Oleh :
MASIYEM
NIP. 19660301 199008 2 001
1
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
2019/2020
Oleh :
MASIYEM, S.Pd
SURABAYA
2020
2
LEMBAR PENGESAHAN
2019/2020
2. Identitas Peneliti
Jabatan : Guru
3
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Ungkapan rasa syukur hanya bagi Allah Swt, atas anugerah kesehatan
dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan PTK dengan
judul “Peningkatan Hasil Belajar Materi Ungkapan Petunjuk melalui Penerapan Metode Role
Playing pada Siswa Kelas 1-C SD Negeri Kendangsari I/276 Surabaya Semester Genap
Penyusunan laporan ini dapat terealisasikan tidak terlepas dari peranan berbagai pihak
yang telah memberikan bantuan dan dukungan. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima
kasih kepada :
1. Ibu Siti Fatonah, S.Pd, selaku Kepala SD Negeri Kendangsari I/276 Surabaya yang telah
2. Juga seluruh rekan guru yang telah bekerja sama dan saling memberikan masukan demi
Penulis menyadari bahwa dalam pennyusunan ini jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis harapkan kritik dan saran dari
berikutnya.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan penelitian tindakan kelas ini dapat
Penulis.
4
DAFTAR ISI
Abstrak ........................................................................................................................ xi
Bab I Pendahuluan
5
Bab III Metode Penelitian
B. Pembahasan ........................................................................................ 39
A. Kesimpulan ........................................................................................ 41
B. Saran .................................................................................................. 42
Lampiran
6
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2. Analisis Hasil Tes Formatif Pra Siklus Bahasa Indonesia
Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Konsep Kaidah
7
DAFTAR GAMBAR
8
DAFTAR LAMPIRAN
1. .................................................................................................................. Rencan
a Pelaksanaan Pembelajaran
2. .................................................................................................................. Lemba
r Observasi Guru
3. .................................................................................................................. Lemba
r Observasi Siswa
4. .................................................................................................................. Lampir
5. .................................................................................................................. Surat
Pernyataan Keaslian
6. .................................................................................................................. Identita
s Diri
9
ABSTRAK
Masiyem. 2020. “Peningkatan Hasil Belajar Materi Ungkapan Petunjuk melalui Penerapan
Metode Role Playing pada Siswa Kelas 1-C SD Negeri Kendangsari I/276 Surabaya Semester
Genap Tahun Pelajaran 2019/2020.”
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
yang diungkapkan Kunandar (2007: 68) bahwa permasalahan tersebut memeiliki beberapa
berfungsi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan indokrinator; kedua, materi
ajar bersifat subject oriented; ketiga, manajemen pendidikan masih baru dalam transisi
sentralistik ke desentralistik, akibatnya pendidikan kita mengisolasi diri dari kehidupan riil
yang berada diluar sekolah, kurang relevan antara yang diajarkan dengan kebutuhan dalam
pekerjaan, terlalu terkonsentrasi pada pengembangan individu sebagai satu kesatuan yang
dengan tuntutan untuk menghafalkan dan menguasai pelajaran sebanyak mungkin guna
menghadapi ujian/tes, dan pada kesempatan tersebut siswa harus mengeluarkan apa yang
telah dihafalkan. Akibat dari praktek pendidikan semacam itu muncullah berbagai
dunia kerja), dan kultur. Hal demikian juga berlaku pada pembelajaran Bahasa Indonesia.
satu cara mengatasi kebosanan siswa dalam belajar. Hal ini dapat didukung dengan
materi pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Selain itu dengan
11
berbagai metode-metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif membuat para siswa
tidak jenuh terhadap materi dan lebih berkembang. Memang, menjadi guru sebaiknya up
teknologi baik akan mmembantu proses pembelajaran siswa. Dengan suasana tersebut,
diharapkan dapat mengubah suasana kebosanan dalam belajar menjadi senang, lebih
mengalami kenaikan.
bagi guru untuk meningkatkan kualitasnya dalam mendidik siswa. Untuk itu, guru harus
juga memicu seorang guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan
pelajaran. Disinilah tingkat kekreativan dan keterampilan mendidik siswa akan terlihat,
yang menarik dan menyenangkan, akan tercapai pembelajaran yang bermakna bagi
siswa.
