Anda di halaman 1dari 70

PENERAPAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DAN MEMAHAMI


BESARAN PENGUKURAN (IPA) MURID KELAS V SEKOLAH
DASAR NEGERI 2 SUELA TAHUN PELAJARAN 2010

Oleh

Muhammad Fauzan
NIM. 813619169

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH

MATARAM
2010

1
LEMBAR IDENTITAS PENGESAHAN

PENERAPAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES UNTUK


MENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DAN MEMAHAMI BESARAN
PENGUKURAN (IPA) MURID KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2
SUELA TAHUN PELAJARAN 2010-2011

Nama : Muhammad Fauzan

NIM : 813619169
Program Studi : Sl PGSD
Tempat Mengajar : SDN 2 Suela

Tanggal Pelaksanaan:

No Hari / Tanggal Waktu Mata Pelajaran Siklus


1 Selasa, 7 November 2010 07.30- 08.10 B. Indonesia I/I
2 Senin, 15 November 2010 07.30- 08.10 IPA I/II
3 Selasa, 3 Desember 2010 07.30- 08.10 B. Indonesia II/I
4 Senin, 9 Desember 2010 07.30- 08.10 IPA II/II

Suela, 11 Desember 2010


Mahasiswa,
Menyetujui
Supervisor

Amrullah S.Pd., M.Pd Muhammad Fauzan


NIP 19780809200501 1 002 NIM. 813619169

2
Ucapan Terima Kasih
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rakhmat-
Nya sehingga penulisan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini ini dapat diselesaikan
dengan baik. Laporan ini dapat berjalan sesuai dengan rencana, oleh karena itu dalam
kesempatan ini tidak lupa diucapkan terima kasih banyak kepada:
1. Bapak Drs. L.M Tauhid, M.Pd selaku kepala UPBJJ UT Mataram
2. Bapak Pembimbing Amrullah, S.Pd., M.Pd
3. Bapak Kepala Sekolah Dasar Negeri 2 Suela
4. Semua pihak yang telah ikut memberikan sumbangsihnya.

Mudah-mudahan amal baik semua pihak mendapat imbalan yang setimpal


dari yang Mahakuasa.
Akhirnya, penulis mengharapkan semoga laporan yang sederhana ini dapat
memberikan sumbangan ilmu pengetahuan yang berharga bagi peningkatan mutu
proses pembelajaran berikutnya..

Suela,11 Desember 2010

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... vii
DAFTAR DIAGRAM..................................................................................... viii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahannya..................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
2.1 Tinjuan Pustaka........................................................................ 5
2.2.1 Model Examples non Examples....................................... 8
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian...................................................................... 12
3.2 Waktu Penelitian....................................................................... 12
3.3 Desain Penelitian...................................................................... 12
3.3.1 Studi Pendahuluan.................................................................. 13
3.3.2 Perencanaan Tindakan.................................................. 15
3.3.3 Pelaksanaan Tindakan................................................... 16
3.3.4 Observasi Tindakan....................................................... 18
3.3.5 Refleksi Tindakan.......................................................... 19
3.4 Pengumpulan Data.................................................................... 19
3.5 Analisis Data............................................................................. 21
3.6 Indikator keberhasilan............................................................... 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Siklus I..................................................................................... 25
4.1.1 Perencanaan Tindakan Siklus I...................................... 26
4.1.2.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I............................ 26
4.1.2.2 Observasi Tindakan Siklus I................................ 28
4.1.2 Refleksi Tindakan Siklus I............................................ 59

4
4.2 Siklus II..................................................................................... 39
4.2.1 Perencanaan Tindakan Siklus II..................................... 39
4.2.2 Pelaksanaan dan Observasi Tindakan Siklus II ............ 39
4.2.2.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus II........................... 41
4.2.2.2 Observasi Tindakan Siklus II......................... 43
4.2.3 Refleksi Tindakan Siklus II...........................................
46
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan................................................................................. 48
5.2 Saran – saran........................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA..................

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi sekarang ini kemajuan di bidang teknologi dituntut seiring

dengan kemajuan masyarakat di bidang ilmu pendidikan. Karena itu pembaharuan

menyeluruh pada setiap komponen sistem pendidikan perlu dilakukan.

Profesionalisme seorang guru dalam upaya meningkatkan kualitas

pengetahuannya merupakan salah satu bagian dari pembaharuan di bidang pendidikan.

Upaya tersebut dapat diupayakan melalui penyetaraan guru D 2 dan S1 PGSD pada

univesitas Terbuka khususnya dan Universitas lain pada umumnya. Dengan program

ini guru akan mampu mengembangakan diri secara profesional dalam mengelola

kelas dan peserta didiknya.

Guru yang profesional dalam melakukan pembelajaran akan dapat menguasai

setiap materi yang disampaikan sehingga dengan mudah dapat dikuasai oleh peserta

didik, sebaliknya guru yang tidak memiliki kualitas tidak akan mampu membawa

peserta didik kepada hasil yang optimal. Sebagaimana yang terjadi di SDN 2 Suela

Kecamatan Suralaga murid kelas V pada semester 1 tahun pembelajaran 2010.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SDN 2 Suela pada mata pelajaran

bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam Tahun Pelajaran 2010 diketahui bahwa

masih rendah. Dari hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa mereka memang

mengalami kesulitan dalam mata pelajaran tersebut. Padahal dari 33 angket yang

disebarkan kepada siswa pada tanggal 12 Agustus 2010 menunjukkan adanya

ketertarikan pada mata pelajaran tersebut. Tetapi setelah ditelusuri lebih jauh mereka

6
merasa kesulitan untuk menulisnya/memformulasikannya secara runtut dalam bentuk

teks berita.

Kenyataan tersebut bila terus berlanjut akan membawa dampak kurang baik

bagi proses pembelajaran, guru, siswa, sekolah, maupun kemajuan pendidikan pada

umumnya. Proses pembelajaran yang kurang maksimal dapat menyebabkan situasi

pembelajaran menjadi kurang kondusif, kurang menarik, dan siswa menjadi bosan. Di

samping itu, apabila dilihat dari aspek guru, berarti guru merasa bersalah karena

belum mampu menuntaskan kompetensi dasar yang telah direncanakan. Sebab siswa

masih mengalami kesulitan dalam menentukan pokok-pokok berita, menuangkan

pokok-pokok berita ke dalam teks berita, dan menyunting teks berita. Belum lagi

adanya perasaan takut untuk memulai sesuatu, takut berbeda dengan maksud guru

sehingga dapat mengendorkan minat belajar serta kreativitas siswa dalam menulis teks

berita. Bila hal ini berlanjut dapat mengurangi keharmonisan hubungan guru dengan

siswa yang dampaknya bisa menurunkan kualitas pendidikan secara umum.

Kondisi yang kurang kondusif tersebut tidak serta merta muncul begitu saja.

Rendahnya kemampuan siswa kelas V dalam menulis teks berita disebabkan oleh

beberapa faktor. Guru yang kurang menguasai kompetensi materi pembelajaran dan

cara penyajian bahan ajar yang cenderung monoton, merupakan salah satu

penyebabnya. Belum lagi kreativitas guru yang rendah dalam memilih dan

mengembangkan bahan ajar juga ikut mengurangi minat belajar siswa. Bahkan

ketidakhadiran media pembelajaran yang bervariasi akan semakin menambah

kebosanan siswa.

Untuk menyikapi hal tersebut perlu kiranya ditemukan solusi pemecahannya

dalam rangka perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif yaitu, suatu

pembelajaran yang dapat dilakukan dengan mengembangkan bahan ajar, media

7
pembelajaran, maupun pemilihan model pembelajaran yang inovatif. Dengan adanya

pemilihan bahan ajar, media pembelajaran, dan model pembelajaran akan dapat

memotivasi minat, gairah, dan kompetensi siswa. Berdasarkan jenis masalah dan

faktor penyebab munculnya masalah di atas, Model Pembelajaran Examples non

Examples dipandang sebagai bentuk tindakan yang relevan untuk dapat mengatasi

masalah pembelajaran di atas. Model Pembelajaran Examples non Examples telah

menawarkan contoh gambar sebagai model pembelajaran yang dapat menggiatkan

minat siswa untuk menulis teks berita melalui diskusi kelompok. Model pembelajaran

ini memang sesuai dengan jiwa kurikulum sekarang yang menuntut siswa lebih aktif

dan kreatif.

Penggunaan Model Examples non Examples diharapkan bisa memotivasi siswa

dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam. Terlebih dengan

adanya sarana gambar sebagai media pembelajaran diharapkan bisa menjembatani

siswa dalam menuangkan ide-idenya.

1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahannya

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, masalah yang ingin dipecahkan

dalam penelitian ini adalah, Bagaimanakah Peningkatan Kompetensi Menulis dalam

mata pelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan Model

Examples non Examples Siswa Kelas V SDN 2 Suela Tahun Pelajaran 2010/2011?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang dirumuskan di atas, tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui peningkatan kompetensi menulis teks berita dan Ilmu Pengetahuan

Alam dengan Model Examples non Examples siswa kelas V SDN 2 Suela Tahun

Pelajaran 2010/2011 .

1.4 Manfaat Penelitian

8
Kegiatan dan laporan hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai

berikut:

a. Bagi Siswa

1) Untuk meningkatkan kemampuan menulis teks berita sehingga mereka dapat

menghasilkan teks berita yang singkat, padat, dan jelas.

2) Untuk meningkatkan prestasi siswa secara umum.

b. Bagi Guru

1) Untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya khususnya untuk

meningkatkan kualitas praktik pembelajaran menulis teks berita agar menjadi

lebih efektif.

2) Untuk menjadikan guru bisa berkembang lebih profesional.

3) Untuk menjadikan guru lebih percaya diri.

4) Memberi kesempatan kepada guru untuk mengembangkan pengetahuan dan

ketrampilan sendiri dengan memilih dan menerapkan model pembelajaran

yang sesuai.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang positif bagi sekolah

dalam rangka menciptakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi dan menciptakan

suasana belajar yang kondusif. Harapannya dapat meningkatkan mutu pendidikan

di sekolah.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang Peningkatan Kompetensi Menulis mata pealajaran Bahasa

Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan Model Examples non Examples Siswa

Kelas V SDN 2 Suela Tahun Pelajaran 2010 ini tidak bisa terlepas dari penelitian-

penelitian sebelumnya.

Sepengetahuan penulis, penelitian yang berhubungan dengan menulis teks

berita, yakni penelitian yang dilakukan oleh Soehoet (2003) dengan judul

“Pembelajaran Menulis Teks Berita dengan Teknik 3 M”. Teknik 3 M merupakan

singkatan dari (1) Mengamati, yaitu kegiatan melihat dengan cermat dan teliti sebuah

objek (mengamati model teks berita), (2) Menirukan, yaitu meniru unsur-unsur yang

harus ada dalam teks berita dan pola-pola penulisan teks berita sehingga siswa dapat

menulis teks berita dalam berbagai pola dan variasi, dan (3) Menambahi, yaitu

wahana bagi siswa untuk memberikan warna khas terhadap tulisannya sehingga

berbeda dengan objek tiruanya.

Penelitian kedua dilakukan oleh Mispamarti (2008) dengan judul ”Peningkatan

Kompetensi Menulis Teks Berita dengan Strategi 5M Siswa Kelas V SDN 2 Suela

Tahun Pelajaran 2006/2007”. Dalam penelitian tersebut, ia menyoroti masalah

kesulitan siswa dalam memperoleh data yang aktual, faktual, dan menarik sebagai

bahan menulis berita. Strategi yang digunakannya yaitu 5M yang merupakan

kependekan dari Mengamati, Menanyakan, Mendata, Mengkonsep, dan

Mempublikasikan.

Kedua penelitian tersebut memang cukup signifikan dalam meningkatkan

kompetensi menulis teks berita. Hanya saja yang menjadi penekanan kedua peneliti

10
terdahulu lebih dipusatkan pada cara memperoleh data untuk menulis berita, dan

belum banyak disinggung masalah proses menyusun pokok-pokok berita, proses

menuangkannya ke dalam teks berita, dan proses menyuntingnya. Padahal menurut

data yang kami peroleh di lapangan, ketiga hal tersebut merupakan kesulitan yang

paling banyak dialami oleh siswa di SDN 2 Suela. Untuk itulah peneliti mencoba

memberi alternatif dengan Model Examples non Examples. Dengan model ini,

diharapkan siswa lebih aktif, kreatif, dan inovatif melalui diskusi kelompok. Selain

itu, juga lebih bisa mengkonkritkan ide-idenya yang masih abstrak melalui contoh-

contoh baik berita utuh, potongan-potongan berita, maupun media gambar yang juga

merupakan salah satu ciri dari model pembelajaran ini. Harapannya, siswa tidak hanya

mahir dalam menggali data, tapi juga kompeten dalam menyusun pokok-pokok berita

yang memenuhi ADIK SIMBA (apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana =

5W + 1H), kompeten dalam menuangkannya ke dalam teks berita, serta kompeten

dalam menyunting teks berita.

