Anda di halaman 1dari 61

PES. UAP & BEJ.

TEKAN
PROT. KEBAKARAN

MEKANIK KESEHATAN TENAGA KERJA


LISTRIK
KONST. BANG
LINGKUNGAN KERJA

KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA

NORMA KERJA
K3 DAN JAMSOSTEK

PERLIND. HK TK DALAM
& LUAR NEGERI

KETENAGAKERJAAN
 Era revolusi industri (abad 18)
 Perubahan sistem kerja :
 Penggunaan tenaga mesin
 Pengenalan metode baru pengolahan bahan baku
 Pengorganisasian pekerjaan
 Muncul penyakit yg berhubungan dengan pemajanan
 Era industrialisasi
 Perkembangan K3 mengikuti penggunaan teknologi (APD, safety
device dan alat-alat pengaman)
 Era Manajemen
 Heirich (1931), teori domino
 Bird and German, teori Loss Causation Model
 ISO, SMK3 dll
UU : Bila seorang ahli bangunan membuat rumah dan bila
rumah itu roboh dan menimpa pemiliknya hingga mati,
maka ahli bangunan tsb. DIBUNUH

Ahli bangunan bertanggung jawab thd keselamatan pekerja


dengan membuat pagar pengaman pada setiap sisi luar atap
rumah
Pekerja tambang harus menggunakan masker

Pekerja harus memakai topi baja


(Pada saat pembangunan Obelisk ditengah Lapangan St. Peter)
KECELAKAAN ADALAH nasib
1. KONSEPUNSAFE
UNSAFECONDITIONS
CONDITIONS
Disediakan ALAT PENGAMAN pada mesin
KOMPENSASI
2. KONSEP KOMPENSASI
Diberikan ganti rugi dengan bukti pekerja bukan
sebagai penyebab kecelakaan
UNSAFEACTS
3. KONSEP UNSAFE ACTS
Teori DOMINI dar HW. HEINRICH - 1931

1930 – 1950 Upaya Promosi dan Pendidikan


1950 – 1960 Upaya Pelatihan unt. Individu
1980 – ska Total Loss M, Safety M, Loss Prevention
Definisi K-3
Filosofi
Pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan :
- tenaga kerja dan manusia pada
umumnya, baik jasmani maupun
rohani,
- hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil, makmur dan sejahtera;

 Keilmuan
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam upaya mencegah kecelakaan,
kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit,
dll
(ACCIDENT PREVENTION)
Tujuan
• Melindungi para pekerja dan orang
lain di tempat kerja
• Menjamin agar setiap sumber
produksi dapat dipakai secara aman
dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan
lancar
Keselamatan (Safety)

1. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan


(control of accident loss)

2. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan


menghilangkan (mengontrol) resiko yang tidak
bisa diterima (the ability to identify and
eliminate unacceptable risks)
Kesehatan (Health)

Derajat/tingkat keadaan fisik dan


psikologi individu (the degree of
physiological and psychological well
being of the individual)
TENAGA
KERJA

KESEHATAN KESELAMATAN
PROSES

BAHAN ALAT

LINGKUNGAN
TENAGA
Bahan
KERJA
Jadi Bahan
Bahan
1/2 Jadi 1/2 Jadi

Bahan Zero Delay ISO 9000


Mentah MESIN Zero Default ISO 9000
BAHAN
ALAT Zero Emisi ISO 14000

Zero Accident ISO 18000


GUNUNG ES - BIAYA
KECELAKAAN
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
• Pengobatan/ Perawatan
• Gaji (Biaya Diasuransikan)
$1
• Kerusakan gangguan
• Kerusakan peralatan dan perkakas
• Kerusakan produk dan material

$5 $50
• Terlambat dan ganguan produksi
HINGGA • Biaya legal hukum
BIAYA DALAM PEMBUKUAN:
• Pengeluaran biaya untuk penyediaan
KERUSAKAN PROPERTI fasilitas dan peralatan gawat darurat
(BIAYA YANG TAK • Sewa peralatan
DIASURANSIKAN) • Waktu untuk penyelidikan