Berdasarkan temuan penulis, sebagian besar siswa kurang aktif dan berfikir
kritis dalam materi Ungkapan Petunjuk. Apabila anak menghadapi masalah kontekstual
baru yang berbeda dengan yang dicontohkan, anak belum mampu berfikir kritis dan
menemukan solusi dengan benar sehingga banyak anak yang menjawab salah, dan
dengan alasan soalnya sulit. Karena itu wajar setiap kali diadakan tes, nilai pelajaran
Bahasa Indonesia selalu rendah dengan rata – rata kurang dari KKM.
12
Menghadapi kenyataan tersebut di atas, penulis tertarik untuk mendalami dan
tindakan kelas. Perbaikan yang penulis lakukan mengenai penerapan Metode Role
pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan serta lebih bermakna dan adanya
keberanian siswa yang tuntas untuk menyelesaikan masalah kontektual dengan benar
Hal ini yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar Materi Ungkapan Petunjuk melalui Penerapan Metode Role
Playing pada Siswa Kelas 1-C SD Negeri Kendangsari I/276 Surabaya Semester Genap
B. IDENTIFIKASI MASALAH
penyebab masalah dengan melakukan refleksi, bertanya kepada siswa dan melakukan
diskusi dengan teman sejawat. Dari hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa penyebab
13
1. Guru tidak menggunakan alat peraga.
2. Bahwa semua siswa yang terlibat dalam pembelajaran saat melakukan diskusi hanya
pemecahan masalah maka guru perlu menerapkan metode pembelajaran bermain peran
Ungkapan Petunjuk, guru perlu memberikan contoh nyata melalui Ungkapan Petunjuk
dengan kelompok, dan guru perlu memberikan latihan dan bimbingan secara menyeluruh
C. RUMUSAN MASALAH
D. TUJUAN PENELITIAN
14
1. Untuk mengetahui apakah Metode Role Playing dapat meningkatkan pemahaman
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Peneliti:
b. Memupuk rasa percaya diri karena telah berhasil melakukan analisis terhadap
2. Bagi siswa
3. Bagi sekolah
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. HASIL BELAJAR
1. Definisi Belajar
mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun
demikian selalu mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang melakukan
berikut. Sntrock dan Yussen (Sugihartono, 2007: 74) mengemukakan bahwa belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
2002: 84) mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap
dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik,
16
Gagne (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 10) mengemukakan belajar
merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya
Syah (2003: 144) menyebutkan tiga faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu
a. Faktor dari dalam yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar yang
berasal dari siswa belajar. Faktor dari dalam (internal) meliputi dua aspek,
1) Fisiologi, faktor ini meliputi kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi
panca indra.
b. Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar siswa yang
baik manusia itu ada (kehadirannya) ataupun tidak langsung hadir. Dalam
17
lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar siswa ini dapat dibedakan
2) Lingkungan non sosial meliputi keadaan udara, waktu belajar, cuaca, lokasi
yang meliputi strategi, model dan metode yang digunakan siswa untuk
memberikan pelajaran kepada mereka, supaya dapat menangani siswa sesuai dengan
faktor yang mempengaruhi belajar siswa, satu dengan yang lainnya berbeda.
pembelajaran, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dicapai siswa. Maka
dalam penelitian ini membicarakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
3. Hasil Belajar
mempengaruhinya, maka akan dikemukakan apa itu hasil belajar. Nana Sudjana
(2005: 5) menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
18
tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki proses belajar
mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup
penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka,
huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh
mengungkapkan hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam
belajar.
dengan pengukuran, kemudian akan terjadi suatu penilaian dan menuju evaluasi baik
garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah
a. Ranah kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat
aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Keenam jenjang atau aspek
1) Pengetahuan
2) Pemahaman
19
3) Aplikasi
4) Analisis
5) Sintesis
6) Evaluasi
b. Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari lima aspek.
Kelima aspek dimulai dari tingkat dasar atau sederhana sampai tingkat yang
2) Responding (jawaban)
3) Valuing (penilaian)
4) Organisasi
c. Ranah Psikomotor
ketepatan;
20
6) kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti
kognitifnya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan
sedangkan untuk analisis, sintesis, baru dapat dilatih di SLTP dan SMU dan
Perguruan Tinggi secara bertahap sesuai urutan yang ada. Pengetahuan atau ingatan
merupakan proses berfikir yang paling rendah, misalnya mengingat rumus, istilah,
nama-nama tokoh atau nama-nama kota. Kemudian pemahaman adalah tipe hasil
belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan, misalnya memberi contoh lain dari
yang telah dicontohkan atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.