2.2 Kerangka Teori

PTK ini dilaksanakan dengan rancangan model siklus dari Kemmis dan

McTaggart (Sudarsono, 1996) dengan tiga siklus. Setiap siklus berisikan empat

kegiatan utama, yaitu: (1) merancang/memodifikasi strategi sajian, (2) melaksanakan

strategi sebagai tindakan perbaikan, (3) memantau proses dan hasil tindakan, dan (4)

membuat refleksi dan justifikasi hasil tindakan.

Secara umum rancangan tindakan dalam penelitian ini adalah berupa

pengorganisasian materi pembelajaran (belajar konsep IPA) pada tingkat mikro.

Konsep-konsep IPA yang dibelajarkan (sebagai bahan pembelajaran) diambil dari

GBPP IPA untuk siswa kelas V Kunikulum Sekolah Dasar tahun 2006, yaitu konsep-

konsep tumbuhan hijau. Secara khusus, rancangan PTK ini adalah berupa strategi

11
membelajarkan konsep-konsep IPA kepada siswa dengan cara menyajikan konsep-

konsep IPA tersebut dalam bentuk sajian primer dan sajian sekunder. Sajian primer,

yang berupa empat macam sajian, yaitu: ekspositori definisi, sajian ekspositori contoh,

sajian inkuisitori definisi, dan sajian inkuisitori contoh, adalah sajian utama pembawa

isi bahan pembelajaran (konsep-konsep IPA). Untuk memudahkan penerimaan,

pengelolaan, pemahaman, dan penyimpanan oleh siswa, sajian primer tersebut

kemudian dielaborasikan ke dalam bentuk sajian sekunder, yang berupa sajian

konteks, sajian bantu, sajian matemagenik, sajian mnemonik, sajian representasi,

sajian balikan, dsb. yang disampaikan secara sendiri maupun secara kombinatif.

Dalam rancangan mi, empat macam sajian primer tersebut digunakan dan sajian

sekunder yang digunakan adalab matemagenik, mnemonik, representasi, dan balikan.

Beberapa sajian sekunder tersebut antara lain berupa penggunaan gambar penjelas,

anak panab, potongan gambar yang diperbesar, penjelasan verbal, pemberian penguat,

dsb.

2.1 Hakikat Menulis

Menulis merupakan salah satu ketrampilan berbahasa. Istilah menulis menurut

Gie (2002: 3) adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan

gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca

untuk dipahami. Hal senada juga terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(1990: 968) yang menyebutkan bahwa menulis adalah melahirkan pikiran atau

perasaan dengan tulisan. Atau dengan kata lain, menulis merupakan kegiatan

penyampaian pesan dengan menggunakan dan menghasilkan lambang-lambang grafis

(Tarigan, 1982: 21). Lambang grafis tersebut tiada lain adalah tulisan. Tulisan ini

kemudian digunakan untuk mengekspresikan diri atau mengkomunikasikan berbagai

informasi kepada orang lain secara tidak langsung.

12
Sementara menurut Syafi’ie (1988: 43) menulis merupakan aktivitas berpikir.

Maksudnya, menulis harus mampu mengembangkan cara-cara berpikir rasional.

Tanpa melibatkan proses berpikir yang rasional dan kritis akan sulit menghasilkan

karangan yang baik. Dengan demikian, jika seseorang menulis, maka akan

mengarahkan pikirannya untuk menata, merangkai berbagai pengetahuan yang

dimiliki, baik pengetahuan tentang informasi yang dikemukakan, maupun

pengetahuan kebahasaan yang dimilikinya.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut secara umum dapat disimpulkan

bahwa menulis merupakan proses berbahasa, bersifat aktif, produktif, dan ekspresif

dengan menggunakan bahasa yang efektif agar dapat dipahami oleh pembaca.

2.2 Model Examples non Examples

Model Examples non Examples yang dicetuskan Slavin tahun 1995 ini, sejalan

dengan teori konstruktivisme yang digagas oleh Piaget dan Vigotsky. Konstruktivistik

menekankan pada prinsip belajar yang berpusat pada siswa (student center). Dalam

hal ini, guru semata-mata tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa,

melainkan siswalah yang harus membangun pengetahuannya serta mencari ide-idenya

sendiri (Brooks dalam Nur Yanto, 2004:4).

Tujuan penggunaan Metode Konstruktivistik menurut Sutiyono (dalam Nur

Yanto, 2004:6) adalah sebagai berikut.

1. Memotivasi siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.

2. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan penting

dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri.

3. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian atau pemahaman konsep

secara lengkap.

4. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.

13
Model Examples non Examples merupakan model pembelajaran kooperatif

secara luas. Siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit

jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Model

pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik kelas praktis yang dapat digunakan

guru setiap hari untuk membantu siswa belajar setiap mata pelajaran, mulai dari

ketrampilan-ketrampilan dasar sampai dengan pemecahan masalah yang kompleks

(Nur, 2005:1). Model pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pengajaran

siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar.

Aktivitas pembelajaran kooperatif dapat memainkan banyak peran dalam pelajaran.

Penggunaan kelompok sejawat untuk memodelkan cara berpikir yang sesuai

dan saling mengemukakan dan meluruskan kekeliruan diantara mereka sendiri

merupakan unsur kunci dari konsep tentang perubahan kognitif yang dikemukakan

oleh Piaget dan Vigotsky (Nur, 2005:8-9).

Sebagai model pembelajaran kooperatif, Model Examples non Examples

memiliki nilai plus karena disyaratkan dengan penggunaan media gambar. Hal ini

sesuai dengan Chotimah (2007:1) bahwa penggunaan Model Examples non Examples

selain siswa berkelompok untuk berdiskusi juga menggunakan media gambar untuk

mengoptimalkan hasil pembelajaran. Sehubungan dengan media gambar, beberapa

tokoh berpendapat sebagai berikut. Santoso (1974:287 dalam Subana 1998:289)

menjelaskan beberapa manfaat media yaitu sebagai berikut:

1. Gagne menjelaskan media adalah salah satu komponen dari suatu sistem

penyampaian. Di dalamnya tercakup segala peralatan fisik pada komunikasi,

seperti buku, modul, dan komputer.

2. Bretz menyebut media sebagai perantara yang menghubungkan semua pihak yang

membutuhkan. Hal ini yang mendorong Gerlach dan Ely berpendapat bahwa media

14
pendidikan adalah grafik, fotografi, atau alat-alat elektronik yang digunakan untuk

menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan.

3. Konsep media pembelajaran mempunyai dua segi yang tak terpisahkan antara yang

satu dengan yang lain yaitu antara materi bahan perangkat keras dan perangkat

lunak.

Media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dengan dua arah berikut:

1. Dependen media

Dependen media adalah media yang dipakai sebagai alat bantu mengajar dan

sebagai media belajar yang digunakan sendiri oleh siswa. Contoh gambar foto yang

digunakan guru menerangkan suatu konsep.

2. Independen media

Independen media adalah media belajar yang dapat digunakan oleh siswa dalam

kegiatan belajar mandiri. Media ini dirancang, dikembangkan, dan diproduksi

secara sistematik untuk menyalurkan informasi secara terarah dan mencapai tujuan

instruksional tertentu. Contoh media film bingkai, video, dan media cetak.

Atas dasar pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media dapat membantu

guru untuk memberikan informasi dengan lebih baik diantaranya adalah:

1. Memudahkan menggambar objek yang sangat besar dan tidak dapat dibawa di

dalam kelas, seperti gambar.

2. Memudahkan objek yang terlalu konfliks, yaitu dengan cara disajikan melalui

diagram atau model yang sederhana.

3. Menyajikan suatu proses atau pengalaman hidup yang utuh.

Sedangkan masalah gambar, Subana (1998:322) menjelaskan manfaat gambar

sebagai media pembelajaran antara lain:

1. Menimbulkan daya tarik pada diri siswa.

15
2. Mempermudah pengertian atau pemahaman siswa.

3. Mempermudah pemahaman yang sifatnya abstrak.

4. Memperjelas dan memperbesar bagian yang penting atau yang kecil sehingga dapat

diamati.

5. Menyingkat suatu uraian. Informasi yang diperjelas dengan kata-kata mungkin

membutuhkan uraian panjang.

Dari uraian di atas semakin jelas bahwa Model Examples non Examples

memiliki beberapa keunggulan, di antaranya seperti berikut ini.

1. Mendorong siswa agar mampu menumbuhkan memotivasi diri untuk bisa

membangun pengetahuan sendiri yang sudah berada di dalam diri mereka

sendiri.

2. Membangun kerja sama antar sesama siswa sehingga mereka bisa saling

mengemukakan dan meluruskan kompetensi pembelajaran.

3. Dengan contoh-contoh dan media gambar akan bisa menimbulkan daya tarik,

mempermudah pemahaman yang bersifat abstrak sehingga bisa mempercepat

peserta didik membentuk pemahaman diri terhadap suatu konsep.

16
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu rancangan tindakan yang akan digunakan

untuk mendapatkan, mengolah, dan menganalisis data. Bagian berikut akan diuraikan

tentang setting penelitian, waktu penelitian, desain penelitian (yang meliputi studi

pendahuluan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, dan

refleksi tindakan). Selanjutnya akan dikemukakan juga tentang pengumpulan data

(yang meliputi jenis data, sumber data, dan teknik pengumpulan data), analisis data,

dan indikator keberhasilan.

3.1 Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 2 Suela, terdiri atas 16 orang siswa

laki-laki dan 19 orang siswa perempuan.

3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama tiga bulan, yakni mulai bulan

Oktober sampai dengan bulan Desember 2010.

3.3 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan. Hal ini digunakan

karena permasalahan yang ingin dipecahkan berasal dari pembelajaran praktis di

kelas melalui suatu tindakan, yaitu Peningkatan Kompetensi Menulis dan Ilmu

Pengetahuan Alam dengan Model Examples non Examples pada Siswa Kelas V SDN2

Suela. Hal ini didasarkan pada pendapat Cohen & Manion (dalam Rofi’uddin,

2002:10), yang mengartikan penelitian tindakan sebagai intervensi skala kecil

terhadap tindakan dalam dunia nyata dan pemeriksaan secara cermat terhadap efek

17
dari intervensi tindakan tersebut. Jadi, esensi penelitian tindakan ini terletak pada

adanya tindakan berupa penerapan Model Examples non Examples dalam

pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi siswa.

Pelaksanaan penelitian tindakan ini melalui beberapa tahapan yang

berlangsung dalam bentuk siklus, yang dikembangkan berdasarkan desain PTK Model

Kemmis & McTaggart (dalam Depdiknas, 2003:18). Model ini memfokuskan empat

tindakan dalam satu siklus kegiatan yang dilaksanakan secara berdaur ulang. Tindakan

tersebut berupa: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan,

dan refleksi tindakan. Jika dalam satu siklus belum terjadi peningkatan yang

signifikan, maka dipandang perlu untuk melakukan siklus lanjutan. Secara

operasional, siklus tersebut dapat digambarkan seperti pada bagan alur penelitian

peningkatan kompetensi menulis teks berita dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan

Model Examples non Examples (Lampiran 14).

3.3.1 Studi Pendahuluan

Kegiatan penelitian dimulai dengan studi pendahuluan. Secara umum, kegiatan

studi pendahuluan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi permasalahan

pembelajaran, yang terjadi di SDN 2 Suela. Kegiatan ini dilaksanakan pada minggu

kedua dan ketiga bulan Oktoberi 2010, dengan beberapa cara. Pertama, observasi

pembelajaran di kelas V SDN 2 Suela. Kedua, wawancara dengan beberapa guru dan

siswa serta pengisian kuesioner siswa/angket tentang pembelajaran bahasa Indonesia,

khususnya menulis teks berita. (Lampiran 3). Ketiga, hasil ulangan prasiklus tentang

penulisan teks berita (Lampiran 10). Kegiatan identifikasi permasalahan pembelajaran

dapat dilihat pada resume hasil studi pendahuluan di bawah ini.

18
Tabel 01
Resume Hasil Studi Pendahuluan

No Studi Pendahuluan Simpulan Hasil


1. Observasi Pembelajaran:
a. Persiapan pembelajaran Hasil observasi terhadap persiapan
pembelajaran sebagai berikut.
 Rencana pembelajaran masih perlu
penyesuaian terutama berkaitan
dengan media dan model
pembelajaran yang inovatif.
 Pemilihan materi sudah sesuai.

