PROYEK AKHIR
Oleh :
M. FERIYANDA
NIM
: 1322401049
JURUSAN
: TEKNIK SIPIL
LEMBARAN PENGESAHAN
Proposal Proyek Akhir yang berjudul Tinjauan Perencanaan Tebal
Perkerasan Lentur Pada Malikussaleh Kota Lhokseumawe dengan Manual
Desain 2013 disusun oleh M.Feriyanda, Nim 1322401049, Jurusan Teknik Sipil
program
Studi
Konsentrasi
Bangunan
Transportasi
Politeknik
Negeri
M.Feriyanda
Nim.1322401049
Pembimbing I
Pembimbing II
H. Syarwan,S.T.,M.T
Nip. 19760311 200312 1 002
Disetujui
Ka. Prodi Jurusan Teknik Sipil
31
DAFTAR ISI
LEMBARAN
PENGESAHAN.............................................................................i
A. PENDAHULUAN...........................................................................................4
1)
Latar Belakang......................................................................................................4
2)
Pokok Permasalahan..............................................................................................5
3)
4)
5)
6)
Lokasi....................................................................................................................6
B. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................7
1)
Teori Pembebanan.................................................................................................7
2)
3)
4)
Kriteria Perencanaan...........................................................................................16
C. METODE PERANCANGAN......................................................................27
1)
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................40
LAMPIRAN..........................................................................................................41
31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Jalan raya merupakan suatu lintasan yang bertujuan untuk melewatkan lalu
lintas dari suatu tempat ke tempat yang lainnya, suatu jalur jalan raya yang terbaik
adalah yang dapat memenuhi pelayanan lalu lintas. Untuk mencapai tujuan diatas
perlu dilakukan perencanaan tebal perkerasan pada jalan tersebut dengan sebaikbaiknya.
Pembangunan jalan Malikussaleh yang menghubungkan antara jalan
Darussalam dan jalan Samudra dapat mempermudah masyarakat dalam
melakukan rutinitas sehari-hari. Jalan ini merupakan jalan kolektor, dengan lebar
perkerasan 13 meter, untuk 11 meter badan jalan dan 2 x 1 meter untuk bahu jalan.
Jalan ini terletak dikota Lhokseumawe kecamatan Banda Sakti, jalan ini
merupakan
31
kendaraan yang besar sehingga kerusakan pada lapisan permukaan jalan dapat
dihindari.
1.2
Pokok Permasalahan
Pokok permasalahan dalam pembangunan jalan dapat ditinjau dari
1.3
diatasnya.
Susunan material perkerasan yang digunakan.
Menentukan jenis dan ketebalan perkerasan yang diperlukan.
31
1.6
Lokasi
Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur dilakukan pada jalan Malikussaleh
Kota Lhokseumawe. Proyek jalan ini dikerjakan oleh PT IRHAM JAYA selaku
pelaksana proyek.
31
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Pembebanan
Menurut Silvia Sukirman (1999), kontruksi perkerasan lentur terdiri dari
lapisan-lapisan yang diletakkan diatas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisanlapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan menebarkan ke
lapisan bawahnya. Beban lalu lintas dilimpahkan ke perkerasan jalan melalui
bidang kontak roda berupa beban terbagi rata.
Beban. W
Lapisan perkerasan
P1
Subgrade / Tanah dasar
(a)
31
pondasi atas yang menerima gaya vertikal dan getaran, sedangkan tanah dasar
dianggap hanya menerima gaya vertikal saja.
2.2 Jenis dan Fungsi Lapisan Perkerasan Lentur
Lapisan perkerasan menggunakan petunjuk Perencanaan Perkerasan
Lentur Jalan dengan Analisa Metode Manual Design 2013, dimana perkerasan
jalan tersebut meliputi seluruh lapisan jalan yang terdiri dari tanah dasar, lapis
pondasi bawah, lapis pondasi atas, dan lapisan permukaan.
2.1.1
31
2.1.2
perkerasan yang terletak antara lapis pondasi atas dan tanah dasar. Lapis pondasi
bawah ini berfungsi sebagai berikut :
1. Bagian dari kontruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ketanah
dasar. Lapisan harus cukup kuat, dan mempunyai nilai CBR 20 % dengan
plastisitas indek (PI) 10 %.
2. Efisiensi penggunaan material. Material lapisan pondasi bawah relative
lebih murah dibandingkan dengan lapisan perkerasan diatasnya.