Sedangkan aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi
khusus. Menerapkan abstraksi yaitu ide, teori atau petunjuk teknis ke dalam situasi
baru disebut aplikasi. Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir
sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu
evaluasi.
adalah penilaian hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam ranah kognitif,
21
afektif dan psikomotor yang diperoleh sebagai akibat usaha kegiatan belajar dan
dinilai dalam periode tertentu. Di antara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah
yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan
kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran (Nana Sudjana, 2005:
23). Dalam pembatasan hasil pembelajaran yang akan diukur, peneliti mengambil
ranah kognitif pada jenjang pengetahuan (C1), pemahaman (C2) dan aplikasi (C3).
dramatisir masalah social atau psikologis. Bermain peran adalah salah satu bentuk
laku, dan nilai, dengan tujuan untuk menghayati perasaan, sudut pandang dan cara
temannya sendiri. Dengan kata lain metode ini berupaya membantu individu melalui
peran itu akan menentukan apakah proses pemahaman, penghargaan dan identifikasi
22
2. Tujuan Penggunaan Bermain Peran
BAHASA INDONESIA
1. Konsep
berakar pada dimensi personal dan sosial dari pendidikan. Model ini mencoba
membantu indivisu untuk menemukan makna pribadi dalan dunia sosial dan
memecahkan dilema – dilema dengan bantuan kelompok sosial. Dalam hal ini
Dalam model mengajar bermain peran, sebagian siswa adalah pemain peran
yang lainnya mengamati. Seseorang meletakkan dirinya pada posisi orang lain yang
juga bermain peran. Bila empati, simpati, kemarahan, dan kasih sayang serta apeksi
23
dilakukan dalam berinteraksi, berarti bermain peran dapat dilaksanakan dengan baik /
berhasil.
Hal penting dalam model mengajar bermain peran adalah keterlibatan siswa
untuk berpartisipasi dalam situasi atau masalah nyata serta adanya keinginan untuk
mengatasi suatu masalah bersama. Pemahaman siswa dalam model belajar bermain
peran dapat memberikan contoh pada siswa dalam kehidupan sehari – hari untuk
1. Menjajagi perasaan.
Indonesia.
bahwa ada sembilan langkah dalam Role Playing yaitu sebagai berikut.
rupanya, bagaimana rasanya, dan apa yang mungkin mereka kemukakan. Guru
dapat menentukan berbagai criteria dalam memilih siswa untuk peran tertentu.
3. Menentukan arena panggung, para pemain peran membuat garis besar scenario,
secara aktif sehingga seluruh anggota kelompok mengalami kegiatan itu dan
24
kemudian dapat menganalisisnya. Cara guru melibatkan siswa pengamatan ilmiah
6. Berdiskusi dan mengevaluasi; apakah masalahnya penting dan apakah peserta dan
7. Melakukan lagi permainan peran; siswa dan guru berbagi interpretasi baru
tentang peran dan menentukan apakah harus dilakukan oleh individu – individu
baru atau tetap oleh orang terdahulu. Dengan demikian permainan peran menjadi
8. Dilakukan lagi evaluasi dan diskusi; siswa mungkin mau menerima solusi, tetapi
tentang situasi tertentu. Guru harus mencoba untuk membentuk diskusi, setelah
D. KERANGKA BERPIKIR
pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi
25
pondasi bagi setiap pemikiran selanjutnya.
Untuk mendapatkan sebuah kerangka berpkir akan suatu hal bukan sesuatu yang
mudah, diperlukan suatu pemikiran yang mendalam, tidak menyimpulkan hanya dari
fakta yang dapat terindra, atau hanya dari sekedar informasi-informasi yang terpenggal.
Selain itu, diperlukan sebuah pemikiran yang cerdas akan setiap informasi yang
memunculkan keyakinan.
