Anda di halaman 1dari 50

CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM

MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00


MITIGASI BAHAYA

UU 24 / 2007 : Pasal 1 (Ketentuan Umum)


Mitigasi adalah mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun
penyadaran dan pengingkatan kemampuan, menghadapi ancaman bencana.

MITIGASI BENCANA (DISASTER MITIGATION)

MITIGASI

ANALISA RESIKO PENCEGAHAN PERSIAPAN

PENILAIAN TINDAKAN PERINGATAN


BAHAYA STRUKTURAL DAN EVAKUASI

PENILAIAN TINDAKAN PERENCANAAN


KERENTANAN NON RESPON BENCANA
STRUKTURAL

PENILAIAN
RESIKO

Pekanbaru, 07 Januari 2021


Direktur
PT. KARYA BANGSA INDONESIA

Deni Alfen

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00


ANALISA RISIKO BENCANA

1. Penilaian Ancaman / Bahaya

Peristiwa atau kejadian baik disebabkan oleh factor alam maupun factor non- alam yang
berpotensi menimbulkan kerugian apabila terjadi bencana. Ancaman / bahaya dapat
dikategorikan dalam kelas-kelas sesuai dengan tingkat ancaman yang ditimbulkannya pada
kelompok masyarakat.

Tabel : jenis ancaman pada peta resiko bencana (Perka BNPB No 2 th 2012)

No. Jenis Ancaman No. Jenis Ancaman

1 Banjir 8. Letusan Puting Beliung

2 Gempa Bumi 9. Gelombang ekstrim dan abrasi

3 Tsunami 10. Kebakaran hutan dan lahan

4 Kebakaran Pemukiman 11. Kegagalan Teknologi

5 Kekeringan 12. Konflik sosial

6 Cuaca Ekstrim 13. Epidemi dan wabah penyakit

7 Tanah Longsor

Untuk memudahkan penilaian resiko, berdasarkan Perka BNPB No 2 th 2012 menggunakan 3


kelas interval tingkat resiko, yaitu risiko tinggi, sedang dan rendah.

Gunakan Field Kelas_Rawan hanya terdapat satu jenis kelas yaitu rawan banjir. Lakukan
overlay kelas rawan banjir tersebut dengan SRTM untuk mendapatkan ketinggian genangan.
Gunakan kelas scoring di bawah : (halaman berikutnya)

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00

Kedalaman Kelas Nilai Bobot (%) Skor


(m)
< 0,76 Rendah 1 0,3333
0,76 – 1,5 Sedang 2 100% 0,6667
> 1,5 Tinggi 3 1

Sebagai contoh :

Banjir dapat dikelaskan menjadi tiga kelas sesuai dengan tingkat bahayanya :

Banjir yang melanda suatu desa, memiliki ketinggian air 0,75 m dan lama genangan hanya 1
jam sehingga dapat dikategorikan bahwa tingkat ancaman banjir di desa tersebut adalah
rendah. Berdasarkan bobot yang telah ditentukan maka skor ancaman banjir sebesar 0,3333.
Sebaiknya, apabila di desa lain terkena banjir dengan ketinggian air 1,6 m dan lama genangan
selama 4 hari, maka dapat dinyatakan bahwa ancaman banjir di desa ini adalah tinggi.

Sehingga skor nilai sebesar 1.

2. Penilaian Kerentanan

Kerentanan merupakan kondisi dari suatu komunitas atau masyarakat yang mengarah atau
menyebabkan ketidakmampuan dalam menghadapi bencana. Semakin “rentan” suatu
kelompok masyarakat terhadap bencana, semakin besar kerugian yang dialami apabila terjadi
bencana (gambar halaman berikutnya)

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00

Kerentanan

Kerentanan sosial Kerentanan Kerentanan fisik Kerentanan


ekonomi ekologi

Kepadatan PDRB per sektor Kerentanan Penggunaan lahan


penduduk bangunan (kawasan lindung)

Kepekaan sosial Penggunaan lahan Kerentanan


(kawasan budidaya) prasarana

3. Penilaian Resiko Bencana


Tingkat resiko merupakan nilai yang dicari pada pemetaan resiko, yaitu seberapa rendah,
sedang atau tinggi resiko tersebut. Dengan mengetahui tingkat resiko suatu daerah, akan dapat
diperoleh gambaran seberapa besar resiko yang diperkirakan akan dialami apabila terjadi
bencana