3. Mengurangi tebal perkerasan diatasnya yang lebih mahal
4. Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
5. Lapisan pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancer. Hal ini sehubungan
dengan kondisi lapanganmemaksa harus menutup tanah dasar dari
pengaruh cuaca, atau lemahnya daya dukung tanah dasar dalam menerima
beban roda roda alat besar.
6. Lapisan untuk mencegah partikel partikel harus dari daya dukung tanah
baik kelapisan pondasi bawah (base course)
2.1.3
terletak diantara lapisan pondasi bawah dan lapisan permukaan, berfungsi sebagai
berikut :
1. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan
menyebarkan beban kelapisan bawahnya.
2. Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah.
3. Bantalan terhadap lapisan permukaan.
31
Material yang digunakan untuk lapis pondasi atas adalah material yang
cukup kuat sehingga dapat menahan beban beban roda. Untuk lapisan pondasi
atas tanpa bahan pengikat umumnya menggunakan material dengan CBR 50%
dan Plastisitas Indeks (PI) 4 %. Bahan-bahan alam seperti batu pecah, kerikil
pecah, stabilisasi tanah dengan semen dan kapur dapat digunakan sebagai lapis
pondasi atas. Sebelum menentukan suatu bahan untuk digunakan sebagai bahan
pondasi, hendaknya dilakukan penyelidikan dan pertimbangan sebaik baiknya
sehubungan dengan persyaratan teknik.
2.1.4
terletak di atas base course, Lapisan ini menggunakan bahan pengikat aspal dan
harus kuat sehingga mampu menahan lalu lintas.
Fungsi lapisan permukaan antara lain :
1. Lapisan mempunyai stabilitas tinggi untuk menahan beban roda selama
masa pelayanan.
2. Lapis kedap air, sehingga air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap
kelapisan di bawahnya.
3. Sebagai lapisan halus (wearing course).
4. Lapis yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul
oleh lapisan lain yang mempunyai daya dukung yang lebih jelek.
Bahan untuk lapis permukaan ini umumnya adalah sama dengan bahan
untuk lapis pondasi, dengan persyaratan lebih tinggi. Penggunaan bahan aspal
31
diperlukan agar lapisan dapat bersifat kedap air disamping itu bahan aspal sendiri
memberikan bantuan tegangan tarik, yang berarti mempertinggi daya dukung
lapisan terhadap beban roda lalu lintas.
3.1
Secara Grafis
Nilai CBRsegmen dengan menggunakan metode grafis merupakan nilai
persenti ke 90 dari data CBR yang ada dalam satu segmen. CBRsegmen adalah nilai
CBR dimana 90% dari data dalam segmen memiliki nilai CBR lebih besar dari
nilai CBRsegmen.
Langkah langkah menentukan nilai CBRsegmen menggunakan metode grafis
adalah sebagai berikut :
1. Tentukan nilai atau harga CBR yang terendah ;
31
2. Tentukan berapa banyak nilai CBR yang sama atau lebih besar dari masing
masing nilai CBR, kemudian disusun secara bentuk table mulai dari nilai
CBR yang terkecil sampai yang terbesar;
3. Angka yang terbanyak dinyatakan nilai 100% jumlah yang lain merupakan
90 %
3.1.2
Secara Analitis
Menurut RDS ( Road Design System), nilai CBR desain dapat
diperoleh dengan rumus :
CBR desain = CBR rata-rata ( 1x SD)
Keterangan :
CBR desain
CBR rata-rata = nilai CBR rata-rata yang diperoleh dari data yang ada
31
CBR
1
Keterangan :
n
= jumlah data
CBR 2
CBR 2
1
SD
Bila set data kurang dari 16 bacaan maka nilai wakil terkecil dapat
digunakan sebagai nilai CBR dari segmen jalan. Nilai yang rendah yang tidak
umum dapat menunjukkan daerah tersebut membutuhkan penanganan khusus,
sehingga dapat dikeluarkan, dan penanganan yang sesuai harus disiapkan.
Nilai CBR karakteristik untuk desain adalah nilai minimum sebagaimana
ditentukan diatas untuk data valid dari:
4.1
Kriteria Perencanaan
31
Elemen Perkerasan
Perkerasan
Umur
Rencana
(tahun)
20
lentur
pondasi jalan
semua lapisan perkerasan untuk area yang tidak
diijinkan sering ditinggikan akibat pelapisan
ulang, misal : jalan perkotaan, underpass,
jembatan, terowongan.
