Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH HUKUM BISNIS

Implementasi Hukum Bisnis

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

DISUSUN OLEH :

SAFRINA TAHTA ARDHIYANTI 2110411276


SAFA NATASHA AURELLYA 2110411277
FENI DWI AGUSTIN 2110411280
MUHAMMAD NUR HAFIT 2110411282
INDRA PRABUANA 2210411078

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
JEMBER
OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal mata kuliah Hukum Bisnis Perusahaan
tentang Implementasi Hukum Bisnis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen pengampu mata kuliah Hukum
Bisnis Perusahaan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pemahaman terkait
mata kuliah ini. Terima kasih pula kami ucapkan kepada teman-teman yang telah membantu saya
dalam menyusun makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari, bahwa masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan pada makalah ini. Hal ini karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Oleh
karena itu, penulis senantiasa menanti kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
guna penyempurnaan makalah ini.

Sekali lagi, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Jember, 08 Oktober 2022

Anggota Kelompok
DAFTAR ISI

BAB I ..................................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Hukum Materiil ............................................................................................................ 4
2.2 Pengertian Hukum Formil .............................................................................................................. 4
2.3 Implementasi Hukum Bisnis .......................................................................................................... 5
2.3.1 Implementasi Hukum Bisnis Formil.......................................................................................... 5
2.3.2 Implementasi Hukum Bisnis Materiil ....................................................................................... 6
BAB III ................................................................................................................................................... 7
KESIMPULAN ....................................................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................... 7

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan fungsinya, kaidah hukum dibedakan menjadi kaidah hukum materil dan
kaidah hukum formil. Pengertian kaidah hukum materil adalah kaidah hukum yang mengatur
tentang isi hubungan antar manusia atau yang menetapkan perbuatan atau perilaku apa yang
diharuskan atau dilarang atau diperbolehkan, termasuk akibat-akibat hukum dan ancaman-
ancaman sanksi bagi pelanggarnya.

Kaidah hukum materil disebut juga sebagai hukum substantif. Kaidah hukum formil adalah kaidah
hukum yang mengatur tata cara yang harus ditempuh dalam mempertahankan atau menegakkan
kaidah hukum materil, khususnya upaya penyelesaian perselisihan melalui pengadilan. Hukum
formil disebut juga sebagai hukum prosedural atau hukum acara.

Kaidah hukum materil dan kaidah hukum formil sangat erat hubungannya. Kaidah hukum materil
menggantungkan peran atau fungsinya kepada hukum formil. Hukum materil dapat berfungsi
dengan baik apabila hukum formil mampu secara baik untuk melaksanakan fungsinya dalam
mempertahankan hukum materil. Sementara hukum formil dapat dikatakan sebagai hukum yang
baik apabila hukum materil dapat dipertahankan dan dijalankan sebaik-baiknya.

Dalam lingkup hukum pidana dikenal hukum pidana materil dan hukum pidana formil. Antara
hukum pidana materil dan hukum pidana formil hubungannya sangat erat dan tidak dapat
2
dipisahkan. Hukum pidana formil tidak mungkin ada tanpa adanya hukum pidana materil,
sebaliknya hukum pidana materil akan kehilangan maknanya tanpa keberadaan hukum pidana
formil.

Hukum pidana materiil adalah hukum pidana yang memuat aturan-aturan yang menetapkan dan
merumuskan perbuatan-perbuatan yang dapat dipidana, aturan-aturan yang memuat syarat-syarat
untuk dapat dipidana dan ketentuan mengenai pidana. Sedangkan hukum pidana formil adalah
hukum pidana yang mengatur bagaimana negara dengan perantaraan alat-alat perlengkapannya
melaksanakan haknya untuk mengenakan pidana.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Apa definisi hukum formil dan materiil?
2. Bagaimana implementasi hukum formil dan materiil dalam bisnis?

