbuka/terkoyak yang bisa
berakibat ketidak mampuan tetap.
d) Persendiaan lepas

III. Mati (dalam waktu 24 jam setelah accident)


HSE DEPARTEMENT

TOTAL JUMLAH KECELAKAAN PER TAHUN

120

100

80

60 MTN &
SUB.CONT
40

20

0
2003 2004 2005 2006 2007 2008
HSE DEPARTEMENT

Program Penyelenggaraan K3:


1. Safety Meeting;
2. Safety Training.
3. Safety Equipment.
4. Safety Inspection.
5. Safety Audit.
6. Safety Investigation.
7. Safety Award.
8. Safety Report.
9. Safety Induction.
10. Safety Campaign dll.
HSE DEPARTEMENT

Alat Pelindung Diri. (A.P.D)


ALAT – ALAT PELINDUNG DIRI DIBAGI MENJADI DUA BAGIAN YAITU :

1. Alat Pelindung Diri bagian luar :


A. Pelindung Kepala (Safety Helmet).
B. Pelindung Mata/Muka (Safety Glasses, etc).
C. Pelindung Kaki (Safety Boot).
D. Pelindung Jatuh (Safety Belt, Lanyard, etc).
E. Pelindung Tangan (Gloves, etc).

2. Alat Pelindung Diri bagian dalam :


A. Pelindung Pernapasan (Gas/Dust Mask).
B. Pelindung Pendengaran (Ear Plug/Muff)
PERMIT SISTEM.
Adalah aturan atau prosedur kerja
aman yang telah ditetapkan oleh
Perusahaan untuk meyakinkan bahwa
seluruh peralatan dan area kerja telah
aman dan memenuhi semua
persyaratan sebelum pekerjaan
dimulai. Sistem perizinan ini terdiri
dari Prosedur kerja standard, Izin
bekerja dan izin-izin spesial lainnya.
HSE DEPARTEMENT

Ijin Khusus;

1. Hot work Permit


2. Confined space entry permit.
3. Locking and Tagging Procedure
Diagram alir system perizinan kerja

Work Cordinator/ W/O dari


Planner dept. ybs

Perlu No
BEKERJA
ijin Kerja

Yes
Isi Formulir ijin bekerja
Di Control Room

Perlu No
ijin khusus

Yes
Perlu No Perlu ijin No Perlu ijin No Perlu No
ijin masuk menggunakan Pembebasan Switch Locking
tanki las listrik Lokasi Procedurs
Yes Yes Yes Yes
Laksanakan prosedur Laksanakan Prosedur Laksanakan ijin Laksanakan
ijin masuk tangki ijin mengelas listrik Pembebasan lokasi Prosedur Penguncian
”Burning and Welding Permit”
(HOT PERMIT)
Adalah izin yang diberikan untuk melakukan pekerjaan
pengelasan atau menggunakan api pada daerah rawan
kebakaran oleh orang yang berwenang dan telah yakin bahwa;

• Semua proteksi terhadap bahaya kebakaran telah


dilakukan,
• Aturan kerja serta persyaratan pencegahan kebakaran
yang dibutuhkan telah dipenuhi dan telah aman.
• Semua peringatan terhadap bahaya kebakaran telah
dipasang.
• Semua orang yang akan melakukan pekerjaan pada
peralatan dan daerah tersebut telah diberitahu dan
mengerti.
HSE DEPARTEMENT

Burning and Welding.


(HOT PERMIT)
 Pengelasan dan pekerjaan menggunakan api
tidak dapat dilakukan, kecuali proteksi
kebakaran tersedia dan siap digunakan.
 Izin melakukan pengelasan atau
menggunakan api hanya dapat berlaku pada
awal shift berjalan dan harus diperbaharui
jika shift tersebut telah berkahir.
 Sebelum melakukan pekerjaan, yakinkan
bahwa anda membutuhkan izin pengelasan
atau tidak..!!!
Confined Space Entry
Permit.
 Adalah izin untuk memasuki “Confied Space” dari orang yang
mempunyai otoritas dan telah melakukan beberapa rangkaian
kerja untuk memastikan bahwa confined space tersebut benar-
benar telah aman untuk dimasuki.
 Sebelum masuk kedalam “Confined Space”, maka harus
diyakinkan bahwa telah dilakukan pengukuran oxygen dan
pemantauan gas oleh orang yang kompetent dan ahli dalam
pengetesan tersebut.
 Yakinkan bahwa semua syarat-syarat keselamatan kerja yang
berkaitan dengan confined space telah dipenuhi, dan dimengerti
oleh semua orang yang terlibat dalam aktivitas tersebut.
HSE DEPARTEMENT

Confined Space Entry Permit .


