Anda di halaman 1dari 117

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH


DENGAN BANTUAN MEDIA KARTU UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMA HIDUP BERSIH DAN SEHAT
DI SEKOLAH SISWA KELAS II MI HIDAYATUL ULUM KRIAN
SIDOARJO TAHUN PELAJARAN 2021-2022

Di Susun Oleh :
Hesti Nur Hidayah,S.Pd
LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF NU
MI HIDA YA TU L U LU M TEMPEL
STATUS : TERAKREDITASI “ A “
Alamat :Jl. Pelayaran Tempel, Kec. Krian, kode pos 61262, Kab. Sidoarjo
NSS/NSM : 111235150062, NPSN : 20502110. Telp. 031-99893850
Website : http//www.MI-Hidayatul-Ulum.blogspot.com; email : mi_hidayatul_ulum@yahoo.com

LEMBAR PENGESAHAN
Setelah membaca dan mencermati karya ilmiah yang merupakan laporan hasil
penelitian Tindakan kelas (PTK), yang telah dipublikasikan dan didokumentasikan di
perpustakaan MI Hidayatul Ulum, hasil karya dari :
1. Identitas Penulis :
Nama : Hesti Nur Hidayah, S.Pd
Unit kerja : MI Hidayatul Ulum
2. Jenis Karya : Laporan PTK
3. Judul : PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE MAKE A MATCH DENGAN BANTUAN MEDIA KARTU UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMA HIDUP
BERSIH DAN SEHAT DI SEKOLAH SISWA KELAS II MI HIDAYATUL ULUM
KRIAN SIDOARJO TAHUN PELAJARAN 2021-2022

Mengesahkan,
Krian, 6 Desember 2021
Kepala Madrasah Hidayatul Ulum

Dwi Hariyanto,S.Ag

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW
yang telah membimbing umat manusia melalui lembaga Pendidikan terbaik.
Alhamdulillah, Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul:
“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Dengan bantuan media
kartu Pada Pembelajaran Tema Hidup Bersih dan Sehat Di Sekolah Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul
Ulum Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo Tahun Pelajaran 2021-2022” dapat
diselesaikan sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami
mengucapakan terima kasih kepada :

A. Dwi Hariyanto,S.Ag, selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Ulum


Tempel Krian Sidoarjo
B. Teman sejawat yang telah mendukung
C. Kepada peserta didik yang membantu terlaksananya Penelitian ini.
D. Seluruh tim panitia
Penulis berharap mudah-mudahan penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak
terkait.

Penulis

iii
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
DENGAN BANTUAN MEDIA KARTU UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMA HIDUP BERSIH DAN SEHAT
DI SEKOLAH SISWA KELAS II MI HIDAYATUL ULUM KRIAN
SIDOARJO TAHUN PELAJARAN 2021-2022

Oleh :

Hesti Nur Hidayah,S.Pd

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pembelajaran kooperatif tipe


make a match dengan bantuan media kartu pada pembelajaran tema hidup bersih
dan sehat di sekolah dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II
Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Ulum Krian Sidoarjo. Penelitian ini merupakan
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang dimaksudkan untuk mengatasi
permasalahan yang ada di kelas. Subyek penelitian yang digunakan adalah peserta
didik kelas II semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022. Penelitian dilakukan 2
siklus yaitu siklus I, siklus II. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
menggunakan lembar observasi, tes hasil belajar, dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan media kartu pada
pembelajaran Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar peserta didik dari
persentase peserta didik yang tuntas KKM sebesar 67% pada siklus I kemudian
meningkat menjadi 93% pada siklus II.

Kata Kunci : Kooperatif Tipe Make A Match, hasil belajar

iv
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ........................................................................................i

Halaman Pengesahan ..................................................................................ii

Kata Pengantar ...........................................................................................iv

Abstrak .......................................................................................................v

Daftar Isi......................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ...........................................................1

1.2 Permasalahan

1.2.1 Identifikasi Masalah....................................................5

1.2.2 Rumusan Masalah.......................................................6

1.3 Cara Pemecahan Masalah…………………..…………………6

1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................7

1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori ................................................................................

2.1.1 Pengertian Belajar……………………………………..8

2.1.2 Pengertian Pembelajaran………………………………9

2.1.3 Karakteristik siswa Sekolah Dasar…………………….9

2.1.4 Hasil Belajar …………………………………………..10

2.1.5 Cara Meningkatkan Hasil Belajar……………………...12

2.1.6 Faktor yang mempengaruhi hasil belajar………………15

2.1.7 Pembelajaran Tematik…………………………………15

v
2.1.8 Model Pembelajaran……………………………….....22

2.1.9 Model Pembelajaran Make A Match…………………25

2.1.10 Langkah Pembelajaran Make A Match …………….28

2.2 Kerangka Berfikir………………………………………………29

2.3 Hipotesis Tindakan…………………………………………….29

BAB III METODE PENELITIAN.

3.1 Setting Penelitian……………… .................................................30

3.2 Prosedur Penelitian .....................................................................30

3.3 Instrumen Penelitian ..................................................................32

3.4 Teknik Analisis Data ..................................................................32

BAB IV Hasil dan Pembahasan

4.1 Gambaran Obyek Penelitian ......................................................35

4.2 Hasil Penelitian .........................................................................38

4.2.1 Pelaksanaan Siklus ......................................................39

4.2.2 Pelaksanaan Siklus II ..................................................50

4.3 Pembahasan.............................................................................59.

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ..................................................................................64

5.2 Saran-saran.................................................................................65.

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................66.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. RPP Siklus 1 dan 2

Lampiran 2. Instrumen Observasi


vi
Lampiran 3. Instrumen wawancara

Lampiran 4. Instrumen Penilaian Hasil Belajar/test setiap siklus

Lampiran 5. Dokumen

vii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG :


Pembelajaran Kooperatif tipe Make-A Match merupakan pembelajaran
yang melibatkan peserta didik secara aktif, kreatif ,menyenangkan dan berpusat
pada peserta didik. Model pembelajaran Kooperatif Make-A Match adalah
sejenis permainan tempat peserta didik menemukan pasangannya. 1 Menurut
Suyatno model make a match adalah model pembelajaran dimana guru
menyiapkan kartu soal atau permasalahan dan menyiapkan kartu jawaban
kemudian siswa mencari pasangan kartunya.2 Menurut Rusman Make-A Match
merupakan salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran kooperatif yaitu
peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik
dalam suasana yang menyenangkan dan menempatkan siswa dalam beberapa
kelompok kecil yang beranggotakan 5-8 siswa dalam satu kelompok yang
memiliki kemampuan yang berbeda-beda.3
Hasil belajar adalah proses terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan,
sikap serta ketrampilan , Oemar Humalik Mulyana. Abdulrahman mengatakan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa melalui kegiatan
belajar. Dan belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk mencapai perubahan tingkah laku dan pengetahuan akademik.
Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan
pesikomotor. Kognitif mengenai pengetahuan, pemahaman, menerapkan,
menguraikan, merencanakan, menilai. Afektif mengenai sikap menerima,

1
Byslina maduwu, "PUBLISH BY PRIMARY : JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR" Volume 8
Nomor 2 Oktober 2019 | ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949 All Right Reserved | Printed in
Indonesia DOI : Http://Dx.Doi.Org/10.33578/Jpfkip.V8i2.7627 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPER’, 8.October (2019), 161–73.
2
Anisi, Fiki Fauziyah, and Muhammad Iqbal Al Ghozali, "Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Make A Match Berbantuan Video Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Application of Cooperative Learning Model Type Make A Match Aided by Learning Videos to
Improve Student Learning Outcomes", Action Research Journal Indonesia, 2.4 (2020), 209–18.
3
Esthi Santi Ningtyas and Emy Wuryani, "Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
(Cooperative Learning) Tipe Make-a Match Berbantuan Media Komik Interaktif Untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Ips", Jurnal Pendidikan Surya Edukasi, 3.1
(2017), 66–74.
viii
memberi respon, menilai, mengorganisai. Psikomotor mengenai teknik, sosial,
menejerial, intelektual.4
Dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh seorang pendidik pada saat
ini masih berorientasi pada guru, sehingga dalam proses pembelajaran peserta
didik belum berperan aktif. Peserta didik cenderung hanya mendengarkan
penjelasan dari guru dan peserta didik tidak terlibat langsung dan hal ini
menyebabkan peserta didik bosan terhadap pembelajaran dan aktivitas belajar d
dalam kelas menjadi kurang. Oleh karena itu pembelajaran Tema harus
menekankan pada pembelajaran yang aktif dan memberikan pengalaman belajar
langsung. Gambaran pengalaman belajar langsung dengan melibatkan peserta
didik akan memberikan tingkat kebermaknaan tinggi, dengan membaca tingkat
kebermaknaan (10%), mendengarkan (20%), diskusi (30%), melihat
demonstrasi, video/film, gambar (50%), penyajian (70%), bermain peran
mencapai (90%) .5
Bukan hanya media pembelajaran saja yang dibutuhkan agar pembelajaran
berjalan dengan efektif, namun model yang dipilih oleh guru juga
mempengaruhi. Dalam pemilihan model belajar pada realitanya saat ini masih
jarang dilakukan dan diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran, dan hal
ini dapat mempengaruhi peserta didik dalam belajar, dan berpengaruh juga untuk
hasil belajar peserta didik. Berdasarkan hasil observasi pada Mata Pelajaran
Tematik materi Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah MI Hidayatul Ulum Tahun
Pelajaran 2021-2022, ditemukan hasil belajar peserta didik masih rendah, dilihat
dari hasil penilaian harian peserta didik menunjukkan dari 15 peserta didik,
terdapat peserta didik yang belum mencapai KKM, sedangkan 5 peserta didik
yang lain telah mencapai KKM dengan ketuntasan klasikal 42%, sedangkan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh Madrasah 71 dengan
ketuntasan klasikal 80%. Disamping itu banyak kendala yang dihadapi peserta
didik dalam belajar,misalnya :kurangnya media dan sumber belajar yang
mendukung anak dalam mengikuti pelajaran Tematik, sumber yang digunakan

4
Ningtyas and Wuryani.
5
Esthi Santi Ningtyas and Emy Wuryani, "Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
Learning) Tipe Make-a Match Berbantuan Media Komik Interaktif Untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Ips", Jurnal Pendidikan Surya Edukasi, 3.1
(2017), 66–74.
ix
masih terbatas hanya menggunakan satu sumber bacaan dari buku belum
menggunakan variasi media pembelajaran yang lain yang lebih menarik minat
peserta didik dalam belajar Tematik, dan penerapan model belajar untuk peserta
didik yang kurang sesuai sehingga berakibat pada penurunan hasil belajar pada
mata pelajaran Tematik.
Berdasarkan analisis permasalahan yang sudah dilakukan, maka untuk
mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan perbaikan melalui penerapan
model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik senang dalam proses
pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, interaktif dan menyenangkan bagi
peserta didik sehingga materi bisa mudah dipahami dan bertahan lama dalam
struktur kognitif peserta didik. Dengan demikian akan mendorong peserta didik
untuk lebih semangat belajar.
Quraish Shihab dalam tafsirnya menjelaskan bahwa :
Surat Ali ‘Imran Ayat 159 ditujukan kepada Nabi Muhammad Saw, agar
memusyawarahkan persoalan-persoalan tertentu dengan sahabat atau anggota
masyarakatnya, ayai ini juga merupakan petunjuk setiap muslim, khususnya
kepada setiap pemimpin agar bermusyawarah dengan anggota-anggotanya.6
Dari ayat dan tafsir tersebut dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa
Rasulullah dalam memecahkan suatu masalah mengutamakan cara damai dan
lemah lembut berupa musyawarah sebagaimana yang telah diperintahkan oleh
Allah SWT.
Sama halnya dengan guru dalam memecahkan permasalahan di dalam
pembelajaran dapat menerapkan model pembelajaran Kooperatif , model
pembelajaran ini dilakukan dengan cara diskusi antara peserta didik secara
berkelompok , dimana model pembelajaran ini mencerminkan kegiatan
musyawarah yang dilakukan peserta didik untuk menyelesaiakan tugas atau
permasalahan yang diberikan oleh gurunya.
Upaya yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah dalam
pembelajaran tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran
Kooperatif tipe Make-A Match. Dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Make-A Match mengajak peserta didik mencari jawaban
6
Shihab,M.Quraish, Wawasan Al-Qur’an : Tafsir Tematik atas Pelbagai Persoalan Umat, (
Bandung:Mizan,2007),hal.459
x
terhadap suatu pertanyaan atau pasangan dari suatu konsep melalui suatu
permainan kartu pasangan .
Adapun kelebihan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe
Make-A Match ini yakni dapat menumbuhkan sikap saling menghormati,
menumbuhkan sikap tanggung jawab, meningkatkan rasa percaya diri dalam
menyelesaikan suatu masalah, selain itu merupakan model pembelajaran yang
menuntut anak didik aktif dalam pembelajaran, keterampilan-keterampilan mulai
dari tingkat awal maupun tingkat mahir yang dimiliki anak didik akan terlihat
dalam pembelajaran ini, lingkungan dalam pembelajaran Make-A Match yang
demokratis, dapat memberi kebebasan anak didik dalam mengutarakan
pendapat.7
Metode Kooperatif Make a Match ini dapat digunakan sebagai salah satu
pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam
pembelajaran karena semua peserta didik dilibatkan dalam kegiatan
pembelajaran, selain itu dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik karena
kondisi pembelajaran yang menyenangkan sehingga peserta didik tertarik untuk
mempelajari materi pelajaran.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti melakukan penelitian tindak kelas
dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dengan
bantuan media kartu Pada Pembelajaran Tema Hidup Bersih dan Sehat di
Sekolah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas II Madrasah
Ibtidaiyah Hidayatul Ulum Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo Tahun 2021-
2022.

1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah


1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah yang
muncul, yaitu:
a) Metode yang digunakan dalam pembelajaran kurang bervariasi, yaitu
metode ceramah sehingga hasil belajar siswa kurang memuaskan.

7
Ningtyas and Wuryani.
xi
b) Proses pembelajaran yang masih berjalan satu arah atau monoton, yaitu
pembelajaran hanya bersumber dari guru tanpa adanya umpan balik dari
siswa.
c) Siswa kurang berani dalam menyampaikan ide, gagasan, pendapat, dan
pertanyaan.
d) Proses pembelajaran masih didominasi guru, sehingga pembelajaran
yang tercipta kurang menyenangkan dan menarik.
e) Siswa mengalami kejenuhan dalam proses pembelajaran.
1.2.2 Batasan Masalah
Untuk menghindari terjadinya perluasan masalah yang diteliti, maka
peneliti memberi batasan masalah sebagai berikut :
a. Penerapan model pembelajaran Kooperatif Make A Match dengan
bantuan media kartu.
b. Kurangnya Hasil belajar siswa MI Hidayatul Ulum Krian Sidoarjo
1.3 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dengan
bantuan media kartu Pada Pembelajaran Tema Hidup Bersih dan Sehat dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul
Ulum Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo Tahun Pelajaran 2021/2022 ?
2. Bagaimana efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dengan
bantuan media kartu Pada Pembelajaran Tema Hidup Bersih dan Sehat dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul
Ulum Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo Tahun Pelajaran 2021/2022?
1.4 Cara Pemecahan Masalah
Peneliti bermaksud menyelesaikan permasalahan tersebut dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Make-A Match dengan bantuan media kartu
secara konseptual :
1. Penerapan pembelajaran Kooperatif tipe Make-A Match dengan bantuan
media kartu dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan hasil belajar peserta

xii
didik pada pembelajaran Tema Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah Kelas II
MI Hidayatul Ulum Tahun Pelajaran 2021/2022
2. Model pembelajaran tipe Make-A Match dengan bantuan media kartu ,
dilaksanakan dengan tujuan guru mendapatkan gambaran tentang model
pembelajaran yang efektif pada pembelajaran Tema Hidup Bersih dan Sehat
di Sekolah Kelas II di MI Hidayatul Ulum
1.5 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar Tematik Materi
Hidup Bersih dan Sehat di kelas II MI Hidayatul Ulum Krian Sidoarjo

1.6 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:

i. Siswa
1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi.
2. Melalui penerapan Model pembelajaran Kooperatif Make A Match dengan
bantuan media kartu, diharapkan mampu membuat siswa kelas II MI
Hidayatul Ulum Krian lebih aktif dalam pembelajaran tema materi Hidup
Bersih dan Sehat di Sekolah.
3. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas II MI Hidayatul Ulum Krian
Sidoarjo
ii. Guru
a) Guru dapat aktif dan kreatif mengembangkan pengetahuannya dengan
menggunakan model pembelajaran Kooperatif Make A Match dengan
bantuan media kartu dalam pembelajaran Tema materi Hidup Bersih dan
Sehat di Sekolah.
b) Meningkatnya kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas II MI
Hidayatul Ulum Krian Sidoarjo dalam pembelajaran Tema materi Hidup
Bersih dan Sehat di Sekolah.

xiii
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 DASAR TEORI


Kerangka teori yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi pengertian
belajar, pengertian pembelajaran, karakteristik siswa sekolah dasar, teori
belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, aktivitas
belajar, hasil belajar, performansi guru, matematika sekolah dasar, model
pembelajaran, dan media pembelajaran.
2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia
dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar
memegang peran penting dalam perkembangan, kebiasaan, sikap,
keinginan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Berhasil
atau tidaknya seorang siswa bergantung pada bagaimana proses belajar di
sekolah tersebut. Adapun pengertian belajar menurut beberapa ahli, yaitu
sebagai berikut:
1. Slameto (1995) dalam Kurnia dkk (2007: 1-3) merumuskan belajar sebagai
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan
tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya.
2. Winkel (1989) dalam Kurnia dkk (2007: 1-3) mendefinisikan belajar
sebagai suatu proses kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung
dalam interaksi aktif individu dengan lingkungannya, sehingga
menghasilkan perubahan yang relatif menetap atau bertahan dalam
kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Berdasarkan beberapa pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh perubahan tingkah laku dalam aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik akibat dari pengalaman serta latihan melalui interaksi
individu dengan lingkungannya. Dengan demikian, belajar selalu
berhubungan dengan perubahan tingkah laku yang relatif menetap.

xiv
2.1.2 Pengertian Pembelajaran
8
Pembelajaran menurut Sugandi dkk (2007: 9), merupakan
terjemahan dari kata “instruction” yang berarti self instruction
(pembelajaran sendiri) dan external instruction (pembelajaran dari luar).
Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain datang dari guru yang
disebut teaching atau pengajaran. Dalam pembelajaran yang bersifat
eksternal, prinsip-prinsip belajar dengan sendirinya akan menjadi
prinsip-prinsip pembelajaran. Sesuatu yang dikatakan prinsip biasanya
berupa aturan atau ketentuan dasar yang bila dilakukan secara
konsisten, sesuatu yang ditentukan itu akan efektif atau sebaliknya.
Beberapa teori belajar mendeskripsikan pembelajaran sebagai berikut:
a) Usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan
menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus
(lingkungan) dengan tingkah laku siswa.
b) Cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar
memahami apa yang dipelajari.
c) Memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran
dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah proses interaksi berupa komunikasi siswa dengan guru dan
sumber belajar di suatu lingkungan belajar, yang bertujuan
memberikan pengalaman belajar agar tumbuh kemandirian dan
keberanian berbuat
2.1.3 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari
bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami
empat tingkat perkembangan kognitif. Piaget dalam Kurnia dkk (2007: 3-
6) membagi tahap perkembangan kognitif setiap individu ke dalam empat
tahap, yaitu:

8
Sugandi, Achmad, dkk. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.
xv
a) Tahap Sensorimotor (0-2 tahun); pada tahap ini, anak menggunakan
penginderaan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya.
b) Tahap Preoperational (2-7 tahun); pada tahap ini, anak belajar
mengenal lingkungan dengan menggunakan simbol bahasa, peniruan,
dan permainan. Anak belajar melalui permainan dalam menyusun
benda menurut urutannya dan mengelompokkan sesuatu.
c) Tahap Concrete Operational (7-11 tahun); pada tahap ini, anak
mampu mengoperasionalkan berbagai logika, namun masih dalam
bentuk benda konkret.
d) Tahap Formal Operational (11-15 tahun); pada tahap ini, anak sudah
dapat berpikir abstrak, hipotetis, dan sistematis mengenai sesuatu
yang abstrak dan memikirkan hal-hal yang akan dan mungkin terjadi.
Berdasarkan teori belajar yang dikemukakan Piaget tersebut, siswa
SD berada pada tahap operasional konkret. Kemampuan yang tampak
pada tahap ini yaitu kemampuan dalam proses berpikir untuk
mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan
objek bersifat konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera. Dalam
pembelajaran Matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu
berupa media yang melibatkan siswa, sehingga dapat memperjelas apa
yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan
dimengerti oleh siswa.
2.1.4 Hasil Belajar
9
Seorang siswa dikatakan telah belajar, jika ada perubahan tingkah
laku yang menetap dalam dirinya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa perubahan tingkah laku pada siswa tersebut merupakan hasil dari
belajar. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni dkk 2007: 5).
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, dapat diketahui bahwa hasil
belajar yang diperoleh siswa merupakan pedoman bagi guru untuk
mengetahui sejauh mana siswa mengetahui dan menguasai materi yang
diajarkan. Hal ini berarti hasil belajar tidak akan terlepas dari

9
Anni, Tri Catharina, dkk. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.
xvi
pembelajaran yang diberikan guru, namun untuk mengetahui hasil belajar
diperlukan evaluasi. Dengan mengadakan evaluasi, guru akan
mengetahui kebaikan dan kekurangan usaha sebagai pengajar yang dapat
digunakan di masa yang akan datang, dengan anggapan bahwa
keberhasilan sekarang juga akan memberikan hasil yang baik bagi siswa-
siswa di kemudian hari.
Bloom dalam Anni dkk (2007: 7) mengemukakan kemampuan
sebagai hasil belajar terdiri dari tiga kemampuan yaitu:
a) Kemampuan kognitif yaitu kemampuan dalam mengingat materi yang
telah dipelajari dan mengembangkan intelegensi,
b) Kemampuan afektif yaitu kemampuan yang berhubungan dengan
sikap kejiwaan seperti kecenderungan akan minat dan motivasi,
c) Kemampuan psikomotor yaitu kemampuan yang berhubungan dengan
keterampilan dan fisik.
10
Gagne dalam Suprijono (2009: 5), hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Merujuk pengertian tersebut, Gagne menganalisis hasil
belajar berupa:
a. Informasi verbal (Verbal Information), yaitu kapabilitas mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
b. Kemampuan intelektual (Intelectual Skill), yaitu kemampuan
mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual
merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif.
c. Strategi kognitif (Cognitif Strategies), yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.
d. Keterampilan motorik (Motor Skill), yaitu kemampuan melakukan
serangkaian gerak jasmani dalam urutan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
e. Sikap (Attitudes) adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

10
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
xvii
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
hasil usaha yang diperoleh siswa melalui belajar berdasarkan tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan dan diukur melalui tes hasil belajar
berupa nilai belajar siswa. Dalam penelitian ini hasil belajar difokuskan
pada kemampuan kognitif dengan pemberian tes formatif I untuk siklus I
dan tes formatif II untuk siklus II. Sementara untuk kemampuan afektif
dan psikomotor dapat diketahui dengan melakukan pengamatan terhadap
aktivitas belajar siswa.
2.1.5 Cara Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
a. Menyiapkan fisik dan mental siswa
Persiapkanlah fisik dan mental siswa. Karena apabila siswa
tidak siap fisik dan mentalnya dalam belajar, maka pembelajaran
akan berlangsung sia-sia atau tidak efektif. Dengan siap fisik dan
mental, maka siswa akan bisa belajar lebih efektif dan hasil belajar
akan meningkat, semuanya di awali dengan sebuah niat yang baik.
Dari penjelasan di atas, dapat di pahami bahwa menyiapkan fisik
dan mental sangat penting dalam meningkatkan hasil belajar karena
dengan adanya persiapan fisik dan mental pada diri siswa tersebut,
sehingga proses belajar lebih efektif dengan hasil yang baik, dan
mulailah dengan mengajari siswa memulai dengan baik..
b. Meningkatkan konsentrasi
Cara meningkatkan konsentrasi belajar yaitu dengan cara
melakukan sesuatu agar konsentrasi belajar siswa meningkat. Hal ini
tentu akan berkaitan dengan lingkungan dimana tempat mereka
belajar. Kalau di sekolah pastikan tidak ada kebisingan yang
membuat mereka terganggu. Kebisingan biasanya memang faktor
utama yang mengganggu, jadi pihak sekolah harus mengatasinya.
Apabila siswa tidak berkonsentrasi dan tergganggu oleh berbagai hal
di luar berkaitan dengan belajar, maka proses dan hasil belajar tidak
akan maksimal, maka proses dan hasil belajar tidak akan maksimal.
Pengajar juga harus tahu karakter siswa masing-masing. Karena ada
juga yang lebih suka belajar dalam kondisi lain selain ketenangan.

xviii
Dari penjelasan di atas, dapat di pahami bahwa meningkatkan
konsentrasi belajar siswa sangat penting dalam proses belajar
mengajar, karena dengan adanya konsentrasi belajar yang baik dan
tidak tergganggu dengan kebisingan tentunya siswa bisa
melaksanakan proses belajar dengan maksimal dan hasil belajar akan
meningkat, dan pengajar juga harus tahu karakter siswa masing-
masing.
c. Meningkatkan Motivasi Belajar
Motivasi merupakan faktor penting dalam belajar, tidak akan
ada keberhasilan diraih apabila siswa tidak memiliki motivasi yang
tinggi. Pengajar dapat mengupayakan berbagai cara agar siswa
menjadi termotivasi dalam belajar. Dari penjelasan tersebut dapat
dipahami bahwa motivasi sangat berperan penting dalam
meningkatkan hasil belajar siswa, karena dengan adanya motivasi
yang diberikan oleh pengajar dapat memberikan semangat baru
terhadap siswa untuk belajar lebih giat lagi untuk mencapai
keberhasilan dalam belajar. Sehingga pengajar harus memiliki
berbagai cara agar siswa termotivasi dalam belajar.
d. Menggunakan Strategi Belajar
Pengajar bisa membantu siswa agar bisa dan terampil menggunakan
berbagai strategi belajar yang sesuai dengan materi yang sedang
dipelajari. Setiap pelajaran akan memiliki karakter yang berbeda-
beda sehingga strateginya juga berbeda. Dari penjelasan tersebut
dapat dipahami bahwa strategi belajar sangat penting pada saat
proses belajar mengajar, karena dengan adanya strategi pembelajaran
siswa lebih mudah mengerti pembelajaran yang di sampaikan oleh
pengajar.
e. Belajar Sesuai Gaya Belajar
Setiap siswa punya gaya belajar yang berbeda-beda satu sama lain.
Pengajar harus bisa memberikan situasi dengan suasana belajar yang
memungkinkan agar semua gaya belajar siswa terakomodasi dengan
baik. Pengajar harus bisa memilih strategi, metode, teknik dan model

xix
pembelajaran yang sesuai akan sangat berpengaruh. Gaya belajar
yang terakomodasi dengan baik juga akan meningkatkan hasil
belajar siswa, sehingga mereka dapat berkonsentrasi dengan baik dan
tidak mudah terganggu oleh hal-hal lain di luar kegiatan belajar yang
berlangsung. Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa belajar
sesuai gaya belajar sangat penting dalam meningkatkan hasil belajar,
setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Jadi, pengajar
harus bisa memberikan suasana belajar yang memungkinkan agar
semua gaya belajar siswa dapat berlangsung dengan baik. Pengajar
harus bisa memilih strategi, metode, teknik dan model pembelajaran
yang sesuai, sehingga gaya belajar tersebut juga kan meningkatkan
hasil belajar siswa dan dapat berkonsentrasi dengan baik dan tidak
mudah terganggu oleh hal-hal lain di luar kegiatan belajar.
f. Belajar secara menyeluruh
Belajar secara menyeluruh adalah mempelajari semua pelajaran
yang ada, tidak hanya sebagiannya saja. Perlu untuk menekankan hal
ini kepada siswa, agar siswa belajar secara menyeluruh tentang
materi yang sedang siswa pelajari. Jadi, dapat dipahami bahwa
sangat penting bagi pengajar untuk bisa mengajarkan kepada
siswanya untuk bisa belajar secara menyeluruh, karena belajar itu
tidak hanya berpedoman pada materi yang sedang dipelajari tapi
secara menyeluruh, dengan belajar secara menyuluruh kita akan
memiliki ilmu pengetahuan yang lebih luas.
g. Membiasakan Berbagi
Tingkat pemahaman siswa berbeda-beda satu sama lain. Bagi
siswa yang lebih dulu memahami pelajaran yang ada, maka siswa
tersebut diajarkan untuk bisa berbagi dengan yang lain.Sehingga
mereka terbiasa juga mengajarkan atau berbagi ilmu dengan teman-
teman yang lain. Jadi, dapat dipahami bahwa bagi siswa yang sudah
memahami pelajaran yang di berikan oleh pengajar, dan siswa
tersebut diajarkan untuk bisa berbagi ilmu kepada teman-teman yang
lain dengan begitu dapat menjaga kerukunan antar teman dan

xx
kebersamaa. Sehingga ilmu yang sudah diajarkan kepada teman-
temannya bisa bermanfaat bagi diri siswa tersebut dan juga orang
lain.
2.1.6 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhui hasil belajar dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu pertama faktor yang bersumber
dari
diri siswa yang disebut faktor internal dan kedua faktor yang
bersumber
dari luar diri siswa disebut faktor eksternal. Faktor – faktor yang
mempengaruhui hasil belajar adalah sebagai berikut:
a. Faktor intern
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar. Dalam faktor intern dibedakan menjadi 3 faktor
yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologidan faktor kelelahan.
1. Faktor ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu. Faktor
ekstern dibagi menjadi 3 yaitu faktor keluarga, faktor
sekolah, faktor masyarakat.11
Berdasarkan faktor – faktor yang mempengaruhui hasil
belajar dapat diketahui bahwa terdapat berbagai hal yang
mampu mempengaruhi hasil belajar siswa baik dari dalam diri
yaitu jasmaniah, psikologi dan kelelahan maupun dari luar yaitu
faktor keluarga, factor sekolah, maupun masyarakat.
2.1.7 Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Tematik
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model
pembelajaran terpadu atau terintegrasi yang melibatka beberapa
mata pelajaran yang di ikat dalam tema-tema tertentu.
Pembelajaran ini melibatkan beberapa kompetensi dasar, hasil
belajar dan indikator dari suatu mata pelajaran atau bahkan

11
Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhuinya, cet 4, Jakarta: Rineka cipta. 2013, hal 54-60
xxi
beberapa mata pelajaran. Keterpaduan dalam pembelajaran ini
dapat dilihat dari aspek proses dan waktu., aspek kurikulum, dan
aspek belajar mengajar.12
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan
siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman
langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai
pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung
siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.
Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt,
termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah
bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan
anak.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan
konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing).
Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang
pengalaman belajar yang akan mempengaruhi
kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang
menunjukkan kaitan unsur- unsur konseptual menjadikan proses
pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata
pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa
akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain
itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan
sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap
perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu
sebagai satu keutuhan (holistic).
Menurut Rusman pembelajaran tematik adalah model
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik
yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa. Diakatakan bermakna
12
Abdul Munir, dkk. Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik. (Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan
Agama Islam, 2005), hal.1.
xxii
karena dalam pembelajaran tematik siswa akan memahami
konsep - konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman
langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah
dipahaminya.13
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain:
a. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar;
b. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa;
c. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa
sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama;
d. Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa;
e. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai
dengan
permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya;
dan,
f. Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama,
toleransi,komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema
ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu:
g. Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan
indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan,
karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan
dihilangkan,
h. Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna
sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau
alat, bukan tujuan akhir,
i. Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat
pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-
pecah.

13
Rusman. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. (Jakarta : Rajawali Pers, 2011), hal. 254.
xxiii
j. Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka
penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.
Diterapkannya pembelajaran tematik sebagai salah satu model
pembelajaran diharapkan membuka ruang yang luas bagi peserta didik
untuk mengalami sebuah pengalaman belajar yang lebih bermakna,
berkesan, dan menyenangkan. Selain itu, pembelajaran ini membuka
peluang bagi guru (pendidik) untuk mengembangkan berbagai strategi
dan metodologi yang paling tepat. Belajar bermakna merupakan suatu
proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang
terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Dengan kata lain belajar akan
lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya
dengan mengaktifkan lebih banyak indra dari pada hanya
mendengarkan orang/guru menjelaskan.14
b. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar,
pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai
berikut:15
o Berpusat pada Siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered). hal ini
sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak
menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih
banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan –
kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktifitas belajar
o Memberikan Pengalaman Langsung
Pembelajaran tematik dapat membeikan pengalaman kepada siswa
(directexperiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa
dihadapkan pada suatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk
memahami hal – hal yang lebih abstrak.
o Pemisahan Mata Pelajaran Tidak Begitu Jelas
Dalam pembelajaran tematik, pemisahaan antar mata pelajaran
14
Samsudin. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Sd/Mi. (Jakarta : Litera Prenada Media Group,
2008), hal. 48
15
Samsudin. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Sd/Mi. (Jakarta : Litera Prenada Media Group,
2008), hal. 50
xxiv
menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada
pembahasan tema – tema yang paling dekat berkaitan dengan
kehidupan siswa.
o Menyajikan Konsep dari Berbagai Mata Pelajaran.
Pembelajaran tematik menyajikan konsep – konsep dari berbagai
mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaarn. Dengan demikian,
siswa mampu memahami konsep – konsep tersebut secara utuh. Hal
ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah
– masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari.
o Bersifat Fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) di mana guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata
pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan
siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada
o Menggunakan Prinsip Belajar sambil Bermain dan Menyenangkan.
Adapun karakteristik dari pembelajaran tematik ini menurut TIM
pengembang PGSD (Hesty, 2008) adalah:
1. Holistik, suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat
perhatian dalam pembelajaran tematik diamati dan
dikajidari beberapa bidang studi sekaligus, tidak dari sudut
pandang yang tekotak-kotak
2. Bermakna, pengkajian suatu fenimena dari berbagai macam
aspek, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar-
skemata yang dimiliki oleh siswa, yang pada gilirannya nanti,
akan memberikan dampak kebermaknaan dari materi yang
dipelajari
3. Otentik, pembelajaran tematik memungkinkan siswa
memahamisecara langsung konsep dan prinsip yang ingin
dipelajari
4. Aktif, pembelajaran tematik dikembangkan dengan berdasar
pada pendekatan inquiry discovery di mana siswa terlibat secara

xxv
aktif dalam proses pembelajaran, mulai perencanaan,
pelaksanaan,hingga proses evaluasi
c.Tahap Pembelajaarn Tematik
Secara umum, prosedur penerapan pembelajaran tematik mengikuti tiga
tahapan yang sistematis, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,
tahap evaluasi/penilaian.
a. Tahap perencanaan pembelajaran tematik
Bagi guru kelas awal kurikulumnya dikembangkan dengan
pendekatan pembelajaran tematik. Karena itu guru perlu melakukan
analisis pemetaan kompetensi dasar dan indikator kemudian
membuat pengembangan jaringan tema-
tema pembelajaran. Dalam tahap ini mencakup kegiatan pemetaan
kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan
silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.16
b. Tahap pelaksanaan pembelajaran tematik
Pada dasarnya dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dilakukan
dengan menggunakan tiga tahapan, yaitu :
1. Kegiatan pendahuluan
Merupakan kegaiatan pembuka yang harus ditempuh guru dan
siswa pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran tematik.Fungsinya
memberikan motivasi dan menciptakan suasana pembelajaran yang
efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan baik.17
Sifat dari kegiatan ini adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada
tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang
tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan
adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi.18
2. Kegiatan inti Dalam kegiatan ini difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang
bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis, dan hitung.
Penyajian bahan
16
Rusman, op.cit. hal. 261.
17
Ibid., hal. 268
18
Samsudin. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Sd/Mi. (Jakarta : Litera Prenada
Media Group, 2008), hal. 55
xxvi
pembelajaran dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun
perorangan.19
3. Kegiatan penutup/ akhir
Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh
kegiatan akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/
mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng,
membacakan cerita dari buku, pantonim, pesan-pesan moral,
musik/apresiasi musik.20
c. Tahap penilaian pembelajaran tematik
Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk
mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan
menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan
yang telah dicapai oleh peserta didik melalui program kegiatan belajar.21
Dalam tahap penilaian mempunyai tujuan yaitu :
1. Mengetahui percapaian indikator yang telah ditetapkan.
2. Memperoleh umpan balik guru, untuk mengetahui hambatan yang terjadi
dalam pembelajaran maupun efektivitas pembelajaran.
3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang perkembangan
pengetahuan,keterampilan dan sikap siswa.
4. Sebagai acuan dalam menentukan rencana tindak lanjut (remedial,
pengayaan, dan pemantapan).22
Alat penilaian dapat berupa tes dan nontes. Tes mencakup:
tertuli, lisan, atau perbuatan, catatan harian perkembangan siswa,
dan portofolio.23 Dalam kegaiatn pembelajaran di kelas awal,
penilaian lebih banyak digunakan adalah
melalui pemberian tugas dan portofolio. Guru menilai anak melalui
pengamatan dan lalu dicatat pada sebuah buku bantu. Sedangkan tes
tertulis digunakan untuk menilai kemampuan menulis siswa

