Anda di halaman 1dari 28

INDETIFIKASI POTENSI BAHAYA

PENILAIAN
DAN
PENGENDALIAN RESIKO PEKERJA
DIPUSKESMAS
Ardi Nugraha Pranasetia
REFRENSI
 UU 36 tahun 2009
 PMK NO. 49 tahun 2016
 PMK NO. 37 tahun 2012
 PMPU NO.5 tahun 2014
 PMTK NO. 02 tahun 1980 (Pasal 1,2,3)
DEFINISI
 Bahaya (Hazard): sifat-sifat dari suatu zat atau
proses yang berpotensi dapat menyebabkan
kerusakan atau membahayakan.

 SumbeR BAHAYA :
- Fisika (kebisingan, getaran, radiasi)
- Kimia (karsinogenik, daya racun, korosif )
- Biologi (AIDS, Hep. B, TBC)
- Ergonomi (desain kerja dan kebiasaan)
- Psikososial (konflik, kurang dukungan rekan
kerja)
PMK 48 tahun 2016 lampiran BAB II
 Resiko (Risk): kemungkinan (likelihood) bahwa bahaya dan
cidera karena sesuatu bahaya adan terjadi pada Individuter tentu
atau kelompok individu yang terpajan bahaya.

 Komponennya:
1.Variasi individu dalam kerentanan
2. Banyaknya orang yang terpajan,
3. Frekuensi pajanan
4. Derajat risiko individu
5. Kemungkinan untuk menghilangkan/mengganti
6. Kemungkinan mencapai level aman
7. Tanggung jawab finansial dari suatu bahaya
8. Opini publik dan tekanan kelompok
9. Tanggung jawab sosial

PMK 48 tahun 2016 lampiran BAB II


DANGER

INSIDEN

“HAZARD”

“RISK”
ACCIDENT
IDENTIFIKASI POTENSI
SUMBER BAHAYA DI
PUSKESMAS
MERUPAKAN TAHAP AWAL DALAM MANAJEMEN RESIKO

UNTUK PEMULA. Ada tiga pertanyaan yang dapat dipakai sebagai


panduan :
1. Apakah ada sumber yang dpt menimbulkan cidera/loss ?
Ex: Biologi (TBC)

2. Target apa saja yang terkena/terpengaruh bahaya ? Ex:


Pasien non infeksius, petugas puskesmas

3. Bagaimana mekanisme cidera/loss dapat timbul? Ex:


Bersin dan Batuk tidak ditutup, kuman TBC keluar dari
penderita melalui droplet jatuh kekursi tunggu yang
bercampur dengan pasien non infeksius dan penyebaran
melalui udara.
Metode yang paling umum  survey jalan selintas (walk
through survey) yang terdiri dari 3 aktivitas utama yaitu:

1) Lihat (see), yaitu melakukan identifikasi atau rekognisi


bahaya di lingkungan kerja. Ex: perubahan lingkungan kerja

2) Pikirkan (think), yaitu melakukan evaluasi terhadap potensi


bahaya yang termatai dan ditemukan. Ex: KAK, SOP, MSDS

3) Kendalikan (Do), yaitu merumuskan upaya pengendalian


terhadap bahaya yang ada. Ex: Revisi SOP
KECELAKAAN AKIBAT KERJA (KAK)
Kecelakaan  kejadian yang tidak diinginkan, tidak direncanakan yang terjadi
akibat kombinasi beberapa penyebab yang menyebabkan terjadinya kerugian
fisik (cedera atau penyakit) bagi pekerja, kerusakan properti, nyaris celaka,
kerugian, atau kombinasinya.

