HUKUM PIDANA
Disusun oleh :
ASNIAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
pidana.
Dan tidak lupa juga shalawat dan salam penulis hanturkan kepada Rasulullah
SAW karena Baginda lah kita dapat merasakan nikmatnya islam pada saat ini
Tidak lupa juga penulis mengucapakn banyk terima maksih kepada dosen
yang telah memberikan tugas ini serta para teman-teman dan juga sahabat yang
Adapun makalah yang dibuat oleh penulis yaitu tentang hukum pidana yang
berada di indonesia maka berkat adanya malakah ini dapat membantu para
memberikan masukan dan juga keritik agar kiranya dapat menyempurkan makalah
yang telah dibuat penulis dan tidak lupa penulis ucapakan terima kasih kepada
makalah ini.
TTD
Asniar
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………
A. Latar Belakang……………………………………………………………
B. Tujuan……………………………………………………………………..
C. Manfaat…………………………….……………………………………..
BAB II PEMABAHSAN…………………………………………………………..
3. Tujuan Pemidanaan………………………………………………………
4. Jenis-jenis Pemidanaan…………………………………………………...
A. Kesimpulan………………………………………………………………...
B. Saran………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum pidana merupakan bagian dari ranah hukum publik. Hukum
(KUHP), yang merupakan lex generalis bagi peraturan hukum pidana di indonesia
diaman asa-asa umum dan terjadi dasar bagi semua ketentuan pidana yang diatur
KUHP.
mengamanatkan asa setiap warga negara sama kedudukannya dalam hukum dan
sosial, politik, dan ekonomi dapat menjadi sebab terjadinya kejahatan. Kejahatan
diharapkan dapat menekan baik dari kualitas maupun kuantitasnya hingga pada
dengan 2 (dua) cara yaitu, upaya penal (hukum pidana) dan non penal (di luar
hukum pidana). Penanggulangan kejahatan melalui jalur penal, lebih menitik
beratkan pada sifat represif (merupakan tindakan yang diambil setelah kejahatan
terjadi). Pada upaya non panel menetik beratkan pada sifat preventif (menciptkan
tersangka atau dakwa, sedangkan hak-hak korban diabaikan, salah satunya ialah
hak ganti kerugian yang merupakan suatu hakyang mengharuskan seseorang yang
telah bertindak merugikan orang lain untuk membayar sejumlah uang ataupun
barang yang dirugikan, sehingga kerugian yang telah terjadi dianggap tidak
pernah terjadi. Ganti kerugian sebenarnya merupakan rana hukum perdata, akan
tetapi untuk menwujudkan asas peradilan sederhana, cepat, dan berbiaya ringan
B. Tujuan
1. Manfaat Teoritis
mendalam
2. Manfaat Praktis
PEMBAHASAN
Bahwa pada kenayataannya, hukum pidana yang mempunyai lebih dari satu
pengertian. Hal ini diakui oleh para ahli hukum bahwa hukum pidana sulit unutk
Namun, berikut ini penulis mengutip beberapa pandangan dari para serjana
Menurut para ahli sebagaimana dikutip tongat, hukum pidana berpangkal dari
Van Hamel: hukum pidana adalah keseluruhan dasar dan aturan yang dianut
melarang apa yang bertentangan dengan hukum dan mengenakan suatu nestapa
(penderitaan).
Simons: hukum pidana adalah keseluruhan larangan atau perintah yang oleh
negara diancam dengan nestapa yaitu suatu pidana apabila tidak ditaati, dengan
pidana.
Mezger: hukum pidana adalah aturan hukum, yang mengikatkan kepada suatu
merupakan salah satu instrumen hukum yang sangat urgen eksistensinya sejak
zaman dahulu. Hukum ini ditilik sangat penting eksistensinya dalam menjamin
keamanan masyarakat dari ancaman tindak pidana, menjaga stabilitas negara dan
pidana. Hukum ini terus berkembang sesuai dengan tuntutan tindak pidana yang
prosedur yang harus dilalui oleh terdakwa dan pengadilannya, serta hukuman
yangditetapkanatasterdakwa.”
dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu bagi
larangan larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yang
telahdiancamkan.
Menurut Sudarto, pengertian Pidana sendiri ialah nestapa yang diberikan oleh
nestapa.
