Anda di halaman 1dari 57

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMPN 13
KABUPATEN KAUR PROVINSI BENGKULU

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH:
SHAHID MULYA AKBAR
NPM.20210028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KOMPUTER FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS DEHASEN
BENGKULU
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE


STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMPN 13
KABUPATEN KAUR PROVINSI BENGKULU

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH

SHAHID MULYA AKBAR


NPM. 20210028

Telah disetujui dan disahkan


Oleh Dosen Pembimbing untuk diseminarkan

Pembimbing 1, Pembimbing 2,

Dra. Asnawati, S.Kom.,M.Kom Jumiati Siska, M.TPd


NIDN. 0221066601 NIDN. 0216128801

Bengkulu, 9 November 2023

Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Komputer
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Dehasen Bengkulu

Fadlul Amdhi Yul, S.Pd., M.Pd.T


NIK. 1703169

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE


STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMPN 13
KABUPATEN KAUR PROVINSI BENGKULU

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH

SHAHID MULYA AKBAR


NPM. 20210028

Telah disetujui dan disahkan


Oleh Dosen Penguji untuk Penelitian

SUSUNAN DEWAN PENGUJI


No Nama dan Kedudukan Tanda Tangan Tanggal

Bengkulu, 6 November 2023


Mengetahui
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Dehasen Bengkulu

Dra. Asnawati, S.Kom., M.Kom


NIK. 1703007

iii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat dan hidayah-

Nya, penulis mampu menyelesaikan proposal skripsi ini sebagai salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program

Studi Pendidikan Komputer FKIP Universitas Dehasen Bengkulu dengan judul:

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement

Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK) Kelas VII di SMPN 13 Kabupaten Kaur

Provinsi Bengkulu. Penulis menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini

masih terdapat kekurangan di dalamnya. Karena itu, segala saran dan kritik yang

sifatnya konstruktif sangat penulis harapkan.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan proposal skripsi ini

tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai

pihak, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis

ucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Husaini, SE., M.Si., AK., CA., CRP selaku Rektor Universitas

Dehasen Bengkulu.

2. Ibu Dra. Asnawati, S.Kom., M.Kom, selaku Dekan sekaligus Dosen

Pembimbing 1 FKIP Universitas Dehasen Bengkulu atas semua kebijakannya.

3. Bapak Fadlul Amdhi Yul, M.Pd.T selaku Ketua Prodi Pendidikan Komputer.

4. Ibu Jumiati Siska, M.TPd selaku Dosen Pembimbing 2 Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Dehasen Bengkulu.

iv
5. Seluruh dosen Program Studi S1 Pendidikan Komputer FKIP Universitas

Dehasen Bengkulu yang telah memberikan ilmu dan informasi sehingga

memberikan sumbangan pengayaan teori dalam penulisan proposal skripsi ini.

6. Seluruh staf administrasi FKIP Universitas Dehasen Bengkulu yang telah

bersusah payah memberikan pelayanan kepada mahasiswa demi untuk

kelancaran dalam penyusunan proposal skripsi ini.

7. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Komputer FKIP

Universitas Dehasen Bengkulu Angkatan 2020 yang telah membantu, berupaya

motivasi dan doa kepada penulis.

8. Semua pihak yang telah berjasa dalam penyusunan proposal skripsi ini yang

tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Atas segalanya semoga semua amalnya bernilai ibadah di sisi Allah SWT.

dan semoga karya ini bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin.

Bengkulu, 6 November 2023

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
DAFTAR BAGAN........................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 3
C. Batasan Masalah ........................................................................... 3
D. Rumusan Masalah ......................................................................... 3
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
1. Manfaat Teoritis ............................................................................ 4
2. Manfaat Praktis ............................................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI


A. Deskripsi Teori ............................................................................. 5
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ..................................................... 12
C. Kerangka Berpikir......................................................................... 14
D. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 17
1. Tempat Penelitian ................................................................... 17
2. Waktu Penelitian ..................................................................... 17
B. Metode Penelitian ......................................................................... 17

vi
C. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 17
D. Populasi dan Sampel ..................................................................... 19
1. Populasi ................................................................................... 19
2. Sampel .................................................................................... 20
E. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 21
F. Teknik Analisis Data .................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Penelitian Relevan ...................................................................... 12

Tabel 2. Hasil Penelitian Relevan ...................................................................... 13

Tabel 3. Hasil Penelitian Relevan ...................................................................... 14

Tabel 4. Indikator Hasil Belajar (Y) .................................................................. 19

Tabel 5. Alternatif Jawaban Angket Skala Dikotomis ....................................... 22

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ................ 15

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Angket Kuesioner

Lampiran 2. Materi Pembelajaran

Lampiran 3. Soal Angket Kuesioner

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

SMPN 13 Kaur terletak di Desa Awat Mata Kecamatan Semidang

Gumay Kabupaten Kaur, mulai berdiri pada tahun 1996, pada awal berdiri

gedung sekolah masih dalam pembangunan, untuk sementara tempat belajar

dari tahun 1996-1998 masih memakai gedung sekolah Sekolah Dasar Negeri

Awat Mata dengan jumlah siswa pertama sebanyak 36 orang dengan nama

SMPN 5 Kaur Tengah Kecamatan Kaur Tengah Kabupaten Bengkulu Selatan

karena waktu itu Kabupaten belum mengalami pemekaran sehingga semua

administrasi dan urusan masih di Bengkulu Selatan. Pada tahun 1998 bangunan

Gedung SMP telah selesai sekaligus diresmikan dan pemindahan proses belajar

dan mengajar ke Gedung baru SMPN 5 Kaur Tengah, pada tahun 2005

kabupaten mengalami permekaran, sehingga setelah permekaran Kabupaten

Bengkulu Selatan menjadi Kabupaten Kaur dan permekaran kecamatan dari

Kecamatan Kaur Tengah menjadi Kecamatan Semidang Gumay. Pada tahun

2006-2015 SMPN 5 Kaur Tengah berganti menjadi SMPN 1 Semidang

Gumay, dan pada tahun 2015 mengalami perubahan menjadi SMPN 13 Kaur

sampai dengan sekarang

Seiring berkembangnya jaman, segala aspek dalam kehidupan baik di

bidang sosial, budaya, ekonomi, seni dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) juga ikut semakin berkembang. Perkembangan dalam bidang TIK

merupakan yang paling pesat pada era saat ini. Dilansir dari WIKIPEDIA, TIK

1
2

mencakup dua aspek yaitu Teknologi informasi dan Teknologi komunikasi.