TINGKAT KAPASITAS
TINGKAT RESIKO
SEDAN
BENCANA
TINGGI G RENDAH
KERUGIANTINGKAT

RENDAH      

SEDANG      

TINGGI      
  TINGKAT RESIKO BENCANA TINGGI
  TINGKAT RESIKO BENCANA SEDANG
  TINGKAT RESIKO BENCANA RENDAH

Pekanbaru, 07 Januari 2021


Direktur
PT. KARYA BANGSA INDONESIA

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS Deni Alfen


07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00


LEMBAR NOTULEN RAPAT
Hari / Tanggal : Jumat, 05 Juli 2021
Jam Meeting : 08.00-10.00
Topic Meeting : Pembahasan Mengenai Perbaikan dalam Penerapan Pengendalian
Resiko HSSE
Lokasi Meeting : Kantor PT. Karya Bangsa Indonesia

NO TOPIK / AGENDA PEMBAHASAN PIC RENCANA TINDAK


LANJUT
1 Sosialisasi semua JSA pada project Direktur ; HSSE Menginfokan JSA dan
berjalan beberapa poin tambahan yang
dirasa perlu
2 Memastikan pengendalian resiko Direktur ; HSSE Laporan pelaksanaan
terlaksana dengan baik identifikasi bahaya harian

Dibuat oleh Disahkan oleh


HSSE Manager Direktur

Fuadil Amri Deni Alfen

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS DAFTAR HADIR


07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00

Hari / Tanggal : ……………………………… Lokasi : ………………………….


Topik : ………………………………

No Nama Karyawan Jabatan Paraf Keterangan


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Disampaikan Oleh, Diketahui,


HSE Direktur

FUADIL AMRI DENI ALFEN

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

DOKUMENTASI MEETING
No. CSMS : 4C/KBI/CSMS PERBAIKAN DALAMDOC
07-01-2021 PENERAPAN
- KBI Rev.: 00
PENGENDALIAN RESIKO HSSE

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00


PROSEDUR JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

1. TUJUAN

Prosedur ini bertujuan agar saemua potensi bahaya ketika melakukan pekerjaan
perancangan desain dan rekayasa, dapat diberikan upaya pengendaliannya sehingga tidak
membahayakan bagi para pekerja, baik karyawan PT. KARYA BANGSA INDONESIA
maupun karyawan kontrak dan rekanan.

2. RUANG LINGKUP

Prosedur ini meliputi kegiatan identifikasi bahaya, penyusunan pengendalian bahaya,


pelaksanaan pengendalian bahaya, dan evaluasi terhadap kegiatan perancangan desain
dan rekayasa yang dilakukan di kantor PT. KARYA BANGSA INDONESIA maupun di
luar kantor.

3. DEFINISI

a. Perancangan desain adalah kegiatan perencanaan yang dilakukan untuk membuat,


membangun, atau menyelesaikan suatu benda atau pekerjaan

b. Rekayasa adalah kegiatan pembuatan, perakitan, atau pemasangan suatu benda dan atau
jasa pekerjaan

c. Bahaya adalah sesuatu yang memiliki potensi untuk menyebabkan cedera, cacat, sakit,
bahkan kematian (bagi karyawan, rekanan, tamu atau masyarakat umum) atau kerusakan
terhadap lingkungan atau property perusahaan

d. Pengendalian bahaya adalah suatu cara yang dilakukan untuk menghindari, mengurangi,
bahkan menghilangkan potensi-potensi bahaya

e. Project Manager adalah orang yang memimpin suatu proyek perancangan desain dan
rekayasa, dimana bertugas untuk menjalankan prosedur pengendalian bahaya serta
pengawasannya dalam suatu proyek

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00


4. TANGGUNG JAWAB
Mengevaluasi tindakan pengendalian yang diatur dan dilakukan dalam suatu proyek serta
memberikan persetujuan terhadap pelaksanaan langkah pengendalian yang telah disepakati,
bila perlu memberikan rekomendasi.
a. Manajer Proyek bertanggung jawab untuk menyusun langkah-langkah pengendalian
bahaya, melaksanakan pengendalian bahaya, serta melakukan pengawasan dalam
pelaksanaannya
b. Semua pekerja dalam suatu proyek bertanggung jawab untuk menjalankan pengendalian
bahaya yang sudah diatur dalam proyek tersebut

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00


5. DIAGRAM ALIR PROSEDUR

MULAI

Identifikasi Bahaya

Penyusunan Manajer Proyek


pengendalian bahaya Pekerja-pekerja

Diperiksa Manager

TIDAK YA
Setuju?

Penyusunan APD
pengendalian bahaya Instruksi Kerja
Ya

Pelaksanaan Manajer Proyek


pengendalian bahaya

TIDAK
Berjalan
Baik?