“perbuatan jahat” atau “kejahatan” (crime atau Verbrechen atau misdaad) yang
diartikan secara kriminologis dan psikologis. Mengenai isi dari pengertian tindak
pidana tidak ada kesatuan pendapat di antara para sarjana. Sebagai gambaran
umum pengertian kejahatan atau tindak pidana yang dikemukakan oleh Djoko
Prakoso bahwa secara yuridis pengertian kejahatan atau tindak pidana adalah
yang berlaku dalam masyarakat dan mendapatkan reaksi negatif dari masyarakat,
dan secara psikologis kejahatan atau tindak pidana adalah “perbuatan manusia
yang abnormal yang bersifat melanggar hukum, yang disebabkan oleh faktor-
Pidana (KUHP) tanpa memberikan penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan
tentang apa yang sebenarnya yang dimaksud dengan strafbaarfeit tersebut, seperti
dalam wet, yang bersifat melawan hukum, yang patut dipidana (strafwaardig) dan
suatu pelanggaran norma yang sengaja atau tidak sengaja dilakukan oleh pelaku.
kata ”straf” ini dan istilah ”dihukum” yang berasal dari perkataan ”wordt
hukuman” baik hukum pidana maupun hukum perdata. Hukuman adalah hasil
atau akibat dari penerapan hukum tadi yang maknanya lebih luas daripada pidana,
hukum”(berechten).
b. Maksud atau voornemen pada suatu percobaan atau pogging seperti dimaksud
lain-lain;
e. Perasaaan takut atau vress seperti yang antara lain terdapat di dalam rumusan
Unsur-unsur dari suatu tindak pidana adalah Sifat melanggar hukum, Kualitas
tersebut di atas,
1) Perbuatan manusia (positif atau negatif, berbuat atau tidak berbuat atau
membiarkan);
dalam Pasal 281 KUHP sifat ”openbaar” atau ”dimuka umum” Selanjutnya unsur
2) Adanya kesalahan (dolus atau culpa). Perbuatan harus dilakukan dari perbuatan
3. Tujuan Pemidanaan
Pemidanaan didalam hokum Indonesia merupkan suatu cara atau proses untuk
menjatuhkan sangsi atau hukuman untuk seseorang yang telah melakukan tindak
pidana ataupun pelanggaran. Pemidanaan adalah kata lain dari sebuah
hanya untuk sebuah peristiwa hukum pidana tetapi bisa juga hukum perdata.
pemidanaan ditujukan bukan karena seseorang telah berbuat jahat tetapi agar
pelaku kejahatan tidak lagi berbuat jahat dan orang lain takut melakukan
kejahatan serupa. Jadi dari pernyataan diatas bisa kita simpulkan bahwa
pemidanaan ataupun penghukuman itu adalah sebuah tindakan kepada para pelaku
kejahatan yang mana tujuannya bukan untuk memberikan balas dendam kepada
para pelaku melainkan para pelaku diberikan pembinaan agar nantinya tidak
Teori pemidanaan dapat digolongkan dala tiga golongan pkok yaitu golongna
1. Teori Pembalasan Teori pembalasan atau juga bisa disebut dengan teori
absolut adalah dasar hukuman harus dicari dari kejahatan itu sendiri, karena
kejahatan itu menimbulkan penderitaan bagi orang lain maka sipelaku kejahatan
teori ini adalah Imanuel Kant yang mengatakan “ Fiat justitia ruat coelum” yang
maksudnya walaupun besok dunia akan kiamat namun penjahat terakhir harus
karena itu harus dilakukan pembalasan kepada penjahat. Jadi dalam teori ini
pelaku pidana yang mana nantinya akan memberikan efek jera dan ketakutan
untuk mengulangi perbuatan pidana tersebut. Teori pembalasan atau teori absolut
pelaku pidana harus dibalas dengan pidana yang berupa suatu bencana
pelaku pidana.
yang ringan.
ini teori ini juga dapat diartikan sebagai pencegahan terjadinya kejaatan dan
sebagai perlindungan terhadap masyarakat. Penganjur teori ini yaitu Paul Anselm
pidana saja tidak akan memadai, melainkan diperlukan pemjatuhan pidana kepada
si penjahat”.
Mengenai tujuan – tuujuan itu terdapat tiga teori yaitu : untuk menakuti,
a. Untuk menakuti; Teori dari Anselm van Feurbach, hukuman itu harus
Akibat dari teori itu ialah hukuman yang diberikan harus seberat – beratnya
orang yang berguna bagi masyarakat dan tidak akan melanggar peraturan
hukum.
perbuatan kejahatan.
diberikan rasa aman dan merasa di lindungi oleh orang – orang yang berbuat jahat
tersebut. Dengan demikian dalam teori tujuan ini yang tertua adalah tero
pencegahan umum yang mana didalamnya tertuang teori yang bersifat menakut –
nakuti. Pengertian dari teori ini yaitu bahwa untuk melindungi masyarakat
terhadap kejahatan atau suatu tindak pidana maka pelaku yang tertangkap harus
diberikan sebuah hukuman, yang diamana nantinya hukuman itu sebagai sebuah
contoh bahwa dengan berbuat tindak pidana merekan akan mendapakan sebuah
imbalan berupa hukuman sehingga meraka takut untuk berbuat perbuatan pidana
tersebut.