Teknologi informasi yaitu segala hal yang berkaitan dengan proses,

penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi,

Sedangkan Teknologi komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan

penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari satu

perangkat ke perangkat lainnya. Jadi, Teknologi Informasi dan Komunikasi

mempunyai arti yaitu terdapat penemuan pengolahan data yang menghasilkan

informasi, dimana informasi tersebut dapat disebarluaskan dengan cepat dan

memiliki masa penyimpanan yang lama. Pengertian lain dari TIK adalah

beragam set alat teknologi dan sumber daya yang digunakan dalam

berkomunikasi serta menciptakan, menyebarkan, menyimpan dan mengelola

informasi (Irkham Abdaul Huda, 2020).

Berdasarkan hasil observasi pra-penelitian pada tanggal 27 Oktober 2023

di SMPN 13 Kaur dan hasil wawancara dengan tenaga pendidik mata pelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMPN 13 Kaur, menemukan

permasalahan dalam proses pembelajaran yaitu siswa yang lamban dalam

memahami materi pembelajaran. Ada beberapa peserta didik yang kurang

konsentrasi, ngobrol dan kurang memperhatikan materi yang disampaikan saat

pembelajaran berlangsung, yang berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa.

Hal ini dimungkinkan karena proses pembelajaran yang berlangsung secara

monoton yang mengakibatkan kurangnya motivasi siswa dalam belajar, peserta

didik yang kurang aktif serta cenderung pasif selama pembelajaran

berlangsung, sehingga pembelajaran di kelas berjalan kurang optimal.


2

Rendahnya mutu pendidikan bisa dilihat dari sebagian siswa yang

memperoleh nilai tinggi namun kurang mampu dalam menerapkan

pengetahuan. Adapun rendahnya hasil belajar siswa disebabkan siswa yang

kesulitan dalam memahami materi pembelajaran serta kurangnya motivasi

yang disebabkan kebiasaan belajar yang kurang baik. Banyak faktor yang

menyebabkan rendahnya hasil belajar diantaranya adalah kurangnya keaktifan

siswa dalam proses belajar dan kurangnya guru dalam merancang dan

melaksanakan pembelajaran menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya

hasil belajar siswa (Tasya & Abadi, 2019).

Kurangnya minat belajar juga menjadi salah satu masalah utama dalam

pembelajaran di kelas. Hal ini bisa disebabkan berbagai faktor, seperti

kurangnya motivasi, metode pembelajaran kurang menarik, ataupun kurangnya

relevansi materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa. Ketika

siswa tidak memiliki minat belajar yang kuat, proses pembelajaran menjadi

lebih sulit dan hasil yang dicapai kurang optimal (Miela Baisuni, 2023)

Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran

siswa dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa secara heterogen.

Untuk menguasai materi dan bekerja sama dalam kelompok. Student Team

Achievement Division (STAD) yaitu mengerjakan sesuatu secara bersama-sama

dengan saling membantu satu dengan yang lain sebagai satu tim (Wulandari,

2022)

Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. yang dimana siswa


2

ditempatkan dalam kelompok belajar yang beranggotakan empat orang secara

campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru

menyajikan pelajaran selanjutnya siswa bekerja dalam tim dengan memastikan

bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Dan diakhiri

seluruh siswa akan mendapat kuis mengenai materi tersebut dengan catatan,

pada saat kuis mereka tidak boleh saling membantu (Sukerti, 2020)

Dalam hal ini, peneliti menggunakan media pembelajaran interaktif

berbasis Power Point dengan fungsi Hyperlink pada pembelajaran Teknologi

Informasi dan Komunikasi dalam materi pokok membuat dokumen sederhana

menggunakan Notepad. Media ini belum ada dan belum pernah digunakan

pada proses pembelajaran di SMPN 13 Kabupaten Kaur. Media pembelajaran

Power Point sangat efektif dalam penyampaian sebuah materi. Dalam

menyajikan sebuah materi, aplikasi Power Point dapat mengolah teks, gambar,

warna, tampilan dan animasi-animasi yang dapat disesuikan dengan kebutuhan

siswa (Putu Desta Pramesti et al., 2021). Peneliti berharap dengan

menggunakan media ini bisa memberikan dampak positif terhadap peningkatan

hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas peneliti mengangkat judul “Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD)

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas VII Di SMPN

13 Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu” dengan harapan penerapan model

pembelajaran tersebut dapat memberi pengaruh pada hasil belajar siswa

menjadi lebih baik.


3

B. Identifikasi Masalah

Dari hasil temuan peneliti, maka identifikasi masalahnya adalah sebagai

berikut:

1. Adanya siswa yang mengalami kesulitan dalam mengingat dan memahami

materi pembelajaran.

2. Siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran.

3. Hasil belajar siswa yang cenderung rendah.

4. Metode ajar klasik (ceramah) yang digunakan oleh guru cenderung tidak

sesuai dengan peserta didik.

5. Pembelajaran berpusat pada guru sehingga tidak adanya interaksi atau

timbal balik pada saat proses pembelajaran.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penelitian ini dibatasi pada

proses pembelajaran di kelas dan pengaruh guru dalam penggunaan metode

ajar terhadap hasil belajar siswa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang dapat

di ambil adalah:

1. Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

berpengaruh pada proses pembelajaran kelas VII di SMPN 13 Kabupaten

Kaur?
4

2. Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas VII di SMPN 13 Kabupaten

Kaur?

E. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dalam pembelajaran.

b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dari penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa kelas VII di SMPN 13

Kaur.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Pelaksanaan kegiatan belajar menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

b. Model pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, baik bagi guru

maupun siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

a) Dapat merangsang keaktifan siswa dalam pemebelajaran untuk

mengemukakan ide, pendapat dan saling bekerja sama dalam

sebuah kelompok.

b) Membantu mengatasi kesulitan pada siswa dalam memahami

materi pembelajaran, yang ikut berpengaruh pada hasil belajar

siswa.
4

b. Bagi guru

a) Model pembelajaran yang baru dan inovatif ikut berpengaruh pada

hasil belajar siswa.

b) Membantu guru dalam menanamkan sikap saling toleransi,

memotivasi dan saling membantu dalam sebuah kelompok pada

siswa.

c. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi seorang

guru dalam memilih metode ajar di dalam sebuah pembelajaran.


