Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA


PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN METODE
RECIPROCAL TEACHING SECARA DARING PADA
SISWA KELAS 4-C SD NEGERI KENDANGSARI I/276
SURABAYA SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN
2021/2022

Oleh :
SITI SAROKHAH, S.Pd
NIP. 19631007 200604 2 005

SD NEGERI KENDANGSARI I/276


JL. KENDANGSARI BLOK S NO. 26
KOTA SURABAYA
2021
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN METODE

RECIPROCAL TEACHING SECARA DARING PADA SISWA KELAS 4-C SD NEGERI

KENDANGSARI I/276 SURABAYA SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Oleh :

SITI SAROKHAH, S.Pd

NIP. 19631007 200604 2 005

SD NEGERI KENDANGSARI I/276 SURABAYA

JL. KENDANGSARI BLOK S NO. 26

SURABAYA

2021

i
ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Segala puji syukur hanya bagi Allah Swt., atas rahmat, karunia dan

anugerahNya berupa kesempatan dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

laporan PTK dengan judul “Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman melalui Penerapan Metode

Reciprocal Teaching secara Daring pada Siswa Kelas 4-C SD Negeri Kendangsari I/276 Surabaya Semester

Gasal Tahun Pelajaran 2021/2022”.

Penyusunan laporan ini dapat terealisasikan tidak terlepas dari peranan berbagai pihak yang

telah memberikan bantuan dan dukungan. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih

kepada :

1. Bapak H. Sutaji, S.Pd.SD., M.Pd, selaku Kepala SD Negeri Kendangsari I/276 Surabaya yang

telah memberikan kesempatan untuk melakukan PTK ini.

2. Juga seluruh rekan guru yang telah bekerja sama dan saling memberikan masukan demi

kelengkapan penyusunan laporan PTK ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih kurang dari sempurna. Meski demikian penulis

berharap agar hasil laporan ini dapat bermanfaat bagi khalayak umum khususnya demi kemajuan

pendidikan di negara kita.

Semoga.

Surabaya, Nopember 2021

Penulis.

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................... i

Lembar Pengesahan ..................................................................................................... ii

Kata Pengantar ........................................................................................................... iii

Daftar Isi .................................................................................................................... iv

Daftar Tabel ............................................................................................................... vi

Daftar Gambar ........................................................................................................... vii

Daftar Lampiran ....................................................................................................... viii

Abstrak ....................................................................................................................... ix

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 4

C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ............................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6

F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6

Bab II Kajian Pustaka

A. Membaca ............................................................................................. 8

B. Membaca pemahaman ......................................................................... 9

C. Metode Reciprocal Teaching ............................................................ 12

D. Kerangka Berpikir ............................................................................. 15

E. Hipotesis Tindakan ........................................................................... 17

iv
Bab III Metode Penelitian

A. Setting Penelitian .............................................................................. 18

B. Subyek Penelitian .............................................................................. 20

C. Sumber Data ...................................................................................... 21

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 21

E. Validasi Data ..................................................................................... 22

F. Teknik Analisa Data .......................................................................... 23

G. Indikator Kinerja ............................................................................... 24

H. Prosedur Penelitian ........................................................................... 25

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Deskripsi Kondisi Awal .................................................................... 27

B. Deskripsi Siklus I .............................................................................. 29

C. Deskripsi Siklus II ............................................................................. 31

D. Pembahasan ....................................................................................... 33

E. Hasil Tindakan .................................................................................. 40

Bab V Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan ....................................................................................... 41

B. Implikasi ............................................................................................ 41

C. Saran .................................................................................................. 42

Daftar Pustaka ........................................................................................................... 43

Lampiran

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Waktu Pelaksanaan Tindakan

Tabel 3.2. Indikator Aktivitas Guru dalam PBM

Tabel 3.3. Indikator Kemampuan Membaca pemahaman

Tabel 4.1. Rekapitulasi Nilai Prasiklus

Tabel 4.2. Aktivitas Guru selama KBM pada Siklus I

Tabel 4.3. Kemampuan Membaca pemahaman Siswa pada Siklus I

Tabel 4.4. Aktivitas Guru selama KBM pada Siklus II

Tabel 4.5. Kemampuan Membaca pemahaman Siswa pada Siklus II

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

Gambar 3.1. Alur PTK

vii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Lembar Observasi Aktivitas Guru

3. Lembar Observasi Kemampuan Membaca pemahaman Siswa

4. Lampiran-lampiran Berita Acara Seminar PTK

5. Surat Pernyataan Keaslian

6. Identitas Diri

viii
ABSTRAK

Sarokhah, Siti. 2021. “Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman melalui Penerapan Metode
Reciprocal Teaching secara Daring pada Siswa Kelas 4-C SD Negeri Kendangsari I/276 Surabaya
Semester Gasal Tahun Pelajaran 2021/2022.”

Kata Kunci : Kemampuan Membaca pemahaman, Model Pembelajaran, Reciprocal Teaching

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya dan besaran peningkatan kemampuan
membaca pemahaman materi pembelajaran berbahasa melalui penerapan metode Reciprocal
Teaching secara Daring pada siswa Kelas 4-C SD Negeri Kendangsari I/276 Surabaya.. Sudah
setengah tahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia dan masih belum ada kepastian kapan
berakhirnya. Salah satu sektor yang terimbas pandemi ini adalah pendidikan. Pembatasan kontak
fisik dan tatap muka menyebabkan interaksi yang melibatkan guru dan siswa dalam sebuah
pembelajaran dinilai kurang efektif terbangun. Hal ini disinyalir karena kurangnya motivasi siswa
dalam belajar secara mandiri di rumah, tanpa adanya bimbingan dari guru secara langsung,
khususnya siswa pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Kegiatan pembelajaran yang ditekankan pada
jenjang tersebut adalah kegiatan membaca, yang notabene sebagai dasar untuk mengeksplorasi
materi dari berbagai sumber belajar di sekitarnya. Permasalahan rendahnya kemampuan membaca
pemahaman juga dialami siswa kelas 4-C SD Negeri Kendangsari I/276 Surabaya. Oleh karenanya,
penulis sebagai guru pada kelas tersebut mencoba untuk menerapkan metode Reciprocal
Teaching yang menitikberatkan pada aktivitas belajar siswa agar mendapatkan nilai-nilai
pendidikan, pengetahuan dalam belajar dan kemampuan membaca pemahaman yang lebih
maksimal. Penelitian dilakukan dengan mekanisme tindakan dua siklus. Dan berdasarkan hasil
analisa data maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada peningkatan kemampuan membaca
pemahaman materi pembelajaran berbahasa melalui penerapan metode Reciprocal Teaching
secara Daring pada siswa kelas 4-C SD Negeri Kendangsari I/276 Surabaya. Peningkatan
kemampuan membaca pemahaman materi pembelajaran berbahasa melalui penerapan metode
Reciprocal Teaching secara Daring pada siswa kelas 4-C SD Negeri Kendangsari I/276 Surabaya
rata-rata sebesar 24%.

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sudah setengah tahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia dan masih belum ada

kepastian kapan berakhirnya. Salah satu sektor yang terimbas pandemi ini adalah pendidikan.

Pembatasan kontak fisik dan tatap muka menyebabkan interaksi yang melibatkan guru dan

siswa dalam sebuah pembelajaran dinilai kurang efektif terbangun. Hal ini disinyalir karena

kurangnya motivasi siswa dalam belajar secara mandiri di rumah, tanpa adanya bimbingan dari

guru secara langsung, khususnya siswa pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Kegiatan

pembelajaran yang ditekankan pada jenjang tersebut adalah kegiatan membaca, yang notabene

sebagai dasar untuk mengeksplorasi materi dari berbagai sumber belajar di sekitarnya.

Menurut beberapa siswa kesempatan mereka membaca, khususnya membaca

pemahaman, memberi kesenangan tersendiri karena bisa membaca sesuatu yang mereka minati

(berbeda dari bahan bacaan yang berhubungan dengan pelajaran). Selain itu efek yang muncul

adalah ketagihan membaca di awal Kegiatan Belajar Membaca sehingga ketika guru lupa

membagikan bahan bacaan di awal Kegiatan Belajar Mengajar siswalah yang mengingatkan

dan menagih kesempatan untuk membaca. Bahkan ada beberapa siswa yang tak ingin segera

mengumpulkan bahan bacaannya karena tidak puas membaca sekilas.

Pemahaman bacaan menurut Harjasujana dan Damaianti (2003:134-136) meliputi

pemahaman kalimat-kalimat. Pemahaman tentang kalimat-kalimat itu meliputi pula

kemampuan menggunakan teori tentang hubungan-hubungan struktural antarkalimat.

Pengetahuan tentang hubungan struktural itu berguna bagi proses pemahaman kalimat, sebab

kalimat bukanlah untaian kata-kata saja melainkan untaian kata yang saling berkaitan mengikuti

cara-cara yang spesifik.

Hubungan-hubungan struktural yang penting untuk memahami makna kalimat itu tidak

1
hanya diberikan dalam struktur luar, tetapi juga diberikan dalam struktur isi kalimat.

Pemahaman kalimat tidak akan dapat dilakukan dengan baik tanpa dukungan pemahaman atas

hubungan isi antarkalimat tersebut. Untuk itu, agar memiliki keterbacaan yang tinggi, kalimat

yang disusun dalam suatu wacana harus selalu memperhatikan unsur struktur luar, struktur isi,

dan hubungan antarkeduanya.

Masalah yang berhubungan dengan pengaruh struktur kalimat terhadap proses membaca

ada dalam bidang yang sangat khusus, yakni keterbacaan (Harjasujana dan Damaianti (2003:4).

Berbicara tentang keterbacaan, setiap penyusun wacana atau buku bacaan, baik fiksi maupun

nonfiksi, harus mendasarkan diri pada orientasi teoretis, yakni masalah struktur kalimat dan

kosakata. Seperti dikemukakan oleh Sakri (1993:135), keterbacaan (readability) bergantung

pada kosakata dan bangun kalimat yang dipilih oleh pengarang untuk tulisannya. Tulisan yang

banyak mengandung kata yang tidak umum lebih sulit dipahami daripada yang menggunakan

kosakata sehari-hari. Tentang hal ini telah dijelaskan pada penjelasan tentang kosakata baca.