® “Confined Space” adalah ruang yang mempunyai bukaan
terbatas yang digunakan sebagai jalan masuk dan keluar,
ventilasi yang sangat minim yang dapat membuat udara
didalamnya berbahaya, dan tidak untuk ditempati bekerja dalam
waktu lama.
® Setiap Departemen diwajibkan untuk mengidentifikasi
“Confined Space” yang ada pada daerahnya dan mengevaluasi
potensi bahaya yang bisa ditimbulkannya serta menyiapkan
prosedur kerja yang aman.
® Ingat – apapun bahaya yang ada di luar, “Confined Space” jauh
lebih berbahaya. Bahayanya meliputi terjebak, terperangkap
dalam asap, terluka atau terkena zat-zat beracun. Itulah
sebabnya apabila anda bekerja dalam “Confined Space”, sangat
penting untuk memberikan perhatian khusus terhadap
keselamatan.
“Locking & Tagging Procedure”.

Adalah prosedur yang harus dipenuhi


oleh orang yang telah mendapat
otorisasi untuk melakukan pekerjaan
pada peralatan tertentu dengan
membuat suatu peringatan dan
proteksi yang dapat melindungi dirinya
dan atau anggota kelompok kerjanya.
HSE DEPARTEMENT

“Locking & Tagging Procedure”.


 Dapatkan izin dari orang yang kompeten
sebelum memasang tag.
 Isi Log book dan tanda tangani tag yang
akan dipasang.
 Hanya orang yang mempunyai otorisasi dan
kompeten yang dapat mengoperasikan
switch.
 Gunakan safety personal lock anda.
 Yakinkan bahwa energy yang ada telah
diisolasi atau dimatikan.
 Yakinkan bahwa semua pekerja telah aman
sebelum Tag ditutup.
HSE DEPARTEMENT

“Locking & Tagging Procedure”.


 Personal tag (merah) hanya berlaku pada
satu shift saja.
 Gunakan status tag, jika pekerjaan anda
belum selesai.
 Selain yang pasang, tidak seorangpun yang
dapat melepas tag.
 Yakinkan bahwa seluruh peralatan telah
dilock dan dipasang tag dengan benar
sebelum pekerjaan tersebut dimulai.
 Seluruh energy yang berhubungan seperti;
Udara, air, tekanan hydraulic dll, telah benar-
benar distop, dilock dan dipasangi tag
sebelum melakukan pekerjaan pada
equipment.
Bekerja di ketinggian
1. Sistem penangkal jatuh harus dilaksanakan jika bekerja diatas ketinggian
lebih dari 1,8 meter (6 kaki).
2. Sistem penangkal jatuh juga harus dilaksanakan pada pekerjaan yang
mempunyai potensi jatuh atau masuk kedalam suatu lobang atau jatuh dari
ketinggian.
3. Safety harnes dan lanyards harus bersertifikasi. (ANSI\CSA dan berlabel ANSI\
CSA).
4. Safety harnes harus terpasang dengan tepat dan benar. Lanyards terbuat dari
tali nilon atau bahan setara dengan diameter 16 mm (5/8”)
5. Harnes atau sabuk pengaman harus terpasang dengan baik dan cincin
berbentuk D harus diposisikan di bagian tengah dari belakang harness (untuk
full body harness).
6. Lanyard harus diikat pada penopang yang kokoh, piranti peraih tali atau tali
pengaman sebaiknya lebih tinggi daripada garis pinggang dan dipertahankan
sependek mungkin (< 1 m or 3 ft).
HSE DEPARTEMENT

BAHAYA KEBAKARAN
 Proses terjadinya api adalah adanya kontak dari
3 unsur, yaitu :

 Bahan Bakar : kayu, tekstil, kertas, cairan dll


 Oksigen : adalah oksigen bebas atau
oksigen murni (pabrik)
 sumber panas : panas, panas kimia, panas
listrik, nuklir, dll
HSE DEPARTEMENT
HSE DEPARTEMENT
PENCEGAHAN DAN PERLINDUNGAN
TERHADAP KEBAKARAN

 Setiap karyawan bertanggung jawab atas pencegahan


terjadinya kebakaran dan menanggulanginya bila terjadi
kebakaran.