19
Ibid., hal. 55
20
Ibid., hal. 55
21
Trianto. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, op. cit. hal. 191
22
Samsudin. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Sd/Mi. (Jakarta : Litera Prenada Media
Group, 2008), hal. 56
23
Ibid., hal. 56
xxvii
khususnya untuk mengetahui tentang penggunaan tanda baca, ejaan,
kata, atau angka.24
d. Kendala-kendala yang dialami guru dalam melaksanakan pembelajaran
tematik.
Kendala atau kesulitan merupakan hambatan yang ditemui oleh seseorang
atau kelompok dalam suatu kegiatan. Menurut Sucipto kendala dalam
pembelajaran tematik adalah kesulitan-kesulitan yang dialami guru dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran tematik. Secara umum
kendala dalam pembelajaran tematik meliputi:
a) Tingkat pemahaman guru tentang pembelajaran tematik
b) Penyusunan perangkat pembelajaran tematik
c) Pelaksanaan pembelajaran tematikKelebihan Pembelajaran Tematik
2.1.8 Model Pembelajaran
o Pengertian model pembelajaran
Model ialah suatu abstraksi yang dapat digunakan untuk membantu
memahami sesuatu yang tidak bisa dilihat atau dialami secara langsung.
Model adalah representasi realitas yang disajikan dengan suatu derajat
struktur dan urutan. Model ada yang bersifat prosedural, yakni
mendeskripsikan bagaimana melakukan tugas-tugas, atau bersifat
konseptual, yakni deskripsi verbal realitas dengan menyajikan komponen
yang relevan dan definisi, dengan dukungan data.25 Model pembelajaran
ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut pendapat Joyce, fungsi
model pembelajaran adalah “each model guides us as we design
instruction to help students achieve various objectives” (setiap model
memandu kami saat kami merancanakan pengantar untuk membantu
siswa mencapai berbagai tujuan) melalui model pembelajaran guru dapat
membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara
berfikir, dan mengekspresikan ide, dan berfungsi pula sebagai pedoman

24
Trianto. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, op. cit. hal. 196
25
husamah,. belajar dan Pembelajaran. (malang: universitas muhamadiyah malang., 2016.) h. 283
xxviii
bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar.26
Ada beberapa ciri-ciri belajar, yaitu:
1. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change
behaviour). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati
dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil;
2. Perubahan perilaku relatif permanen. Ini berarti, bahwa perubahan
tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap
atau tidak berubah-ubah;
3. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat
proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat
potensial;
4. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman;
5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang
memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk
mengubah tingkah laku.27
Berbagai pengertian belajar menurut para ahli tersebut di atas, dapat di
simpul kan bahwa pengertian belajar adalah proses usaha seseorang secara
sadar untuk mengalami perubahan berbentuk keterampilan, sikap,
kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan yang berlangsung selama periode
tertentu.28 Dan saat kita menuntut ilmu hendaknya malakukan dengan ikhlas
sabar maka ilmu yang sedang kita pelajari akan didapatkan dengan lebih
mudah serta ilmunya juga akan lebih berguna baik itu untuk diri kita dan
juga berbagi dengan orang lain sebab dengan ilmu yang kita dapatkan bisa
saling berbagi satu dengan lainnya karena ilmu lebih baik dibagi bukan
dipendam untuk diri sendiri namun lebih berguna bagi orang lain dan lebih
baik lagi apa bila orang lain akan ikut mengamalkan sebagaimna mestinya.
o Tujuan model pembelajaran

26
Andi setiawan, belajar dan pembelajaran(Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia 2017) h.6
27
Afi Pamawi. Psikologi Belajar. (Yogyakarta: Cv Budi Utama, 2019.) H. 77
28
Abu Ahmadi, Widodo Suprijono. Psikologi Belajar, (Jakarta: PT.Renika Cipta, 2004)h.125
xxix
Menciptakan kondisi belajar yang menarik, mendesain pola-pola mengajar
saat tatap muka, menciptakan suasana belajar yang menarik agar siswa lebih
mudah memahami materi yang disampaikan saat tatap muka dan membuat
proses belajar yang menarik sehingga memungkinkan siswa untuk semangat
belajar dan tercapainya hasil belajar yang optimal.29
o Macam-macam model pembelajaran
Ada beberapa macam model pembelajaran antara lain sebagai berikut:
a. Koperatif learning (Coperatif Learning). pembelajaran koperatif learning
sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh
ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggungg
jawab bersama, pemberian tugasdan rasa senasib. dengan memanfaatkan
kenyataan itu, belajar kelompok secara koperatif , siswa dilatih dan
dibiasakan dengan saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman,
tugas, tanggung jawab. saling membantu dan berlatih berinteraksi-
komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniatur dari hidup
bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-
masing.
b. Kontekstual (Contextual teaching and learning) pembelajaran kontekstual
adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan
(ramah, terbuka dan negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan
siswa (daily life modeling) sehingga akan terasa manfaat dari materi yang
akan disajikan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi
kongkrit, dan susana menjadi kondusif- nyaman dan menyenangkan.30
c. Pembelajaran langsung ( Direct learning) pengetahuan yang bersifat
informasi dan prosedural yang menjurus pada keterampilan dasar akan
lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung.
sintaknya adalah menyaipkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan
terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi.
d. Pembelajaran berbasis maslah (Poroblem Based Learning) kehidupan
adalah identik dengan menghadapi masalah. model pembelajaran ini

29
Andi setiawan, belajar dan pembelajaran(Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia 2017) h.92
30
Ngalimun, Strategi Dan Model Pembelajaran. (Banjarmasin, Aswaja Pressindo. 2012) h.163
xxx
melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah
yang berorientasi pada maslah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk
merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi.31 Kondisi yang tetap harus
dipelihara adalah susana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana
nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.
e. Problem Solving Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu
persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya. justru
probl;rm solving adalah mencari masalah atau menemukan cara
penyelesian (menemukan pola, aturan, atau algoritma). Sintaknya adalah:
sajiakn permasalah yang memenuhi criteria di atas, siswa berkelompok
atau individual mengidentifikasi pola atau atuiran yang disajikan, siswa
mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya
menemukan solusi.
2.1.9 Model Pembelajaran Make A Match
a. Pengertian Make-A Match
Make-A Match merupakan salah satu jenis dari metode dalam
pembelajaran kooperatif yaitu peserta didik mencari pasangan sambal
belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan dan menempatkan peserta didik dalam beberapa kelompok
kecil yang beranggotakan 5-8 peserta didik dalam satu kelompok yang
memiliki kemampuan yang berbeda-beda.32
Model Make-A Match adalah bagian dari pembelajaran kooperatif
yang di dalam model pembelajaran ini guru menyiapkan kartu yang berisi
soal atau permasalahan dan menyiapkan kartu jawaban kemudian peserta
didik mencari pasangan kartunya dalam melakukan model ini diperlukan
keaktifan peserta didik dalam kemampuan berfikir.22 Dan ada beberapa
tujuan dari pembelajaran model Make-A Match yaitu melatih peserta didik
agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi
pokok dan peserta didik dapat dilatih dengan berfikir cepat dan menghafal
cepat sambal menganalisis dan berinteraksi sosial dengan teman sebaya.33
31
Hamzah Yunus, Perencanaan Pembelajaran Berbasih Kurikulum(Yogyakarta:Cv Budi Utama
2015)H.26
32
Ningtyas and Wuryani.
33
Ningtyas and Wuryani.
xxxi
Berdasarkan beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Make-A Match merupakan salah satu model pembelajaran
berkelompok yang terdiri dari beberapa peserta didik dan menitik beratkan
pada aktivitas belajar peserta didik dengan permainan kartu pasangan.
f. Kelebihan dan Kekurangan Make-A Match
Setiap model pembelajaran kelebihan dan kekurangannya masing-
masing. Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangandari pembelajaran
kooperatif tipe group Make-A Match. Pembelajaran koopertif ini terbukti
lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik dibandingkan
dengan model- model pembelajaran individu yang digunakan selama ini.
Keunggulan ini dapat dilihat pada kenyataan sebagai berikut:
1. Pembelajaran kooperatif memunculkan saling ketergantungan yang
postif, dapat menyebabkan unsur-unsur psikologis peserta didik menjadi
terangsang dan lebih aktif. Hal ini disebabkan adanya rasa kebersamaan
dalam kelompok, sehingga mereka dengan mudah dapat berkomunikasi
dengan bahasa yang lebih sederhana.
2. Pada saat berdiskusi adanya pengakuan dalam merespon perbedaan
individu, selain itu fungsi ingatan dari peserta didik menjadi lebih aktif,
lebih bersemangat dan berani mengemukakan pendapat
3. Pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan kerja keras peserta
didik, lebih giat dan lebih termotivasi.
4. Dapat menimbulkan motivasi peserta didik karena adanya tuntutan untuk
menyelesaikan tugas.
5. Menekankan pada pencapaian tujuan bersama.
6. Mempertimbangkan kemampuan masing-masing anggota kelompok
secara adil.
Seperti model pembelajaran pada umumnya, model pembelajaran
Make-A Match juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
1. Kelebihan menggunakan model pembelajaran group investigation adalah:
 Dapat menumbuhkan sikap saling menghormati
 menumbuhkan sikap tanggung jawab
 meningkatkan percaya diri dalam menyelesaikan suatu masalah

xxxii
 merupakan model pembelajaran yang menuntut anak didik aktif dalam
pembelajaran,
 keterampilan-keterampilan mulai dari tingkat awal maupun tingkat mahir
yang dimiliki anak didik akan terlihat dalam pembelajaran ini
 lingkungan dalam pembelajaran Make-A Match yang demokratis, dapat
memberi kebebasan anak dididk dalam mengutarakan pendapat
 Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan
 Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian peserta
didik
 Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran
 Kerjasama antar sesamapeserta didik akan terwujud dengan dinamis
 Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh peserta didik
2. Adapun kekurangan dari model pembelajaran Make-A Match diantaranya
yaitu sebagai berikut:
1. Sangat memerlukan bimbingan guru untuk melakukan kegiatan
2. Guru perlu mempersipakan alat dan bahan yang memadai
3. Pada kelas dengan jumlah murid yang banyak ( lebih dari 30 anak ) jika
kurang bijaksana maka akan muncul suasana seperti pasar dengan
keramaian yang tidak terkendali
4. Bisa mengganggu ketenangan kelas di kiri kanannya

2.1.10 Langkah-langkah Kegiatan Make-A Match


Make-A Match menurut Sohimin memiliki beberapa Langkah yaitu:
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa
konsep atau topik yang cocok untuk review, sebaliknya satu
bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
b. Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu
c. Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang
dipegang,
d. Setiap peserta didik mencari pasangan dari kartu yang cocok
dengan kartunya (soal jawaban)

xxxiii
e. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya
sebelum batas waktu diberikan poin,
f. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. Demikian
seterusnya,
g. Kesimpulan/penutup34
Berikut ini adalah langkah-langkah dari model pembelajaran Make-A Match
adalah sebagai berikut :
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep
atau topik yang cocok untuk review, sebaliknya satu bagian kartu
soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok
heterogen.
3. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
4. Guru membagi beberapa kartu soal dan kartu jawaban pada setiap
kelompok
5. Masing-masing kelompok memikirkan jawaban/soal dari kartu –
kartu yang mereka miliki
6. Masing-masing kelompok mencari pasangan dari kartu yang cocok
dengan kartunya ( soal jawaban )
7. Setiap kelompok yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberikan poin
8. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap kelompok mendapat
kartu yang berbeda dari sebelumnya. Demikian seterusnya
9. Kesimpulan, Evaluasi, Penutup

2.2 KERANGKA BERFIKIR


Karakteristik mata pelajaran tema masih sulit siswa SD yang masih
berada pada tahap berpikir konkret. Demikian pula dalam pembelajarannya,
guru masih menggunakan model pembelajaran klasikal dengan metode
ceramah, sehingga tidak bisa menjembatani kesenjangan materi dan
kemampuan berpikir siswa. Konsep yang diterima cenderung verbalistik,
interaksi belajar didominasi guru, siswa menjadi pasif, tidak berani bertanya
atau mengeluarkan pendapat, dan interaksi siswa kurang terbangun.
34
Ningtyas and Wuryani.
xxxiv
Tujuan utama pembelajaran Tema harus menekankan pada
pembelajaran yang aktif dan memberikan pengalaman belajar langsung.
Untuk mencapai tujuan tersebut, guru menggunakan model pembelajaran
dan media pembelajaran yang tepat dan menarik bagi siswa. Kegiatan yang
dapat dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran Kooperatif Make A Match dikemas
dalam pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Penggunaan model
pembelajaran kooperatif Make a Match dalam pembelajaran diharapkan
dapat membantu siswa mengatasi masalah belajar.
2.3 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka diajukan hipotesis tindakan
dalam Kooperatif Make A Match dengan bantuan media kartu :
a. Hasil belajar siswa kelas II MI Hidayatul Ulum dalam pembelajaran Tema
menggunakan Model pembelajaran Kooperatif Make A Match dengan
bantuan media kartu dapat meningkat.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas II MI Hidayatul Ulum Kec. Krian
Kab Sidoarjo dengan jumlah siswa 15. Pelaksanaan pembelajaran di
dalam kelas (in door) dengan tata letak meja berbentuk klasikal
kelompok
3.1.2 Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada penelitian ini
dilakukan dengan durasi 2x35 menit, sedangkan waktu perencanaan
sampai penulisan laporan hasil penelitian dilakukan selama 2 minggu
dengan 2 siklus pada akhir semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023.
3.2 Prosedur Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas terdapat prosedur atau tahapan yang perlu
diperhatikan, antara lain :

xxxv
a. Planning (Perencanaan)
PTK ini direncanakan dalam 2 siklus yaitu
1. Pada minggu pertama dan kedua
2. Tiap siklus terdiri dari satu pertemuan
3. Tiap siklus yang menjadi perlakuan adalah penerapan pembelajaran
Kooperatif Make A Match. Kemudian hasil dari tindakan tersebut
berupa data, data tersebut diolah dan dianalisis kemudian diperoleh
masukan untuk melakukan refleksi. Hasil refleksi ini digunakan untuk
menyusun tindakan pada siklus II. Kemudian hasil refleksi dari siklus II
digunakan untuk menyusun tindakan pada siklus III. Pada dasarnya
tahap- tahap pada siklus II dan III sama dengan siklus I, hanya saja pada
pelaksanaan tindakan siklus II dan III ada perbaikan sesuai masukan
dari hasil refleksi siklus sebelumnya.
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan tindakan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Membuat indikator serta tujuan pembelajaran
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai materi
yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. RPP
pada siklus I terdiri dari satu kali pertemuan.
3) Menyiapkan Video pembelajaran yang menunjang pembelajaran
4) Merangkum materi
5) Membuat instrumen penilaian proses belajar peserta didik.
6) Menyusun Lembar Kerja Peserta didik dan soal Evaluasi diantaranya
yaitu soal kelompok dan evaluasi yang diberikan setelah pertemuan
kedua.
7) Menyiapkan instrumen penelitian dan catatan lapangan.
8) Menyiapkan instrumen penilaian RPP
b. Acting (Tindakan)
Pada tahap ini RPP yang telah disusun diterapkan dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas ini
adalah pembelajaran Kooperatif Make A Match. Tahapan pembelajaran
ini meliputi:

xxxvi
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau
topik yang cocok untuk review, sebaliknya satu bagian kartu soal
dan bagian lainnya kartu jawaban
2. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok heterogen.
3. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
4. Guru membagi beberapa kartu soal dan kartu jawaban pada setiap
kelompok
 Masing-masing kelompok memikirkan jawaban/soal dari kartu –
kartu yang mereka miliki
 Masing-masing kelompok mencari pasangan dari kartu yang cocok
dengan kartunya ( soal jawaban )
 Setiap kelompok yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberikan poin
 Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap kelompok mendapat
kartu yang berbeda dari sebelumnya. Demikian seterusnya
 Kesimpulan, Evaluasi, Penutup
c. Observing (Pengamatan)
Selama kegiatan pembelajaran Kooperatif Make A Match ,peneliti yang
dibantu observer lain melakukan pengamatan. Pengamatan yang
dilaksanakan berupa monitoring dan mendokumentasikan segala
aktivitas siswa di kelas.
d. Reflecting (Refleksi)
Setelah pembelajaran berakhir pada setiap pertemuan peneliti
mengadakan diskusi dengan guru untuk mengetahui temuan-temuan
selama tindakan pembelajaran berlangsung. Peniliti bersama guru
merenungkan hasil tindakan siklus I sebagai pertimbangan apakah
siklus satu sesuai dengan rencana yang telah dibuat atau masih perlu
perbaikan- perbaikan. Data- data yang diperoleh setelah pemberian
tindakan pada siklus I, data tersebut diolah dan dianalisis kemudian
diperoleh masukan untuk melakukan refleksi. Hasil refleksi ini
digunakan untuk menyusun tindakan pada siklus II. Siklus akan
dihentikan apabila sudah mencapai ketuntasan yang diinginkan yaitu

xxxvii
dengan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 72 dengan ketuntasan
klasikal 80%. Apabila hasil belajar yang diinginkan belum tuntas maka
diadakan siklus berikutnya.
3.3 Instrumen Penelitian
1. Instrumen Tes
Tes dalam hal ini merupakan serangkaian soal pilihan ganda yang
berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa untuk
mengumpulkan hasil penelitian. Tes awal diberikan untuk mengetahui
kemampuan siswa sebelum materi tersebut dipelajari secara mendalam.
Tes diberikan pada akhir siklus untuk memperoleh data tentang
penguasaan siswa tentang materi pelajaran yang telah dipelajari selama
siklus penelitian. Tes ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Tes akhir dilakukan untuk melihat
peningkatan hasil belajar setelah tindakan berakhir. Tes menggunakan
butir soal pilihan ganda yang berkaitan dengan materi pelajaran untuk
mengukur hasil belajar siswa.
2. Instrumen Non Tes
1. Observasi, yakni lembar observasi proses kegiatan belajar mengajar
yaitu untuk mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai
aktivitas belajar siswa, aktifitas guru dan proses pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif.
2. Dokumentasi, merupakan data mengenai hal-hal atau variabel-variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat abar, majalah, notulen rapat,
agenda dan lain-lain. Dokumen pengumpulan data digunakan untuk
mendapatkan data tambahan serta informasi lainnya yang mendukung
data penelitian baik dalam bentuk tulisan maupun visual. Dokumen
tertulis, foto dan lainnya dapat digunakan untuk memperlihatkan
suasana latar selama tindakan dilakukan atau berlangsung di kelas.
3.4 Teknik Analisis Data
a) Analisis data yang digunakan untuk menentukan ada tidaknya
peningkatan hasil belajar peserta didik pada setiap siklus adalah
deskriptif kuantitatif, skor tes dari setiap siklus dibandingkan dengan

xxxviii
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) perseorangan dan klasikal. Skor
yang diperoleh peserta didik setiap akhir siklus selanjutnya dinyatakan
dalam bentuk presentase yang menyatakan ketuntasan belajar secara
klasikal menurut ketentuan MI Hidayatul Ulum. Secara perseorangan
peserta didik telah tuntas belajar apabila kriteria ketuntasan minimal
mencapai skor tes minimal 72 untuk mengetahui ketuntasan belajar
secara individual digunakan rumus sebagai berikut.

skor mentah
Nilai = x 100
skor maksimal ideal
Secara klasikal dianggap tuntas belajar apabila telah mencapai 80%
dari jumlah peserta didik yang telah mengikuti tes yang mendapatkan nilai
minimal 72. Ketuntasan belajar klasikal peserta didik dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut ini.

jumlah peserta didik yang tuntas


Presentase (%) ketuntasan klasikal = x 100
jumlah peserta didik seluruhnya
Setelah dihitung dengan menggunakan rumus prosentase di atas,
maka akan ditentukan kriteria ketuntasan belajar peserta didik dengan
menggunakan pedoman konversi yang dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 1 : Kriteria Ketuntasan Belajar

Prosentase Ketuntasan Belajar Kriteria

85 – 100% Sangat baik


70 – 84% Baik
55 – 69% Cukup
40 – 54% Kurang
0 – 39% Sangat
Kurang

xxxix
BAB IV

4.1 Gambaran Obyek Penelitian

4.1.1 Sejarah singkat lembaga

Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Ulum berdiri sejak tahun 1959 namun pada
saat itu pembelajarannya masih Diniyah saja belum ada pembelajaran formal,
dan terdiri dari tenaga pendidiknya adalah ustadz dan para tokoh agama
setempat. Seiring dengan berjalannya waktu tokoh masyarakat yang benama H.
Nawawi dan Bpk. Sholeh mewakofkan sebidang tanah mereka untuk
mengembangkan Diniyah tersebut. Semakin lama dengan berkembangnya
zaman, pembelajaran yang berlangsung bukan hanya Diniyah namun juga
diberikannya pelajaran formal, dan dengan dipimpin oleh Drs. H. Husni Thamrin
pada tahun 1978 Diniyah mulai berkembang dengan bertambahnya peserta didik
xl
dan tenaga pendidik , Diniyah ini berubah menjadi Madrasah Ibtidaiyah dengan
keluarnya SK Pendirian tanggal 20-03-1978 dari Kemenag sekaligus
mendapatkan izin operasional dan Kepala Madrasah yang pertama adalah Drs.
H. Husni Thamrin. Sekolah ini berkembang dan berdiri sampai saat ini dengan
nama Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Ulum

4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan lembaga

a. VISI

TERBENTUKNYA GENERASI YANG BERTAQWA, BERILMU,


TERAMPIL DAN BERAKHLAQUL KARIMAH.

b. MISI

1) Menumbuhkembangkan sikap dan perilaku yang Islami


2) Menumbuhkan semangat belajar ilmu pengetahuan dan
teknologi.
3) Menciptakan lingkungan madrasah yang Islami, sehat, bersih,
indah, nyaman, dan aman.
4) Melaksanakan bimbingan dan pembelajaran secara aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan.
5) Menumbuhkan semangat prestasi akademik maupun non
akademik secara intensif.
6) Memotivasi dan memfasilitasi kemampuan, bakat dan minat
siswa.
7) Mengembangkan kepedulian sosial terhadap lingkungan
masyarakat
8) Menerapkan manajemen partisipatif warga madrasah dan
masyarakat untuk mengembangkan madrasah.
9) Mewujudkan lembaga pendidikan yang mendapatkan
kepercayaan masyarakat.