Demikian pula, bangun kalimat yang panjang dan kompleks akan menyulitkan pembaca yang

tingkat perkembangan usianya berbeda.

Uraian-uraian di atas mengimplikasikan bahwa penyusunan bacaan yang menurut

pengarang sudah sesuai dengan tingkat perkembangan usia anak, namun tanpa mengindahkan

penguasaan kosakata dan kalimat yang digunakan dalam suatu wacana yang mereka kenal,

maka bacaan tersebut akan gagal dalam hal keterbacaannya.

Pengukuran terhadap penguasaan kosakata dan kalimat dalam bacaan oleh anak amat

penting dilakukan sebagai dasar penyusunan bacaan yang memiliki tingkat keterbacaan yang

tinggi. Hal ini disebabkan oleh bahwa membaca berarti memahami isi (deep structure) bacaan.

Sarana pemahaman tersebut adalah struktur luar (surface structure).

Ada yang berpendapat bahwa panjang kalimat sebagai unsur utama yang menyebabkan

timbulnya kesulitan dalam kegiatan membaca. Oleh karena itu, panjang kalimat dijadikan alat

ukur tingkat keterbacaan sebuah wacana, dan biasanya dijadikan unsur utama dalam formula-

2
formula keterbacaan. Kalimat-kalimat yang kompleks pada umumnya panjang-panjang.

Menurut susunan kalimatnya, kalimat tunggal lebih mudah dipahami maknanya atau

maksudnya daripada kalimat majemuk. Hal ini disebabkan kalimat majemuk lebih rumit

daripada kalimat tunggal.

Dari pendapat para ahli di atas tentang pengertian, tujuan, proses, dan pembelajaran

membaca, serta pemahaman dapat disimpulkan pemahaman bacaan adalah pengertian yang

diperoleh dari aktivitas membaca. Aktivitas ini melibatkan pembaca, teks, dan isi pesan yang

disampaikan penulis. Seseorang dapat dikatakan memahami bacaan apabila ia telah

mendapatkan informasi atau pesan yang disampaikan oleh penulis, baik tersurat maupun

tersirat.

Melihat banyaknya manfaat yang akan didapat jika anak memiliki kemampuan

membaca, khususnya membaca pemahaman. Maka penting bagi anak untuk menguasai

membaca pemahaman, tetapi tidak semua anak mempunyai kemampuan membaca pemahaman.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa kemampuan membaca

pemahaman tidak berjalan baik dikarenakan siswa tidak mampu terfokus pada bahan bacaan.

Hal ini juga diperkuat dengan keluhan seorang guru SD bahwa anak-anak dalam membaca

selalu terburu-buru untuk menyelesaikan bacaan dan hasilnya mereka tidak mampu menjawab

pertanyaan bacaan yang diberikan.

Pengalaman peneliti sebelumnya yakni keberadaan program membaca pemahaman

tidak berjalan dengan baik dikarenakan peserta kurang atau tidak disertai konsentrasi dalam

membaca pemahaman. Dengan prinsip membaca merupakan kemampuan maka dapat

diasumsikan bahwa membaca pemahaman dapat dilatihkan, dan akan lebih baik jika dilatih

terus menerus. Konsentrasi bukan merupakan bawaan, yang dapat diturunkan secara genetika.

Menurut Idrus (1993), konsentrasi merupakan kemampuan yang dapat dilatih atau ditingkatkan,

jadi jika seseorang sukar berkonsentrasi atau tidak dapat berkonsentrasi dengan waktu yang

cukup lama, maka dapat dilatih sehingga kemampuan berkonsentrasi menjadi kebiasaan.

3
Membaca pemahaman ialah cara atau teknik membaca tanpa suara. Jenis membaca ini

perlu lebih ditekankan kepada pemahaman isi bacaan. Dalam Kurikulum 2006 tertera membaca

sekilas, membaca dangkal, membaca intensif, dan membaca ekstensif. Membaca jenis ini dapat

digolongkan ke dalam membaca pemahaman. Membaca pemahaman berbeda dengan membaca

teknis.

Membaca pemahaman lebih banyak menggunakan kecepatan gerak mata, sedangkan

membaca teknis lebih banyak menggunakan gerakan mulut. Mengingat gerakan mata lebih

cepat menanggapi apa yang dibaca, maka membaca pemahaman lebih cepat prosesnya daripada

membaca teknis. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari kita lebih banyak menggunakan

membaca pemahaman dalam kegiatan membaca / wacana apapun. Jangan biarkan membaca

menggunakan ujung jari atau mulut yang berkomat – kamit, karena kegiatan ini akan

menghambat kecepatan dalam membaca.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Permasalahan rendahnya kemampuan membaca pemahaman juga dialami siswa Kelas 4-

C SD Negeri Kendangsari I/276 Surabaya. Oleh karenanya, penulis sebagai guru pada kelas

tersebut mencoba untuk menerapkan metode Reciprocal Teaching yang menitikberatkan pada

aktivitas belajar siswa agar mendapatkan nilai-nilai pendidikan, pengetahuan dalam belajar dan

kemampuan membaca pemahaman yang lebih maksimal.

Uraian tentang pengembangan karakter di atas mengisyaratkan bahwa kemampuan

berbahasa bukan sesuatu yang dibawa sejak lahir, tetapi tumbuh karena suasana lingkungan.

Dalam konteks ini, tentu faktor pola asuh dan pola didik, yakni yang berasal dari orang tua,

orang sekeliling siswa dan guru di sekolah menjadi penting di samping juga penerapan model,

metode, strategi dan teknik pembelajaran di kelas.

Oleh karenanya dibutuhkan penerapan model, metode, strategi dan teknik pembelajaran

yang sesuai agar siswa mau belajar dan meningkatkan kemampuan berbahasa tulis serta

4
lisannya. Khususnya pada materi pembelajaran berbahasa, yang apabila ditelisik lebih dalam

mengandung pembelajaran sosial dan bermasyarakat, yaitu cara berkomunikasi dengan sesama.

Nilai-nilai ini dapat diakomodasi oleh penerapan metode Reciprocal Teaching untuk

memunculkan daya tarik bagi siswa.

Daya tarik pada materi pembelajaran bahasa tersebut akan membuat mereka mencari

tahu sendiri apa dan bagaimana pengetahuan itu terbentuk dan pengembangan kemampuan

berbahasa pada diri mereka dibutuhkan. Jika hal tersebut terjadi maka kajian pada materi

pembelajaran bahasa menjadi lebih dalam dan komprehensif.

C. PEMBATASAN MASALAH

Karena luasnya beberapa variabel dalam penelitian tindakan ini yang meliputi metode

Reciprocal Teaching dan kemampuan membaca pemahaman materi pembelajaran berbahasa

siswa, maka penulis perlu membatasi agar hasil penelitian lebih komprehensif dan lebih dapat

dijadikan acuan untuk penelitian berikutnya. Aspek-aspek yang perlu dibatasi antara lain

sebagai berikut :

1. Kemampuan membaca pemahaman materi pembelajaran berbahasa siswa dalam penelitian

ini adalah nilai pemahaman siswa pada siklus I dan II yang dikumpulkan penulis sebagai

nilai tugas harian tentang kajian sosial.

2. Metode Reciprocal Teaching dalam penelitian ini adalah menerapkan teori Barrett tentang

membaca dengan cara mereorganisasi cara membaca dengan 4 taxonomy atau tahapan.

3. Siswa Kelas 4-C SD Negeri Kendangsari I/276 Surabaya pada tahun pelajaran 2021/2022

yang masih aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar pada bulan Oktober 2021 berjumlah

36 siswa.

5
D. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah ada peningkatan kemampuan membaca pemahaman materi pembelajaran berbahasa

melalui penerapan metode Reciprocal Teaching secara Daring pada siswa Kelas 4-C SD

Negeri Kendangsari I/276 Surabaya?

2. Jika ada, seberapa besar peningkatan kemampuan membaca pemahaman materi

pembelajaran berbahasa melalui penerapan metode Reciprocal Teaching secara Daring pada

siswa Kelas 4-C SD Negeri Kendangsari I/276 Surabaya?

E. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan membaca pemahaman materi

pembelajaran berbahasa melalui penerapan metode Reciprocal Teaching secara Daring pada

siswa Kelas 4-C SD Negeri Kendangsari I/276 Surabaya.

2. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan membaca pemahaman materi

pembelajaran berbahasa melalui penerapan metode Reciprocal Teaching secara Daring pada

siswa Kelas 4-C SD Negeri Kendangsari I/276 Surabaya.

F. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan sumbangan pemikiran dalam dunia

pendidikan pada umumnya untuk penerapan metode Reciprocal Teaching di SD. Di

samping itu dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti lain pada bidang penerapan

model pembelajaran di SD.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan

mengembangkan kemampuan membaca pemahaman mereka ke arah yang lebih baik.

6
b. Bagi Guru

Guru dapat memperbaiki dan meningkatkan kompetensi pedagogik dalam

menerapkan PAKEMIP dengan menggunakan model, metode atau strategi

pembelajaran tertentu.

c. Bagi Sekolah

Dapat dijadikan acuan bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan

dengan menyediakan sarana prasarana sekolah yang mendukung penerapan model-

model pembelajaran inovatif.

7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. MEMBACA

1. Pengertian Membaca

Membaca berasal dari kata dasar “baca” yang artinya memahami arti tulisan.

Membaca adalah salah satu proses yang sangat penting untuk mendapatkan ilmu dan

pengetahuan. Tanpa bisa membaca, manusia dapat dikatakan tidak bisa hidup di zaman

sekarang ini. Sebab hidup manusia sangat bergantung pada ilmu pengetahuan yang

dimilikinya. Dan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu, salah satunya dengan cara

membaca.

