Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SISTEM HUKUM PIDANA YANG BERLAKU DI INDONESIA SERTA


PENERAPANNYA

DISUSUN OLEH :
DAFFA IMAN MAKARIM
NIM : E1A023184
KELAS D

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt, atas limpahan rahmat dan
karunia-nya penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul "Sistem Hukum
Pidana di Indonesia dan Penerapannya". Makalah ini disusun sebagai upaya untuk
menggambarkan serta menganalisis sistem hukum pidana yang berlaku di Indonesia
beserta implementasinya dalam kehidupan masyarakat. Penulisan karya tulis ini
didasari oleh keinginan untuk memahami lebih dalam tentang sistem hukum pidana
di Indonesia, yang merupakan bagian integral dalam menjaga ketertiban dan
keadilan di masyarakat. Sistem hukum pidana memiliki peran yang sangat penting
dalam menegakkan norma-norma hukum dan memberikan sanksi bagi
pelanggaran-pelanggaran yang terjadi.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyelesaian karya tulis ini.
Khusunya kepada :

1. Ibu Sri Nani Hari Yanti, M. Hum yang telah membimbing dan memberikan
materi sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
2. Orang tua, yang selalu mendukung dan mendo’akan.
3. Rekan-rekan yang selalu memberikan motivasi dan semangat selama
penulisan makalah ini sampai selesai

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Semoga makalah
ini bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi para pembaca. Aaamiin..

Purwokerto, 26 November 2023


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB 1 .........................................................................................................1
PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................2
1.3 Tujuan ..........................................................................................2
BAB 2 .........................................................................................................3
PEMBAHASAN .........................................................................................3
2.1 Pengertian Asas Hukum Pidana ..................................................3
2.2 Peran dan Fungsi Hukum Pidana .................................................4
2.3 Jenis Hukuman Pidana .................................................................6
BAB 3 .........................................................................................................8
PENUTUP ..................................................................................................8
3.1 Kesimpulan .......................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................9
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan berbangsa, terdapat berbagai aturan yang harus
dipatuhi oleh masyarakat, korporasi ada agar negara dapat berfungsi
dengan baik. Hukum merupakan suatu sistem yang diciptakan manusia
untuk mengatur tingkah laku manusia. Hukum merupakan aspek
terpenting dalam melaksanakan berbagai kewenangan institusi. Hukum
mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam
masyarakat. Setiap masyarakat berhak untuk mendapat permbelaan
didepan hukum.

Tujuan hukum adalah untuk menjaga keseimbangan antara


kepentingan dan keinginan individu yang egois dan kebaikan bersama,
dan untuk menjaga agar tidak adanya konflik.. Keberadaan undang-
undang sebenarnya dimaksudkan untuk menegakkan perlakuan yang
seimbang antara hak individu dan hak kolektif.. Oleh karena itu, secara
hakiki hukum haruslah pasti dan adil sehingga dapat berfungsi
sebagaimana mestinya Hukum pidana merupakan bagian dari bidang
hukum publik.

Berdasarkan pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 berlaku


ketentuan hukum pidana yang terdapat dalam Wet Boek Van Straffrect
voor Nederland Indie (WVSNI), atau masuk dalam istilah Indonesia
menjadi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana disingkat KUHP. Saat ini
KUHP masih menjadi ketentuan pokok dari sistem hukum pidana

Hukum pidana langsung berhadapan dengan hak asasi manusia.


Hak asasi manusia yang tertinggi ialah hak untuk hidup dan hukuman
pidana mengenal pidana mati, ada hak asasi untuk bebas bergerak, hukum
pidana mengenal pidana penjara dan sistem penahanan yang merampas
hak bergerak, ada hak untuk memiliki ada pidana perampasan dan
seterusnya. Setelah Revolusi Perancis, yang dipicu oleh penerapan
hukuman sewenang-wenang dan tidak adil, beberapa prinsip
diperkenalkan untuk menghapuskan hukuman sewenang-wenang yang
berdampak langsung pada hak asasi manusia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam


penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana asas hukum pidana


2. Bagaimana peranan dan fungsi hukum pidana
3. Bagaimana jenis hukuman pidana

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan


makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui asas hukum pidana


2. Mengetahui peranan dan fungsi hukum pidana
3. Mengetahui jenis hukuman pidana
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asas Hukum Pidana

Asas merupakan pokok pikiran dan pedoman hukum yang berlaku,


sehingga semua undang-undang selalu mempunyai asas hukum sebagai
landasan sistem hukumnya, dan pelanggaran terhadap asas hukum
menimbulkan ketidakpastian dalam keadaan hukum, perlu berhati-hati.
Misalnya, dalam hukum perjanjian berlaku asas “pacta sunt servanda”.
Dengan kata lain, suatu perjanjian mengikat pihak-pihak yang
mengadakannya. Tanpa adanya asas ini, maka status hukum suatu
perjanjian menjadi tidak pasti dan masyarakat akan seenaknya melanggar
perjanjian yang telah disepakati. Ini adalah contoh perlunya asas dalam
segala bidang hukum, sedangkan asas-asas dalam hukum pidana adalah:

