Oleh
LEMBAR PENGESAHAN
Setelah membaca dan mencermati karya ilmiah berupa laporan hasil Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) merupakan hasil karya dari:
Nama : YETI ASMULYATI, S.Pd
Unit Kerja : SDN 2 Maria
Jenis Karya : Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Judul : Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada
Siswa Kelas II SDN 2 Maria Tahun Pelajaran 2023/2024
Minarni, S.Pd.SD
Nip.196712121986052001
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas II SDN 2
Maria Tahun Pelajaran 2023/2024” merupakan hasil karya saya. Bilamana
dikemudian hari terbukti karya tersebut bukan merupakan karya saya, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai hukum yang berlaku.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Pada Siswa Kelas II SDN 2 Maria Tahun Pelajaran 2023/2024” ini dapat diselesaikan dengan
baik.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah
sebagai upaya untuk memperbaiki hasil belajar Matematika siswa kelas II SDN 2 Maria.
Dalam penyusunan penelitian ini penulis banyak memperoleh bantuan, dukungan,
bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuannya terutama kepada:
1. Minarni, S.Pd.SD selaku kepala Sekolah SDN 2 Maria
2. Semua guru SDN 2 Maria yang telah banyak membantu penulis dalam membuat laporan
penelitian.
Penulis menyadari bahwa penelitian tindakan kelas ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sebagai
masukan dalam penulisan penelitian tindakan kelas ini. Semoga penulisan PTK ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
iv
DAFTAR ISI
v
B. Kerangka Berfikir.................................................................................24
C. Hipotesis Tindakan...............................................................................25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................26
A. Setting Penelitian..................................................................................26
1. Lokasi Penelitian.............................................................................26
2. Waktu Penelitian.............................................................................26
B. Subjek dan Observer Penelitian............................................................26
1. Subjek Penelitian............................................................................26
2. Observer Penelitian.........................................................................27
C. Faktor Yang Diteliti..............................................................................27
1. Faktor Guru.....................................................................................27
2. Faktor Siswa....................................................................................27
D. Definisi Operasional Variabel...............................................................27
1. Hasil Belajar....................................................................................27
2. Model Pembelajaran Problem Based Learning..............................28
E. Desain Penelitian..................................................................................28
F. Rancangan dan Langkah-langkah Penelitian........................................29
1. Rancangan Penelitian......................................................................29
2. Langkah-langkah Penelitian............................................................29
G. Metode Pengumpulan Data...................................................................31
1. Metode Observasi...........................................................................31
2. Metode Tes......................................................................................31
H. Teknik Analisis Data.............................................................................31
1. Data Hasil Observasi.......................................................................31
2. Data Hasil Tes.................................................................................32
I. Indikator Keberhasilan..........................................................................33
BAB IV HASIL PENELITIAN......................................................................34
A. Hasil Penelitian.....................................................................................34
1. Deskripsi Data Siklus I.....................................................................34
2. Deskripsi Data Siklus II...................................................................42
BAB V PEMBAHASAN.................................................................................50
vi
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................53
A. Kesimpulan...........................................................................................53
B. Saran.....................................................................................................53
Daftar Pustaka...................................................................................................55
Lampiran...........................................................................................................57
vi
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I Pasal I Ayat I, menyebutkan “Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan memegang peranan penting bagi
kehidupan manusia, karena sebagai wahana untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pendidikan peserta
didik dilatih mampu mengembangkan kemampuan yang ada dalam dirinya
dan menumbuhkan keterampilan-keterampilan yang diperlukan baik untuk
dirinya, masyarakat maupun untuk lingkungan sekitar mereka.
Sebuah sekolah idealnya menjadi wadah yang membuat siswa mampu
memiliki kesadaran penuh dalam memahami dan mengerti semua mata
pelajaran yang diterima siswa. Setiap pendidik haruslah memiliki kewajiban
menghadirkan pembelajaran yang sangat berorientasi pada siswa, agar siswa
merasa bahagia dan senang dalam menerima ilmu pengetahuan baru.
Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran
pokok, yaitu mata pelajara wajib yang ada disetiap jenjang pendidikan dasar
dan menengah.
Kenyataan umum yang dijumpai di sekolah menunjukkan bahwa
sebagian besar proses pembelajarn Matematika yang selama ini terjadi belum
sesuai dengan yang diharapkan. Praktek pendidikan di Indonesia selama ini
adalah proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Akibatnya, siswa
kurang berminat untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut,
membuat siswa bosan dan tidak tertarik mengikuti pelajaran sehingga tidak
1
ada motivasi dari dalam dirinya untuk berusaha memahami apa yang
diajarkan oleh guru, yang akan mempengaruhi hasil belajarnya.
Kenyataan tersebut juga ditemui di SDN 2 Maria. Berdasarkan hasil
observasi awal peneliti di kelas II SDN 2 Maria tahun pelajaran 2022/2023
diperoleh data awal hasil belajar ulangan semester II dilihat dari aspek
kognitif bahwa nilai rata-rata ulangan semester 2 yang diperoleh siswa kelas
II SDN 2 Maria menunjukkan dari 20 orang siswa hanya 12 orang siswa yang
mencapai nilai KKM dengan persentase 60% sebagai pencapaian ketuntasan
klasikal, sedangkan 8 orang siswa belum mencapai nilai KKM dengan
persentase 40% sebagai pencapaian ketidaktuntasan klasikal. Adapun rata-
rata nilai ulangan semester 2 adalah 69,5 dengan standar KKM yang telah
ditetapkan di SDN 2 Maria adalah ≥70 dan standar ketuntasan klasikal adalah
≥80%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Matematika
siswa kelas II SDN 2 Maria belum tuntas.
Setelah dikaji lebih lanjut masalah di atas dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu (1) kurangnya minat siswa untuk belajar matematika, (2)
pembelajaran masih menggunakan metode konvensional, (3) interaksi antara
siswa dengan guru selama proses belajar mengajar sangat minim, (4) guru
hanya menjelaskan materi secara abstrak kepada siswa tanpa menggunakan
alat peraga ataupun media pembelajaran, (5) cara guru mengajar yang masih
berpusat pada guru, sementara siswa kurang beraktivitas di dalamnya,
mengakibatkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran, dan (6) dalam
merancang rencana pelaksanaan pembelajaran guru kurang memperhatikan
model-model pembelajaran yang digunakan dan bahkan ada yang tidak
menggunakan model pembelajaran, sehingga pembelajaran kurang terarah.
Dari masalah pembelajaran tersebut maka perlu dicari pemecahan
masalah secara tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Matematika. Oleh karena itu, Peneliti mencoba memberikan solusi
yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL).
2
Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran
yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran serta
mengutamakan permasalahan nyata baik di lingkungan sekolah, rumah, atau
masyarakat sebagai dasar untuk memperoleh pengetahuan dan konsep melalui
kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah.
Dengan menggunaan model pembelajaran problem based learning
diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan pemahaman belajar,
meningkatkan keaktifan dan kemampuan berpikir kreatif serta berpotensi
mengembangkan hasil belajar. Siswa pun semakin termotivasi untuk belajar
karena partisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan suasana pembelajaran
semakin variatif dan tidak menoton.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tindakan kelas tentang “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Pada Siswa Kelas II SDN 2 Maria Tahun Pelajaran 2023/2024”.
B. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan dalam sebuah penelitian. Pembatasan
masalah dilakukan supaya penelitian lebih efektif, efisien dan terarah.
Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Peneliti membatasi pada mata pelajaran Matematika kelas II
2. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2023/2024.
3. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang akan diukur
dengan menggunakan tes yang dibuat oleh guru.
4. Peneliti hanya menguji pengaruh model pembelajaran Problem Based
Learning terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas II SDN 2 Maria
3
Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Pada Siswa Kelas II SDN 2 Maria Tahun Pelajaran
2023/2024?”
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah
meningkatkan hasil belajar Matematika melalui penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas II SDN 2
Maria tahun pelajaran 2023/2024.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
Manfaat penelitian bagi siswa antara lain:
a. Dapat menambah wawasan siswa dalam belajar menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning
b. Memudahkan siswa dalam memahami dan mengingat pelajaran yang
telah dipelajari.
c. Melatih siswa dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari
4
d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih berperan aktif
dalam proses pembelajaran sehingga mereka mampu
mengembangkan kemampuan mereka
2. Bagi Guru
Manfaat penelitian bagi guru antara lain:
a. Membantu guru dalam menciptakan suatu kegiatan belajar mengajar
yang menarik dan menyenangkan
b. Guru dapat meningkatkan profesionalisme sebagai pendidik.
c. Pembelajaran yang dilaksanakan guru akan lebih terarah karena
model-model pembelajaran biasanya memiliki sintak dan guru akan
dengan mudah merancang RPP yang akan digunakan.
d. Guru dapat memperbaiki kualitas pembelajaran dengan memperoleh
variasi strategi, metode, model, pendekatan dan media pembelajaran
yang lebih efektif.
3. Bagi Sekolah
a. Mendapatkan dampak yang lebih baik bagi proses pembelajaran di
sekolah.
b. Menjadi contoh sebagai salah satu sentral dalam penerapan cara
belajar yang aktif dan menyenangkan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Daryanto, 2016: 2).
Menurut Bahtiar dan Prayogi (2012: 10) bahwa belajar adalah
proses perubahan yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman individu dan
bukan karena proses pertumbuhan fisik. Selain itu, belajar adalah suatu
proses lahir maupun batin pada diri individu untuk memperoleh
pengalaman baru dengan jalan mengalami atau latihan (Irzani dan
Alkusaeri, 2013: 7).
Menurut Purwanto (2014: 43) menyatakan bahwa belajar adalah
proses untuk membuat perubahan dalam diri siswa dengan cara
berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam
aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Sedangkan menurut Slameto (2015:
2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu atau
seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah
laku tersebut disebabkan oleh pengalaman atau latihan. Perubahan
tingkah laku ini mencakup perubahan dalam pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
6
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk
mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah
diajarkan.
Sudjana (2011:49) menyatakan hasil belajar nampak dalam
perubahan tingkah laku, secara teknik dirumuskan dalam sebuah
pernyataan verbal melalui tujuan pengajaran (tujuan instruksional).
Sedangkan menurut Susanto (2016: 5) hasil belajar yaitu perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Menurut Bahtiar dan Prayogi (2012: 18) menyatakan bahwa hasil
belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa
keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat latihan atau pengalaman.
Selain itu, hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah
mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan
(Purwanto, 2014: 54).
Dari beberapa pengertian hasil belajar di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan dan
keterampilan setelah mengalami aktifitas belajar, baik secara individu
maupun kelompok yang mengakibatkan terjadinya perubahan dalam
aspek kognitif siswa. Perubahan ini dapat diukur dan hasilnya
ditunjukkan dengan nilai berupa angka maupun huruf. Dalam kegiatan
pembelajaran atau kegiatan instruksional, guru biasanya menetapkan
tujuan pembelajaran. Anak yang berhasil dalam belajar adalah anak yang
berhasil mencapai tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional yang
telah ditetapkan.
7
b. Macam-Macam Hasil Belajar
Menurut Susanto (2016: 6) menyatakan bahwa hasil belajar
meliputi pemahaman konsep, keterampilan proses, dan sikap siswa.
Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Pemahaman Konsep
Menurut Sudjana (2011: 50) bahwa pemahaman memerlukan
kemampuan menangkap makna atau arti dari sesuatu konsep.
Menurut Satori (2007: 2.41) konsep adalah bahan bidang studi yang
isinya berupa gagasan, ide, pendapat, teori atau dalil.
Jadi, pemahaman konsep adalah kemampuan siswa untuk
menyerap, menangkap, mengerti, dan memahami materi atau
gagasan yang telah diajarkan oleh guru.
Untuk mengukur hasi belajar siswa yang berupa pemahaman
konsep, guru dapat melakukan evaluasi pembelajaran. Evaluasi
pembelajaran dapat dilaksanakan dengan melakukan berbagai
macam tes, baik secara lisan maupun tulisan. Dalam pembelajaran di
SD umumnya tes dilaksanakan dalam berbagai bentuk ulangan, baik
ulangan harian, ulangan semester, maupun ulangan umum.
2) Keterampilan Proses
Susanto (2016: 9) menyatakan bahwa keterampilan berarti
kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk
kreativitasnya.
Dalam melatih keterampilan secara bersamaan guru dapat
mengembangkan sikap-sikap siswa, seperti kreativitas, kerja sama,
bertanggung jawab, dan lain-lain.
3) Sikap Siswa
Menurut Sudjana (2011: 48) sikap merupakan kesiapan dan
kesediaan seseorang untuk menerima atau menolak suatu objek
8
berdasarkan penilaian terhadap objek itu, apakah berarti atau tidak
bagi dirinya.
Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap
menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta
menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan (Slameto,
2010: 188).
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar meliputi,
pemahaman konsep, keterampilan proses, dan sikap siswa. Dalam
pemahaman konsep siswa diharapkan mampu menyerap,
menangkap, mengerti, dan memahami materi yang telah diajarkan
oleh guru. Sedangkan dalam hubungannya dengan hasil belajar
siswa, sikap lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep.
Dalam pemahaman konsep, maka yang sangat berperan adalah
kognitif siswa.
Menurut Bloom (dalam Bahtiar dan Prayogi, 2012: 19)
membagi hasil belajar ke dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan
berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Ranah kognitif
terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, evaluasi, cipta. Sedangkan, ranah afektif berkaitan dengan
tujuan-tujuan yang berhubungan dengan perasaan, emosi, nilai, dan
sikap yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap
sesuatu. Kemudian ranah psikomotorik yang berkaitan dengan
keterampilan motoric, manipulasi bahan atau objek.
Menurut Howard Kingsley (dalam Sudjana, 2011: 45)
membagi tiga macam hasil belajar, yakni (1) keterampilan dan
kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengertian, (3) sikap dan cita-cita,
yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang
ditetapkan dalam kurikulum sekolah.
Dari dua pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
macam-macam hasil belajar antara lain, ranah kognitif (pengetahuan
9
dan pengertian), ranah afektif (sikap dan cita-cita), dan psikomotorik
(keterampilan dan kebiasaan).