$1 $3
• Gaji terusdibayar untuk waktu yang hilang
HINGGA • Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/
BIAYA LAIN YANG atau biaya melatih
TAK DIASURANSIKAN • Upah lembur
• Ekstra waktu untuk kerja administrasi
• Berkurangnya hasil produksi akibat dari
sikorban
• Hilangnya bisnis dan nama baik
Piramida Kecelakaan
Kematian/ Kec.Serius
Data dilaporkan 1
dan tercatat 10 Kecelakaan Ringan
30 Kerusakan Properti

600 Nyaris Celaka

• Perbuatan &
Kondisi Tidak
10.000 Aman
• Bahaya
KEGAGALAN MANAJEMEN

FAKTOR MANUSIA

FAKTOR SITUASIONAL FAKTOR LINGKUNGAN

KECELAKAAN

KERUGIAN

* NEGARA
MATERI * MASYARAKAT NON MATERI
* PERUSAHAAN
* PEKERJA

LANGSUNG TDK LANGSUNG SOSIAL PSIKOLOG


* COST * SDM * KEMATIAN/CACAT * RASA AMAN
* PROPERTI * COMPANY IMAGE
* MARKET
DEFINISI INCIDENT
Suatu kejadian yang tidak
diinginkan, bilamana pada
saat itu sedikit saja ada
perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya
accident.
DEFINISI ACCIDENT
Suatu kejadian yang tidak
diinginkan berakibat cedera
pada manusia, kerusakan
barang, gangguan terhadap
pekerjaan dan pencemaran
lingkungan.
Logika terjadinya kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan
mata rantai sebab-akibat (Domino Squen)

BASIC
LACK OF CAUSES INSIDENT
IMMIDIATE
CONTROL LOSSES
CAUSES
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG (Kontak)
PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR PERBUATAN <KEJADIAN>
KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
STANDAR DENGAN ATAU
&
TAK SESUAI FAKTOR KONDISI ENERGI KERUSAKAN
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT
PELAKSANAAN DIHARAPKAN

THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL


Bird & German, 1985
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

KERUGIAN
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 STRUCK AGAINST  menabrak/bentur benda diam/bergerak


 STRUCK BY  terpukul/tabrak oleh benda bergerak
 FALL TO  jatuh dari tempat yang lebih tinggi
 FALL ON  jatuh di tempat yang datar
 CAUGHT IN  tusuk, jepit, cubit benda runcing
 CAUGHT ON  terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar
INSIDEN

 CAUGHT BETWEEN  terpotong, hancur, remuk


 CONTACT WITH  listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
 OVERSTRESS  terlalu berat, cepat, tinggi, besar
 EQUIPMENT FAILURE  kegagalan mesin, peralatan
 EVIRONMENTAL RELEASE  masalah pencemaran
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 OPERASI TANPA OTORISASI  PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK


 GAGAL MEMPERINGATKAN  APD KURANG, TIDAK LAYAK
 GAGAL MENGAMANKAN  PERALATAN RUSAK
 KECEPATAN TIDAK LAYAK
 MEMBUAT ALAT PENGAMAN SEBAB LANGSUNG  RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
TIDAK BERFUNGSI  SISTEM PERINGATAN KURANG
 PAKAI ALAT RUSAK  BAHAYA KEBAKARAN
 PAKAI APD TIDAK LAYAK  KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
 PEMUATAN TIDAK LAYAK  KEBISINGAN
 PENEMPATAN TIDAK LAYAK
 MENGANGKAT TIDAK LAYAK  TERPAPAR RADIASI
 POSISI TIDAK AMAN  TEMPERATUR EXTRIM
 SERVIS ALAT BEROPERASI  PENERANGAN TIDAK LAYAK
 BERCANDA, MAIN-MAIN  VENTILASI TIDAK LAYAK
 MABOK ALKOHOL, OBAT  LINGKUNGAN TIDAK AMAN
 GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 KEMAMPUAN FISIK ATAU PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN


PHISIOLOGI TIDAK LAYAK SEBAB DASAR
ENGINEERING
 KEMAMPUAN MENTAL TIDAK LAYAK PENGADAAN (PURCHASING)
 STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI KURANG PERALATAN
 STRESS MENTAL MAINTENANCE
 KURANG PENGETAHUAN STANDAR KERJA
 KURANG KEAHLIAN SALAH PAKAI/SALAH
 MOTIVASI TIDAK LAYAK MENGGUNAKAN
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

PROGRAM TIDAK SESUAI


LACK OF CONTROL

STANDARD TIDAK SESUAI


KEPATUHAN TERHADAP
STANDAR
POTENSI BAHAYA ( HAZARD )

suatu keadaan yang memungkinkan atau dapat


menimbulkan kecelakaan / kerugian berupa cedera,
penyakit, kerusakan atau kemampuan melaksanakan fungsi
yang telah ditetapkan.