Terdapat tiga cara umum membaca didalam kehidupan sehari-hari dilihat dari apa

tujuan membaca tersebut :

a. Membaca sebagai hiburan tidak perlu memeras otak terlalu keras. Bacaan yang

mengandung unsur hiburan disini contohnya novel, cerpen, komik, majalah ringan dll.

b. Membaca untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang tujuannya adalah mencari dan

memahami ilmu yang terkandung dalam bacaan tersebut.

c. Membaca kritis. Membaca disini sama dengan membaca untuk mencari ilmu. Namun

membaca disini diikuti oleh proses menelaah isi bacaan tersebut, misalnya dengan

pertanyaan-pertanyaan

Dalam membaca kritis, kita menyediakant bacaan sebagai lawan yang harus

dikalahkan dengan cara mengetahui dan memahami seluruh isinya. Belajar dengan

menggunakan metode membaca kritis akan menjadi menyenangkan dan tidak

membosankan. Kita tidak hanya diminta untuk memahami isi bacaan tapi juga diajak

berpikir kreatif mengenai isi tersebut.

8
2. Merangsang Anak Gemar Membaca

Merangsang anak agar gemar membaca perlu dilakukan sejak kecil, sehingga

membaca menjadi bagian hidup si anak. Untuk memupuk dan merangsang kegemaran

membaca pada anak memerlukan strategi yang tepat. Apabila strategi yang digunakan

orang tua ketika membantu anaknya dalam belajar membaca tepat dan sangat menarik bagi

si anak, biasanya si anak selain cepat dapat membaca selanjutnya juga akan senang

membaca. Jadi antara membantu anak belajar membaca dan merangsang anak gemar

membaca berkaitan sangat erat.

Anak yang gemar membaca biasanya adalah anak yang cara membacanya baik

dan pemahamannya terhadap bahasa dan daya imajinasinya juga biasanya sangat baik.

Read a loud pada anak-anak akan merangsang imajinasi dan memperluas

pemahaman mereka tentang dunia. Hal ini akan mengembangkan bahasa dan ketrampilan

mendengar serta mempersiapkan mereka untuk memahami bahasa tulis. Apabila ritme dan

melodi bahasa menjadi bagian hidup anak maka belajar membaca bukanlah semacam

belajar formal melainkan alamiah sebagaimana belajar berjalan dan berbicara.

B. MEMBACA PEMAHAMAN

Membaca pemahaman ialah cara atau teknik membaca tanpa suara. Jenis membaca ini

perlu lebih ditekankan kepada pemahaman isi bacaan. Dalam Kurikulum 2006 tertera membaca

sekilas, membaca dangkal, membaca intensif, dan membaca ekstensif. Membaca jenis ini dapat

digolongkan ke dalam membaca pemahaman. Membaca pemahaman berbeda dengan membaca

teknis.

Membaca pemahaman lebih banyak menggunakan kecepatan gerak mata, sedangkan

membaca teknis lebih banyak menggunakan gerakan mulut. Mengingat gerakan mata lebih

cepat menanggapi apa yang dibaca, maka membaca pemahaman lebih cepat prosesnya daripada

9
membaca teknis. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari kita lebih banyak menggunakan

membaca pemahaman dalam kegiatan membaca / wacana apapun. Jangan biarkan membaca

menggunakan ujung jari atau mulut yang berkomat – kamit, karena kegiatan ini akan

menghambat kecepatan dalam membaca.

Membaca pemahaman dapat dibagi atas :

1. Membaca Ekstensif

Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak

mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Tujuan dan tuntutan kegiatan membaca

ekstensif adalah untuk memahami isi yang penting-penting dengan cepat. Dengan demikian,

membaca secara efisien dapat terlaksana. Membaca ekstensif biasanya lebih banyak

dilakukan diluar kelas.

Sebelum kita mulai membaca maka biasanya kita meneliti terlebih dahulu apa-apa

yang akan kita telaah. Kita mensurvei bahan bacaan yang akan dipelajari dan yang akan

ditelaah, dengan jalan :

a. Tentukan pada diri kita apa yang ingin kita cari, caranya dengan melihat-lihat,

memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku yang bersangkutan;

b. Memeriksa, memilih indeks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat dalam buku-buku;

c. Bilamana kita telah menemukan yang telah kita cari, bacalah teks sekelilingnya juga.

2. Membaca Sekilas ( skimming )

Sejenis membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat,

memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi, penenangan.

Maka disini Anda harus dapat menemukan inti dari setiap alinea. Kerjakanlah sebagai

berikut :

a. Baca dan periksalah alinea pertama pada tiap bab atau paragraf, karena ini merupakan

pendahuluan dari bab itu.

10
b. Baca alinea terakhir dari suatu bab karena disini terangkum kesimpulannya.

c. Bacalah dari alinea yang berada ditengah-tengah kalimat pertama dan terakhir.

d. Perhatikan kata-kata yang digaris bawahi dan kata-kata yang dicetak dengan cara lain.

Kata-kata ini memberikan petunjuk-petunjuk atau tanda-tanda yang khusus.

Ada tiga tujuan utama dalam membaca sekilas, yaitu :

a. Untuk memperoleh kesan umum

Dengan membaca sekilas kita dapat mempelajari sifat hakikat dan jangkauan buku

tersebut, susunan atau organisasinya, dan sikap umum sang penulis serta pendekatannya

terhadap bahan atau subjek pembicaraan.

b. Untuk menemukan hal-hal tertentu

Kerap kali membaca sekilas itu untuk mendapatkan fakta atau hal tertentu.

c. Untuk menemukan bahan dalam perpustakaan

Kita pun membaca sekilas kartu katalog untuk mendapatkan buku-buku yang sesuai.

Apabila kita telah menemui apa yang kita ingin dengan cara membaca sekilas. Ubahlah

cara membaca kita. Bacalah bahan itu dengan teliti. Catatlah hal-hal yang penting serta

fakta-fakta yang menunjang.

3. Membaca Dangkal ( superficial reading )

Pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat

luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Biasanya dilakukan bila kita

membaca demi kesenangan. Membaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagiaan di

waktu senggang.

11
C. METODE RECIPROCAL TEACHING

1. Pengertian Metode Reciprocal Teaching

Pengajaran bahasa sesuai dengan pengajaran nasional, yaitu mengembangkan warga

negara Indonesia, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat, serta mampu

mengembangkan fungsi bahasa dan kebudayaan. Ada empat kemampuan berbahasa yang

harus dikuasai siswa yaitu kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, dan

kemampuan menulis. Keterampilan membaca sebagai salah satu dari empat keterampilan

berbahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia.

Membaca merupakan mata pelajaran tertua dalam sekolah formal. Setiap sekolah

mencantumkan mata pelajaran utamanya membaca, menulis, dan berhitung.

Membaca merupakan bagian dari pengajaran bahasa Indonesia. Kemampuan membaca

sangat penting bagi siswa sebab seluruh aktivitas sehari-hari selalu melibatkan kemampuan

membaca. Mulai dari tanda-tanda di jalan raya, judul-judul buku, dan surat kabar yang

diterbitkan setiap hari. Kemampuan membaca merupakan modal utama dalam proses

pembelajaran. siswa mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan dengan membaca. Siswa

diharapkan dapat memahami isi wacana yang mereka baca dan dapat memberi tanggapan

terhadap isi bacaan. Memahami isi suatu bacaan memang bukan perkara yang mudah.

Kendala yang dihadapi guru adalah tidak adanya ketertarikan siswa terhadap

pembelajaran membaca, rendahnya konsentrasi siswa saat membaca dan pemahaman siswa

terhadap bacaan. Siswa akan memahami bacaan jika bacaan tersebut dibaca lebih dari satu

kali. Dalam metode Reciprocal Teaching siswa diminta untuk menemukan informasi dan

memahami bacaan dari yang paling sederhana ke yang lebih kompleks.

Metode pembelajaran Reciprocal Teaching dikembangkan oleh Anna Marie

Palincsar dan Ann Brown untuk mengajar siswa strategi - strategi kognitif serta untuk

membantu mereka memahami bacaan. Menurut Palincsar dan Sullivan “model reciprocal

teaching memiliki 4 tahapan pembelajaran, yaitu 1) summarizing, 2) question-generating, 3)

12
clarifying, dan 4) predicting.” Pada tahap summarizing, kegiatan yang dilaksanakan

bertujuan untuk membantu siswa mengakses pengetahuan awal yang telah mereka miliki,

mendorong siswa untuk berpikir, dan memotivasi siswa untuk belajar. Tahap question

generating, siswa dikondisikan untuk berdiskusi dalam kelompok mengerjakan LKS yang

diberikan. Tahap clarifying digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana pemahaman siswa

terhadap materi pembelajaran. Terakhir tahap predicting, pada tahap ini siswa diminta

menerapkan konsep atau pengetahuan mereka dalam berbagai pertanyaan yang diberikan

oleh siswa dari kelompok lain.

Reciprocal teaching adalah pendekatan konstruktivis yang berdasarkan pada prinsip-

prinsip pembuatan / pengajuan pertanyaan (Trianto, 2007 : 96). Menurut Sriyanti dan

Marlina ( 2003:118 ) pembelajaran terbalik merupakan salah satu model pembelajaran yang

memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri

sehingga peserta didik mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain serta dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar mandiri.

Menurut Suyatno (2009 : 64), reciprocal teaching merupakan strategi pembelajaran

berdasarkan prinsip-prinsip pengajuan pertanyaan dimana siswa ketrampilan-ketrampilan

metakognitif diajarkan melalui pengajaran langsung dan pemodelan oleh guru. Pembelajaran

menggunakan reciprocal teaching harus memperhatikan tiga hal yaitu siswa belajar

mengingat, berfikir dan memotivasi diri. Dalam reciprocal teaching, guru mengajarkan

siswa keterampilan-keterampilan kognitif penting dengan menciptakan pengalaman belajar,

melalui pemodelan perilaku tertentu dan kemudian membantu siswa mengembangkan

keterampilan tersebut atas usaha mereka sendiri dengan pemberian semangat (Brown dalam

Trianto, 2007 : 96).

Untuk memahami isi sebuah buku materi siswa harus membaca,dan membaca

identik dengan belajar. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.( R.Gagne dalam Slamet,1995:13 ).

13
Sehingga dengan keterampilan yang dimilikinya siswa mampu memahami isi buku dan

mampu mengatasi kesulitannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk

membantu siswa dalam memahami isi suatu buku adalah model pembelajaran terbalik (

Reciprocal Teaching ).