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Secara etimologi kata model berarti pola dari sesuatu yang akan

dibuat atau dihasilkan. Model itu sendiri dapat dipandang dari tiga jenis

kata yaitu: a) kata benda, sebagai kata benda model memiliki arti

sebagai representasi atau gambaran; b) kata sifat, sebagai kata sifat

model memiliki arti ideal, contoh, dan teladan. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) istilah model mengandung makna pola,

contoh, acuan, ragam, dan lain sebagainya dari sesuatu yang akan

dibuat atau dihasilkan; c) kata kerja, sebagai kata kerja model berarti

memperagakan, mempertunjukkan, dan memperlihatkan (Abas Asyafah

dalam Dasep Bayu Ahyar et al., 2021).

Model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

sengaja didesain atau dirancang dengan tujuan agar kegiatan belajar

mengajar dapat dilalui dan diterima dengan mudah oleh peserta didik.

Melalui kegiatan yang telah didesain dengan baik, anak belajar tidak

memiliki beban seolah mereka dipaksa belajarnya. Itu sebabnya model

pembelajaran dikelompokkan menjadi model yang bersifat

individualistic dan model pembelajaran kelompok. Selalin itu juga

model pembelajaran didesain memperhatikan tipe belajar anak, ada

5
6

yang bertipe visual dan ada pula yang bertipe auditif (Hamzah B. Uno

dkk. dalam Dasep Bayu Ahyar et al., 2021).

b. Fungsi Model Pembelajaran

Adapun fungsi model pembelajaran adalah:

1. Pedoman untuk para perancang pembelajaran dan pengajar dalam

merencanakan kegiatan pembelajaran.

2. Pedoman bagi dosen atau guru dalam melaksanakan pembelajaran

sehingga dosen/ guru bisa menentukan langkah dan segala sesuatu

yang dibutuhkan dalam pembelajaran.

3. Memudahkan para dosen/ guru dalam membelajarkan para muridnya

untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

4. Membantu peserta didik dalam memperoleh informasi, ide,

keterampilan, nilai-nilai, cara berfikir, dan belajar bagaimana untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

c. Ciri-ciri Model Pembelajaran

Menurut Rusman (dalam Dasep Bayu Ahyar et al., 2021) ciri-ciri

model pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan teori Pendidikan dan teori belajar tertentu (sebagai

contoh, model penelitian kelompok disusun oleh Herbert Thelen dan

berdasarkan teori John Dewey). Model ini dirancang untuk melatih

partisipasi dalam kelompok secara demokratis.


7

2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu. Seperti model

berpikir induktif dirancang guna mengembangkan proses berpikir

induktif.

3. Dapat dijadikan pedoman dalam perbaikan kegiatan pembelajaran di

kelas. Contohnya model Synectic dirancang untuk memperbaiki

kreativitas.

4. Memiliki perangkat bagian model (komponen model pembelajaran)

sintaks, adanya prinsip-prinsip reaksi, sistem sosial, sistem

pendukung.

5. Memiliki dampak sebagai akibat penerapan model pembelajaran

baik langsung maupun tidak langsung. Dampak tersebut meliputi

dampak pembelajaran yaitu hasil belajar yang dapat diukur, dan

dampak penggiring yaitu hasil belajar jangka panjang.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Kooperatif mengandung pengertian bekerja sama dalam mencapai

tujuan Bersama. Istilah pembelajaran kooperatif berasal dari bahasa

Inggris yaitu “Cooperative Learning”. Dalam sebuah kamus Inggris-

Indonesia, cooperative berarti kerjasama dan Learning berarti

pengetahuan atau pelajaran. Karena berhubungan dengan proses belajar

mengajar, maka istilah Cooperative Learning tersebut dirartikan dengan

pembelajaran kooperatif. Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah

prestasi belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima


8

berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan

sosial (Surur, M. dalam Harefa et al., 2022).

Nurulhayati dalam (Harefa et al., 2022) menyatakan pembelajaran

kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi

siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Model

pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis yang

menekankan pada konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan

dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan

temannya (K. Telaumbanua, dalam Harefa et al., 2022). Siswa secara

rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan

masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan

kelompok sejawat jadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif

(Harefa et al., 2022).

b. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif

Berikut ini ciri-ciri yang dimiliki oleh model pembelajaran

kooperatif, yaitu:

1. Siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajar.

2. Kelompok dibentuk oleh siswa secara heterogen.

3. Penghargaan berorientasi kepada kelompok ketimbang individu.


9

c. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif

Ada beberapa kelebihan pembelajaran kooperatif, yaitu:

1. Memberikan kesempatan kepada siswa dalam menggunakan

keterampilan bertanya dan membahas suatu permasalahan.

2. Memberikan kesempatan kepada siswa melakukan penyelidikan

tentang suatu masalah yang lebih intensif.

3. Mengembangkan bakat kepemimpinan dan keterampilan berdiskusi.

4. Siswa lebih aktif untuk berdiskusi.

5. Mengembangkan rasa saling menghargai dan menghormati pribadi

pada para siswa.

d. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Berikut merupakan kelemahan dalam pembelajaran kooperatif,

diantaranya yaitu:

1. Sangat sulit membentuk kelompok yang bisa bekerja sama secara

harmonis.

2. Tumbuhnya rasa fanatik dalam kelompok.

3. Ada anggota kelompok yang malas atau tidak ikut berkontribusi

dalam sebuah kelompok.

4. Banyak yang beranggapan akan menguntungkan siswa yang malas

karena hanya bergantung pada siswa yang lebih pandai.

Dari paparan diatas diketahui bahwa model pembelajaran

kooperatif memiliki kelebihan dan kelemahan yang perlu

dipertimbangkan kembali, dimana seorang guru harus mempunyai


10

kesiapan dalam menerapkan model pembelajaran tersebut. Kelebihan

dan kekurangan bisa menjadi poin dalam pemilihan model

pembelajaran, yang dimana itu diperlukan oleh seorang guru dalam

menyampaikan materi yang akan disampaikan.