4.1.3 TUJUAN MADRASAH

a) Warga madrasah berperilaku yang sesuai dengan aqidah Islam berhaluan


ahlu sunnah wal jama’ah.
xli
b) Meningkatnya IMTAQ dan IPTEK.
a. Madrasah menjadi lingkungan yang Islami, sehat, bersih, indah
nyaman dan aman.
b. Meningkatnya nilai standart ketuntasan minimal (SKM).
c. Meningkatnya prestasi akademik maupun non akademik.
d. Mempunyai jiwa sosial terhadap lingkungan masyarakat.
e. Meningkatnya kuantitas maupun kualitas peserta didik.
f. Menjadi Lembaga Pendidikan Islam yang favorit senantiasa diminati
masyarakat

4.1.4 Kondisi SDM, sarana dan prasarana

Kondisi SDM

Kepala MI Hidayatul Ulum dijabat oleh Bpk. Dwi Hariyanto,S.Ag. Jumlah


guru ada 15 orang dan 1 orang sebagai operator Madrasah. Semua guru
telah menempuh jenjang pendidikan S1. Data tersebut dapat dilihat dalam
tabel berikut :

No Nama Jabatan Jenis kelamin Pendidikan


L P terakhir
1 Dwi Hariyanto,S.Ag Kepala Sekolah V S-1

2 Dra. Sudarsini Wakil Kepala V S-1


Sekolah
3 Siti Aminatun,S.Pd Guru V S-1

4 Nur Maslamah,S.Pd Guru V S-1

xlii
5 Mustamad ,S.Pd Guru V S-1

6 Anna Nuraini,S.Pd Guru V S-1


7 Ratna Dwi. P,S.Pd Guru V S-1
8 Lola Oktafianti,S.Pd Guru V S-1
9 Ika Wahyu Nurdiana,S.Pd.i Guru V S-1
10 Erista Jayana,S.Pd Operator V S-1
11 Yulia Susanti,S.Pd Guru V S-1
12 Hesti Nur Hidayah,S.Pd Guru V S-1
13 Nur Farida,S.Pd.I Guru V S-1
14 Yellis Mas’ud,s.Pd.I Guru V S-1
15 Ely Isnani,S.Pd TU V S-1
16 Erik Prastyah,S.Pd Guru V S-1
17 Khoirur Rozikin,S.Pd Guru V S-1

Sedangkan jumlah peserta didik untuk tahun pelajaran 2022/2023


sebanyak 303 peserta didik.

4.1.5 Sarana dan Prasarana

Bangunan MI Hidayatul Ulum berdiri di atas tanah seluasnya + 1300,


terdiri dari dua bangunan, bangunan satu berlantai 2, dan bangunan 2
berlantai satu. Terdiri dari 13 ruang kelas, 1 ruang guru dan ruang kepala
madrasah, 1 ruang lab komputer. Fasilitas penunjang berupa papan
whiteboard , dan 3 kelas menggunakan papan blackboard, kursi dan meja
guru, kursi dan meja peserta didik, proyektor dan LCD untuk 4 kelas, dan
1 proyektor dan LCD untuk lab komputer, 20 unit laptop di lab komputer,
2 PC komputer untuk kantor guru dan lab komputer, 4 unit laptop untuk
keperluan administrasi sekolah, Wifi, 6 toilet untuk peserta didik dan 1
xliii
toilet untuk guru, kipas angin, peralatan olahraga lengkap, sound system.
Secara keseluruhan sarana dan prasarana sudah lengkap.

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas II MI Hidayatul Ulum

Krian Sidoarjo dengan menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).


Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas II dengan jumlah peserta
didik sebanyak 15 peserta didik. Objek dari penelitian ini adalah pembelajaran
terhadap materi tematik menggunakan model pembelajaran kooperatif Make A
Match dengan bantuan media gambar.

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini ada dua, yang pertama adalah
data tentang peningkatan hasil belajar peserta didik dan yang kedua adalah
tentang penerapan pembelajaran model pembelajran kooperatif Make A Match
dengan bantuan media gambar. Untuk memperoleh data tentang hasil belajar
peserta didik dapat diperoleh melalui tes tulis yang dikerjakan oleh peserta didik.
Sedangkan data tentang penerapan model pembelajaran kooperatif Make A
Match dengan bantuan media gambar diperoleh melalui observasi terhadap
aktivitas guru dan aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung.

Tahap I yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut.

1. Perencanaan Siklus 1
Perencanaan tindakan kelas pada siklus 1 meliputi kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
i. Menentukan jadwal pelaksanaan siklus
Pertama-tama yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan kepala madrasah
mengenai ijin pelaksanaan PPL Siklus 1. Setelah mendapat ijin dari kepala
dan berkoordinasi dengan teman sejawat untuk jadwal siklus 1 yaitu 2 x 35
menit, Mempelajari tema 4 subtema 2 pembelajaran 1 kelas II yang akan
dipelajari dengan model Pembelajaran Make a Match dengan media kartu.
Tabel 4.1 Jadwal Penelitian Siklus 1

No Hari / tanggal Kegiatan Materi Waktu


1 Jumat, 9 desember Penyampaia Tema 4 07.00-08.00
xliv
2022 n materi dan subtema 2
mengerjakan pb 1
LKPD
Evaluasi/ Tema 4 08.00-08.10
Tes Akhir subtema 2
siklus pb 1
ii. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang Tema 4 Hidup
Bersih dan Sehat Sub Tema 2 Hidup bersih dan sehat di sekolah
Pembelajaran 1 yang akan dipelajari dengan model pembelajaran
pembelajaran kooperatif Make A Match dengan bantuan media kartu.
Dalam pembelajaran ini terdapat 3 mata pelajaran yaitu, Bahasa Indonesia
dengan materi makna kosakata, Sbdp dengan materi gerak keseharian dalam
tari, dan Matematika dengan materi bangun datar.
iii. Menyiapkan media kartu untuk penrapan model pebelajaran make a match.
iv. Menyiapkan Media pembelajaran berupa Power Point dan video menunjang
pembelajaran.
v. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti LCD Proyektor yang
digunakan untuk menyampaikan materi kepada peserta didik.
vi. Membuat Lembar KerjaPeserta Didik (LKPD) berupa soal-soal yang akan
dikerjakan peserta didik. LKPD kelompok dan soal Evaluasi yang diberikan
pada kegiatan akhir pembelajaran Siklus
vii. Menyiapkan lembar observasi yang digunakan pada siklus 1 yang berisi
catatan segala aktivitas selama pembelajaran siklus 1 berlangsung yang
mencakup kegiatan peserta didik dan guru
viii. Lembar pengamatan yang meliputi bagaimana guru menyampaikan materi
dengan tepat, menggunakan berbagai sumber pembelajaran termasuk media
yang digunakan membimbing, memotivasi peserta didik, melakukan
penilaian proses dan tanyajawab, melakukan evaluasi pembelajaran dan
arahan tindak lanjut setelah evaluasi.
ix. Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui pendapat peserta didik
dan teman sejawat tentang pembelajaran siklus 1, apakah pembelajaran ini

xlv
menyenangkan, berbeda dengan pembelajaran sebelumnya, apakah aktivitas
peserta didik meningkat dan lain sebagainya.
b) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksananan tindakan merupakan penerapan isi rancangan yaitu menggunakan


tindakan kelas yang dilakukan guru sebagai berikut :

1. Kegiatan Pendahuluan

Pada awal pembelajaran guru memberi salam dan menanyakan kabar kepada
peserta didik dan peserta didik menjawab salam. Selanjutnya guru meminta
peserta didik yang dating paling awal untuk memimpin doa bersama sebelum
pembelajaran dimulai. Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan
memanggil nama-nama peserta didik menurut absen.

 Tahap 1. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan Memotivasi siswa


Guru memberi motivasi kepada peserta didik agar semangat dalam
mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan Tepuk PPK
bersama-sama. Guru memberikan apersepsi melalui tanya jawab yang
berkaitan dengan tema yang akan diajarkan untuk menggali pengetahuan
awal peserta didik dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dilanjutkan
dengan menginformasikan materi yang akan diajarkan.

Guru Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan Inti

xlvi
b. Tahap 2. Menyajikan Informasi
Sebelumnya Guru membagi kelompok yang heterogen, masing masing
kelompok beranggotakan 5 orang siswa. Siswa mengamati video yang
disajikan guru. Kemudian melakukan tanya jawab.
c) Tahap 3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok ( Tahap
Make A Match )
1) Tahap persiapan
• Guru membagi kelompok-kelompok tadi menjadi 2
kelompok yakni kelompok A Pertanyaan dan B Jawaban
• Guru menyajikan media berupa kartu-kartu yang berisikan
soal dan jawaban

2) Tahap Penyampaian
• Guru memberi petunjuk langkah-langkah permainan
• Guru mempersilahkan kelompok A pemegang soal berada di sisi
sebelah kiri guru dan kelompok B pemegang jawaban di sisi sebelah
kanan guru

xlvii
• Guru memberi waktu kepada siswa untuk mencari jawaban yang
sesuai dari kartu yang mereka pegang
• Kemudian guru meminta siswa untuk segera mencocokkan kartu yang
mereka pegang. Kelompok yang sudah merasa cocok dengan kartunya
dipersilahkan maju ke depan

d) Tahap Penampilan Hasil


• Kelompok yang telah mencocokkan kartu diberi waktu untuk
mempresentasikan hasil kartunya

• Guru mengoreksi setiap jawaban kelompok yang pesentasi bersama


peserta didik yang lain
• Siswa yang dapat mencocokkan kartu dengan benar sebelum
batas waktu diberi point
• Siswa dipersilahkan kembali ke kelompok awal
Kegiatan menyocokkan kartu ( make a match )
e) Tahap 4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar

xlviii
 Guru membagikan LKPD untuk dikerjakan peserta didik secara
berkelompok, siswa dibimbing untuk memahami dan mengerjakan
LKPD, siswa berdiskusi dan kerja kelompok dipantau oleh guru.

 Siswa mempresentasikan hasil dari jawabannya, teman lain dan guru


menanggapi jawaban peserta didik sekaligus memberikan
penegasan/klarifikasi terkait jawaban peserta didik.

c) Kegiatan Penutup
Guru menyimpulkan materi pembelajaran bersama dengan siswa
f) Tahap 5. Evaluasi
Setelah kegiatan menyimpulkan, guru memfasilitasi siswa dengan
memberikan soal evaluasi kepada semua peserta didik dikerjakan
secara individu, untuk mengukur hasil belajar pada siklus 1.
g) Tahap penghargaan

Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang telah mengikuti


pembelajaran dengan baik.
xlix
Kemudian guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah.

c. Hasil Observasi Siklus 1

1) Observasi aktivitas guru

Hasil pengamatan kegiatan guru selama proses pembelajaran pada

siklus 1

Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pada Siklus 1


No Uraian kegiatan Skor
1 2 3 4
Tahap 1 : Menyampaiakan Tujuan dan Memotivasi
Peserta Didik
1 Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya v
dan mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari dan diharapkan dikaitkan dengan
pengalaman peserta didik dalam kehidupan sehari-hari
2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan V
menginformasikan materi yang akan dipelajari hari ini
Tahap 2 : Menyajikan Informasi
3 Guru menunjukkan video yang ditampilkan pada Lcd v
proyektor
4 Guru mengarahkan peserta didik untuk mengamati v
video tentang lingkungan sehat dan bersih di sekolah
5 Guru dan peseta didik melakukan tanya jawab mengenai V
teks pada video
6 Guru menanyangkan video tentang gerak keseharian V
dalam tari
7 Guru menayangkan video bangun datar V
Tahap 3 : Mengorganisasi peserta didik ke dalam
kelompok( tahap Make A Match )
8 Guru membagi kelompok pertanyaan dan kelompok v
jawaban
9 Guru menyajikan media berupa kartu-kartu yang soal v
dan jawaban
10 Guru memberikan petunjuk langkah-langkah permainan v
11 Guru mengoreksi setiap jawaban dari pasangan peserta v
didik yang melakukan presentasi
Tahap 4 : Membimbing kelompok dalam bekerja
dan belajar
12 Guru membagikan LKPD untuk dikerjakan peserta didik v
secara berkelompok
13 Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam selama v
proses diskusi .
l
14 Guru memberi jawaban dan arahan atas kesulitan yang v
dihadapi peserta didik
Tahap 5 : Evaluasi
15 Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan tes v
akhir siklus 1.(Mandiri)
Tahap 6 : Penghargaan
16 Guru memberi penghargaan kepada peserta didik yang v
telah mengikuti pembelajaran dengan baik
Jumlah skor 67
Skor maksimal 80
Prosentase 83,75%
Kategori Baik
Keterangan/ Kategori:
4/85-100 = sangat baik
3/70-84 = baik
2/55-69 = cukup
1/0-54 = kurang

Berdasarkan tabel 3.2. dapat diketahui bahwa persentase skor aktivitas guru
pada siklus I adalah 83,75 % sehingga tingkat keberhasilan dikategorikan baik. Hal
ini menunjukkan bahwa guru sudah mampu menerapkan dengan baik langkah-
Langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe
Make A Match dengan bantuan media gambar. Setelah pelaksanaan proses belajar
menggunakan model Kooperatif tipe Make A Match dengan bantuan media
gambar, maka diketahui beberapa catatan yang menentukan apakah perlu untuk
dilanjutkan ke siklus berikutnya. Adapun catatan pada siklus I dan saran yang telah
di berikan oleh observer yaitu guru kurang mengkondisikan kelas sehingga pada
saat menerapkan model make a match dengan bantuan media gambar.suasana kelas
menjadi gaduh, peserta didik memerlukan waktu yang lebih untuk mencari
pasangan kartunya dikarenakan kartu yang disediakan kurang besar , sehingga
tulisannya kurang jelas, model kooperatif tipe make a match dengan bantuan media
gambar. masih baru untuk anak kelas II di MI Hidayatul Ulum sehingga peserta
didik harus dituntun pelan-pelan agar lebih memahami pembelajaran.

Berdasarkan penjabaran di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan siklus 1


masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Adanya upaya-upaya di atas, bisa

li
dijadikan acuan dalam perbaikan pada siklus selanjutnya yaitu pada siklus 2.
Sehingga dapat diharapkan pada siklus 2 nanti dapat diperoleh hasil lebih baik dari

siklus 1 yang akan berdampak pada nilai-nilai peserta didik pada siklus 2
meningkat.

2). Observasi aktivitas peserta didik


Sedangkan data hasil observasi aktivitas peserta didik pada siklus I dapat dilihat
padatabel berikut ini:
Tabel 3.3 Hasil Pengamatan Aktivitas siswa Pada Siklus 1
No Uraian kegiatan Skor
1 2 3 4
Tahap 1 : Menyampaiakan Tujuan dan Memotivasi
Peserta Didik
1 Siswa memperhatikan Guru menyampaikan tujuan V
pembelajaran dan menginformasikan materi yang akan
dipelajari hari ini
Tahap 2 : Menyajikan Informasi
2 Siswa mengamati video yang ditampilkan pada Lcd v
proyektor
3 Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai teks V
pada video
4 Siswa mengamati video tentang gerak keseharian dalam V
tari yang ditayangkan guru
5 Siswa mengamati video tentang bangun datar dalam tari V
yang ditayangkan guru
Tahap 3 : Mengorganisasi peserta didik ke dalam
kelompok( tahap Make A Match )
6 Siswa dibagi kedalam kelompok yang terdiri dari V
kelompok pertanyaan dan kelompok jawaban
7 Siswa mencari pasangan dengan mencocokkan kartu V
8 Siswa mempresentasikan hasil diskusi v
Tahap 4 : Membimbing kelompok dalam bekerja
dan belajar
9 Siswa berdiskusi dan kerja kelompok untuk v
mengerjakan
soal-soal LKPD
10 Siswa bertanya tentang kesulitannya v
Tahap 5 : Evaluasi
11 Siswa melaksanakan evaluasi individu dengan meminta v
peserta didik untuk mengerjakan tes akhir siklus 1.
Jumlah skor 63
Skor maksimal 75
Prosentase 79%
lii
Kategori Baik
Keterangan/ Kategori:
4/85-100 = sangat baik
3/70-84 = baik
2/55-69 = cukup
1/0-54 = kurang

Berdasarkan tabel 3.3 dapat diketahui bahwa persentase skor aktivitas


peserta didik pada siklus I adalah 79% sehingga tingkat keberhasilan dikategorikan
baik. Hal ini menunjukan bahwa siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan
baik berdasarkan tahap-tahap pembelajaran menggunakan model Make A Match.