Variabel X Variabel Y
E. HIPOTESIS TINDAKAN
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan
Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah diuraikan di atas, maka
Ada Peningkatan Hasil Belajar Pada Materi Ungkapan Petunjuk Melalui Penerapan
Metode Role Playing pada Siswa Kelas 1-C SD Negeri Kendangsari I/276 Surabaya.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. SETTING PENELITIAN
terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan
pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, Suharsimi 2002: 82). Ciri atau
karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan kolaborasi
antara penulis dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian tindakan adalah satu strategi
masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan teersebut dapat
berikut :
1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-benar
nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam jangkauan
2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukn tidak boleh
4. Metodologi yang harus jelas, rinci dan terbuka, setiap langkah dari tindakan
dirumuskan dengan tegas, sehingga orang yang berminat terhadap penelitian tersebut
27
5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang berkelanjutan
tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi tantangan setiap waktu.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka
penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam
Arikunto, Suharsimi, 2002: 83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus
yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation
perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk
Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut :
Putaran 1
Refleksi Rencana
awal/rancangan
Tindakan/ Putaran 2
Observasi
Rencana yang
Refleksi
direvisi
Tindakan/
Observasi
28
Penjelasan alur diatas adalah :
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh penulis sebagai
3. Refleksi, penulis mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari
4. Rancangan/ rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat
Observasi dibagi dalam 2 putaran, yaitu putaran 1 dan 2, dimana masing putaran
B. SUBYEK PENELITIAN
1. Lokasi
dengan alamat Jl. Kendangsari Blok S No. 26 Kecamatan Tenggilis Mejoyo Kota
Surabaya.
2. Waktu
Tabel 3.1
29
No Jenis Kegiatan Januari Pebruari Maret
2 Mengajukan proposal penelitian. M1
3 Mengajukan RPP M2
4 Revisi RPP. M3
5 Evaluasi kualitas RPP tahap akhir. M4
6 Konsultasi dengan Observer. M4 M1-4
7 Pelaksanaan siklus I. M1-4
8 Pelaksanaan siklus II. M1-4
9 Pelaksanaan siklus III. M1-4
10 Menyusun laporan tindakan. M1-3
3. Kelas
Kelas yang dijadikan obyek perbaikan dan penelitian adalah Kelas 1-C dengan
C. SUMBER DATA
1. Dokumen
2. Pengalaman empiris
a. Catatan lapangan
b. Hasil observasi
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini
30
1. Dokumentasi
nilai.
2. Observasi
perilaku individu atau proses kegiatan tertentu (Sudjana, 2006:67). Observasi dapat
mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya tingkah laku siswa pada
belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi
siswa dalam simulasi dan penggunaan alat peraga pada waktu belajar. Pada penelitian
ini penulis melakukan observasi untuk mengamati aktifitas siswa pada saat
3. Tes
pelajaran Tematik.
E. VALIDASI DATA
data. Semakin banyak data yang menguatkan didapat dengan alat pengumpul data yang
berbeda maka data tersebut semakin valid. Sedangkan untuk memperoleh data yang
mendukung keshahihan, serta sesuai denga fokus permasalahan dan tujuan yang hendak
Untuk mendapatkan data yang mendukung dan sesuai dengan karakteristik fokus
permasalahan dan tujuan penelitian, teknik validasi yang digunakan dalam penelitian ini
31
adalah Expert opinion. Expert opinion adalah pendapat para ahli, termasuk dalam hal ini
adalah sumbangan saran pembimbing dalam penelitian dan pendapat para ahli dalam
referensi tulisannya.
menggunakan lembar observasi guru. Pengamat memberikan tanda cek (√) pada
Untuk mendapatkan data yang lebih tepat, maka fokus pengamatan ditekankan pada
Data kuantitatif diperoleh dari hasil nilai tes formatif. Dari hasil tersebut
dapat untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran. Dari hasil nilai tes
32
formatif tersebut dapat diketahui tingkat keberhasilan penggunaan Metode Role
Playing siswa dalam meningkatkan motivasi siswa. Data kuantitatif tersebut dibuat
sesuai dengan pedoman penilaian yang telah dibuat oleh guru. Setelah guru
memberikan penilaian lalu menganalisis perbutir soal. Hasil analisis siswa terlampir.
G. INDIKATOR KINERJA
Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah hasil observasi dan prestasi belajar
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Ungkapan Petunjuk dengan indikator
sebagaimana berikut :
Tabel 3.2.