3. Model Student Team Achievement Division (STAD)

a. Pengertian Model Pembelajaran STAD

Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model

pembelajaran siswa dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang

siswa secara heterogen. Untuk menguasai materi dalam menyelesaikan

tugas kelompok setiap anggota saling bekerja sama secara kolaboratif

dan membantu dalam memahami materi, serta membantu teman dalam

menguasai materi pembelajaran. Student Team Achievement Division

(STAD) yaitu mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling

membantu satu dengan yang lain sebagai satu tim (Wulandari, 2022)

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model

pembelajaran yang dapat mendorong aktivitas siswa dalam

mengemukakan pendapat, ide dan gagasan dalam pembelajaran

(Maulana dalam Wulandari 2022)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, pembelajaran kooperatif

tipe STAD adalah model pembelajaran yang dimana siswa belajar

dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa dengan tingkat

kemampuan berbeda, dalam menguasai maupun menyelesaikan materi

yang diajar. Setiap anggota kelompok bekerja sama secara kolaboratif


11

dalam memahami pelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban

teman, maupun kegiatan lainnya.

4. Hasil Belajar

a. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar adalah perolehan berubahnya tingkah laku yang

dimiliki dikarenakan suatu proses belajar (Sumilat, dalam Datu et al.,

2022). Dalam pembelajaran guru diharuskan dapat menciptakan

suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.

Pemilihan dan juga penggunaan metode ajar yang tepat dalam

pembelajaran dapat membuat daya serap siswa terhadap materi yang

sedang dipelajari meningkat. Maka dari itu hasil belajar ialah

kemampuan siswa dalam mengingat dan memahami materi yang

disampaikan oleh guru. Hasil belajar siswa adalah kemampuan siswa

dalam belajar dan mengingat berbagai hal serta dapat menyampaikan

pengetahuannya baik secara lisan maupun tulisan dalam sebuah ujian

atau tes (Aulia & Sontani dalam Datu et al, 2022). Dari hasil ujian

tersebut guru memperoleh informasi mengenai seberapa jauh siswa

telah memahami materi yang telah diajarkan sebelumnya (Datu et al.,

2022)
12

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Berikut beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan atau

berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Pritasari & Wilujeng (2020) berjudul

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk

meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar”.

Berdasarkan hasil penelitian dalam pembelajaran penjasorkes pada

siswa kelas VI SD Negeri 1 Busungbiu semester I tahun Pelajaran

2017/2018, disajikan pada table berikut

Tabel 1. Hasil Penelitian Relevan


Uraian Prasiklus Siklus I Siklus II

Jumlah 1692 1175 1275

Rata-rata 56 73 80

Daya Serap 56% 73% 80%

Ketuntasan Belajar 17% 63% 100%

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas

mengalami peningkatan dari hasil belajar prasiklus 56 menjadi 73 pada

siklus I dan meningkat pada siklus II menjadi 80. Sedangkan nilai daya

serap siswa juga meningkat dari 56% pada prasiklus meningkat menjadi

73% pada siklus I dan meningkat 80% pada siklus II. Ketuntasan belajar

juga mengalami peningkatan dari prasiklus 17%, meningkat menjadi 63%

pada siklus I kemudian menjadi 100% pada siklus II. Dapat disimpulkan

bahwa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam pada


13

siswa kelas VI SD Negeri 1 Busungbiu berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa.

2. Oleh Sukerti (2020) yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

Pada Siswa”.

Hasil dari penelitian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dalam pembelajaran matematika adapun sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil Penelitian Relevan


Uraian Pra siklus Siklus I Siklus II Peningkatan

Jumlah 1115 1175 1290 115

Rata-rata Kelas 59 62 68 6

Daya Serap 59% 62% 68% 6%

Ketuntasan Belajar 37% 58% 95% 37%

Dari table diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas, daya

serap dan ketuntasan belajar siswa terus meningkat dari pra siklus ke Siklus

I kemudian Siklus II. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam pembelajaran

matematika berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

3. Oleh I Made Suardiana (2021) berjudul “Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika”.

Hasil dari penelitian ini ialah dengan melakukan analisis terhadap

hasil setiap siklus penelitian, adapun hasil penelitian dapat dilihat sebagai

berikut.
14

Tabel 3. Hasil Penelitian Relevan


Uraian Prasiklus Siklus I Siklus II Peningkatan

Jumlah 740 820 890 70

Rata-rata 62 68 74 6

Daya Serap 62% 68% 74% 6%

Ketuntasan Belajar 33% 75% 100% 25%

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata, daya serap

dan ketuntasan belajar siswa terus meningkat dari prasiklus ke siklus I

kemudian ke siklus II. Kesimpulan dari hasil penelitian penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV di SD Negeri 2 Telaga.

C. Kerangka Berpikir

Menurut Sugiyono (dalam Edwardo, 2022) kerangka berfikir adalah

model konseptual mengenai bagaimana teori berhubungan dengan berbagai

faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X) yaitu

pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap

varabel terikat (Y) yaitu hasil belajar siswa.


15

Adapun kerangka berpikir digambarkan sebagai berikut:

Peneliti dan Guru Kelas

Siswa kelas VII B SMPN 13


Kaur

Pembelajaran Tanpa Pembelajaran Sudah


Menggunakan Model Menggunakan Model
Kooperatif Tipe STAD Kooperatif Tipe STAD

Evaluasi

Hasil

Gambar 1. Kerangka Berpikir Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.


16

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah pernyataan yang berupa dugaan tentang apa saja yang

diamati dalam usaha untuk memahaminya. Hipotesis adalah jawaban

sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha: Ada pengaruh dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi pokok membuat

dokumen sederhana menggunakan notepad di SMPN 13 Kaur tahun

pelajaran 2023/2024 Semester Genap.

Ho: Tidak ada pengaruh dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi pokok membuat

dokumen sederhana menggunakan notepad di SMPN 13 Kaur tahun

pelajaran 2023/2034 Semester Genap.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 13 Kaur, yang beralamatkan di

Jl. Raya Awat Mata, Kec. Semidang Gumay, Kab. Kaur. Prov. Bengkulu.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran

2023/2024.

B. Metode Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan termasuk dalam penelitian kuantitatif.

Menurut Sugiyono (dalam Edwardo, 2022) data kuantitatif merupakan metode

penelitian yang berlandaskan positivistic (data konkrit), data penelitian berupa

angka-angka yang akan diukur menggunakan statistik sebagai alat uji

perhitungan, berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk menghasilkan suatu

kesimpulan.

C. Definisi Operasional Variabel (variabel penelitian)

Menurut Sugiyono (dalam Purwanto, 2019) variabel penelitian adalah

suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, atau obyek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertetu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

17
18

Definisi operasional variabel dibuat guna memudahkan serta menjaga

konsistensi pengumpulan data, menghindarkan perbedaan interpretasi

dan membatasi ruang lingkup variabel.