10
Sedangkan kematangan adalah proses yang menimbulkan
perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pertumbuhan dan
perkembangan. Dalam proses belajar kesiapan atau kematangan
sangat membantu keberhasilan dalam belajar.
(c) Bakat Anak
Menurut Sumantri dan Syaodiah (2007: 2.49) bakat atau
aptitude merupakan potensi dalam diri seseorang yang dengan
adanya rangsangan tertentu memungkinkan orang tersebut dapat
mencapai sesuatu tingkat kecakapan, pengetahuan dan
keterampilan khusus yang sering kali melebihi orang lain. Setiap
orang mempunyai bakat tertentu yang mendukung prestasinya,
sehubungan dengan hal tersebut bakat mempengaruhi hasil
belajar peserta didik.
(d) Kemauan Belajar
Susanto (2016: 16) kemauan belajar yang tinggi disertai
dengan rasa tanggung jawab yang besar tentunya berpengaruh
positif terhadap hasil belajar yang diraihnya karena kemauan
belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai keberhasilan
belajar.
(e) Minat
Menurut Mikarsa (2007: 3.5) bahwa minat merupakan
dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor yang
menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif yang
menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang
menguntungkan, menyenangkan dan lama kelamaan akan
mendatangkan kepuasan dalam dirinya. Seorang siswa yang
berminat besar terhadap suatu pelajaran akan memberikan
perhatian penuh dalam belajarnya.
11
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri
peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar. Adapun faktor-faktor
eksternal, yaitu:
(a) Model penyajian pembelajaran
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula dengan
model penyajian pembelajaran. Menurut Slameto (2010: 94)
menyatakan bahwa pada penyajian bahan pelajaran pada siswa,
guru perlu memberikan masalah-masalah yang merangsang
siswa untuk berpikir. Guru harus mampu menyajikan materi
yang menyenangkan, tidak membosankan, menarik, dan mudah
dimengerti oleh siswa.
(b) Kepribadian dan sikap guru
Menurut Satori, dkk (2007: 2.5) guru adalah sebagai
panutan yang harus digugu dan ditiru serta sebagai contoh pula
bagi kehidupan dan pribadi peserta didiknya. Guru bukan hanya
pengajar, pelatih, dan pembimbing tetapi juga sebagai cermin
tempat peserta didik dapat berkaca. Guru sebagai bagian
terpenting dari kegiatan belajar tentu harus memberikan contoh
yang baik, sehingga akan membantu siswa dalam mencapai hasil
belajar yang baik.
(c) Suasana Pengajaran
Daryanto (2016: 204) menyatakan bahwa guru yang
mampu akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang
efektif dan menyenangkan serta akan lebih mampu mengelola
kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat
optimal. Serta suasana aktif dan kondusif akan membantu siswa
mengembangkan kemampuan dirinya sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
(d) Kompetensi Guru
12
Menurut Satori, dkk (2007: 2.24) bahwa kompetensi
pertama yang harus dimiliki seorang guru adalah penguasaan
bahan bidang studi karena penguasaan ini menjadi landasan
pokok untuk keterampilan mengajar. Guru yang professional
tentu harus memiliki kemampuan yang baik dalam mengajar,
karena kemampuan guru akan mempengaruhi keberhasilan
siswa dalam mengikuti pelajaran.
(e) Orang Tua
Menurut Sumantri dan Syaodiah (2007: 3.18)
mengemukakan bahwa orang tua secara langsung maupun tidak
langsung dapat pula mempengaruhi keberhasilan anak di
sekolah. Semakin besar perhatian orang tua terhadap pendidikan
anaknya, maka akan semakin besar pula pengaruhnya terhadap
hasil belajar anaknya di sekolah.
(f) Masyarakat
Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang
yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai
kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak
(siswa) yang berada di situ (Slameto, 2015: 71).
3. Pendidikan Matematika di SD
a. Pengertian Matematika
13
Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memajukan daya pikir serta
analisa manusia (Turmuzi, 2012: 3)
Irzani dan Alkusaeri (203: 4) menyatakan secara singkat bahwa
matematika berkenaan dengan ide-ide/konsep-konsep abstrak yang
tersusun secara khirarkis dan penalarannya deduktif.
Menurut Slameto (2016: 183) menyatakan bahwa matematika
merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol, maka konsep-
konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu sebelum
memanipulasi simbol-simbol itu.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang berkenaan dengan ide-
ide/konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarkis, terstruktur,
logis, dan sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai
pada konsep yang paling kompleks serta penalarannya deduktif.
b. Karakteristik Matematika
Sebagai pengetahuan, matematika mempunyai ciri-ciri khusus
antara lai abstrak, deduktif, konsisten, hierarkis, dan logis. Soedjadi
(dalam Muhsetyo, dkk., 2007: 1.2) menyatakan bahwa keabstrakan
matematika karena objek dasarnya abstrak, yaitu fakta, konsep, operasi,
dan prinsip. Ciri keabstrakan matematika beserta ciri lainnya yang tidak
sederhana, menyebabkan matematika tidak mudah untuk dipelajari, dan
pada akhirnya banyak siswa yang kurang tertarik terhadap matematika.
Menurut Turmuzi (2012: 6) karakteristik matematika adalah
sebagai berikut:
1) Matematika memiliki objek kajian yang abstrak
2) Bertumpu pada kesepakatan
3) Berpola pikir deduktif
4) Memiliki simbol yang kosong dari arti
5) Memperhatikan semesta pembicaraan
14
6) Konsisten dalam sistemnya
Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
karakteristik matematika adalah memiliki objek yang abstrak, berpola
pikir deduktif, konsisten, hierarkis, memiliki simbol yang kosong dari
arti, logis, dan memperhatikan semesta pembicaraan.
15
5) Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam
kehidupan sehari-hari.
16
b. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning
Problem based learning (PBL) atau yang lebih dikenal dalam
bahasa Indonesia yaitu model pembelajaran berbasis masalah (PBM).
Menurut Wina (dalam Suyandi, 2013: 129) mengatakan problem based
masalah (PBL) pertama kali dipopulerkan oleh Barrows dan Tamblyn
(1980) pada akhir abad ke-20, pada awalnya PBL dikembangkan di dunia
pendidikan kedokteran. Akan tetapi sekarang PBL telah dipakai disemua
jenjang pendidikan.
Menurut Tan (dalam Rusman, 2011: 232) “pembelajaran problem
based learning adalah penggunaan berbagai macam kecerdasan yang
diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata,
kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan
kompleksitas yang ada”.
Menurut Trianto (2009: 92) model pembelajaran problem based
learning (PBL) adalah pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses
berpikir tingkat tinggi. Menurut Arendes (dalam Trianto, 2009:92):
Model pembelajaran problem based learning merupakan pendekatan
pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik
dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,
mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi
mengembangkan kemandiri, dan percaya diri.
Menurut Hammruni (dalam Suyadi, 2013:129) “pembelajaran
problem based learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang dimulai dengan menyelesaikan masalah, tetapi untuk
menyelesaikan masalah itu peserta didik memerlukan pengetahuan baru
untuk dapat menyelesaikannya.
Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan model
pembelajaran problem based learning adalah model pembelajaran yang
menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata (real world) untuk
memulai pembelajaran, sehingga melatih siswa bagaimana cara berfikir
kritis dan mendapatkan keterampilan dalam pemecahan masalah,
17
mendapatkan pengetahuan sekaligus konsep yang penting dari materi ajar
yang dibicarakan, serta melalui proses berpikir yang memerlukan
pengetahuan baru.
18
i) Keterbukaan proses dalam PBL meliputi sintesis dan integrase dari
sebuah proses belajar, dan
j) PBL melibatkan evaluasi dan riveuw pengalaman siswa dan proses
belajar.
19
Tabel 2.1
Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning
20
nyata yang ada di sekitar siswa.
21
i) Pembelajaran berbasis masalah dapat mengembangkan minat
peserta didik untuk mengembangkan konsep belajar secara
terus-menerus, karena dalam praksisnya masalah tidak akan
pernah selesai. Artinya ketika suatu masalah selesai diatasi,
maslah lain muncul dan membutuhkan penyelesaiaan
secepatnya. (Suyadi, 2013)
22
B. Kerangka Berfikir
Menggunakan Siklus I
model pembelajaran
Tindakan
pembelajaran menggunakan model
Problem Based pembelajaran PBL
Learning (PBL)
Kondisi Akhir
Hasil belajar siswa meningkat
23
belajar didominasi guru, siswa menjadi pasif, tidak berani bertanya maupun
menyampaikan pendapat, sehingga interaksi siswa tidak maksimal. Selain itu,
guru dalam merancang rencana pelaksanaan pembelajaran guru kurang
memperhatikan model-model pembelajaran yang digunakan dan bahkan ada
yang tidak menggunakan model pembelajaran, sehingga pembelajaran kurang
terarah.
Melihat kondisi tersebut, maka perlu adanya inovasi dalam
pembelajaran Matematika. Untuk itu peneliti mencoba untuk menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran
PBL akan mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama
dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia
nyata. Model ini juga memberikan ruang gerak berpikir yang bebas kepada
siswa untuk mencari konsep dan menyelesaikan masalah yang terkait dengan
materi yang disampaikan oleh guru.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka hipotesis Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini adalah : “Jika model pembelajaran Problem Based
Learning diterapkan dengan optimal, maka hasil belajar Matematika Siswa
Kelas II SDN 2 Maria tahun pelajaran 2023/2024 akan meningkat”.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Menurut Arikunto
(2014: 58) penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tindakan (action
research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelasnya.
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SDN 2 Maria Desa Ntori Kecamatan Wawo
Kabupaten Bima. Sekolah ini tepat berada di pinggir jalan negara.
SDN 2 Maria terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang
gudang, 2 kamar mandi siswa, 1 ruang perpustakaan dan 1 ruang Mushola.
Jumlah siswa secara keseluruhan tahun pelajaran 2023/2024 berjumlah 60
orang siswa.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SDN 2 Maria
karena rata-rata nilai siswa pada mata pelajaran Matematika masih rendah
atau belum mencapai nilai KKM yang telah ditentukan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester satu
(ganjil) tahun pelajaran 2023/2024 selama satu bulan, tepatnya pada bulan
Oktober-November 2023. Selain itu, materi yang diteliti disesuaikan
dengan alokasi waktu yang telah direncanakan dalam program tahunan dan
program semester.
2. Observer Penelitian
Adapun yang menjadi observer dalam penelitian ini adalah Kepala
Sekolah SDN 2 Maria, karena guru tersebut lebih menguasai materi
pembelajaran, berpengalaman, serta guru menggunakan rubrik pengamatan
untuk melakukan penilaian proses pembelajaran.
Sedangkan peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai
pengajar karena peneliti lebih menguasai model pembelajaran yang akan
diterapkan yaitu model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
2. Faktor Siswa
Faktor siswa yang diteliti adalah aktivitas siswa selama mengikuti
proses pembelajaran dan nilai yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran.
27
dengan mengetahui hasil belajar siswa, guru dapat menentukan ketuntasan
belajar serta kedudukan siswa dalam kelas apakah ia pandai, sedang atau
kurang. Hasil belajar peneliti teliti adalah hasil belajar pada ranah kognitif
siswa.
E. Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model spiral yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart. Model spiral ini mencakup
empat tahap tindakan yaitu perencanaan (planning), tindakan (action),
observasi (observation) dan refleksi (reflection). Berikut gambar rancangan
penelitian model Kemmis dan Taggart.
Keterangan:
Siklus I : 1. Perencanaan 1
2. Tindakan 1
3. Observasi 1
4. Refleksi
1 Siklus II: 1. Revisi
Rencana 2
2. Tindakan 2
3. Observasi 2
4. Refleksi 2
28
F. Rancangan dan Langkah-Langkah Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Arikunto (2014: 103) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas
dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik pendidikan. Hal
ini terjadi karena kegitan tersebut dilaksanakan sendiri, dikelas sendiri,
dengan melibatkan siswanya sendiri melalui tindakan yang direncanakan,
dilaksanakan, dan dievaluasi.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua
siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Adapun
materi pada penelitian ini adalah “Tema 3 Subtema 3 Pembelajaran ke-3”.
2. Langkah-langkah Penelitian
a. Siklus I
1) Perencanaan
a. Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Guru menentukan tema, subtema, dan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
c. Menyiapkan alat peraga atau media pembelajaran.
d. Menyusun LKPD kelompok.
e. Menyusun tes evaluasi berupa isian singkat sebanyak 5 nomor
soal
f. Merancang observasi atau lembar pengamatan pelaksanaan
tindakan kelas oleh guru.
2) Pelaksanaan
Pada tahap tindakan ini peneliti menjelaskan bagaimana
tindakan yang dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah
disusun. Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan mengacu
pada RPP yang telah dibuat. Berikut adalah langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan langkah-langkah
model pembelajaran PBL, yaitu:
a. Orientasi peserta didik pada masalah, yaitu:
29
siswa disajikan gambar dan teks “Mengucap salam”,
kemudian tanya jawab tentang kosakata berkaitan dengan
kehidupan budaya di sekolah.
Siswa diminta menuliskan kosakata tersebut pada kertas dan
ditempelkan di papan tulis untuk dikoreksi bersama
Siswa diminta untuk mencocokkan berbagai cara ucapan
salam berdasarkan agamanya
Siswa diminta untuk maju didepan kelas
b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, yaitu:
Siswa membentuk kelompok yang terdiri atas 4-5 orang
c. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, yaitu:
Siswa mengamati video pembelajaran tentang mengurutkan
nilai pecahan mata uang
Tanya jawab tentang video serta
mendemonstrasikan menggunakan media uang palsu
Siswa berdiskusi bersama kelompoknya menyelesaikan
LKPD tentang mengurutkan nilai pecahan mata uang
Guru membimbing dan mengarahkan siswa yang belum
memahami apa yang dikerjakan
Guru menilai aktivitas belajar selama diskusi kelompok
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, antara lain:
Siswa melakukan presentasi hasil kerja kelompok
Guru menilai kegiatan presentasi siswa
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah,
yaitu:
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi
3) Pengamatan
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengumpulkan data
aktivitas pembelajaran, baik data pembelajaran guru maupun data
pembelajaran siswa.