Hasil observasi terhadap proses belajar


b. Proses Belajar Mengajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa,
sebagai berikut.
 Siswa masih banyak yang
mengalami kesulitan dalam
memahami BI dan IPA

Hasil observasi terhadap evaluasi


pembelajaran sebagai berikut.
 Penilaian proses masih belum
dilaksanakan.
 Penilaian hasil masih banyak
c. Evaluasi Pembelajaran siswa yang belum memenuhi SKM
yang telah ditetapkan.

2. Kegiatan Wawancara dengan Guru Hasil kegiatan wawancara dengan guru


dan Siswa dan siswa sebagai berikut.
 Dari beberapa tahun terakhir siswa
memang mengalami kesulitan
dalam menulis teks berita.
 Siswa sebenarnya senang menulis
hanya saja masih kesulitan dalam
menulis teks berita.
3. Kegiatan Pengisian Hasil pengisian kuesioner/angket sebagai
Kuesioner/angket bagi Siswa berikut.
 Sebagian besar siswa senang
menulis, khususnya menulis teks
berita.
 Sebagian besar siswa masih
mengalami kesulitan dalam
menulis teks berita
 Guru dalam mengajar masih
kurang menarik.

19
 Guru dalam mengajar masih
menggunakan metode yang kurang
bervariasi.
4. Kegiatan Ulangan Pra Siklus Hasil ulangan pra siklus dari 35 siswa,
tentang Menulis Teks Berita sebagai berikut.
 Siswa yang tuntas sebanyak 9
siswa.
 Siswa yang tidak tuntas sebanyak
24 siswa.
 Siswa yang tidak masuk sebanyak
2 siswa.

3.3.2 Perencanaan Tindakan

Berdasarkan identifikasi permasalahan pada saat studi pendahuluan,

disusunlah rencana tindakan perbaikan. Rencana tindakan diartikan sebagai

seperangkat kegiatan yang ditata secara sistematis dan runtut, yang akan dilaksanakan

oleh seorang peneliti untuk mencapai tujuan penelitian (Soedarsono, 2001:18).

Penyusunan rencana tindakan ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru dalam

bentuk pembelajaran dengan Model Examples non Examples. Untuk mendapatkan

gambaran yang lengkap tentang rencana tindakan ini, berikut ini disajikan tabel

rencana tindakan penelitian menulis teks berita dengan Model Examples non

Examples.

Tabel 02
Rencana Tindakan Penelitian Dengan Model Examples non Examples

No Tahap Aspek Tindakan Tindakan Penelitian


1. Persiapan Penyusunan  Merumuskan RPP tentang
tindakan rencana tindakan. bahasa Indonesia dan Ilmu
Pengetahuan Alam dengan
Model Examples non
Examples.
 Merumuskan aspek,
deskriptor, dan kriteria
pencapaian tujuan
pembelajaran dengan Model
Examples non Examples.
 Menyiapkan alat pengumpul
data, proses, dan hasil

20
pembelajaran dengan Model
Examples non Examples.

 Mendiskusikan bersama
Penyamaan teman sejawat tentang
pemahaman dan strategi pembelajaran BI dan
sikap terhadap IPA dengan Model Examples
masalah dan non Examples.
konsep  Simulasi pembelajaran BI
pembelajaran. dan IPA dengan Model
Examples non Examples.

2. Pelaksanaan Melaksanaan  Guru melaksanakan langkah-


Tindakan tindakan langkah pembelajaran sesuai
pembelajaran. dengan RPP yang telah
disusun.
 Guru melaksanakan evaluasi
terhadap proses dan hasil
pembelajaran BI dengan
Model Examples non
Examples.
3. Observasi Melaksanakan  Peneliti melakukan observasi
Tindakan observasi terhadap tentang kesesuaian antara
pembelajaran RPP dengan kegiatan
menulis teks berita pembelajaran.
dengan Model  Peneliti melakukan observasi
Examples non terhadap proses
Examples. pembelajaran yang
dilaksanakan guru dan siswa.
 Peneliti melakukan observasi
terhadap pelaksanaan dan
hasil evaluasi pembelajaran
yang dilakukan guru dan
siswa.
4. Refleksi Melakukan diskusi  Menganalisis pelaksanaan
Tindakan dengan guru tindakan pembelajaran.
tentang  Menyintesis hasil tindakan
pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran.
tindakan  Memaknai hasil pelaksanaan
pembelajaran tindakan pembelajaran.
berdasarkan  Menyimpulkan hasil
observasi yang pelaksanaan tindakan
dilakukan. pembelajaran.

3.3.3 Pelaksanaan Tindakan

21
Pelaksanaan tindakan pada prinsipnya merupakan implementasi dari rencana

tindakan. Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Guru melaksanakan tindakan pembelajaran menulis teks berita dengan Model

Examples non Examples di kelas V SDN 2 Suela berdasarkan rencana

pembelajaran yang telah disusun sebelumnya (RPP pada Lampiran 1).

b. Selama tindakan pembelajaran berlangsung, dilakukan observasi secara sistematis,

cermat, dan obyektif untuk merekam data tentang gejala-gejala yang muncul, baik

yang sifatnya mendukung maupun menghambat proses pembelajaran (Lembar

Observasi Guru dan Siswa pada Lampiran 6 dan 7).

Secara rinci, pelaksanaan tindakan dalam satu siklus pada pembelajaran

menulis teks berita dengan Model Examples non Examples dapat

digambarkan/diuraikan sebagai berikut.

Tabel 03
Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Teks Berita
dengan Model Examples non Examples

Fokus
No. Metode Deskripsi Tindakan
Pembelajaran
I. Pertemuan ke-1 Pemodelan,
tanya jawab, Skenario pembelajaran BI
diskusi  Guru mengadakan apersepsi,
kelompok, motivasi, dan menanyakan
inkuiri kesiapan siswa.
 Siswa mengamati contoh teks
berita dari koran.
 Siswa dan guru bertanya jawab
tentang kebermaknaan berita.
 Guru menyampaikan kompetensi
dasar, tujuan, dan rencana
pembelajaran.
 Siswa membentuk kelompok
diskusi.
 Siswa mempresentasikan hasil
diskusi kelompok dan kelompok
lain menanggapi.
 Siswa bersama guru

22
menyimpulkan hasil sajiannya.
 Siswa berkelompok mengamati
dan mengidentifikasi contoh
gambar.
Skenario pembelajaran IPA
 Guru mengadakan apersepsi,
motivasi, dan menanyakan
kesiapan siswa.
 Siswa mengamati contoh teks
berita dari koran.
 Siswa dan guru bertanya jawab
tentang kebermaknaan berita.
 Guru menyampaikan kompetensi
dasar, tujuan, dan rencana
pembelajaran.
 Siswa membentuk kelompok
diskusi.
 Siswa mempresentasikan hasil
diskusi kelompok dan kelompok
lain menanggapi.
 Siswa bersama guru
menyimpulkan hasil sajiannya.
 Siswa berkelompok mengamati
dan mengidentifikasi contoh
gambar.

II. Pertemuan ke-2 Tanya jawab,


diskusi Skenario pembelajaran BI.
kelompok/  Guru mengadakan apersepsi,
kelas, motivasi, dan menanyakan
demonstrasi, kesiapan siswa.
inkuiri  Guru menyampaikan kompetensi
dasar, tujuan, dan rencana
pembelajaran.
 Siswa dan guru bertanya jawab
tentang materi yang sudah
diberikan pada pertemuan
sebelumnya.
 Siswa mengamati dan
mengidentifikasi contoh gambar
yang berisi peristiwa menarik.

3.3.4 Observasi Tindakan

23
Observasi tindakan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Menurut Simbolon (1999:38), observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan

kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung, dengan atau tanpa alat bantu. Pada

tahap ini, seluruh perubahan yang terjadi baik pada indikator proses maupun hasil

pembelajaran diidentifikasi dan direkam. Perubahan tersebut bisa diakibatkan oleh

tindakan terencana maupun efek sampingan, bahkan efek lanjutan dari penerapan

Model Examples non Examples. Keseluruhan hasil observasi direkam dengan

menggunakan instrumen pengumpul data yang telah disusun sebelumnya. Observasi

dilakukan secara terus-menerus mulai dari siklus pertama sampai siklus kedua. Hasil

observasi digunakan sebagai bahan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan. Lembar

Observasi Guru lihat Lampiran 6 dan Lembar Observasi Siswa lihat Lampiran 7.

3.3.5 Refleksi Tindakan

Kegiatan refleksi dapat dipandang sebagai upaya untuk memahami dan

memaknai proses dan hasil yang dicapai sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan

(Rofi’uddin, 2002:35). Tahap refleksi ini melibatkan kegiatan: menganalisis,

menyintesis, memaknai, dan menyimpulkan. Hasil yang diperoleh dari kegiatan

refleksi ini berupa informasi tentang hal-hal yang terjadi dan hal-hal yang perlu

dilakukan.

Tahap refleksi dalam penelitian ini dilaksanakan setiap berakhirnya tindakan.

Pada tahap ini, hasil observasi tentang pembelajaran menulis teks berita dengan Model

Examples non Examples didiskusikan dengan guru. Ada beberapa kegiatan yang

dilakukan dalam diskusi. Pertama, refleksi dengan melaksanakan perbandingan antara

hasil observasi dengan indikator keberhasilan Kedua, pembahasan tentang

kesenjangan antara faktor yang direncanakan dengan pelaksanaan tindakan yang

dituangkan dalam hasil observasi dengan indikator keberhasilan dan rencana tindakan.

24
Ketiga, penginterpretasian, pemaknaan, dan penyimpulan tentang perencanaan dan

pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Untuk selanjutnya, hasil refleksi

digunakan sebagai dasar bagi penyusunan rencana tindakan siklus kedua.

3.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan jenis-jenis data yang

meliputi RPP, data proses yakni kegiatan pembelajaran siswa dan guru, serta data

hasil dari menulis teks berita dengan Model Examples non Examples. Sedangkan

metode pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, dan dokumen. Kegiatan

wawancara dilakukan dengan guru maupun siswa untuk mendapatkan data tentang

pembelajaran menulis teks berita sebelum maupun sesudah diberi tindakan. Kegiatan

observasi merupakan kegiatan pengamatan terhadap seluruh aktivitas guru maupun

siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Instrumen yang digunakan adalah instrumen tindakan dan instrumen

pengumpul data penelitian. Instrumen tindakan berupa panduan pelaksanaan

pembelajaran BI dan IPA dengan Model Examples non Examples. Instrumen

pengumpul data berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, dan rekaman data

hasil pembelajaran.

3.5 Analisis Data

Data yang diperoleh berasal dari proses dan hasil pembelajaran menulis teks

berita dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan Model Examples non Examples. Data

proses berupa data dari hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa.

Lebih lanjut tentang aspek yang dinilai, penskoran, maupun persentasenya bisa

dilihat pada lembar observasi aktivitas guru maupun siswa seperti berikut ini.

Tabel 04

25
Lembar Observasi Aktivitas Guru

Skor
No Aspek yang Dinilai Jumlah (%)
1 2 3 4
1. Prapembelajaran
a. Mempersiapkan siswa untuk
belajar.
b. Melakukan kegiatan apersepsi.
c. Memberikan motivasi kepada
siswa dalam pembelajaran Model
Examples non Examples.

2. Kegiatan Inti Pembelajaran


a. Mampu menarik perhatian ke fokus
kegiatan pembelajaran.
b. Mengemukakan kompetensi
pembelajaran.
c. Menguasai materi pembelajaran.
d. Menyampaikan materi dengan
jelas, sesuai dengan kompetensi
pembelajaran.

3. Strategi dan Metode Pembelajaran


a. Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan kompetensi (tujuan) yang
akan dicapai dan guru menguasai
kelas.
b. Melaksanakan pembelajaran dalam
urutan yang sistematis.
c. Melaksanakan pembelajaran
dengan Model Examples non
Examples.
d. Melaksanakan sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan.

4. Pemanfaatan Media Pembelajaran


a. Menggunakan media secara efektif
dan efisien.
b. Melibatkan siswa dalam
pemanfaatan media.
c. Menghasilkan pesan yang baik.
5. Penilaian Proses dan Hasil belajar
a. Melakukan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi (tujuan)
pembelajaran.
b. Memantau kemajuan belajar
selama proses belajar.
6. Penggunaan Bahasa
Menggunakan bahasa lisan secara
jelas, lantang, dan benar.
7. Penutup

26
a. Melakukan refleksi/membuat
rangkuman dengan melibatkan
siswa.
b. Melakukan tindak lanjut (arahan,
tugas, kegiatan melibatkan siswa).