Evaluasi Pengendalian
bahaya

Selesai

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00

6. URAIAN PROSEDUR

a. Identifikasi bahaya

1) Lakukan identifikasi bahaya terhadap disain dan rekayasa yang akan dirancang

2) Dokumen-dokumen tersebut dapat dijadikan pedoman dalam melakukan


pengendalian bahaya dari kegiatan perancangan disain dan rekayasa

b. Penyusunan pengendalian bahaya

1) Selanjutnya Proyek Manager menyusun pengendalian bahaya sebelum


melakukan pekerjaan perancangan disain dan rekayasa. Penyusunan dipimpin
oleh Proyek Manager bersama-sama dengan para pekerja di proyek tersebut

2) Hasil pengendalian bahaya kemudian ditinjau ulang dan disetujui

3) HSE Plan versi PT. KARYA BANGSA INDONESIA

c. Pelaksanaan pengendalian bahaya

1) Dalam melakukan perancangan design dan rekayasa, pengendalian bahaya yang


telah disusun dan disetujui, dilaksanakan oleh proyek manajer beserta para
pekerja yang terkait dalam proyek tersebut

2) Proyek manager selain melaksanakan pengendalian bahaya juga melakukan


pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian bahaya tersebut

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00

d. Evaluasi pengendalian bahaya

1) Apabila pengendalian bahaya dalam pekerjaan perancangan disain dan rekayasa


telah dilaksanakan dengan baik, maka akan melakukan evaluasi kembali secara
keseluruhan

2) Jika terdapat ketidaksesuaian maka gunakan Prosedur Tindakan Perbaikan dan


Pencegahan sehingga kegiatan dapat disempurnakan untuk digunakan dalam
pekerjaan berikutnya

Pekanbaru, 07 Januari 2021


Direktur
PT. KARYA BANGSA INDONESIA

Deni Alfen

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00

FORMULIR TINDAK LANJUT TEMUAN MANAGEMENT

Hari / Tanggal : Rabu / 21 Juli 2021

Topik : Tindak Lanjut Temuan Management

Lokasi : IT Dumai

No Permasalahan Penyelesaian Rekomendasi Status Keterangan


1 Temuan Pekerja diminta Setelah selesai Closed PIC – Safety
Housekeeping kembali bekerja setiap man
yang tidak proper melaksanakan hari wajib
di area kerja Housekeeping melaksanakan
Housekeeping

Diketahui,
HSSE Direktur

Deni Alfen

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00


Lampirkan foto

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00

FORMULIR TINDAK LANJUT TEMUAN MANAGEMENT

Hari / Tanggal : Rabu / 21 Juli 2021

Topik : Menagement Walk Through

Lokasi : IT Dumai

No Rincian Temuan Rekomendasi Rekomendasi Status Keterangan


Tindak Lanjut
1 Ditemukan Dimintakan Setelah selesai Open Pelaksana -
housekeeping ara untuk bekerja setiap hari Juliadi
pekerjaan tidak membersihkan wajib
proper berpotensi area kerja dan melaksanakan
mencemari membuang Housekeeping
lingkungan ketempat
sampah yang
sudah
ditentukan

Diketahui,
HSSE Direktur

Deni Alfen

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

Lampirkan
No. CSMS foto
: 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00


LEMBAR NOTULEN RAPAT
Hari / Tanggal :
Jam Meeting :
Topic Meeting :
Lokasi Meeting :

NO TOPIK / AGENDA PEMBAHASAN PIC RENCANA TINDAK


LANJUT

Dibuat oleh Disahkan oleh


HSSE Manager Direktur

Fuadil Amri Deni Alfen

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

FORMULIR HASIL PEMERIKSAAN


No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 IMPLEMENTASI
DOC - KBIJSA Rev.: 00

Table 4c sheet 1

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

FORMULIR TINDAK 07-01-2021


No. CSMS : 4C/KBI/CSMS LANJUT TEMUAN MANAGEMENT
DOC - KBI Rev.: 00

Hari / Tanggal : Rabu / 28 Juli 2021

Topik : Management Walk Through

Lokasi : IT Dumai

No Rincian Temuan Rencana Rekomendasi Status Keterangan


Tindak Lanjut
1 Dijumpai 1 orang Diberikan Pekerja wajib Open Satya Budi
pekerja tidak sarung tangan menggunakan
menggunakan baru sarung tangan saat
sarung tangan bekerja
karena sudah
robek