Keterangan :
Aktivitas guru berdasarkan penjabaran dari langkah-langkah dalam
metode Role Playing.
Range nilai yang diberikan: (1) Tidak menunjukkan, (2) Jarang
menunjukkan, (3) Sering menunjukkan, (4) Selalu menunjukkan.
Tabel 3.3.
33
Indikator aktivitas siswa dalam metode Role Keterangan
No Skor %
Playing (T/TT)
3 Memerankan tokoh sesuai tema
4 Menggunakan kaidah Teks Petunjuk
5 Mengevaluasi hasil jawaban
Total Skor
Keterangan :
Aktivitas siswa berdasarkan penjabaran dari langkah-langkah
dalam dengan metode Role Playing.
Range nilai yang diberikan: (1) Tidak menunjukkan, (2) Jarang
menunjukkan, (3) Sering menunjukkan, (4) Selalu menunjukkan.
H. PROSEDUR PENELITIAN
1. Rencana tindakan
a. Observasi
2. Implementasi Tindakan
sebagai berikut :
Playing.
34
Dalam kegiatan pembelajaran, Penulis melakukan pengamatan dengan
pengambilan data hasil belajar dan kinerja siswa. Hal tersebut antara lain :
Data yang diperoleh dari tindakan kelas yang telah dilaksanakan akan di
Indonesia pada siswa kelas 1-C SD Negeri Kendangsari I/276, Kecamatan Tenggilis
35
BAB IV
1. Pra Siklus
Petunjuk melalui Metode Role Playing. Hasil pembelajaran pra siklus disajikan
Belum
No Nama Siswa Nilai Tuntas
Tuntas
1 Achmad Firmansyah 40 √
2 Adelia Zivana Mazaya 30 √
Putri
3 Ahmad Zakaria 40 √
4 Aisyahfira Subiyanto 50 √
5 Aurelia Khanza 50 √
Azzahra
6 Azzahra Kanaya Izzaty 40 √
7 Chelvin Maulana Raisa 50 √
Ilyas
8 Danesh Maulana 60 √
Rusydi
9 Derajat Wahyono 70 √
10 Elsha Dianita Lisa Putri 40 √
11 Fahri Dirga Satya 50 √
12 Ferry Arman Maulana 50 √
13 Fikri Bahresy Salam 60 √
14 Hayfa Aretha Zizi 70 √
15 Khairon Hafiz 50 √
16 Khofifah Dwi Indarwati 50 √
17 Kinanthi Victory 40 √
Yulianto
18 Maiza Azkadina 30 √
36
Belum
No Nama Siswa Nilai Tuntas
Tuntas
19 M. Dzaki Rizki Afandi 40 √
20 Muhammad Al Hafizhi 50 √
21 Muhammad Arizki 60 √
Febriansyah
22 Muhammad Lintang 70 √
Putrayanto
23 Nuri Tryas Hidayat 50 √
24 Prissa Rahma Qonitah 40 √
25 Raina Apta Ramaniya 40 √
Budi Utomo
26 Rangga Albryan 60 √
Wicaksono
27 Revalina Laudya Noura 50 √
28 Richta Aaqilah Zahraa 60 √
29 Viola Javeline 70 √
Florencia Putri
30 Zaskia Marwah Islami 40 √
Mahardika
31 Zhafran Aryasatya 50 √
Wibisono
32 Zinedine Sabrie 30 √
Oetomo
Jumlah 1580
Rata-rata 49,3
Tabel 4.2 Analisis Hasil Tes Formatif Pra Siklus Bahasa Indonesia
Nilai hasil tes formatif diperoleh setelah proses pembelajaran selesai. Guru
memberi evaluasi untuk mengetahui tingkat penguasaan materi yang telah diajarkan
pada pembelajaran pra siklus. Adapun langkah – langkah pelaksanaan pra siklus
yaitu :
37
a. Perencanaan
menyediakan alat peraga, membuat evaluasi, membuat lembar kerja dan menentukan
teman sejawat yang akan mengobservasi aktivitas siswa dan guru selama kegiatan
pembelajaran.
b. Pelaksanaan
kelompok
6. Siswa menanggapi hasil kerja tiap kelompok dengan dipandu oleh guru.
38
10. Guru memberikan tindak lanjut berupa soal perbaikan dan pengayaan dalam
c. Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang diperoleh oleh peneliti yang dibantu oleh
teman sejawat sebagai observer. Berikut hasil pengamatan pada waktu proses
pembelajaran pada pra siklus. Pada pra siklus ini pembelajaran berlangsung, siswa
belum aktif dalam pembelajaran, siswa pada waktu diskusi kelompok belum bisa
bekerja sama, waktu diberi penjelasan oleh guru ada siswa yang bermain sendiri.