30
4) Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta
dianalisis sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah
dilakukan, untuk memperkuat hasil refleksi kegiatan yang telah
dilakukan digunakan data yang berasal dari data observasi. Hasil
analisi data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan digunakan
sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
b. Siklus II
Pelaksanaan kegiatan pada siklus II adalah berdasarkan hasil
analisa data pada siklus I. Hasil analisa data berupa perbaikan terhadap
kekurangan pada siklus I, baik dari segi perencanaan maupun
pelaksanaan tindakan yang diketahui dari aktivitas pembelajaran dan
hasil tes evaluasi belajar siswa.
2. Tes
Tes merupakan alat ukur, instrumen, atau prosedur pengukuran
yang dipergunakan untuk mengetahui kemajuan dan perubahan yang
terjadi pada peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar-mengajar
(Bahtiar dan Prayogi, 2012: 23)
Tes dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran dan
diberikan diakhir pembelajaran. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan tes tertulis dalam bentuk isian singkat sebanyak 5 soal
untuk mengukur hasil belajar siswa.
31
H. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan siswa setelah proses belajar
mengajar setiap siklus dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa
soal tes tertulis setiap akhir siklus.
Analisis dapat dilihat dari data berikut ini :
1. Data hasil observasi
32
Keterangan :
X = Rata-rata
∑ 𝑥 = Jumlah dari hasil peningkatan antara masing-masing skor dengan
frekuensinya.
N = Banyaknya siswa (Suharsimi Arikunto, 2010: 264)
I. Indikator Keberhasilan
Indikator ketercapaian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila persentase ketuntasan klasikal
telah mencapai 80% dan siswa mendapat nilai ≥70 sesuai dengan KKM
yang telah ditentukan.
2. Penelitian ini dikatakan berhasil jika aktivitas belajar siswa minimal
berkategori baik.
3. Penelitian ini dikatakan berhasil jika aktivitas mengaar guru minimal
berkategori baik.
33
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas II SDN 2 Maria tahun pelajaran 2023/2024
yang berjumlah 20 orang siswa. Pada penelitian ini, data tentang mengajar
guru dan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning diperoleh dari lembar observasi,
sedangkan data tentang hasil belajar siswa diperoleh melalui hasil tes evaluasi
yang dilakukan pada pertemuan kedua.
Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Siklus I dan siklus II masing-
masing terdiri dari dua kali pertemuan. Pada setiap siklus, pertemuan pertama
dilakukan pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL,
sedangkan pada pertemun kedua dilakukan pengulangan materi dan tes
evaluasi. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL
yang dilaksanakan pada siswa kelas II SDN 2 Maria tahun pelajaran
2023/2024 rinciannya sebagai berikut:
1. Deskripsi Data Siklus I
Kegiatan siklus I berlangsung sebanyak dua kali pertemuan,
dimana pertemuan ke-1 digunakan untuk menyampaikan materi
pembelajaran dan pertemuan ke-2 dilaksanakan pengulangan materi dan
kegiatan evaluasi. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 16
Oktober 2023 dengan “Tema 3 Subtema 3 Pembelajaran ke-3” dan
pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 17 Oktober 2023 dengan
agenda pengulangan materi dan memberikan tes evaluasi berupa soal
pilihan ganda sebanyak 5 butir. Siklus ini dibagi menjadi 4 tahap yaitu
tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti menyiapkan beberapa perangkat yang
akan digunakan pada tahap pelaksanaan penelitian.
34
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, antara lain:
1) Menetapkan materi yang akan digunakan yaitu Tema 3 Subtema
3 Pembelajaran ke-3
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai
dengan langkah-langkah model pembelajaran Problem Based
Learning, sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.
3) Menyediakan media pembelajaran, yaitu:
Teks bergambar, Uang palsu, Gambar beberapa barang, Media
audio visual berupa video tentang kesetaraan nilai uang dan
urutan harga barang
4) Rancangan kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
5) Membuat LKPD serta alat dan bahan yang digunakan dalam
pengerjaan LKPD
6) Membuat soal evaluasi sebanyak 5 butir soal isian singkat
7) Menyediakan lembar observasi yang bertujuan untuk melihat
kegiatan guru mengajar dan aktivitas belajar siswa sesuai
dengan langkah-langkah penerapan model pembelajaran PBL
selama proses belajar mengajar.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus I dilakukan dua kali pertemuan. Pada pertemuan
ke-1 materi yang dibahas yaitu “Tema 3 Subtema 3 Pembelajaran
ke-3” dan pertemuan ke-3 dilaksanakan dengan melakukan
pengulangan materi dan tes evaluasi.
Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
skenario pembelajaran yang telah peneliti rumuskan berdasarkan
langkah-langkah model pembelajaran PBL pada tahap perencanaan.
Kegiatan guru dalam menerapkan pembelajaran ini terdiri dari tiga
kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
Adapun pelaksanaannya antara lain:
35
1) Pertemuan ke-1
Pada pertemuan ini, pembelajaran yang dilakukan
merupakan pembelajaran tematik yang terdiri atas tiga muatan
pembelajaran, yaitu Bahasa Indonesia, PPKn, dan Matematika.
Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan, yaitu:
a. Kegiatan Awal
Membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan
menanyakan keadaan siswa
Berdo’a sebelum pembelajaran yang dipimpin oleh
seorang siswa
Guru mengecek kehadiran siswa
Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi pada
pertemuan sebelumnya
Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan
pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
(1) Orientasi Peserta didik pada masalah
siswa disajikan gambar dan teks “Mengucap salam”,
kemudian tanya jawab tentang kosakata berkaitan
dengan kehidupan budaya di sekolah.
Siswa diminta menuliskan kosakata tersebut pada
kertas dan ditempelkan di papan tulis untuk
dikoreksi bersama
Siswa diminta untuk mencocokkan berbagai cara
ucapan salam berdasarkan agamanya
Siswa diminta untuk maju didepan kelas
(2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
Siswa membentuk kelompok yang terdiri atas 4-5
orang
(3) Membimbing penyelidikan individu maupun
kelompok
36
Siswa mengamati video pembelajaran tentang
mengurutkan nilai pecahan mata uang
Tanya jawab tentang video serta mendemonstrasikan
menggunakan media uang palsu
Siswa berdiskusi bersama kelompoknya
menyelesaikan LKPD tentang mengurutkan nilai
pecahan mata uang
Guru membimbing dan mengarahkan siswa yang
belum memahami apa yang dikerjakan
Guru menilai aktivitas belajar selama diskusi
kelompok
(4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Siswa melakukan presentasi hasil kerja kelompok
Guru menilai kegiatan presentasi siswa
(5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi
c. Kegiatan Akhir
Siswa bersama guru menyimpulkan keseluruhan materi
yang sudah dipelajari
Siswa mengerjakan soal evaluasi
Guru dan siswa melakukan kegiatan refleksi
Guru menginformasikan materi pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
Menutup pembelajaran dengan berdoa yang dipimpin
oleh seorang siswa.
Guru menutup pembelajaran dengan salam
Pada siklus I, pembelajaran berjalan dengan lancar,
sesekali guru melakukan ice breaking. Namun pada kegiatan
tanya jawab dan diskusi masih banyak siswa yang kurang aktif.