3). Hasil Analisis Data Pelaksanaan Evaluasi Hasil Belajar Siklus I

Berdasarkan hasil pengoreksian lembar jawaban soal tes setelah mengikuti


proses pembelajaran dengan mengunakan model kooperatif tipe Make A Match
dengan bantuan media kartu pada pembelajaran tematik Tema 4 Subtema 2
Pembelajaran 1, untuk hasil belajar menunjukkan bahwa masing-masing siswa
memiliki hasil belajar yang berbeda- beda. Sesuai dengan indikator
peningkatannya, yaitu siswa dikatakan memiliki nilai hasil belajar yang baik
atau meningkat apabila nilai hasil tes yang diperoleh peserta didik ≥ Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 72. Jumlah siswa secara keseluruhan yang
mengikuti tes ada 15 peserta didik. Data nilai hasil belajar berdasarkan tes dapat
dilihat pada tabel 3.4 di bawah ini:

Tabel 3.4 Nilai Hasil Belajar Peserta didik Siklus 1

No Nama siswa KKM Nilai siklus 1 Keterangan


1 Angel 72 90 Tuntas
2 Ima 72 90 Tuntas
3 Bilqis 72 90 Tuntas
4 Rara 72 50 Belum Tuntas
5 Zidan 72 80 Tuntas
6 Azzam 72 60 Belum Tuntas
7 Affan 72 60 Belum Tuntas

liii
8 Hanif 72 70 Belum Tuntas
9 Naufal 72 90 Tuntas
10 Syafiqah 72 80 Tuntas
11 Aqilah 72 70 Belum Tuntas
12 Mikaila 72 80 Tuntas
13 Alvaro 72 90 Tuntas
14 Reisya 72 80 Tuntas
15 Daffa 72 80 Tuntas
Jumlah peserta didik tuntas (nilai ≥72) 10
Jumlah peserta didik tidak tuntas (nilai ≤72) 5
Jumlah peserta didik masuk 15
Presetase peserta didik tuntas 67%
Presentase peserta didik tidak tuntas 33%
Ketuntasan Klasikal (80%) 67%
Berdasarkan Tabel 3.4 pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus 1
maka diperoleh hasil belajar peserta didik dari evaluasi yang dilaksanakan yaitu
jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 10 peserta didik (67%), sedangkan
peserta didik yang tidak tuntas adalah 5 peserta didik (33%) dari 15 peserta didik
yang masuk pada siklus 1 dengan KKM sebesar 72 untuk mata pelajaran
Tematik Kelas II yang telah ditetapkan oleh Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul
Ulum. Pencapaian hasil belajar pada siklus 1 masih belum dikatakan berhasil
walaupun peserta didik yang tuntas sudah mulai mendominasi yaitu sebanyak 10
peserta didik dari 15 peserta didik yang masuk. Hal tersebut dikarenakan belum
mencapai ketuntasan klasikal yang di tetapkan Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul
Ulum yaitu minimal 80% dari jumlah peserta didik yang mengikuti tes.
Sedangkan pada siklus 1 hanya mencapai 67% dari jumlah peserta didik yang
mengikuti tes, dengan demikian kegiatan pembelajaran pada siklus 1 belum
berhasil sehingga akan lanjut pada siklus 2.

liv
Diagram hasil belajar siklus 1

siswa tidak tuntas

siswa tuntas

Ketuntasan Klasikal

0% 50% 100% 150% 200% 250% 300% 350% 400% 450% 500%

Column2 Column1 Series 1

Keterangan
Ketuntasan klasikal = 80 %
Siswa Tuntas = 67 %
Siswa tidak tuntas = 33 %

c. Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus 1


Berdasarkan hasil observasi serta hasil evaluasi pada siklus 1 terdapat beberapa

hal yang didapatkan oleh peneliti untuk mendapatkan tindak lanjut atau perbaikan
pada tahap selanjutnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Table 3.5 Hasil Refleksi Siklus 1


Kekurangan Siklus 1 Rencana di Siklus 2
Guru kurang mengkondisikan kelas Guru melakukan persiapan secara
sehingga pada saat menerapkan model matang, dan lebih menguasai kelas
make a match susana kelas menjadi gaduh agar sauasana tidak gaduh
Peserta didik memerlukan waktu yang Guru membuat kartu soal dan
lebih untuk mencari pasangan kartunya jawaban dengan ukuran yang lebih
dikarenakan kartu yang disediakan kurang besar dan tulisan yang lebih jelas
besar ukurannya, sehingga tulisannya
kurang jelas
Model kooperatif tipe make a match Guru lebih memahami dan
masih baru untuk anak kelas II di MI mendalami bagaimana mengajar
Hidayatul Ulum sehingga peserta didik dengan menggunakan model make a
harus dituntun pelan-pelan agar lebih match sehingga diharapkan lebih
memahami pembelajaran. mempertegas dan memperjelas
langkah-langkah pembelajaran make
a match

lv
2) Pelaksanaan Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan pada siklus I, diketahui
bahwa perlunya melaksankan tindakan siklus II untuk memperbaiki kekurangan
yang terjadi pada siklus I. Hal ini dilakukan agar pencapaian hasil belajar peserta
didik dapat terwujud.

Siklus II dilaksanakan dalam empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan,


observasi dan refleksi seperti yang akan di paparkan berikut ini:

a. Perencanaan Siklus II
Perencanaan pada siklus II yaitu memperbaiki kekurangan pada siklus I
berdasarkan refleksi hasil dari siklus I. Oleh karena itu, indikator penelitian yang
belum tercapai pada siklus I, dilanjutkan dengan perbaikan pada siklus II,
peneliti juga menyiapkan RPP II, LKPD , fasilitas dan sarana pendukung seperti
LCD Proyektor yang digunakan untuk menyampaikan materi kepada peserta
didik, media visual untuk menunjang kegiatan penelitian selanjutnya dan soal
evaluasi yang diberikan pada kegiatan akhir pembelajaran Siklus.
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada hari Jumat, 16
Desember 2022. Kegiatan ini dilakukan satu kali pertemuan dengan alokasi
waktu 2x35 menit, mulai dari pukul 07.00-08.10 WIB. Dalam kegiatan
pelaksanan, peneliti dibantu oleh rekan kerja yang bertidak sebagai observer,
sedangkan peneliti bertindak sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran yang peneliti lakukan mengacu pada RPP yang telah dibuat.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilakukan peneliti dengan
menggunakan model Kooperatif tipe Make A Match pada pembelajaran tematik.
Tahap pelaksanaan ini terbagi atas tiga jenis kegiatan, yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Ketiga jenis kegiatan tersebut
dijelaskan antara lain sebagai berikut:
1. Kegiatan Pendahuluan

Pada awal pembelajaran guru memberi salam dan menanyakan kabar


kepada peserta didik dan peserta didik menjawab salam. Selanjutnya guru
lvi
meminta peserta didik yang datang paling awal untuk memimpin doa
bersama sebelum pembelajaran dimulai. Guru mengecek kehadiran peserta
didik dengan memanggil nama-nama peserta didik menurut absen dan
memeriksa kesiapan diri peserta didik ,kerapihan pakaian, posisi dan tempat
duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

 Tahap 1. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan Memotivasi peserta


didik
Guru memberi motivasi kepada peserta didik agar semangat dalam
mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan membaca teks
‘’Pancasila” bersama-sama. Guru memberikan apersepsi melalui tanya
jawab yang berkaitan dengan tema yang akan diajarkan untuk menggali
pengetahuan awal peserta didik dan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dilanjutkan dengan menginformasikan materi yang akan
diajarkan.
2. Kegiatan Inti
 Tahap 2. Menyajikan Informasi
Peserta didik membaca teks bacaan “Halaman kelas yang bersih” secara
Bersama kemudian menjawab pertanyaan yang ada pada teks bacaan
secara mandiri. Guru meminta peserta didik mengamati video tema hidup
bersih dan sehat di sekolah. Kemudian guru meminta peserta didik
Kembali mmebaca teks bacaan secara bergantian. Dan meminta peserta
didik menirukan gerak keseimbangan statis.
 Tahap 3 Membimbing diskusi
Guru mmebagi peserta didik ke dalam kelompok dengan jumlah anggota
tiap kelompok 5 orang. Guru membagikan LKPD. Guru meminta peserta
didik untuk mendiskusikan tugas kelompok pada LKPD. Kemudian
mempresentasikannya ke depan. Guru berkeliling dari satu kelompok ke
kelompok lain untuk membimbing diskusi kelompok.
 Tahap 4. Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok ( Tahap
Make A Match )
a. Tahap persiapan

lvii
1. Guru membagi kelompok-kelompok tadi menjadi 2 kelompok
yakni kelompok A Pertanyaan dan B Jawaban

2. Kelompok A Pertanyaan , Kelompok B Jawaban


3. Guru menyajikan media berupa kartu-kartu yang berisikan soal dan
jawaban

c. Tahap Penyampaian
1. Guru memberi petunjuk langkah-langkah permainan
2. Guru mempersilahkan kelompok A pemegang soal berada di sisi
sebelah kiri guru dan kelompok B pemegang jawaban di sisi
sebelah kanan guru

3. Guru memberi waktu peserta didik untuk mencari jawaban yang


sesuai dari kartu yang mereka pegang

lviii
4. Kemudian guru meminta peserta didik untuk segera mencocokkan
kartu yang mereka pegang. Kelompok yang sudah merasa cocok
dengan kartunya dipersilahkan maju ke depan

d. Tahap Penampilan Hasil


1. Kelompok yang telah mencocokkan kartu diberi waktu untuk
mempresentasikan hasil kartunya

lix
2. Guru mengoreksi setiap jawaban kelompok yang pesentasi
Bersama peserta didik yang lain
3. Peserta didik yang dapat mencocokkan kartu dengan benar
sebelum batas waktu diberi point
4. Peserta didik dipersilahkan kembali ke kelompok awal

3. Kegiatan Penutup

Guru menyimpulkan materi pembelajaran bersama dengan peserta didik

 Tahap 5. Evaluasi
Setelah kegiatan menyimpulkan, guru memfasilitasi peserta didik dengan
memberikan soal evaluasi kepada semua peserta didik dikerjakan secara
individu, untuk mengukur hasil belajar pada siklus II terdiri 6 soal uraian.
 Tahap 6 . Penghargaan
Guru memberikan penghargaan kepada peserta didik yang telah mengikuti
pembelajaran dengan baik. Selanjutnya guru menyampaiakan tagihan untuk
persiapan pertemuan berikutnya, peserta didik diminta untuk membaca teks
yang berjudul siput bukanlah hewan yang lemah. Kemudian guru menutup
pelajaran dengan membaca basmalah.

C. Pengamatan
1. Hasil Observasi aktivitas guru siklus II
Hasil pengamatan kegiatan guru selama proses pembelajaran pada siklus II
Tabel 3.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pada Siklus II

No Uraian kegiatan Skor


1 2 3 4
Tahap 1 : Menyampaiakan Tujuan dan Memotivasi
Peserta Didik
1 Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya v
dan mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari dan diharapkan dikaitkan dengan
pengalaman peserta didik dalam kehidupan sehari-hari
2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan v
menginformasikan materi yang akan dipelajari hari ini
lx
Tahap 2 : Menyajikan Informasi
3 Guru menunjukkan video yang ditampilkan pada Lcd v
proyektor
4 Guru mengarahkan peserta didik untuk mengamati v
video tentang lingkungan sehat dan bersih di sekolah
5 Guru dan peseta didik melakukan tanya jawab mengenai V
teks pada video
6 Guru menanyangkan video tentang gerak keseharian v
dalam tari
7 Guru menayangkan video bangun datar V
Tahap 3 : Mengorganisasi peserta didik ke dalam
kelompok( tahap Make A Match )
8 Guru membagi kelompok pertanyaan dan kelompok v
jawaban
9 Guru menyajikan media berupa kartu-kartu yang soal V
dan jawaban
10 Guru memberikan petunjuk langkah-langkah permainan v
11 Guru mengoreksi setiap jawaban dari pasangan peserta V
didik yang melakukan presentasi
Tahap 4 : Membimbing kelompok dalam bekerja
dan belajar
12 Guru membagikan LKPD untuk dikerjakan peserta didik v
secara berkelompok
13 Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam selama v
proses diskusi .
14 Guru memberi jawaban dan arahan atas kesulitan yang V
dihadapi peserta didik
Tahap 5 : Evaluasi
15 Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan tes v
akhir siklus 1.(Mandiri)
Tahap 6 : Penghargaan
16 Guru memberi penghargaan kepada peserta didik yang v
telah mengikuti pembelajaran dengan baik
Jumlah skor 70
Skor maksimal 80
Prosentase 90%
Kategori Sangat Baik
Keterangan/ Kategori:
4/85-100 = sangat baik
3/70-84 = baik
2/55-69 = cukup
1/0-54 = kurang
Berdasarkan tabel 3.6 dapat diketahui bahwa persentase skor aktivitas guru
pada siklus II adalah 90 % sehingga tingkat keberhasilan dikategorikan
lxi
sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan persentase
skor aktivitas guru dari siklus 1 83,75% meningkat pada siklus II menjadi
90 % . Meskipun masih ada beberapa kekurangan pada sebagaian kecil
aspek yang diamati. Berdasarkan hasil persentase yang didapatkan maka
pada aktivitas guru termasuk dalam kategori sangat baik.

2. Observasi aktivitas peserta didik


Sedangkan data hasil observasi aktivitas peserta didik pada siklus II dapat
dilihat padatabel berikut ini:
Tabel 3.7 Hasil Pengamatan Peserta didik Pada Siklus II
No Uraian kegiatan Skor
1 2 3 4
Tahap 1 : Menyampaiakan Tujuan dan Memotivasi
Peserta Didik
1 Siswa memperhatikan Guru menyampaikan tujuan v
pembelajaran dan menginformasikan materi yang akan
dipelajari hari ini
Tahap 2 : Menyajikan Informasi
2 Siswa mengamati video yang ditampilkan pada Lcd V
proyektor
3 Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai teks V
pada video
4 Siswa mengamati video tentang gerak keseharian dalam v
tari yang ditayangkan guru
5 Siswa mengamati video tentang bangun datar dalam tari V
yang ditayangkan guru
Tahap 3 : Mengorganisasi peserta didik ke dalam
kelompok( tahap Make A Match )
6 Siswa dibagi kedalam kelompok yang terdiri dari V
kelompok pertanyaan dan kelompok jawaban
7 Siswa mencari pasangan dengan mencocokkan kartu V
8 Siswa mempresentasikan hasil diskusi V
Tahap 4 : Membimbing kelompok dalam bekerja
dan belajar
9 Siswa berdiskusi dan kerja kelompok untuk V
mengerjakan
soal-soal LKPD
10 Siswa bertanya tentang kesulitannya V
Tahap 5 : Evaluasi
11 Siswa melaksanakan evaluasi individu dengan meminta V
peserta didik untuk mengerjakan tes akhir siklus 1.
Jumlah skor 64
Skor maksimal 76

lxii
Prosentase 90%
Kategori Sangat Baik
Keterangan/ Kategori:
4/85-100 = sangat baik
3/70-84 = baik
2/55-69 = cukup
1/0-54 = kurang

Berdasarkan tabel 3.3 dapat diketahui bahwa persentase skor aktivitas


peserta didik pada siklus II adalah 90% mengalami sedikit peningkatan dari
siklus 1 namun tingkat keberhasilan dikategorikan sangat baik. Hal ini
menunjukan bahwa peserta didik mampu mengikuti pembelajaran dengan
sangat baik berdasarkan tahap-tahap pembelajaran menggunakan model
Make A Match dengan bantuan media kartu.

3. Hasil Analisis Data Pelaksanaan Evaluasi Hasil Belajar Siklus II


Setelah kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model kooperatif
tipe make a match dengan bantuan media kartu selesai, guru memberikan
tes tulis kepada peserta didik dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
peningkatan hasil belajar peserta didik dapatkan pada pembelajaran tematik.
Berdasarkan intrumen penilaian yang telah dibuat oleh peneliti didapatkan
hasil tes akhir pada siklus II sebagai berikut:
Tabel 3.8 Nilai Hasil Belajar Peserta didik Siklus II

No Nama siswa KKM Nilai siklus 1 Keterangan


1 Angel 72 90 Tuntas
2 Ima 72 90 Tuntas
3 Bilqis 72 90 Tuntas
4 Rara 72 50 Belum Tuntas
5 Zidan 72 80 Tuntas
6 Azzam 72 75 Tuntas
7 Affan 72 75 Tuntas
8 Hanif 72 75 Tuntas
9 Naufal 72 90 Tuntas

lxiii
10 Syafiqah 72 80 Tuntas
11 Aqilah 72 85 Tuntas
12 Mikaila 72 80 Tuntas
13 Alvaro 72 90 Tuntas
14 Reisya 72 80 Tuntas
15 Daffa 72 80 Tuntas
Jumlah peserta didik tuntas (nilai ≥72) 14
Jumlah peserta didik tidak tuntas (nilai ≤72) 1
Jumlah peserta didik masuk 15
Presetase peserta didik tuntas 93%
Presentase peserta didik tidak tuntas 7%
Ketuntasan Klasikal (80%) 93%

Berdasarkan Tabel 3.8 pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II


maka diperoleh hasil belajar peserta didik dari evaluasi yang dilaksanakan
menunjukkan peningkatan yaitu pada siklus I jumlah peserta didik yang
tuntas sebanyak 10 peserta didik (67%), sedangkan peserta didik yang tidak
tuntas adalah 5 peserta didik (33%) dari 15 peserta didik. Setelah dilakukan
perbaikan pada siklus II , jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 14
peserta didik (93%), yang tidak tuntas 1 peserta didik (7%) dari 15 peserta
didik. Pencapaian hasil belajar pada siklus II dikatakan berhasil karena
persentase ketuntasan hasil belajar peserta didik pada materi pembelajaran
tematik telah mencapai ketuntasan klasikal yang sudah ditentukan, yaitu
80%, dengan demikian kegiatan pembelajaran pada siklus II akan
dihentikan.

d. Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus II

Berdasarkan hasil observasi pada Siklus II pada setiap komponen yang


diamati sudah mengalami peningkatan dan telah mencapai indicator kinerja
yang ditentukan. Berdasarkan hasil temuan pada siklus II, penerapan model
kooperatif tipe make a match dengan bantuan media kartu pada
pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

lxiv
4.4 Pembahasan

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil belajar peserta didik sebagian


besar di atas KKM artinya telah mencapai ketuntasan klasikal yang sudah
ditetapkan. Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar
mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap peserta didik kelas
II MI Hidayatul Ulum Krian Sidoarjo, dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe make a match dengan bantuan media kartu mampu
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Tematik. Hal
tersebut dapat dilihat dengan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik di
setiap siklusnya.