1. Variabel Bebas (Model Pembelajaran/X)

Menurut Tritjahjo Danny Soesilo (dalam Purwanto, 2019) variabel

bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi atau menjadi sebab akibat

perubahan maupun timbulnya variabel terikat (Y). Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Indikator dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD, adalah sebagai berikut:

a. Para siswa dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan serta menjunjung

tinggi norma-norma dalam kelompok.

b. Siswa dapat aktif membantu dan memotivasi terhadap rekan kelompok.

c. Siswa lebih aktif berperan dengan adanya tutor sebaya agar dapat

meningkatkan keberhasilan kelompok.

d. Interaksi antar siswa sejalan dengan peningkatan kemampuan mereka

dalam berpendapat.

2. Variabel Terikat (Hasil Belajar/Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dimana struktur berpikir

keilmuan menjadi variabel yang disebabkan karena adanya perubahan

variabel yang lain. Maka dari itu, variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi maupun yang menjadi sebab akibat karena adanya variabel

bebas (Purwanto, 2019). Dari penjelasan tersebut, yang menjadi variabel


19

terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik kelas VII

SMPN 13 Kabupaten Kaur.

Hasil belajar yang terdapat dalam penelitian ini adalah hasil belajar

peserta didik kelas VII SMPN 13 Kabupaten Kaur dengan diterapkannya

model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran membuat

dokumen sederhana menggunakan notepad yang sesuai dengan KKM yaitu

75. Indikator hasil belajar (Y), yaitu:

Tabel 4. Indikator Hasil Belajar (Y)


Nilai Angka Nilai Huruf Keterangan

90-100 A Sangat Baik

75-89 B Baik

60-74 C Cukup

45-59 D Kurang

0-44 E Sangat Kurang

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Mulyatiningsih (dalam Aris, 2021) populasi adalah

sekumpulan orang, organisasi, hewan maupun tumbuhan yang memiliki

karakteristik atau ciri khusus yang harus dikaji saat penelitian. Populasi

dengan karakteristik tertentu tentu saja ada yang jumlahnya terhingga dan

ada yang tak terhingga. Penelitian ini hanya dapat dilakukan dengan

populasi yang jumlahnya terhingga saja (Hartono dalam Aris, 2021)


20

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, maka populasi tidak

hanya berupa manusia, benda, hewan, tumbuhan maupun apa saja yang

terdapat dalam jumlah keseluruhan tersebut.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN

13 Kaur yang berjumlah 39 orang.

2. Sampel

Sampel digunakan sebagai alat pengumpulan data dalam sebuah

penelitian. Keakuratan data dapat dilihat dari sebuah sampel yang diperoleh

dalam sebuah penelitian.

Sampel adalah Sebagian dari jumlah dan karakteristik yang ada

dalam populasi tersebut, sampel yang diambil dari populasi diharuskan

representasif atau mewakili populasi yang diteliti (Sugiyono dalam

THABRONI, 2021). Sedangkan menurut Arikunto (dalam THABRONI,

2021) sampel merupakan sebagian atau perwakilan dari populasi yang

diteliti. Maka dapat disimpulkan sampel adalah sebagian atau wakil

representatif dari populasi yang akan diteliti.

Menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, maka peneliti

menggunakan teknik Non Probability Sampling berupa sampling jenuh,

yaitu teknik penentuan sampel yang berupa semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel. Hal ini dikarenakan jika jumlah populasi relatif

kecil misalnya kurang dari 30 orang, atau peneliti ingin membuat

generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil (Gustinerz, 2021).


21

Berdasarkan penjelasan tersebut, karena populasi yang dimiliki

peneliti berjumlah 39 orang, maka akan diambil sampel 100%, jadi jumlah

sampel adalah 39 orang peserta didik kelas VII SMPN 13 Kaur. Dalam

penelitian ini sampel adalah seluruh populasi, yaitu seluruh siswa kelas VII

SMPN 13 Kaur yang berjumlah 39 orang siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan metode dalam mengumpulkan

informasi yang relevan dalam penelitian, yang melibatkan penggunaan alat,

instrumen dan prosedur dalam menghimpun data yang objektif dan sistematik

(John W. Creeswell dalam Minlab, 2020). Dalam penelitian ini teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Angket (Kuesioner)

Angket atau kuesioner adalah metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan

dengan masalah penelitian. Menurut Sugiyono (dalam Prawiyogi, 2021)

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya.

Angket berfungsi dalam memberikan informasi kepada pembaca

mengenai jawaban dari responden. Penggunaan angket dalam penelitian ini

guna memperoleh data tentang penggunaan model pembelajaran. Data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data yang berhubungan

dengan pengaruh penggunaan model pembelajaran dalam pembelajaran.


22

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

tertutup yang berbentuk skala dikotomis, dimana pihak peneliti sudah

memberikan pilihan jawaban kepada responden, sehingga responden hanya

memilih sesuai dengan situasi dan kondisi yang dialami.

Hanya ada dua pilihan jawaban dalam skala dikotomis, kedua pilihan

tersebut bertentangan antara satu dengan yang lainnya. Skala dikotomis

mendorong responden dalam memberikan jawaban biner yang lebih jelas.

Sehingga, bisa mendapatkan hasil survey yang relevan. Selanjutnya

responden memilih alternatif jawaban yang sesuai dengan yang dialaminya

dengan memberikan tanda check list () pada alternatif jawaban tersebut.

Instrumen tersebut menggunakan skala dikotomis dengan pilihan jawaban

YA atau TIDAK.

Tabel 5. Alternatif Jawaban Angket Skala Dikotomis


Pertanyaan/Pernyataan YA TIDAK

Total

Untuk mengetahui posisi persentase jawaban “YA” yang diperoleh

dari kuesioner survey, maka dihitung terlebih dahulu kemudian ditempatkan

dalam rentang skala persentase sebagai berikut:

Nilai Jawaban “YA” =1

Nilai Jawaban “TIDAK” =0


23

Rumus konversi bilangan desimal ke persen

100
× 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑎𝑡𝑎
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙

Sumber: Pranatawijaya et al., 2019

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengamatan secara langsung untuk

mendapatkan data yang diperoleh peneliti sesuai dengan pembahasan

(Prawiyogi, 2021).

Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan

menggunakan dokumentasi yang difungsikan baik kepada peneliti maupun

pembaca, yaitu dengan mendokumentasikan proses pembelajaran yang

berlangsung dikelas pada saat mata pelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi dalam materi pokok membuat dokumen sederhana

menggunakan Notepad di kelas VII SMPN 13 Kabupaten Kaur.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah sebuah proses teknik yang menjelaskan

mengenai proses pengolahan data dan informasi yang telah didapatkan pada

saat penelitian guna mendapatkan hasil dari penelitian tersebut. Dalam

penelitian ini, untuk menganalisis data yang terkumpul, peneliti menggunakan

teknik statistik parametrik dalam statistik inferensial.

1. Korelasi Sederhana

Korelasi sederhana adalah suatu teknik yang digunakan dalam

mengukur kekuatan hubungan antar dua variabel dan juga untuk dapat

mengetahui bentuk hubungan antara dua variabel tersebut dengan hasilnya


24

yang bersifat kuantitatif. Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel,

maka cukup melihat nilai dari koefisien korelasi. Koefisien korelasi (𝑟)

merupakan indeks atau bilangan yang digunakan untuk mengukur keeratan

hubungan antar variabel. Berikut adalah rumus dari koefisien korelasi.

𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − ∑ 𝑋∑ 𝑌
𝑟 =
√(n∑ X² − (∑ X)²)(n∑ Y² − (∑ Y)²)

Dimana

X = Variabel bebas

Y = Variabel terikat

n = Banyaknya sampel

Dengan nilai dari 𝑟 antara -1 dan 1 (-1 ≤ 𝑟 ≤ 1).

Sumber : Universitas Esa Unggul, 2018

Untuk mengetahui hubungan yang terjadi antara dua variabel,

apakah terjadi hubungan sempurna, kuat, lemah, atau tidak adanya

hubungan, berikut diberikan interval-interval yang menyatakan keeratan

antar variabel.

1. 𝑟 = 0 tidak ada korelasi

2. 0 < 𝑟 ≤ 0,20 korelasi sangat lemah sekali

3. 0,20 < 𝑟 ≤ 0,40 korelasi lemah sekali

4. 0,40 < 𝑟 ≤ 0,70 korelasi yang cukup kuat

5. 0,70 < 𝑟 ≤ 0,90 korelasi yang kuat

6. 0,90 < 𝑟 < 1,00 korelasi sangat kuat

𝑟 = 1, korelasi sempurna
25

2. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi sering diartikan sebagai seberapa besar

kemampuan semua variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel

terikatnya. Secara sederhana koefisien determinasi dihitung dengan

mengkuadratkan koefisien korelasi (𝑟). Contohnya, jika nilai 𝑟 adalah

sebesar 0,8 maka koefisien determinasi adalah sebesar 0,8 × 0,8 = 0,64.

Artinya kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel

dependennya adalah sebesar 64%. Berarti terdapat 36% (100% - 64%)

varians variabel terikat yang dijelaskan oleh faktor lain. Berdasarkan

interpretasi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien

determinasi antara 0 sampai 1.

3. Regresi Linear Sederhana

Regresi linear adalah alat statistik yang dipergunakan untuk

mengetahui pengaruh antara satu atau beberapa variabel terhadap satu buah

variabel. Variabel yang mempengaruhi sering disebut dengan variabel

bebas, variabel independent atau variabel penjelas. Variabel yang

dipengaruhi sering disebut dengan variabel terikat atau variabel dependen.

Regresi linear hanya dapat digunakan pada skala interval dan ratio. Model

yang paling sederhana untuk menjelaskan pengaruh antara variabel

dependen dengan satu variabel independent merupakan regresi sederhana.

a. Model regresi sederhana

Persamaan regresi sederhana secara umum dituliskan sebagai berikut:

𝑌̅t = a + bX
26

Dimana:

Y = Variabel Bebas

X = Variabel Terikat

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

dengan

n ∑ XY− ∑ X ∑ Y
b=
n ∑ X2 −(∑ X)2

∑ Y ∑ X2 − ∑ 𝑋 ∑ 𝑋𝑌
a=
n ∑ X2 −(∑ X)2

b. Kesalahan baku estimasi

Kesalahan baku atau selisih taksir standar regresi adalah nilai

menyatakan seberapa jauh menyimpangnya nilai regresi tersebut

terhadap nilai sebenarnya. Nilai ini digunakan untuk mengukur tingkat

ketepatan suatu pendugaan dalam menduga nilai. Jika nilai ini sama

dengan nol maka penduga tersebut memiliki tingkat ketepatan 100%.

Rumus kesalahan baku estimasi:

∑(𝑌 – 𝑌̅𝑡 )²
𝑆𝑋,𝑌 = √
𝑛−2
Dengan

𝑆𝑋,𝑌 = Kesalahan baku

𝑌 = Variabel terikat

𝑌̅t = Persamaan regresi

𝑛 = banyaknya sampel

Sumber : Universitas Esa Unggul, 2018


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, R. (2017). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe


Jigsaw Pada Mata Pelajaran Kimia Di Madrasah Aliyah. Lantanida Journal,
5(1), 13. https://doi.org/10.22373/lj.v5i1.2056

Aris. (2021). Pengertian Populasi: Karakteristik dan Faktor yang


Mempengaruhinya. Gramedia Blog. https://gramedia.com/literasi/pengertian-
populasi/

Dasep Bayu Ahyar, Ema Butsi Prihastari, Rahmadsyah, Ratna Setyaningsih, Dwi
Maryani Rispatiningsih, Yuniansyah, Luvy Sylviana Zanthy, Muhammad
Fauzi, Saringatun Mudrikah, Ratna Widyaningrum, Y. F. & E. K. (2021).
Model-Model Pembelajaran. Pradina Pustaka.
https://books.google.co.id/books?id=OshEEAAAQBAJ&dq=info:AbXUP4U
eHMoJ:scholar.google.com/&lr=&hl=id&source=gbs_navlinks_s

Datu, A. R., Tumurang, H. J., & Sumilat, J. M. (2022). Pengaruh Motivasi Belajar
Terhadap Hasil Belajar Siswa di Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal
Basicedu, 6(2), 1959–1965. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i2.2285

Dosen, T. (2018). KORELASI DAN REGRESI LINEAR SEDERHANA. Universitas


Esa Unggul. https://lms--paralel-esaunggul-ac-id.webpkgcache.com/doc/-
/s/lms-
paralel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=/193372/mod_resource/content/5/
6_7450_esa155_042019_pdf.pdf

Edwardo, Y. (2022). PENERAPAN MEDIA TUTORIAL TERHADAP HASIL


BELAJAR SISWA KELAS X TJKT DI SMKN 3 KABUPATEN SELUMA
PROVINSI BENGKULU. Universitas Dehasen.

