Anda di halaman 1dari 11

WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN SERTA AKIBAT HUKUMNYA BILA

TIDAK MELAKUKAN DAFTAR PERUSAHAAN

Sebagai Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Hukum Perusahaan Kelas ( B)

OLEH
JUSTIN FERDY MUNTHE
190710101314

Dosen Pengampu
Dr. Fendi Setyawan, S.H., M.H

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JEMBER

2022
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Pertumbuhan pembangunan ditandai dengan tumbuhnya perekonomian di
Indonesia dengan kemajuan teknologi yang menuntut setiap perusahaan harus
mengikuti perkembangan Zaman. Hal ini harus didasarkan pada legalitas sebuah
perusahaan dengan membuat izin untuk mempermudah proses kegiatan
perusahaan. Pendaftaran perusahaan merupakan salah satu persoalan hukum yang
berkaitan dengan legalitas yang mana perusahaan yang belum mendapat
pengaturan di Indonesia baik dalam KUH Perdata maupun KUH Dagang. Di
Belanda pendaftaran perusahaan ini telah diatur sejak tahun 1918 melalui 1982
Indonesia mengatur tentang pendaftaran perusahaan dengan UU WDP. Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan (WDP) mewajibkan kepada seluruh perusahaan di wilayah Republik
Indonesia untuk mendaftarkan perusahaannya. Dengan adanya kebijakan tersebut
setiap perusahaan yang ada di Indonesia diwajibkan untuk mendaftarkan
perusahaannya ke instansi pemerintah, dalam hal ini melalui Kantor Pendaftaran
Perusahaan yang ada di Kabupaten/Kota/Kotamadya dan seluruh Kantor
Dinas/Suku Dinas yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang Perdagangan atau
Pejabat yang bertugas dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu di daerah. Bagi dunia usaha Daftar Perusahaan penting untuk
melindungi perusahaan yang dijalankan secara jujur (te goeder trouw) dari
praktek-praktek usaha yang tidak jujur (persaingan curang, penyelundupan dan
lain sebagainya). Tidak hanya itu, melalui penerapan WDP maka akan diperoleh
informasi tentang perusahaanperusahaan yang secara resmi telah mendaftarkan
dan terdaftar dalam register Analisis Pelaksanaan Wajib Daftar Perusahaan di Era
Otonomi Daerah 2 Tanda Daftar Perusahaan (TDP). 1 Mengingat perusahaan
adalah alat bagi para pelaku usaha dalam bidang ekonomi untuk memperoleh
keuntungan yang sebesarbesarnya, sehingga melalui proses evaluasi register dapat
1
RM. Hasbi Pratama Arya Agung, “Perlindungan Data Pribadi Dalam Proses Pengurusan Perizinan
Perusahaan Berbasis Elektronik Online Single Submission (OSS), Jurnal Ilmiah Galuh Justisi vol 9. No 1
Maret 2021, hal 64.
diketahui perusahaanperusahaan yang masih aktif dalam melakukan kegiatan
usahanya dan juga yang sudah tidak aktif. Suatu hal yang penting pula adalah
bahwa kewajiban pendaftaran perusahaanmempunyai sifat mendidik pengusaha-
pengusaha supaya dalam segala tindakanmenjalankan usahanya bersikap jujur dan
terbuka karena keterangan-keterangan yangdiberikan adalah sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya sehingga perusahaan yangmendaftarkan itu sendiri
dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Selain untuk masyarakat
Berdasarkan penjelasan latar belakang tersebut maka tulisan ini akan membahas
lebih lanjut mengenai Pendaftaran Perusahaan atau yang juga dikenal dengan
Wajib Daftar Perusahaan (WDP). Adapun rumusan masalah yang akan diambil
dalam tulisan ini adalah mengenai Defini dan Akibat hukum dari sebuah
Pendaftaran Perusahaan.

2. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian Wajib Daftar Perusahaan dan bagaiman Pengaturannya di
Indonesia?
b. Apa Saja Kendala dalam Wajib Daftar Perusahaan di Indonesia?
c. Bagaiman Akibat Hukum Bila Perusahaan Tidak Melakukan Pendaftaran
Perusahaan?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wajib Daftar Perusahaan dan Pengaturannya di Indonesia
Pengertian Daftar perusahaan sebagaiaman yang termuat dalam UU No. 3
Tahun 1982 adalah daftar catatan resmi yang diadakan menurut atau berdasarkan
ketentuan Undang-Undang ini dan atau peraturan-peraturan pelaksanaannya, dan
memuat hal-hal yang wajib didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan
oleh pejabat yang berwenang dari kantor pendaftaran perusahaan.”
Sederhananya, TDP adalah identitas resmi perusahaan yang menjamin
kepastian berusaha. Daftar perusahaan adalah suatu mekanisme yang wajib
dilaksanakan oleh setiap perusahaan untuk menjalankan kegiatan usahanya.
Berdasarkan ketentuan yang termuat dalam pasal 10 UU WDP, daftar
perusahaan merupakan suatu hal yang wajib dilakukan tiga bulan setelah
perusahaan mulai menjalankan usahanya. Walau demikian, realitanya sekarang
tak sedikit perusahaan (khususnya perseroan terbatas) yang telah menjalankan
usahanya lebih dari tiga bulan dan masih belum melakukan daftar perusahaan.
Ini merupakan bentuk permasalahan, di mana terjadi ketidakselarasan antara law
in books berupa ketentuan Undang- Undang yang mengehendaki perusahaan
wajib melakukan daftar perusahaan sesuai jangka waktu yang telah ditentukan,
dengan law in action di mana aktualisasinya di lapangan menunjukkan
kenyataan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang dikehendaki oleh Undang -
Undang.2
Pada dasarnya, daftar perusahaan memiliki tujuan untuk mencatat segala
bentuk keterangan faktual dari suatu perusahaan, sekaligus bertindak sebagai
sumber informasi resmi untuk pihakyang berkepentingan berkenaan dengan
identitas, data, maupun keterangan lain bertalian dengan perusahaan dalam
daftar perusahaan, sekaligus berorientasi menjamin kepastian hukum berusaha.
Dengan kata lain, TDP berfungsi mencatat keterangan perusahaan sekaligus
menjadi informasi resmi yang urgent bagi pihak berkepentingan. Menurut Pasal
2 UU WDP, daftar perusahaan bertujuan mencatat bahan-bahan keterangan yang
dibuat secara benar dari suatu perusahaan dan merupakan sumber informasi

2
Dewa Gede Indra Jaya, I Ketut Sudantra, “ legalitas Kegiatan Usaha PerseroanTerbatas Yang Tidak
Memiliki Tanda Daftar Perusahaan”, Jurnal Kertha Semaya, Vol. 8 No. 4 Tahun 2020, hal 498.
resmi untuk semua pihak yang berkepentingan mengenai identitas, data, serta
keterangan lainnya tentang perusahaan yang tercantum dalam daftar perusahaan
dalam rangka menjamin kepastian berusaha. Bagi dunia usaha daftar perusahaan
adalah penting untuk mencegah dan menghindari praktek-praktek usaha yang
tidak jujur. Salah satu tujuan dijalankan secara jujur (“te goeder trouw”). Daftar
perusahaan dapat dipergunakan sebagai sumber informasi untuk kepentingan
usahanya
Setiap perusahaan wajib didaftarkan dalam daftar perusahaan. Daftar perusahaan
yang dimaksud adalah daftar catatan resmi yang diadakan menurut atau berdasarkan
ketentuan UU WDP dan/atau peraturan-peraturan pelaksanaannya, dan memuat hal-
hal yang wajib didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang
berwenang dari kantor pendaftaran perusahaan. Perusahaan yang wajib didaftar
dalam daftar perusahan adalah setiap perusahaan yang berkedudukan dan
menjalankan usahanya di wilayah Negara Republik Indonesia menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk di dalamnya kantor cabang,
kantor pembantu, anak perusahaan serta agen dan perwakilan dari perusahaan itu
yang mempunyai wewenang untuk mengadakan perjanjian. Bentuk perusahaan yang
dimaksud adalah badan hukum (PT, CV, Koperasi), persekutuan, perorangan dan
bentuk perusahaan lainnya. Dikecualikan dari wajib daftar ialah:
1. Setiap perusahaan Negara yang berbentuk Perusahaan Jawatan (PERJAN);
2. Setiap perusahaan kecil Perorangan yang dijalankan oleh pribadi
pengusahanya sendiri atau dengan mempekerjakan hanya anggota
keluarganya sendiri yang terdekat serta tidak memerlukan izin usaha dan
tidak merupakan suatu badan hukum atau suatu persekutuan.3
Perihal cara dan tempat serta waktu pendaftaran ditentukan dalam ketentuan pasal 10
UU WDP, menjelaskan, bahwa Pendaftaran wajib dilakukan dalam jangka waktu 3
(tiga) bulan setelah perusahaan didirikan dan menjalankan usahanya. Adapun
caranya dengan mengisi formulir yang ditetapkan oleh Menteri, dan diserahkan pada
kantor daftar perusahaan yang berada: Di tempat kedudukan kantor perusahaan yang
bersangkutan. Di tempat kedudukan setiap kantor cabang, kantor pembantu, atau