Penyebab Kecelakaan
Dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu:
• unsafe act yaitu tindakan atau perilaku orang yg tidak selamat /
aman.
• unsafe condition yaitu beberapa kondisi lingkungan yang
berpotensi menyebabkan kecelakaan

Beberapa faktor penyebab umum terjadi KAK:


Ceroboh, cenderung untuk celaka (accident proneness), kurang perhatian, mengabaikan petunjuk,
tidak menggunakan APD, tidak menggunakan kurang teliti, malas, jalan pintas, dll.
KLASIFIKASI JENIS CEDERA
AKIBAT KERJA
Buku Re Akreditasi: OHSAS :

Near miss (Hampir Celaka)


Kondisi Potensial Cedara
(KPC) First Aid (Cedera dpt pertolongan
P3K)

Kondisi Nyaris Cedera Medical Triedment (Cedera dpt


(KNC) medikasi)

LTI (Cedera dan kehilangan waktu


Kondisi Tidak Cedara (KTC) kerja)

Fatality (Cacat permanen/Kematian)


Kondisi Tidak Diharapkan
(KTD)
PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)
“Setiap tenaga kerja yang menderita
penyakit karena hubungan kerja”
Pekerja yang menderita penyakit akibat kerja mempunyai hak untuk
mendapat jaminan pelayanan dan pengobatan baik saat masih dalam
hubungan kerja amupun setalah hubungan kerja (Kepres No. 22 tahun
1993)

Untuk mengetahui ada tidaknya PAK maka perlu


pemeriksaan kesehatan awal, berkala dan khusus
(PMTK No. 2 tahun 1980)
IBPR
 Identifikasi Potensial Bahaya,
Penilaian dan Pengendalian Resiko
merupakan salah satu alat Identifikasi yang
digunakan untuk meminimalkan kerugian
KAK dan PAK
ELEMEN DALAM IBPR
 Area/Aktivitas
 Identifikasi potensi bahaya
 Risiko
 Penilaian risiko (Frekuensi, keparahan, TK
risiko)
 Pengendalian Resiko
 Penanggung jawab (PIC)
Nilai Frekuensi
KemenPU RI. (2014). PermenPU No.
1 Jarang terjadi 1x/thn 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan dan
2 Kadang-kadang terjadi 1x/6 bln Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi
3 Sering 1x/ bln Bidang Pekerjaan Umum.

Tingkat Keparahan Keterangan

Ringan Tidak ada injuri, injuri yang hanya memerlukan first aid

Sedang Injuri yang memerlukan penanganan/perawatan medis lebih lanjut atau injuri
yang menimbulkan cacat sementara

Berat Injuri yang menimbulkan cacat tetap atau kematian

Tingkat Risiko K3 Tingkat Keparahan


1 2 3
Ringan Sedang Berat
Frekuensi 1 1 2 3
Jarang Risiko Rendah Risiko Rendah Risiko Sedang
2 2 4 6
Kadang-Kadang Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi
3 3 6 9
Sering Risiko Sedang Risiko Tinggi Risiko Tinggi
Tingkat Risiko Rekomendasi Tindakan Perbaikan
Rendah Dapat diterima - Tidak diperlukan tindakan pengendalian
- Harus dilakukan review sesering mungkin terhadap hasil penilaian risiko
untuk memastikan tidak terjadi perubahan dan masih relevan pada
periode waktu tertentu
Sedang Moderate - Perlu dilakukan evaluasi untuk memastikan tingkat risiko dapat dikurangi
seoptimal mungkin pada periode waktu tertentu
- Alternatif tindakan pengendalian dapat dipilih dengan mempertimbangkan
hirarki pengendalian yang mungkin diterapkan
- Perlu perhatian pihak manajemen
Tinggi Tidak dapat - Tingkat risiko tinggi harus direduksi menjadi level risiko yang lebih rendah
diterima - Alternative pengendalian yang dapat diterapkan tidak dianjurkan hanya
mengandalkan pada penggunaan APD. Jika memungkinkan perlu dipikirkan
apakah bahaya dapat dieliminasi
- Diperlukan intervensi dari pihak manajemen

KemenPU RI. (2014). PermenPU No.


05/PRT/M/2014 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum.
PENGENDALIAN RISIKO
Setelah jenis dan besarnya risiko diketahui dalam melakukan penilaian
risiko, maka pengendalian risiko dapat dilakukan dengan menentukan
jenis pengendalian yang ingin dilakukan.