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diartikan bahwa pembelajaran terbalik

(Reciprocal Teacing ) adalah suatu metode pembelajaran yang dirancang untuk memberikan

manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai dan memberikan ketrampilan pada siswa dalam

memahami apa yang dibaca didasarkan pada pengajuan pertanyaan.

Ada empat tugas dalam metode Reciprocal Teaching. Empat tugas itu adalah:

a. Menyusun pertanyaan

b. Membuat ringkasan

c. Membuat prediksi

d. Mengklasifikasi

Hudson (dalam Tarigan, 2008: 7) mengemukakan membaca adalah suatu proses

yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak

disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang

menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu

pandangan sekilas dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui.

Menurut Crawley dan Mountain (dalam Somadaya, 2011: 6-7), membaca pada

hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar

melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, dan metakognitif sebab proses

visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulisan (huruf) ke dalam kata

lisan.

14
2. Prosedur Penerapan Metode Reciprocal Teaching dalam Kegiatan Membaca

pemahaman

Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan membaca pemahaman adalah

sebagai berikut:

1. Membagikan bacaan hari ini

2. Menjelaskan bahwa guru berperan sebagai guru pada bacaan pertama

3. Meminta siswa membaca bacaan pada bagian yang ditetapkan

4. Setelah membaca, siswa disuruh melakukan pemodelan..

5. Meminta siswa memberikan komentar terhadap pembelajaran guru

6. Siswa lain membaca dengan tidak bersuara bagian materi bacaan yang lain

7. Memilih salah satu siswa yang berperan sebagai guru

8. Membimbing siswa yang berperan sebagai guru

9. Mengurangi bimbingan siswa yang menjadi guru secara periodic

Membaca pemahaman akan cacat apabila :

1. Membaca dengan suara berbisik / bergumam.

2. Bibir bergerak-gerak (komat-kamit)

3. Kepala bergerak ke kiri dan kanan mengikuti baris-baris bacaan, atau

4. Menunjuk dengan jari, pensil, dan lain-lain.

Pada saat membaca pemahaman, kita hanya menggunakan ingatan visual (visual

memory) yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Tujuan utama membaca

pemahaman (silent reading) adalah untuk memperoleh informasi.

D. KERANGKA BERPIKIR

Kerangka berpikir adalah sebuah pengetahuan yang melandasi pengetahuan-

pengetahuan yang lainnya, sebuah pengetahuan yang paling mendasar dan menjadi pondasi

15
bagi setiap pemikiran selanjutnya.

Untuk mendapatkan sebuah kerangka berpkir akan suatu hal bukan sesuatu yang mudah,

diperlukan suatu pemikiran yang mendalam, tidak menyimpulkan hanya dari fakta yang dapat

terindra, atau hanya dari sekedar informasi-informasi yang terpenggal. Selain itu, diperlukan

sebuah pemikiran yang cerdas akan setiap informasi yang dimilikinya dan berupaya dengan

keras menyimpulkan sesuatu kesimpulan yang memunculkan keyakinan.

16
Adapun kerangka pikir dalam penilitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel X Variabel Y

Reciprocal Teaching Membaca pemahaman

Kerangka Pikir Hipotesis

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

E. HIPOTESIS TINDAKAN

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2013

: 96). Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dikemukakan hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada peningkatan kemampuan membaca pemahaman materi pembelajaran berbahasa melalui

penerapan metode Reciprocal Teaching secara Daring pada siswa Kelas 4-C SD Negeri

Kendangsari I/276 Surabaya.

17
BAB III

METODE PENELITIAN

A. SETTING PENELITIAN

Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di

masyarakat atau sekelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat

yang bersangkutan (Arikunto, Suharsimi 2002: 82). Ciri atau karakteristik utama dalam

penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan kolaborasi antara penulis dengan anggota

kelompok sasaran. Penelitian tindakan adalah satu strategi pemecahan masalah yang

memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil

jalan dalam mendeteksi memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat

dalam kegiatan teersebut dapat mendukung satu sama lain.

Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut :

1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-benar nyata dan

penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam jangkauan kewenangan

penulis untuk melakukan perubahan.

2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukn tidak boleh sampai

mengganggu atau menghambat kegiatan utama.

3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien

4. Metodologi yang harus jelas, rinci dan terbuka, setiap langkah dari tindakan dirumuskan

dengan tegas, sehingga orang yang berminat terhadap penelitian tersebut dapat mengecek

setiap hipotesis dan pembuktiannya.

5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang berkelanjutan (on-

going), mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan terhadap kualitas tindakan memang

tidak dapat berhenti tetapi menjadi tantangan setiap waktu. (Arikunto, Suharsimi, 2002: 82-

83).

18
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini

menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, Suharsimi,

2002: 83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus

meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection

(refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan,

pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang

berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat

dilihat pada gambar berikut :

Putaran 1

Refleksi Rencana
awal/rancangan

Tindakan/ Putaran 2

Observasi
Rencana yang
Refleksi direvisi

Tindakan/

Observasi

Gambar 3.1. Alur PTK

Penjelasan alur diatas adalah :

1. Rancangan/ rencana awal, sebelum mengadakan penelitian penulis menyusun rumusan

masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrument penelitian

dan perangkat pembelajaran.

19
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh penulis sebagai upaya

membangun pengetahuan konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari

diterapkannya Metode Reciprocal Teaching.

3. Refleksi, penulis mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan

yang dilakukan berdasarkan lembar observasi.

4. Rancangan/ rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat

rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

B. SUBYEK PENELITIAN

1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan oleh penulis di SD Negeri Kendangsari I/276 dengan

alamat Jl. Kendangsari Blok S No. 26 Kecamatan Tenggilis Mejoyo Kota Surabaya.

2. Waktu

Pelaksanaan penelitian dan perbaikan dijadwalkan oleh penulis dengan rincian

jadwal sebagai berikut :

Tabel 3.1. Waktu Pelaksanaan Tindakan

No Jenis Kegiatan September Oktober Nopember


1 Konsultasi dengan Kepala Sekolah. M1
2 Mengajukan proposal penelitian. M1
3 Mengajukan RPP M2
4 Revisi RPP. M3
5 Evaluasi kualitas RPP tahap akhir. M4
6 Konsultasi dengan Observer. M4 M1-4
7 Pelaksanaan siklus I. M1-4
8 Pelaksanaan siklus II. M1-4
9 Menyusun laporan tindakan. M1-3

3. Kelas

Kelas yang dijadikan obyek perbaikan dan penelitian adalah Kelas 4-C dengan

jumlah siswa sebanyak 36 siswa.

20
C. SUMBER DATA

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

1. Dokumen

a. Bank data siswa

b. Evaluasi kemampuan membaca pemahaman

2. Pengalaman empiris

a. Catatan lapangan

b. Hasil observasi

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Dokumentasi

Penulis mengumpulkan dan menggunakan data kelas, siswa dan dokumentasi nilai.

2. Observasi

Observasi pada umumnya digunakan untuk memperoleh data mengenai perilaku

individu atau proses kegiatan tertentu (Sudjana, 2006:67). Observasi dapat mengukur atau

menilai hasil dan proses belajar misalnya tingkah laku siswa pada belajar, tingkah laku guru

pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi dan

penggunaan alat peraga pada waktu belajar. Pada penelitian ini penulis melakukan observasi

untuk mengamati Aktivitas Guru pada saat pembelajaran berlangsung yaitu dari tahap awal

sampai akhir.

3. Tes

Digunakan untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman siswa pada materi

pembelajaran yang disampaikan. Materi tes dibuat penulis dengan memperhatikan buku

panduan materi pembelajaran berbahasa.

21
E. VALIDASI DATA

Validasi data juga dapat ditempuh dengan penganekaragaman alat pengumpul data.

Semakin banyak data yang menguatkan didapat dengan alat pengumpul data yang berbeda maka

data tersebut semakin valid. Sedangkan untuk memperoleh data yang mendukung keshahihan,

serta sesuai dengan fokus permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai pada penelitian

digunakan teknik validasi data.

Untuk mendapatkan data yang mendukung dan sesuai dengan karakteristik fokus

permasalahan dan tujuan penelitian, teknik validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

audit trail. Audit trail adalah pengecekan keabsahan temuan penelitian dan prosedur penelitian

yang telah diperiksa dengan mengkonfirmasikan kepada sumber data pertama (guru dan siswa).

Selain itu juga penulis mengkonfirmasikan dan mendiskusikan temuan penelitian terhsebut

dengan guru lain yang mengajar mata pelajaran yang sejenis, pembimbing, penulis senior, dan

teman-teman peneliti. Kegiatan ini dilakukan guna memperoleh kritik, tanggapan, dan

memperoleh validitas yang lebih tinggi.

22
F. TEKNIK ANALISA DATA

Pengumpulan data yang ada, selanjutnya dianalisis. Untuk menganalisis data tersebut,

penulis memerlukan analisis data yang sesuai agar data yang diperoleh dapat

dipertanggungjawabkan, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis data kualitatif

dan analisis data kuantitatif.

1. Analisis data kualitatif

Analisis data kualitatif pada penelitian ini diperoleh dari hasil observasi yang

dilakukan oleh penulis yang memuat gambaran tingkat pengetahuan siswa terhadap suatu

mata pelajaran, aktivitas dan antusiasme siswa saat mengikuti pelajaran setiap siklus.

2. Analisis data kuantitatif

Analisis data kuantitatif diperoleh dari hasil tes siswa yang bertujuan untuk

mengetahui pengetahuan siswa tentang materi pelajaran dari setiap siklus, di mana siswa

secara individu telah belajar tuntas atau berhasil apabila sekurang-kurangnya mendapat skor

70% berdasarkan indikator kemampuan berbahasa lisan dan tulis yang diterapkan melalui

metode Reciprocal Teaching.

Standar penentuan ketuntasan belajar siswa menurut Sudjana (2006:109) sebagai

berikut :

P = ∑f x 100%
N
Keterangan :
P = Persentase ketuntasan secara individu.
∑f = Jumlah nilai yang diperoleh siswa.
N = Nilai maksimal.