1. Asas Legalitas : asas yang terdapat dalam pasal 1 ayat 1 KUHP yang
berbunyi sebagai berikut “tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali
atas kekuatan aturan pidana dalam perundang-undangan yang telah ada
terlebih dahulu sebelum perbuatan dilakukan”. Asas ini diperkenalkan
oleh Anselm Von Feurbach yang dirumuskan dalam istilah “Nullum
Delictum Noela Poena Sine Pravia lege Poenali”. Tujuan daripada asas
legalitas adalah untuk kepastian hukum mencegah kesewenangan dari
penguasa sebagai kepastian bahwa undang-undang pidana hanya
berlaku untuk masa yang akan ada sebagai kepastian, bahwa sumber
hukum pidana tidak lain dari adanya undang-undang, larangan adanya
analogi perundangan

2. Asas Lex Temporis delictie : ketentuan perundangan baik mengenai


perbuatan yang dilakukan maupun pidananya yang dapat dipakai
sebagai dasar menuntut dan menjatuhkan pidana kepada seseorang
pelaku tindak pidana adalah undang-undang yang ada pada waktu
perbuatan tersebut dilakukan. Asas ini ada pengecualiannya yaitu yang
dalam pasal 1 dan 2 bunyinya adalah sebagai berikut: Jika sesudah
perbuatan dilakukan ada perubahan undang undang maka dipakai
aturan yang paling ringan bagi terdakwa.

3. Asas Geen Straff Zonder Schuld : artinya adalah tiada pidana tanpa
kesalahan. Asas ini seperti yang dikehendaki dari adanya pengertian
tidak pidana, dimana untuk pengenaan hukuman adalah harus
perbuatannya lebih dulu dirumuskan dalam undang-undang, orang yang
melakukan bersifat melawan hukum, dilakukan dengan kesalahan serta
tiada alasan menghapus sifat melawan hukum. Dalam hal tersebut
diatas jelas bahwa untuk menjatuhkan hukuman antara lain harus ada
unsur criminal act yaitu perbuatannya, serta criminal responbility yaitu
pertanggungjawaban orang tersebut

2.2 Peran dan Fungsi Hukum Pidana

Secara umum fungsi hukum pidana adalah mengatur kehidupan


masyarakat untuk menciptakan dan memelihara ketertiban umum.
Kehidupan manusia dipenuhi dengan kepentingan dan kebutuhan yang
berbeda-beda, yang masing-masing tidak hanya saling bertentangan,
bahkan terkadang saling bertentangan. Dengan jelas hukum pidana
melarang perlakuan yang menyebabkan atau mengancam kepentingan
umum. Menghukum mereka yang terbukti bersalah tanpa keraguan
merupakan tujuan akhir dari proses pidana. Untuk memenuhi kebutuhan
dan kepentingan tersebut, manusia berperilaku dan bertindak. Agar sikap
dan perbuatan tidak merugikan kepentingan orang lain, undang-undang
memberikan rambu-rambu berupa pembatasan-pembatasan tertentu yang
menghalangi orang untuk bebas bertindak dan berperilaku untuk
memenuhi kebutuhannya. Fungsi ini terdapat pada semua jenis hukum,
termasuk hukum pidana, oleh karena itu fungsi ini disebut fungsi umum
hukum pidana.

Seseorang yang telah melakukan tindak pidana dan telah


memenuhi syarat untuk dapat dilakukan pemidanaan atas dirinya maka ia
dapat dijatuhi pidana, dan yang berhak menjatuhkan pidana adalah
Hakim. Penambahan hukuman dan tindakan disipliner, yaitu perluasan
kekuasaan di luar hukuman, menyebabkan kekuasaan dan batasan hakim
pidana terkena pelanggaran. Dan ketika hakim mempunyai kewenangan
untuk menggabungkan hukuman dan kejahatan, batas antara hukuman
utama dan hukuman tambahan menjadi kabur.