Pembelajaran hanya didominasi oleh beberapa siswa saja. Selain
37
itu, ketika kegiatan membaca, masih ada beberapa siswa yang
tidak ingin membaca dan lebih memilih mengobrol bersama
temannya. Disisi lain, guru juga mengalami kesulitan dalam
mengontrol siswa.
2) Pertemuan ke-2
Pada peretemuan kedua, guru melakukan pengulangan
materi dan melakukan tes evaluasi untuk mengetahui seberapa
jauh tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah
diajarkan. Tes evaluasi yang diberikan berupa soal isian singkat
dengan jumlah 5 butir.
38
problem based learning pada siklus I dengan jumlah indikator
pengamatan sebanyak 3 item yang terdiri atas 20 deskriptor,
diperoleh skor total yaitu 59 dengan nilai rata-rata 73,75 yang
menunjukkan kategori cukup baik.
Sedangkan aktivitas siswa menggunakan model
pembelajaran problem based learning selama kegiatan
pembelajaran berlangsung diperoleh dengan menggunakan
lembar observasi yang diamati oleh observer yang telah ditunjuk
oleh peneliti.
Hasil observasi terhadap kegiatan siswa menggunakan
model pembelajaran problem based learning diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.2 : Ringkasan Data Kegiatan Aktivitas Siswa Pada
Siklus I
No. Indikator/ Item Pengamatan Skor yang diperoleh
39
diberikan dalam bentuk isian singkat sebanyak 5 soal dengan
skor maksimal 100 dan skor minimal 0. Hasil akhir dari tes
belajar Matematika siswa kelas II SDN 2 Maria dapat dilihat
pada tabel berikut:
d. Refleksi
Dari hasil observasi dan evaluasi siklus I di atas, ketuntasan
belajar secara klasikal yang dicapai adalah 75% sedangkan
ketuntasan belajar secara klasikal yang ditargetkan adalah ≥80%,
40
sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus I ketuntasan belajar
secara klasikal belum tercapai.
Berdasarkan data dari lembar observasi kegiatan guru dan
siswa pada siklus I ditemukan masalah-masalah antara lain:
1) Aktivitas siswa tidak merata karena didominasi oleh beberapa
siswa.
2) Guru belum optimal membimbing kelompok dalam
mengerjakan LKPD
3) Guru kurang memberikan motivasi dan menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan
4) Siswa kurang aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan
ketika bertanya jawab maupun diskusi
Tindakan perbaikan yang dilakukan untuk mengatasi masalah
tersebut pada siklus 2 antara lain:
1) Guru memberikan bimbingan yang optimal kepada masing-
masing kelompok yang masih terlihat bingung dalam melakukan
eksplorasi.
2) Guru harus menyiapkan teknik pelaksanaannya secara optimal.
3) Guru memberikan himbauan kepada siswa untuk bekerja sama
dan saling membantu dalam kelompok.
4) Guru lebih memotivasi siswa sehingga siswa lebih antusias dan
berani mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum
dipahami dan memberikan pendapat untuk menyimpulkan
materi yang telah dijelaskan.
5) Guru menunjuk beberapa siswa dalam menjawab serta
menanggapi pertanyaan agar dalam pembelajaran tidak hanya
didominasi oleh beberapa siswa terutama siswa yang pintar saja.
41
sedangkan pada pertemuan kedua dilakukan pengulangan materi dan
evaluasi. Kegiatan pembelajaran pada siklus II hampir sama dengan
siklus I, hanya saja pada siklus II dilakukan perbaikan berdasarkan hasil
refleksi pada siklus I. Tindakan pelaksanaan pertama pada siklus II
dilaksanakan pada hari Senin, 12 November 2023 dengan materi Tema 3
Subtema 3 Pembelajaran ke-3 dengan alokasi waktu 2x35 menit,
sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 13 November
2023 dengan agenda pengulangan materi dan memberikan tes evaluasi
berupa soal isian singkat sebanyak 5 butir. Siklus ini dibagi menjadi 4
tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti menyiapkan beberapa perangkat yang
akan digunakan pada tahap pelaksanaan penelitian. Adapun kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini, antara lain:
1) Menetapkan materi yang akan digunakan yaitu Tema 3 Subtema
3 Pembelajaran ke-3
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai
dengan langkah-langkah model pembelajaran Problem Based
Learning, sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.
3) Menyediakan media pembelajaran, yaitu:
Teks bergambar, Uang palsu, Gambar beberapa barang, Media
audio visual berupa video tentang kesetaraan nilai uang dan
urutan harga barang.
4) Rancangan kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
5) Membuat LKPD serta alat dan bahan yang digunakan dalam
pengerjaan LKPD
6) Membuat soal evaluasi sebanyak 5 butir soal isian singkat
7) Menyediakan lembar observasi yang bertujuan untuk melihat
kegiatan guru mengajar dan aktivitas belajar siswa sesuai
dengan langkah-langkah penerapan model pembelajaran PBL
selama proses belajar mengajar.
42
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus II dilakukan dua kali pertemuan. Pada pertemuan
ke-1 materi yang dibahas yaitu “Tema 3 Subtema 3 Pembelajaran
ke-3” dan pertemuan ke-3 dilaksanakan dengan melakukan
pengulangan materi dan tes evaluasi.
Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
skenario pembelajaran yang telah peneliti rumuskan berdasarkan
langkah-langkah model pembelajaran PBL pada tahap perencanaan.
Kegiatan guru dalam menerapkan pembelajaran ini terdiri dari tiga
kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
Adapun pelaksanaannya antara lain:
1) Pertemuan ke-1
Pada pertemuan ini, pembelajaran yang dilakukan
merupakan pembelajaran tematik yang terdiri atas tiga muatan
pembelajaran, yaitu Bahasa Indonesia, PPKn dan Matematika.
Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan, yaitu:
a. Kegiatan Awal
Membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan
menanyakan keadaan siswa
Berdo’a sebelum pembelajaran yang dipimpin oleh
seorang siswa
Guru mengecek kehadiran siswa
Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi pada
pertemuan sebelumnya
Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan
pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
(1) Orientasi Peserta didik pada masalah
siswa disajikan gambar dan teks “Mengucap salam”,
kemudian tanya jawab tentang kosakata berkaitan
dengan kehidupan budaya di sekolah.
43
Siswa diminta menuliskan kosakata tersebut pada
kertas dan ditempelkan di papan tulis untuk
dikoreksi bersama
Siswa diminta untuk mencocokkan berbagai cara
ucapan salam berdasarkan agamanya
Siswa diminta untuk maju didepan kelas
(2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
Siswa membentuk kelompok yang terdiri atas 4-5
orang
(3) Membimbing penyelidikan individu maupun
kelompok
Siswa mengamati video pembelajaran tentang
mengurutkan nilai pecahan mata uang
Tanya jawab tentang video serta mendemonstrasikan
menggunakan media uang palsu
Siswa berdiskusi bersama kelompoknya
menyelesaikan LKPD tentang mengurutkan nilai
pecahan mata uang
Guru membimbing dan mengarahkan siswa yang
belum memahami apa yang dikerjakan
Guru menilai aktivitas belajar selama diskusi
kelompok
(4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Siswa melakukan presentasi hasil kerja kelompok
Guru menilai kegiatan presentasi siswa
(5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi
c. Kegiatan Akhir
Siswa bersama guru menyimpulkan keseluruhan materi
yang sudah dipelajari
44
Siswa mengerjakan soal evaluasi
Guru dan siswa melakukan kegiatan refleksi
Guru menginformasikan materi pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
Menutup pembelajaran dengan berdoa yang dipimpin
oleh seorang siswa.