1.3 Tujuan
Tujuan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui definisi hukum formil dan materiil.
2. Untuk mengetahui bagaimana implementasi hukum formil dan materiil dalam bisnis.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Materiil


Hukum materiil merupakan sumber hukum ditinjau dari aspek asal atau tempat di mana
materi atau isi suatu hukum diambil. Secara sederhana, hukum materiil mencakup pembahasan
mengenai sumber hukum dari segi isi. Undang-undang dalam arti materiil meliputi seluruh aturan
hukum yang mengikat orang secara umum, atau yang disebut sebagai peraturan perundang-
undangan. Sumber hukum materiil tidak mendapatkan pengakuan secara formal oleh sistem
hukum, sehingga tidak dapat langsung membentuk hukum. Artinya, tidak digunakan secara
langsung. Adapun sumber hukum materiil berasal dari perasaan atau pengalaman masyarakat,
meliputi pendapat umum, kondisi sosial-ekonomi, sejarah, sosiologi, hasil penelitian ilmiah,
filsafat tradisi, agama, moral, perkembangan internasional, geografis, dan politik hukum. Artinya,
sumber hukum materiil dipengaruhi oleh faktor-faktor dinamika masyarakat yang berdampak pada
pembentukan hukum, termasuk pembuatan keputusan hakim. Contoh hukum materiil dapat dilihat
dari Kitab Undang-Undang Hukum (KUH) Pidana dan KUH Perdata. KUH Pidana dari segi
materiilnya adalah pidana umum, kejahatan, dan pelanggaran. Sedangkan KUH Perdata mengatur
masalah individu sebagai subjek hukum, benda sebagai objek, perikatan, perjanjian, pembuktian,
dan daluwarsa sebagaimana fungsi hukum menurut para ahli.

2.2 Pengertian Hukum Formil


Hukum formil merupakan sumber hukum ditinjau dari cara terjadi atau terbentuknya.
Dengan kata lain, hukum formil adalah sumber hukum yang menentukan bentuk dan sebab
terjadinya suatu peraturan atau kaidah hukum. Dengan begitu, hukum ini dapat digunakan secara
langsung. Sumber hukum formil merupakan sumber yang diakui suatu sistem hukum secara
langsung bisa langsung menciptakan hukum. Undang-undang dalam arti formil merujuk pada
aturan yang disebut undang-undang karena cara terbentuknya, atau, karena memenuhi prosedur
formal untuk disebut sebagai undang-undang. Dapat diartikan pula bahwa undang-undang dalam
arti formil adalah suatu bentuk peraturan atau ketetapan yang dibuat oleh badan pembuat undang-
undang, yakni badan legislatif.

Adapun bentuk-bentuk hukum yang bersumber dari hukum formil adalah:

4
1. Undang-undang, contohnya UUD 1945, peraturan presiden, peraturan daerah provinsi, dan
peraturan daerah kabupaten/kota.

2. Kebiasaan, menjadi hukum ketika berlangsung secara konsisten dan terus-menerus dalam
waktu yang lama, ada opinio necessitatis (pendapat bahwa memang demikian seharusnya), serta
ada akibat hukum.

3. Traktat, merupakan perjanjian yang dibuat antarnegara yang dituangkan dalam bentuk hukum
tertentu. Pasal 11 UUD menyebutkan bahwa presiden dengan persetujuan DPR menyatakan
perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.

4. Yurisprudensi, yakni putusan hakim terdahulu yang mempunyai kekuatan tetap, yang
kemudian diikuti hakim lainnya, dibenarkan oleh Mahkamah Agung. Yurisprudensi sendiri
muncul sebab terdapat peraturan yang tidak cukup jelas atau kabur.

5. Doktrin, merupakan putusan yang berasal dari pernyataan ahli-ahli hukum, yang kemudian
disepakati oleh seluruh pihak.

2.3 Implementasi Hukum Bisnis

2.3.1 Implementasi Hukum Bisnis Formil

● Implementasi Hukum dalam Transaksi E-Commerce

Transaksi jual-beli melalui E-Commerce saat ini dan terutama di wilayah hukum
negara Indonesia telah berkembang dengan pesat. Indonesia telah memiliki landasan
hukumnya mengenai perlindungan konsumen yakni Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen disamping masih adanya peraturan perundangundangan
lainnya mengatur hal yang sama. Konsumen dalam hal ini harus diberikan berbagai
perlindungan khusus yang mana sangat rentan dengan berbagai kemungkinan yang akan
merugikan pihak konsumen itu sendiri dari para pelaku usaha yang tidak beritikad baik
dalam melakukan transaksi jual-beli secara online. Transaksi secara online bagi pihak para
pelaku usaha maupun konsumen masing-masing harus memiliki iktikad baik dari awal.
Jika para pihak konsumen maupun para pelaku usaha dalam melakukan transaksi jual beli
terdapat permasalahan maka dapat menggunakan sarana UUPK yang mana sebagai
5
pedoman bagi konsumen terutama untuk memperjuangkan hak-haknya untuk melindungi
kepentingannya. Tidak menutup kemungkinan bagi para pelaku usaha jika mendapatkan
pembeli yang tidak memiliki iktikad baik dapat menyelesaikan hal melalui proses yang
serupa. Pada intinya, tidak cukup sampai disini peraturan terkait perlindungan konsumen
menjadi wadah maupun sarana hokum bagi pihak konsumen maupun para pelaku usaha.
Masih ada beberapa perbaikan dan tambahan substansi peraturan yang perlu ditambah
untuk melindungi berbagai pihak.

