Oleh:
DEDI YUSUF, S.Pd
NIM. 6101018023
2018
PENGESAHAN
NIM : 6101018023
Prodi : PJKR
Semarang,
Mengetahui
LP3 UNNES
NIP. 196902251994031001
ii
ABSTRAK
Dedi Yusuf, S.Pd. 2018. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Roll Depan
Menggunakan Pendekatan Video Pada Siswa Kelas XI MIPA 7 SMA Negeri 6
Semarang, Penelitian Tindakan Kelas, Pendidikan Profesi Guru, Jurusan
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Negeri Semarang.
ii
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. ii
ABSTRAK.............................................................................................. iii
DAFTAR ISI........................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN........................................................... 1
i
v
2.1.8 Media Pembelajaran............................................ 19
2.1.10 Minat.................................................................... 23
3.1.2 Tindakan/Pelaksanaan......................................... 26
3.4.1.2Tindakan (Action)......................................... 31
3.4.1.3Pengamatan (Observasi)................................ 31
3.4.1.4Refleksi (Reflection)..................................... 31
v
3.4.2.1Perencanaan (Planning)................................. 32
3.4.2.2Tindakan (Action)......................................... 32
3.4.2.3Pengamatan (Observation)............................ 33
3.4.2.4Refleksi (Reflection)..................................... 33
4.2 Pembahasan...................................................................... 47
5.1 Kesimpulan....................................................................... 52
5.2 Saran................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 79
v
i
v
ii
DAFTAR TABEL
v
ii
i
DAFTAR GAMBAR
i
x
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
menarik perhatian dan minat siswa, sehingga aktivitas jasmani dijadikan sebagai
budaya dan kebutuhan (Depdiknas, 2006: 6).
Senam adalah suatu cabang olahraga yang membutuhkan kelentukan dan
koordinasi yang baik antara anggota tubuh. Senam terdiri dari 3 macam, yaitu :
senam dasar, senam ketangkasan dan senam irama. Senam ketangkasan dapat
dilakukan tanpa alat dan dengan alat. Senam ketangkasan yang dilakukan tanpa
alat dinamakan senam lantai, sedangkan senam ketangkasan dengan menggunakan
alat dinamakan senam alat. Di dalam senam lantai terdapat macam-macam bentuk
gerakan, baik dilakukan dengan lentingan dan putaran badan, maupun bentuk
keseimbangan. Sedangkan mudah dan sukarnya melakukan bentuk-bentuk
gerakan tersebut tergantung dari besar kecilnya unsur-unsur yang terdapat dalam
bentuk gerakannya, misalnya seperti : kelemasan, ketepatan, keseimbangan dan
ketangkasan dari yang melakukannnya.
Senam lantai merupakan cabang olahraga yang kurang populer dikalangan
masyarakat, sehingga kurang begitu diminati pula oleh anak-anak sekolah dalam
pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan disekolah. Gerakan dalam
senam lantai membutuhkan keberanian, kelentukan tubuh serta teknik yang benar,
di samping itu olahraga ini sangat membosankan bagi anak sekolah khususnya
SMA karena anak usia sekolah menengah atas sangat menyukai olahraga yang
mengandung permainan dibanding senam lantai. Dari pengalaman mengajar,
banyak siswa yang kurang menyukai materi senam lantai. Hal itu disebabkan
karena mayoritas siswa tidak menguasai materi senam lantai roll depan. Selain
mereka tidak bisa, kebanyakan dari siswa-siswa tersebut belum mengetahui
langsung pergerakan yang benar dalam senam roll depan. Untuk itu guru perlu
membangkitkan minat dan motivasi siswa, salah satunya dengan memberikan
inovasi dalam pemberian pembelajaraan seperti memutarkan media audiovisual
atau media video tentang pembelajaran senam lantai roll depan dengan
menggunakan tahapan-tahapan yang memperjelas gerakan sesungguhnya pada
senam lantai roll depan dengan melihat video pembelajaran ini diharapkan siswa
dapat meningkatkan kemampuannya dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
SMAN 6 Semarang memiliki segudang prestasi dibidang akademik namun
tidak dengan bidang olahraga terutama materi senam lantai. Dengan demikian
2
diharapkan dengan ini siswa dapat meningkatkan rasa minat terhadap pelajaran
penjasorkes dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran materi
senam lantai ini. Faktor minat sebagai salah satu yang mendorong siswa dalam
memilih kegiatan ektrakurikuler yang akan diikuti.
Selain dengan minat siswa pemberian modifikasi media pembelajaran,
merupakan faktor yang penting untuk kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu
usaha seorang guru bagaimana memahami kedudukan metode sabagai salah satu
komponen yang ikut menentukan keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar.
Dengan memanfaatkan metode secara akurat guru mampu mencapai tujuan
pengajaran. Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam proses komunikasi dapat
digunakan sarana yang membantu komunikasi yang disebut media. Dalam proses
belajar mengajar media mempunyai peranan yang penting karena dalam kegiatan
belajar mengajar bila ada ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat
menggunakan bantuan media sebagai perantara.
Selain metode mengajar, media merupakan salah satu unsur penting guna
tercapainya tujuan dalam proses belajar mengajar. Dengan menggunakan media
pengajaran akan lebih bervariasi dan siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan
belajar mengajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga
melakukan aktifitas lain seperti mengamati, mendemontrasikan, memerankan, dan
lain-lain.
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup
penting. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui
kata-kata atau kalimat tertentu. Sebab setiap materi pelajaran tertentu memiliki
tingkat kesukaran yang bervariasi. Dalam penelitian ini, penelitian akan
menggunakan media video dalam memberikan penyampaian / penyajian bahan
pelajaran.
Tujuan dari pembelajaran ini dimaksudkan agar siswa dapat melakukan
teknik dasar roll depan dengan membulatkan badan dari posisi duduk, siswa dapat
melakukan aktifitas roll depan dari posisi jongkok, dan siswa dapat melakukan
roll depan dari posisi berdiri. Indikator-indikator pencapaian kompetensi dari 3
aspek, Aspek Psikomotorik dimana siswa dituntut agar dapat melakukan teknik
dasar roll depan dengan membulatkan badan dari posisi duduk, dapat melakukan
3
teknik dasar roll depan dari posisi jongkok, dan dapat melakukan teknik dasar roll
depan dari posisi berdiri. Aspek Kognitif di harapkan siswa dapat mengetahui
bentuk latihan teknik dasar roll depan dari posisi duduk, jongkok, dan berdiri.
Aspek Afektif dimana siswa diharapkan agar memiliki rasa kedisiplinan,
keberanian, dan tanggung jawab.
Dari permasalahan tersebut peneliti ingin melakukaan pendekatan dengan
menggunakan penelitian tindakan kelas. Dimana penelitian tindakan kelas sangat
efektif untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran. Penelitian tindakan
kelas bertujuan bukan hanya berusaha mengungkapkan penyebab dari berbagai
permasalahan pembelajaran yang dihadapi, tetapi yang lebih penting lagi adalah
memberikan solusi berupa tingkatan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran
tersebut. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati
kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan tindakan
(treatment) yang sengaja dimunculkan.