Sedangkan hasil pengamatan terhadap guru yaitu guru kurang menguasai materi,
guru belum bisa mengontrol keaktifan siswa, guru belum menggunakan alat peraga,
d. Refleksi
berlangsung tumpang tindih) untuk menentukan sejauh mana data yang dijaring
persoalan tambahan apa yang muncul selama proses implementasi strategi. Analisis
dengan kriteria keberhasilan yang telah ditargetkan. Refleksi yang dilakukan melalui
proses analisis data dan diskusi ini berfungsi untuk menilai kriteria keberhasilan
yang mana yang sudah tercapai, mana yang belum tercapai dan apa yang
menyebabkan kriteria itu belum tercapai. Hasil penilaian ini memperlihatkan strategi
39
Pada kegiatan refleksi, penulis lebih banyak mendasarkan upaya
perbaikan pada hasil penilaian observer pada aktivitas penulis selama melaksanakan
siklus I. Segala kekurangan pada pelaksanaan siklus tersebut akan direvisi pada
Dari hasil refleksi yang dilakukan oleh guru melalui diskusi dengan teman
menerima pelajaran, sehingga siswa belum siap menerima pelajaran. Pada waktu
pemberian materi guru hanya ceramah, sehingga siswa hanya mengTabelkan materi
Ungkapan Petunjuk itu seperti apa. Dari refleksi itu guru menyadari kekurangannya
dalam proses pembelajaran oleh karena itu guru akan memperbaikinya pada
1) Keberhasilan
di Indonesia.
2) Kegagalan
2. Siklus I
40
Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 5 dan
12 Pebruari 2020 dengan objek siswa Kelas 1-C SD Negeri Kendangsari I/276,
Kecamatan Tenggilis Mejoyo Kota Surabaya. Dengan dibantu oleh teman sejawat
sebagai berikut.
Belum
No Nama Siswa Nilai Tuntas
Tuntas
1 Achmad Firmansyah 50 √
2 Adelia Zivana Mazaya √
Putri 50
3 Ahmad Zakaria 60 √
4 Aisyahfira Subiyanto 60 √
5 Aurelia Khanza √
Azzahra 60
6 Azzahra Kanaya √
Izzaty 50
7 Chelvin Maulana √
Raisa Ilyas 60
8 Danesh Maulana √
Rusydi 70
9 Derajat Wahyono 80 √
10 Elsha Dianita Lisa √
Putri 50
11 Fahri Dirga Satya 60 √
12 Ferry Arman Maulana 60 √
13 Fikri Bahresy Salam 70 √
14 Hayfa Aretha Zizi 80 √
15 Khairon Hafiz 60 √
16 Khofifah Dwi √
Indarwati 60
17 Kinanthi Victory √
Yulianto 50
18 Maiza Azkadina 50 √
19 M. Dzaki Rizki Afandi 50 √
20 Muhammad Al √
Hafizhi 60
41
Belum
No Nama Siswa Nilai Tuntas
Tuntas
21 Muhammad Arizki √
Febriansyah 70
22 Muhammad Lintang √
Putrayanto 80
23 Nuri Tryas Hidayat 60 √
24 Prissa Rahma Qonitah 50 √
25 Raina Apta Ramaniya √
Budi Utomo 50
26 Rangga Albryan √
Wicaksono 70
27 Revalina Laudya √
Noura 60
28 Richta Aaqilah Zahraa 70 √
29 Viola Javeline √
Florencia Putri 80
30 Zaskia Marwah Islami √
Mahardika 50
31 Zhafran Aryasatya √
Wibisono 60
32 Zinedine Sabrie √
Oetomo 50
Jumlah 1940
Rata-rata 60,63
a. Perencanaan
42
3. Mempersiapkan LKS yang akan digunakan dalam perbaikan pembelajaran.
indikatornya.