Cement Treated Based
Perkerasan
Kaku
Jalan tanpa
penutup
Sumber : Bina marga manual desain 2013
40
Minimum
10
Jika dianggap sulit untuk menentukan umur rencana diatas, maka dapat digunakan
umur rencana berbeda, umur rencana tidak boleh diambil melampaui kapasitas
jalan pada umur rencana.
4.1.2
bervariasi sesuai estimasi lalu lintas, umur rencana, dan kondisi pondasi jalan.
31
Solusi alternatif
4.1.3
melawati suatu titik pada jalan per satuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan per
jam atau LHR (Lalu Lintas Harian Rata-Rata), volume lalu lintas rata-rata selama
satu hari yang didapat dari pengukuran selama beberapa hari dibagi dengan
jumlah harinya. Arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan pada suatu
31
bagian jalan dalam kondisi tertentu, biasanya dinyatakan dalam kendaraan per jam
atau smp/h.
Dalam analisis lalu lintas, terutama untuk penentuan volume lalu lintas
pada jam sibuk dan lintas harian rata rata (LHR) agar mengacu pada Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). LHRT yang dihitung adalah untuk semua jenis
kendaraan kecuali sepeda motor, ditambah 30% jumlah sepeda motor.
Sangat penting untuk memperkirakan volume lalu lintas yang realistis.
Terdapat kecenderungan secara historis untuk menaikkan data lalu lintas untuk
meningkatkan justifikasi ekonomi. Hal ini tidak boleh dilakukan untuk kebutuhan
apapun.desainer harus membuat survey cepat secara independen untuk
memverifikasi data lalu lintas jika terdapat keraguan terhadap data.
a. Jenis Kendaraan
Sistem klasifikasi kendaraan dinyatakan di dalam Tabel 2.3. Dalam
melakukan survey lalu lintas harus menggunakan pembagian jenis kendaraan dan
muatannya seperti yang tertulis di dalam tabel tersebut.
31
Nama Jalan
Tahun
2011 2020
2021 2030
3,5
2,5
1+0,01i UR 1
R=
Untuk menghitung pertumbuhan lalu lintas selama umur rencana dihitung sebagai
berikut:
Dimana
4.1.4
Desain Perkerasan
Solusi pekerasan yang banyak dipilih didasarkan pada pembebanan dan
Tabel 2.5 Desain Perkerasan Lentur opsi biaya minimum termasuk CTB
31
Tabel 2.7 Desain Perkerasan Lentur Aspal dengan Lapis Pondasi Berbutir
31
31
BAB III
METODE PERANCANGAN
3.1
ialah
dengan
Metode
Perencanaan
Kontruksi
Perkerasan
31
5. Tentukan dan kelompokan kondisi tanah dasar sepanjang ruas jalan yang
akan didesain serta menentukan struktur pondasi jalan berdasarkan kondisi
tanah dasar.
6. Menentukan struktur perkerasan jalan yang memenuhi syarat dan yang
paling ideal sesuai dengan kondisi yang ada dari ketiga alternatif yang
Mulai/Start
disajikan dari bagan yang tersedia.
Tinjauan
7. Kemudian dengan hasil yang telah didapatkan
dengan Pustaka
perhitungan
menggunakan Manual Desain 2013, selanjutnya dilakukan kontrol
Permasalahan
terhadap hasilnya dengan menggunakan Pd T-01-2002-B untuk memenuhi
persyaratan.
Pengumpulan Data
Analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis tebal perkerasan lentur
jalan dengan menggunakan MANUAL DESAIN 2013. Dari analisis ini akan
Data Primer
Data Sekunder
dapat diketahui tebal perkerasan lentur
perkerasan
jalan
Malikussaleh
Kota tanah dasar
Data LHR
Data CBR
Data material LPB, LPA,
Lhokseumawe. Hasil perhitungan tebal perkerasan lentur jalan ini Data
selanjutnya
curah hujan
Gambar
akan dibandingkan dengan hasil perhitungan untuk desain tebal perkerasan
lentur
Peta lokasi
yang dihitung oleh konsultan perencana.
Analisa Data
Bagan Alir Proses Perencanaan
Selesai / Finish
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,1989. Tata cara Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya
Dengan Metode AASHTO 1993. Pt T-01-2002-B. Jakarta
Ansyori, Alik. 2003. Rekayasa Jalan Raya. Malang. Penerbit: UMM
31
31
31
31