3
Budi Suharto, “Implementasi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar
Perusahaan Di Kota Batam”, 2017 UIB, hal 14.
kantor anak perusahaan; Di tempat kedudukan setiap kantor agen dan perwakilan
perusahaan yang mempunyai wewenang untuk mengadakan perjanjian; Apabila
karena suatu hal perusahaan tidak dapat di daftar di tempa tersebut diatas, maka
dilakukan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan di Ibukota Propinsi.
Daftar perusahaan penting untuk pemerintah guna melakukan pembinaan,
pengarahanm, pengawasan dan menciptakan iklim dunia usaha yang sehat, karena
daftar perusahaan mencatat bahan-bahan keterangan yang dibuat secara benar dari
setiap kegiatan usaha sehingga dapat lebih menjamin perkembangan dan kepastian
berusaha bagi dunia usaha. Adapun daftar perusahaan yang dimaksud adalah
informasi resmi untuk semua pihak yang berkepentingan yang memuat identitas dan
hal-hal yang menyangkut dunia usaha dan perusahaan yang didirikan, bekerja serta
berkedudukan di wilayah Negara Republik Indonesia.

B. Apa Saja Kendala Dalam Wajib Daftar Perusahaan di Indonesia?


Walaupun Wajib Daftar Perusahaan tellah diatur dalam UU yang berlaku namun
implementasi WDP juga masih memiliki berbagai permasalahan, dan dapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) pokok permasalahan yaitu :
1. Implementasi sistem jaringan komputerisasi dan Program aplikasi WDP
yang disediakan oleh Kementerian Perdagangan saat ini belum optimal
karena :
a. Tidak mampu mengelola nomor penerbitan TDP secara otomatis,
b. Tidak terintegrasi antar level organisasi pengelola data WDP,
c. Tidak memiliki kemampuan untuk memvalidasi keakuratan data secara
otomatis dan
d. Tidak memiliki kemampuan untuk mengintegrasi dengan sistem yang
dibangun oleh PTSP.
2. UU WDP secara hukum telah mengalami distorsi dari peraturan
perundangundangan lainnya sehingga mengubah pemahaman hukum
terutama tentang kewajiban untuk melakukan WDP khususnya PT. Dasar
hukum mengenai Lembaga/institusi tempat mendaftar dan tanggung jawab
dari lembaga pengelola data WDP (pemerintah pusat, pemerintah provinsi,
pemerintah Kota/kabupaten dan Kantor Pendaftaran Perusahaan) juga telah
mengalami distorsi sehingga tidak tegas menunjukkan tanggung jawabnya.
3. Kurangnya kemampuan dan jumlah Sumber Daya Manusia pengelola WDP
terutama di bidang pendaftaran, pengelola data base, pengolah data,
penganalisa data dan PPNS-WDP.4
Turunnya jumlah perusahaan yang melakukan pendaftaran perusahaan kedalam
database Kementerian Perdagangan secara umum dikarenakan dua faktor, yaitu
berlakunya UU PT dan otonomi daerah. UU PT memberikan kontribusi yang
signifikan dikarenakan pola pendaftaran yang dilakukannya telah sedemikian rupa
tersistematisir dan bentuk perusahaan yang pertumbuhannya sangat pesat adalah
perusahaan berbentuk perseroan terbatas, khususnya jika dibandingkan dengan jenis-
jenis perusahaan lainnya yang ada dan diatur dalam UU PT. penuruan pendaftaran
tersebut asumsi dasarnya adalah pada perusahaan-perusahaan berbentuk perseroan
terbatas yang berhenti melakukan pendaftaran perusahaan kepada Kementerian
perdagangan. Faktor otonomi daerah tidak dapat dijadikan dasar bagi daerah-daerah
pada tingkat propinsi untuk tidak melakukan fungsi pelaporan terhadap data-data
pendaftaran perusahaan kepada pemerintah pusat. Meskipun dalam pelaksanaannya
peraturan tersebut diatur lebih lanjut dalam kebijakan pemerintah di bawah undang-
undang. Perlu untuk diperhatikan bahwa Peraturan menteri sebagaimana disebutkan
dalam Pasal 8 ayat (2) UU No. 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan diakui keberadaannnya dan mempunyai hukum mengikat
sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau
dibentuk berdasarkan kewenangan. Artinya kewajiban pelaporan tersebut
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan bersifat diakui
keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat, karena merupakan
pelaksanaan lebih lanjut dari UU WDP, dan kewajiban pelaporan tersebut harus
dilaksanakan oleh KPP kabupaten/kota/kotamadya dengan tembusan kepada KPP
Provinsi dan KPP Pusat