Terkait dengan hal ini peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas
dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Senam Lantai Roll Depan
Menggunakan Pendekatan Video Pada Siswa Kelas XI MIPA 7 Sma Negeri 6
Semarang Tahun 2018”
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
6
terhadap diri murid yang selalu berdiam diri selama berada di dalam
kelas dituntut agar murid duduk secara teratur, diam di bangku masing-
masing, lengan diletakkan di atas meja, meja/bangku (sedeku), sikap
badan tegak, anak harus diam mendengarkan guru. Untuk mengimbangi
situasi-situasi belajar tersebut maka dipandang perlu adanya pelajaran
gerak badan. 3) Badan mempunyai arti yang sama (sinonim) dengan
jasmani. Tampaknya dalam kalangan pendidikan khususnya lebih suka
menggunakan istilah jasmani dari pada badan. Pendidikan jasmani yang
dalam bahasa Inggris disebut Pysical Education telah banyak sekali ahli
yang memberikan uraian dan rumusannya. Pada umumnya para ahli
mengutarakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagianmutlak dari
seluruh lingkup usaha pendidikan. Pendidikan jasmani bukanlah lawan
dari pendidikan rohani tetapi pendidikan jasmani adalah usaha
pendidikan yang menggunakan jasmani sebagai titik pangkal usahanya
(Subagiyo, 2008:1.16).
7
Untuk lebih memperluas wawasan mengenai istilah olahraga dan
pendidikan jasmani kiranya perlu diperkenalkan dengan beberapa
rumusan yang menjadi ruang lingkup sebagai berikut : 1) Permainan dan
olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak,
keterampilan lokomotor non-lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti,
rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis
lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya. 2) Aktivitas
pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran
jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya 3) Aktivitas
senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat,
ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya. 4)
Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam
aerobic serta aktivitas lainnya 5) Aktivitas air meliputi: permainan di air,
keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas
lainnya. 6) Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata,
pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung. 7)
Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan
seharihari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap
sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman
yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang
tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan
merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua
aspek (Depdiknas: 2006)
10
7. Ketika punggung menyentuh dasar lantai, secara cepat posisi kedua
tangan memegang lutut sampai dengan pinggul menyentuh dasar
lantai. Ingat, pada posisi ini mulai kepala, punggung sampai dengan
pinggul dalam posisi melengkung segaris;
8. Ketika telapak kaki menyentuh dasar lantai, dan sedikit sisa laju
percepatan dari perlakuan berguling berakibat badan sedikit condong
ke depan. Untuk menghindari kelebihan dorongan, segera kedua kaki
ditekan. Posisi kedua tangan segera diluruskan, dan arah pandangan
ke telapak tangan;
9. Berdiri ke sikap awal, posisi berdiri tegak kedua tangan diangkat ke
atas. Pada posisi ini, kedua lutut dan kedua siku dalam posisi lurus.
Telapak tangan dibuka dan diseluruh jari posisi rapat.
11
Disisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan
pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam
konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik belajar dan
menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang
ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap
(aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta
didik, mengenai ranah pendidikan ini Anario, Cowell, dan Hazelton
(1980:8-11) menambahkan satu ranah lagi yaitu ranah jasmani.
Adapun ranah jasmani itu sebagai berikut : Kekuatan otot, Daya
tahan otot, Kelentukan, dan daya tahan kardiovaskular. Dalam
pendidikan jasmani terdapat suatu tujuan yang disebut keterampilan.
Keterampilan gerak bukan olahraga dan gerak untuk berolahraga.
Selain dengan pemberian modifikasi media pembelajaran, metode
mengajar merupakan faktor yang penting untuk kegiatan belajar
mengajar. Oleh sebab itu usaha seorang guru bagaimana memahami
kedudukan metode sabagai salah satu komponen yang ikut menentukan
keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan memanfaatkan
metode secara akurat guru mampu mencapai tujuan pengajaran.
Sedangkan pembelajaran disini menyiratkan adanya interaksi antara
pengajar dan peserta didik. Pembelajaran yang berkualitas sangat
tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajaran
yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu
memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan
pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan
sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran
yang baik, ditunjang dengan fasilitas yang memadai, ditambah dengan
kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target
belajar.
13
(1998:52-53) macam-macam keaktifan belajar siswa antara lain :
“Visual Activities, Oral Activities, Listening Activities, Drawing
Activities, Motor Activities, Mental Activities, Emosional Activities”.
Keaktifan-keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut tidak
terpisah satu dengan yang lainnya. Misalkan keaktifan motoris
terkandung keaktifan mental dan disertai oleh perasaan tertentu.
Dalam setiap pelajaran dapat dilakukan bermacam-macam keaktifan.
3. Keterlibatan langsung
Belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam diri siswa, selama
dalam proses belajar sangat komplek. Dikarenakan dalam proses
belajar yang sangat memungkinkan organ-organ siswa mengubha
tingkah lakunya sebagai hasil pengalaman yang diperolehnya. Dapat
dikatakan bahwa, belajar merupakan hasil pengalaman, sebab
pengalaman-pengalaman yang diperoleh itulah yang menentukan
kualitas perubahan tingkah laku pada diri siswa.
Belajar adalah tanggung jawab masing-masing siswa, sebab hasil
belajar siswa merupakan hasil dari pengalaman yang diperoleh
sendiri, bukan pengalaman yang didapat oleh orang lain. Oleh karena
itu, kualitas berbeda-beda antara siswa satu dengan siswa yang lainnya
tergantung pada pengalaman yang diperoleh dan kondisi serta
kemampuan siswa.
4. Pengulangan belajar
Salah satu prinsip adalah melakukan pengulangan. Dengan
melakukan pengulangan yang banyak, maka suatu keterampilan atau
pengetahuan akan dikuasai dengan baik. Menurut Davics (1987:32)
dalam Dimyati dan Mudjiono(2006:52) bahwa “penguasaan secara penuh
dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih
berarti”. Dari pernyatan inilah pengulangan masih diperlukan dalam
kegiatan pembelajaran. Dengan melakukan pengulangan gerakan secara
terus menerus, maka gerakkan keterampilan dapat dikuasai dengan secara
14
otomatis. Suatu keterampilan yang dikuasai dengan baik, maka gerakan
yang dilakukan lebih efektif dan efisien.
5. Tantangan
Tantangan merupakan salah satu bagian penting dalam proses
pembekajaran. Dengan adanya tantangan maka akan memotivasi siswa
dalam memecahkan permasalahan dalam pembelajaran tersebut. Dengan
pendapat H.J Gino dkk (1998:5) bahwa “ materi yang dipelajari oleh
siswa harus mempunyai sifat merangsang atau menantang”. Artinya,
materi tersebut mengandung banyak masalah-masalah yang merenggang
untuk dipecahkan. Apabila siswa dapat mengatasi masalah yang dihadapi
maka siswa akan mendapat kepuasaan.
6. Balikan dan penguatan
Pemberian balikan pada umumnya member nilai positif dalam diri
siswa, yaitu mendorong siswa untuk memperbaiki tingkah lakunya dan
meningkatkan usaha belajarnya. Tingkah laku dan usaha belajar serta
penampilan siswa baik diberi balikan dalam bentuk senyuman ataupun
kata-kata pujian yang merupakan penguatan terhadap tingkah laku dan
penampilan siswa.
Penguatan (reinforcement) adalah respon terhadap tingkah laku yang
dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku
tersebut. Member penguatan dalam kegiatan belajar kelihatannya
sederhana sekali, yaitu tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku
siswa. Namun demikian, penguatan ini sangat besar manfaatnya terhadap
peningkatan hasil belajar siswa.
