Anda di halaman 1dari 5

1. Apakah Barang Kiriman itu?

Barang Kiriman adalah barang impor yang dikirim oleh pengirim tertentu di luar
negeri kepada penerima tertentu di dalam negeri.

2. Apakah perusahaan jasa titipan itu?


Perusahaan Jasa Titipan (PJT) adalah perusahaan yang memperoleh izin usaha jasa
titipan dari instansi terkait serta memperoleh persetujuan untuk melaksanakan
kegiatan kepabeanan dari kepala kantor pabean.

3. Saya mendapat paket kiriman dari teman saya di luar


negeri, apakah saya wajib membayar bea masuk atas
barang kiriman tersebut?
 Barang kiriman dengan nilai pabean paling banyak FOB USD 75.00 (seratus
US Dollar) untuk setiap orang per kiriman, diberikan pembebasan bea masuk
dan tidak dipungut pajak dalam rangka impor;
 Dalam hal nilai pabean melebihi batas pembebasan bea masuk, maka barang
kiriman dipungut bea masuk dan pajak dalam rangka impor dengan dasar nilai
pabean.

4. Bagaimana tatacara pengeluaran barang kiriman melalui


pos atau perusahaan jasa titipan?
 Atas barang kiriman pos wajib diberitahukan kepada Pejabat Bea dan Cukai
di kantor Pabean dan hanya dapat dikeluarkan dengan persetujuan Pejabat
Bea dan Cukai;
 Impor barang kiriman dilakukan melalui pos atau PJT dan dilakukan
pemeriksaan pabean yang meliputi penelitian dokumen dan pemeriksaan
fisik barang oleh Pejabat Bea dan Cukai;
 Pemeriksaan fisik barang disaksikan oleh petugas pos atau petugas PJT;
 Pejabat Bea dan Cukai menetapkan tarif dan nilai pabean serta menghitung
bea masuk dan pajak dalam rangka impor yang wajib dilunasi atas barang
kiriman melalui pos dan PJT;
 Barang kiriman melalui pos yang telah ditetapkan tarif dan nilai pabeannya
diserahkan kepada penerima barang kiriman melalui pos setelah bea masuk
dan pajak dalam rangka impor dilunasi;

5. Bagaimana prosedur pengiriman barang untuk


perorangan?
Prosedur pengiriman barang impor untuk perorangan dapat dilakukan melalui Pos
atau Perusahaan Jasa Titipan (PJT). Ketentuan mengenai impor barang kiriman diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan No 112/PMK.04/2018 Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 182/PMK.04/2016 tentang Ketentuan Impor Barang
Kiriman

1
6. Bagaimana penetapan bea masuk dan pajak dalam
rangka impor atas barang kiriman melalui pos?
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan No 112/PMK.04/2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 182/PMK.04/2016 tentang Ketentuan Impor
Barang Kiriman berlaku ketentuan:

 Pejabat Bea dan Cukai menetapkan tarif dan nilai pabean serta menghitung
bea masuk dan pajak dalam rangka impor yang wajib dilunasi atas barang
kiriman melalui pos dan PJT;

 Barang Kiriman yang diimpor untuk dipakai dapat diberikan pembebasan
bea masuk dengan nilai pabean paling banyak FOB USD 75.00;

 Pembebasan bea masuk dimaksud diberikan untuk setiap penerima barang
per 1 (satu) hari atau lebih dari 1 (satu) kali pengiriman dalam waktu 1 (satu)
hari sepanjang nilai pabean atas keseluruhan barang tidak melebihi FOB
USD 75.00

7. Dapatkah secara rinci dipaparkan perihal barang


kiriman ?
Barang Kiriman > 100 kg dikenakan ketentuan umum di bidang impor (impor
umum) dan penyelesaiannya dilakukan dengan dokumen PIB (Pemberitahuan Impor
Barang)

Sifat Pemeriksaan : OFFICIAL ASSESTMENT (Pemeriksaan oleh Pejabat Bea dan


Cukai)

Fasilitas dan Ketentuan Perpajakan


 Barang Kiriman yang nilainya kurang dari FOB USD 75.00 (tujuh puluh lima
United States Dollar) per orang per kiriman, dibebaskan dari kewajiban
pembayaran Bea Masuk (BM) dan Pungutan Dalam Rangka Impor (PDRI),
sedangkan jika lebih FOB USD 75.00 (tujuh puluh lima United States Dollar)
dipungut BM dan PDRI secara keseluruhan;