 Setip karyawan wajib melaporkan pada atasannya atau pada


bagian pemadam kebakaran bilamana mengetahui terjadinya
kebakaran.

 Alat pemadam api telah ditempatkan di seluruh bangunan PT.


MTN dan semua karyawan berkewajiban memelihara,
memeriksa kondisi, serta mengetahui letak / tempat alat
pemadam api itu di tempat kerja masing-masing seperti alat
pemadam api ringan (APAR), Fire Hydrant, Sprinkler system
dan lain-lain.
HSE DEPARTEMENT

KLASIFIKASI API
1. Kelas A (Ash).
Seperti: kayu, kertas, kain, plastik dll
Pemadam : air bertekanan, foam/busa, kimia kering, halon

2. Kelas B (Boil).
Seperti : oli, minyak solar/diesel/bensin, cat tiner, gemuk dll
Pemadam : foam/busa, CO2, kimia kering, halon

3. Kelas C (Current).
Seperti : generator, mesin lisrik, kabel listrik, transformator,
Pemadam : kimia kering, karbon dioksida (CO2)

4. Kelas D (Metal).
Seperti : magnesium, titanium, zirconium, sodium, potasium.
Pemadam : bubuk kering yg mengandung garam dapur, grafit.(agar tdk
merusak metal) golongan api D jarang ditemukan di tambang-tambang.
Media APAR/ Firex
1. Air (Water).
Air sebagai media pemadam api sudah lama dipakai, karena air dapat bersifat sebagai
sarana pendingin atau melarutkan atau menutupi & mengemulsi permukaan bahan bakar

2. Busa (Foam).
Adalah gelembung cairan berisi udara. Busa lebih ringan, maka busa akan mengapung di
atas permukaan cairan yang terbakar & menjadi pendesak udara, pendingin, penutup dan
membawa air yang berguna untuk pemadaman

3. Carbon Dioksida (CO2).


Dipakai sebagai pendingin untuk menurunkan konsentrasi O2 agar api dapat
dipadamkanpadam

4. Dry Chemical.
(Tepung Kimia kering berukuran butir 10-75 mikron ) efektif untuk pemadaman api
kelas A,B, dan C. Sifat : pendingin, menyelimuti & menahan radiasi panas

5. BCF (Brome, Chlour & Flour)


Jenis ini cocok untuk klas api B dan C tapi media ini (BCF Halon 1211 & Halon
1301) tidak boleh dipakai di tambang dalam / bawah tanah, karena beracun
Indikator Pemicu
Tekanan
Pin/Lock

Hose/selang Handle

Tabung

Safety
Nozzle Instruksi
PENCEGAHAN DAN PERLINDUNGAN
TERHADAP KEBAKARAN

Bila terjadi kebakaran, lakukan tindakan sbb:


 Jangan Panik

 Ungsikan semua orang yang ada di tempat kejadian

 Segera minta bantuan team pemadam kebakaran

 Amankan lokasi kebakaran, jangan sampai ada orang lain


yang masuk kedalamnya
.
 Padamkan api dengan sarana pemadam kebakaran yang
ada.
HSE DEPARTEMENT
HSE DEPARTEMENT
HSE DEPARTEMENT

PERTANYAAN ????
BAGAIMANA BILA INI TERJADI PADA
ANDA ??????

APAKAHANDA SIAP MENGALAMI DAN


MENGINGINKANNYA ??????

APAKAH KELUARGA ANDA MENGINGINKAN


SUATU KECELAKAAN ?????
HSE DEPARTEMENT

Prosedure Dumping
HSE DEPARTEMENT

Prosedure Dumping
Operator truk harus melalui dumping dari arah kanan ke kiri saat menghadap tip head sehingga
ia dapat melakukan dumping di sebelah tumpukan sebelumnya dengan menggunakan spion
yang ada pada sisinya.

Ingatlah : Perhatikan selalu kedua kaca spion baik yang berada di sisi operator atau di sisi lain
saat bergerak mundur ke arah windrow.
HSE DEPARTEMENT

Operator harus menjaga jarak dengan dozer minimal selebar truk (5 meter) untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya tabrakan/benturan.
HSE DEPARTEMENT

Jagalah jarak aman dengan truk lain saat dumping di tip head minimal selebar truk (5 meter),
sehingga memungkinkan untuk melakukan dumping di tempat yang kosong tersebut kemudian
juga untuk mengurangi resiko terjadi tabrakan/benturan.
HSE DEPARTEMENT

Hindari dumping di samping truk bila truk tersebut berada di sisi yang berlawanan dengan
kabin truk anda. Hal ini akan mengurangi potensi akan terjadinya tabrakan/benturan.
HSE DEPARTEMENT

Safety berm harus sedikitnya 1/2 dari tinggi ban truk ukuran besar yang
menggunakan dump.