Sedangkan tori tujuan yang lebih modern dengan teori pencegahan yang
khusus. Menurut Frans von Liszt, van Hamel, dan D. Simons bependapat :
perseorangan agar mereka dapat hidup aman dan tenteram. Untuk itu negara
memberi hukuman bagi pelanggar”. Jadi dalam teori tujuan yang lebih modern
memilki artian bahwa pemidanaan memebrikan efek jera kepada si pelaku agar
3. Teori Gabungan Teori gabungan ini lahir sebagai jalan keluar dari teori
absolut dan teori relatif yang belum dapat memberi hasil yang memuaskan. Aliran
masyarakat secara terpadu.8 Artinya penjatuhan pidana beralasan pada dua alasan
boleh melampaui batas dari apa yang perlu dan cukup untuk dapatnya
penderitaan atas dijatuhinya pidana tidak boleh lebih berat dari perbuatan yang
dilakukan terpidana.
Teori gabungan yang menitik beratkan pada pemblasan ini didukung oleh
melindungi tat tertib hukum, sebab pidana itu adalah mengembalikan dan
mempertahankan ketaatan pada hukum dan pemerintah. Oleh sebab itu pidana
baru dijatuhkan jika jika memang tidak ada jalan lain untuk memperthankan tata
Jadi menitik beratkan pada pembalasan itu artinya memberikan hukuman atau
pembalsan kepada penjahat dengan tujuan untuk menjaga tata tertib hukum agar
antara lain oleh Simons dan Vos. Menurut Simons, dasar primer pidana yaitu
pencegahan umum dan dasar sekundernya yaitu pencegahan khusus. Dalam artian
pidana primer ialah bertujuan pada pencegahan umum yang terletak pada
ancaman pidananya dlam undang – undang, apabila hal ini tidak cukup kuat atau
tidak efektif dalam hal pencegahan umum, maka barulah diadakan pencegahan
khusus yang bertujuan untuk menakut – nakuti, memperbaikin dan membuat tidak
berdayanya penjahat. Dalam hal ini harus diingat bahwa pidana yang dijatuhkan
harus sesuai dengan undang – undang atau berdasarkan hukum dari masyarakaat.
Sedangkan menurut Vos berpendapat bahwa daya menakut – nakuti dari
pidana terletak pada pencegahan umum yaitu tidak hanya pada ancaman
pidananya tetapi juga pada penjatuhan pidana secara kongkrit oleh hakim.
untuk menakut – nakuti, karena seseorang yang pernah dipidana penjara tidak lagi
takut masuk penjara, sedangkan bagi seseorang yang tidak dipenjara ia takut
Jadi teori gabungan yang mengutamakan perlindungan dan tata tertib hukum
ini dalam artian memberikan keadilan bagi para korban kejahatan demi
melindungi hak hak mereka, dan untuk penhat sendiri bertujuan memberikan efek
4. Jenis-jenis Pemidanaan
atau jenis pemidanaan hanya terdapat 2 macam hukuman pidana, yaitu pidana
1. Pidana Mati
2. Pidana penjara
3. Pidana kurungan
4. Pidana denda
b. Hukuman tambahan ( bijkomende straffen ) :
Pidana pokok adalah hukuman yang dapat dijatuhkan terlepas dari hukuman
PENUTUP
A. Kesimpualan
Bahwa pada kenayataannya, hukum pidana yang mempunyai lebih dari satu
pengertian. Hal ini diakui oleh para ahli hukum bahwa hukum pidana sulit unutk
Namun, berikut ini penulis mengutip beberapa pandangan dari para serjana
Van Hamel: hukum pidana adalah keseluruhan dasar dan aturan yang dianut
melarang apa yang bertentangan dengan hukum dan mengenakan suatu nestapa
(penderitaan).
“perbuatan jahat” atau “kejahatan” (crime atau Verbrechen atau misdaad) yang
diartikan secara kriminologis dan psikologis. Mengenai isi dari pengertian tindak
pidana tidak ada kesatuan pendapat di antara para sarjana. Sebagai gambaran
umum pengertian kejahatan atau tindak pidana yang dikemukakan oleh Djoko
Prakoso bahwa secara yuridis pengertian kejahatan atau tindak pidana adalah
dan secara psikologis kejahatan atau tindak pidana adalah “perbuatan manusia
yang abnormal yang bersifat melanggar hukum, yang disebabkan oleh faktor-
B. Saran
Setelah melakukan penelitian dan penulisan laporan penelitian ini, maka saran
telah berkembang. Hanya dengan penjatuhan pidana pokok yang diatur dalam
pokok yang diatur dalam Pasal 10 KUHP saja kurang cukup karena hanya
mencontoh Negara lain yang sudah menerapkan pidana kerja sosial di dalam
sistem pemidanaannya.
4. Dalam hal edukasi dan pembinaan narapidana kerja sosial perlu kiranya
yang berkaitan dengan prinsip-prinsip dan etika praktis kerja sosial yang
Prenadamedia Group
Gerafika