Guru menutup pembelajaran dengan salam
2) Pertemuan ke-2
Pada peretemuan kedua, guru melakukan pengulangan
materi dan melakukan tes evaluasi untuk mengetahui seberapa
jauh tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah
diajarkan. Tes evaluasi yang diberikan berupa soal isian singkat
dengan jumlah 5 butir.
45
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil
observasi kegiatan guru menggunakan model pembelajaran
problem based learning pada siklus II dengan jumlah indikator
pengamatan sebanyak 3 item yang terdiri atas 20 deskriptor,
diperoleh skor total yaitu 71 dengan nilai rata-rata 88,75 yang
menunjukkan kategori baik.
Sedangkan aktivitas siswa menggunakan model
pembelajaran problem based learning selama kegiatan
pembelajaran berlangsung diperoleh dengan menggunakan
lembar observasi yang diamati oleh observer yang telah ditunjuk
oleh peneliti.
Hasil observasi terhadap kegiatan siswa menggunakan
model pembelajaran problem based learning diperoleh hasil
sebagai berikut:
46
2) Hasil evaluasi belajar siklus II
Evaluasi siklus II dilaksanakan pada pertemuan kedua
yaitu pada tanggal 13 November 2023. Soal evaluasi yang
diberikan dalam bentuk isian singkat sebanyak 5 soal dengan
skor maksimal 100 dan skor minimal 0. Hasil akhir dari tes
belajar Matematika siswa kelas II SDN 2 Maria dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Evaluasi Belajar Siswa Kelas II Pada
Siklus II
No. Aspek yang diperhatikan Keterangan
1. Jumlah siswa 20
2. Nilai tertinggi 100
3. Nilai terendah 60
4. Nilai rata-rata 79,25
5. Jumlah siswa yang tuntas 18
6. Jumlah siswa yang tidak tuntas 2
7. Presentase ketuntasan 90%
d. Refleksi
Dari hasil observasi dan evaluasi diperoleh bahwa indikator
keberhasilan yang telah tercapai yaitu hasil belajar siswa mengalami
peningkatan pada setiap siklusnya dengan nilai rata-rata siswa ≥75
dan ketuntasan klasikal 90% melebihi standar yang telah ditentukan
yaitu ≥80%, sehingga pemberian tindakan dihentikan sampai siklus
47
II. Sedangkan 2 orang siswa yang tidak tuntas akan dibimbing secara
intensif oleh guru kelas II SDN 2 Maria.
48
BAB V
PEMBAHASAN
50
dilaksanakan. Dari hasil refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan pada siklus I dilaksanakan penyempurnaan pada siklus II. Tindakan
yang dilaksanakan pada siklus II pada prinsipnya sama seperti yang dilakukan
pada siklus I, namun dilakukan upaya perbaikan terhadap kendala-kendala yang
ditemukan pada siklus I. Upaya ini diskusikan terlebih dahulu dengan guru kelas
atau observer.
Adapun kendala-kendala dan perbaikan tersebut adalah, sebagai berikut :
(1) siswa tidak terbiasa dengan pembelajaran yang menerapkan model problem
based learning. Untuk mengatasi hal tersebut, maka pada siklus II peneliti
memberikan penjelasan yang lebih jelas mengenai langkah-langkah kegiatan yang
akan dilakukan; (2) beberapa siswa yang kemampuannya kurang, cenderung
mengandalkan temannya yang lebih pintar dalam mengerjakan tugas kelompok
serta mempresentasikannya di depan kelas. Untuk mengetahui hal tersebut, maka
pada siklus II peneliti menugaskan siswa yang kemampuannya lebih agar
membantu mengajarkan temannya untuk memahami masalah dan menyelesaikan
masalah secara bersama-sama; (3) Masih banyak siswa yang malu untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas serta masing-masing
siswa yang saling tunjuk untuk mempresentasikannya di depan kelas. Untuk
mengatasi hal tersebut maka pada siklus II peneliti berusaha memotivasi siswa
dengan menunjuk salah satu siswa dari masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
Pada siklus II peneliti selalu memberikan arahan dan bimbingan agar siswa
lebih berani untuk bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengungkapkan ide yang
dimilikinya. Pengelolaan kelas lebih dimaksimalkan, agar siswa tidak ribut pada
saat proses pembelajaran berlangsung.
Dari perbaikan tindakan yang dilakukan dari siklus I ke siklus II ternyata
pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh dalam kegiatan guru mengajar sebesar
88,75. Sedangkan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa menggunakan model
pembelajaran PBL sebesar 88,33. Berdasarkan kriteria keberhasilan yang telah
ditetapkan, maka kegiatan mengajar guru dan aktivitas belajar siswa pada siklus II
sudah memenuhi kriteria keberhasilan serta berada pada kategori baik.
51
Dari hasil analisis data tentang hasil belajar siswa pada siklus I, diperoleh
nilai rata-rata hasil belajar siswa dan ketuntasan belajar secara klasikal secara
berturut-turut sebesar 74 dan 75%. Sedangkan pada siklus II, diperoleh nilai rata-
rata hasil belajar siswa yaitu 79,25 dan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar
90%. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan
dari siklus I ke siklus II, di mana rata-rata nilai hasil belajar siswa meningkat
sebesar 5,25. Untuk ketuntasan belajar secara klasikal meningkat sebesar 15%.
Berdasarkan indikator keberhasilan yang telah tercantum dalam Bab 3,
bahwa pembelajaran dikatakan berhasil apabila aktivitas mengajar guru minimal
berkategori "baik" dan aktivitas belajar siswa minimal berkategori "baik".
Sedangkan rata-rata nilai hasil belajar siswa minimal 75 dan ketuntasan klasikal
belajar minimal 80%. Dari hasil analisis data yang diperoleh dari siklus II, maka
pembelajaran pada siklus II telah berhasil karena sudah memenuhi kriteria
keberhasilan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penelitian dihentikan pada
siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, maka dapat diketahui
bahwa kegiatan mengajar guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa
pada pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran problem based learning
terjadi peningkatan dari siklus pertama ke siklus kedua, sehingga dapat
disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran problem based
learning dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas II SDN 2
Maria tahun pelajaran 2023/2024.
52
BAB VI
KESIMPULAN DAN
SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa.
1. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus berikutnya. Hal tersebut dapat dilihat
dari perolehan nilai rata-rata kelas siswa pada siklus I sebesar 74
meningkat menjadi 79,25 pada siklus II dengan ketuntasan klasikal pada
siklus I sebesar 75% meningkat menjadi 90% pada siklus II.
2. Aktivitas belajar siswa pada siklus I memperoleh nilai rata-rata sebesar
68,33 dengan kategori kurang baik meningkat menjadi 88,33 pada siklus II
yang berarti aktivitas siswa berkategori baik.