1. Pelaksanaan Observasi Aktivitas Guru


Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan observasi pada siklus I menunjukkan
hasil persentase skor aktivitas guru pada siklus I adalah 83,75 % sehingga
tingkat keberhasilan dikategorikan baik. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah
mampu menerapkan dengan baik langkah- langkah pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match namun dari
hasil catatan observer ditemukan bahwa aktivitas guru belum maksimal, guru
kurang mengkondisikan kelas sehingga pada saat menerapkan model make a
match dengan media gambar susana kelas menjadi gaduh. Oleh sebab itu perlu
diperbaiki pada siklus berikutnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus
II, aktivitas guru mengalami peningkatan dan dikategorikan sangat baik yakni
90%, ttingkat keberhasilan dikategorikan sangat baik. Guru sudah terbiasa
memahami langkah-langkah penggunaan model pembelajaran make a match
dengan bantuan media kartu. Kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus
I dapat diatasi dengan baik oleh guru pada siklus II. Oleh karena itu pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II dinyatakan berhasil karena memenuhi indikator
kriteria keberhasilan.

lxv
Tabel observasi aktivitas guru
92.00%

90.00%

88.00%

86.00%

84.00%

82.00%

80.00%
siklus 1 (%) siklus 2 (%)

aktifitas guru Column2 Column1

2. Pelaksanaan Observasi Aktivitas Peserta Didik


Setelah dilakukan penelitian terhadap peserta didik kelas II MI Hidayatul Ulum
Krian Sidoarjo dapat diketahui adanya peningkatan pada aktivitas peserta didik
dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan
media kartu. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan pelaksanaan observasi
pada siklus I menunjukkan hasil persentase skor aktivitas peserta didik adalah
79%, sehingga tingkat keberhasilan dikategorikan baik. Hal ini menunjukan
bahwa sebagian besar peserta didik mampu mengikuti pembelajaran dengan baik
berdasarkan tahap-tahap pembelajaran menggunakan model Make A Match,
namun dari hasil pengamatan observer masih ditemukan sedikit kekurangan yakni
beberapa peserta didik terlihat masih kebingungan pada pembelajaran tipe make a
match, dikarenakan tipe make a match masih baru untuk anak kelas II di MI
Hidayatul Ulum. Oleh sebab itu perlu diperbaiki pada siklus berikutnya. Pada
siklus II aktivitas peserta didik mengalami sedikit peningkatan namun
dikategorikan sangat baik yakni 90%.
Data tersebut dapat dilihat dari diagram berikut ini :

lxvi
TABEL OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK
92
90
88
86
84
82
80
78
76
74
72
SIKLUS 1 (%) SIKLUS 2 (%)

Series 1 Column1 Column2

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan merujuk pada teori Paul D.
Dierich tentang pembagian aspek keaktifan belajar peserta didik dan kaitannya
dengan berbagai aktivitas yang dilakukan pada pembelajaran kooperatif tipe make a
match dengan bantuan media gambar, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif tipe make a match dengan bantuan media gambar dapat meningkatkan
keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan yang
disampaikan oleh Miftahul Huda bahwa pembelajaran kooperatif tipe make a match
dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik baik secara kognitif maupun
psikomotor. Maka pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan media kartu
dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta
didik.

3, Hasil Belajar Peserta Didik

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan


pembelajaran kooperatif tipe make a match mampu meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada mata pelajaran Tematik. Hal tersebut dapat dilihat dengan
adanya peningkatan hasil belajar peserta didik dari siklus I ke siklus II.

lxvii
Data tersebut dapat dilihat dari diagram berikut ini :

TABEL HASIL BELAJAR


94
92
90
88
86
84
82
80
78
SIKLUS 1 (%) SIKLUS 2 (%)

Series 1 Series 2 Column1

Berdasarkan Diagram tersebut diketahui bahwa hasil belajar peserta didik


pada siklus I menunjukkan persentase ketuntasan sebesar 67%, dengan 10 peserta
didik yang memenuhi KKM dan 5 peserta didik tidak memenuhi KKM. Pencapaian
hasil belajar siklus I dikatakan belum berhasil dikarenakan belum mencapai
ketuntasan klasikal yang ditetapkan Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Ulum yaitu
minimal 80%. Sehingga dilakukan penelitian siklus II. Pada siklus II menunjukkan
peningkatan, persentase ketuntasan sebesar 93%, dengan 14 peserta didik
memenuhi KKM dan 1 peserta didik tidak memenuhi KKM. Pencapaian hasil
belajar pada siklus II dikatakan berhasil karena persentase ketuntasan hasil belajar
peserta didik pada materi pembelajaran tematik telah mencapai ketuntasan klasikal
yang sudah ditentukan, yaitu 80%,

Hasil belajar peserta didik dari siklus I sampai siklus II mengalami


peningkatan dan sudah mencapai indikator keberhasilan. Hal ini sejalan dengan
pendapat Kurniasih dan Berlin bahwa salah satu keunggulan model pembelajaran
make a match dengan bantuan media kartu adalah dapat memperbaiki hasil belajar
peserta didik guna mencapai ketuntasan klasikal, dengan demikian penerapan
pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan media gambar pada
mata pelajaran Tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa . hal tersebut karena
dalam pembelajaran kooperatif tipe make a match peserta didik mencari pasangan

lxviii
sambil mempelajari suatu konsep atau topik tertentu dalam suasana yang
menyenangkan menurut Miftahul Huda.

lxix
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penerapan
pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan media kartu
pada pembelajaran Tema Hidup bersih dan sehat di sekolah untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II MI Hidayatul Ulum Krian
Sidoarjo, dapat disimpulkan bahwa :
A. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe make a match dengan bantuan media kartu mengalami
peningkatan, hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas guru dan
peningkatan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran di setiap
siklus. Pada siklus I menunjukkan persentase skor aktivitas guru sebesar
83,75%, siklus II sebesar 90%. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan persentase sebesar 6,25% dari siklus I ke siklus II.
B. Pelaksanaan pembelajaran pada pelajaran Tema Hidup Bersih dan Sehat
di sekolah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe make a match
dengan bantuan media kartu kelas II MI Hidayatul Ulum Krian Sidoarjo
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini berdasarkan
hasil tes tulis di setiap akhir siklus. Pada siklus I persentase peserta
didik yang tuntas KKM sebesar 67%, kemudian meningkat menjadi
93% pada siklus II. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan
persentase sebesar 26%.

5.2 Saran – saran

Setelah dilaksanakan penelitian di MI Hidayatul Ulum Kecamatan Krian


Kabupaten Sidoarjo, berikut disampaikan beberapa saran yang dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran ke arah
yang lebih baik :

1. Bagi Guru

lxx
a. Guru dapat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe make a match pada
materi lain sebagai variasi pelaksanaan pembelajaran di kelas agar
peserta didik tidak jenuh dan bosan.
b. Guru harus mampu mengatur waktu dengan optimal pada saat
pelaksanaan pembelajaran make a match dengan bantuan media kartu
agar semua kegiatan dapat terlaksana dalam setiap pertemuannya,
c. Guru dapat memberikan variasi lain dalam pembelajaran kooperatif tipe
make a match dengan bantuan media kartu agar peserta didik lebih
antusias dalam mengikuti pembelajaran, seperti memberikan reward
kepada pasangan paling cepat dan paling tepat dalam mencari pasangan
kartu.
2. Bagi Peserta Didik
a. Sebaiknya peserta didik membiasakan diri untuk memperhatikan materi
pelajaran dan aktif bertanya jika ada materi yang tidak dipahami.
b. Sebaiknya peserta didik juga mencari referensi lain agar tidak hanya
menerima materi dari guru sehingga guru dan peserta didik dapat terlibat
aktif dalam pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Dapat dijadikan sebagai masukan kepada sekolah agar menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam pembelajaran. Karena
model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan bantuan media
kartu dapat meningkatkan pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar
peserta didik.
d) Bagi Peneliti lain
Karena hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe make a match dengan bantuan media kartu dapat meningkatkan
pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik, maka disarankan
bagi peneliti lain untuk menjadikan penelitian ini sebagai bahan
pertimbangan atau dapat ditindak lanjuti sebagai penelitian selanjutnya
dengan menambah variabel, sehingga dihasilkan penelitian yang lebih baik.

lxxi
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam
Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Sugandi, Achmad, dkk. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
BSNP. 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta:
Depdiknas.
Anisi, Fiki Fauziyah, and Muhammad Iqbal Al Ghozali, ‘Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Video
Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Application of
Cooperative Learning Model Type Make A Match Aided by Learning
Videos to Improve Student Learning Outcomes’, Action Research Journal
Indonesia, 2.4 (2020), 209–18
Byslina maduwu, ‘PUBLISH BY PRIMARY : JURNAL PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR Volume 8 Nomor 2 Oktober 2019 | ISSN : 2303-1514
E-ISSN : 2598-5949 All Right Reserved | Printed in Indonesia DOI :
Http://Dx.Doi.Org/10.33578/Jpfkip.V8i2.7627 PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPER’, 8.October (2019), 161–73
Hadi, Sofyan, ‘Efektivitas Penggunaan Video Sebagai Media’, Prosiding TEP &
PDs, Tema: 1 No (2017), 96–102
Hasanah, Zuriatun, ‘Model Pembelajaran Kooperatif Dalam Menumbuhkan
Keaktifan Belajar Siswa’, Studi Kemahasiswaan, 1.1 (2021), 1–13
Ningtyas, Esthi Santi, and Emy Wuryani, ‘Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe Make-a Match Berbantuan Media
Komik Interaktif Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar
Ips’, Jurnal Pendidikan Surya Edukasi, 3.1 (2017), 66–74
Nurkhayati., and P. Santi, A., U., ‘Pengaruh Model Tematik Terhadap Kreativitas
Guru Dalam Mengajar Di Sekolah Dasar Negeri Jagakarsa 09 Pagi’,
Holistik

lxxii
Jurnal Ilmiah PGSD, 1.2 (2017), 87–94 Sitompul, Hamela Sari, and Intan Maulina,
‘Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Koloid’, Edu
Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 1.1 (2021), 11–17
https://doi.org/10.47709/educendikia.v1i1.1008

Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhuinya, cet 4, Jakarta:


Rineka cipta. 2013, hal 54-60
Abdul Munir, dkk. Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik. (Jakarta :
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005), hal.1.

lxxiii
LAMPIRAN 1
RPP SIKLUS 1 DAN 2

lxxiv
LAMPIRAN 1

RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN(RPP)

Satuan Pendidikan :MI Hidayatul Ulum Pertemuan ke :1


Mata Pelajaran :Hidup Bersih dan Sehat Kelas/Semester : II/Ganjil
Materi Pokok :Hidup Bersih dan Sehat di Alokasi Waktu : 2 x 35
Sekolah

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar


3 Menerima, menjalankan, dan menghargai 3.4 Menentukan kosakata dan konsep
ajaran agama yang dianutnya tentang lingkungan geografis,

4 Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya

jawab, santun, peduli, dan percaya di lingkungan sekitar dalam bahasa

diridalam berinteraksi dengan Indonesia atau bahasa daerah melalui

keluarga,teman, guru, dan tetangganya teks tulis, lisan, visual dan/atau


eksplorasi lingkungan.
5 Memahami pengetahuan faktual dengan
4.4 Menyajikan penggunaan kosakata
cara mengamati dan menanya
bahasa Indonesia yang tepat atau
berdasarkan rasa ingin tahu tentang
bahasa daerah hasil pengamatan
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
tentang lingkungan sehat dan
kegiatannya, dan benda- benda yang
lingkungan tidak sehat di lingkungan
dijumpainya di rumah, di sekolah dan
sekitar serta cara menjaga kesehatan
ditempat bermain
lingkungan dalam bentuk teks tulis,
6 Menyajikan pengetahuan faktual dalam
lisan, dan visual.
bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, SBdP
dalam gerakan yang mencerminkan 3.3 Mengenal gerak keseharian dan alam
anak sehat, dan dalam tindakan yang dalam tari
mencerminkan perilaku anak 4.3 Meragakan gerak keseharian dan alam
beriman dan berakhlak mulia dalam tari

lxxv
Matematika
3.9 Menjelaskan bangun datar dan bangun
ruang berdasarkan ciricirinya

4.10 Mengklasifikasi bangun datar dan


bangun ruang berdasarkan ciri-cirinya
Indikator
4 Bahasa Indonesia
3.4.1.Menemukan (C3) kosakata dan konsep yang berkaitan dengan lingkungan sehat di
sekolah.
4.4.1 Menyajikan (C4) laporan hasil pengamatan tentang lingkungan sehat di sekolah.
5 SBdP
3.3.1 Menganalisis (C4) gerak keseharian dan alam dalam tari
4.3.1 Memperagakan ( C 3 ) gerak keseharian dan alam dalam tari
6 Matematika
3.9.1 Menganalisis (C4) Bangun datar dan ciri – cirinya.
4.10.1 Menemukan (C3) bangun datar dan ciri-cirinya

TujuanPembelajaran
7 Bahasa Indonesia

3.3.1.1 Setelah mengamati video (C ) Siswa ( A) dapat menemukan informasi kosakata


dan konsep tentang lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat di lingkungan
sekolah (B) sesuai petunjuk 80% di LKPD (D)
4.3.1.1 Melalui pengamatan pada gambar ( C) , Siswa (A) mampu menyajikan hasil
pengamatan tentang lingkungan bersih dan sehat di sekolah (B) sesuai petunjuk
80% di LKPD (D)
8 SBdP
3.9.1.1 Dengan mengamati gambar dan bacaan teks (C) Siswa (A) dapat menganalisis
gerak keseharian dan alam dalam tari (B) sesuai petunjuk pada bahan ajar
(D)
• Setelah Memahami gerak menyapu pada buku bahan ajar (C) Siswa (A) dapat
Memperagakan gerak keseharian dan alam dalam tari (B) sesuai petunjuk
pada bahan ajar (D)
9 Matematika

lxxvi
1. Setelah mengamati video (C) Siswa (A) dapat menganalisis bangun datar
dan ciri-cirinya (B) sesuai dengan petunjuk pada bahan ajar. (D)
4.10.1.1 Setelah proses pembelajaran (C) Siswa (A) dapat menemukan bangun datar
dilihat dari ciri – cirinya (B) sesuai dengan petunjuk 80% pada LKPD. (D)

Materi
10BAHASA INDONESIA
Cara menjaga kebersihan kelas

11 SBdP
Gerak keseharian dalam tari
12 MATEMATIKA
Bangun Datar dan ciri-cirinya

Model/Metode/Strategi Pembelajaran Media, Alat, &Sumber Belajar


 Pendekatan : Saintific, TPACK 13 Media/Alat
 Model Pembelajaran : Make a a) Kertas HVS
Match b) Spidol
 Metode pembelajaran : c) Pensil dan penghapus
 Penugasan
 diskusi d) Laptop
 tanya jawab e) LCD
f) Proyektor
14 Sumber Belajar :
a) Buku Siswa SD/MI Kelas II, Tema 4 :
Hidup Bersih dan Sehat. Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017).
Jakarta Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
b) Video youtube
https://youtu.be/k8J8lz0HmkI
https://www.youtube.com/watch?
v=os9-IXcMe5k
c) LKPD

lxxvii
PPK, Literasi, TPACK, 4C
(Critical Thingking, Collaboration,
Sintaks Model Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran: Pertemuan Ke-
Creativedan Communication),
HOTs
Pendahuluan(10 Menit)

 Guru melakukan pembukaan dengan ← PPK Religius


memberikan salam, menanyakan kabar ← PPK Disiplin
(Orientasi) ← PPK Semangat
Kebangsaan
 Guru mengajak peserta didik berdoa
← Creative Literasi
menurut agama dan kepercayaan masing-
masing (Religius)
 Guru dan peserta didik menyanyikan lagu
nasional “Garuda Pancasila”
(Nasionalisme)
 Guru memeriksa kehadiran siswa,
kebersihan, dan kelengkapan belajar siswa
 Guru melakukan apersepsi dengan
mengaitkan materi sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari
 Guru mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan materi lingkungan
bersih dan sehat di sekolah.(Apersepsi)
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
 Guru membimbing peserta didik
melakukan relaksasi. (Ice Breaking)

Inti ( 50 Menit)

KEGIATAN INTI
Menyajikan informasi  Guru memberikan permasalahan autentik ← 4C: Critical
tentang keadaan lingkungan sekolah. thingking,
 Guru meminta siswa untuk Melihat video Collaboration., Creativ
melalui LCD Proyektor berikut link nya and Comunication
https://youtu.be/k8J8lz0HmkI ← HOTS
 Guru melakukan tanya jawab mengenai ← TPACK
makna kosa kata dalam video tersebut.
 Guru melakukan tanya jawab mengenai
gerak keseharian dalam tari
 Guru melakukan tanya jawab mengenai
bangun datar.
Membimbing kelompok  Guru membagi siswa ke dalam kelompok. 4C: Critical thingking,

lxxviii
bekerja dan belajar  Guru memberikan LKPD dan meminta siswa Collaboration.,
untuk mendiskusikan tugas kelompok Creativand
Bersama teman kelompoknya. Comunication
 Guru meminta siswa mendiskusikan hasil
pengamatannya bersama teman
kelompoknya.
 Guru berkeliling ke kelompok sat uke
kelompok lain untuk memberi arahan dan
bimbingan.
c) Tahap persiapan ←HOTS, 4C: Critical
Mengorganisasikan • Guru menyiapkan 2 thingking,
peserta didik ke dalam jenis amplop untuk Collaboration.,
kelompok masing-masing Creativand
kelompok. Amplop A Comunication
: berisi kartu
pertanyaan
Amplop B : berisi kartu jawaban
• Guru menyiapkan kertas
HVS untuk media
penempelan kartu-kartu
soal dan jawaban untuk
setiap kelompok
d) Tahap Penyampaian
1 Guru memberi petunjuk langkah-langkah
permainan
2 Guru mempersilahkan masing-masing
kelompok menyocokkan kartu soal dan
jawaban
3 Guru memberi waktu peserta didik untuk
mencari pasangan dari kartu-kartu mereka
4 kemudian kartu-kartu yang sudah ditemukan
pasangannya ditempelkan di kertas HVS,
untuk kartu soal ditempel disebelah kiri dan
jawabannya ditempelkan di sebelah
kanannya sesuai pasangannya
5 Kelompok yang sudah menyelesaikannya
dipersilahkan maju ke depan
1 Tahap Penampilan Hasil
1.1 Kelompok yang telah
mencocokkan kartu diberi waktu
untuk mempresentasikan hasil
kartunya
1.2 Guru mengoreksi setiap jawaban kelompok
yang presentasi bersama peserta didik yang
lain
1.3 Peserta didik yang dapat mencocokkan kartu
dengan benar sebelum batas waktu diberi
point
lxxix
Peserta didik dipersilahkan kembali ke
kelompok awal
KEGIATAN AKHIR
e) Guru melakukan refleksi dan Creatif thinking
PENUTUP menyimpulkan materi Ppk religius
pembelajaran hari ini bersama
dengan peserta didik
f) Tahap 5 :Evaluasi
g) Setelah kegiatan
berkelompok Guru
memfasilitasi peserta didik
untuk melaksanakan evaluasi
dengan soal tes tertulis
(Evaluasi)
h) Peserta didik mengerjakan
soal Evaluasi secara individu,
setelah selesai dikumpulkan
kepada guru
Tahap 6 : Penghargaan
i) Peserta didik diberi penghargaan karena
telah mengikuti pembelajaran dengan
baik
penutup kegiatan pembelajaran, kemudian
mengucapkan salam
j) Membaca basmalah