43
b. Pelaksanaan
dan 12 Pebruari 2020 di Kelas 1-C. Kegiatan belajar mengajar sesuai dengan apa
c. Pengamatan
Pada tahap ini pengamat mencatat apa yang telah terjadi pada pembelajaran
d. Refleksi
1) Memberikan materi yang jelas dan lengkap sehingga mudah dipahami siswa.
44
Keberhasilan dan kegagalan pada siklus I antara lain:
1) Keberhasilan
2) Kegagalan
d) Masih ada beberapa siswa yang pada saat pelajaran berlangsung masih
3. Siklus II
perbaikan pada hasil penilaian observer pada aktivitas penulis selama melaksanakan
siklus II. Segala kekurangan pada pelaksanaan siklus tersebut akan direvisi pada
pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Rabu 19 dan 26 Pebruari 2020 dengan
objek siswa Kelas 1-C SD Negeri Kendangsari I/276, Kecamatan Tenggilis Mejoyo
Kota Surabaya. Dengan dibantu oleh teman sejawat yang bertindak sebagai
sesuai rencana. Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar
45
untuk mengetahui tingkat keberhasilan. Hasil perbaikan pembelajaran siklus II
Belum
No Nama Siswa Nilai Tuntas
Tuntas
1 Achmad Firmansyah 70 √
2 Adelia Zivana Mazaya √
Putri 60
3 Ahmad Zakaria 80 √
4 Aisyahfira Subiyanto 70 √
5 Aurelia Khanza √
Azzahra 70
6 Azzahra Kanaya √
Izzaty 60
7 Chelvin Maulana √
Raisa Ilyas 80
8 Danesh Maulana √
Rusydi 80
9 Derajat Wahyono 90 √
10 Elsha Dianita Lisa √
Putri 70
11 Fahri Dirga Satya 70 √
12 Ferry Arman Maulana 70 √
13 Fikri Bahresy Salam 80 √
14 Hayfa Aretha Zizi 90 √
15 Khairon Hafiz 70 √
16 Khofifah Dwi √
Indarwati 80
17 Kinanthi Victory √
Yulianto 60
18 Maiza Azkadina 70 √
19 M. Dzaki Rizki Afandi 70 √
20 Muhammad Al √
Hafizhi 80
21 Muhammad Arizki √
Febriansyah 80
22 Muhammad Lintang √
Putrayanto 90
23 Nuri Tryas Hidayat 80 √
24 Prissa Rahma Qonitah 70 √
25 Raina Apta Ramaniya √
Budi Utomo 70
26 Rangga Albryan √
Wicaksono 80
27 Revalina Laudya √
Noura 70
46
Belum
No Nama Siswa Nilai Tuntas
Tuntas
28 Richta Aaqilah Zahraa 80 √
29 Viola Javeline √
Florencia Putri 90
30 Zaskia Marwah Islami √
Mahardika 80
31 Zhafran Aryasatya
Wibisono 70
32 Zinedine Sabrie √
Oetomo 60
Jumlah 2390
Rata-rata 74,69
siklus II :
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
1. Guru memberitahu siswa bahwa hari ini siswa akan belajar melalui permainan
47
3. Guru mengajak siswa untuk membuat peraturan permainan TTS.
yang kalah mendapatkan hukuman sesuai dengan peraturan yang telah disepakati.
c. Pengamatan
siswa pada waktu menerima pelajaran memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh
guru dengan baik. Berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, sudah ada keinginan
untuk mencari penelesaian soal dari guru. Mau bertanya jika ada kesulitan, dan mulai
berani untuk mengerjakan didepan walaupun belum bisa. Sedang pengamatan yang
diperoleh observer kepada guru yang mengajar adalah guru sudah mempersiapkan
rencana pembelajaran dengan baik, metode yang digunakan sudah tepat, pemberian
motivasi sudah cukup tapi masih ada beberapa kekurangan tidak menanyakan kepada
siswa tentang kesulitan apa yang diperoleh dari materi yang diajarkan.
d. Refleksi
pada hasil penilaian observer pada aktivitas penulis selama melaksanakan siklus II.