7. Perbedaan individu
Setiap individu mempunyai karakteristik sendiri-sendiri yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Karena inilah, setiap siswa
belajar sesuai dengan tempo atau kemampuan masing-masing. Kesadaran
bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain akan membantu siswa
menentukan cara belajar serta sasaran belajar bagi dirinya sendiri.
Manfaat pembelajaran akan lebih berarti jika proses pembelajaran yang
diterapkan, direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan
15
kondisi masing-masing siswa umtuk mencapai hasil belajar yang optimal.
Maka guru harus memperhatikan perbedaan setiap individu dan dalam
membelajarkannya harus sesuai dengan kemampuan masing-masing
individu. Prinsip-prinsip pembelajaran sangat penting untuk diperhatikan
didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan diperoleh
hasil belajar yang optimal.
16
2. Metode tanya jawab
Metode Tanya Jawab adalah metode mengajar yang
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two
way traffic, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan
siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru
menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal
balik secara langsung antara guru dengan siswa.
3. Metode diskusi
Metode diskusi adalah bertukar informasi, berpendapat, dan unsur-
unsurpengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat
pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan
atau topik yang sedang dibahas. Dengan demikian, Metode
Diskusi adalah metode pembelajaran berbentuk tukar menukar informasi,
pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk
mendapat pengertian yang sama, lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu
atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama.
4. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi dan eksperimen merupakan metode
mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para siswa untuk
mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar.
Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang
memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu.
5. Metode Eksperimen
Metode Eksperimen, metode ini bukan sekedar metode
mengajar tetapi juga merupakan satu metode berfikir, sebab dalam
Eksperimen dapat menggunakan metode lainnya dimulai dari
menarik data sampai menarik kesimpulan. Metode eksperimen
adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswamelakukan
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari (Djamarah, 2002: 95).
17
6. Metode latihan (drill)
Metode latihan adalah suatu teknik mengajar yang mendorong siswa
untukmelaksanakan kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan
atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.
7. Metode Pemberian Tugas (Resitasi)
Metode resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
8. Metode Karyawisata
Metode karyawisata (Field-trip), karyawisata di sini berarti
kunjungan di luar kelas. Jadi karyawisata di atas tidak mengambil
tempat yang jauh dari sekolah dan tidak memerlukan waktu yang
lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat yang jauh
disebut study tour.
Melalui metode ini siswa-siswa diajak mengunjungi tempat-
tempat tertentu di luar sekolah. Tempat-tempat yang akan
dikunjungi dan hal-hal yang perlu diamati telah direncanakan
terlebih dahulu, dan setelah kegiatan siswa diminta membuat
laporan.
9. Metode Sistem Regu (Team Teaching)
Metode sistem regu (team teaching), merupakan metode
mengajar dua orang guru atau lebih bekerjasama mengajar sebuah
kelompok siswa, jadi kelas dihadapi beberapa guru. Sistem regu
banyak macamnya, sebab untuk satu regu tidak senantiasa guru
secara formal saja, tetapi dapat melibatkan orang-orang luar yang
dianggap perlu sesuai dengan keahlian yang kita butuhkan.
18
peran tertentu dan melaksanakan peran tersebut serta
mendiskusikannya di kelas. (Ibrahim, 2003: 107).
11. Metode Simulasi
Metode simulasi, simulasi berasal dari kata simulate yang
artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah. Kata simulasition artinya
tiruan atau perbuatan yang pura-pura. Dengan demikian, simulasi
dalam metode mengajar dimaksud sebagai cara untuk menjelaskan
sesuatu (bahan pelajaran) melalui proses tingkah laku imitasi atau
bermain peran mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan seolah-
olah dalam keadaan yang sebenarnya.
20
Media video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal
dikombinasikan dengan gambar bergerak secara skuensial. Program
video dapat dimanfaatkan dalam program pembelajaran, karena dapat
memberkan pengalaman yang tidak terduga kepada siswa, selain itu juga
program video dapat dikombinasikan dengan animasi dan pengaturan
kecepatan untuk mendemontrasikan perubahan dari waktu ke waktu.
Kemampuan memvisualisasikan metari terutama efektif untuk membantu
menyampaikan materi yang bersifat dinamis. Materi yang memerlukan
visualisasi yang mendemontrasikan hal-hal seperti gerakan motorik
tertentu, ekspresi wajah maupun suasana lingkungan tertentu adalah
paling baik disajikan melalui pemanfaatan teknologi video. Misalnya
tentang perubahan kepompong menjadi kupu-kupu, akan terlihat detail
dan dramatis kalau hal itu divisualisasikan lewat teknologi video.
Video merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk
membantu proses pembelajaran, baik untuk pembelajaran massal,
individual, maupun berkelompok. Pada pembelajaran yang bersifat
massal (mass instruction), manfaat kaset video sangat nyata. Ukuran
tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai kebutuhan, yaitu
dengan cara mengatur jarak antara layar untuk tampilan dengan alat
pemutar kaset (video player).
Video juga merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan
tuntas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung. Disamping
itu video menambah satu dimensi baru terhadap pembelajaran, hal ini
karena karakteristik teknologi video yang dapat menyajikan gambar
bergerak pada siswa, disamping suara yang menyertainya. Sehingga,
siswa merasa berada disuatu tempat yang sama dengan program yang
ditanyangkan video. Oleh karena itu suatu materi yang telah direkam
dalam bentuk video dapat digunakan baik untuk pembelajaran tatap muka
(langsung) maupun jarak jauh tanpa kehadiran guru. Maka dari itu
teknologi video banyak digunakan sabagai salah satu alat pembelajaran
utama dalam sistem pendidikan, terutama di Negaranegara maju.
Keuntungan menggunakan media video antara lain :
21
1). Ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan.
2). Video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan
lugas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung.
3). Video menambah dimensi baru terhadap pembelajaran.
22
Dengan melihat profil perilaku dan pribadinya maka remaja adalah
masa yang tepat untuk diberi pembelajaran yang mengenai keterampilan
gerak dan melatih keseimbangan, kelincahan dan kelentukan tubuh
melalui gerakan senam.
2.1.10 Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu
hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu
diluar diri. Semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut, semakin
besar minat.
Suatu minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan
bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Siswa yang
memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan
perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Minat tidak dibawa
sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu
dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi
penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan
hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya.
23
menggunakan video pembelajaran pada roll depan senam lantai
diharapkan siswa terbantu dan mempermudah melakukan roll depan dan
termotivasi. Dengan adanya model pembelajaran yang baru dan lebih
mudah untuk dilaksanakan oleh siswa, jadi siswa lebih tertarik untuk
melakukan roll depan dan siswa paling tidak berkurang rasa takutnya
melakukan roll depan.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2). Tindakan-menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk siklus kegiatan untuk peserta
didik.