Sedangkan untuk mencari persentase ketuntasan secara klasikal menggunakan

rumus:

P = ∑n x 100%
N
Keterangan :
P = Persentase ketuntasan belajar secara klasikal.
∑n = Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 70.
N = Jumlah siswa seluruhnya.
23
Data pengamatan dianalisis dengan menghitung rata-rata pada setiap siklus yang

dilaksanakan, selanjutnya nilai rata-rata tersebut diklasifikasikan dengan kriteria sebagai

berikut :

76-100 = Sangat baik.

66-75 = Baik.

46-65 = Cukup.

0-45 = Kurang.

G. INDIKATOR KINERJA

Indikator kinerja disusun berdasarkan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar

yang mengindikasikan munculnya keingintahuan mereka sehingga meningkatkan kemampuan

membaca pemahaman materi pembelajaran berbahasa sebagaimana terinci dalam tabel berikut :

Tabel 3.2. Indikator Aktivitas Guru dalam PBM

Tahap
Aspek Yang Dinilai
Pembelajaran
Kegiatan Menyampaikan tujuan pembelajaran
Awal
Memancing antusiasme siswa terhadap PBM berlangsung
Kegiatan Inti Menjelaskan arti kata-kata yang baru dari materi atau dari kamus
Memberi kesempatan bagi siswa untuk membaca materi baru dalam
hati
Mengajukan pertanyaan bacaan tanpa melihat kembali bacaan tersebut
Mendeskripsikan jawaban pertanyaan ingatan maupun pikiran
berdasarkan bacaan secara lisan dan tulisan
Mempresentasikan konsep materi berdasarkan bacaan
Kegiatan Menyimpulkan materi dengan membuat rangkuman
Penutup

Tabel 3.3. Indikator Kemampuan Membaca pemahaman

No Aktivitas Siswa

1 Mengklasifikasikan
2 Menguraikan
24
3 Menyimpulkan
4 Mengumpulkan
5 Menjawab pertanyaan

H. PROSEDUR PENELITIAN

1. Studi Awal

 Melakukan penjaringan data awal.

 Menentukan target pencapaian indikator keberhasilan.

2. Fase Perencanaan

 Merencanakan waktu pelaksanaan pembelajaran.

 Menentukan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran dan indikator.

 Menentukan materi yang akan diajarkan.

 Mengembangkan rencana pembelajaran dengan membuat langkah-langkah

pembelajaran, metode, alat atau media, menentukan alokasi waktu.

 Menyiapkan alat atau media.

 Membuat format penilaian evaluasi.

 Membuat format evaluasi.

3. Fase Tindakan dan Observasi

 Menerapkan tindakan yang mengacu pada scenario dan langkah kegiatan mengajar atau

melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

 Observasi dengan memakai format observasi.

 Mencatat perubahan-perubahan yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.

25
4. Fase Refleksi

 Melakukan evaluasi tindakan dengan menyiapkan soal-soal evaluasi.

 Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus

berikutnya.

 Evaluasi tindakan.

26
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI KONDISI AWAL

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal.

Observasi awal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran membaca intensif.

Kondisi awal yang ditemukan penulis, rendahnya minat siswa dan kemampuan siswa

memahami isi bacaan serta kurang aktifnya siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kurangnya

pemahaman yang didapat siswa ketika membaca menjadikan mereka tidak serius dalam

mengikuti pembelajaran. Sebelum masuknya implementasi pada siklus didapatkan informasi

bahwa kemampuan siswa pada bidang bahasa Indonesia tidak begitu baik, sebagaimana tertera

pada tabel berikut :

Tabel 4.1. Rekapitulasi Nilai Prasiklus

Indikator Kemampuan
Membaca pemahaman Keterangan
No Nama Siswa Skor %
(T/TT)
1 2 3 4 5
1 Abdullah Al Mubarok 2 1 2 1 3 9 45% TT
Achmad Wildan Syah
2 2 4 1 4 1 12 60% TT
Ramdhany
Affreza Adhitya Prasetyo
3 2 1 4 1 1 9 45% TT
Hermawan
Alfionita Meilani Devina
4 2 3 1 3 3 12 60% TT
Putri
Anindita Maheswari
5 4 1 3 1 3 12 60% TT
Marsidhiono
Ardharaja
6 2 4 4 3 2 15 75% T
Alendraliansyah Sukma
7 Arvino Lanang Anugerah 2 1 2 1 3 9 45% TT
Ayatullah Khairani
8 1 3 1 2 2 9 45% TT
Purnomo
9 Chale Moussa 2 4 4 3 2 15 75% T
10 Dannish Faizah Isyham 2 1 4 1 4 12 60% TT
11 Dennys Maulana Arifin 1 3 1 2 2 9 45% TT
12 Dewi Putri Anggraini 3 1 2 1 1 8 40% TT
13 Endhita Salfa Vellisa 1 2 2 4 1 10 50% TT
14 Faatih Ahmad Duriyad 2 1 2 1 3 9 45% TT
15 Fandy Kurniawan 1 2 1 4 2 10 50% TT

27
Indikator Kemampuan
Membaca pemahaman Keterangan
No Nama Siswa Skor %
(T/TT)
1 2 3 4 5
16 Fellisa Rizkia Putri 3 4 4 2 3 16 80% T
17 Giscelda Rahma Arzura 1 2 2 2 1 8 40% TT
18 Juliano Putra Maulana 2 2 3 2 3 12 60% TT
19 Kayyisa Mutia Azzahara 1 4 1 2 2 10 50% TT
Lintang Jagat Istiko
20 3 1 2 1 4 11 55% TT
Mahendra
M. Andre Saputra
21 4 3 2 3 3 15 75% T
Ramadhan
Marsya Callysta Putri
22 4 1 3 3 1 12 60% TT
Aditia
23 M. Harlan Fadhila 1 3 1 2 1 8 40% TT
Mochamad Ikhwan
24 2 1 2 1 3 9 45% TT
Ikhsan Mulya
Mochamad Revano
25 2 4 1 4 1 12 60% TT
Ariyantono
Muhammad Fawwaz
26 1 1 3 2 3 10 50% TT
Nugraha
Muhammad Ghany Risky
27 2 3 2 3 1 11 55% TT
Wijaya
Muhammad Ridho
28 2 1 4 1 1 9 45% TT
Wijaya
Naura Cyntia Bella
29 2 4 4 3 2 15 75% T
Setiawan
30 Nizar Almair Zidane 2 1 4 1 4 12 60% TT
31 Novita Angraini 1 3 1 2 2 9 45% TT
32 Qyara Wida Ayyasy 3 1 2 1 1 8 40% TT
33 Reyhan Adji Bima Sena 1 2 2 4 1 10 50% TT
34 Ribby Kirana Agung 2 1 2 1 3 9 45% TT
35 Robbi Farul Purnomo 1 2 1 4 2 10 50% TT
Syafirah Azizaurrasayid
36 3 4 4 2 3 16 80% T
Balqis
Rata-rata 2,05 2,21 2,34 2,11 2,11 10,82 54%

Berdasarkan data tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa pencapaian kemampuan

membaca pemahaman materi pembelajaran berbahasa siswa sangat kurang oleh karenanya

butuh tindakan untuk meningkatkan kemampuan tersebut.

28
B. DESKRIPSI SIKLUS I

1. Perencanaan

a) Waktu

Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam waktu 2 x 3 x 35 menit.

Pertemuan siklus I direncanakan pada hari Kamis, tanggal 7 dan 14 Oktober 2021,

jam pelajaran 1 sampai dengan 3.

b) Materi

Materi pembelajaran pada siklus ini adalah bacaan yang terdapat pada buku

siswa mata pelajaran Tematik Kelas 4-C Kurikulum 2013.

c) Penilaian

Penilaian dilakukan dengan menggunakan teknik tes tertulis dengan butir

soal atau tugas sebagaimana termaktub dalam buku siswa mata pelajaran Tematik

Kelas 4-C Kurikulum 2013.

2. Tindakan

Kegiatan pembelajaran pada siklus I meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan

kegiatan akhir. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan ini sesuai dengan langkah-

langkah metode Reciprocal Teaching sebagai berikut :

 Membagikan bacaan hari ini

 Menjelaskan bahwa guru berperan sebagai guru pada bacaan pertama

 Meminta siswa membaca bacaan pada bagian yang ditetapkan

 Setelah membaca, siswa disuruh melakukan pemodelan..

 Meminta siswa memberikan komentar terhadap pembelajaran guru

 Siswa lain membaca dengan tidak bersuara bagian materi bacaan yang lain

 Memilih salah satu siswa yang berperan sebagai guru

 Membimbing siswa yang berperan sebagai guru

 Mengurangi bimbingan siswa yang menjadi guru secara periodic

29
3. Pengamatan

Pada siklus II kelas mulai terkendali dan siiswa lebih fokus dengan pelajaran

karena peneliti lebih fokus juga. Untuk mengatasi kebosanan siswa, peneliti memberikan

sedikit canda. Materi juga sudah bagus karena penliti mampu menyesuaikan materi

dengan alokasi waktu yang diberikan. Siswa mulai terbiasa dengan peneliti sebagai guru

dan metode pembelajaran yang berganti teks dan topik, membuat siswa lebih semangat.

Berdasarkan hasil observasi siklus II, peneliti menyimbulkan bahwa aktivitas dalam

proses belajar dan mengajar menggunakan metode Reciprocal Teaching berjalan dengan

lancar, terbukti banyaknya kelebihan dan keberhasilan dalam mengajar, siswa sudah

fokus dalam pembelajaran, materi selesai sesuai dengan target yang diinginkan oleh

guru. Kelebihan pembelajaran dalam proses pembelajaran kali ini antara lain, 1) kerja

sama antar siswa meningkat, 2) antusias siswa dalam menutarakan pendapat meningkat,

3) banya pertanyaan peneliti yang bisa dijawab oleh siswa, 4) siswa lebih detail dalam

mempelajari isi teks.

Hasil observasi siklus II, didapati temuan bahwa metode Reciprocal Teaching

akan lebih baik bila dilakukan beberapa kali untuk mempermudah pemahaman siswa

dalam sebuah teks. Penggunaan metode Reciprocal Teaching akan lebih baik bila

dilakukan beberapa kali untuk mempermudah pemahaman siswa dalam sebuah teks.