 Barang Kiriman dengan nilai pabean lebih dari USD 1500.00 (seribu lima
ratus United States Dollar) diberitahukan dengan dokumen PIB dalam hal
Penerima Barang merupakan badan usaha atau PIBK dalam hal Penerima
Barang bukan merupakan badan usaha

 Barang kiriman sampel/hadiah/gift diperlakukan ketentuan kepabeanan,
yakni ditetapkan nilai pabeannya oleh Petugas Bea dan Cukai berdasarkan
data harga pembanding, jika data harga pembanding sama dengan atau lebih
rendah dari FOB USD 75.00 maka terhadap barang kiriman
sampel/hadiah/gift tersebut tidak akan dikenakan BM dan PDRI, namun jika
data harga pembanding lebih tinggi dari FOB USD 75.00 maka terhadap
barang kiriman sampel/hadiah/gift tersebut akan dikenakan BM dan PDRI;

2
 Barang impor yang dikategorikan sebagai barang mewah (seperti tas branded,
berlian dll) berdasarkan peraturan di bidang perpajakan, dikenakan Pajak
Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang kriteria dan besaran tarifnya telah
ditentukan;

Tarif BM sebesar 7.5%

Tarif PPN Impor sebesar 10%

Tarif PPh Pasal 22 Impor :


Memiliki API 2,5%; Tidak Memiliki API 7,5%
Memiliki NPWP 10%; Tidak Memiliki NPWP 20%

Barang Kena Cukai (BKC) hanya diijinkan per alamat penerima barang, paling
banyak :
o 40 batang sigaret; atau
o 10 batang cerutu; atau
o 40 gram hasil tembakau lainnya; dan
o 350 ml minuman mengandung etil alkohol;
o Terhadap kelebihannya akan dimusnahkan secara langsung.

Penanganan oleh Pejabat Bea dan Cukai


1. Pejabat Bea dan Cukai berwenang melakukan pemeriksaan pabean yang
meliputi penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik barang (official assestment);

2. Pemeriksaan fisik dilakukan secara selektif dan disaksikan oleh Petugas PJT guna :
 menetapkan klasifikasi dan nilai pabean atas barang kiriman;
 memastikan apakah terhadap barang kiriman terkena ketentuan perijinan dari
instansi teknis terkait, seperti :
a. Produk makanan, minuman, obat-obatan harus memperoleh persetujuan
dari BPOM; dalam hal kiriman adalah untuk tujuan penelitian termasuk
uji klinik, pengembangan produk, sampel egistrasi,bantuan/hibah/donasi,
tujuan pameran dan penggunaan sendiri/pribadi, dapat melalui
mekanismejalur khusus yakni dengan mengajukan Ijin SAS (Special
Access Scheme) ke BPOM;
b. Produk Kosmetika harus memperoleh persetujuan dari BPOM berupa
SKI (Surat Keterangan Impor);
c. Impor Kiriman Telepon Seluler, Komputer Genggam (Handheld) dan
Komputer Tablet hanya diperbolehkan maksimal 2 (dua) buah
sebagaimana diatur di Peraturan Menteri Perdagangan;
d. Impor Kiriman Pakaian jadi hanya diperbolehkan maksimal 10 (sepuluh)
buah sebagaimana diatur di Peraturan Menteri Perdagangan;
e. Impor Kiriman Produk Elektronik hanya diperbolehkan maksimal 2
(dua) buah sebagaimana diatur di Peraturan Menteri Perdagangan;
f. Produk hewan, tumbuhan dan ikan harus memperoleh ijin pemasukan
dari Badan Karantina;
g. Produk senjata api, air softgun dan peralatan sejenis harus mendapatkan
ijin dari Kepolisian;

3
3. Untuk memastikan apakah barang impor terkena ketentuan larangan dan
pembatasan (perijinan), dapat dilihat di http://eservice.insw.go.id/ menu “Lartas
Information”, adapun untuk Pengecualian Lartas Barang Kiriman dapat dilihat
“Aturan Pengecualian Lartas Barang Kiriman” di Peraturan ;