Jumlah

Keterangan :1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik, 4 = sangat baik

Untuk mengetahui prosentase aktivitas guru pada tiap kegiatan sebagai berikut.

P= x 100%

P = jumlah persentase

∑ (x) = jumlah skor perolehan

n = jumlah keseluruhan skor maksimal (76)

Tabel 05
Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Skor
No Aspek yang Dinilai Jumlah (%)
1 2 3 4
1. Memperhatikan penjelasan dari
guru

2. Keaktivan dalam mendiskusikan


materi BI dan IPA.
3. Keaktivan dalam diskusi kelas
untuk menyajikan hasil diskusi
kelompoknya maupun dalam
memberikan
komentar/tanggapan terhadap
hasil pekerjaan kelompok lain.
4. Secara individu aktif dalam
mengikuti pembelajaran dengan
mengamati gambar sebagai
obyek dalam menyusun teks
berita.
5. Keaktivan dalam
mempraktikkan hasil diskusi
dengan Model Examples non
Examples.

27
6. Keaktivan dalam menyunting
naskah teks berita teman
sebangku.
7 Keaktivan siswa dalam
. memperbaiki hasil diskusi

8. Merefleksikan materi pelajaran


(menyimpulkan maupun
kebermaknaan)
Jumlah

Aktif artinya siswa memperhatikan, menanggapi, merespon secara positif aktivitas


pembelajaran.

P= x 100%

P = jumlah persentase

∑ (x) = jumlah skor perolehan (1-4)

n = jumlah keseluruhan skor maksimal (32)

Nilai akhir (NA) = x skor ideal (100)

Keterangan :

Nilai 90 – 100 (Baik sekali) = A

Nilai 80– 89 (Baik) =B

Nilai 68 – 79 (Cukup) =C

Nilai ... – 67 (Kurang) =K

Untuk mencari nilai rata-rata siswa pada siklus I digunakan rumus sebagai berikut:

28
= nilai rata-rata

∑ (x) = jumlah nilai rata-rata secara keseluruhan

n = jumlah siswa

(Metodologi Penelitian Pendidikan dalam Amirul Hadi, 1998:89 dalam Hadiyanta

(2008: 21).

Ketuntasan belajar (klasikal) = X 100%

3.6 Indikator Keberhasilan

Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah dari

segi proses maupun hasil. Dari segi proses dikatakan berhasil bila aktivitas guru

maupun siswa dalam pembelajaran baik atau sangat baik.

Sedangkan dari segi hasil apabila 85% dari siswa secara klasikal memiliki

kompetensi standar minimal sesuai dengan SKM (Standar Kompetensi Minimal)

yakni mendapat nilai 68.

29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Siklus I

4.1.1 Perencanaan Tindakan Siklus I

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan baik melalui observasi,

wawancara, maupun pengisian kuesioner pada minggu kedua dan ketiga bulan

November 2010, diperoleh data bahwa kemampuan siswa dalam hal menulis,

khususnya menulis teks berita masih rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil nilai BI

sebagai berikut.

Tabel 4.1.1 Kemampuan Menulis (Pelajaran Bahasa Indonesia)

No Nama Siswa L/P Nilai


1 Ahmad Masri L 7
2 Aldiansyah Satriawan Putra L 8
3 Almidatun Hasanan L 8
4 Abd. Haris L 5
5 Anil Aripin L 5
6 LL. Dodi Setia Hadianda L 5
7 Eka Umratul Aini P 5
8 Eva Haerani P 7
9 Haerirrito L 5
10 Hamzan Wadi L 5
11 Reza Rahman Sopi L 5
12 Maria Hasni P 6
13 Muh. Samsul Lutfi L 5
14 Naziruddin L 7
15 Sopian L 7
16 Siti Rehanah P 6
17 Wahidah P 7
18 Etikus Endang Abdullah P 7
19 Miranti M. Amir P 8
116
Jumlah
Rerata 6.10

Dari 19 siswa, yang tuntas hanya 9 siswa atau persentase ketuntasan secara

klasikal hanya 25,71% dan 74,29% belum tuntas. Namun demikian secara garis besar

30
tentang perbandingan persentase ketuntasan pada kegiatan prasiklus ini, dapat dilihat

pada diagram lingkaran berikut ini.

Untuk itu, peneliti membuat rencana tindakan berupa skenario pembelajaran

menulis teks berita dengan Model Examples non Examples. Skenario pembelajaran

yang disusun, dirancang untuk 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu tiap pertemuan

2 jam pelajaran (2 x 40 menit). Waktu pelaksanaan pembelajaran hari Rabu dan

Kamis tanggal 8 dan 9 Oktober 2010.

Peneliti bersama kolaborator menyusun alat evaluasi pembelajaran, baik dari

segi proses maupun hasil. Dari segi proses berupa lembar observasi kegiatan guru

maupun kegiatan siswa.

A. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaa siklus pertama diawali dengan kegiatan guru untuk memberikan

apersepsi, motivasi, serta menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti

pembelajaran. Setelah semuanya siap, maka dilanjutkan dengan kegiatan siswa

untuk mengamati contoh-contoh berita dalam koran/surat kabar yang dibagikan

oleh guru. Suasana pembelajaran semakin hidup dengan adanya tanya jawab antara

siswa dengan guru tentang kebermaknaan sebuah berita. Selanjutnya guru

menggiring siswa pada kegiatan inti pembelajaran dengan menyampaikan

kompetensi dasar yang akan dicapai, tujuan pembelajaran, serta rencana kegiatan

yang akan dilaksanakan pada pertemuan tersebut.

Salah satu ciri dari pembelajaran dengan Model Examples non Examples

adalah kerja kelompok. Untuk itu, siswa berkumpul sesuai dengan kelompoknya

(kelompok 1 sampai dengan 7) dengan masing-masing kelompok terdiri dari 5

siswa. Lebih lanjut tentang kelompok tersebut bisa dilihat dalam tabel berikut ini.

31
Tabel 4.2
Daftar Kelompok Diskusi

No Kelompok Nama Kelompok Nama Anggota


1. Aco
2. Sunisas Mita
1. 1 Kompas 3. Sukima
4. Andi Farhan
5. Yuni Yanti
1. Nuraini
2. Seranti
2. 2 Jawa Pos 3. Nurfaidah
4. Sahdun
5. Andri
1. Wawan
2. Etika Suryani
3. 3 Lombok Pos 3. A. Resul Wandi
4. Ahmad Toto
5. Irham
1. Aco
2. Sunisas Mita
4. 4 Bali Pos 3. Sukima
4. Andi Farhan
5. Yuni Yanti
1. Nuraini
2. Seranti
5. 5 Republika 3. Nurfaidah
4. Sahdun
5. Andri
1. Wawan
2 . Etika Suryani
3. Resul Wandi
6. 6 Sindo
4. Ahmad Toto
5. Irham

Selanjutnya siswa perkelompok memasangkan potongan-potongan wacana

berita tentang flu burung (Tugas Kelompok selengkapnya terdapat pada lampiran

1.1.a pada LKS 1) sehingga membentuk teks berita yang runtut dan utuh. Salah satu

kelompok mempresentasikan hasil pekerjannya, sementara anggota kelompok yang

lain memperhatikan serta memberi tanggapan. Diskusi diakhiri dengan kesepakatan

urutan wacana yang runtut dan benar. Setelah dirasa pemahaman siswa tentang

penulisan teks berita cukup, maka kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan

32
penarikan simpulan secara bersama antara siswa dengan guru. Kegiatan pramenulis

ini diakhiri dengan pembagian contoh gambar menarik tentang suatu peristiwa untuk

diamati dan dijadikan sebagai bahan untuk menyusun data pokok-pokok berita.

Sementara kegiatan pramenulis pada pertemuan kedua pada dasarnya tidak

jauh berbeda dengan pertemuan pertama. Hanya saja setelah guru mengadakan

apersepsi, motivasi, serta menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti

pembelajaran, guru langsung menjelaskan tentang kompetensi dasar yang akan

dicapai, tujuan pembelajaran, serta rencana kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan

ini dilanjutkan dengan kegiatan tanya jawab tentang kegiatan penulisan teks berita

secara berkelompok yang sudah dilakukan pada pertemuaan sebelumnya.

Selanjutnya secara perorangan, siswa mengamati gambar menarik tentang

suatu peristiwa yang akan dijadikan sebagai bahan untuk menyusun data pokok-

pokok berita yang selanjutnya akan dikembangkan menjadi sebuah teks berita yang

singkat, padat, dan jelas.

4.1.3 Observasi Tindakan Siklus I

Kegiatan observasi pada siklus I ini meliputi observasi terhadap aktivitas guru

dan observasi terhadap aktivitas siswa. Kegiatan observasi ini dilakukan selama

proses pembelajaran dari awal sampai akhir.

a. Data Observasi Aktivitas Guru

Kegiatan observasi terhadap aktivitas guru baik pada pertemuan pertama

maupun kedua terdiri dari sembilan belas poin. Berdasarkan hasil observasi, poin

pertama kegiatan guru adalah mempersiapkan siswa untuk belajar. Dalam kegiatan

ini peran guru masih belum maksimal. Terbukti hanya mendapat skor 2 (cukup

baik) dengan persentase 2,63%. Poin kedua, guru melakukan kegiatan apersepsi

pembelajaran. Kegiatan ini sudah dilakukan oleh guru, meski belum maksimal tapi

33
sudah bagus dengan skor 3 atau dengan persentase 3,95%. Sedangkan pemberian

motivasi kepada siswa dalam pembelajaran dengan Model Examples non Examples

dilakukan guru dengan sangat baik dengan skor ideal 4 dengan persentase 5,26%.

Poin keempat, kegiatan guru dalam menarik perhatian siswa ke fokus

kegiatan pembelajaran masih perlu ditingkatkan lagi terbukti hanya mendapat skor

2 (cukup bagus) dengan persentase 2,63%. Demikian halnya dengan poin kelima,

guru dalam menyampaikan kompetensi pembelajaran juga masih perlu ditingkat

lagi. Hal ini karena masih mendapat skor 2 (cukup bagus) dengan persentase

2,63%. Berikutnya dalam menguasai materi pelajaran/kompetensi pembelajaran

yang merupakan poin keenam, guru memang sangat baik dengan skor 4 (5,26%).

Poin ketujuh, yakni kejelasan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan

kaitannya dengan kompetensi pembelajaran yang akan dicapai sudah bagus dengan

skor 3 (3,95%). Meski demikian perlu ditingkatkan agar bisa lebih optimal lagi.

Poin kedelapan, kesesuaian antara kegiatan pembelajaran yang dilakukan

guru dengan kompetensi/tujuan yang akan dicapai serta penguasaan kelas oleh guru

sangat baik dengan skor ideal 4 dengan persentase 5,26%. Demikian halnya dengan

poin kesembilan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan urutan yang

sistematis dan poin kesepuluh, yakni guru dalam melaksanakan pembelajaran

dengan Model Examples non Examples juga sangat baik dengan mendapat skor

ideal 4 dengan persentase masing-masing 5,26%.

Sementara yang perlu ditingkatkan oleh guru adalah pada poin sebelas, dua

belas, dan tiga belas. Poin ini tentang pengelolaan waktu, penggunaan media

pembelajaran, serta kegiatan untuk melibatkan siswa dalam memanfaatkan media.

Masing-masing sebenarnya sudah baik dengan skor 3 dengan persentase 3,95%.

Hanya hanya perlu lebih dioptimalkan lagi. Sedangkan pada poin empat belas,

34
tentang media yang menghasilkan pesan yang baik, serta poin kelima belas, tentang

kegiatan penilaian akhir yang sesuai dengan kompetensi atau tujuan pembelajaran

sudah sangat baik dengan skor 4 dan persentase 5,26%.

Kegiatan guru yang masih terasa kurang dan perlu peningkatan adalah pada

poin enam belas tentang kegiatan memantau kemajuan belajar siswa selama proses

belajar mengajar yakni hanya mendapat skor 2 dengan persentase 2,63%.

Selanjutnya poin ketiga belas tentang penggunaan bahasa lisan guru yang jelas,

lantang, dan benar sudah sangat baik denga mendapat skor ideal 4 dengan

persentase 5,26%. Kegiatan refleksi dan membuat rangkuman materi pembelajaran

oleh siswa, yang merupakan poin kedelapan belas sudah baik dengan skor 3

(3,95%). Terakhir poin kesembilan belas, yakni guru dalam memberikan tindak

lanjut (arahan, tugas, kegiatan yang melibatkan siswa) juga sudah baik dengan

skor 3 (3,95%).