Segala kekurangan pada pelaksanaan siklus tersebut akan direvisi pada siklus
48
Setelah melakukan beberapa perbaikan yaitu perbaikan pembelajaran pra
siklus, siklus I dan siklus II. Peneliti menyadari betul kekurangan – kekurangan pada
pembelajaran sebaik mungkin, tetapi tetap masih ada kekurangannya diantaranya guru
kurang memberi pertanyaan kepada siswa. Dari hasil refleksi yang dilakukan tersebut
teman sejawat selaku observator juga menemukan beberapa kekurangan yaitu guru
tidak memberi bimbingan kepada siswa yang belum jelas atau memahami materi
pelajaran.
1) Keberhasilan
2) Kegagalan
c) Masih ada beberapa siswa yang pada saat pelajaran berlangsung masih belum
49
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi dan analisis yang telah dilaksanakan dari pra
siklus sampai siklus II dapat dilihat dalam bentuk tabel rekapitulasi kegiatan per
Tabel 4.7
Coperative Learning
No Siklus Rata-rata
1 Prasiklus 49,375
2 I 60,625
3 II 74,6875
menunjukkan peningkatan yang sangat berarti, artinya hasil belajar siswa yang
tentukan.
Berdasarkan hasil observasi dan analisis yang telah dilaksanakan dari pra
siklus sampai siklus II jika dipersentasekan dapat dilihat dalam bentuk tabel
No Siklus Persentase
1 Pra Siklus 12,50%
50
2 Siklus I 28,13%
3 Siklus II 87,50%
siklusnya, ini berarti bahwa penggunaan Metode Role Playing dengan Model
Ungkapan Petunjuk di Kelas 1-C SD Negeri Kendangsari I/276 telah dilaksnakan dengan
baik dan mencapai hasil yang maksimal dan mecapai ketuntasan belajar.
51
BAB V
A. KESIMPULAN
siklus I dan siklus II dengan materi Ungkapan Petunjuk di Kelas 1-C SD Negeri
prestasi belajar siswa dengan Metode Role Playing melalui pendekatan model
Peningkatan ini terjadi pada siklus I maupun siklus II dengan bukti adanya
peningkatan pada :
I/276 Surabaya terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa, hal ini berdasarkan
hasil observasi terhadap aktivitas siswa dan jika dipersentasekan prasiklus 12,50%,
hasil belajar siswa, hal ini dapat terlihat dari perolehan nilai rata-rata kelas dari hasil
tes siswa pada setiap tahapan siklus semakin meningkat yaitu, nilai rata-rata kelas
pada prasiklus sebesar 49,375, pada siklus I sebesar 60,625, dan pada siklus II
sebesar 74,687.
52
B. SARAN
Kecamatan Tenggilis Mejoyo Kota Surabaya peneliti kemukakan saran dan tindak lanjut
sebagai berikut.
2. Guru harus memberi motivasi dan bimbimngan pada siswa yang mengalami kesulitan.
4. Di era kompetisi siswa perlu dilatih untuk berani mengemukakan pendapat oleh
karena itu latihan membimbing kawan – kawannya dalam melakukan bermain peran
5. Siswa perlu dilatih untuk bergaul dan bekerjasama yang harmonis dalam
kelompoknya dengan kegiatan yang positif. Oleh karena itu bekerja dalam kelompok
untuk menyelesaikan tugas tertentu merupakan cara yang efektif untuk melatih sifat
53
DAFTAR PUSTAKA
Denny, Setyawan, 2005, Komputer dan Media Pembelajaran, Jakarta, Universitas Terbuka.
Gatot, Muhsetyo, Drs. M.Sc, dkk, 2007, Pembelajaran BAHASA INDONESIA, Jakarta,
Universitas Terbuka.
Mulyani Sumantri, Nana Syaodih. 2007. Perkembangan Siswa. Jakarta, Universitas Terbuka.
Pranaja S dkk, Buku Fokus Bahasa Indonesia untuk SD Kelas 1-C, Jakarta, Sindutama.
Sriwilujeng, Dyah, Buku Bahasa Indonesia untuk SD Kelas 1-C, Jakarta, Esis.
Suciati, Drs. Dkk, 2004, Belajar dan Pembelajaran 2, Jakarta, universitas Terbuka.
Wahyudi Duin, Supaiyati, Ishak, Abduhak, 2001, Pengantar Pendidikan, Jakarta, Universitas
Terbuka.
54
LAMPIRAN – LAMPIRAN
PENELITIAN
55