4. Pejabat Bea dan Cukai menetapkan tarif (pembebanan bea masuk) dan nilai
pabean serta menghitung BM dan PDRI yang wajib dilunasi atas barang kiriman;

5. Pejabat Bea dan Cukai menetapkan tarif bea masuk tertinggi jika barang lebih
dari 3 jenis;

6. Dalam rangka penetapan nilai pabean, Pejabat Bea dan Cukai dapat meminta
informasi (Notifikasi) bukti pendukung transaksi jual beli yang obyektif dan
terukur kepada Penerima Barang melalui PJT, sebagai data pendukung untuk
penetapan nilai barang, yaitu bukti bayar;

7. Pemberitahuan barang kiriman diajukan oleh PJT dengan dokumen PIBK dan
PIB;

8. Pembayaran BM dan PDRI ke Kas Negara oleh PJT dilakukan melalui Bank
Devisa Persepsi dengan menggunakan SSPCP (Surat Setoran Pabean, Cukai dan
Pajak) paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah Pejabat Bea dan Cukai menerbitkan
persetujuan pengeluaran barang (SPPB).

Penyelesaian Barang Kiriman


 Pengeluaran barang kiriman hanya dapat dilakukan dengan persetujuan
Pejabat Bea dan Cukai dengan penerbitan SPPB (Surat Persetujuan
Pengeluaran Barang) setelah dipenuhi kewajiban pabean, yaitu :
–PJT memberitahukan secara tertulis dengan dokumen PIBK;
– Penerima Barang telah melengkapi Perijinan dari Instansi Teknis Terkait
dan menyerahkan kepada PJT;
 BM dan PDRI atas barang kiriman yang telah dibayar oleh PJT;
 Penerima Barang dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada
Direktur Jenderal atas penetapan yang diterbitkan oleh Pejabat Bea dan
Cukai berdasarkan PER-15/BC/2017 tentang Tata Cara Pengajuan dan
Penyelesaian Keberatan di Bidang Kepabeanan dan Cukai pasal 2.
 Barang kiriman yang telah berstatus SPPB akan dikirimkan oleh PJT terkait
ke Penerima Barang;
 Terhadap barang kiriman yang tidak bisa diterbitkan perijinannya oleh
Instansi Terkait, Penerima Barang dapat mengirim kembali ke negara
pengirim (RTO/Return To Origin/Re-ekspor) dengan mengajukan
permohonan ke Kepala Kantor dan berkoordinasi dengan PJT terkait;
 Barang kiriman yang tidak diselesaikan oleh Penerima Barang lebih dari 30
(tiga puluh) hari sejak kedatangannya akan dianggap sebagai barang yang
tidak dikuasai (BCF 1.5) dan dialihkan ke Gudang TPP (Gudang Pabean)

4
Saudara A mendapat barang kiriman impor yang dikirim melalui sebuah PJT dengan harga
barang sesuai invoice dan transfer payment sebesar USD 250, biaya pengangkutan udara sesuai
Airwaybill (AWB) USD 100, Saudara A tidak memiliki API namun mempunyai NPWP.

Kurs pajak yang berlaku pada saat pembayaran


 USD 1 = Rp 14,000
 tarif BM = 7.5%
 PPN = 10%
 PPh = 10%
Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor yang harus dibayar

Saudara B mendapat barang kiriman impor yang dikirim melalui sebuah PJT dengan harga
barang sesuai invoice dan transfer payment sebesar USD 70, biaya pengangkutan udara sesuai
Airwaybill (AWB) USD 15, Saudara A tidak memiliki API namun mempunyai NPWP.

Kurs pajak yang berlaku pada saat pembayaran


 USD 1 = Rp 14 000
 tarif BM = 7.5%
 PPN = 10%
 PPh = 10%
Pada Saudara B tidak dikenakan Bea Masuk dan PDRI karena Harga Barang/cost dibawah USD
75.

Saudara C belanja online dari Luar Negeri sebanyak tiga kali pengiriman seharga USD 20,
USD 50, dan USD 100 dalam satu hari. biaya pengangkutan udara sesuai Airwaybill (AWB)
USD 100, Saudara C tidak memiliki API dan tidak mempunyai NPWP.

Kurs pajak yang berlaku pada saat pembayaran


 USD 1 = Rp 14,000
 tarif BM = 7.5%
 PPN = 10%
 PPh = 20%

Anda mungkin juga menyukai