Secara keseluruhan hasil observasi terhadap aktivitas guru selama

pembelajaran dalam siklus I sudah baik (dengan tujuh poin) bahkan delapan poin

dengan skor ideal (sangar baik). Hal ini perlu dipertahankan. Hanya saja masih ada

beberapa poin, yakni empat poin yang patut mendapat perhatian dari guru untuk

lebih ditingkatkan lagi pada pembelajaran ke depan. Keempat poin tersebut, yaitu

kegiatan guru dalam mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran,

kegiatan guru dalam menarik perhatian ke fokus kegiatan pembelajaran, kegiatan

guru dalam mengemukakan kompetensi pembelajaran, serta kegiatan guru dalam

memantau kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran.

Secara lebih jelas hasil observasi aktivitas guru pada siklus I dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

35
Tabel 4.3
Rekapitulasi Data Observasi Aktivitas Guru Siklus I

No Skor Kualifikasi Jumlah Poin Persentase


1. 4 A (sangat baik) 8 42,11%
2. 3 B (baik) 7 36,84%
3. 2 C (cukup) 4 21%
4. 1 K (kurang) 0 0%

Adapun perincian data yang dimaksud adalah sebagai berikut

Tabel 4.4
Kemampuan Penguasaan Materi Pelajaran Ilmu Peuan Alam
No Nama Siswa L/P Nilai
1 Ahmad Masri L 6
2 Aldiansyah Satriawan Putra L 8
3 Almidatun Hasanan L 8
4 Abd. Haris L 7
5 Anil Aripin L 6
6 LL. Dodi Setia Hadianda L 6
7 Eka Umratul Aini P 6
8 Eva Haerani P 6
9 Haerirrito L 5
10 Hamzan Wadi L 7
11 Reza Rahman Sopi L 5
12 Maria Hasni P 6
13 Muh. Samsul Lutfi L 7
14 Naziruddin L 7
15 Sopian L 7
16 Siti Rehanah P 6
17 Wahidah P 5
18 Etikus Endang Abdullah P 5
19 Miranti M. Amir P 8
121
Jumlah
Rerata 6.36

36
Lebih lanjut untuk mengetahui seberapa besar persentase aktivitas guru yang

telah dilakukan pada siklus I ini bila dibandingkan dengan persentase ideal dapat

diamati pada diagram batang berikut ini.

Diagram 4.4.1
Persentase Aktivitas Guru Siklus I

b. Data Observasi Aktivitas Siswa

Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I ini meliputi delapan

poin. Poin pertama, yakni aktivitas siswa ketika memperhatikan penjelasan guru.

Kegiatan yang diamati meliputi kegiatan guru dalam mengadakan apersepsi,

memotivasi, serta menanyakan kesiapan siswa untuk melaksanakan pembelajaran.

Jenis aktivitas lain yang bisa diamati yakni ketika guru menyampaikan kompetensi

dasar, tujuan pembelajaran, serta rencana kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan

37
lain yang bisa dijadikan sebagai sarana pengamatan adalah ketika guru menjelaskan

pembagian kelompok, kegiatan pengamatan gambar, penulisan teks berita, dan

sebagainya. Hasil observasi terhadap poin ini siswa secara umum sudah baik

dengan skor 3 dengan persentase 9,38%.

Poin kedua dari lembar observasi aktivitas siswa adalah keaktivan siswa

dalam mendiskusikan materi teks berita baik dalam hal memasang-masangkan

potongan-potongan teks berita, mengamati gambar, menyusun pokok-pokok berita,

maupun dalam menyusun teks berita. Dari hasil observasi, ternyata keaktivan siswa

secara keseluruhan masih cukup. Hal ini dibuktikan dengan perolehan skor 2 atau

dengan persentase yang hanya 6,25%.

Poin ketiga tentang keaktivan siswa dalam diskusi kelas untuk menyajikan

hasil diskusi kelompoknya maupun dalam memberikan komentar atau tanggapan

terhadap hasil pekerjaan kelompok lain. Dari hasil observasi diperoleh data bahwa

keaktivan siswa masih perlu ditingkatkan lagi. Poin ini hanya mendapat skor 2

dengan persentase 6,25%.

Pada poin keempat, aspek yang dinilai dari aktivitas siswa adalah

keaktivannya secara individu dalam mengikuti pembelajaran dengan mengamati,

mencermati gambar sebagai objek dalam menyusun teks berita. Meskipun belum

maksimal, keaktivan siswa secara keseluruhan sudah termasuk baik dengan skor 3

dan persentase 9,38%.

Poin kelima, yakni keaktivan siswa secara individu mempraktikkan menulis

teks berita secara utuh namun singkat, padat, dan jelas dengan Model Examples

non Examples. Secara keseluruhan keaktivan dan semangat siswa sangat tinggi.

Terbukti dari hasil observasi diperoleh data bahwa keaktivan siswa pada poin ini

mencapai angka ideal 4 dengan persentase 12,5%.

38
Poin keenam, yakni keaktivan siswa dalam menyunting naskah teks berita

teman sebangku. Meski teman satu bangku namun objek gambar yang diamati

berbeda sehingga siswa pun merasa tertantang untuk menyunting pekerjaan teman

satu bangku tersebut. Dari hasil observasi, keaktivan siswa juga sudah baik

meskipun belum maksimal. Terbukti mendapat skor 3 dengan persentase 9,38%.

Selanjutnya pada poin ketujuh, aspek yang diamati adalah keaktivan siswa

dalam memperbaiki naskah teks beritanya setelah disunting oleh teman

sebangkunya. Dari hasil obsevasi keaktivan siswa juga nampak meskipun dengan

skor 3 dengan persentase 9,38%. Hal ini karena siswa merasa bahwa dari hasil

suntingan teman sebangku merupakan masukan yang sangat berharga bagi

peningkatan kompetensi diri dalam penulisan teks berita.

Terakhir, pada poin kedelapan ini aspek yang dinilai dari aktivitas siswa

adalah keaktivannya dalam merefleksi materi pembelajaran menulis teks berita.

Kegiatan ini dilakukan bersama guru dengan menarik simpulan, sampai dengan

menemukan kelemahan, kelebihan, dan kebermaknaan dari pembelajaran menulis

teks berita yang telah dilakukan. Skor yang diperoleh siswa masih cenderung baik

dengan skor 3 dengan persentase 9,38%.

Secara keseluruhan hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama

pembelajaran dalam siklus I sudah baik. Terbukti dari delapan aspek yang dinilai,

lima poin menunjukkan hal tersebut. Bahkan terdapat satu poin yang mendapat

skor ideal, yakni keaktivan siswa secara individu dalam menulis teks berita dengan

Model Examples non Examples.Namun ada juga dua poin yang masih perlu

peningkatan yakni keaktifan siswa dalam berdiskusi kelompok maupun dalam

diskusi kelas.

39
Lebih jelas hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 4.5
Rekapitulasi Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

No Skor Kualifikasi Jumlah Poin Persentase


1. 4 A (sangat baik) 1 12,5%
2. 3 B (baik) 5 62,5%
3. 2 C (cukup) 2 25%
4. 1 K (kurang) 0 0%

Adapun perincian data yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Tabel 4.5.1

Kemampuan Penguasaan Materi Pelajaran Bahasa Indonesia Sesudah


Perbaikan pada siklus kedua pertemua
pertama
No Nama Siswa L/P Nilai
1 Ahmad Masri L 8
2 Aldiansyah Satriawan Putra L 8
3 Almidatun Hasanan L 8
4 Abd. Haris L 8
5 Anil Aripin L 7
6 LL. Dodi Setia Hadianda L 7
7 Eka Umratul Aini P 7
8 Eva Haerani P 8
9 Haerirrito L 7
10 Hamzan Wadi L 7
11 Reza Rahman Sopi L 6
12 Maria Hasni P 8
13 Muh. Samsul Lutfi L 8
14 Naziruddin L 8
15 Sopian L 8
16 Siti Rehanah P 8

40
17 Wahidah P 8
18 Etikus Endang Abdullah P 8
19 Miranti M. Amir P 8
145
Jumlah
Rerata 7.63

Lebih lanjut untuk mengetahui seberapa besar prosentase aktivitas siswa

yang telah dilakukan pada siklus I ini bila dibandingkan dengan persentase ideal

dapat diamati pada diagram batang berikut ini.

Diagram 4.5.2
Persentase Aktivitas Siswa Siklus I

4.1.2 Data Hasil Pembelajaran BI

Setelah dilakukan evaluasi berupa tes menulis teks berita, hasil yang dicapai

berdasarkan rubrik penilaian hasil yang digunakan sudah menampakkan kemajuan.

Siswa yang memperoleh skor 18-20 dengan kualifikasi A (Sangat Baik) ada 1 orang

(2,86%). Siswa yang memperoleh skor 16-17 dengan kualifikasi B (Baik) ada 9 orang

(25,71%). Siswa yang memperoleh skor 14-15 dengan kualifikasi C (Cukup) ada 15

41
orang (42,86%). Siswa yang hanya memperoleh skor kurang dari 14 dengan

kualifikasi K (Kurang) berjumlah 10 orang (28,57%).

Dari data di atas dapat diketahui bahwa meskipun sudah terdapat kenaikan,

hanya saja kompetensi siswa dalam menulis teks berita masih perlu ditingkatkan. Hal

ini dapat dilihat dari persentase ketercapaian dari masing-masing aspek yang dijadikan

indikator penilaian. Bila diteliti lebih lanjut dari empat aspek yang digunakan sebagai

indikator penilaian, dapat diketahui bahwa dari aspek judul kompetensi rata-rata

persentase ketercapaian 77,14%, dari aspek isi berita mencapai 76,43%, dari aspek

kepaduan mencapai 78,57%, dan dari aspek penggunaan ejaan hanya mencapai

56,43%. Secara lebih jelas bisa dibaca pada tabel berikut ini.

Tabel 4.6
Persentase Ketercapaian dari Aspek Penilaian Hasil Siklus I

No. Aspek Penilaian Persentase Ketercapaian


1. Judul Berita 77,14%
2. Isi Berita 76,43%
3. Kepaduan Berita 78,57%
4. Penggunaan Ejaan 56,43%

Berdasarkan persentase ketercapaian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar siswa masih kurang menguasai masalah penggunaan ejaan. Secara

keseluruhan dari 35 siswa kelas V SDN 2 Suela, siswa yang memperoleh skor 68 ke

atas ada 25 orang, sehingga ketuntasan belajar di kelas tersebut baru mencapai

71,43%.

Secara ringkas, peningkatan hasil pembelajaran menulis teks berita siklus I

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.7
Rekapitulasi Data Hasil I

No Kualifikasi Jumlah Siswa Prosentase

42
1. A (sangat baik) 1 2,86%
2. B (baik) 9 25,71%
3. C (cukup) 15 42,86%
4. K (kurang) 10 28,57%

Adapun perincian data yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Tabel 4.7.1

Kemampuan Penguasaan Materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam


Sesudah Perbaikan

No Nama Siswa L/P Nilai


1 Ahmad Masri L 9
2 Aldiansyah Satriawan Putra L 10
3 Almidatun Hasanan L 10
4 Abd. Haris L 8
5 Anil Aripin L 8
6 LL. Dodi Setia Hadianda L 7
7 Eka Umratul Aini P 8
8 Eva Haerani P 8
9 Haerirrito L 8
10 Hamzan Wadi L 8
11 Reza Rahman Sopi L 9
12 Maria Hasni P 9
13 Muh. Samsul Lutfi L 9
14 Naziruddin L 9
15 Sopian L 10
16 Siti Rehanah P 9
17 Wahidah P 9
18 Etikus Endang Abdullah P 8
19 Miranti M. Amir P 10
166
Jumlah
Rerata 8.73

43
Selanjutnya secara garis besar tentang perbandingan persentase ketuntasan

pada kegiatan siklus I ini, dapat dilihat pada diagram lingkaran berikut ini.

Diagram 4.7.2
Persentase Ketuntasan Siswa Siklus I

4.1.4 Refleksi Tindakan Siklus I

Berdasarkan temuan-temuan dalam pelaksanaan tindakan siklus I, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran menulis teks berita, baik dari segi proses maupun

hasil, sudah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Namun demikian,

peneliti dan guru berpendapat bahwa proses maupun hasil yang sudah dicapai pada

tindakan siklus I ini masih belum optimal dan perlu disempurnakan agar kegiatan

pembelajaran menulis teks berita bisa lebih ditingkatkan lagi.

Kelemahan-kelemahan selama pelaksanaan siklus I tersebut adalah sebagai

berikut.

(1) Guru masih kurang maksimal dalam mempersiapkan siswa untuk belajar.

(2) Guru masih kurang maksimal dalam menarik perhatian siswa ke fokus kegiatan

pembelajaran atau dalam menyampaikan kompetensi pembelajaran yang akan

dicapai.