Diketahui,
Safety Man Direktur

Deni Alfen

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

Lampirkan
No. CSMS foto
: 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

FORMULIR TINDAK 07-01-2021


No. CSMS : 4C/KBI/CSMS LANJUT TEMUAN MANAGEMENT
DOC - KBI Rev.: 00

Hari / Tanggal : Rabu / 28 Juli 2021

Topik : Tindak Lanjut Temuan Management

Lokasi : IT Dumai

No Permasalahan Penyelesaian Rekomendasi Status Keterangan


1 Pekerja tidak Pekerja Pekerja wajib Closed PIC – Safety
menggunakan diiberikan menggunakan man
sarung tanga saat sarung tangan sarung tangan saat
bekerja yang baru bekerja

Diketahui,
Safety Man Direktur

Deni Alfen

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

Lampirkan
No. CSMS foto
: 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS LEMBAR NOTULEN RAPAT


07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00
Hari / Tanggal :
Jam Meeting :
Topic Meeting :
Lokasi Meeting :

NO TOPIK / AGENDA PEMBAHASAN PIC RENCANA TINDAK


LANJUT

Dibuat oleh Disahkan oleh


HSSE Manager Direktur

Fuadil Amri Deni Alfen

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

FORMULIR HASIL PEMERIKSAAN


No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 IMPLEMENTASI
DOC - KBIJSA Rev.: 00

Table 4c sheet 1

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00


PT. KARYA BANGSA INDONESIA
JOB HEALTH SAFETY ENVIROMENT
PEKERJAAN : PENGECATAN TANGKI T 05 & T 01
DI INTEGRATED TERMINAL DUMAI

TABEL 4C SHEET 2

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00


PT. KARYA BANGSA INDONESIA
JOB HEALTH SAFETY ENVIROMENT
PEKERJAAN : PERBAIKAN RUMAH DINAS PERUSAHAAN
DI INTEGRATED TERMINAL DUMAI

TABEL 4C SHEET 3

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00


PT. KARYA BANGSA INDONESIA
JOB HEALTH SAFETY ENVIROMENT
PEKERJAAN : PERBAIKAN RUMAH DINAS PERUSAHAAN
DI INTEGRATED TERMINAL DUMAI

TABEL 4C SHEET 4

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00


MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS)

Sistem MSDS

Setiap kegiatan kerja selalu diikuti dengan resiko bahaya yang dapat berakibat terjadinya
kecelakaan, walaupun demikian terjadinya kecelakaan seharusnya dapat dicegah dan
diminimalisasikan karena kecelakaan tidak dapat terjadi dengan sendirinya. Terjadinya
kecelakaan pada umumnya ditimbulkan oleh beberapa factor penyebab, oleh karena itu harus
diteliti factor-faktor penyebabnya dengan tujuan untuk menentukan usaha-usaha pembinaan
dan pengawasan keselamatan yang tepat, efektif dan efisien sehingga terjadinya kecelakaan
dapat dicegah.

Dalam melaksanakan ekperimen, kontak terhadap bahan kimia akan terjadi baik langsung
maupun tidak langsung. Pengetahuan sifat dan karakter bahan kimia perlu langsung maupun
tidak langsung. Pengetahuan sifat dan karakter bahan kimia perlu dimiliki mengingat bahan
kimia memiliki potensi untuk menimbulkan bahaya baik terhadap kesehatan maupun bahaya
kecelakaan. Hal ini dapat dipahami karena bahan kimia dapat memiliki tipe reaktivitas kimia
tertentu dan juga dapat memiliki aspek kesehatan dan terbakar. Oleh karena itu aktivitas kerja
yang selalu memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja perlu dibudidayakan
dalam bekerja di laboratorium.

Untuk dapat mendukung jaminan kesehatan dan keselamatan kerja maka para peneliti
maupun laporan yang bekerja di laboratorium harus mengetahui dan memiliki pengetahuan
serta keterampilan untuk menangani bahan kimia khususnya dari segi potensi bahaya yang
mungkin ditimbulkan. Informasi atau pengetahuan yang harus diketahui pelaksana di
laboratorium kimia dimuat dalam Material Safety Data Sheet (MSDS).

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00

Bahan kimia dalam unsur dan senyawa tertentu memang bukan lah barang mainan. Ada
kalanya senyawa kimia dapat beracun juga bagi kesehatan tubuh manusia. Dalam tingkat
kebahayaannya, setiap senyawa ataupun unsur kimia di tunjukkan dalam MSDS atau disebut
(Material Safety Data Sheet). MSDS ini merupakan hal yang wajib dipelajari sebelum laboran
berkutat dengan senyawa-senyawa di laboratorium.