Pembelajaran menggunakan metode Reciprocal Teaching harus dilakukan dengan penuh

konsentrasi oleh guru, karena terdiri dari beberapa poin yang harus diulas satu persatu

dengan baik. Sebelum menerapkan metode Reciprocal Teaching, guru harus menguasai

atmosfir siswa.

30
4. Refleksi

Selain bagi siswa, metode Reciprocal Teaching ini merupakan hal yang baru bagi

penulis sehingga sempat agak bingung bagaimana cara menjelaskan aturan

pelaksanaannya pada siswa. Di samping itu, penulis sempat meragukan apakah dengan

model dan model pembelajaran ini kemampuan membaca pemahaman materi

pembelajaran berbahasa siswa berubah.

C. DESKRIPSI SIKLUS II

1. Perencanaan

a) Waktu

Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam waktu 2 x 3 x 35 menit.

Pertemuan siklus II direncanakan pada hari Kamis, tanggal 21 dan 28 Oktober 2021,

jam pelajaran 1 sampai dengan 3.

b) Materi

Materi pembelajaran pada siklus ini adalah bacaan yang terdapat pada buku

siswa mata pelajaran Tematik Kelas 4-C Kurikulum 2013.

c) Penilaian

Penilaian dilakukan dengan menggunakan teknik tes tertulis dengan butir

soal atau tugas sebagaimana termaktub dalam buku siswa mata pelajaran Tematik

Kelas 4-C Kurikulum 2013.

2. Tindakan

Kegiatan pembelajaran pada siklus II meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan

kegiatan akhir. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan ini sesuai dengan langkah-

langkah metode Reciprocal Teaching sebagai berikut :

 Membagikan bacaan hari ini

 Menjelaskan bahwa guru berperan sebagai guru pada bacaan pertama

31
 Meminta siswa membaca bacaan pada bagian yang ditetapkan

 Setelah membaca, siswa disuruh melakukan pemodelan..

 Meminta siswa memberikan komentar terhadap pembelajaran guru

 Siswa lain membaca dengan tidak bersuara bagian materi bacaan yang lain

 Memilih salah satu siswa yang berperan sebagai guru

 Membimbing siswa yang berperan sebagai guru

 Mengurangi bimbingan siswa yang menjadi guru secara periodic

3. Pengamatan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Reciprocal

Teaching secara Daring pada siklus I berjalan dengan lancar. Siswa lebih aktif bertanya

dan berdebat, terutama ketika berlangsungnya praktek berkelompok dan mereka saling

bantu untuk menemukan apa yang diperintah oleh peneliti. Tapi terkadang masih ada

pertanyaan dari siswa uang menyimpang dari materi. Pernyataan yang dilontarkan oleh

siswa adalah respon yang baik, karena membuktikan bahwa siswa memperhatikan

pelajaran atau hanya sekedar selingan mereka agar mereka lebih dekat dengan peneliti.

Banyak siswa yang mampu mengerjakan tugas, hingga menghasilkan nilai yang baik

pada siklus pertama.

Berdasarkan hasil observasi siklus I, dapat disimpulkan aktivitas pembelajaran

dengan metode Reciprocal Teaching berjalan lancar. Namun hasil yang diperoleh

kurang memuaskan karena banyak kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran.

kekurangan tersebut antara lain 1) sebagian siswa sibuk dengan kegiatannya sendiri

ketika proses pembelajaran berlangsung, 2) siswa kurang begitu menguasai Reciprocal

Teaching dalam mengumpulkan dan menjadikan satu, 3) peneliti mengalami kelemahan

karena banyak memberikan penjelasan kepada siswa, sedangkan siswa kurang

memperhatikan, 4) banyak pertanyaan yang menyimpang dari materi, dan 5) peneliti

terlalu banyak bercanda.

32
Faktor penyebab siswa kurang tuntas dalam pembelajaran adalah pada batasan

waktu yang diberikan dan siswa terlalu bersemangat sehingga membuat kelas menjadi

gaduh dan sulit dikendalikan. Hasil observasi pertama di siklus I siswa memang terlihat

kurang berminat dengan pelajaran bahasa Indonesia terutama membaca, karena siswa

kurang begitu suka dalam mempelajari teks, terutama teks yang terbilang teks panjang.

4. Refleksi

Selain bagi siswa, metode Reciprocal Teaching ini merupakan hal yang

menyenangkan bagi penulis sehingga pembelajaran menjadi hidup dan aktivitas siswa

dalam belajar semakin meningkat. Metode Reciprocal Teaching ini harus dilaksanakan

secara berkesinambungan sebagai upaya pembiasaan bagi siswa.

D. PEMBAHASAN

1. Siklus I

a. Pembahasan hasil pengamatan Aktivitas Guru selama pembelajaran berlangsung pada

Siklus I

Tabel 4.2. Aktivitas Guru selama KBM pada Siklus I

Tahap Penilaian Rata-


Aspek Yang Dinilai Kategori
Pembelajaran 1 2 3 4 rata
Kegiatan Menyampaikan tujuan 3 Baik
Awal pembelajaran
Memancing antusiasme 4 Sangat
siswa terhadap PBM baik
berlangsung
Kegiatan Inti Menjelaskan arti kata-kata 3 Baik
yang baru dari materi atau
dari kamus
Memberi kesempatan bagi 2 Kurang
siswa untuk membaca materi
baru dalam hati
Mengajukan pertanyaan 2 Kurang
bacaan tanpa melihat
kembali bacaan tersebut
Mendeskripsikan jawaban 2 Kurang
pertanyaan ingatan maupun
pikiran berdasarkan bacaan
secara lisan dan tulisan
33
Tahap Penilaian Rata-
Aspek Yang Dinilai Kategori
Pembelajaran 1 2 3 4 rata
Mempresentasikan konsep 3 Baik
materi berdasarkan bacaan
Kegiatan Menyimpulkan materi 3 Baik
Penutup dengan membuat rangkuman
Jumlah 22
Rata-rata 68,7% Baik

P = f x 100%
N
P = (1 x 0) + (2 x 3) + (3 x 4) + (4 x 1) x 100%
8x4
P = 22 x 100%
32
P = 68,7%
Keterangan :
P = Persentase yang sedang dicari nilainya
f = Jumlah seluruh skor yang diperoleh
N = Jumlah item pengamatan dikalikan skor yang semestinya

Pada tabel 4.2 menunjukkan data Aktivitas Guru pada Siklus I dengan perolehan

skor 78,1% dengan kategori “Baik”. Aktivitas Guru yang memperoleh skor 4 dengan

kategori “Sangat Baik” terlihat pada tahap pembelajaran kegiatan awal. Hal ini

dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam memotivasi siswa. Pada tahap kegiatan inti

sebagian siswa masih merasa bingung dan belum mengerti tentang langkah-langkah

penyelesaian dalam pemecahan. Maka dari tinjauan ini, penulis simpulkan bahwa pada

tahap kegiatan Siklus I, tampaknya siswa masih perlu bimbingan guru secara intensif.

34
b. Pembahasan tentang evaluasi kemampuan membaca pemahaman siswa Siklus I

Data kemampuan membaca pemahaman siswa pada kegiatan pembelajaran

Siklus I diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.3. Kemampuan Membaca pemahaman Siswa pada Siklus I

Indikator Kemampuan
Membaca pemahaman Keterangan
No Nama Siswa Skor %
(T/TT)
1 2 3 4 5
1 Abdullah Al Mubarok 2 1 4 2 4 13 65% TT
Achmad Wildan Syah
2 2 4 3 4 2 15 75% T
Ramdhany
Affreza Adhitya Prasetyo
3 2 1 4 2 2 11 55% TT
Hermawan
Alfionita Meilani Devina
4 3 4 3 3 3 16 80% T
Putri
Anindita Maheswari
5 4 2 4 3 3 16 80% T
Marsidhiono
Ardharaja Alendraliansyah
6 2 4 4 3 2 15 75% T
Sukma
7 Arvino Lanang Anugerah 2 2 4 1 3 12 60% TT
Ayatullah Khairani
8 2 4 3 4 2 15 75% T
Purnomo
9 Chale Moussa 2 4 4 4 2 16 80% T
10 Dannish Faizah Isyham 2 3 4 2 4 15 75% T
11 Dennys Maulana Arifin 1 3 3 3 3 13 65% TT
12 Dewi Putri Anggraini 3 1 4 2 2 12 60% TT
13 Endhita Salfa Vellisa 3 2 4 4 2 15 75% T
14 Faatih Ahmad Duriyad 2 1 4 2 4 13 65% TT
15 Fandy Kurniawan 3 3 3 4 2 15 75% T
16 Fellisa Rizkia Putri 3 4 4 2 3 16 80% T
17 Giscelda Rahma Arzura 1 4 3 2 1 11 55% TT
18 Juliano Putra Maulana 2 4 4 2 3 15 75% T
19 Kayyisa Mutia Azzahara 1 4 1 2 2 10 50% TT
Lintang Jagat Istiko
20 4 3 2 2 4 15 75% T
Mahendra
M. Andre Saputra
21 4 4 2 3 3 16 80% T
Ramadhan
Marsya Callysta Putri
22 4 3 3 3 2 15 75% T
Aditia
23 M. Harlan Fadhila 2 4 1 2 1 10 50% TT
Mochamad Ikhwan Ikhsan
24 2 1 4 2 4 13 65% TT
Mulya
Mochamad Revano
25 2 4 3 4 2 15 75% T
Ariyantono
Muhammad Fawwaz
26 2 2 4 3 4 15 75% T
Nugraha