44
(3) Guru masih kurang maksimal dalam memantau kemajuan belajar siswa selama

proses pembelajaran.

(4) Guru masih kurang maksimal dalam membangkitkan keaktivan siswa dalam

berdiskusi baik diskusi kelompok maupun diskusi kelas.

(5) Guru masih kurang maksimal dalam menjelaskan penulisan teks berita khususnya

masalah penggunaan ejaan kepada siswa.

Berdasarkan kekurangmaksimalan tindakan yang dikemukakan di atas, maka

peneliti memandang perlu untuk melaksanakan Siklus II dengan tindakan tambahan

sebagai berikut.

(1) Pada kegiatan prapembelajaran diharapkan guru lebih bisa mengondisikan agar

siswa lebih siap baik dari fisik maupun mentalnya untuk mengikuti pembelajaran.

Dengan persiapan yang lebih dini dan matang diharapkan proses maupun hasil

pembelajaran bisa lebih ditingkatkan lagi.

(2) Guru diharapkan bisa membuat ilustrasi atau gambaran-gambaran lain yang lebih

kongkrit sehingga bisa menggugah motivasi serta membangkitkan kognisi awal

siswa yang dikaitkan ke arah fokus pembelajaran atau kompetensi/tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai.

(3) Guru perlu lebih menyadari bahwa pembelajaran itu perlu proses dan melewati

suatu tahapan-tahapan tertentu. Untuk melewati tahapan-tahapan tersebut siswa

perlu sekali didampingi atau dibimbing oleh seorang guru. Untuk itulah keaktivan

guru dalam memantau kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran perlu

ditingkatkan lagi.

(4) Kegiatan diskusi baik kelompok maupun kelas perlu dikondisikan agar

suasananya benar-benar hidup. Masing-masing melaksanakan sesuai dengan

perannya, baik itu kelompok penyaji maupun kelompok yang memberikan

45
tanggapan. Peran guru sangatlah dominan, artinya guru bertindak sebagai

motivator, mediator, maupun fasilitator.

(5) Secara umum guru memang perlu meningkatkan kompetensi siswa dalam menulis

teks berita. Untuk itu segala hal yang berkaitan dengan penulisan teks berita

tersebut perlu dikuasai siswa. Karenanya seorang guru perlu memfasilitasi hal

tersebut, terutama yang menjadi kelemahan siswa yakni masalah penggunaan

ejaan. Sehubungan dengan ejaan tersebut yang perlu sekali mendapat penekanan

adalah masalah penggunaan huruf besar, kata depan, awalan, dan partikel pun.

4.2 Siklus II

4.2.1 Perencanaan Tindakan Siklus II

Skenario pembelajaran pada siklus ini dirancang untuk 2 kali pertemuan dengan

alokasi waktu tiap pertemuan 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). Rencana pelaksanaan

pada hari Rabu dan Kamis tanggal 22 dan 23 Oktober 2010. Langkah-langkah

kegiatan dalam perencanaan tindakan ini sama dengan yang dilakukan pada siklus I.

Namun, ada beberapa tindakan tambahan yang perlu disesuaikan dengan hasil refleksi

tindakan sebelumnya. Tindakan tersebut berupa guru benar-benar mengondisikan

kesiapan siswa sebelum memulai pembelajaran, membuat ilustrasi untuk

menjembatani siswa ke fokus maupun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, benar-

benar memantau perkembangan kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran,

meningkatkan perannya sebagai fasilitator, mediator, dan motivator dalam diskusi,

membekali siswa dengan meningkatkan kompetensi siswa dalam menulis teks berita

khususnya penggunaan ejaan.

4.2.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan pertama diawali dengan

kegiatan guru untuk memberikan apersepsi, motivasi, serta menanyakan kesiapan

46
siswa untuk mengikuti pembelajaran. Kesiapan siswa ini menjadi perhatian utama

guru sehingga siswa benar-benar siap baik fisik maupun psikisnya dalam

mengikuti pembelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan adanya tanya jawab antara

siswa dengan guru tentang kebermaknaan sebuah berita. Selanjutnya guru

menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai, tujuan pembelajaran, serta

rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan tersebut.

Siswa berkumpul sesuai dengan kelompoknya (kelompok 1 sampai dengan 7)

untuk memasangkan potongan-potongan wacana berita tentang Peringatan

Hardiknas di Irian Jaya (Tugas Kelompok selengkapnya terdapat pada lampiran

2.1.a pada LKS 1) sehingga membentuk teks berita yang runtut dan utuh. Salah

satu kelompok mempresentasikan hasil pekerjannya, sementara anggota kelompok

yang lain memperhatikan serta memberi tanggapan. Guru benar-benar

memfasilitasi siswa dalam diskusi tersebut. Diskusi diakhiri dengan kesepakatan

bersama tentang urutan wacana yang runtut dan benar. Setelah dirasa pemahaman

siswa tentang penulisan teks berita cukup, maka kegiatan pembelajaran dilanjutkan

dengan penarikan simpulan secara bersama antara siswa dengan guru. Kegiatan

pramenulis ini diakhiri dengan pembagian contoh gambar menarik tentang suatu

peristiwa untuk diamati dan dijadikan sebagai bahan untuk menyusun data pokok-

pokok berita.

Sementara kegiatan pramenulis pada pertemuan kedua pada dasarnya tidak

jauh berbeda dengan pertemuan pertama. Hanya saja setelah guru mengadakan

apersepsi, motivasi, serta menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti

pembelajaran, guru langsung menjelaskan tentang kompetensi dasar yang akan

dicapai, tujuan pembelajaran, serta rencana kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan

47
ini dilanjutkan dengan kegiatan tanya jawab tentang kegiatan penulisan teks berita

secara berkelompok yang sudah dilakukan pada pertemuaan sebelumnya.

Selanjutnya secara perorangan, siswa mengamati gambar menarik tentang

suatu peristiwa yang akan dijadikan sebagai bahan untuk menyusun data pokok-

pokok berita yang selanjutnya akan dikembangkan menjadi sebuah teks berita yang

singkat, padat, dan jelas.

Kegiatan selanjutnya yakni penyusunan rubrik penilaian tentang teks berita

yang dilakukan siswa dan dipandu oleh guru (Lampiran 2.1.e). Kegiatan ini

menyepakati aspek yang akan dinilai dalam penulisan teks berita yang meliputi:

(1) Judul (judul yang ditulis hendaknya menarik, singkat, dan mencerminkan isi).

(2) Isi (isi berita hendaknya lengkap memuat 5W+1H dan sesuai dengan data

pokok-pokok berita).

(3) Kepaduan (berita yang ditulis hendaknya memiliki kepaduan baik antarkata,

antarkalimat, maupun antarparagraf).

(4) Ejaan (berita yang ditulis hendaknya menggunakan ejaan yang benar).

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap gambar, dan dengan memperhatikan

aspek penilaian dalam penulisan teks berita, siswa secara individu menulis teks

berita dengan singkat, padat, dan jelas. Setelah kegiatan penulisan selesai,

dilanjutkan dengan kegiatan menyunting pekerjaan teman sebangku. Berdasarkan

komentar dari hasil penyuntingan teman sebangku siswa merevisi kembali

tulisannya.

4.2.1.2 Observasi Tindakan Siklus II

Kegiatan observasi pada siklus II ini tidak jauh berbeda dengan siklus I yang

meliputi observasi terhadap aktivitas guru dan observasi terhadap aktivitas siswa.

Kegiatan observasi ini dilakukan selama proses pembelajaran dari awal sampai akhir.

48
a. Data Observasi Aktivitas Guru

Kegiatan observasi terhadap aktivitas guru baik pada pertemuan pertama

maupun kedua terdiri dari sembilan belas poin. Berdasarkan hasil observasi, poin

pertama kegiatan guru adalah mempersiapkan siswa untuk belajar. Dalam kegiatan

ini peran guru sudah terdapat peningkatan meskipun masih belum maksimal.

Terbukti sudah mendapat skor 3 ( baik) dengan persentase 3,95%. Poin kedua, guru

melakukan kegiatan apersepsi pembelajaran. Kegiatan ini mendapat skor ideal

yakni 4 dengan persentase 5,26%. Demikian pula dalam poin tiga, yakni pemberian

motivasi kepada siswa dalam pembelajaran dengan Model Examples non Examples

dilakukan guru dengan sangat baik dengan skor ideal 4 dengan persentase 5,26%.

Poin keempat, kegiatan guru dalam menarik perhatian siswa ke fokus

kegiatan pembelajaran sudah mengalami peningkatan terbukti telah mendapat skor

3 (baik) dengan persentase 3,95%. Demikian halnya dengan poin kelima, guru

dalam menyampaikan kompetensi pembelajaran juga sudah mengalami

peningkatan. Hal ini bisa dilihat dari perolehan skornya 3 ( baik) dengan

persentase 3,95%. Berikutnya dalam menguasai materi pelajaran/kompetensi

pembelajaran yang merupakan poin keenam, guru memang sangat baik dengan

skor ideal 4 (5,26%). Poin ketujuh, yakni kejelasan guru dalam menyampaikan

materi pembelajaran dan kaitannya dengan kompetensi pembelajaran yang akan

dicapai juga mendapat skor ideal 4 dengan persentase (5,26%).

Poin kedelapan, kesesuaian antara kegiatan pembelajaran yang dilakukan

guru dengan kompetensi/tujuan yang akan dicapai serta penguasaan kelas oleh guru

sangat baik dengan skor ideal 4 dengan persentase 5,26%. Demikian halnya dengan

poin kesembilan, guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan urutan yang

sistematis dan poin kesepuluh, yakni guru dalam melaksanakan pembelajaran

49
dengan Model Examples non Examples juga mendapat skor ideal 4 dengan

persentase masing-masing 5,26%.

Perolehan skor ideal ini juga terdapat pada poin sebelas sampai dengan

sembilan belas, yakni poin tentang pengelolaan waktu, penggunaan media

pembelajaran, kegiatan untuk melibatkan siswa dalam memanfaatkan media,

media yang menghasilkan pesan yang baik, serta poin kelima belas, tentang

kegiatan penilaian akhir yang sesuai dengan kompetensi atau tujuan pembelajaran,

kegiatan memantau kemajuan belajar siswa selama proses belajar mengajar,

penggunaan bahasa lisan guru yang jelas, lantang, dan benar, kegiatan refleksi dan

membuat rangkuman materi pembelajaran dengan melibatkan siswa, serta guru

dalam memberikan tindak lanjut (arahan, tugas, kegiatan yang melibatkan siswa).

Masing-masing mendapat skor 4 dengan persentase 5,26%.

Secara keseluruhan hasil observasi terhadap aktivitas guru selama

pembelajaran dalam siklus II sudah sangat baik (dengan skor ideal sebanyak 16

poin). Untuk skor 3 (baik) hanya 3 poin, sementara skor 2 (cukup) dan 1 (kurang)

tidak ada. Hal ini benar-benar baik dan perlu dipertahankan.

Secara lebih jelas hasil observasi aktivitas guru pada siklus II dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 4.8
Rekapitulasi Data Observasi Aktivitas Guru Siklus II

No Skor Kualifikasi Jumlah Poin Persentase


1. 4 A (sangat baik) 16 84,21%
2. 3 B (baik) 3 15,79%
3. 2 C (cukup) 0 0%
4. 1 K (kurang) 0 0%

50
Lebih lanjut untuk mengetahui seberapa besar persentase aktivitas guru yang

telah dilakukan pada siklus II ini bila dibandingkan dengan persentase ideal dapat

diamati pada diagram batang berikut ini.

Diagram 4.8.1
Persentase Aktivitas Guru Siklus II

c. Data Observasi Aktivitas Siswa

Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II ini, tidak jauh berbeda dengan

siklus I yang meliputi delapan poin. Poin pertama, yakni aktivitas siswa ketika

memperhatikan penjelasan guru. Kegiatan yang diamati meliputi kegiatan guru

dalam mengadakan apersepsi, memotivasi, serta menanyakan kesiapan siswa untuk

melaksanakan pembelajaran. Jenis aktivitas lain yang bisa diamati yakni ketika

guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, serta rencana kegiatan

yang akan dilakukan. Kegiatan lain yang bisa dijadikan sebagai sarana pengamatan

adalah ketika guru menjelaskan pembagian kelompok, kegiatan pengamatan

gambar, penulisan teks berita, dan sebagainya. Hasil observasi terhadap poin ini

mendapat skor ideal 4 dengan persentase 12,5%.