Ingat: No safety berm, no dump! Safety berm hanya sebuah


petunjuk. Bukan rem.
HSE DEPARTEMENT

JAGALAH JARAK YANG AMAN


HSE DEPARTEMENT

JARAK AMAN
Minimum 10 m

Kecepatan 20 km/jam ---------------------- 20 m


Kecepatan 30 km/jam ---------------------- 30 m
Kecepatan 40 km/jam ---------------------- 40 m
HSE DEPARTEMENT

JARAK AMAN
Minimum 30 m
HSE DEPARTEMENT

100 m

100 m
100 m

100 m

Dilarang menyalip pada jarak 100 meter dari


persimpangan
HSE DEPARTEMENT

Naik Tangga dan Penggunaan Sabuk Pengaman}

3 Point Contact
HSE DEPARTEMENT

Area Peledakan

Alat 300 M
Manusia 500 M
HSE DEPARTEMENT

SALAH BENAR

Prosedur Muat – Muatan Berimbang}


Jangan Menumpuk muatan hanya pada salah satu sisi
dari Bak Truk.
HSE DEPARTEMENT

SALAH
BENAR
HSE DEPARTEMENT

Prosedur Service dan Pengisian Bahan Bakar}


Cara mendekati unit untuk service:
 Beritahu sopir truk melalui radio.
 Operator menghentikan kendaraannya, menurunkan kelengkapannya dan memberi tanda
untuk mendekat. Pasang rem parkir. Operator keluar kabin.
 Service truk mendekat. Ikuti prosedur lockout yang benar.
HSE DEPARTEMENT

Jarak selebar Kendaraan

Prosedur Parkir}
 Pastikan keadaan di belakang aman.
 Bunyikan Klakson sebanyak 3 kali.
Parkirkan Truck dalam keadaan
 Bergerak secara perlahan.
mundur sehingga
 Meminimalkan bergerak mundur.
mempermudah pada awal
pengoperasian.
HSE DEPARTEMENT

Prosedur Parkir Kendaraan Kecil}


 Parkir kendaraan jauh dari kendaraan alat-alat berat.
 Usahakan untuk selalu memarkir kendaraan jauh dari lalu-lintas alat-alat berat
 Selalu usahakan untuk parkir di dekat lighting plant
HSE DEPARTEMENT

Pengoperasian Dozer}
Saat melintasi kemiringan, selalu berjalan lurus naik
atau turun. Jangan berjalan horizontal atau diagonal
saat melintasi kemiringan, karena kendaraan dapat
terbalik atau terguling.
HSE DEPARTEMENT

Jangan menggunakan Dozer untuk merubuhkan Pohon


yang besar (Diameter >30 Cm)
HSE DEPARTEMENT
HSE DEPARTEMENT

Perlindungan Personal
(Personal Protection Tag)

Tagging Rule

Peringatan Status Alat

Label ini hanya bisa dipindahkan oleh orang yang memasang.


Dilarang keras memindahkan Label ini, selain oleh orang yagn memasang.
HSE DEPARTEMENT

PT MADHANI IPC PROJECT


HSE DEPARTEMENT

PT MADHANI IPC PROJECT


HSE DEPARTEMENT

Clean up dead load on lifted dump truck


without helmet Driving without wearing seat belt

Unsafe Act

Sitting in mine face without helmet


HSE DEPARTEMENT
Unsafe Act

Unsafe loading Unsafe parking

Standing on the bench.


HSE DEPARTEMENT

Unsafe Act

Smoking under fuel tank


HSE DEPARTEMENT

Unsafe Act

Smoking while refueling

Sitting on mine haul road


Un-safe right hand position
HSE DEPARTEMENT

Unsafe Act
HSE DEPARTEMENT
History
Accident
HSE DEPARTEMENT
HSE DEPARTEMENT
HSE DEPARTEMENT
HSE DEPARTEMENT

Fatal Accident

Anda mungkin juga menyukai