Penilaian
Sikap Spiritual Pengamatan
Sikap Sosial Observasi
Pengetahuan Tes Tulis (HOTS)
Ketrampilan Penilaian Praktik
Mengetahui, Ponorogo, November 2022
Kepala Sekolah Guru Kelas II

(Dwi Hariyanto,S.Ag) (Hesti Nur Hidayah,S.Pd)

lxxx
RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN(RPP)

Satuan Pendidikan :MI Hidayatul Ulum Pertemuan ke :3


Mata Pelajaran :Hidup Bersih dan Sehat Kelas/Semester : II/Ganjil
Materi Pokok :Hidup Bersih dan Sehat di Alokasi Waktu : 2 x 35
Sekolah

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar


7 Menerima, menjalankan, dan menghargai 3.4 Menentukan kosakata dan konsep
ajaran agama yang dianutnya tentang lingkungan geografis,

8 Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya

jawab, santun, peduli, dan percaya di lingkungan sekitar dalam bahasa

diridalam berinteraksi dengan Indonesia atau bahasa daerah melalui

keluarga,teman, guru, dan tetangganya teks tulis, lisan, visual dan/atau


eksplorasi lingkungan.
9 Memahami pengetahuan faktual dengan
4.4 Menyajikan penggunaan kosakata
cara mengamati dan menanya
bahasa Indonesia yang tepat atau
berdasarkan rasa ingin tahu tentang
bahasa daerah hasil pengamatan
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
tentang lingkungan sehat dan
kegiatannya, dan benda- benda yang
lingkungan tidak sehat di lingkungan
dijumpainya di rumah, di sekolah dan
sekitar serta cara menjaga kesehatan
ditempat bermain
lingkungan dalam bentuk teks tulis,
10 Menyajikan pengetahuan faktual dalam
lisan, dan visual.
bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, SBdP
dalam gerakan yang mencerminkan 3.3 Mengenal gerak keseharian dan alam
anak sehat, dan dalam tindakan yang dalam tari
mencerminkan perilaku anak 4.3 Meragakan gerak keseharian dan alam
beriman dan berakhlak mulia dalam tari

lxxxi
Matematika
3.9 Menjelaskan bangun datar dan bangun
ruang berdasarkan ciricirinya

4.10 Mengklasifikasi bangun datar dan


bangun ruang berdasarkan ciri-cirinya
Indikator
15 Bahasa Indonesia
3.4.1.Menemukan (C3) kosakata dan konsep yang berkaitan dengan lingkungan sehat di
sekolah.
4.4.1 Menyajikan (C4) laporan hasil pengamatan tentang lingkungan sehat di sekolah.
16 SBdP
3.3.1 Menganalisis (C4) gerak keseharian dan alam dalam tari
4.3.1 Memperagakan ( C 3 ) gerak keseharian dan alam dalam tari
17 Matematika
3.9.1 Menganalisis (C4) Bangun datar dan ciri – cirinya.
4.10.1 Menemukan (C3) bangun datar dan ciri-cirinya

TujuanPembelajaran
18 Bahasa Indonesia

3.3.1.2 Setelah mengamati video (C ) Siswa ( A) dapat menemukan informasi kosakata


dan konsep tentang lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat di lingkungan
sekolah (B) sesuai petunjuk 80% di LKPD (D)
4.3.1.2 Melalui pengamatan pada gambar ( C) , Siswa (A) mampu menyajikan hasil
pengamatan tentang lingkungan bersih dan sehat di sekolah (B) sesuai petunjuk
80% di LKPD (D)
19 SBdP
3.9.1.2 Dengan mengamati gambar dan bacaan teks (C) Siswa (A) dapat menganalisis
gerak keseharian dan alam dalam tari (B) sesuai petunjuk pada bahan ajar
(D)
• Setelah Memahami gerak menyapu pada buku bahan ajar (C) Siswa (A) dapat
Memperagakan gerak keseharian dan alam dalam tari (B) sesuai petunjuk
pada bahan ajar (D)
20 Matematika

lxxxii
2. Setelah mengamati video (C) Siswa (A) dapat menganalisis bangun datar
dan ciri-cirinya (B) sesuai dengan petunjuk pada bahan ajar. (D)
4.10.1.1 Setelah proses pembelajaran (C) Siswa (A) dapat menemukan bangun datar
dilihat dari ciri – cirinya (B) sesuai dengan petunjuk 80% pada LKPD. (D)

Materi
21BAHASA INDONESIA
Cara menjaga kebersihan kelas

22 SBdP
Gerak keseharian dalam tari
23 MATEMATIKA
Bangun Datar dan ciri-cirinya

Model/Metode/Strategi Pembelajaran Media, Alat, &Sumber Belajar


 Pendekatan : Saintific, TPACK 24 Media/Alat
 Model Pembelajaran : Make a a) Kertas HVS
Match b) Spidol
 Metode pembelajaran : c) Pensil dan penghapus
 Penugasan
 diskusi d) Laptop
 tanya jawab e) LCD
f) Proyektor
25 Sumber Belajar :
a) Buku Siswa SD/MI Kelas II, Tema 4 :
Hidup Bersih dan Sehat. Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017).
Jakarta Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
b) Video youtube
https://youtu.be/k8J8lz0HmkI
https://www.youtube.com/watch?
v=os9-IXcMe5k
c) LKPD

lxxxiii
PPK, Literasi, TPACK, 4C
(Critical Thingking, Collaboration,
Sintaks Model Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran: Pertemuan Ke-
Creativedan Communication),
HOTs
Pendahuluan(10 Menit)

 Guru melakukan pembukaan dengan ← PPK Religius


memberikan salam, menanyakan kabar ← PPK Disiplin
(Orientasi) ← PPK Semangat
Kebangsaan
 Guru mengajak peserta didik berdoa
← Creative Literasi
menurut agama dan kepercayaan masing-
masing (Religius)
 Guru dan peserta didik menyanyikan lagu
nasional “Garuda Pancasila”
(Nasionalisme)
 Guru memeriksa kehadiran siswa,
kebersihan, dan kelengkapan belajar siswa
 Guru melakukan apersepsi dengan
mengaitkan materi sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari
 Guru mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan materi lingkungan
bersih dan sehat di sekolah.(Apersepsi)
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
 Guru membimbing peserta didik
melakukan relaksasi. (Ice Breaking)

Inti ( 50 Menit)

KEGIATAN INTI
Menyajikan informasi  Guru memberikan permasalahan autentik ← 4C: Critical
tentang keadaan lingkungan sekolah. thingking,
 Guru meminta siswa untuk Melihat video Collaboration., Creativ
melalui LCD Proyektor berikut link nya and Comunication
https://youtu.be/k8J8lz0HmkI ← HOTS
 Guru melakukan tanya jawab mengenai ← TPACK
makna kosa kata dalam video tersebut.
 Guru melakukan tanya jawab mengenai
gerak keseharian dalam tari
 Guru melakukan tanya jawab mengenai
bangun datar.
Membimbing kelompok  Guru membagi siswa ke dalam kelompok. 4C: Critical thingking,

lxxxiv
bekerja dan belajar  Guru memberikan LKPD dan meminta siswa Collaboration.,
untuk mendiskusikan tugas kelompok Creativand
Bersama teman kelompoknya. Comunication
 Guru meminta siswa mendiskusikan hasil
pengamatannya bersama teman
kelompoknya.
 Guru berkeliling ke kelompok sat uke
kelompok lain untuk memberi arahan dan
bimbingan.
k) Tahap persiapan ←HOTS, 4C: Critical
Mengorganisasikan • Guru menyiapkan 2 thingking,
peserta didik ke dalam jenis amplop untuk Collaboration.,
kelompok masing-masing Creativand
kelompok. Amplop A Comunication
: berisi kartu
pertanyaan
Amplop B : berisi kartu jawaban
• Guru menyiapkan kertas
HVS untuk media
penempelan kartu-kartu
soal dan jawaban untuk
setiap kelompok
l) Tahap Penyampaian
6 Guru memberi petunjuk langkah-langkah
permainan
7 Guru mempersilahkan masing-masing
kelompok menyocokkan kartu soal dan
jawaban
8 Guru memberi waktu peserta didik untuk
mencari pasangan dari kartu-kartu mereka
9 kemudian kartu-kartu yang sudah ditemukan
pasangannya ditempelkan di kertas HVS,
untuk kartu soal ditempel disebelah kiri dan
jawabannya ditempelkan di sebelah
kanannya sesuai pasangannya
10 Kelompok yang sudah menyelesaikannya
dipersilahkan maju ke depan
2 Tahap Penampilan Hasil
2.1 Kelompok yang telah
mencocokkan kartu diberi waktu
untuk mempresentasikan hasil
kartunya
2.2 Guru mengoreksi setiap jawaban kelompok
yang presentasi bersama peserta didik yang
lain
2.3 Peserta didik yang dapat mencocokkan kartu
dengan benar sebelum batas waktu diberi
point
lxxxv
Peserta didik dipersilahkan kembali ke
kelompok awal
KEGIATAN AKHIR
m) Guru melakukan refleksi dan Creatif thinking
PENUTUP menyimpulkan materi Ppk religius
pembelajaran hari ini bersama
dengan peserta didik
n) Tahap 5 :Evaluasi
o) Setelah kegiatan
berkelompok Guru
memfasilitasi peserta didik
untuk melaksanakan evaluasi
dengan soal tes tertulis
(Evaluasi)
p) Peserta didik mengerjakan
soal Evaluasi secara individu,
setelah selesai dikumpulkan
kepada guru
Tahap 6 : Penghargaan
q) Peserta didik diberi penghargaan karena
telah mengikuti pembelajaran dengan
baik
penutup kegiatan pembelajaran, kemudian
mengucapkan salam
r) Membaca basmalah

Penilaian
Sikap Spiritual Pengamatan
Sikap Sosial Observasi
Pengetahuan Tes Tulis (HOTS)
Ketrampilan Penilaian Praktik
Mengetahui, Ponorogo, November 2022
Kepala Sekolah Guru Kelas II

(Dwi Hariyanto,S.Ag) (Hesti Nur Hidayah,S.Pd)

lxxxvi
LAMPIRAN 2
OBSERVASI PENGAMATAN
SIKLUS 1 DAN 2

lxxxvii
Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I

Sekolah : MI HIDAYATUL ULUM


Kelas : II
Muatan Pelajaran : Bahsa Indonesia,SBdP, Matematika
Hari/Tanggal : 8 Desember 2022
Waktu : 07.00-08.10
Observer : Ely Isnani
1. Berilah tanda ceklist (√) jika guru melakukan deskriptor yang tercantum pada
kolom keterlaksanaan yang disediakan!Petunjuk pengisian
2. Berilah tanda chek pada setiap indikator yang terdapat pada kolom yang telah
tersediadengan ketentuan sebagai berikut:
4 : Sangat Baik
3 : Baik
2 : Cukup
1 : Kurang
3. Berilah catatan tentang saran maupun kritik pada tempat yang telah tersedia.
Jika ada aktivitas yang dianggap penting dan belum tercantum pada indikator agar
ditulisdi tempat yang telah disediakan.
Tabel Pengamatan Aktivitas siswa Pada Siklus 1
No Uraian kegiatan Skor
1 2 3 4
Tahap 1 : Menyampaiakan Tujuan dan Memotivasi
Peserta Didik
1 Siswa memperhatikan Guru menyampaikan tujuan v
pembelajaran dan menginformasikan materi yang akan
dipelajari hari ini
Tahap 2 : Menyajikan Informasi
2 Siswa mengamati video yang ditampilkan pada Lcd v
proyektor
3 Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai teks v
pada video
4 Siswa mengamati video tentang gerak keseharian dalam v
tari yang ditayangkan guru
lxxxviii
5 Siswa mengamati video tentang bangun datar dalam tari v
yang ditayangkan guru
Tahap 3 : Mengorganisasi peserta didik ke dalam
kelompok( tahap Make A Match )
6 Siswa dibagi kedalam kelompok yang terdiri dari v
kelompok pertanyaan dan kelompok jawaban
7 Siswa mencari pasangan dengan mencocokkan kartu v
8 Siswa mempresentasikan hasil diskusi v
Tahap 4 : Membimbing kelompok dalam bekerja
dan belajar
9 Siswa berdiskusi dan kerja kelompok untuk v
mengerjakan
soal-soal LKPD
10 Siswa bertanya tentang kesulitannya v
Tahap 5 : Evaluasi
11 Siswa melaksanakan evaluasi individu dengan meminta V
peserta didik untuk mengerjakan tes akhir siklus 1.
Jumlah skor 63
Skor maksimal 75
Prosentase 79%
Kategori Baik

Keterangan/ Kategori:
4/85-100 = sangat baik
3/70-84 = baik
2/55-69 = cukup
1/0-54 = kurang
Catatan :
Sebagian peserta didik masih nampak bingung saat penerapan make a match
dan Suasana kelas gaduh.

lxxxix
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS I

Sekolah : MI HIDAYATUL ULUM


Kelas : II
Muatan Pelajaran : Bahasa Indonesia, SBdP, Matematika
Hari/Tanggal : Jumat, 8 Desember 2022
Waktu : 07.00-08.10
Observer : Eli Isnani
1. Berilah tanda ceklist (√) jika guru melakukan deskriptor yang tercantum pada
kolom keterlaksanaan yang disediakan!Petunjuk pengisian
2. Berilah tanda chek pada setiap indikator yang terdapat pada kolom yang telah
tersediadengan ketentuan sebagai berikut:
4 : Sangat Baik 3 : Baik
2 : Cukup 1 : Kurang
3. Berilah catatan tentang saran maupun kritik pada tempat yang telah tersedia.
Jika ada aktivitas yang dianggap penting dan belum tercantum pada indikator agar
ditulis di tempat yang telah disediakan.
No Uraian kegiatan Skor
1 2 3 4
Tahap 1 : Menyampaiakan Tujuan dan Memotivasi
Peserta Didik
1 Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya v
dan mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari dan diharapkan dikaitkan dengan
pengalaman peserta didik dalam kehidupan sehari-hari
2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan v
menginformasikan materi yang akan dipelajari hari ini
Tahap 2 : Menyajikan Informasi
3 Guru menunjukkan video yang ditampilkan pada Lcd v
proyektor
4 Guru mengarahkan peserta didik untuk mengamati v
video tentang lingkungan sehat dan bersih di sekolah
5 Guru dan peseta didik melakukan tanya jawab mengenai v
teks pada video
6 Guru menanyangkan video tentang gerak keseharian v
dalam tari
xc
7 Guru menayangkan video bangun datar v
Tahap 3 : Mengorganisasi peserta didik ke dalam
kelompok( tahap Make A Match )
8 Guru membagi kelompok pertanyaan dan kelompok v
jawaban
9 Guru menyajikan media berupa kartu-kartu yang soal v
dan jawaban
10 Guru memberikan petunjuk langkah-langkah permainan v
11 Guru mengoreksi setiap jawaban dari pasangan peserta v
didik yang melakukan presentasi
Tahap 4 : Membimbing kelompok dalam bekerja
dan belajar
12 Guru membagikan LKPD untuk dikerjakan peserta didik v
secara berkelompok
13 Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam selama v
proses diskusi .
14 Guru memberi jawaban dan arahan atas kesulitan yang v
dihadapi peserta didik
Tahap 5 : Evaluasi
15 Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan tes v
akhir siklus 1.(Mandiri)
Tahap 6 : Penghargaan
16 Guru memberi penghargaan kepada peserta didik yang v
telah mengikuti pembelajaran dengan baik
Jumlah skor 67
Skor maksimal 80
Prosentase 83,75%
Kategori Baik
Keterangan/ Kategori:
4/85-100 = sangat baik 3/70-84 = baik
2/55-69 = cukup 1/0-54 = kurang
Catatan :
guru kurang mengkondisikan kelas sehingga pada saat menerapkan model make a
match Susana kelas menjadi gaduh
Krian, 8 desember 2022

Ely Isnani

xci
Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus II

Sekolah : MI HIDAYATUL ULUM


Kelas : II
Muatan Pelajaran : Bahsa Indonesia,SBdP, Matematika
Hari/Tanggal : 16 Desember 2022
Waktu : 07.00-08.10
Observer : Ely Isnani
1. Berilah tanda ceklist (√) jika guru melakukan deskriptor yang tercantum pada
kolom keterlaksanaan yang disediakan!Petunjuk pengisian
2. Berilah tanda chek pada setiap indikator yang terdapat pada kolom yang telah
tersedia dengan ketentuan sebagai berikut:
4 : Sangat Baik
3 : Baik
2 : Cukup
1 : Kurang
3. Berilah catatan tentang saran maupun kritik pada tempat yang telah tersedia.
Jika ada aktivitas yang dianggap penting dan belum tercantum pada indikator agar
ditulisdi tempat yang telah disediakan.
Tabel Pengamatan Aktivitas siswa Pada Siklus 1I
No Uraian kegiatan Skor
1 2 3 4
Tahap 1 : Menyampaiakan Tujuan dan Memotivasi
Peserta Didik
1 Siswa memperhatikan Guru menyampaikan tujuan v
pembelajaran dan menginformasikan materi yang akan
dipelajari hari ini
Tahap 2 : Menyajikan Informasi
2 Siswa mengamati video yang ditampilkan pada Lcd V
proyektor
3 Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai teks V
pada video
4 Siswa mengamati video tentang gerak keseharian dalam v
tari yang ditayangkan guru
xcii
5 Siswa mengamati video tentang bangun datar dalam tari V
yang ditayangkan guru
Tahap 3 : Mengorganisasi peserta didik ke dalam
kelompok( tahap Make A Match )
6 Siswa dibagi kedalam kelompok yang terdiri dari V
kelompok pertanyaan dan kelompok jawaban
7 Siswa mencari pasangan dengan mencocokkan kartu V
8 Siswa mempresentasikan hasil diskusi V
Tahap 4 : Membimbing kelompok dalam bekerja
dan belajar
9 Siswa berdiskusi dan kerja kelompok untuk V
mengerjakan
soal-soal LKPD
10 Siswa bertanya tentang kesulitannya V
Tahap 5 : Evaluasi
11 Siswa melaksanakan evaluasi individu dengan meminta V
peserta didik untuk mengerjakan tes akhir siklus 1.
Jumlah skor 64
Skor maksimal 76
Prosentase 90%
Kategori Sangat Baik
Keterangan/ Kategori:
4/85-100 = sangat baik 3/70-84 = baik
2/55-69 = cukup 1/0-54 = kurang
Catatan :
Aktivitas peserta didik mengalami peningkatan yang tinggi , tidak ada kendala yang
Berarti

