MITIGASI
PENILAIAN
RESIKO
Deni Alfen
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
Peristiwa atau kejadian baik disebabkan oleh factor alam maupun factor non- alam yang
berpotensi menimbulkan kerugian apabila terjadi bencana. Ancaman / bahaya dapat
dikategorikan dalam kelas-kelas sesuai dengan tingkat ancaman yang ditimbulkannya pada
kelompok masyarakat.
Tabel : jenis ancaman pada peta resiko bencana (Perka BNPB No 2 th 2012)
7 Tanah Longsor
Gunakan Field Kelas_Rawan hanya terdapat satu jenis kelas yaitu rawan banjir. Lakukan
overlay kelas rawan banjir tersebut dengan SRTM untuk mendapatkan ketinggian genangan.
Gunakan kelas scoring di bawah : (halaman berikutnya)
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
Sebagai contoh :
Banjir dapat dikelaskan menjadi tiga kelas sesuai dengan tingkat bahayanya :
Banjir yang melanda suatu desa, memiliki ketinggian air 0,75 m dan lama genangan hanya 1
jam sehingga dapat dikategorikan bahwa tingkat ancaman banjir di desa tersebut adalah
rendah. Berdasarkan bobot yang telah ditentukan maka skor ancaman banjir sebesar 0,3333.
Sebaiknya, apabila di desa lain terkena banjir dengan ketinggian air 1,6 m dan lama genangan
selama 4 hari, maka dapat dinyatakan bahwa ancaman banjir di desa ini adalah tinggi.
2. Penilaian Kerentanan
Kerentanan merupakan kondisi dari suatu komunitas atau masyarakat yang mengarah atau
menyebabkan ketidakmampuan dalam menghadapi bencana. Semakin “rentan” suatu
kelompok masyarakat terhadap bencana, semakin besar kerugian yang dialami apabila terjadi
bencana (gambar halaman berikutnya)
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
Kerentanan
TINGKAT KAPASITAS
TINGKAT RESIKO
SEDAN
BENCANA
TINGGI G RENDAH
KERUGIANTINGKAT
RENDAH
SEDANG
TINGGI
TINGKAT RESIKO BENCANA TINGGI
TINGKAT RESIKO BENCANA SEDANG
TINGKAT RESIKO BENCANA RENDAH
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
DOKUMENTASI MEETING
No. CSMS : 4C/KBI/CSMS PERBAIKAN DALAMDOC
07-01-2021 PENERAPAN
- KBI Rev.: 00
PENGENDALIAN RESIKO HSSE
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
1. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan agar saemua potensi bahaya ketika melakukan pekerjaan
perancangan desain dan rekayasa, dapat diberikan upaya pengendaliannya sehingga tidak
membahayakan bagi para pekerja, baik karyawan PT. KARYA BANGSA INDONESIA
maupun karyawan kontrak dan rekanan.
2. RUANG LINGKUP
3. DEFINISI
b. Rekayasa adalah kegiatan pembuatan, perakitan, atau pemasangan suatu benda dan atau
jasa pekerjaan
c. Bahaya adalah sesuatu yang memiliki potensi untuk menyebabkan cedera, cacat, sakit,
bahkan kematian (bagi karyawan, rekanan, tamu atau masyarakat umum) atau kerusakan
terhadap lingkungan atau property perusahaan
d. Pengendalian bahaya adalah suatu cara yang dilakukan untuk menghindari, mengurangi,
bahkan menghilangkan potensi-potensi bahaya
e. Project Manager adalah orang yang memimpin suatu proyek perancangan desain dan
rekayasa, dimana bertugas untuk menjalankan prosedur pengendalian bahaya serta
pengawasannya dalam suatu proyek
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
MULAI
Identifikasi Bahaya
Diperiksa Manager
TIDAK YA
Setuju?
Penyusunan APD
pengendalian bahaya Instruksi Kerja
Ya
TIDAK
Berjalan
Baik?
Evaluasi Pengendalian
bahaya
Selesai
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
6. URAIAN PROSEDUR
a. Identifikasi bahaya
1) Lakukan identifikasi bahaya terhadap disain dan rekayasa yang akan dirancang
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
Deni Alfen
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
Lokasi : IT Dumai
Diketahui,
HSSE Direktur
Deni Alfen
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
Lokasi : IT Dumai
Diketahui,
HSSE Direktur
Deni Alfen
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
Lampirkan
No. CSMS foto
: 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
Table 4c sheet 1
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
Lokasi : IT Dumai
Diketahui,
Safety Man Direktur
Deni Alfen
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
Lampirkan
No. CSMS foto
: 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
Lokasi : IT Dumai
Diketahui,
Safety Man Direktur
Deni Alfen
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
Lampirkan
No. CSMS foto
: 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
Table 4c sheet 1
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
TABEL 4C SHEET 2
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
TABEL 4C SHEET 3
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
TABEL 4C SHEET 4
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
Sistem MSDS
Setiap kegiatan kerja selalu diikuti dengan resiko bahaya yang dapat berakibat terjadinya
kecelakaan, walaupun demikian terjadinya kecelakaan seharusnya dapat dicegah dan
diminimalisasikan karena kecelakaan tidak dapat terjadi dengan sendirinya. Terjadinya
kecelakaan pada umumnya ditimbulkan oleh beberapa factor penyebab, oleh karena itu harus
diteliti factor-faktor penyebabnya dengan tujuan untuk menentukan usaha-usaha pembinaan
dan pengawasan keselamatan yang tepat, efektif dan efisien sehingga terjadinya kecelakaan
dapat dicegah.