MSDS sendiri membuat informasi tentang :

1. Informasi umum tentnag bahan

2. Informasi Komponen Bahaya

3. Reaktivitas Bahan

4. Sifat mudah terbakarnya bahan

5. Sifat Fisika Bahan

6. Sifat Kimia Bahan

7. Dampat Kesehatan

8. Pertolongan Pertama

9. Penyimpanan

Secara umum, MSDS mengandung BAB sebagai berikut, yang kesemuanya menjelaskan
tentnag baha yang bersangkutan.

1. Product and Company Identification / Produk dan Identitas Perusahaan

Menerangkan identitas produk, serta yang memproduksi produk

2. Composition / Information on Ingredients / Komposisi / Informasi kandungan


bahan

Menjelaskan komposisi bahan yang bersangkutan, konsentrasi, campuran dsb.

3. Hazzards Identification / Identifikasi Bahaya

Meliputi sifat-sifat bahaya :

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00

Bahaya Kesehatan :

Menjelaskan berbagai cara bahan kimia bisa memapar tubuh pengguna dengan beebrapa
cara misalnya penyerapan melalui kulit, pernafasan dan lainnya. Informasi tentang gejala
dan akibat terhadap kesehatan apabila tubuh terjadi kontak dengan bahan tersebut seperti
kejadian setelah :

 Efek terkena paparan yang berlebihan

 Kontak pada mata

 Kontak pada kulit

 Terhirup pada pernafasan

Bahaya kebakaran :

Informasi ini menentukan bahan tersebut termasuk kategori bahan mudah terbakar, dapat
dibakar, tidak dapat dibakar atau membakar bahan lain. Kemudahan zat untuk terbakar
ditentunak oleh :

 Titik nyala : suhu terendah dimana uap zat dapat dinyalakan

 Konsentrasi mudah terbakar : daerah konsentrasi uap gas yang dapat dinyalakan.

Konsentrasi uap zat terendah yang masih dapat dibakar disebut LFL (low
flammable limit) dan konsentrasi tertinggi yang masih dapat dinyalakan disebut
UFL (upper flammable limit). Sifat kemudahan membakar bahan lain ditentukan
oleh kekuatan oksidasinya.

 Titik bakar : suhu dimana zat terbakar sendirinya

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00

Bahaya reaktivitas :

sifat bahaya akibat ketidakstabilan atau kemudahan terurai, bereaksi dengan zat lain atau
terpolimerasasi yang bersifat eksotermik (menghasilkan panas) sehingga eskplosif atau
reaktivitasnya terhadap gas lain sehingga menghasilkan gas beracun

Pekanbaru, 07 Januari 2021


Direktur
PT. KARYA BANGSA INDONESIA

Deni Alfen

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00


LEMBAR NOTULEN RAPAT
Hari / Tanggal : Senin, 02 Agustus 2021
Jam Meeting : 08.00-10.00
Topic Meeting : Review Implementasi JSA dan Risk Register
Lokasi Meeting : Kantor PT. Karya Bangsa Indonesia

NO TOPIK / AGENDA PEMBAHASAN PIC RENCANA TINDAK


LANJUT
1 Analisa bahaya tertinggal Direktur ; HSSE Memastikan bahay sudah di
eleminasi
2 Risk control sudah berjalan apa belum Direktur ; HSSE Laporan pelaksanaan risk
control
3 Diperlukan penambahan isi risk register Direktur ; HSSE Analisa bersama sesuai hasil
jika diperlukan tindak lanjut pemeriksaan

Dibuat oleh Disahkan oleh


HSSE Manager Direktur

Fuadil Amri Deni Alfen

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00


DAFTAR HADIR

Hari / Tanggal : ……………………………… Lokasi : ………………………….


Topik : ………………………………

No Nama Karyawan Jabatan Paraf Keterangan


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Disampaikan Oleh, Diketahui,


HSE Direktur

DENI ALFEN

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00


DOKUMENTASI MEETING REVIEW IMPLEMENTASI JSA DAN RISK
REGISTER

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00


MATRIKS PENILAIAN RESIKO

TABEL 4B SHEET 1

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00


RISK ASSESMENT

TABEL 4A PART 2 SHEET 1

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00


LEMBAR NOTULEN RAPAT
Hari / Tanggal : Senin, 02 Agustus 2021
Jam Meeting : 10.00-12.00
Topic Meeting : Sosialisasi Material Safety Data Sheet
Lokasi Meeting : Kantor PT. Karya Bangsa Indonesia

NO TOPIK / AGENDA PEMBAHASAN PIC RENCANA TINDAK


LANJUT
1 Memberikan pemahaman tentang MSDS Direktur ; HSSE Menginformasikan tetang
uraian yang terlampir di
MSDS
2 Memastikan material yang masuk sudah Direktur ; HSSE Membaca setiap baris yang
dilengkapi MSDS nya tertera di MSDS

Dibuat oleh Disahkan oleh


HSSE Manager Direktur

Deni Alfen

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS DAFTAR HADIR


07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00

Hari / Tanggal : ……………………………… Lokasi : ………………………….