Krian, 16 Desember 2022

Eli Isnani

xciii
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS II

Sekolah : MI HIDAYATUL ULUM


Kelas : II
Muatan Pelajaran : Bahasa Indonesia, SBdP, Matematika
Hari/Tanggal : Jumat, 16 Desember 2022
Waktu : 07.00-08.10
Observer : Eli Isnani
1. Berilah tanda ceklist (√) jika guru melakukan deskriptor yang tercantum pada
kolom keterlaksanaan yang disediakan!Petunjuk pengisian
2. Berilah tanda chek pada setiap indikator yang terdapat pada kolom yang telah
tersediadengan ketentuan sebagai berikut:
4 : Sangat Baik 3 : Baik
2 : Cukup 1 : Kurang
3. Berilah catatan tentang saran maupun kritik pada tempat yang telah tersedia.
Jika ada aktivitas yang dianggap penting dan belum tercantum pada indikator agar
ditulis di tempat yang telah disediakan.
No Uraian kegiatan Skor
1 2 3 4
Tahap 1 : Menyampaiakan Tujuan dan Memotivasi
Peserta Didik
1 Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya v
dan mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari dan diharapkan dikaitkan dengan
pengalaman peserta didik dalam kehidupan sehari-hari
2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan v
menginformasikan materi yang akan dipelajari hari ini
Tahap 2 : Menyajikan Informasi
3 Guru menunjukkan video yang ditampilkan pada Lcd v
proyektor
4 Guru mengarahkan peserta didik untuk mengamati v
video tentang lingkungan sehat dan bersih di sekolah
5 Guru dan peseta didik melakukan tanya jawab mengenai V
teks pada video

xciv
6 Guru menanyangkan video tentang gerak keseharian v
dalam tari
7 Guru menayangkan video bangun datar V
Tahap 3 : Mengorganisasi peserta didik ke dalam
kelompok( tahap Make A Match )
8 Guru membagi kelompok pertanyaan dan kelompok v
jawaban
9 Guru menyajikan media berupa kartu-kartu yang soal V
dan jawaban
10 Guru memberikan petunjuk langkah-langkah permainan v
11 Guru mengoreksi setiap jawaban dari pasangan peserta V
didik yang melakukan presentasi
Tahap 4 : Membimbing kelompok dalam bekerja
dan belajar
12 Guru membagikan LKPD untuk dikerjakan peserta didik v
secara berkelompok
13 Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam selama v
proses diskusi .
14 Guru memberi jawaban dan arahan atas kesulitan yang V
dihadapi peserta didik
Tahap 5 : Evaluasi
15 Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan tes v
akhir siklus 1.(Mandiri)
Tahap 6 : Penghargaan
16 Guru memberi penghargaan kepada peserta didik yang v
telah mengikuti pembelajaran dengan baik
Jumlah skor 70
Skor maksimal 80
Prosentase 90%
Kategori Sangat Baik
Keterangan/ Kategori:
4/85-100 = sangat baik 3/70-84 = baik
2/55-69 = cukup 1/0-54 = kurang
Catatan :
Dinyatakan berhasil , semua kekurangan telah diperbaiki dengan baik

Krian, 16 Desember 2021

Eli Isnani
xcv
LAMPIRAN 3
Instrumen Wawancara

xcvi
PANDUAN WAWANCARA
RESPONDEN TEMAN SEJAWAT

Nama Responden : Yulia Susanti,S.Pd


1. Bagaimana pendapat anda tentang pembelajaran yang dilakukan oleh guru
(peneliti)?

Selama ini guru hanyamemberikan pelajaran menggunakan metode mengajar yang


kurang menarik, namun setelah diterapkannya model pembelajaran make a match
dengan bantuan media kartu menjadi lebih Menarik dan interaktif

2. Bagian mana yang sudah baik?

Bagian menyajikan informasi, berkolaborasi dan berkomunikasi dengan peserta didik


dalam menggali informasi peserta didik, penerapan make a match dengan bantuan
media kartu yang cukup baik dikuasai oleh peneliti

3. Bagian mana yang masih perlu diperbaiki?

Penyampaian langkah-langkah make a match dan penguasaan kelas ketika


diterapkan make a match dengan bantuan media kartu

4. Menurut anda, apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki bagian yang masih
perlu diperbaiki?

Guru lebih mempertegas dan memperjelas penyampaian langkah-langkah make a


match, perlu dilakukan variasi pada model make a match seperti memberikan reward
bagi pasangan yang

5. Menurut anda, apakah pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat


meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta? Kenapa?

Pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningktakan hasil belajar


peserta didik karena dapat menggali kemampuan berfikir kritis anak selain itu
melibatkan langsung

xcvii
PANDUAN WAWANCARA PESERTA DIDIK

Nama Peserta didik : Dinda Angel.F

Tahun Pelajaran :2021 / 2021

Kelas / Semester : II/ Ganjil

1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran kooperatif tipe M A M yang


baru kalian ikuti?

JAWAB : Sangat menarik, dan menyenangkan

2. Apakah kalian pernah mendapatkan pembelajaran seperti ini sebelumnya?


JAWAB :Belum pernah sama sekali

3.Apakah kamu dapat memahami materi pelajaran yang baru kalian ikuti? Jelaskan!

JAWAB : Ya, terasa lebih mudah memahami dan mengingatnya Guru lebih mempertegas
dan memperjelas penyampaian langkah-langkah make a match, perlu dilakukan variasi
pada model make a match seperti memberikan reward bagi pasangan yang berhasil
menemukan pasangannya dengan cepat dan tepat Pembelajaran kooperatif tipe make a
match dapat meningktakan hasil belajar peserta didik karena dapat menggali kemampuan
berfikir kritis anak selain itu melibatkan langsung keaktifan peserta didik

4. Bagaimana tes dalam kartu soal yang dilakukan guru? Jelaskan!

Jawab : Sangat menyenangkan dan terasa seperti bermain game

5. Bangaimana kamu menyelesaikan masalah-masalah yang terdapat pada kartu soal?

Jawab : Berusaha dengan cepat dan tepat mencari pasangan

xcviii
LAMPIRAN 4
Instrumen Penilaian Hasil Belajar

xcix
KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN SIKLUS 1

TEMA 4 SUBTEMA 2 PB 1 KELAS 2

No Kompetensi Materi Indikator Soal Level Nomor Bentuk


Dasar Kogniti Soal Soal
f

c
1 Bahasa Indonesia Menemukan Bahasa Indonesia C3 1 PG
3.4 Menentukan makna kosa 3.4.1.Menemukan
kosakata dan
konsep kata kosakata dan konsep
tentang yang berkaitan dengan
lingkungan lingkungan sehat di
geografis, sekolah.
kehidupan 4.4.2 Membuat laporan C4 2 PG
ekonomi, hasil pengamatan
sosial, dan tentang lingkungan
budaya di sehat di sekolah.
lingkungan
sekitar dalam
bahasa
Indonesia atau
bahasa daerah
melalui teks
tulis, lisan,
visual
dan/atau
eksplorasi
lingkungan.
4.4 Menyajikan
penggunaan
kosakata
bahasa
Indonesia
yang tepat
atau bahasa
daerah hasil
pengamatan
tentang
lingkungan
sehat dan
lingkungan
tidak sehat di
lingkungan
sekitar serta
cara menjaga
kesehatan
lingkungan
dalam bentuk
teks tulis,
lisan, dan
visual.

ci
2 SBdP Gerak SBdP C4 3 PG
3.3 Mengenal keseharian
gerak 3.3.1 Menganalisis
keseharian dalam tari gerak menyiram
dan alam dan
dalam tari membersihkan
4.3 Meragakan jendela dalam tari
gerak 4.3.1 Menirukan gerak
keseharian dan C5
keseharian
dan alam alam dalam tari
dalam tari

3 Matematika Bangun Matematika C4 4 PG


3.9 Menjelaskan 3.9.1 Menganalisis Bangun
datar dan datar segi enam dan
bangun datar
dan bangun ciri-cirinya ciri – cirinya.
ruang 4.10.1 Mengklasifikasikan C5 5 PG
berdasarkan bangun datar segi
enam
ciricirinya

4.10
Mengklasifikas
i bangun datar
dan bangun
ruang
berdasarkan
ciri-cirinya

cii
Soal evaluasi pengetahuan tema 4 subtema 2 Pb
1
a. Pada tahun 2019 muncul virus yang langka dan membuat seluruh dunia
ketakutan karena banyaknya kasus kematian termasuk di negara kita
Indonesia. Virus tersebut adalah corona. Pemerintah menetapkan protocol
Kesehatan untuk seluruh warga masyarakat, untuk mencegah penularan virus
corona kepada orang lain salah satunya hidup bersih dan sehat. Di bawah ini,
pernyataan yang tepat adalah…
a. Virus corona adalah varian virus baru yang tidak berbahaya
b. Virus corona bisa dicegah dengan menerapkan protocol Kesehatan yang di
tetapkan Pemerintah.
c. Virus corona belum ada di negara kita Indonesia.
b. Seluruh penghuni rumah harus bekerja sama untuk menjaga kebersihan
rumah. Kebersihan rumah dapat dijaga dengan melakukan bersih-bersih.
Setiap penghuni rumah dapat bekerja sama untuk menyapu, mengepel, atau
merapikan barang yang berserakan di lantai rumah. Rumah pun menjadi
bersih dan sehat untuk ditinggali. Makna kata berserakan adalah…
1. sesuatu yang menyebabkan terjadinya gangguan Kesehatan
2. bebas dari kuman dan kotoran
3. terletak tidak beraturan atau berantakan.
c. Gerak tari dilakukan dengan luwes. Tujuannya agar tercipta Gerakan tari yang
indah. Kita setiap hari melakukan gerak. Ada berbagai macam gerak
keseharian. Di bawah ini yang termasuk gerak tari keseharian yaitu…
A. Gerakan Menirukan pohon tertiup angin, menirukan Gerakan menyapu, Gerakan
mengepel
B. Gerakan mengepel, Gerakan menyapu, Gerakan kapal terbang
C. Gerakan menyapu, Gerakan mengepel, Gerakan makan
d. Aku sebuah bangun datar dengan Jumlah sisi ada 4 dan sama panjang, jumlah
titik sudutku ada 4, dan jumlah sudut ku juga ada 4. Bentukku sama seperti
benda yang ada di rumah, fungsiku untuk menghalau udara masuk.
Berdasarkan ciri di atas temukan bentuk bangun datarnya!
a. Jajar genjang dengan jumlah 4 sisi, 4 titik sudut, dan 4 sudut
b. Persegi dengan jumlah 4 sisi, 4 titik sudut, dan 4 sudut
c. Persegi Panjang jumlah 4 sisi, 4 titik sudut, dan 4 sudut
e. Banyak sisi pada bangun persegi adalah 4, banyak sisi pada bangun segitiga
ada 3, jika sisi pada sebuah bangun ada 5 berarti bangun tersebut berbentuk…
1. Segiempat dengan 5 sisi, 5 titik sudut, dan 5 sudut
2. Segilima dengan 5 sisi, 5 titik sudut, dan 5 sudut
3. Segienam dengan 5 sisi, 5 titik sudut, dan 5 sudut

ciii
KUNCI JAWABAN
1. a. Virus corona bisa dicegah dengan menerapkan protocol Kesehatan
yang di tetapkan Pemerintah.
2. c. terletak tidak beraturan atau berantakan.
3. c. Gerakan menyapu, Gerakan mengepel, Gerakan makan
4. b. persegi dengan jumlah 4 sisi, 4 titik sudut, dan 4 sudut
5. b. segilima dengan 5 sisi, 5 titik sudut, dan 5 sudut

Peniaian Pengetahuan
Apabila kita melakukan penilaian dalam soal pilihan ganda dengan jumlah soal 10 maka soal
benar ceklis kita beri skor =1 dan soal slah (silang) kita beri skor =0. Jadi, mencari skor pada
soal pilihan ganda dengan menggunakan rumus :

skor yang diperoleh


skor= x 100
total skor

civ
KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN SIKLUS II

RPP 1 TEMA 4 SUBTEMA 2 PB 3 KELAS 2

N Kompetensi Materi Indikator Soal Level Nomor Bentuk


o Dasar Kogniti Soal Soal
f
1 Bahasa Indonesia Menemukan Bahasa Indonesia C3 1 PG
3.4 Menentukan Kosakata 3.4.1.Menemukan kosakata
kosakata dan
konsep tentang dan konsep yang
lingkungan berkaitan dengan
geografis, lingkungan sehat di
kehidupan sekolah.
ekonomi, 4.4.2 Membuat laporan
sosial, dan hasil pengamatan
budaya di tentang lingkungan
lingkungan sehat di sekolah. C4 2 PG
sekitar dalam
bahasa
Indonesia atau
bahasa daerah
melalui teks
tulis, lisan,
visual dan/atau
eksplorasi
lingkungan.
4.4 Menyajikan
penggunaan
kosakata
bahasa
Indonesia yang
tepat atau
bahasa daerah
hasil
pengamatan
tentang
lingkungan
sehat dan
lingkungan
tidak sehat di
lingkungan
sekitar serta
cara menjaga
kesehatan
lingkungan
dalam bentuk
teks tulis,
lisan, dan
visual.

2 Keberagama . C4 3 PG
PPKN n di sekolah
cv
3.4 Memahami PPKN
makna 3.4.1 Menganalisismakna
bersatu bersatu dalam
dalam keberagaman di
keberagaman rumah dan
di rumah dan sekolah.
sekolah. 4.4.1 Mengkomunikasikan C4
4.4 Menceritakan pengalaman Bersatu
pengalaman dalam keberagaman di
bersatu sekolah
dalam
keberagaman
di rumah dan
sekolah.
3 PJOK Gerak statis PJOK C4 4 PG
3.4 Memahami 3.4.1 Menganalisis prosedur
prosedur bergerak bergerak secara
secara seimbang, seimbang, lentur, dan
kuat dalam rangka
lentur, dan kuat
pengembangan
dalam rangka kebugaran jasmani
pengembangan melalui permainan
kebugaran jasmani sederhana dan atau
melalui permainan tradisional.
sederhana dan atau 4.4.1 Mempraktekkan
tradisional. prosedur bergerak C5 5 PG
4.4 Mempraktikkan secara seimbang,
prosedur bergerak secara lentur, dan kuat dalam
rangka pengembangan
seimbang, lentur, dan kuat kebugaran jasmani
dalam rangka melalui permainan
pengembangan kebugaran sederhana dan atau
jasmani melalui permainan tradisional.
sederhana dan atau
tradisional.

Soal evaluasi

cvi
4 Hari ini kelomok Aurel mendapat jadwal piket. Ketika ingin membersihkan kelas,
mereka mencium bau tidak sedap. Ternyata di laci Ahmad ditemukan sisa makanan,
akhirnya sisa makanan tersebut dibuang di tempat sampah. Dari cerita di atas,
benda apa yang menyebabkan kelas menjadi bau tidak sedap?
1. Pengharum ruangan
2. Tempat sampah
3. Sisa makanan

5 Kebersihan sekolah menjadi tanggung jawab warga sekolah. Namun, banyak warga
sekolah yang belum peduli tentang kebersihan. Banyak sampah yang berserakan di
sembarang tempat, anak-anak juga sering membuang sampah sembaranagan. Dari
cerita di atas, apa yang akan terjadi jika warga sekolah tidak memiliki tanggung
jawab atas kebersihan sekolah?
5.1lingkungan akan menjadi bersih
5.2lingkungan akan menjadi kotor
5.3lingkungan akan menjadi tenang
6 (1) kemoceng
(2) kunci
(3) sapu
(4) vas bunga
(5) kain pel
Diantara benda-benda di atas, manakah yang merupakan alat yang digunakan
untuk menjaga kebersihan kelas?
1. Kemoceng, kain pel, sapu
2. Sapu, vas, kemoceng
3. Kain pel, sapu, kunci
7 Jika kamu ingin hidup rukun di sekolah dengan temanmu, apa yang harus kamu
lakukan?
7.1.3.1 Saling menghormati dan memaksakan kehendak
7.1.3.2 Saling menghargai dan saling toleransi
7.1.3.3 Saling menghargai dan memiiki sikap acuh
8 Siswa kelas 2 melakukan kegiatan olahraga. Mereka berlatih Gerakan keseimbangan
statis. Keseimbangan statis dilakukan dalam posisi diam. Manakah dari kegiatan
berikut yang termasuk Gerakan keseimbangan statis?
8.1 Berlari dan telentang
8.2 Berenang dan berbaring miring
8.3 Berbaring miring dan telentang

Kunci jawaban
cvii
1. C. Sisa makanan
2. B.lingkungan akan menjadi kotor
3. A. kemoceng, kain pel, sapu
4. B. saling menghargai dan saling toleransi
5. C. berbaring miring dan telentang

Penilaian Pengetahuan
Apabila kita melakukan penilaian dalam soal pilihan ganda dengan jumlah soal
10 maka soal benar ceklis kita beri skor =1 dan soal slah (silang) kita beri skor
=0. Jadi, mencari skor pada soal pilihan ganda dengan menggunakan rumus :

skor yang diperoleh


skor= x 100
total skor

DAFTAR NILAI SIKLUS 1

cviii
No Nama siswa KKM Nilai siklus 1 Keterangan
1 Angel 72 90 Tuntas
2 Ima 72 90 Tuntas
3 Bilqis 72 90 Tuntas
4 Rara 72 50 Belum Tuntas
5 Zidan 72 80 Tuntas
6 Azzam 72 60 Belum Tuntas
7 Affan 72 60 Belum Tuntas
8 Hanif 72 70 Belum Tuntas
9 Naufal 72 90 Tuntas
10 Syafiqah 72 80 Tuntas
11 Aqilah 72 70 Belum Tuntas
12 Mikaila 72 80 Tuntas
13 Alvaro 72 90 Tuntas
14 Reisya 72 80 Tuntas
15 Daffa 72 80 Tuntas
Jumlah peserta didik tuntas (nilai ≥72) 10
Jumlah peserta didik tidak tuntas (nilai ≤72) 5
Jumlah peserta didik masuk 15
Presetase peserta didik tuntas 67%
Presentase peserta didik tidak tuntas 33%
Ketuntasan Klasikal (80%) 67%

cix
DAFTAR NILAI SIKLUS II

No Nama siswa KKM Nilai siklus 1 Keterangan


1 Angel 72 90 Tuntas
2 Ima 72 90 Tuntas
3 Bilqis 72 90 Tuntas
4 Rara 72 50 Belum Tuntas
5 Zidan 72 80 Tuntas
6 Azzam 72 75 Tuntas
7 Affan 72 75 Tuntas
8 Hanif 72 75 Tuntas
9 Naufal 72 90 Tuntas
10 Syafiqah 72 80 Tuntas
11 Aqilah 72 85 Tuntas
12 Mikaila 72 80 Tuntas
13 Alvaro 72 90 Tuntas
14 Reisya 72 80 Tuntas
15 Daffa 72 80 Tuntas
Jumlah peserta didik tuntas (nilai ≥72) 14
Jumlah peserta didik tidak tuntas (nilai ≤72) 1
Jumlah peserta didik masuk 15
Presetase peserta didik tuntas 93%
Presentase peserta didik tidak tuntas 7%
Ketuntasan Klasikal (80%) 93%

cx
LAMPIRAN 4
DOKUMENTASI

cxi
DOKUMENTASI SIKLUS 1

cxii
cxiii
cxiv
DOKUMENTASI SIKLUS II

cxv
cxvi
cxvii

Anda mungkin juga menyukai