35
Indikator Kemampuan
Membaca pemahaman Keterangan
No Nama Siswa Skor %
(T/TT)
1 2 3 4 5
Muhammad Ghany Risky
27 2 3 4 4 2 15 75% T
Wijaya
28 Muhammad Ridho Wijaya 2 1 4 2 2 11 55% TT
Naura Cyntia Bella
29 2 4 4 4 2 16 80% T
Setiawan
30 Nizar Almair Zidane 2 3 4 2 4 15 75% T
31 Novita Angraini 1 3 3 3 3 13 65% TT
32 Qyara Wida Ayyasy 3 1 4 2 2 12 60% TT
33 Reyhan Adji Bima Sena 3 2 4 4 2 15 75% T
34 Ribby Kirana Agung 2 1 4 2 4 13 65% TT
35 Robbi Farul Purnomo 3 3 3 4 2 15 75% T
Syafirah Azizaurrasayid
36 3 4 4 2 3 16 80% T
Balqis
Rata-rata 2,37 2,87 3,39 2,82 2,58 14,03 70%

Keterangan indikator yang dinilai:


1 = Mengklasifikasikan
2 = Menguraikan
3 = Menyimpulkan
4 = Mengumpulkan
5 = Menjawab pertanyaan
Keterangan : T = Tuntas
TT = Tidak Tuntas

P = ∑X x 100%
N
P = 22 x 100%
36
P = 61%
Jadi ketuntasan klasikal mencapai 61%
Keterangan :
P = Persentase ketuntasan secara individu
∑x = Jumlah siswa yang mendapat skor ≥ 70%
N = Jumlah siswa seluruhnya

Tingkat pemahaman siswa dikatakan tuntas belajar apabila telah memiliki daya

serap ≥ 70%. Sedangkan ketuntasan klasikal tercapai apabila paling sedikit 75% siswa di

kelas tersebut telah tuntas belajar. Pada tabel 4.3 terlihat bahwa tingkat pemahaman

siswa pada Siklus I belum dapat dikatakan tuntas karena masih terdapat 14 orang siswa

yang belum tuntas belajar sehingga ketuntasan klasikal hanya mencapai 61%.
36
2. Siklus II

a. Pembahasan hasil pengamatan Aktivitas Guru selama pembelajaran berlangsung pada

Siklus II

Tabel 4.4. Aktivitas Guru selama KBM pada Siklus II

Tahap Penilaian Rata-


Aspek Yang Dinilai Kategori
Pembelajaran 1 2 3 4 rata
Kegiatan Menyampaikan tujuan 4 Sangat Baik
Awal pembelajaran
Memancing antusiasme 4 Sangat baik
siswa terhadap PBM
berlangsung
Kegiatan Inti Menjelaskan arti kata-kata 3 Baik
yang baru dari materi atau
dari kamus
Memberi kesempatan bagi 3 Baik
siswa untuk membaca materi
baru dalam hati
Mengajukan pertanyaan 2 Kurang
bacaan tanpa melihat
kembali bacaan tersebut
Mendeskripsikan jawaban 3 Baik
pertanyaan ingatan maupun
pikiran berdasarkan bacaan
secara lisan dan tulisan
Mempresentasikan konsep 3 Baik
materi berdasarkan bacaan
Kegiatan Menyimpulkan materi 3 Baik
Penutup dengan membuat rangkuman
Jumlah 25
Rata-rata 78,1% Sangat Baik

P = f x 100%
N
P = (1 x 0) + (2 x 1) + (3 x 5) + (4 x 2) x 100%
8x4
P = 25 x 100%
32
P = 78,1%
Keterangan :
P = Persentase yang sedang dicari nilainya
f = Jumlah seluruh skor yang diperoleh
N = Jumlah item pengamatan dikalikan skor yang semestinya

37
Pada tabel 4.4 menunjukkan data Aktivitas Guru pada Siklus I dengan perolehan

skor 78,1% dengan kategori “Sangat Baik”. Aktivitas Guru yang memperoleh skor 4

dengan kategori “Sangat Baik” terlihat pada tahap pembelajaran kegiatan awal. Hal ini

dipengaruhi oleh kepandaian guru dalam memotivasi siswa. Pada tahap kegiatan inti

siswa sudah tidak lagi merasa bingung tentang langkah-langkah penyelesaian. Maka dari

tinjauan ini, penulis simpulkan bahwa pada tahap kegiatan Siklus II secara global

berjalan dengan lancar.

b. Pembahasan tentang evaluasi kemampuan membaca pemahaman siswa Siklus II

Data kemampuan membaca pemahaman siswa pada kegiatan pembelajaran

Siklus II diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.5. Kemampuan Membaca pemahaman Siswa pada Siklus II

Indikator Kemampuan
Membaca pemahaman Keterangan
No Nama Siswa Skor %
(T/TT)
1 2 3 4 5
1 Abdullah Al Mubarok 2 2 4 3 4 15 75% T
Achmad Wildan Syah
2 2 4 4 4 3 17 85% T
Ramdhany
Affreza Adhitya Prasetyo
3 2 2 4 3 4 15 75% T
Hermawan
Alfionita Meilani Devina
4 4 4 4 3 3 18 90% T
Putri
Anindita Maheswari
5 4 3 4 3 3 17 85% T
Marsidhiono
Ardharaja
6 2 4 4 3 2 15 75% T
Alendraliansyah Sukma
7 Arvino Lanang Anugerah 3 3 4 2 3 15 75% T
Ayatullah Khairani
8 2 4 3 4 2 15 75% T
Purnomo
9 Chale Moussa 2 4 4 4 2 16 80% T
10 Dannish Faizah Isyham 2 3 4 3 4 16 80% T
11 Dennys Maulana Arifin 1 3 4 4 4 16 80% T
12 Dewi Putri Anggraini 3 2 4 3 3 15 75% T
13 Endhita Salfa Vellisa 3 2 4 4 3 16 80% T
14 Faatih Ahmad Duriyad 2 1 4 3 4 14 70% TT
15 Fandy Kurniawan 3 4 4 4 2 17 85% T
16 Fellisa Rizkia Putri 3 4 4 2 3 16 80% T
17 Giscelda Rahma Arzura 2 4 4 3 2 15 75% T
18 Juliano Putra Maulana 2 4 4 2 3 15 75% T
19 Kayyisa Mutia Azzahara 1 4 1 2 2 10 50% TT
38
Indikator Kemampuan
Membaca pemahaman Keterangan
No Nama Siswa Skor %
(T/TT)
1 2 3 4 5
Lintang Jagat Istiko
20 4 4 2 2 4 16 80% T
Mahendra
M. Andre Saputra
21 4 4 2 3 3 16 80% T
Ramadhan
Marsya Callysta Putri
22 4 4 3 3 2 16 80% T
Aditia
23 M. Harlan Fadhila 3 4 1 2 1 11 55% TT
Mochamad Ikhwan
24 2 2 4 3 4 15 75% T
Ikhsan Mulya
Mochamad Revano
25 2 4 4 4 3 17 85% T
Ariyantono
Muhammad Fawwaz
26 2 2 4 4 4 16 80% T
Nugraha
Muhammad Ghany Risky
27 2 3 4 4 3 16 80% T
Wijaya
Muhammad Ridho
28 2 2 4 3 4 15 75% T
Wijaya
Naura Cyntia Bella
29 2 4 4 4 2 16 80% T
Setiawan
30 Nizar Almair Zidane 2 3 4 3 4 16 80% T
31 Novita Angraini 1 3 4 4 4 16 80% T
32 Qyara Wida Ayyasy 3 2 4 3 3 15 75% T
33 Reyhan Adji Bima Sena 3 2 4 4 3 16 80% T
34 Ribby Kirana Agung 2 1 4 3 4 14 70% TT
35 Robbi Farul Purnomo 3 4 4 4 2 17 85% T
Syafirah Azizaurrasayid
36 3 4 4 2 3 16 80% T
Balqis
Rata-rata 2,55 3,18 3,58 3,21 2,97 15,50 78%

Keterangan indikator yang dinilai:


1 = Mengklasifikasikan
2 = Menguraikan
3 = Menyimpulkan
4 = Mengumpulkan
5 = Menjawab pertanyaan
Keterangan : T = Tuntas
TT = Tidak Tuntas
P = ∑X x 100%
N
P = 30 x 100%
36
P = 83%
Jadi ketuntasan klasikal mencapai 83%
Keterangan :
P = Persentase ketuntasan secara individu
39
∑x = Jumlah siswa yang mendapat skor ≥ 70%
N = Jumlah siswa seluruhnya

Tingkat pemahaman siswa dikatakan tuntas belajar apabila telah memiliki daya serap ≥

70%. Sedangkan ketuntasan klasikal tercapai apabila paling sedikit 75% siswa di kelas tersebut

telah tuntas belajar. Pada tabel 4.5 terlihat bahwa tingkat pemahaman siswa pada Siklus II

dapat dikatakan tuntas karena hanya 6 orang siswa yang belum tuntas belajar sehingga

ketuntasan klasikal mampu mencapai 83%.

E. HASIL TINDAKAN

Penerapan model pembelajaran inkuiri berbantuan dengan teknik bertanya guru sangat

efektif digunakan untuk meningkatkan pemahaman pada tema 1 Perkembangbiakan Hewan dan

Tumbuhan siswa Kelas 4-C SD Negeri Kendangsari I/276 Surabaya. Hal ini dibuktikan dengan

meningkatnya siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) atau telah memiliki

daya serap ≥ 70% pada materi, dan juga meningkatnya ketuntasan klasikal yang tercapai

apabila paling sedikit 75% siswa di kelas tersebut telah tuntas belajar.

Dalam upaya peningkatan pemahaman dalam penelitian tindakan ini telah dilaksanakan

dalam dua tahap yang menunjukkan progresifitas ditilik dari ketercapaian individu maupun

klasikal. Secara individu, rata-rata kemampuan membaca pemahaman mengalami kenaikan

yang signifikan dari 54% (kondisi prasiklus) menjadi 78% atau kenaikan 24%. Sedangkan

secara klasikal, rata-rata ketuntasan mengalami kenaikan yang signifikan dari 13% (kondisi

prasiklus) menjadi 83% atau kenaikan 70%.

40
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan paparan hasil penelitian dan pembahasan, dapat dirumuskan kesimpulan

penelitian sebagai berikut:

1. Ada peningkatan kemampuan membaca pemahaman materi pembelajaran berbahasa melalui

penerapan metode Reciprocal Teaching secara Daring pada siswa Kelas 4-C SD Negeri

Kendangsari I/276 Surabaya.

2. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman materi pembelajaran berbahasa melalui

penerapan metode Reciprocal Teaching secara Daring pada siswa Kelas 4-C SD Negeri

Kendangsari I/276 Surabaya rata-rata sebesar 24%.

B. IMPLIKASI

Upaya peningkatan kemampuan membaca pemahaman materi pembelajaran berbahasa

melalui penerapan metode Reciprocal Teaching dapat dijadikan acuan untuk mengadakan

penelitian selanjutnya dengan sudut permasalahan berbeda atau solusi berbeda dengan

permasalahan serupa.

Dari hasil kesimpulan maka penulis sampaikan bahwa penerapan metode Reciprocal

Teaching ini dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman materi pembelajaran

berbahasa siswa dan membutuhkan langkah tindak lanjut dan pembiasaan agar terbentuk

karakter yang baik pada diri siswa agar kelak berguna bagi bangsa, negara dan agamanya.

41
C. SARAN

Beberapa saran penulis utarakan pada akhir laporan penelitian tindakan kelas ini

sebagaimana berikut :

1. Agar persepsi negatif siswa terhadap suasana proses belajar mengajar yang menjenuhkan

segera berubah, guru kelas harus kreatif dengan menerapkan berbagai model dan model

pembelajaran yang PAKEMIP.

2. Guru kelas seyogyanya sering memberi peluang kepada siswanya untuk berkomunikasi

antarteman, guru dan masyarakat sekolah, tentang materi ajar.

3. Orang tua harus turut dilibatkan dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca

pemahaman materi pembelajaran berbahasa siswa karena bagaimanapun juga 83% waktu

sehari semalam siswa dihabiskan di luar sekolah yang sepenuhnya adalah tanggung jawab

orang tua.

42
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Sinar Grafika Offset. Jakarta.

Clymer. 2011. The Barrett Taxonomy of Cognitive and Affective Dimensions of Reading
Comprehension. (Online).
http://www.vdac.de/vdac/index.php?option=com_docman&task=doc_vie w&gid=149.
Diakses pada tanggal 25 September 2011.

Harjasujana, Ahmad Slamet dan Vismaian Damaianti. Membaca dalam Terori dan Praktik.
Bandung: Mutiara, 2003.

Khuzaimatun, Siti. 2009. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif dengan Metode
SQ3R pada Siswa Kelas X3 SMA Negeri 1 Sumberlawang. Skripsi. Universitas Sebelas
Maret.

Munawaroh. 2005. “Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Teks Profil Tokoh dengan
Pendekatan Kontekstual Komponen Inquiry pada Siswa kelas VII B SMP N 10 Semarang”.
Skripsi. http://www.pustakaskripsi.com/peningkatan-keterampilan-membacaintensif.html.
diakses pada tanggal 31 Mei 2012.

Prihatiningsih, Rokhmah. 2011. “Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Menemukan Ide


Pokok dan Permasalahan dalam Artikel dengan Metode Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) dan Teknik Close Reading pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Nasional
Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2009/2010”. Skripsi. Universitas Semarang.

Sakri, A. Bangun Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung: ITB Bandung.1993.

Somadoyo, Samsu. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sulistyorini. 2009. Evaluasi Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Yogyakarta: Teras.

Syamsudin, dkk. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Rosdakarya.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung :
Angkasa

Rooijakkers, Ad. 1995. Cara Belajar di Perguruan Tinggi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

43
LAMPIRAN-LAMPIRAN

PENELITIAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1

Satuan Pendidikan : SDN Kendangsari I/276


Mata Pelajaran : Tematik
Kelas / Semester : 4-C / 1
Tema : 3. Peduli Terhadap Makhluk Hidup
Muatan Terpadu : B. Indonesia (3.3,4.3)
Pertemuan ke : 1 dan 2
Alokasi Waktu : 2 x 3 x 35 Menit (2 Pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mengamati gambar, siswa mampu membuat daftar pertanyaan untuk persiapan
wawancara dengan tepat.
2. Dengan mengamati gambar, siswa mampu membuat pertanyaan tertulis menggunakan kosa
kata baku dan kalimat efektif untuk persiapan wawancara dengan benar.
3. Dengan mengamati gambar, siswa mampu membuat pertanyaan tertulis menggunakan kosa
kata baku dan kalimat efektif untuk persiapan wawancara dengan benar.

B. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan Pertama
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Awal 1. Guru membuka pelajaran dengan salam, menanyakan kabar dan 10
mengecek kehadiran siswa secara online melalui Microsoft Teams, Menit
lalu berdo’a. Religius
2. Guru melakukan apersepsi dengan cara :
a. Mendeskripsikan alat/bahan/media yang akan digunakan, yaitu :
1. WA Group, Microsoft Foarms dan beberapa portal belajar
online.
2. Bahan Presentasi.
b. Mengajukan pertanyaan tentang :
1. Kalimat tanya.

Inti Ayo Membaca 85


1. Sebagai kegiatan pembuka, guru memperlihatkan serumpun padi Menit
kepada siswa.
2. Siswa kemudian saling mencocokan jawaban kepada satu/beberapa
teman lain. Siswa bertanya jawab untuk menemukan perbedaan
jawaban mereka.
3. Siswa kemudian mendiskusikan jawaban secara klasikal dengan
arahan guru.
4. Siswa memilih satu jenis tanaman yang sering mereka konsumsi
dalam keseharian.
5. Siswa membuat pertanyaan sebanyak mungkin tentang tumbuhan
pilihan mereka.
6. Siswa menuliskan daftar pertanyaan di buku untuk digunakan pada
pertemuan selanjutnya. Literasi
Ayo Berdiskusi
7. Siswa diingatkan kembali tentang teks yang telah mereka baca di
awal kegiatan pembelajaran.
8. Siswa menuliskan tiga tahap pertumbuhan padi, pada diagram yang
tersedia.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
9. Menggunakan diagram tersebut, siswa kemudian melakukan tanya
jawab bersama teman tentang satu tahapan dari padi yang paling
penting untuk dijaga keberadaannya.
10. Siswa kemudian membaca informasi tentang jawaban dari
permasalahan yang telah mereka tanya jawabkan, yaitu solusi untuk
menjaga keberadaan tanaman padi.
11. Siswa kembali membuat banyak pertanyaan tentang tumbuhan
pilihan mereka. Pertanyaan yang dibuat adalah tentang bagaimana
melestarikan tanaman yang dipilih dan mengenai cara-cara menjaga
keseimbangan agar tanaman tersebut tidak habis.
12. Siswa menuliskan pertanyaan tambahan pada daftar pertanyaan yang
telah mereka buat di kegiatan sebelumnya. Collaboration

Penutup 1. Melaksanakan penilaian dan refleksi. 10


2. Siswa membuat kesimpulan kemudian dilaksanakan menit
remidi/pengayaan.
3. Menutup pelajaran dengan berdo’a dan salam. Religius

Pertemuan Kedua
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Awal 1. Guru membuka pelajaran dengan salam, menanyakan kabar dan 10
mengecek kehadiran siswa secara online melalui Microsoft Teams, Menit
lalu berdo’a. Religius
2. Guru melakukan apersepsi dengan cara :
a. Mendeskripsikan alat/bahan/media yang akan digunakan, yaitu :
1. WA Group, Microsoft Foarms dan beberapa portal belajar
online.
2. Bahan Presentasi.
b. Mengajukan pertanyaan tentang :
1. Daftar Pertanyaan

Inti Ayo Membaca 85


1. Siswa membaca teks tentang manfaat setiap bagian tumbuhan. Menit
2. Siswa kemudian bertanya jawab beberapa teman tentang bagian
tumbuhan lain yang berfungsi untuk mempertahankan kelestarian
tumbuhan .
3. Siswa menuliskan jawaban hasil tanya jawab di buku.
Ayo Berlatih
4. Siswa menuliskan pertanyaan tambahan tersebut pada daftar
pertanyaan mereka di awal kegiatan. Critical Thinking and Problem
Solving

Penutup 1. Melaksanakan penilaian dan refleksi. 10


2. Siswa membuat kesimpulan kemudian dilaksanakan menit
remidi/pengayaan.
3. Menutup pelajaran dengan berdo’a dan salam. Religius
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SDN Kendangsari I/276


Mata Pelajaran : Tematik
Kelas / Semester : 4-C / 1
Tema : 3. Peduli Terhadap Makhluk Hidup
Muatan Terpadu : B. Indonesia (3.3,4.3)
Pertemuan ke : 3 dan 4
Alokasi Waktu : 2 x 3 x 35 Menit (2 Pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah bertanya jawab, siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri pertanyaan yang baik dengan
benar.
2. Setelah membaca, mencermati langkah-langkah, dan berlatih, siswa mampu menjelaskan
keterampilan dalam melakukan wawancara dengan tepat.

B. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan Ketiga
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Awal 1. Guru membuka pelajaran dengan salam, menanyakan kabar dan 10
mengecek kehadiran siswa secara online melalui Microsoft Teams, Menit
lalu berdo’a. Religius
2. Guru melakukan apersepsi dengan cara :
a. Mendeskripsikan alat/bahan/media yang akan digunakan, yaitu :
1. WA Group, Microsoft Foarms dan beberapa portal belajar
online.
b. Mengajukan pertanyaan tentang :
1. Jadwal merawat tanaman

Inti Ayo Membaca 85


1. Guru meminta siswa membaca teks tentang cerita Lani dan adiknya. Menit
Siswa membaca teks dengan membaca dalam hati.
2. Setelah membaca, siswa mengerjakan soal-soal berdasarkan
pertanyaan secara individu.
3. Siswa melakukan tanya jawab hasil pekerjaannya dengan temannya.
Ayo Berdiskusi
4. Siswa menulis jawabannya di potongan kertas.
5. Siswa diminta mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan yang sudah
dibuat pada pertemuan sebelumnya.
6. Siswa menulis pertanyaan yang sudah baik di buku tulisnya.
Collaboration

Penutup 1. Melaksanakan penilaian dan refleksi. 10


2. Siswa membuat kesimpulan kemudian dilaksanakan menit
remidi/pengayaan.
3. Menutup pelajaran dengan berdo’a dan salam. Religius

Anda mungkin juga menyukai