Topik : ………………………………

No Nama Karyawan Jabatan Paraf Keterangan


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Disampaikan Oleh, Diketahui,


HSE Direktur

FUADIL AMRI DENI ALFEN

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

DOKUMENTASI 07-01-2021
No. CSMS : 4C/KBI/CSMS MEETING SOSIALISASIDOC
MSDS- KBI Rev.: 00

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00


(MATERIAL SAFETY DATA SHEET)
LEMBAR DARA KESELAMATAN BAHAN

1. PRODUK DAN IDENTITAS PERUSAHAAN


NAMA PRODUK : OLI BEKAS (B105d)
PRODUSEN :

2. KOMPOSISI / INFORMASI Minyak Pelumas Bekas


3. PENGENALAN BAHAYA Standar Komunikasi Bahaya
Peraturan Pemerintah No.101/2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun
Efek Pemaparan
Iritasi Pernapasan, Pusing, Mual, Pingsan. Pada
pemaparan dalam waktu yang lama dan
berulang-ulang akan menyebabkan iritasi kulit
atau gangguan kulit yang lebih serius.
Data Tanggap Darurat
Cairan dapat terbakar
4. TATA CARA PERTOLONGAN Kontak mata :
PERTAMA  Bilas mata sebanyak-banyaknya dengan
air
 Jika terjadi rasa sakit / kelainan hubungi
dokter
Kontak kulit :
 Keringkan kulit yang terkena kontak
dari produk ini dengan lap kering dan
bersih. Bilas bagian yang terkena
dengan menggunakan air sabun
Terhirup :
 Jauhkan korban dari pemaparan
selanjutnya. Jika terjadi iritasi
pernapasan, pusing, mual dan pingsan
maka segera cari pertolongan tenaga
Kesehatan atau segera panggil Dokter
 Bila terjadi henti napas, lakukan
resusilasi dari mulut ke mulut
Tertelan :
 Bila tertelan segera beri minum 1
sampai 2 gelas air dan kemudian segera
panggil / bawa ke dokter, Instalasi
Gawat darurat atau pusat pelayanan
medis lainnya

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS Perhatian !


07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00
Jangan sekali-kali merangsang efek muntah atau
memberikan sesuatu pada penderita yang tidak
sadarkan diri
5. TATA CARA Media Pemadam Kebakaran :
PENANGGULANGAN Karbon dioksida, dry chemical dan foam
KEBAKARAN
Prosedur Khusus Pemadam Kebakaran
a. Karbon dioksida :
Semprotkan pada pangkal api searah dengan
angin
b. Dry Chemical :
Semprotkan pada pangkal api searah dengan
angin
c. Foam / Busa :
Bila dalam suatu wadah semprotkan busa pada
dinding bagian dalam bagian dalam jangan pada
cairan yang terbakar, searah dengan angin dan
bila hanya suatu ceceran semprotkan pada
pangkal api sampai semua terselimuti searah
dengan angi
Alat Pelindung Khusus
Untuk kejadian kebakaran pada area yang
relative tertutup, orang yang melakukan
pemadaman kebakaran harus menggunakan Self
Contained Breathing Apparatus (SCBA)
dekomposisi bahan berbahaya :
Karbon Monoksida
6. TATA CARA Pelaporan :
PENANGGULANGAN Jika terjadi tumpahan segera laporkan sesuai
TUMPAHAN DAN KEBOCORAN dengan otorisasi setempat yang telah ditentukan
Prosedur Penanggulangan Kebocoran atau
Tumpahan :
 Singkirkan semua kondisi yang
memungkinkan terjadinya penyalaan
 Keringkan tumpahan menggunakan
bahan penyerap (sorbent), pasir, tanah,
lembung dan bahan penghambat
kebakaran lainnya
 Bersihkan dan buang pada tempat
pembuangan yang telah ditentukan
Perlindungan Lingkungan
Cegah masuknya tumpahan ke dalam selokan
umum, saluran pembuangan atau prembesan ke
dalam tanah