TINGKAT BAHAYA ( DANGER )

ungkapan adanya potensi bahaya secara relatif.


Kondisi berbahaya mungkin saja ada, akan tetapi dapat
menjadi tidak begitu berbahaya karena telah dilakukan
beberapa tindakan pencegahan.
RESIKO ( RISK )
kemungkinan terjadinya kecelakaan / kerugian pada
periode waktu tertentu atau siklus operasi tertentu.

INSIDENT
kejadian yang tidak diinginkan yang dapat dan telah
mengadakan kontak dengan sumber energi melebihi
ambang batas badan / struktur
KECELAKAAN ( ACCIDENT )
kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki
yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu
aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik korban
manusia dan atau harta benda.

Kecelakaan terdiri :
. Kecelakaan Kerja
. Kecelakaan berkaitan dengan hubungan kerja
. Penyakit akibat kerja
. Peledakan dan kebakaran
TINDAKAN TIDAK AMAN ( UNSAFE ACTS )
suatu pelanggaran oleh tenaga kerja terhadap prosedur
keselamatan kerja yang memberikan peluang terhadap
terjadinya kecelakaan
KONDISI TIDAK AMAN ( UNSAFE CONDITIONS )
suatu pelanggaran terhadap prosedur keselamatan kerja
yang memberikan peluang terhadap terjadinya kecelakaan
unsur :
. Peralatan / mesin / pesawat
. Bahan
. Lingkungan
. Proses
. Sifat Pekerjaan
. Cara kerja
KEMUNGINAN TERJADI
KEPARAHAN
SULIT TERJADI JARANG SERING
SERIOUS SEDANG TINGGI TINGGI
SEDANG RENDAH SEDANG TINGGI
RINGAN RENDAH RENDAH SEDANG
Aman (safe) adalah suatu
kondisi dimana atau kapan
munculnya sumber bahaya telah
dapat dikendalikan ke tingkat
yang memadai, dan ini adalah
lawan dari bahaya (danger).
 
(Menurut ILO)
 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu
pengetahuan, tehnik & teknologi
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap
rekayasa
• Penyel pengawasan & pemantauan pelak K3
 STANDARISASI
• Standar K3 maju akan menentukan tkt kemajuan
pelak K3
 INSPEKSI / PEMERIKSAAN
• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi
tempat kerja masih memenuhi ketentuan &
persyaratan K3
(Menurut ILO)
 RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS &
STATISTIK
• Riset/penelitian untuk menunjang tkt kemajuan
bid K3 sesuai perkemb ilmu pengetahuan, tehnik &
teknologi
 PENDIDIKAN & LATIHAN
• Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan &
ketrampilan K3 bagi TK
 PERSUASI
• Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3, bukan
melalui penerapan & pemaksaan melalui sanksi-
sanksi
(Menurut ILO)
 ASURANSI
• Insentif finansial utk meningkatkan
pencegahan kec dgn pembayaran premi yg
lebih rendah terhdp peusahaan yang
memenuhi syarat K3

 PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA


• Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat
kerja dlm upaya memenuhi syarat-syarat K3
di tempat kerja
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MENJAMIN :
1 Setiap tenaga kerja dan orang lainnya yang
berada dalam tempat kerja selalu dalam
keadaan selamat dan sehat.

2 Setiap sumber-sumber produksi dapat dipakai


dan digunakan secara efisien

3 Proses produksi dapat berjalan secara lancar


tanpa hambatan apapun.
1. Ilmu yang diakui
2. Kode Etik
3. Sertifikasi
4. Lembaga Pendidikan
UNDANG-UNDANG
KESELAMATAN KERJA
Lembaran Negara No.1 Tahun 1970
(Tambahan Lembaran Negara No.1918)