Fetra Bonita Sari, Risda Amini, M. (2020). Jurnal basicedu. Jurnal Basicedu,.
6(2), 3(2), 524–532. https://journal.uii.ac.id/ajie/article/view/971

Gustinerz. (2021). Teknik Pengambilan Sampel Penelitian. Gustinerz.


https://gustinerz.com/teknik-pengambilan-sampel-penelitian/

Harefa, D., Sarumaha, M., Fau, A., Telaumbanua, T., Hulu, F., Telambanua, K.,
Sari Lase, I. P., Ndruru, M., & Marsa Ndraha, L. D. (2022). Penggunaan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan
Pemahaman Konsep Belajar Siswa. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan
Nonformal, 8(1), 325. https://doi.org/10.37905/aksara.8.1.325-332.2022

Made Suardiana, I. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe


STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika. Journal of Education
Action Research, 5(3), 381–386.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JEAR/index

Minlab. (2020). Teknik Pengumpulan Data: Pengertian, Manfaat, dan


Contohnya. Bitlabs Blog. https://bitlabs.id/blog/teknik-pengumpulan-data-
adalah/

Pranatawijaya, V. H., Widiatry, W., Priskila, R., & Putra, P. B. A. A. (2019).


Penerapan Skala Likert dan Skala Dikotomi Pada Kuesioner Online. Jurnal
Sains Dan Informatika, 5(2), 128–137. https://doi.org/10.34128/jsi.v5i2.185

Prawiyogi, A. G., Sadiah, T. L., Purwanugraha, A., & Elisa, P. N. (2021).


Penggunaan Media Big Book untuk Menumbuhkan Minat Membaca di
Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(1), 446–452.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i1.787

Pritasari, O. K., & Wilujeng, B. Y. (2020). Penerapan Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe Stad Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar
Mahasiswa. Journal of Vocational and Technical Education (JVTE), 2(1),
14–18. https://doi.org/10.26740/jvte.v2n1.p14-18

Purwanto, N. (2019). Variabel Dalam Penelitian Pendidikan. Jurnal Teknodik,


6115, 196–215. https://doi.org/10.32550/teknodik.v0i0.554

ROFI’AH, S. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad


(Student Teams-Achievement Divisions) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa. LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan Dan
Pembelajaran, 1(2), 145–153. https://doi.org/10.51878/learning.v1i2.396

Sukerti, N. N. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD


Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tematik Pada Siswa Kelas III SD. Jurnal
Edutech Undiksha, 8(1), 92. https://doi.org/10.23887/jeu.v8i1.27090

THABRONI, G. (2020). Metode Pembelajaran: Pengertian, Jenis & Macam


(Menurut Para Ahli). Serupa.Id. https://serupa.id/metode-pembelajaran-
pengertian-jenis-macam-menurut-para-ahli/

THABRONI, G. (2021). Populasi dan Sampel Penelitian, Teknik Sampling &


Langkah. Serupa.Id. https://serupa.id/populasi-dan-sampel-penelitian-serta-
teknik-sampling/
Wulandari, I. (2022). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ( Student
Teams Achievement Division) dalam Pembelajaran MI. Jurnal Papeda:
Jurnal Publikasi Pendidikan Dasar, 4(1), 17–23.
https://doi.org/10.36232/jurnalpendidikandasar.v4i1.1754
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. ANGKET KUESIONER

ANGKET TERTUTUP SKALA DIKOTOMIS

Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak

1 Apakah dengan pembelajaran kooperatif membuat


kamu lebih senang saat belajar?
2 Apakah dengan model pembelajaran ini kamu
terbantu dalam memahami materi saat
pembelajaran berlangsung?
3 Dengan adanya pembelajaran kooperatif, apakah
kamu lebih berani untuk bertanya?
4 Dengan adanya pembelajaran kooperatif, apakah
kamu lebih berani dalam menanggapi pendapat
teman?
5 Apakah dengan pembelajaran kooperatif kamu
memahami materi membuat dokumen sederhana
dengan baik?
6 Penggunaan metode diskusi dalam belajar, dapat
membuat kamu lebih aktif dan termotivasi dalam
belajar
7 Model pembelajaran seperti ini lebih saya sukai
daripada model pembelajaran konvensional
8 Adanya penghargaan pada kelompok membuat
saya lebih senang saat pembelajaran berlangsung
9 Saya lebih menyukai pembelajaran secara
berkelompok ketimbang individu
10 Adanya feedback antara guru dan siswa saat
proses pembelajaran berlangsung
LAMPIRAN 2. MATERI PEMBELAJARAN

MEMBUAT DOKUMEN SEDERHANA MENGGUNAKAN NOTEPAD

1. MEMBUAT DOKUMEN

Pada materi ini, kamu akan belajar bagaimana membuat file dengan

menggunakan salah satu dari software aplikasi editor teks yang dinamakan

Notepad. Untuk dapat mengaktifkan program ini, kamu dapat melakukannnya

dengan menggunakan bantuan tombol start. Langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut.

Klik Start >> All Programs >> Accessories >> Notepad

Dari langkah-langkah tersebut, akan kamu peroleh tampilan jendela

Notepad seperti berikut.

Ketika kamu menjalankan sebuah aplikasi, pada taskbar akan

muncul tombol aplikasi yang sedang kamu jalankan. Tombol tersebut dapat
dimanfaatkan untuk menampilkan (show) atau menyembunyikan (hide) jendela

aplikasi. Hal ini seperti yang dapat kamu lihat pada gambar berikut

Pada saat dokumen Notepad dalam keadaan belum tersimpan maka

pada window atau jendela Notepad, tepatnya pada title bar terdapat tulisan

Untitled – Notepad. Pada bagian kanan title bar jendela Notepad terdapat 3 buah

tombol berupa tombol Minimize, tombol Maximize, dan tombol Close atau Exit.

Daerah yang berwarna putih pada dokumen dinamaka sebagai workspace area.

Daerah ini merupakan daerah tempat kamu akan bekerja. Pada daerah ini, kamu

dapat menuliskan dokumen yang kamu inginkan.

Pada saat kamu mengetikkan suatu kalimat yang panjang pada

sebuah Notepad, tidak semua kata-kata yang kamu ketikkan terlihat. Ada sebagian

dari kata-kata yang kamu ketik tidak nampak di layer.


