Anda di halaman 1dari 4

Nama: Aura Shafinah Eka Putri

NPM: 22.11.1001.1011.134
Matkul: Pengantar ilmu hukum (PIH)
Tugas: Meresume sub pokok bahasan fungsi hukum

Hukum
Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan untuk mengatur
tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya kekacauan. Hukum
memiliki tugas untuk menjamin bahwa adanya kepastian hukum dalam masyarakat.

Hukum berfungsi untuk menciptakan keteraturan dan ketertiban yang terjadi di masyarakat. Hal ini
dapat membatasi aktivitas seseorang dalam melakukan segala kegiatan. Sehingga hukum berperan
vital untuk mencegah terjadinya perilaku warga negara Indonesia yang menyimpang.

Fungsi Hukum Menurut Friedmann


Dikutip dari buku Pengantar Ilmu Hukum karangan Tami Rusli, Lawrence M Friendmann
memaparkan 3 fungsi hukum sebagai berikut:
1. Pengawasan atau pengendalian sosial (social control)
2. Penyelesaian sengketa (dispute settlement)
3. Rekayasa sosial (social engineering)

Fungsi Hukum Menurut Joseph Raz


Joseph Raz melihat fungsi hukum sebagai fungsi sosial yang dibedakan ke dalam:
1. Fungsi langsung yang bersifat primer mencakup:
a. pencegahan perbuatan tertentu dan mendorong dilakukannya perbuatan
tertentu
b. penyediaan fasilitas bagi rencana-rencana privat
c. penyediaan servis dan pembagian kembali barang-barang
d. penyelesaian perselisihan di luar jalur reguler
2. Fungsi tidak langsung yang mencakup memperkuat atau memperlemah
kecenderungan untuk menghargai nilai-nilai moral tertentu, sebagai contoh:
a. kesucian hidup
b. memperkuat atau memperlemah penghargaan terhadap otoritas umum
c. mempengaruhi perasaan kesatuan nasional
Fungsi Hukum Menurut Sjachran Basah
Menurut Sjachran Basah, fungsi hukum dalam kehidupan masyarakat terutama di Indonesia
memiliki panca fungsi yaitu:
1. Direktif, sebagai pengarah dalam membangun untuk membentuk masyarakat yang
hendak dicapai sesuai dengan tujuan kehidupan bernegara
2. Integratif, sebagai pembina kesatuan bangsa
3. Stabilitatif, sebagai pemelihara (termasuk di dalamnya hasil-hasil pembangunan)
dan penjaga keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam kehidupan bernegara
dan bermasyarakat.
4. Perfektif, sebagai penyempurna terhadap tindakan-tindakan administrasi negara,
maupun sikap tindak warga dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat
5. Korektif, baik terhadap warga negara maupun administrasi negara dalam
mendapatkan keadilan.

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Fungsi dari
hukum yaitu:
1. Sebagai sarana pengendali sosial. sebuah sistem yang menerapkan aturan-aturan mengenai
perilaku yang benar.
2. Sebagai sarana untuk mengadakan perubahan pada masyarakat.
3. Sebagai alat ketertiban dan keteraturan masyarakat.
4. Sebagai sarana dalam mewujudkan keadilan sosial.
5. Sebagai sarana dalam pergerakan pembangunan.
6. Sebagai fungsi kritis, melakukan pengawasan baik pada aparatur pengawas, aparatur
pelaksana dan aparatur penegak hukum.
7. Sebagai alat untuk mengikat anggota dalam masyarakat sehingga kelompok jadi semakin
erat eksistensinya.
8. Sebagai alat untuk membersihkan masyarakat dari kasus yang mengganggu masyarakat
dengan cara memberikan sanksi baik pidana, perdata, administrasi dan sanksi masyarakat.
9. Sebagai alat untuk melakukan alokasi kewenangan dan putusan terhadap badan
pemerintahan.
10. Sebagai alat stimulasi sosial. Hukum bukan alat yang hanya digunakan untuk mengontrol
masyarakat, namun juga meletakan dasar-dasar hukum yang bisa menstimulasi dan
memfasilitasi interaksi di antara masyarakat dengan tertib dan adil.
Nama: Aura Shafinah Eka Putri
NPM: 22.11.1001.1011.134
Matkul: Pengantar ilmu hukum (PIH)
Tugas: Meresume “MANUSIA,MASYARAKAT DAN HUKUM”

Manusia, Masyarakat dan Hukum (Manusia sebagai Makhluk


Sosial)
1. Manusia Sebagai Makhluk Sosial.
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial. Sudah menjadi kodrat manusia untuk
hidup bersama, bahkan semenjak peradaban pertama manusia itu ada. Didorong oleh naluri
bertahan hidup, manusia beradaptasi dengan belajar dari keadaan yang ada, dimana untuk
dapat terus mempertahankan eksistensi ataupun bahkan meningkatkan kualitas hidup,
manusia tidak dapat hidup seorang diri. Contohnya saja seorang petani, tentunya tidak
memiliki kemampuan untuk menangkap ikan. untuk dapat menikmati ikan, seorang petani
membutuhkan bantuan seorang nelayan.

Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah zoon politicon yaitu dalam bahasa Yunani
zoon berarti makhluk, sedangkan politicon berarti hidup dalam polis (atau di zaman dahulu
semacam kota/negara kota). Sementara Hans Kelsen mengartikan zoon politicon sebagai
man is a social and political being.

2. Perlindungan Kepentingan Manusia


Menurut pandangan Roscoe Pound, di dalam diri manusia terdapat berbagai kepentingan,
yang dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian. Yaitu:

 Kepentingan Umum (public interest). Sering disebut juga sebagai kepentingan yang
utama, biasanya menyangkut kepentingan negara dalam menjalankan fungsinya
 Kepentingan Masyarakat (social interest). Berhubungan dengan kepentingan
masyarakat luas. misalnya kepentingan terhadap keselamatan umum, jaminan
terhadap masyarakat, kepentingan kesusilaan/moral, dan sebagainya
 Kepentingan Pribadi (private interest). Kepentingan pribadi dibagi atas 3 yakni
kepentingan bagi diri sendiri, kepentingan terhadap hubungan, serta kepentingan
yang meliputi harta benda.
3. Alasan Keberadaan Hukum
Mengapa hukum itu ada ? "ubi societas ibu ius" Sebuah ungkapan dari Cicero yang
bermakna "dimana ada masyarakat, disitu ada hukum". Seperti yang kita pelajari
sebelumnya bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, yang mana manusia tidak
dapat hidup seorang diri saja. Dalam pergaulan bersama manusia tersebut timbul suatu
yang dinamakan masyarakat. Jika sudah terbentuk masyarakat (yang mana manusia tidak
lagi seorang diri saja), sudah terdapat hak dan kewajiban di dalamnya sehingga perlu diatur
oleh hukum.

Hukum ada untuk menjamin keamanan dan ketertiban dalam masyarakat. Didalam
masyarakat terdapat norma-norma yang mengatur, yaitu norma agama, norma kesopanan,
norma kesusilaan dan norma hukum. ketiga norma di luar hukum tidak dapat memberikan
sanksi yang tegas terhadap pelanggarnya. Diperlukan norma hukum yang lebih tegas
mengatur pergaulan hidup masyarakat agar kehidupan masyarakat dapat menjadi tertib dan
teratur.

Anda mungkin juga menyukai