2.3.2 Implementasi Hukum Bisnis Materiil

● Implementasi Hukum dalam Lingkungan Masyarakat

Norma dalam kaitannya hubungan dengan berbisnis adalah suatu pedoman bagi
para pelaku bisnis untuk melakukan bisnis sesuai dengan prinsip yang dipegang oleh
lingkungan di mana bisnis itu dilakukan. mengeksploitasi kekayaan alam secara berlebihan
dan mencemari lingkungan adalah salah satu kegiatan yang sangat melanggar norma umum
secara universal. setiap manusia memiliki hak yang sama untuk menikmati kekayaan alam,
namun tak juga hak tersebut dapat ‘dirampas’ oleh segelintir orang yang mempunyai
kepentingan bisnis, dan memperkaya hak nya.

Di dalam praktik bisnis dikenal istilah tanggung jawab sosial, di mana perusahaan yang
sudah menghabiskan begitu banyak sumber daya diharuskan memberikan kontribusi dalam
pengembangan taraf hidup masyarakat sekitarnya, tempat di mana suatu unit bisnis
menghabiskan sumber daya.

Unit bisnis besar yang memiliki banyak cabang di berbagai negara diharuskan memiliki
kepekaan dan kepatuhan terhadap budaya masyarakat setempat dan hukum yang berlaku.
suatu unit bisnis tidak bisa mengabaikan hukum yang sudah ditetapkan dalam satu negara,
ketika suatu perusahaan menjalankan bisnisnya. suatu perusahaan juga diwajibkan
memberikan kontribusi bagi masyarakat dalam satu negara karena bagaimanapun norma
moral yang berlaku adalah ‘menghormati sang tuan rumah’ agar bisnis dapat berjalan
lancar dan mendapat dukungan dari masyarakat sekitar.

6
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Hukum bisnis perusahaan bersumber dari dua hukum yang berlaku. Hukum materiil
merupakan sumber hukum ditinjau dari aspek asal atau tempat di mana materi atau isi suatu hukum
diambil. Sumber hukum materiil tidak mendapatkan pengakuan secara formal oleh sistem hukum,
sehingga tidak dapat langsung membentuk hukum. Dengan kata lain, hukum formil adalah sumber
hukum yang menentukan bentuk dan sebab terjadinya suatu peraturan atau kaidah hukum. Sumber
hukum formil merupakan sumber yang diakui suatu sistem hukum secara langsung bisa langsung
menciptakan hukum. Transaksi jual-beli melalui E-Commerce saat ini dan terutama di wilayah
hukum negara Indonesia telah berkembang dengan pesat. Konsumen dalam hal ini harus diberikan
berbagai perlindungan khusus yang mana sangat rentan dengan berbagai kemungkinan yang akan
merugikan pihak konsumen itu sendiri dari para pelaku usaha yang tidak beritikad baik dalam
melakukan transaksi jual-beli secara online. Norma dalam kaitannya hubungan dengan berbisnis
adalah suatu pedoman bagi para pelaku bisnis untuk melakukan bisnis sesuai dengan prinsip yang
dipegang oleh lingkungan di mana bisnis itu dilakukan. Unit bisnis besar yang memiliki banyak
cabang di berbagai negara diharuskan memiliki kepekaan dan kepatuhan terhadap budaya
masyarakat setempat dan hukum yang berlaku.

7
DAFTAR PUSTAKA

Abdul R. Saliman, Hermansyah, dan Ahmad Jalis, “Hukum Bisnis untuk Perusahaan : teori
dan contoh kasus”, Penerbit Kencana, Jakarta, 2005.

Asyhadie, Zaeni. 2016. Hukum Bisnis Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia, Jakarta:
Rajawali Pers Badrulzaman, Mariam Darus. 2011. Aneka Hukum Bisnis, Bandung: PT Alumni

Asyhadie, Zaeni. 2016. Hukum Bisnis Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia, Jakarta:
Rajawali Pers Badrulzaman, Mariam Darus. 2011. Aneka Hukum Bisnis, Bandung: PT Alumni

8
9

Anda mungkin juga menyukai