3. Aktivitas mengajar guru pada siklus I memperoleh nilai rata-rata sebesar
73,75 dengan kategori cukup baik dan meningkat menjadi 88,75 pada
siklus II yang berarti aktivitas mengajar guru berkategori baik.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat peneliti kemukakan dari hasil
penelitian ini adalah:
1. Bagi Siswa
Dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning
diharapkan agar siswa lebih memahami materi pembelajaran Matematika.
53
Selain itu, melalui penerapan model pembelajaran ini juga, siswa dapat
melatih diri dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi Guru
Guru diharapkan agar dapat merencanakan dan menerapkan model
pembelajaran problem based learning di dalam kelas sebagai upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
Melalui penerapan model pembelajaran problem based learning ini
diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah dan dapat
memberikan alternatif usaha untuk meningkatkan kualitas sekolah.
4. Bagi Peneliti
Untuk peneliti yang lain diharapkan dapat menambah dan
memperluas pengetahuan tentang model pembelajaran problem based
learning sebagai kajian yang relevan untuk penelitian selanjutnya.
54
DAFTAR PUSTAKA
Bahtiar dan Prayogi, Saiful. 2012. Evaluasi Hasil Pembelajaran Sains (IPA).
Mataram: Cv. Dimensi Raya.
Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam
Pembelajaran Sains SD. Jakarta: Depdiknas.
Mikarsa, Hera L., Taufik, A., & Prianto, P. L. 2007. Pendidikan Anak di SD.
Jakarta: Universitas Terbuka.
55
Slameto. 2015. Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
56
LAMPIRAN 1
A. Kompetensi Inti
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disipli, santun, percaya diri, peduli, dan tanggung jawab
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.
3. Memahami pengetahuan factual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
PPKn :
3.3 Mengidentifikasi jenis-jenis 3.3.1 Membedakan ucapan salam
keberagaman karakteristik individu berdasarkan agamanya
di sekolah
Matematika :
3.5 Menjelaskan nilai dan kesetaraan 3.5.1 Menentukan pecahan mata uang yang
pecahan mata uang setara
4.5 Mengurutkan nilai mata uang serta 4.5.1 Mengurutkan harga barang
menentukan berbagai kesetaraan
pecahan mata uang
C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mengamati gambar dan teks “Mengucap Salam” yang disajikan, siswa
mampu menemukan kosakata berkaitan dengan kehidupan budaya di sekolah dengan
tepat.
2. Dengan mengamati gambar dan teks “Mengucap Salam” yang disajikan, siswa dapat
membedakan ucapan salam berdasarkan agamanya dengan teliti.
3. Setelah menonton video dan diskusi, siswa mampu menentukan pecahan mata uang
yang setara dengan teliti
4. Setelah menonton video dan diskusi, siswa mampu mengurutkan harga barang dengan
teliti.
D. Materi Pembelajaran
1. Kosakata berkaitan dengan kehidupan budaya
2. Ucapan salam berdasarkan agamanya
3. Pecahan mata uang yang setara
4. Mengurutkan harga barang
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Awal 1. Membuka pembelajaran dengan mengucap salam 10 menit
dan menanyakan keadaan siswa
2. Berdo’a sebelum pembelajaran yang dipimpin oleh
seorang siswa
3. Guru mengecek kehadiran siswa
4. Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi pada
pertemuan sebelumnya
5. Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan
pembelajaran.
c. Penilaian Keterampilan
Teknik Penilaian : Unjuk Kerja
Bentuk instrumen : Rubrik Penilaian
Aspek yang dinilai Kriteria Skor
Ketapatan: Jika semua aspek sudah tepat 3
- Pecahan uang yang setara Jika masih ada 1-2 aspek yang belum 2
- Mencocokkan harga tepat
barang Jika semua aspek belum tepaat 1
- Mengurutkan harga
barang
Presentasi Berani dan intonasi bagus 3
Kurang percaya diri dan masih 2
terbata-bata
Tidak percaya diri dan tidak mau 1
presentasi
Kerapian Tempelan uangnya dan tulisannya 3
rapi
Tempelan uangnya rapi, tepati tulisan 2
kurang rapi
Tempelan kurang rapi, dan tulisan 1
tidak rapi
2. Pedoman Penskoran
𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
Nilai Akhir = 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 x 100
3. Remidial dn Pengayaan
a. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu
70 setelah melakukan tes evaluasi pada akhir pembelajaran, maka akan diberikan
pembelajaran tambahan (Remedial) terhadap IPK yang belum tuntas kemudian
diberikan tes tertulis pada akhir pembelajaran lagi dengan ketentuan soal yang
diberikan sama dengan soal sebelumya. (terlampir)
b. Pengayaan
Pengayaan diberikan peserta didik yang sudah mencapai KKM untuk memperluas
pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya. Soal yang diberikan lebih
tinggi tingkatannya. (terlampir)
3. Sumber Belajar
- Buku guru dan buku siswa Tema 3 Subtema 3 Pembelajaran ke 3
- Lingkungan sekitar
(LKPD)
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
Tujuan Kegiatan :
Mencocokkan harga barang dengan pecahan mata uang yang setara, dan mengurutkan nilai
mata uang
Pentunjuk Kerja :
a. Tentukan gambar barang yang harganya dari termurah
b. Kolom pertama, tempelkan gambar barang berdasarkan urutan harga dari yang termurah
c. Kolom kedua, tentukan nilai pecahan uang yang setara dengan harga barang
d. Prentasikan didepan kelas
Gambar Barang Pecahan Uang yang Setara
Rp4.000,00 Rp8.000,00
Rp1.500,00 Rp5.000,00
Rp7.000,00 Rp15.000,00
LAMPIRAN 4
EVALUASI
SOAL
1. Tuliskan ucapan salam sesuai agama yang kamu anut
3. Tuliskan ucapan salam ketika kamu bertemu dengan teman yang berbeda agama
denganmu!
Jawaban :
Selamat Mengerjakan!!
LAMPIRAN 5
LEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS GURU SIKLUS I & SIKLUS II
Tanggal :
Tema/Subtema :
Waktu : 2 x 35 menit
Sekolah : SDN 2 Maria
Petunjuk : Berilah tanda ceklist (√) untuk skor yang diperoleh tiap item
pengamatan anda! Kemudian tulislah komentar anda!
Ketentuan :
4 : Baik
3 : Cukup Baik
2 : Kurang Baik
1 : Tidak Baik
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Minarni, S.Pd.SD
Nip.196712121986052001
LAMPIRAN 6
LEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS SISWA SIKLUS I & SIKLUS II
Tanggal :
Tema/Subtema :
Waktu : 2 x 35 menit
Sekolah : SDN 2 Maria
Petunjuk : Berilah tanda ceklist (√) untuk skor yang diperoleh tiap item
pengamatan anda! Kemudian tulislah komentar anda!
Ketentuan :
4 : Baik
3 : Cukup Baik
2 : Kurang Baik
1 : Tidak Baik
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Minarni, S.Pd.SD
Nip. 196712121986052001
LAMPIRAN 7
DAFTAR HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA KELAS II PADA SIKLUS I