51
Poin kedua dari lembar observasi aktivitas siswa adalah keaktivan siswa

dalam mendiskusikan materi teks berita baik dalam hal memasang-masangkan

potongan-potongan teks berita, mengamati gambar, menyusun pokok-pokok berita,

maupun dalam menyusun teks berita. Dari hasil observasi terhadap poin tersebut

mendapat skor 3 atau dengan persentase 9,38%.

Poin ketiga tentang keaktivan siswa dalam diskusi kelas untuk menyajikan

hasil diskusi kelompoknya maupun dalam memberikan komentar atau tanggapan

terhadap hasil pekerjaan kelompok lain. Dari hasil observasi diperoleh data bahwa

keaktivan siswa sudah terdapat peningkatan dengan skor 3 dengan persentase

9,38%.

Pada poin keempat, aspek yang dinilai dari aktivitas siswa adalah

keaktivannya secara individu dalam mengikuti pembelajaran dengan mengamati,

mencermati gambar sebagai objek dalam menyusun teks berita. Bagian ini

mendapat skor ideal 4 sangat baik dengan persentase 12,5%.

Poin kelima, yakni keaktivan siswa secara individu mempraktikkan menulis

teks berita secara utuh namun singkat, padat, dan jelas dengan Model Examples

non Examples. Secara keseluruhan keaktivan dan semangat siswa sangat tinggi.

Terbukti dari hasil observasi diperoleh data bahwa keaktivan siswa pada poin ini

mencapai angka ideal yang skor 4 dengan persentase 12,5%.

Poin keenam, yakni keaktivan siswa dalam menyunting naskah teks berita

teman sebangku. Meski teman satu bangku namun objek gambar yang diamati

berbeda sehingga siswa pun merasa tertantang untuk menyunting pekerjaan teman

satu bangku tersebut. Dari hasil observasi, keaktivan siswa pun juga sangat baik

dengan skor ideal pula yakni 4 dengan persentase 12,5%.

52
Selanjutnya pada poin ketujuh, aspek yang diamati adalah keaktivan siswa

dalam memperbaiki naskah teks beritanya setelah disunting oleh teman

sebangkunya. Dari hasil obsevasi keaktivan siswa juga nampak sangat luar biasa

dengan persentase 12,5%. Hal ini karena siswa merasa bahwa dari hasil suntingan

teman sebangku merupakan masukan yang sangat berharga bagi peningkatan

kompetensi diri dalam penulisan teks berita.

Terakhir, pada poin kedelapan ini aspek yang dinilai dari aktivitas siswa

adalah keaktivannya dalam merefleksi materi pembelajaran menulis teks berita.

Kegiatan ini dilakukan bersama guru dengan menarik simpulan, sampai dengan

menemukan kelemahan, kelebihan, dan kebermaknaan dari pembelajaran menulis

teks berita yang telah dilakukan. Skor yang diperoleh siswa sangat baik dengan

skor 4 dengan persentase 12,5%.

Secara keseluruhan hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama

pembelajaran dalam siklus II sudah baik. Terbukti dari delapan aspek yang dinilai,

enam poin menunjukkan skor ideal. Hanya ada dua poin dengan skor 3 dan itu pun

merupakan skor yang baik.

Diagram 4.8.2
Persentase Aktivitas Siswa Siklus II

53
4.2.4 Refleksi Tindakan Siklus II

Berdasarkan temuan-temuan dalam pelaksanaan tindakan siklus II, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran menulis teks berita dengan Model Examples non

Examples, dengan beberapa tindakan tambahan yang dilakukan, menunjukkan

peningkatan dari pelaksanaan siklus sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti dan guru

berpendapat bahwa proses dan hasil yang sudah dicapai pada tindakan siklus II ini

sudah dapat dijadikan tolak ukur bagi keefektivan penerapan Model Examples non

Examples dalam pembelajaran menulis, terutama kegiatan menulis teks berita.

Sebagai gambaran peningkatan hasil pembelajaran menulis teks berita yang telah

dilakukan, berikut disajikan tabel perbandingan hasil pembelajaran dari siklus I ke

siklus II.

Tabel 4.9
Perbandingan Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I dan II

Siklus I Siklus II
No Kualifikasi
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1. A (sangat baik) 8 42,11% 16 84,21%
2. B (baik) 7 36,84% 3 15,79%
3. C (cukup) 4 21% 0 0%
4. K (kurang) 0 0% 0 0%

Tabel 4.10
Perbandingan Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan II

Siklus I Siklus II
No Kualifikasi
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1. A (sangat baik) 1 12,5% 6 75%
2. B (baik) 5 62,5% 2 25%
3. C (cukup) 2 25% 0 0%
4. K (kurang) 0 0% 0 0%

54
Tabel 4.11
Perbandingan Data Hasil Siklus I dan II

Siklus I Siklus II
No Kualifikasi
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1. A (sangat baik) 1 2,86% 7 20%
2. B (baik) 9 25,71% 18 51,43%
3. C (cukup) 15 42,86% 10 28,57%
4. K (kurang) 10 28,57% 0 0%

55
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa secara

umum tindakan pembelajaran BI dan IPA dengan Model Examples non Examples

dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Peningkatan ini

dapat dilihat dari segi proses maupun hasil.

a. Penerapan Model Examples non Examples pada proses pembeljaran BI dan IPA

terdapat kenaikan baik dari aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Dari data hasil

observasi aktivitas guru membuktikan adanya peningkatan yang signifikan dari

siklus I ke siklus II. Terbukti pada siklus I masih terdapat 21% dengan klasifikasi

nilai C (cukup), sementara pada siklus II yang termasuk klasifikasi C (cukup) 0%.

Bahkan klasifikasi A (sangat baik) pada siklus I terdapat 42,11% dan meningkat

menjadi 84,21% pada siklus II.

b. Berdasarkan data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I masih terdapat 25%

yang memiliki kualifikasi C (cukup), sementara pada siklus II menjadi 0%. Pada

kualifikasi A (sangat baik) pada siklus I 12,5% dan pada siklus II mengalami

peningkatan menjadi 75%.

c. Dengan diterapkannya Model Examples non Examples ini, telah terjadi peningkatan

hasil yang cukup signifikan dari hanya 25 orang siswa (71,43%) yang mengalami

ketuntasan pada siklus I, menjadi 35 orang siswa (100%) pada siklus II.

Peningkatan hasil pembelajaran menulis teks berita yang terjadi dari siklus I ke

siklus II adalah 28,57% (10 orang siswa), sehingga pada siklus II target ketuntasan

belajar 85% dari jumlah siswa secara keseluruhan sudah tercapai.

5.2 Saran-saran

56
a. Berdasarkan hasil penelitian, penerapan Model Examples non Examples dalam

pembelajaran menulis dalam pelajaran BI dapat meningkatkan kompetensi siswa.

Oleh karena itu, diharapkan pada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDN 2

Suela yang memiliki latar belakang siswa dan kelas yang sama dengan kondisi di

kelas V SDN 2 Suela untuk menerapkan model ini dalam pembelajaran menulis

umumnya dan menulis teks berita khususnya.

b. Penerapan Model Examples non Examples dalam pembelajaran menulis pada mata

pelajaran BI dan IPA memerlukan variasi media pembelajaran dan menuntut

keterlibatan siswa secara penuh mulai dari kegiatan diskusi kelompok, diskusi

kelas, sampai dengan kerja mandiri. Oleh karena itu, dalam melaksanakan

pembelajaran hendaknya guru benar-benar menyiapkan dengan baik sehingga

bisa meningkatkan kompetensi siswa secara optimal.

57
DAFTAR PUSTAKA

Chotimah, Husnul & Dwitasari, Yuyun. 2007. Model-model Pembelajaran untuk


PTK. Malang: SMA Lab. UM
Depdiknas. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas
Ellyani, Sulasih. 2008. “Peningkatan Kemampuan Berbicara dengan Metode Latihan
Berpasangan pada Siswa Kelas IX.5 SMP Negeri 7 Mataram Tahun Pelajaran
2008-2010”. Mataram : FKIP Unram
Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi Press
Hs. Widodo, dkk. 1997. Pengajaran Ketrampilan Menulis. Malang: IKIP Malang
Nurchasanah & Widodo. 1993. Ketrampilan Menulis dan Pengajarannya. Malang: FS
UM.
Nur, Muhammad. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan
Matematika Sekolah Unesa.
Nur, Yanto. 2004. “Upaya Peningkatan Pembelajaran Kalimat Aktif/Pasif pada siswa
kelas I A SLTPN Dryorejo dengan Pendekatan Konstruktivistik”. Surabaya :
Unesa.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Rofi’uddin, Ahmad. 2002. Metode Penelitian Kualitatif dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia. Malang: Fak Sastra UM
Safi’ie, Imam. 1990. Bahasa Indonesia Profesi. Malang: Penerbit IKIP Malang.
Simbolon, O.dkk. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.
Soedarsono, F.X. 2001. Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Subana, M dan Sunarti, 1998. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung:
Pustaka Setia
Sukada, I Made. 2005. “Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita dengan
Strategi ATDRAP”. Kendari :
Tarigan, Henry Guntur. 1982. Menulis sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa.
Bandung:Angkasa.

58
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas / Semester : 5/I
Waktu : 2 x 30 menit (2 jam pelajaran)
Tema : Kegiatan

A. Standar Kompetensi: Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara


lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau
berwawancara.

B. Kompetensi Dasar: Menceritakan hasil pengamatan/kunjungan dengan bahasa


yang runtut, baik, dan benar.

C. Indikator:
 Menulis pokok-pokok hasil pengamatan/kunjungan.
 Menyusun laporan hasil pengamatan/kunjungan.
 Melaporkan hasil pengamatan/kunjungan secara lisan.

D. Hasil Belajar:
 Pokok-pokok hasil pengamatan/kunjungan.
 Laporan hasil pengamatan/kunjungan.

E. Metode Pembelajaran:
 Pemodelan
 Diskusi
 Tanya jawab
 Penugasan

F. Kegiatan Pembelajaran:
N PENGORGANISASIAN
KEGIATAN
O SISWA WAKTU
1 Prakegiatan Klasikal 3 menit
a. Guru menyapa siswa, memeriksa kehadiran
siswa, dan mengondisikan siswa agar siap
menerima pelajaran.
b. Guru menyiapkan media dan sumber belajar.
2 Kegiatan Awal Klasikal 5 menit
a. Siswa diberi pengarahan sebelum berangkat Klasikal
ke perpustakaan.
b. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok Kelompok
3 Kegiatan Inti 40 menit
a. Siswa menulis pokok-pokok hasil Kelompok 15 menit
pengamatan/kunjungan
- Siswa dibagi menjadi 4 atau 5 kelompok Kelompok
(masing-masing kelompok terdiri atas 4 – 6
orang). Setiap kelompok ditentukan ketua
kelompoknya.

59
- Siswa diajak berkunjung ke perpustakaan Kelompok
sekolah atau perpustakaan daerah.
- Siswa mengidentifikasi dan mengamati Kelompok
jenis-jenis buku yang ada di perpustakaan
(dalam LKS yang telah disiapkan).
- Siswa menulis jenis-jenis buku yang Kelompok
mereka sukai yang ada di perpustakaan
(dalam LKS yang telah disiapkan).
- Siswa menuliskan minimal 5 judul cerita Kelompok
legenda yang ditemukan diperpustakakan
(dalam LKS yang telah disiapkan).
b. Siswa menulis laporan hasil Kelompok 10 menit
pengamatan/kunjungan:
- Kelompok siswa menulis laporan Kelompok
pengamatan/kunjungan pada LKS yang
telah disiapkan. Yang harus diperhatikan
adalah waktu kunjungan, tempat
kunjungan, buku-buku yang disukai, dan
cerita-cerita legenda yang ditemukan.
c. Siswa membacakan laporan hasil Kelompok 15 menit
kunjungannya.
- Siswa kembali ke kelas. Kelompok
- Masing-masing wakil kelompok Kelompok
membacakan laporan hasil kunjungannya
di depan kelas.
- Siswa dari kelompok lain memberi Kelompok
komentar.
- Siswa mendapat penguatan dari guru dan Kelompok
teman lainnya.
4 Kegiatan Akhir Klasikal 12 menit
a. Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan Klasikal 2 menit
pembelajaran hari itu.
b. Guru dan siswa mengadakan refleksi Individual 7 menit
terhadap pembelajaran hari itu.
c. Guru menugaskan siswa membaca cerita- Klasikal 1 menit
cerita legenda yang telah mereka temukan
diperpustakakan sebagai tindak lanjut
pembelajaran.
d. Guru menutup pembelajaran. Individual 2 menit

G. Penilaian (Terlampir)
- Jenis tes : tertulis
- Bentuk tes : subyektif
- Alat penilaian : LKS 1 dan laporan hasil kunjungan (LKS 2).
- Prosedur penilaian:
Penilaian proses : Pengamatan selama pembelajaran berlangsung
Penilaian hasil : LKS 1 dan laporan hasil kunjungan (LKS 2)