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00

7. PENANGANAN DAN Penanganan :


PENYIMPANAN  Menyebabkan efek yang serius jika
terserap melalui kulit
 Hindari agar uam / mist tidak terhisap
oleh saluran nafas. Wadah yang dapat
dipindah yang digunkan untuk
menympan harus diletakan di tanah dan
nozzle harus selalu kontak dengan
wadah ketika pengisian
 Untuk mencegah timbulnya listrik statis

Penyimpanan :
 Untuk penyimpanan di dalam ruangan
harus memperhatikan system ventilasi
 Uap yang ,udah terbakar dapat
terbentuk walaupun disimpan pada
temperature di bawah titik nyala
 Jauhkan dari bahan yang mudah
terbakar, api, listrik atau sumber panas
lainnya
8. PENGENDALIAN PEMAPARAN / Ventilasi :
PERLINDUNGAN DIRI  Apabila limbah oli bekas digunakan
pada ruangan yang relatif tertutup maka
harus dilengkapi dengan ventilasi keluar
(exhaust fan)
 Ventilasi dan peralatan yang dipakai
harus bersifat kedap gas
Perlindungan Pernapasan
 Pakailah alat pelindung pernapasan jika
konsentrasi di udara telah melebihi nilai
ambang batas
Pelindung Mata
 Pakalilah kacamata pelindung (googles)
untuk baha kimia
Perlindungan Kulit
 Pakailah sarung tangan dari karet atau
PVC
 Terapkan kebersihan perorangan yang
baik

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00

9. SIFAT FISIK KIMIAWI


Keadaan Fisik : Cairan
Warna Amber : (Coklat-kehitaman)
Bau Khas : Pelumas
Titik-nyala Cawan tertutup : 2200C (4280F) (Pensky-Martens)
Titik tuang : -510C
Kelarutan : Tidak larut dalam air
10. STABILITAS DAN REAKTIFITAS Stabilitas terhadap suhu, cahaya, dll :
Stabil
Keadaan situasi yang harus dihindari :
Panas, percikan api, nyala maupun kondisi
dimana dapat terbentuknya listrik statis
Ketidak sesuaian (bahan yang harus
dihindari) :
Halogen, asam kuat, basa dan oksidator kuat
Dekomposisi Bahan Berbahaya :
Karbon monoksida
Ploimerlsasi pembentukan bahan-bahan
berbahaya:
Terjadi
11. DATA TOKSIKOLOGI DATA TOKSIKOLOGI AKUT :
Semprotkan / kabut dari minyak pelumas
biasanya tidak berbahaya pada saluran
pernapasan meskipun semprotan dengan
konsentrasi 5 mg/m3 tidak nyaman bagi pekerja
DATA TOKSIKOLOGI SUB KRONIK :
Paparan yang berulang atau kontak dalam
jangka waktu yang lama dengan minyak
pelumas, dapat menyebabkan gangguan paru-
paru seperti peradangan paru-paru dan
pembenetukan massa menyerupai tumor yang
berisi sel lemak
DATA TOKSIKOLOGI KRONIK :
Paparan yang berulang atau dalam jangka waktu
yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada
kulit, misalnya menyebabkan dermatis, dan efek
seperti pada paparan akut
12. INFORMASI EKOLOGI Pengaruh dan Kerusakan terhadap
lingkungan :
 Rembesan dalam tanah akan
menyebabkan pencemaran air tanah
atau aquifer
 Pelumas bekas juga dapat menyebabkan
tanah kurus dan kehilangan unsur hara