3). Kelas-dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik. Yang dimaksud dengan istilah kelas adalah
sekelompok peserta didik dalam waktu sama, menerima pelajaran yang sama
dan guru yang sama pula. Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi
(2009:3), penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
25
Dalam penelitian tindakan ini merupakan bentuk penelitian kolaboratif
dengan guru bidang studi penjasorkes dan guru kelas yang bersangkutan. Fungsi
dari guru bidang penjasorkes dan guru kelas yang bersangkutan adalah sebagai
pengamat atau observer dalam penelitian. Sedangkan peneliti bertugas sebagai
tenaga pengajar, sekaligus bertanggung jawab penuh atas tindakan penelitian
tersebut, dimana peneliti secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. ( Agus Kristiyanto.2010:55)
PTK terdiri atas empat tahap, yaitu planning (perencanaan), action (tindakan),
observasi (pengamatan), dan reflection (refleksi). Dalam bukunya, Agus
Kristiyanto (2010:55), empat tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Perencanaan adalah sebuah langkah yang paling awal, yaitu langkah untuk
merencanakan tindakan yang telah dipilih untuk memperbaiki keadaan. Pada
tahap perencanaan telah tertuang berbagai skenario untuk siklus yang
bersangkutan, terutama tentang hal-hal teknis terkait dengan rencana pelaksanaan
tindakan dan indikator-indikator pencapaian pada akhir siklusnya.
Tahap observasi adalah tahap mengamati kejadian yang ada pada saat
pelaksanaan tindakan. Observasi tidak mencatat semua kejadian, tetapi hanya
mencatat hal-hal penting yang perlu diamati dengan memanfaatkan lembar
26
observasi yang sudah disiapkan peneliti. pengamatan dilakukan pada saat
berlangsungnya pelaksanaan. Pencatatan dilakukan pada saat berlangsungnya
pelaksanaan. Pencatat dilakukan seketika dan tidak boleh ditunda, bahkan
pengamatan juga akan menghasilkan hasil analisis seketika. Data yang
dikumpulkan dapat berupa data kuatitatif ( hasil tes, kuis, presentasi, nilai tugas,
dan lain-lain ) atau data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias
siswa dan lain-lain.
Waktu penelitian selama empat bulan, yaitu mulai bulan Juli sampai
dengan bulan Oktober 2018. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua
siklus untuk melihat peningkatan kemampuan roll depan dalam pembelajaran
senam lantai melalui pendekatan Video. Setiap siklus satu kali pertemuan dengan
waktu pertemuan 3x45 menit. Waktu pelaksanaan tindakan dari pra siklus, siklus I
dan siklus II kegiatan tersebut dapat dilihat pada jadwal sebagai berikut :
27
No. Kegiatan pelaksanaan Waktu (bulan)
1. Persiapan penelitian Juni Juli Agustus September Oktober
1. Koordinasi peneliti dengan
kepala sekolah dan guru
mata pelajaran
3. Menyusun proposal
penelitian
4. Menyiapkan perangkat
pembelajaran dan
instrumen penelitian
5. Mengadakan simulasi
pelaksanaan tindakan
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus I
-Perencanaan
-Pelaksanaan
-Observasi
-Refleksi
b. Siklus II
-Perencanaan
-Pelaksanaan
-Observasi
-Refleksi
28
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil lokasi di kelas XI MIPA 7
SMA Negeri 6 Semarang dengan pertimbangan bahwa peneliti bertugas sebagai
guru praktikan di sekolah tersebut sebagai guru PJOK.
Jika pada siklus kedua sudah melebihi 75%, maka penelitian tersebut
berakhir pada siklus kedua. Sedangkan indikator ketercapaian pada siklus pertama
minimal 70%, jika pada siklus pertama nilai aktifitas siswa kurang dari 70% harus
29
mengulang di siklus pertama, dan dapat melanjutkan ke siklus kedua jika nanti
nilai siswa sudah melebihi 70%. Apabila pada siklus petama nilai aktifitas siswa
melampaui indikator ketercapaian siswa yaitu minimal 75%, maka penelitian
tidak dilanjutkan ke siklus kedua, dengan kata lain penelitian tersebut berakhir
pada siklus pertama.
Pada siklus pertama ini melakukan gerakan dasar pada senam lantai roll
depan tanpa menggunakan tahapan-tahapan.
1). Perencanaan dalam penelitian tindakan kelas sangat penting dalam proses
pembelajaran, karena di dalamnya terdapat hal-hal tentang pembelajaran.
2). Pembuatan skenario pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti membuat RPP
sebagai dasar skenario Pembelajaran dengan indikator gerak dasar senam lantai.
30
3.4.1.2 Tindakan (action)
3). Guru memerintahkan siswa untuk melakukan pemanasan lari tiga kali putaran
mengelilingi lapangan setelah itu pemanasan streaching. Di bagian pertama, guru
memberikan contoh gerakan pada senam lantai roll depan yang harus dilakukan
oleh siswa dalam pembelajaran inti. Setelah guru memberikan contoh siswa dapat
melakukan gerakan gerakan atau tahapan-tahapan pada roll depan sesuai dengan
contoh yang diberikan oleh guru. Siswa melakukan satu persatu, apabila siswa ada
kesalahan guru mengingatkan siswanya.
Dalam siklus kedua ini, ada perubahan pembelajaran yang diberikan oleh
guru penjasorkes. Perubahan yang terjadi yaitu pada siklus pertama, siswa
melakukan gerak dasar pada senam lantai roll depan tanpa menggunakan tahapan-
tahapan. Pada siklus kedua siswa melakukan menggunakan tahapan-tahapan yang
diberikan pada siswa yang terdapat di video visual.
31
3.4.2.1 Perencanaan (planning)
Dalam hal ini, peneliti membuat RPP yang sudah di rubah sebagai dasar
skenario pembelajaran dengan indikator-indikator gerakan pada senam lantai roll
depan.
2). Melakukan pengamatan aktifitas guru dalam pembelajaran gerak senam lantai
roll depan yang di lakukan oleh guru kolaborator/pengamat.
33
3.5.3 Lembar Observasi
34
Tabel 1
Lembar Observasi Aspek Psikomotorik Siswa
Psikomotor
Jumlah
No Nama Awal Inti Akhir
Nilai
1-25 1-50 1-25
Tabel 2
Lembar Observasi Aspek Afektif Siswa
Psikomotor
Tanggung Kerja Percaya Kebera Jumlah
No Nama Disiplin
Jawab Sama Diri nian Nilai
1-20 1-20 1-20 1-20 1-20
Tabel 3
Lembar Observasi Aspek Kognitif Siswa
Kognitif Jumlah
No Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai
BAB IV
38
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Siklus I
1) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mepersiapkan pembelajaran yang terdiri dari
rencana pelajaran 1, soal tes dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
Selain itu juga dipersiapkan lembar penilaian proses pembelajaran penjas
dengan roll depan.
2) Tahap Pelaksanaan/Tindakan
Siswa dibariskan dengan formasi 4 bersaf, guru memimpin berdoa
setelah itu dilakukan presensi, kemudian menjelaskan materi pelajaran
roll depan melalui media video.
Kegiatan berikutnya adalah pemanasan. Kemudian siswa dibagi
menjadi 4 kelompok kemudian siswa melakukan permainan estafet bola
Memasuki kegiatan inti, siswa melakukan roll depan. Guru
mengamati dan menilai proses pembelajaran siswa.
Selanjutnya Kegiatan penutup. Pada kegiatan penutup siswa
dikumpulkan untuk diadakan koreksi menyeluruh cara melakukan roll
depan yang benar, memberikan kesempatan pada siswa untuk Tanya
jawab, kemudian memberikan lembar angket siswa untuk diisi,
melakukan pendinginan, dilanjutkan berdoa untuk mengahiri pembelajaran
kemudian siswa dibubarkan.