Dalam melaksanakan ekperimen, kontak terhadap bahan kimia akan terjadi baik langsung
maupun tidak langsung. Pengetahuan sifat dan karakter bahan kimia perlu langsung maupun
tidak langsung. Pengetahuan sifat dan karakter bahan kimia perlu dimiliki mengingat bahan
kimia memiliki potensi untuk menimbulkan bahaya baik terhadap kesehatan maupun bahaya
kecelakaan. Hal ini dapat dipahami karena bahan kimia dapat memiliki tipe reaktivitas kimia
tertentu dan juga dapat memiliki aspek kesehatan dan terbakar. Oleh karena itu aktivitas kerja
yang selalu memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja perlu dibudidayakan
dalam bekerja di laboratorium.
Untuk dapat mendukung jaminan kesehatan dan keselamatan kerja maka para peneliti
maupun laporan yang bekerja di laboratorium harus mengetahui dan memiliki pengetahuan
serta keterampilan untuk menangani bahan kimia khususnya dari segi potensi bahaya yang
mungkin ditimbulkan. Informasi atau pengetahuan yang harus diketahui pelaksana di
laboratorium kimia dimuat dalam Material Safety Data Sheet (MSDS).
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
Bahan kimia dalam unsur dan senyawa tertentu memang bukan lah barang mainan. Ada
kalanya senyawa kimia dapat beracun juga bagi kesehatan tubuh manusia. Dalam tingkat
kebahayaannya, setiap senyawa ataupun unsur kimia di tunjukkan dalam MSDS atau disebut
(Material Safety Data Sheet). MSDS ini merupakan hal yang wajib dipelajari sebelum laboran
berkutat dengan senyawa-senyawa di laboratorium.
3. Reaktivitas Bahan
7. Dampat Kesehatan
8. Pertolongan Pertama
9. Penyimpanan
Secara umum, MSDS mengandung BAB sebagai berikut, yang kesemuanya menjelaskan
tentnag baha yang bersangkutan.
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
Bahaya Kesehatan :
Menjelaskan berbagai cara bahan kimia bisa memapar tubuh pengguna dengan beebrapa
cara misalnya penyerapan melalui kulit, pernafasan dan lainnya. Informasi tentang gejala
dan akibat terhadap kesehatan apabila tubuh terjadi kontak dengan bahan tersebut seperti
kejadian setelah :
Bahaya kebakaran :
Informasi ini menentukan bahan tersebut termasuk kategori bahan mudah terbakar, dapat
dibakar, tidak dapat dibakar atau membakar bahan lain. Kemudahan zat untuk terbakar
ditentunak oleh :
Konsentrasi mudah terbakar : daerah konsentrasi uap gas yang dapat dinyalakan.
Konsentrasi uap zat terendah yang masih dapat dibakar disebut LFL (low
flammable limit) dan konsentrasi tertinggi yang masih dapat dinyalakan disebut
UFL (upper flammable limit). Sifat kemudahan membakar bahan lain ditentukan
oleh kekuatan oksidasinya.
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
Bahaya reaktivitas :
sifat bahaya akibat ketidakstabilan atau kemudahan terurai, bereaksi dengan zat lain atau
terpolimerasasi yang bersifat eksotermik (menghasilkan panas) sehingga eskplosif atau
reaktivitasnya terhadap gas lain sehingga menghasilkan gas beracun
Deni Alfen
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
DENI ALFEN
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
TABEL 4B SHEET 1
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
Deni Alfen
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
DOKUMENTASI 07-01-2021
No. CSMS : 4C/KBI/CSMS MEETING SOSIALISASIDOC
MSDS- KBI Rev.: 00
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
Penyimpanan :
Untuk penyimpanan di dalam ruangan
harus memperhatikan system ventilasi
Uap yang ,udah terbakar dapat
terbentuk walaupun disimpan pada
temperature di bawah titik nyala
Jauhkan dari bahan yang mudah
terbakar, api, listrik atau sumber panas
lainnya
8. PENGENDALIAN PEMAPARAN / Ventilasi :
PERLINDUNGAN DIRI Apabila limbah oli bekas digunakan
pada ruangan yang relatif tertutup maka
harus dilengkapi dengan ventilasi keluar
(exhaust fan)
Ventilasi dan peralatan yang dipakai
harus bersifat kedap gas
Perlindungan Pernapasan
Pakailah alat pelindung pernapasan jika
konsentrasi di udara telah melebihi nilai
ambang batas
Pelindung Mata
Pakalilah kacamata pelindung (googles)
untuk baha kimia
Perlindungan Kulit
Pakailah sarung tangan dari karet atau
PVC
Terapkan kebersihan perorangan yang
baik
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO
HSSE Manager