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00

13. PERTIMBANGAN- Pembuangan Limbah :


PERTIMBANGAN Produk ini dapat dibakar pada tempat yang
PEMBUANGAN tetutup untuk tujuan memperoleh energy, atau
dibakar pada insinerstor. Produk ini dapat pula
diproses pada tempat pendaur ulangan baha
sesuai ketentuan pemerintah
Informasi Perundang-undangan :
Limbah Sludge produk ini daptan dinyatakan
sebagai libah B3 kecuali setelah dilakukan uji
TCLP (Toxcity Characteristic Leaching
Procedure) tidak terbukti dan ketentuan
pembuangannya harus sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
14. INFORMASI TRANSPORTASI  Menggunakan alat angkut yang tertutup
pengangkutan wajib memiliki
 Pengangkutan wajib memiliki
rekomendasi pengangkutan limbah dan
mengantongi ijin dari menteri
lingkungan hidup dan kehutanan
15. INFORMASI PERUNDANG-  UNDANG-UNDANG NOMOR 32
UNDANGAN TAHUN 2009 TENTANG
PERLINDUNGAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
 Peraturan Pemerintah No. 101/2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 30/2009 tentang Tata
Laksana Perizinan dan Pengawasan
Pengelolaan Limbah B3 serta
PengawsanPemulihan Pencemaran Limbah
B3 Oleh Pemerintah Daerah
 Kepka Bapedal Nomor: Kep-
01/Bapedal/09/1995 Tentang Tata Cara dan
Pesyaratan teknis Penyimpanan dan
Pengmumpulan Limbah B3
 Pormon LH No. 14/2013 tentang Simbol
dan Label
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 18/2009 tentang Tata Cara
Perizinan Pengelolaan Limbah B3
 Kepka Bapedal Nomor : Kep-
02/Bapedal/09/1995 Tentang Dokumen
Limbah B3
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor : 02 Tahun 2008 Tentang
Pemanfaatan Limbah B3
 Kepka Bapedal Nomor : Kep-
04/Bapedal/09/1995 Tentang Tata Cara
Persyaratan Penimbunan hasil Pengolahan
HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00


16. INFORMASI LAIN-LAIN LABEL PERINGATAN
 Berbahaya jika kontak dengan kulit
pada pemaparan dalam waktu yang
lama dan berulang-ulang
 Produk ini dapat terbakar
 DAPAT MENYEBABKAN KANKER
KULIT, KERUSAKAN PADA HATI,
KERUSAKAN KOMPONEN DARA

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00


17. KETERANGAN SIMBOL Limbah B3 bersifat mudah menyala adalah
Limbah yang memiliki salah satu atau lebih
sifat-sifat berikut :
a. Limbah berupa cairan yang
mengandung alkohol kurang dari 24%
(dua puluh empat persen) volume dan /
atau pada titik nyala tidak lebih dari
600C (enam puluh derajat Celcius) atau
1400F (seratus empat puluh derajat
Farenheit) akan menyala jika terjadi
kontak dengan api, percikan api atau
sumber nyala lain pada tekanan udara
760 mmHg(tujuh ratus enam puluh
millimeters of mercury). Pengujian sifat
mudah menyala untuk limbah bersifat
cair dilakukan menggunakan seta closed
tester, pensky martens closed cup atau
metode lain yang setara dan mutakhir,
dan atau
b. Limbah yang bukan cairan, yang pada
temperature dan tekanan standar yaitu
250C (dua puluh lima derajat Celcius)
atau 760 mmHg (tujuh ratus enam pulu
millimeters of mercury) mudah menyala
melalui gesekan, penyerapan uap air
atau perubahan kimia secara spontan
dan jika menyala dapat menyebabkan
nyala terus menerus. Sifat ini dapat
dikehatui secara langsung tanpa harus
melalui pengujian di laboratorium
Limbah B3 korosfi adalah Limbah yang
memiliki salah satu atau lebih sifat-sifat
berikut :
1. Limbah dengan pH sama atau kurang
dari 2 (dua) untuk Limbah bersifat asam
dan sama atau lebih besar dari 12,5 (dua
belas koma lima) uuntuk yang bersifat
basah. Sifat korosif dari limbah padat
dilakukan dengan mencampurkan
limbah dengan air sesuai dengan
metode yang berlaku dan jika limbah
dengan pH lebih kecil atau sama dengan
2 (dua) untuk limbah bersifat asam dan
pH lebih besar atau sama

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00


Dengan 12,5 (dua belas koma lima)
untuk yang bersifat basah, dan atau
2. Limbah yang menyebabkan tingkat
iritasi yang ditandai dengan adanya
kemerahan atau eritema dan
pembengkakan atau edema. Sifat ini
dapat dikehatui dengan melakukan
pengujian pada hewan uji mencit
menggunakan metode yang berlaku

Limbah B3 Beracun adalah Limbah yang


memiliki karakteristik beracun berdasarkan
uji penentuan karakteristik beracun melalui:
 TCLP
 Uji Toksikologi LD50, dan
 Uji sub-kronis

Label Limbah B3 paling sedikit meliputi


keterangan mengenai :
Nama Limbah B3 ;
 Identitas Penghasil Limbah B3
 Tanggal dihasilkan Limbah B3, dan
 Tanggal Pengemasan limbah B3

HSSE Manager
CONTRAKTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
MITIGASI / TINDAKAN RISIKO

No. CSMS : 4C/KBI/CSMS 07-01-2021 DOC - KBI Rev.: 00

HSSE Manager

Anda mungkin juga menyukai