3) Observasi
Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan
pendekatan video roll depan dilaksanakan cukup baik, walaupun peran
guru masih sangat dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan
karena model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa.
4) Refleksi
39
Dari hasil observasi dan diskusi dengan mitra peneliti didapat data
yang dapat dijadikan sebagai bahan refleksi pembelajaran siklus pertama,
yaitu sebagai berikut:
1. Berikan umpan balik (feed back), seperti pujian dan
penghargaan dari apa yang sudah dilakukan oleh siswa.
2. Berikan penjelasan dan contoh yang baik supaya siswa
lebih memahami materi yang sedang diajarkan.
3. Penggunaan media bidang miring untuk mempermudah
siswa melakukan guling depan terutama perempuan
40
80%
70%
60%
50%
Series1
40%
30%
20%
10%
0%
Lulus : Tidak Lulus :
Dari tabel pemahaman konsep gerak dalam roll depan pada siklus
I aspek kognitif diketahui bahwa siswa tergolong dalam kriteria tuntas
sebanyak 22 siswa atau sebanyak 61%, sedangkan yang belum tuntas
sebanyak 14 siswa atau sebanyak 39%.
41
Gambar 3. Diagram Data Pembelajaran Aspek Kognitif
70%
60%
50%
40% Series1
30%
20%
10%
0%
Lulus : Tidak Lulus :
Dari tabel pemahaman konsep gerak dalam roll depan pada siklus I
aspek Psikomotor diketahui bahwa siswa tergolong dalam kriteria tuntas
sebanyak 25 siswa atau sebanyak 69%, sedangkan yang belum tuntas
sebanyak 11 siswa atau sebanyak 31%.
42
Gambar 4. Diagram Data Pembelajaran Aspek Psikomotor
70%
60%
50%
40% Series1
30%
20%
10%
0%
Lulus : Tidak Lulus :
4.1.2 Siklus II
1) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mepersiapkan pembelajaran yang terdiri dari
rencana pelajaran, soal tes dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
Selain itu juga dipersiapkan lembar penilaian proses pembelajaran penjas
dengan roll depan.
2) Tahap Pelaksanaan/Tindakan
Siswa dibariskan dengan formasi 4 bersaf, guru memimpin berdoa
setelah itu dilakukan presensi, kemudian menjelaskan materi pelajaran
senam lantai roll depan melalui pendekatan video dan bidang miring.
Kegiatan berikutnya adalah pemanasan. Kemudian siswa dibagi
menjadi 4 kelompok kemudian siswa melakukan permainan estafet bola
Memasuki kegiatan inti, siswa melakukan roll depan dengan
bidang miring. Guru mengamati dan menilai proses pembelajaran siswa.
Selanjutnya Kegiatan penutup. Pada kegiatan penutup siswa
dikumpulkan untuk diadakan koreksi menyeluruh cara melakukan roll
depan yang benar, memberikan kesempatan pada siswa untuk Tanya
jawab, kemudian memberikan lembar angket siswa untuk diisi,
melakukan pendinginan, dilanjutkan berdoa untuk mengahiri pembelajaran
kemudian siswa dibubarkan.
43
3) Observasi
Pada siklus II, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan
pendekatan video dilaksanakan cukup baik, walaupun peran guru masih
sangat dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan karena model
tersebut masih dirasakan baru oleh siswa.
4) Refleksi
Dari hasil observasi dan diskusi dengan mitra peneliti didapat data
yang dapat dijadikan sebagai bahan refleksi pembelajaran siklus kedua,
yaitu sebagai berikut:
1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan
semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa
aspek yang belum sempurna tetapi persentasi
pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
2. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa
semangat dan aktif selama proses belajar berlangsung.
3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah
mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi
lebih baik.
4. Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan.
Dari tabel pemahaman konsep gerak dalam roll depan pada siklus
II aspek afektif diketahui bahwa siswa tergolong dalam kriteria tuntas
44
sebanyak 33 siswa atau sebanyak 92%, sedangkan yang belum tuntas
sebanyak 3 siswa atau sebanyak 8%.
100%
90%
80%
70%
60%
50% Series1
40%
30%
20%
10%
0%
Lulus : Tidak Lulus :
Dari tabel pemahaman konsep gerak dalam roll depan pada siklus
II aspek Kognitif diketahui bahwa siswa tergolong dalam kriteria tuntas
sebanyak 35 siswa atau sebanyak 97%, sedangkan yang belum tuntas
sebanyak 1 siswa atau sebanyak 3%.
Dari tabel pemahaman konsep gerak dalam roll depan pada siklus
II aspek Psikomotor diketahui bahwa siswa tergolong dalam kriteria tuntas
sebanyak 32 siswa atau sebanyak 89%, sedangkan yang belum tuntas
sebanyak 4 siswa atau sebanyak 11%.
46
90%
80%
70%
60%
50% Series1
40%
30%
20%
10%
0%
Lulus : Tidak Lulus :
4.2 Pembahasan
Pada aspek afektif ini, yang diamati adalah sikap dan perilaku
siswa selama mengikuti pembelajaran. Saat pembelajaran berlangsung,
peneliti mengamati tingkah laku yang dilakukan sati per satu siswa secara
bergantian. Sebagian besar siswa sudah menunjukkan perilaku yang baik
selama proses pembelajaran. Misalnya, siswa sudah datang tepat waktu
saat pembelajaran,memperhatikan setiap instruksi dan perintah yang
diberikan guru, menghargai sesama teman, dan sebagainya.
Siklus I Siklus II
Afektif
78 % 92 %
47
95%
90%
85%
Series1
80%
75%
70%
siklus 1 siklus 2
48
Tabel 11. Hasil Pembelajaran Aspek Kognitif
Siklus I Siklus II
Kognitif
61 % 97 %
100%
90%
80%
70%
60%
50% Series1
40%
30%
20%
10%
0%
siklus 1 siklus 2
Pada aspek psikomotor ini, yang diamati adalah unjuk kerja gerak
siswa selama mengikuti pembelajaran. Saat pembelajaran berlangsung,
49
peneliti mengamati setiap gerakan psikomotorik yang dilakukan oleh
siswa.
Siklus I Siklus II
Psikomotor
69 % 89 %
90%
80%
70%
60%
50% Series1
40%
30%
20%
10%
0%
siklus 1 siklus 2
51
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
52
LAMPIRAN
Lampiran 1. RPP
A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6 Menganalisis 3.6.1 Siswa mampu menganalisis gerakan roll
berbagai 3.6.2 depan
keterampilan 3.6.3 Siswa mampu menganalisis gerakan sikap
rangkaian gerak lilin
yang lebih kompleks Siswa mampu menganalisis kombinasi
dalam aktivitas rangkaian gerak roll depan dan sikap lilin
spesifik senam lantai
53
4.6 Mempraktikkan 4.6.1 Siswa mampu mempraktikkan hasil
hasil analisis analisis gerakan roll depan
berbagai 4.6.2 Siswa mampu mempraktikkan hasil
keterampilan analisi gerakan sikap lilin
rangkaian gerak 4.6.3 Siswa mampu mempraktikkan hasil
yang lebih kompleks analisis kombinasi rangkaian gerak roll
dalam aktivitas depan dan sikap lilin
spesifik senam lantai
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran Discovery bassed learning dengan
resiprocal tentang senam lantai (kombinasi rangkaian gerak roll depan dan
sikap lilin) maka peserta didik mampu memahami, menjelaskan,
mengidentifikasi, menganalisis dan kemudian menyajikan dalam unjuk
kerja hasil analisis kombinasi rangkaian gerak roll depan dan sikap lilin
D. Materi Pembelajaran
1. Senam lantai (kombinasi rangkaian gerak roll depan dan sikap lilin)
E. Pendekatan dan Model Pembelajaran
1. Pendekatan Scientific
2. Model Discovery bassed learning dengan resiprocal
F. Media Pembelajaran
1. gambar dan video gerakan roll depan dan sikap lilin
2. matras
3. halaman/lapangan
G. Sumber Belajar
1. Buku guru
2. Internet
o https://perpustakaan.id/senam-lantai-sikap-lilin/
o https://www.google.com/search?q=SIKAP+LILIN&client=firefox
o https://ciniacinau.wordpress.com/pengertian-senam-dan-jenis-
jenis-senam-lantai/
o (img:sabutkelapaberkaret.wordpress.com)
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pendahuluan (20 menit)
1. Sebelum pembelajaran dimulai guru sudah mengecek kondisi lapangan
dan mempersiapkan media pembelajaran.