Prepared by Ali Syahrul - 2016


PENGENDALIAN
CONTOH ANALISA IBPR
Penilaian Resiko
N Potensi Frekuensi Keparahan Kategori Pengendalian
Aktivitas Resiko PIC
o Bahaya Resiko

A GENSET DIESEL
1 Operasion Kebisingan Penyakit Jarang Berat Sedang Perancangan : Ahli K3
al Genset Ekstrim Akibat Kerja : Dinding Kedap Umum
Berkurangnya (Peredam) Suara
Intensitas Administrasi :
Pendengaran Pemasangan Rambu
Bahaya Kebisingan
Tinggi dan Prosedur
Memasuki ruang
Genset Diesel
APD : Penyediaan
Penutup/Sumbat
Telinga
PENYEDERHANAAN JENIS-JENIS
BAHAYA YANG ADA DIPUSKEMAS
1. Petugas medis :
- dokter/dokter gigi 4. Kewaspadaan Bencana :
- perawat
- Gempa bumi
- bidan
- Analis Laborat
- Kebakaran
- Radiografer - Gedung robah
- Konsleting listrik
2. Petugas Lingkungan dan penyuluh:
- Sanitarian 5. Kewaspadaan pelayanan pasien:
- Pengelola limbah - Pasien terjatuh difaskes
- Pengelola linen - Identifikasi
- Promkes
- Keputusan klinik
- IKM
- Lokasi pembedahan
3. Petugas Administratif: - Pemberian obat
- Admin - Infeksi nosokomial
- Farmasi
- Rekam medis
POTENSI BAHAYA TIAP JENIS-JENIS
PEKERJAAN DI PUSKESMA
1. Petugas medis
- Fisika : Petugas radiologi (radiasi)
- Kimia : Analis laboratorium (korosif )
- Biologi : AIDS, Hep. B, TBC
- Ergonomi : desain kerja dan kebiasaan
- Psikososial : Stres

2. Petugas Lingkungan dan penyuluh


- Fisika : Sinar matahari
- Kimia : Limbah B3 dari laborat
- Biologi : AIDS, Hep. B, TBC, Debu
- Ergonomi : Manual handling (angkat, angkut)
- Psikososial : Stres (naik motor keliling desa)
3. Petugas Administrasi
- Fisika : Radiasi komputer, tersetrum
- Biologi : TBC, influenza
- Ergonomi : Posisi duduk salah, manual handling
- Psikososial : konflik, kurang dukungan

4. Kewaspadaan Pelayanan Pasien


- Fisika : radiasi
- Kimia : karsinogenik, daya racun
- Biologi : AIDS, Hep. B, TBC
CONTOH PEKERJAAN
ANALISA IBPR DI PUSKESMA
Penilaian Resiko
N Potensi Frekuensi Keparahan Kategori Pengendalian
Aktivitas Resiko PIC
o Bahaya Resiko

A Petugas Administrasi
1 Input - Posisi Penyakit jarang ringan Rendah Perancangan : Kursi KA. TU
laporan Duduk Akibat Kerja : ergonomis dan meja
tidak Gangguan komputer disesuaikan
ergono muskuloskelet dengan kondisi fisik
mis al, miopia petugas
- Radiasi Administrasi :
layar durasi kerja 20-20-20
komput Perengangan setiap 2
er jam kerja selama 10-
- Kebiasa 15 menit
an
kerja
yang
kurang
tepat
ANALISA IBPR DI PUSKESMA
Penilaian Resiko
N Potensi Frekuensi Keparahan Kategori Pengendalian
Aktivitas Resiko PIC
o Bahaya Resiko

B Petugas Medis
1 Pemasang Tertusuk Kecelakaan Jarang Berat Sedang Perancangan : PJ
an infus jarum Akibat Kerja : Vaksin Yanmed
AIDS, Hep. B, Administrasi : SOP,
C HRA, MCU
APD : Handscoon,
masker

Anda mungkin juga menyukai