Edy Utarjo, SH
LATAR BELAKANG

1. VEILIGHEIDS REGLEMENT 1910 (VR 1910, Stbl No. 406)


sudah tidak sesuai lagi
2. Perlindungan tenaga kerja tidak hanya di industri/
pabrik
3. Perkembangan teknologi/ IPTEK serta kondisi dan
situasi ketenagakerjaan
4. Sifat refresif dan polisional pada VR. 1910 sudah tidak
sesuai lagi
PENGERTIAN
Secara Etimologis :
Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga
kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan
selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu
dipakai dan digunakan secara aman dan efisien

Secara Filosofi :
Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin
kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya
beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil,
makmur dan sejahtera

Secara Keilmuan :
Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang
mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di
tempat kerja
DASAR HUKUM - 1
Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945

Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU Ketenagakerjaan

UU No.1 Tahun 1970

Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Khusus PP; Per.Men ; SE;


DASAR HUKUM
 Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


Pasal 86 dan 87
Paragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakansesuai dengan perundangan –undangan yang berlaku
Pasal 87

(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan
sistem manajemen perusahaan

(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
TUJUAN
• Tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan
atas keselamatan dalam pekerjaannya
• Orang lain yang berada di tempat kerja perlu
menjamin keselamatannya
• Sumber-sumber produksi dapat dipakai secara
aman dan efisien
UNDANG – UNDANG No.1 Tahun
1970 terdiri dari :
 11 Bab & 18 Pasal
 Bab I : Istilah – istilah
 Bab II : Ruang lingkup
 Pasal 2 ayat ( 1 ) adalah semua tempat
kerja, baik di darat, didalam tanah, di
permukaan air, didalam air maupun
diudara, yang berada di wilayah
kekuasaan hukum RI
 Bab III : Syarat–syarat Keselamatan Kerja
Pasal 3 ayat ( 1 ) huruh a yaitu
mencegah dan mengurangi
kecelakaan
Bab IV : Pengawasan
Pasal 5 ayat ( 1 ) yaitu
Direktur melakukan
pelaksanaan umum terhadap Undang –
Undang ini, sedangkan para peg. Was
dan ahli keselamatan kerja ditugaskan
menjalankan pengawasan langsung thd
ditaatinya Undang – Undang ini dan
membantu pelaksanaannya
Bab V : Pembinaan
Pasal 9 ayat ( 1 ) : Pengurus diwajibkan
menunjukkan dan menjelaskan pd tiap TK baru
tentang :

a. kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang


dapat timbul dalam tempat kerja

b. semua pengamanan & alat-alat perlindungan


yang diharuskan dalam tempat kerja

c. alat-alat perlindungan diri bagi TK yang


bersangkutan

d. cara-cara dan sikap yg aman dlm melakukan


pekerjaannya
Bab VI :P2K3
Pasal 10 :
Menaker berwenang membentuk
P2K3 guna memperkembangkan
kerjasama, saling pengertian &
partisipasi

Bab VII : Kecelakaan


Pasal 11 :
Pengurus diwajibkan melaporkan
tiap kecelakaan yg terjadi dalam
tempat kerja yg dipimpinnya, pada
pejabat yg ditunjuk oleh Menaker
Bab VIII : Kewajiban & Hak Tenaga Kerja
Pasal 12 :

a. Memberikan keterangan yang benar bila


diminta oleh pegawai pengawas
b. Memakai alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan
c. Memenuhi & mentaati syarat-syarat
keselamatan kerja yg diwajibkan
d. Meminta pd pengurus agar dilaksanakan
semua syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan
e. Menyatakan keberatan pada pekerjaan
dimana syarat-syarat k3 serta alat-alat
perlindungan diri yg diwajibkan diragukan
olehnya.
Bab IX : Kewajiban Bila Memasuki T.K.
Pasal 13 :
Barang siapa akam memasuki sesuatu tempat
kerja, diwajibkan memtaati semua petunjuk
keselamatan kerja dan memakai alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan

Bab X : Kewajiban Pengurus


a. Menempatkan semua syarat-syarat k3 yang
diwajibkan, sehelai UU No.1 Tahun 1970 &
peraturan pelaks.nya
b. Memasang semua gambar K3 yang diwajibkan
c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat-
alat perlindungan diri yang diwajibkan
Bab XI : Ketentuan-ketentuan Penutup

Pasal 15 :
Pelanggaran terhadap pasal tersebut
diatas dapat dikenakan sanksi pidana
kurungan selama-lamanya 3 bulan
atau denda setinggi-tingginya Rp.100.000,-
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