2.3 Sistem Hukuman Pidana

Hukuman merupakan suatu bentuk tata cara atau tindakan yang


diberikan kepada individu atau masa yang akan datang. Melalui hukuman
diharapkan seseorang atau kelompok yang melakukan kesalahan dapat
melakukan tindakan sehingga membuat mereka lebih berhati-hati dalam
bertindak. Menurut pasal 10 KUHP hukuman pidana terdiri dari pidana
pokok yaitu pidana mati, penjara, kurungan atau denda. Lalu
Soesilo dalam bukunya Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
menjelaskan bahwa selain hukuman pokok, maka dalam beberapa hal yang
ditentukan dalam undang-undang dijatuhkan pula ditambah dengan salah
satu dari hukuman tambahan. Hukuman tambahan dikenakan sebagai
tambahan terhadap hukuman utama dan tidak dapat dijatuhkan dengan
sendirinya.. ada pidana tambahan yang terdiri dari pencabutan hak-hak
tertentu, perampasan barang tertentu, pengumuman putusan hakim

Disebut pidana pokok karena dapat dijatuhkan mandiri serta dapat


pula dijatuhkan bersama dengan bersama-sama dengan pidana tambahan,
akan tetapi antara pidana pokok tidak dapat dijatuhkan bersama, sebab
sistem pidana menurut KUHP tidak ada penggabungan pidana pokok,
penggabungan pidana pokok dimungkinkan untuk delik luar KUHP.
Pidana tambahan sesuai dengan namanya, maka pidana ini tidak dapat
dijatuhkan tersendiri, jadi selalu dijatuhkan bersama-sama dengan pidana
pokok, penjatuhan pidana tambahan sifatnya fakultatif terserah pada
pertimbangan hakim. Namun beberapa peraturan perundang-undangan
lain juga memuat ketentuan undang-undang lainnya. KUHP sendiri tidak
membatasi hukuman tambahan pada ketiga bentuk tersebut di atas. Dalam
Pasal 18 ayat (1)UU 31/1999 misalnya, diatur juga mengenai bentuk
pidana tambahan lainnya dalam kasus tindak pidana korupsi, seperti :

1. Penyitaan harta benda baik yang bersifat pribadi maupun tidak


berwujud termasuk perusahaan milik narapidana yang digunakan atau
diperoleh dari kegiatan tindak pidana korupsi.

2. Pembayaran uang pengganti sebesar nilai barang yang dikorupsi.

3. penutupan seluruh atau sebagian perusahaan untuk waktu paling lama


1 tahun.
4. perampasan seluruh atau sebagian hak tertentu atau pencabutan seluruh
atau sebagian manfaat tertentu yang dimiliki atau dapat diberikan Negara
kepada terpidana.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

pentingnya asas dalam hukum sebagai panduan utama, baik dalam


konteks hukum perjanjian maupun hukum pidana. Sebagai contoh, asas
"pacta sunt servanda" dalam hukum perjanjian menegaskan pentingnya
kepatuhan pada kesepakatan yang telah dibuat. Dalam hukum pidana, tiga
asas utama, yaitu asas legalitas, lex temporis delictie, dan geen straff
zonder schuld, membentuk dasar bagi penegakan hukuman pidana. Asas-
asas ini memberikan kepastian hukum, menetapkan bahwa tindakan
pidana harus didasarkan pada undang-undang yang berlaku pada waktu
perbuatan, dan menekankan bahwa tidak boleh ada pidana tanpa adanya
kesalahan. Terdapat juga peran dan fungsi hukum pidana, yang secara
umum bertujuan untuk mengatur kehidupan masyarakat guna
menciptakan dan memelihara ketertiban umum. Hukum pidana melarang
perlakuan yang merugikan kepentingan umum, dengan tujuan akhir
menghukum mereka yang terbukti bersalah. Dalam sistem hukuman
pidana, terdapat pidana pokok seperti pidana mati, penjara, kurungan, atau
denda, dan pidana tambahan seperti pencabutan hak-hak tertentu,
perampasan barang tertentu, dan pengumuman putusan hakim. Pidana
tambahan dijatuhkan bersamaan dengan pidana pokok, dan penjatuhan
pidana tambahan bergantung pada pertimbangan hakim. Dengan
demikian, pentingnya asas-asas dalam hukum, khususnya dalam konteks
hukum pidana, serta menjelaskan peran, fungsi, dan sistem hukuman
pidana yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA

Kumparan. (2021). Mengenal Tujuan dan Fungsi Hukum Pidana. Diakses


pada 27 November 2023 dari

https://kumparan.com/berita-terkini/mengenal-tujuan-dan-fungsi-
hukum-pidana-1wwtAaNxXGf/full

Tribratanews. (2019). Fungsi Hukum Pidana dalam Penanggulangan


Kejahatan. Diakses pada 27 November 2023 dari

https://tribratanews.kepri.polri.go.id/2019/02/21/fungsi-hukum-
pidana-dalam-penanggulangan-kejahatan/

Legowo, P. S. 2023. Pengantar Ilmu Hukum Bagian Hukum Publik.


Purwokerto: Unsoed

Agata Ramadhani, Syafira. (2020). Asas-Asas Hukum Pidana. Diakses pada


27 November 2023 dari

https://menuruthukum.com/2020/05/07/asas-asas-hukum-pidana/

Kanter, E. Y dan S. R. Sianturi. 2018 Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia


dan Penerapannya, Jakarta: Storia Grafika,

Moeljatno. 1985. Azas-Azas Hukum Pidana. Jakarta: Bina Aksara

Anda mungkin juga menyukai