2. Setelah siswa datang guru memberi instruksi membentuk barisan 2 bersaf
terkondisi dengan tertib sehingga guru mudah dalam menyampaikan
materi.
54
3. Guru memberikan salam, memimpin berdoa supaya diberi keselamatan
dalam melaksanakan pembelajaran kemudian menanyakan kabar siswa
apakah ada yang sakit dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa.
4. Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan, memotivasi dan
menyampaikan apersepsi awal pada garis besar cakupan materi tentang
menganalisis kombinasi rangkaian gerak roll depan dan sikap lilin.
5. Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai peserta didik setelah
proses pembelajaran disertai dengan penjelasan manfaat dari menganalisis
kombinasi rangkaian gerak roll depan dan sikap lilin.
6. Guru menjelaskan teknik penilaian kompetensi sikap spiritual sosial,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.
7. Peserta didik melakukan pemanasan umum meliputi pemanasan statis dan
dinamis dari bagian tubuh atas hingga bawah.
8. Melakukan pemanasan khusus (push up dan mencium lutut).
55
Gambar roll depan
Sumber: Preparation.Adrian Stan.MAG Floor.Floor.F.I.G Academy
Keterangan gambar:
1) Sikap awal berdiri dengan kedua kaki rapat, lalu letakkan kedua telapak
tangan diatas matras selebar bahu, di depan ujung kaki sejauh ± 50 cm.
2) Bengkokkan kedua tangan, lalu letakkan pundak di atas matras dan kepala
dilipat sampai dagu menempel bagian dada.
3) Selanjutnya dengan berguling ke depan, yaitu saat panggul menyentuh
matras lipat kedua kaki dan pegang tulang kering dengan kedua tangan
menuju ke posisi jongkok
56
2) Harus tidur terlentang dan kedua kaki lurus rapat, sedangkan kedua tangan
lurus berada di samping kanan dan kiri.
3) Padangan lurus keatas, setelah itu angkat kedua kaki dan pinggul bantu
menggunakan tangan untuk dorongan kaki ke atas.
4) Kaki harus rapat dengan didorong menggunakan tangan yang berbentuk
seperti siku. Pastikan jika kaki dan pinggul Anda lurus, setelah itu jaga
keseimbangannya.
Saat melakukan pendaratan atau menurunkan kaki harus pelan pelan, hal
tersebut agar tidak terjadi cedera.
57
secara singkat serta tanggapan dan membenarkan jika ada kesalahan
sehingga tercipta persamaan persepsi dari seluruh peserta didik.
13. Peserta didik memaparkan hasil diskusi dihadapan teman-temannya.
3. Penutup (10 menit)
1. Setelah selesai melakukan kegiatan inti siswa diminta berkumpul kembali
untuk melakukan pendinginan dengan posisi 4 bersaf.
2. Guru memimpin pendinginan di depan.
3. Guru menginformasikan kepada peserta didik untuk mempelajari materi
yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
4. Dilanjutkan dengan berdoa sebagai bentuk rasa syukur atas kelancaran
pembelajaran, salam penutup dan siswa dipersilahkan kembali ke kelas
dengan rapi.
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a) Penilaian Sikap : Observasi / Pengamatan
b) Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis dan penugasan
c) Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja Keterampilan gerak
2. Bentuk Penilaian
a)Observasi : Lembar pengamatan / Jurnal Aktivitas
siswa
b) Tes tertulis dan penugasan : Lembar Kerja / Modul
c) Unjuk Kerja : Rubrik penilaian unjuk kerja
58
Media Pembelajaran
ROLL DEPAN
59
SIKAP LILIN
60
Lembar Kerja Kelompok
Nama kelompok :
Anggota :
3. sikap lilin
4. kombinasi
Nama :
Kelas :
No. Absen :
61
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
INSTRUMEN PENILAIAN
1. INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP
62
1) Sikap yang menjadi fokus adalah sikap disiplin, bertanggung jawab,
kerjasama, jujur dan proaktif pada siswa
2) Untuk penilaian sikap akan di lihat rerata dari kelima aspek penilaian sikap
yang hasilnya akan dicatat dalam jurnal sebagai berikut
Catatan
Har Nama Kelas Kejadian Keterangan
Butir Sikap + - Tindak
i/ Siswa / No Penting /
Lanjut
Tgl Perilaku
3) Hasil penilaian sikap dalam jurnal akan direkap dalam satu semester dan
diserahkan ke wali kelas, untuk dipertimbangkan dalam penilaian sikap
dalam rapor (menunjang penilaian sikap dari guru PAI dan guru PPKN).
No JAWABAN
2. 1) Sikap awal berdiri dengan kedua kaki rapat, lalu letakkan kedua
telapak tangan diatas matras selebar bahu, di depan ujung kaki sejauh ±
50 cm.
2) Bengkokkan kedua tangan, lalu letakkan pundak di atas matras dan
kepala dilipat sampai dagu menempel bagian dada.
3) Selanjutnya dengan berguling ke depan, yaitu saat panggul menyentuh
matras lipat kedua kaki dan pegang tulang kering dengan kedua tangan
menuju ke posisi jongkok
63
3. 1) Harus tidur terlentang dan kedua kaki lurus rapat, sedangkan kedua
tangan lurus berada di samping kanan dan kiri.
2) Padangan lurus keatas, setelah itu angkat kedua kaki dan pinggul bantu
menggunakan tangan untuk dorongan kaki ke atas.
3) Kaki harus rapat dengan didorong menggunakan tangan yang
berbentuk seperti siku.
4) Pastikan jika kaki dan pinggul lurus, setelah itu jaga keseimbangannya.
Saat melakukan pendaratan atau menurunkan kaki harus pelan pelan,
hal tersebut agar tidak terjadi cedera.