H. Media dan Sumber Belajar

60
1. Media : Penggalan cerita, LKS,
dan buku kumpulan cerita
2. Sumber Belajar :
a. Depdiknas. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:
Depdiknas
b. Tim Bina Karya Guru. 2007. Bina Bahasa Indonesia Kelas V A.
Jakarta: Erlangga
c. Puspadi, A. Tanpa tahun. Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara. Solo:
Bintang Pustaka Abadi
d. Sigar, E. 2001. Buku Pintar Mendongeng. Jakarta: Pustaka Delapratasa

I. Rangkuman Materi (Terlampir)

Suela, 7 Desember 2010

Teman Sejawat Guru Kelas,

Sam Agustiadi, S. Pd. Muhammad Fauzan


198408172009011006 NIM.813619169

Mengetahui:
Kepala Sekolah

Akhmad, S.Pdi,
196412311986051156

61
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Jenjang : Sekolah Dasar dan MI


Kelas / Semester : 4/I
Waktu : 12 jam pelajaran/4 kali pertemuan (@ 2 x 35 menit)
Tema : Kehidupan sehari-hari

A. Standar Kompetensi:
1. IPA/Sains: Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan
fungsinya.
B. Kompetensi Dasar:
1. IPA/Sains: Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dan
fungsinya.
C. Indikator:
1.1 IPA/Sains:
1.1.1 Mengidentifikasi struktur akar tumbuhan.
1.1.2 Menjelaskan hubungan struktur akar tumbuhan dengan batang tumbuhan.
1.1.3 Menjelaskan fungsi akar tumbuhan.
D. Hasil Belajar:
1.1 Struktur dan fungsi akar tumbuhan.
E. Media dan Literatur:
a. Media:
 Aula/panggung.
 Uang rupiah.
 Beberapa jenis tumbuhan lengkap dengan akarnya (bisa diganti poster
anatomi tumbuhan).
 Poster aktivitas kegiatan pasar (kepingan CD tentang aktivitas
pasar/perdagangan), VCD, dan perangkatnya.
b. Literatur (buku lain dari pengarang yang sama untuk mendukung
penggunaan buku inti) dan buku penunjang lainnya:
 Sasongko, Setiawan G. 2007. Cipo Si Wartawan Cilik: Membongkar
Penadah Berlian. Jakarta: Zikrul Hikmah
 Sasongko, Setiawan G. 2007. Cipo Si Wartawan Cilik: Hilangnya Anak
Jalanan. Jakarta: Zikrul Hikmah
 Sasongko, Setiawan G. 2006. Cipo Si Wartawan Cilik: Nenek Misterius.
Jakarta: Zikrul Hikmah
 Sasongko, Setiawan G. 2006. Cipo Si Wartawan Cilik: Matador Aspal.
Jakarta: Zikrul Hikmah
 Sasongko, Setiawan G. 2005. Ali Si Profesor Cilik: Wayang-wayang
Kardus. Jakarta: Branda Hikmah
 Sasongko, Setiawan G. 2005. Ali Si Profesor Cilik: Kepak Sayap Merpati.
Jakarta: Branda Hikmah
 Sasongko, Setiawan G. 2005. Ali Si Profesor Cilik: Memburu Katak
Pohon. Jakarta: Branda Hikmah
 Sasongko, Setiawan G. 2005. Ali Si Profesor Cilik: Jejak-jejak UFO.
Jakarta: Branda Hikmah

62
 Sasongko, Setiawan G. 2005. Ali Si Profesor Cilik: Semut-semut Kecil.
Jakarta: Branda Hikmah
 Surana. 2004. Aku Cinta Bahasa Indonesia. Jakarta: Tiga Serangkai
 Tim Bina Karya Guru. 2007. Sains untuk SD Kelas V A. Jakarta: Erlangga
 Tim Bina Karya Guru. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD Kelas V
A. Jakarta: Erlangga
F. Metode Pembelajaran:
 Demonstrasi
 Pemodelan
 Tanya jawab
 Penugasan
G. Kegiatan Pembelajaran
PERTEMUAN KEDUA (Fokus IPA/Sains)
N PENGORGANISASIAN
KEGIATAN
O SISWA WAKTU
1 Prakegiatan Klasikal 3 menit
a. Guru menyapa siswa, memeriksa kehadiran
siswa, dan mengondisikan siswa siap belajar.
b. Guru menyiapkan media dan sumber belajar.
2 Kegiatan Awal Klasikal 10 menit
a. Guru kembali membacakan beberapa
fragmen buku inti yang akan menjadi sumber
pembelajaran (cerita bagian 2, hal. 45, 47,
48).
b. Guru melakukan apersepsi tentang materi
pembelajaran terkait buku inti.
c. Guru menginformasikan materi
pembelajaran.
d. Guru menginformasikan tujuan
pembelajaran.
3 Kegiatan Inti 47 menit
a. Guru mengondisikan siswa siap belajar. Klasikal 1 menit
b. Siswa mengamati struktur anatomi tumbuhan Kelompok 10 menit
yang ditunjukkan guru (tumbuhan
sesungguhnya atau poster anatomi
tumbuhan)
c. Siswa mengidentifikasi struktur akar Kelompok 15 menit
tumbuhan:
- Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Kelompok
- Siswa membaca kembali fragmen cerita Kelompok
yang telah disiapkan dengan seksama.
- Siswa menulis bagian cerita yang Kelompok
menyebutkan struktur tumbuhan bambu
(mengerjakan tugas yang diberikan guru
melalui LKS yang disiapkan).
- Siswa dan guru membahas hasil karya Klasikal
siswa.
- Siswa memperoleh penguatan dari guru. Kelompok

63
d. Siswa menjelaskan hubungan struktur akar Kelompok 21 menit
tumbuhan dengan batang tumbuhan termasuk
fungsi akar tumbuhan:
- Siswa masih dalam kelompok semula. Kelompok
- Siswa menuliskan hubungan struktur akar Kelompok
bambu dengan batangnya, termasuk fungsi
akar bambu (pada LKS yang telah
disiapkan).
- Wakil kelompok siswa menyampaikan Kelompok
hasil pekerjaannya di depan kelas.
- Siswa/kelompok lain memberi tanggapan. Kelompok
- Siswa mendapat penguatan dari guru dan Kelompok
teman lainnya.
4 Kegiatan Akhir Klasikal 10 menit
a. Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan Klasikal
pembelajaran hari itu.
b. Guru dan siswa mengadakan refleksi Klasikal
terhadap pembelajaran hari itu. Klasikal
c Guru menutup pembelajaran.

H. Evaluasi (terlampir)
 Jenis tes : tertulis
 Bentuk tes : subyektif
 Alat penilaian : rubrik dan tugas (LKS) atau hasil kerja siswa.
 Prosedur penilaian :
o Penilaian proses : Pengamatan selama pembelajaran berlangsung
o Penilaian hasil : LKS dan rubrik penilaian proses

Suela, 9 Desember 2010

Teman Sejawat Guru Kelas,

Sam Agustiadi, S. Pd Muhammad Fauzan


NIP198408172009011006 NIM.813619169

Mengetahui:
Kepala Sekolah

Akhmad, S.Pdi,
NIP 196412311986051156

64
Lampiran RPP II

LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)


MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Nama Kelompok
NILAI : 1.
2.
3.
4.

 Kerjakan bersama teman kelompokmu dengan benar!


Setelah membaca penggalan cerita tersebut, coba lanjutkan kalimat
percakapan di bawah ini!
Pedagang Jamu : ”Memangnya, aku tadi janji apa?”
Jalu : “Memasukkan ular dari hidung dan keluar dari mulut!”

Pedagang Jamu : __________________________________________________


__________________________________________________
Cipo : __________________________________________________

Pedagang Jamu : __________________________________________________


__________________________________________________
__________________________________________________
Cipo : __________________________________________________
__________________________________________________
Pedagang Jamu : __________________________________________________
__________________________________________________
__________________________________________________
Jalu : __________________________________________________
__________________________________________________
Pedagang Jamu : __________________________________________________
__________________________________________________
Jalu : __________________________________________________
__________________________________________________
Ndul-ndul : __________________________________________________
__________________________________________________
Pedagang Jamu : __________________________________________________
__________________________________________________

65
ALAT EVALUASI
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Nama : ______________________
Kelas : ______________________
No. Absen : ______________________

Kerjakan seperti contoh!

Kalian harus rajin belajar, kata Pak Guru. Baik Pak, jawab anak-anak serentak.
Pak Guru : “Kalian harus rajin belajar.”
Anak-anak : “Baik, Pak.”

1. Ari, Tolong kerjakan di papan tulis, pinta Pak Umar. Saya belum selesai, kata Ari
sambil garuk kepala.
Pak Umar : __________________________________________________
Ari : __________________________________________________

2. Siapa tokoh yang paling kamu senangi pada cerita tadi? tanya Pak Umar sambil
menunjuk seseorang. Dengan lantang Udin menjawab, Cipo, Pak!
Pak Umar : __________________________________________________
Udin : __________________________________________________

3. “Pak, ini kami punya bambu pethuk. Berapa akan dibayar?” tanya Cipo. “Saya
sanggup membayarnya lima puluh ribu.” jawab Pedagang Jamu.
Cipo : __________________________________________________
Pedagang Jamu : _______________________________________________

4. “Memangnya, kenapa kalau diketahui orang lain?” tanya Ndul-ndul. “Tabu!


Sehingga khasiatnya bisa berkurang!” jawab Pedagang Jamu.
Ndul-ndul : __________________________________________________
Pedagang Jamu : _______________________________________________

5. Ibu bertanya kepada Cipo, mengapa dia cemberut. “Cipo tidak mau ikut latihan
bola lagi!” jawabnya ketus sambil cemberut.
Ibu : __________________________________________________
Cipo : __________________________________________________

66
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
MATA PELAJARAN IPA

NILAI : Nama Kelompok


1.
2.
3.
4.

 Jawablah soal-soal berikut dengan tepat!

1. Coba tuliskan jenis-jenis tumbuhan yang ada pada cerita!


_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
___________________________________________________

2. Coba tuliskan bagian-bagian tumbuhan tersebut!


_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
______________________________________________________

3. Coba tuliskan bagian-bagian akar tumbuhan!


_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
______________________________________________________

4. Apa hubungan antara akar tumbuhan dan batangnya!


_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
______________________________________________________

5. Coba tuliskan fungsi akar pada tumbuhan?


_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
______________________________________________________

67
FORMAT OBSERVASI

Hari/Tanggal : Selasa, 6 November 2010 Kelas : IV


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Siklus : II

NO PENGAMATAN
1. Ketepatan Pelaksanaan Sekenario Pembelajaran
Pelaksanaan proses pembelajaran sudah dilaksanakan dengan
baik sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat.
2.
Keterlibatan siswa selama proses pembelajaran
- Semua siswa aktif mengikuti penjelasan guru, sehingga siswa
memperhatikan penjelasan guru
- Siswa sudah memiliki keberaniann untuk bertanya
- Suasana kelas tenag, terkendali, dan aman.
3
Prilaku Mengajar Yang Positif dan Negatif
- Guru mengajar dengan baik dan bersemangat sehingga siswa
aktif memperhatikan penjelasan guru
- Guru aktif membimbing siswa yang kurang
4
Komentar Siswa
- Kami merasa puas dan senang cara mengajar guru dan dengan
hasil yang kami peroleh.
5
Unjuk Kerja Siswa
- Setelah diadakan evaluasi pada akhir PBM: hasil reratanya di
atas 75 % yang dicapai dari 19 orang murid.
Suela, 7 Desember 2010

Teman Sejawat Guru Kelas,

Sam Agustiadi, S. Pd. Muhammad Fauzan


NIP198408172009011006 NIM.813619169

Mengetahui:
Kepala Sekolah

Akhmad, S.Pdi,
NIP 196412311986051156

68
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Fauzan


NIM : 813619169
UPBJJ –UT : Mataram
Menyatakan bahwa:
Nama : Sam Agustiadi, S. Pd.
NIP : 198408172009011006
Tempat Tugas : SDN 2 Suela
Guru Keas : VI
Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelakasanaan perbaikan
pembelajaran, yang merupakan tugas Mata Kuliah PDGK 4501 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP)
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.

Suela, 7 Desember 2010


Pengamat
Teman Sejawat Guru Kelas,

Sam Agustiadi, S. Pd Muhammad Fauzan


NIP198408172009011006 NIM.813619169

Mengetahui:
Kepala Sekolah

Akhmad, S.Pdi,
NIP 196412311986051156

69
70

Anda mungkin juga menyukai