MGT SDM

BAHAN
LINGKUNGAN KERJA

AMAN/
FAKTOR NYAMAN Prod’s
PENYEBAB
PERALATAN TEMPAT KERJA SEHAT

SIFAT PEKERJAAN
PROSES PRODUKSI

CARA KERJA KECELAKAA


N
ANALISIS
STRUKTUR UU No. 1 Tahun 1970
KESELAMATAN KERJA
 Kebijakan Nasional
MENAKER K3 Penjelasan Pasal 1 (1)
 Pelaksanaan Umum
DIREKTUR Pasal 5 (1)

PEG. RETRIBUSI P2K3 SANKSI


Kewajiban & Hak
PENGAWAS pasal 7 TK pasal 12 pasal 15
pasal 1 (5)
pasal 10 (1)

AHLI K3 DOKTER PENGURUS KECELAKA PERALIH


pasal 1 (6) PEMERIKSA pasal 1 (2) AN AN
pasal 8 (2) pasal 9 & 14 pasal 11 pasal 17
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

A. Mekanik dan Konstruksi Bangunan


- Permen No. 01/1978 ttg K3 dalam Penebangan dan Pengangkutan
- Permen No. 01/1980 ttg K3 pada Konstruksi Bangunan
- Permen No. 04/1985 ttg Pesawat Tenaga & Produksi
- Permen No. 05/1985 ttg Pesawat Angkat & Angkut
- Permen No. 01/1989 ttg Klasifikasi Syarat Pesawat Angkat
- SKB Menaker & Men. PU No. 174/Men/1986 dan No. 104/Kpts/1986
ttg K3 pada Tempat Kegiatan Konstruksi
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

B. Listrik dan Penanggulangan Kebakaran


- Kepmennaker No. 75/2002 ttg Berlakunya PUIL 2000
- Permen No. 02/1989 ttg Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
- Permen No. 03/1999 ttg K3 Pesawat Lift
- Permen No. 04/1980 ttg Syarat-syarat Pemasangan & Pemeliharaan
APAR
- Permen No. 02/1983 ttg Instalasi Alarm Kebakaran Automatik
- Kepmen No. Kep.186/1999 ttg Unit Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja
- Keputusan Dirjen Binawas No. Kep.407/BW/1999 ttg Persyaratan
Penunjukan, Hak dan Kewajiban Teknisi Lift
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

C. Uap dan Bejana Tekan


- UU Uap 1930 dan Peraturan Uap 1930
- Permen No. 02/1982 ttg Klasifikasi Juru Las
- Permen No. 01/1988 ttg Klasifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat
Uap
- Permen No. 01/1982 ttg Bejana Tekan
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

D. Kesehatan dan Lingkungan Kerja


- PP No. 7/1973 ttg Pengawasan atas Peredaran, Penyimpangan dan
Penggunaan Pestisida
- Permen No. 01/1976 ttg Wajib Latihan Hyperkes bagi Dokter
Perusahaan
- Permen No. 01/1979 ttg Kewajiban Latihan Hyperkes bagi Paramedis
Perusahaan
- Permen No. 02/1980 ttg Pemeriksaan Tenaga Kerja dalam
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
- Permen No. 01/1981 ttg Kewajiban Melaporkan PAK
- Permen No. 03/1982 ttg Pelayanan Keselamatan Tenaga Kerja
- Kepmen No. Kep. 51/1999 ttg NAB Faktor Fisika di Tempat Kerja
- Kepmen No. Kep. 187/1999 ttg Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
di Tempat Kerja
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

E. Umum
- Permen No. 03/1978 ttg Persyaratan Penunjukan dan Wewenang serta
Kewajiban Pegawai Pengawas atau Ahli K3
- Permen No. 04/1987 ttg Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan
Wewenang Ahli K3 dan P2K3
- Permen No. 02/1992 ttg Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan
Wewenang Ahli K3
- Permen No. 04/1995 ttg Perusahaan Jasa K3
- Permen No. 05/1996 ttg SMK3
- Permen No. 03/1998 ttg Tata Cara Pelaporan Kecelakaan Kerja
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

F. Sektor Pertambangan
- PP No. 19 tahun 1987 ttg Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan
Kerja di Bidang Pertambangan
- PP No. 11 tahun 1979 ttg Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan
Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi

Anda mungkin juga menyukai