PEDOMAN PENSKORAN
Skor Keterangan
4 jika siswa mampu menjawab pertanyaan dengan benar dan runtut
3 jika siswa mampu menjawab pertanyaan dengan benar tapi tidak runtut
2 jika siswa mampu menjawab 2 urutan pola gerak
1 jika siswa menjawab tetap salah
Skorperolehan
NILAI AKHIR = Skormaksimum X 100
Kriteria Skor
Skor 4, jika peserta didik melakukan seluruh gerakan dengan urut dan benar
Skor 3, jika peserta didik melakukan seluruh gerakan dengan urut dan beberapa
benar
Skor 2, jika peserta didik melakukan beberapa gerakan dengan urut dan beberapa
benar
Skor 1, jika peserta didik melakukan semua gerakan dengan tidak urut dan tidak
benar
65
Lampiran 2. Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Penilaian ()
No Objek yang diamati
Baik Kurang
1 Minat belajar siswa ketika melakukan pembelajaran
7 Kedisiplinan siswa
66
Lampiran 3. Angket Siswa
ANGKET SISWA
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Alternatif Jawaban
No. Faktor yang Dinilai
SS S TS STS
1. Saya merasa pembelajaran yang diberikan guru
menyenangkan
2. Saya merasa tertarik untuk bisa Roll Depan
3. Saya kecewa seandainya pelajaran ini kosong
4. Saya selalu memperhatikan pembelajaran Roll depan
yang diberikan oleh guru
5. Saya suka dan senang olahraga Roll Depan walaupun
teman-teman tidak menyukainya
6. Saya suka pembelajaran Roll depan jika dalam
pembelajarannya terdapat permainan
7. Saya selalu mengikuti aktivitas pembelajaran roll
depan yang diadakan di sekolah
8. Saya selalu mengikuti aktivitas pembelajaran roll
depan dengan sungguh-sungguh
9. Saya selalu mengawali aktivitas roll depan dengan
pemanasan terlebih dahulu
10 Saya selalu mengikuti aktivitas pembelajaran roll
depan
11. Saya dapat memahami penjelasan dari guru
12. Saya menemukan hal-hal baru yang menyenangkan
selama pelajaran
13. Saya selalu menyenangi roll depan daripada
pembelajaran pendidikan jasmani lainnya
14. Saya dapat melakukan tes evaluasi yang diberikan
guru
15. Saya dapat melihat nilai evaluasi
67
Lampiran 4. Hasil Penilaian Afektif ( Siklus I )
Indikator Penilaian
68
Lampiran 5. Hasil Penilaian Kognitif ( Siklus I )
KELAS : XI MIPA 7
Analisis
No Nama L/P Jawaban Nilai Keterangan
1 2
1 Agia Eiriny Destyningtyas P 4 4 80 Lulus
2 Ardina Yuka Rachmadea P 4 3 70 Tidak Lulus
3 Ariana Nanindya Firdaus P 4 3 70 Tidak Lulus
4 Arifa Marsanda Widyandini* P 4 3 70 Tidak Lulus
5 Ario Dewanto L 5 4 90 Lulus
6 Arjuna Cahya Putra L 5 4 90 Lulus
7 Clarissa Audria P 4 4 80 Lulus
8 Cornelius Bagus Abimanyu Budi Satrio L 5 4 90 Lulus
9 Dewy Qurnelia* P 4 4 80 Lulus
10 Diana Oktavia P 3 4 70 Tidak Lulus
11 Eurico Aprizza Wirapratama L 5 4 90 Lulus
12 Fawwas Rewijdan Yonanda L 5 4 90 Lulus
13 Febi Shinta Yulianti* P 4 4 80 Lulus
14 Festia Badra Hartanti P 4 4 80 Lulus
15 Heni Susanti* P 3 3 60 Tidak Lulus
16 Isaf Tibri Salsabilla* P 5 3 80 Lulus
17 Julia Cahya Putri Yuwono P 4 3 70 Tidak Lulus
18 Kelvin Ardian Al-Ghaffar L 5 3 80 Lulus
19 Luthfia Desty Wulandari P 3 3 60 Tidak Lulus
20 Muhammad Bagus Alauddin L 5 3 80 Lulus
21 Muhammad Bahar Adiansyah Wibawa* L 5 3 80 Lulus
22 Muhammad Chandra Maulana L 5 4 90 Lulus
23 Muhammad Ihza Mahendra* L 4 4 80 Lulus
24 Novrizal Muhamad L 5 4 90 Lulus
25 Novy Putri Eviliansa* P 4 3 70 Tidak Lulus
26 Nur Akhmad Afdholi L 4 4 80 Lulus
27 Rochmatin Alfiatur Rochmaniyah P 4 3 70 Tidak Lulus
28 Rosalinda Nurhidayah P 4 4 80 Lulus
29 Rosica Inawaty P 4 4 80 Lulus
30 Sri Wahyuni Luthfi Hapsari P 3 4 70 Tidak Lulus
31 Stella Jehovani Ratna Mourina P 3 3 60 Tidak Lulus
32 Syarifah Sundus Fitria P 4 3 70 Tidak Lulus
33 Tri Mayang Sari* P 4 3 70 Tidak Lulus
34 Wanda Amalia Damayanti P 3 3 60 Tidak Lulus
35 Widya Cinta Kinanthi P 5 3 80 Lulus
36 Zaki Nur Fauzaan L 5 3 80 Lulus
Keterangan :
Lulus : 75%
Tidak Lulus : 25%
69
Lampiran 6. Hasil Penilaian Psikomotor ( Siklus I )
KELAS : XI IPA 7
Penilaian (Ö)
No Nama L/P Skor Nilai Keterangan
A B C
1 Agia Eiriny Destyningtyas P 1 0 0 1 33,33333 Tidak lulus
2 Ardina Yuka Rachmadea P 1 0 0 1 33,33333 Tidak lulus
3 Ariana Nanindya Firdaus P 1 0 0 1 33,33333 Tidak lulus
4 Arifa Marsanda Widyandini* P 1 1 0 2 66,66667 Tidak lulus
5 Ario Dewanto L 1 1 1 3 100 Lulus
6 Arjuna Cahya Putra L 1 1 1 3 100 Lulus
7 Clarissa Audria P 1 1 1 3 100 Lulus
8 Cornelius Bagus Abimanyu Budi Satrio L 1 1 1 3 100 Lulus
9 Dewy Qurnelia* P 1 1 1 3 100 Lulus
10 Diana Oktavia P 1 1 0 2 66,66667 Tidak lulus
11 Eurico Aprizza Wirapratama L 1 1 1 3 100 Lulus
12 Fawwas Rewijdan Yonanda L 1 1 1 3 100 Lulus
13 Febi Shinta Yulianti* P 1 1 1 3 100 Lulus
14 Festia Badra Hartanti P 1 1 1 3 100 Lulus
15 Heni Susanti* P 1 1 0 2 66,66667 Tidak lulus
16 Isaf Tibri Salsabilla* P 1 1 1 3 100 Lulus
17 Julia Cahya Putri Yuwono P 1 1 0 2 66,66667 Tidak lulus
18 Kelvin Ardian Al-Ghaffar L 1 1 1 3 100 Lulus