Untuk dapat melihat kata-kata yang tidak nampak pada layar

tersebut, kamu dapat melakukan pergeseran terhadap horizontal scroll bar.

Gunakanlah mouse untuk menggeser horizontal scroll bar. Hal yang harus kamu

lakukan adalah mengarahkan mouse pada horizontal scroll bar, kemudian klik kiri

dan tahan pada saat mouse tepat pada horizontal scroll bar, tahan dan geser (drag)

ke arah kanan seperti berikut.

Program aplikasi ini memiliki suatu fasilitas yang dinamakan Word

Wrap. Fasilitas tersebut dapat digunakan untuk menampilkan isi dokumen yang

terformat dari atas ke bawah. Untuk menggunakan fasilitas ini, hal yang harus

kamu lakukan adalah sebagai berikut.

Klik menu View >> Word Wrap

Dari operasi tersebut, akan menghasilkan dua buah tampilan berikut.


Tampilan tersebut memperlihatkan keadaan teks atau dokumen yang

belum dikenakan fasilitas Word Wrap. Ketika dokumen tersebut diberikan format

Word Wrap, akan menghasilkan tampilan seperti berikut.

Keadaan dokumen setelah diformat, terlihat lebih rapi dibandingkan

dengan keadaan sebelumnya.

Selanjutnya, supaya dapat kamu rasakan secara nyata, lakukan apa-

apa yang diperintahkan berikut.


Bukalah program Notepad. Kamu dapat melakukannya melalui

tombol Start atau dapat pula melalui jika memang sudah ada shortcutnya.

Misalnya, kamu mengaktifkannya melalui tombol start. Maka klik menu Start >>

Masukkan Kata Kunci “Notepad” Pada Menu Search >> Pilih Notepad. Hasil

tampilannya adalah sebagai berikut.

Setelah diaktifkan tunggu beberapa saat. Akan muncul jendela

Notepad, seperti berikut.


Selanjutnya, coba kamu ketikkan paragraph-paragraph berikut ini

pada dokumen Notepad tersebut.

Sebagai Upaya pengamanan dalam menyelamatkan pekerjaan,

sebaiknya dokumen yang dibuat segera disimpan atau di-save. Untuk men-save

dokumen Notepad, caranya adalh klik File, kemudian pilihlah Save atau Save As

jika dokumen tersebut baru pertama kali disimpan. Tampilannya sebagai berikut.
Ketika kamu melakukannya, akan muncul kotak dialog seperti berikut.

Selanjutnya, ketiklah sebuah nama yang akan kamu gunakan untuk

menyimpan dan memberi tanda dokumen yang akan di-save. Misalkan namakan

dokumen tersebut dengan nama “praktik” dan simpan pada Documents.


Notepad akan menambahkan “txt” setelah nama file yang digunakan.

Artinya, jika kmau menuliskan praktik pada kotak file name maka nama file

sesungguhnya adalah praktik.txt.

Setelah dilakukan proses penyimpanan, judul bar yang terdapat pada

jendela Notepad akan berubah. Yang semula judulnya “Untitled” menjadi

“Praktik”, seperti tampak pada tampilan berikut.


Jika kamu telah menyimpan suatu dokumen, dokumen tersebut dapat

kamu buka Kembali sewaktu-waktu jika kamu memerlukannya. Tapi ingat, kamu

harus mengingat tempat dimana kamu menyimpan dokumen tersebut.

B. Menggunakan Fasilitas Copy Paste

Pada setiap aplikasi dari program windows biasanya memiliki banyak

kesamaan. Salah satunya adalah ketersediaannya menggunakan fasillitas Copy-

Paste. begitu pula halnya dengan Notepad yang merupakan salah satu program

aplikasi dari windows memiliki fasilitas ini. Dengan adanya fasilitas ini, dapat

memudahkan kita sebagai pengguna dalam hal penyalinan isi dokumen

ataupun keseluruhan dokumen itu sendiri.

Penggunaan dari fasilitas ini dapat coba kamu praktikkan secara

langsung dengan mengikuti langkah-langkah beriku.

1. Aktifkan aplikasi Notepad.

2. Coba kamu ketikkan satu atau dua kalimat seperti berikut


Hasilnya adalah seperti berikut.

3. Selanjutnya, coba kamu arahkan kursor mouse pada kalimat yang kedua,

kemudian sorotlah kalimat yang kedua ini. Perhatikan hasilnya. Apa yang

kamu peroleh?

4. Untuk melakukan penyalinan (copy) teks, klik Edit >> Copy


Untuk dapat melakukan proses meng-copy ini, kamu dapat pula

menggunakan cara lain, yaitu Ketika kalimat disorot, klik kanan tombol mouse

hingga muncul menu, kemudian pilih Copy.


Selanjutnya, kamu dapat melakukan proses paste di tempat yang

kamu inginkan. Kamu dapat melakukannya pada dokumen yang sama, pada

lembar kerja baru ataupun pada program lainnya.

Contoh Ketika kamu melakukan Paste pada dokumen yang sama

seperti berikut.

Contoh Ketika kamu melakukan Paste pada lembar kerja baru seperti

berikut.

Contoh Ketika kamu melakukan Paste pada program lainnya (MS Word dan

Wordpad) seperti berikut.


Document Microsoft Word

Document Wordpad
LAMPIRAN.3 SOAL ANGKET KUESIONER

SOAL ANGKET KUESIONER SKALA DIKOTOMIS

Jawaban
No Soal
Ya Tidak

Shortcut yang digunakan untuk menyimpan


1
dokumen adalah CTRL+S
2 Notepad merupakan aplikasi editor teks

Shortcut yang digunakan untuk menyalin dokumen


3
adalah CTRL+V
Salinan yang telah kamu copy dapat kamu simpan
4
dengan menggunakan fasilitas edit
Ekstensi file standar yang dihasilkan dari Notepad
4
adalah txt
Pada Notepad fasilitas yang digunakan untuk
5 menggeser dokumen dari arah kanan ke kiri adalah
Horizontal Scroll Bar
File berikut dapat dibuka dan dibaca oleh Notepad
6
“bahan.ppt”
Untuk mencetak dokumen dapat dilakukan melalui
7
menu File >> Print
Untuk membatalkan perintah kita dapat
8
menggunakan fasilitas Paste
9 Notepad termasuk ke dalam Software

10 User atau pengguna disebut brainware

Anda mungkin juga menyukai