4
Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
Perdagangan, “Analisis Pelaksanaan Wajib Daftar Perusahaan di Era Otonomi Daerah” 2013, hal 3.
C. Bagaiamana Akibat Hukum Bila Perusahaan Tidak Melakukan Pendaftaran
Perusahaan?
Terdapat tiga kondisi atau kemungkinan bilamana sebuah perusahaan tidak
melakukan Pendaftaran Perusahaan, anatara lain
Kondisi pertama, bagi perusahaan yang sudah berdiri namun tidak mempunyai
TDP maupun NIB, tetapi sudah memiliki SIUP, maka secara legalitas operasional
perusahaan tersebut masih bisa melakukan kegiatan usaha seperti biasa secara
legal (namun tidak sempurna). Namun perusahaan dalam kondisi seperti ini,
dihimbau untuk segera melakukan daftar perusahaan. Hal ini didasarkan pada
alasan bahwa jika dilihat dari konteks legalitas operasional, dalam menjalankan
kegiatan usahanya perusahaan wajib memiliki tiga izin yang paling vital, yakni
NPWP selaku identitas wajib pajak, SIUP sebagai izin usaha, dan TDP (NIB
sebagai TDP) sebagai identitas resmi perusahaan.
Kondisi kedua, bagi perusahaan yang sudah berdiri belum memiliki TDP namun
sudah memiliki NIB, maka secara legalitas operasional juga masih bisa
melakukan kegiatan usahanya, namun secara tidak sempurna. Dalam rangka
menyempurnakan legalitas operasionalnya, PT dalam kondisi ini haruslah
mengajukan permohonanizin usaha dan/atau izin usaha/operasional menggunakan
NIB yang sudah diperoleh dalam pendaftaran perusahaan.
Kondisi ketiga, dengan PT berdiri sesudah diberlakukannya PP 24/2018, namun
tidak memiliki NIB maupun TDP. Bagi PT yang berdiri sesudah diberlakukannya
PP /24 2018 (masih berupa perusahaan baru) dan belum memiliki NIB (sebagai
TDP), secara legalitas operasional kemungkinan besar tidak bisa melakukan
kegiatan usaha sebagaimana mestinya.
Terhadap 3 Kondisi tersebut yang didasarkan pada ketentuan-ketentuan peraturan
perundang-undangan di atas, tentunya terdapat konsekuensi bagi perusahaan yang
tidak/belum memiliki NIB sebagai TDP. Ketentuan pidana juga mengatur tentang
perusahaan yang tidak melakukan Daftar perusahaan, antara lain ;
Pasal 32 UU WDP ayat (1) “Barang siapa yang menurut Undang- undang ini dan
atau peraturan pelaksanaannya diwajibkan mendaftarkan perusahaannya dalam
Daftar Perusahaan yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya tidak memenuhi
kewajibannya diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau
pidana denda setinggi-tingginya Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah). Ayat (2) Tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam, ayat (1) pasal ini merupakan kejahatan.
Pasal 33 UU WDP ayat (1) Barang siapa melakukan atau menyuruh melakukan
pendaftaran secara keliru atau tidak lengkap dalam daftar perusahaan diancam
dengan pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau pidana denda setinggi-
tingginya Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah). Ayat (2) Tindak pidana
tersebut dalam ayat (1) pasal ini merupakan pelanggaran.
Pasal 34 UU WDP ayat (1) Barang siapa tidak memenuhi kewajibannya menurut
undang-undang ini dan atau peraturan-peraturan pelaksanaannya untuk menghadap
atau menolak untuk menyerahkan atau mengajukan sesuatu persyaratan dan atau
keterangan lain untuk keperluan pendaftaran dalam Daftar Perusahaan diancam
dengan pidana kurungan selama-lamanya 2 (dua) bulan atau pidana denda setinggi-
tingginya Rp. 1.000.000,- (satu juta Rupiah). Ayat (2) Tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) pasal ini merupakan pelanggaran.
Pasal 35 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perushaan,
ayat (1) Apabila tindak pidana sebagaimana. Dimaksud dalam Pasal-pasal 32, 33 dan
34 Undang-Undang ini dilakukan oleh suatu badan hukum, penuntutan pidana