19 Luthfia Desty Wulandari P 1 1 0 2 66,66667 Tidak lulus
20 Muhammad Bagus Alauddin L 1 1 1 3 100 Lulus
21 Muhammad Bahar Adiansyah Wibawa* L 1 1 1 3 100 Lulus
22 Muhammad Chandra Maulana L 1 1 1 3 100 Lulus
23 Muhammad Ihza Mahendra* L 1 1 1 3 100 Lulus
24 Novrizal Muhamad L 1 1 1 3 100 Lulus
25 Novy Putri Eviliansa* P 1 1 1 3 100 Lulus
26 Nur Akhmad Afdholi L 1 1 1 3 100 Lulus
27 Rochmatin Alfiatur Rochmaniyah P 1 1 1 3 100 Lulus
28 Rosalinda Nurhidayah P 1 1 1 3 100 Lulus
29 Rosica Inawaty P 1 1 1 3 100 Lulus
30 Sri Wahyuni Luthfi Hapsari P 1 0 0 1 33,33333 Tidak lulus
31 Stella Jehovani Ratna Mourina P 1 1 0 2 66,66667 Tidak lulus
32 Syarifah Sundus Fitria P 1 1 0 2 66,66667 Tidak lulus
33 Tri Mayang Sari* P 1 1 1 3 100 Lulus
34 Wanda Amalia Damayanti P 1 1 1 3 100 Lulus
35 Widya Cinta Kinanthi P 1 1 1 3 100 Lulus
36 Zaki Nur Fauzaan L 1 1 1 3 100 Lulus
Keterangan :
Lulus : 69%
Tidak Lulus : 31%
70
Lampiran 7. Hasil Penilaian Afektif ( Siklus II )
KELAS : XI MIPA 7
Indikator Penilaian
71
Lampiran 8. Hasil Penilaian Kognitif ( Siklus II )
KELAS : XI MIPA 7
N Analisis Jawaban
Nama L/P Nilai Keterangan
o 1 2
1 Agia Eiriny Destyningtyas P 5 4 9 Lulus
2 Ardina Yuka Rachmadea P 5 3 8 Lulus
3 Ariana Nanindya Firdaus P 5 3 8 Lulus
4 Arifa Marsanda Widyandini* P 5 4 9 Lulus
5 Ario Dewanto L 5 5 10 Lulus
6 Arjuna Cahya Putra L 5 4 9 Lulus
7 Clarissa Audria P 5 4 9 Lulus
8 Cornelius Bagus Abimanyu Budi Satrio L 5 5 10 Lulus
9 Dewy Qurnelia* P 5 4 9 Lulus
10 Diana Oktavia P 4 4 8 Lulus
11 Eurico Aprizza Wirapratama L 5 4 9 Lulus
12 Fawwas Rewijdan Yonanda L 5 4 9 Lulus
13 Febi Shinta Yulianti* P 4 4 8 Lulus
14 Festia Badra Hartanti P 4 4 8 Lulus
15 Heni Susanti* P 4 3 7 Tidak Lulus
16 Isaf Tibri Salsabilla* P 5 3 8 Lulus
17 Julia Cahya Putri Yuwono P 5 3 8 Lulus
18 Kelvin Ardian Al-Ghaffar L 5 3 8 Lulus
19 Luthfia Desty Wulandari P 4 4 8 Lulus
20 Muhammad Bagus Alauddin L 5 4 9 Lulus
21 Muhammad Bahar Adiansyah Wibawa* L 5 4 9 Lulus
22 Muhammad Chandra Maulana L 5 4 9 Lulus
23 Muhammad Ihza Mahendra* L 5 5 10 Lulus
24 Novrizal Muhamad L 4 5 9 Lulus
25 Novy Putri Eviliansa* P 4 4 8 Lulus
26 Nur Akhmad Afdholi L 4 5 9 Lulus
27 Rochmatin Alfiatur Rochmaniyah P 5 5 10 Lulus
28 Rosalinda Nurhidayah P 4 4 8 Lulus
29 Rosica Inawaty P 4 4 8 Lulus
30 Sri Wahyuni Luthfi Hapsari P 4 4 8 Lulus
31 Stella Jehovani Ratna Mourina P 4 4 8 Lulus
32 Syarifah Sundus Fitria P 4 4 8 Lulus
33 Tri Mayang Sari* P 5 3 8 Lulus
34 Wanda Amalia Damayanti P 5 4 9 Lulus
35 Widya Cinta Kinanthi P 5 4 9 Lulus
36 Zaki Nur Fauzaan L 5 4 9 Lulus
Keterangan :
Lulus : 97%
Tidak Lulus : 3%
72
KELAS : XI IPA 7
N Penilaian (Ö)
Nama L/P Skor Nilai Keterangan
o A B C
1 Agia Eiriny Destyningtyas P 1 1 1 3 100 Lulus
2 Ardina Yuka Rachmadea P 1 1 1 3 100 Lulus
3 Ariana Nanindya Firdaus P 1 1 0 2 66,66667 Tidak lulus
4 Arifa Marsanda Widyandini* P 1 1 1 3 100 Lulus
5 Ario Dewanto L 1 1 1 3 100 Lulus
6 Arjuna Cahya Putra L 1 1 1 3 100 Lulus
7 Clarissa Audria P 1 1 1 3 100 Lulus
8 Cornelius Bagus Abimanyu Budi Satrio L 1 1 1 3 100 Lulus
9 Dewy Qurnelia* P 1 1 1 3 100 Lulus
10 Diana Oktavia P 1 1 0 2 66,66667 Tidak lulus
11 Eurico Aprizza Wirapratama L 1 1 1 3 100 Lulus
12 Fawwas Rewijdan Yonanda L 1 1 1 3 100 Lulus
13 Febi Shinta Yulianti* P 1 1 1 3 100 Lulus
14 Festia Badra Hartanti P 1 1 1 3 100 Lulus
15 Heni Susanti* P 1 1 0 2 66,66667 Tidak lulus
16 Isaf Tibri Salsabilla* P 1 1 1 3 100 Lulus
17 Julia Cahya Putri Yuwono P 1 1 1 3 100 Lulus
18 Kelvin Ardian Al-Ghaffar L 1 1 1 3 100 Lulus
19 Luthfia Desty Wulandari P 1 1 1 3 100 Lulus
20 Muhammad Bagus Alauddin L 1 1 1 3 100 Lulus
21 Muhammad Bahar Adiansyah Wibawa* L 1 1 1 3 100 Lulus
22 Muhammad Chandra Maulana L 1 1 1 3 100 Lulus
23 Muhammad Ihza Mahendra* L 1 1 1 3 100 Lulus
24 Novrizal Muhamad L 1 1 1 3 100 Lulus
25 Novy Putri Eviliansa* P 1 1 1 3 100 Lulus
26 Nur Akhmad Afdholi L 1 1 1 3 100 Lulus
27 Rochmatin Alfiatur Rochmaniyah P 1 1 1 3 100 Lulus
28 Rosalinda Nurhidayah P 1 1 1 3 100 Lulus
29 Rosica Inawaty P 1 1 1 3 100 Lulus
30 Sri Wahyuni Luthfi Hapsari P 1 1 0 2 66,66667 Tidak lulus
31 Stella Jehovani Ratna Mourina P 1 1 1 3 100 Lulus
32 Syarifah Sundus Fitria P 1 1 1 3 100 Lulus
33 Tri Mayang Sari* P 1 1 1 3 100 Lulus
34 Wanda Amalia Damayanti P 1 1 1 3 100 Lulus
35 Widya Cinta Kinanthi P 1 1 1 3 100 Lulus
36 Zaki Nur Fauzaan L 1 1 1 3 100 Lulus
Keterangan :
Lulus :89%
Tidak Lulus : 11%
Lampiran 10 .Dokumentasi
73
Siklus 1
Pemanasan
74
Penerapan Model Pembelajaran
Penilaian Siklus 1
75
Evaluasi
Siklus II
76
Pengisian Lembar Kuesioner
77
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuni, Sri. dkk. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Jakarta:
Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional
78