dikenakan dan pidana dijatuhkan terhadap pengurus atau pemegang kuasa dari badan
hukum itu.
Kewajiban pendaftaran perusahaan sebagaimana diatur dalam ketentuan pasal 5 ayat
(1), (2) dan (3) UU WDP13, menjelaskan bahwa setiap perusahaan wajib didaftarkan
dalam daftar perusahaan, dengan menyerahkan akte pendirian. Pendaftaran wajib
dilakukan oleh pemilik atau pengurus perusahaan yang bersangkutan atau diwakilkan
kepada orang lain dengan memberikan surat kuasa yang sah. Perusahaan yang
dimiliki oleh beberapa orang, berkewajiban melakukan pendaftaran, apabila salah
seorang telah melakukan kewajibannya, maka yang lain dibebaskan dari kewajiban
tersebut. Bagi mereka yang menurut undang-undang diwajibkan untuk melakukan
pendaftaran dan mereka sengaja tidak melakukannya, dianggap melakukan kejahatan
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Bila dilihat dari penjelas diatas dapat diketahu bahwa Pendaftaran perusahaan
sangat penting dilakuka untuk sebuah perusahaan, selain demi sebuah legalitas
ternyata pendaftaran perusahaan juga berpengaruh pada nasib perusahaan
tersebut kedepannya. Terdapat sanksi yang mana diberlakukan bagi perusahaan
yang tidak melakukan Pendaftaran perusahaan, walaupun Dapat dikatakan
bahwa pelaksanaan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 belum seperti apa
yang diharapkan. Dengan tidak terdaftarnya suatu perusahaan pada daftar
perusahaan, maka kemungkinan akan menimbulkan akibat-akibat hukum
tertentu yang dapat mempengaruhi berkembangnya suatu perusahaan, seperti
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 bahwa bila pengusaha
yang tidak mendaftarkan perusahaannya dapat dikenai sanksi berupa ancaman
pidana penjara dan denda sejumlah uang. Selain itu juga terdapat kontradiktif
normatif sehingga menimbulkan masalah, dalam kedua undang-undang tersebut
terdapat pengaturan yang tidak sama dimana dalam UU WDP diatur mengenai
sanksi dengan ancaman melakukan suatu tindak pidana kejahatan atau
pelanggaran apabila tidak mengikuti ketentuan UU WDP sedangkan dalam UU
PT baru tidak diatur tentang adanya sanksi sehingga apabila data perseroan telah
masuk dalam daftar perseroan sesuai dengan ketentuan pasal 29 ayat (3) UU PT
baru, Bagi PT yang berdiri sebelum dikeluarkannya PP 24/18 dan tidak memiliki
TDP maupun NIB, maka perusahaan tersebut masih bisa melaksanakan kegiatan
usahanya secara legal sepanjang ia memiliki SIUP, namun dihimbau untuk
segera melakukan daftar perusahaan untuk memperoleh NIB yang berlaku
sebagai TDP. Kemudian bagi PT yang berdiri sesudah dikeluarkannya PP 24/18
dan tidak memiliki NIB, kemungkinan besar perusahaan tersebut tidak mampu
melaksanakan kegiatan usahanya dengan sebagaimana mestinya karena NIB
merupakan syarat untuk mengajukan izin usaha dan izin operasional/komersial.
Dalam konteks legalitas operasional, perusahaan ini dinyatakan tidak legal.
Sehingga oleh karena itu perlu dilakukan sinkronisasi antar satu peraturan
dengan peraturan lainnya sehingga tidak menimbulkan kebingungan.
DAFTAR PUSTAKA

Dewa Gede Indra Jaya, I Ketut Sudantra, “ legalitas Kegiatan Usaha


PerseroanTerbatas Yang Tidak Memiliki Tanda Daftar Perusahaan”, Jurnal Kertha
Semaya, Vol. 8 No. 4 Tahun 2020

Budi Suharto, “Implementasi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib


Daftar Perusahaan Di Kota Batam”, 2017 UIB

Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri Badan Pengkajian dan Pengembangan


Kebijakan Perdagangan, “Analisis Pelaksanaan Wajib Daftar Perusahaan di Era
Otonomi Daerah” 2013

RM. Hasbi Pratama Arya Agung, “Perlindungan Data Pribadi Dalam Proses
Pengurusan Perizinan Perusahaan Berbasis Elektronik Online Single Submission
(OSS), Jurnal Ilmiah Galuh Justisi vol 9. No 1 Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai