Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PROGRAM PERENCANAAN ANGGARAN KESEHATAN DI


INSTANSI

DI
S
U
S
U
N
OLEH:
CUT FITRI HASDIANTI
NPM. 231010120044

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS UBUDIYAH INDONESIA
BANDA ACEH
2024
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah fiqih yang berjudul “Program
Perencanaan Anggaran Kesehatan Di Instansi”.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu sehingga pembuatan
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari rasa sempurna,
maka dari itu penulis mengharap kritik dan saran demi perbaikan agar menjadi
lebih baik lagi. Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Akhir kata, sekian dan terimakasih

Banda Aceh, April 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................i


DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................2
A. Penganggaran Kesehatan di Instansi .......................................................2
B. Konsep Pengaggaran Kesehatan di Instansi ............................................5
C. Penganggaran Nasional ...........................................................................6
D. Anggaran Pelayanan Kesehatan ..............................................................8
E. Solusi Pemecahan Masalah .....................................................................10
BAB III PENUTUP ...........................................................................................12
A. Kesimpulan .............................................................................................12
B. Saran........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kualitas
perencanaan dan penganggaran. Namun hingga saat ini proses penyusunan
perencanaan dan penganggaran belum sepenuhnya dapat terlaksana sesuai
harapan. Permasalahan yang sering dihadapi oleh para perencana setiap tahun
diantaranya adalah sulitnya sinkronisasi dan koordinasi antar unit serta waktu
perencanaan yang terkesan singkat atau tergesa-gesa. (Permnkes RI No. 7 Tahun
2014)
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka para perencana diharapkan
dapat memahami siklus dan jadwal serta kegiatan umum perencanaan dan
penganggaran. Hal ini untuk memudahkan penyusunan Rencana Kerja (Renja) di
tingkat Pusat (Kementerian/Lembaga) dan Daerah (provinsi dan kabupaten/kota)
yang bersumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), baik dari
rupiah murni, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan atau Pinjaman/Hibah
Luar Negeri (P/HLN).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Jurnal yang dibahas, rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan penganggaran kesehatan di instansi ?
2. Bagaimana konsep penganggaran kesehatan di instansi ?
3. Bagaimana peran pemerintah dalam penganggaran kesehatan di instansi?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penganggaran kesehatan di
instansi.
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep penganggaran kesehatan di instansi.
3. Untuk mengetahui bagaimana peran pemerintah dalam penganggaran
kesehatan di instansi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penganggaran Kesehatan di Instansi


1. Pengertian Anggaran
Anggaran kesehatan di instansi adalah suatu rencana yang disusun secara
sistematik yang meliputi seluruh kegiatan lembaga, yang dinyatakan dalam unit
moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang. Anggaran
juga dimaksudkan sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak
dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial.
Anggaran adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis dari
pelaksanaan tanggung jawab manajemen didalam perencanaan koordinasi dan
pengawasan. (Winarno, 2013)
Anggaran dapat diinterprestasikan sebagai paket pernyataan perkiraan
penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau
beberapa periode mendatang. Anggaran ini merupakan cerminan dari apa yang
akan dilakukan oleh pemerintah, termasuk didalamnya adalah kebijakan. Karena
didalam anggaran terdiri dari pos penerimaan dan pengeluaran yang berpengaruh
terhadap masyarakat.(Trisugiarto, 2016)
Dalam pengelolaan perusahaan, terlebih dahulu manajemen menetapkan
tujuan dan sasaran, dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai
tujuan dan sasaran tersebut. Dampak keuangan yang diperkirakan akan terjadi
sebagai akibat dari rencana kerja tersebut, kemudian disusun dan dievaluasi
melalui proses penyusunan anggaran. (Widodo, 2012)
Pada dasarnya anggaran yang bermanfaat dan realistis tidak hanya dapat
membantu mempererat kerja sama karyawan, memperjelas kebijakan dan
merealisasikan rencana saja, tetapi juga dapat menciptakan keselarasan yang
lebih baik dalam perusahaan dan keserasian tujuan diantara diantara para manajer
dan bawahannya. (Widodo, 2012)

2
2. Fungsi Anggaran
Secara lebih detail anggaran mempunyai beberapa, antara lain :
a. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.
b. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa
mendatang.
c. Anggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan
berbagai unit kerja dan mekanisme kerja antar atasan dan bawahan.
d. Anggaran sebagai pengendali unit kerja.
e. Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan
efisien dalam pencapain visi organisasi.
f. Anggaran merupakan intrumen politik.
g. Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal.

3. Tujuan Penganggaran
Tujuan penganggaran adalah penyusunan rencana keuangan untuk operasi
pemerintahan atau organisasi di masa depan. Selain itu, penganggaran
merupakan indikasi kebijakan fiskal organisasi untuk mencapai berbagai
tujuan meliputi ekonomi, sosial dan politik. Kita dapat
mempertimbangkan berbagai empat dimensi untuk setiap program anggaran,
yaitu:
a. Prakiraan Laba dan sumber ekonomi lainnya.
b. Kumpulan kebijakan dan tujuan organisasi.
c. Rangkaian kegiatan dan tujuan pelaksanaan kebijakan untuk mencapai
tujuan
d. Mengantisipasi biaya dari aktivitas di masa depan.

4. Pendekatan Sistem Penganggaran


Dalam sistem perencanaan dan penganggaran terdapat tiga (3)
pendekatan yaitu penganggaran terpadu, penganggaran berbasis kinerja, dan
kerangka pengeluaran jangka menengah (KPJM). (Permnkes RI No. 7 Tahun
2014)

3
a. Pendekatan Penganggaran Terpadu
Merupakan penyusunan rencana keuangan tahunan yang dilakukan
secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan
pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi alokasi
dana. Penganggaran terpadu dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh
proses perencanaan dan penganggaran di lingkungan Kementerian/Lembaga
(K/L) untuk menghasilkan Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga
(RKA-K/L) dengan klasifikasi anggaran menurut organisasi, fungsi, dan
jenis belanja. Integrasi atau keterpaduan proses perencanaan dan
penganggaran dimaksudkan agar tidak terjadi duplikasi dalam penyediaan
dana untuk K/L baik yang bersifat investasi maupun untuk keperluan biaya
operasional. Perencanaan dan penganggaran disusun secara terpadu dan
menyeluruh dengan memperhatikan berbagai sumber dana yaitu APBN,
termasuk PNBP dan P/HLN, serta APBD. (Permnkes RI No. 7 Tahun 2014)
b. Pendekatan Penganggaran Berbasis Kinerja
Merupakan suatu pendekatan dalam sistem perencanaan dan penganggaran
yang menunjukkan secara jelas keterkaitan antara alokasi anggaran dengan
kinerja yang dihasilkan, serta memperhatikan efisiensi dalam pencapaian
kinerja. Kinerja yang dimaksud adalah prestasi kerja yang berupa keluaran
dari kegiatan atau hasil dari program dengan kualitas dan kuantitas yang
terukur. (Permnkes RI No. 7 Tahun 2014)
c. KPJM
KPJM adalah pendekatan penyusunan anggaran berdasarkan kebijakan
dengan pengambilan keputusan yang menimbulkan implikasi anggaran
dalam kurun waktu lebih dari satu tahun anggaran. Pendekatan tersebut
sangat bermanfaat dalam mengelola keuangan negara dalam rangka
pelaksanaan pembangunan nasional. Adapun manfaat dari KPJM
tersebut antara lain: (Permnkes RI No. 7 Tahun 2014)
1) Memelihara kelanjutan fiskal dan meningkatkan disiplin fiskal.
2) Meningkatkan keterkaitan antara proses perencanaan dan penganggaran.
3) Mengarahkan alokasi sumber daya agar lebih rasional dan strategis.

4
4) Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dengan
pemberian pelayanan yang optimal.

B. Konsep Pengaggaran Kesehatan di Instansi


1. Sistem Anggaran Negara
Sistem anggaran negara, meliputi :
a. Penganggaran Tradisional
Penganggaran tradisional yaitu sistem anggaran tradisional (line-item
budgeting system) adalah sistem anggaran yang berdasarkan obyek
pengeluaran, dengan titik berat pada segi pelaksanaan dan pengawasan
anggaran. (Winarno, 2013)
Konsep penganggaran tradisional ini telah diterapkan pada paruh
kedua Abad 20 dan di anggap sebagai alat utama pencapaian tujuan
perusahaan. (Luecke, 2017)
b. Penganggaran Kinerja
Penganggaran kinerja disebut juga dengan performance budgeting
system, merupakan penyempurnaan dari sistem anggaran tradisional, yang
menekankan pada manajemen anggaran yaitu dengan memperhatikan baik
segi ekonomi dan keuangan pelaksanaan anggaran. (Winarno, 2013)
c. Penganggaran Program
Penganggaran program merupakan gabungan dari kedua sistem di atas, lebih
menekankan pada segi perencanaan anggaran dan bukan pada pengendalian
anggaran. (Winarno, 2013)

2. Alokasi Dana Kesehatan


Besarnya alokasi dana untuk kesehatan tergantung pada beberapa kondisi,
yaitu sebagai berikut : (Winarno, 2013)
1. Besarnya pendapatan daerah yaitu Dana Alokasi Umum (DAU), Dana
Alokasi Khusus (DAK) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
2. Kemampuan dinas kesehatan menyusun program dan anggaran yang
realistis.

5
3. Visi Pemda dan DPRD tentang kedudukan sektor kesehatan dalam
konteks pembangunan daerah relatif terhadap kesehatan.
4. Kemampuan Dinas Kesehatan untuk melakukan advokasi kepada pemda
dan DPRD.
3. Langkah-Langkah Penganggaran
Langkah-langkah yang harus diikuti dalam penganggaran adalah sebagai
berikut : (Winarno, 2013)
a. Penetapan tujuan
b. Pengevaluasian sumber-sumber daya yang tersedia
c. Negoisasi antara pihak-pihak yang terlibat mengenai angka anggaran
d. Persetujuan akhir
e. Pendistribusian anggaran yang disetujui.

C. Penganggaran Nasional
1. Peran Pemerintah dalam Penganggaran
Seiring dengan berjalannya reformasi di Indonesia, Pemerintah
mengeluarkan paket Undang-Undang di bidang keuangan negara yang
meliputi Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan
Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara. (Trisugiarto, 2016)
Ketiga paket undang-undang ini menjadi tonggak reformasi pengelolaan
keuangan negara. Undang-undang Keuangan Negara Pasal 3 ayat 1 menyatakan
bahwa Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efisien, efektif, transparan, dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Hal ini mendorong
Pemerintah agar lebih profesional dalam pengelolaan keuangan. Banyak
perubahan yang terjadi dalam pengelolaan keuangan negara, mulai dari
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, sampai dengan pertanggungjawaban
dan pemeriksaan oleh pengawas. (Trisugiarto, 2016)

6
2. Penganggaran dan Otonomi Daerah
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan otonomi daerah dimana
faktor-faktor tersebut sekaligus sebagai faktor yang sangat menentukan prospek
otonomi daerah untuk masa mendatang. Faktor pertama yang menentukan
prospek otonomi daerah adalah manusia sebagai subyek penggerak dalam
penyelengaraan otonomi daerah. Faktor manusia ini haruslah baik dalam
pengertian moral maupun kapasitasnya. Faktor ini mencakup unsur pemerintah
daerah yang terdiri dari kepala daerah dan DPRD, aparatur daerah maupun
masyarakat daerah yang merupakan lingkungan tempat aktivitas pemerintah
daerah dilaksanakan. Kemampuan aparatur pemerintah daerah merupakan suatu
faktor yang menentukan apakah suatu daerah dapat atau mampu
menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri dengan baik atau tidak.
(Winarno, 2013)
3. Analisis Program Penganggaran
Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui program-program yang
dijadikan prioritas pemerintah daerah sesuai urutan berdasarkan indikator
pencapaian visi misi kepala daerah dan program prioritas arahan pemerintah
pusat. Melalui teknik ini diketahui bagaimana program kesehatan berkontribusi
terhadap tujuan pembangunan daerah beserta penganggarannya. Analisis ini
dilakukan melalui tiga tahap, yaitu : (Prabowo, 2016)
a. Tahap Pertama. Pada tahap ini akan di analisis program-program
berdasarkan kriteria pencapaian output visi misi pemerintah daeran. Pada
matriks prioritas ini akan dihasilkan pengurutan prioritas program sesuai
dengan total hasil penjumlahan mulai dari nilai tertinggi hingga terendah.
Selanjutnya akan dipilih program-program dengan nilai total di atas rata-rata
jumlah total. (Prabowo, 2016)
b. Tahap Kedua. Pada tahap selanjutnya, akan di analisis kembali urutan
program-program yang memiliki nilai di atas rata-rata sebagaimana
dihasilkan pada tahap pertama. Analisis tahap kedua ini merupakan
penentuan prioritas utama program yang akan menghasilkan urutan program
terpenting dari program yang terpilih. (Prabowo, 2016)

7
D. Anggaran Pelayanan Kesehatan
1. Kebutuhan Anggaran Kesehatan
Kebutuhan layanan kesehatan penduduk secara regional spesifik di
kebanyakan negara. Sistem kesehatan nasional dihadapkan pada dilema
mengalokasikan sumber daya ke wilayah ini untuk memperhitungkan kebutuhan.
Meskipun sistem historis dan inkremental merupakan norma di masa lalu, negara-
negara semakin memanfaatkan informasi mengenai kebutuhan lokal untuk
mempengaruhi alokasi ini. (Firdaus, 2012)
Di Indonesia, ketidaksetaraan pola pendanaan bersejarah diperburuk oleh
dampak undang- undang desentralisasi yang diberlakukan pada tahun 1999 dan
direvisi pada tahun 2001 yang menempatkan sebagian besar layanan
kesehatan di bawah tanggung jawab pemerintah kabupaten. (Firdaus, 2012)
Dinas Kesehatan Kabupaten sekarang harus bersaing dengan sektor lain
untuk pendanaan. Tinjauan pengeluaran publik baru-baru ini menunjukkan
bahwa pengeluaran kesehatan lokal sebagian besar terkait dengan pendapatan
kabupaten daripada kebutuhan populasi. Ketidakadilan di tingkat kabupaten
cenderung berkontribusi terhadap ketidakadilan di tingkat individu : studi
penelitian menunjukkan bahwa Indonesia memiliki salah satu distribusi sumber
daya kesehatan masyarakat paling miskin di wilayah ini.(Firdaus, 2012)

2. Alokasi Dana Kesehatan


Dinas Kesehatan memiliki pengaruh terhadap sistem kesehatan
dengan mewajibkan pemerintah daerah untuk menyediakannya paket layanan
minimal (Standar Pelayanan Minimal atau SPM) untuk populasi mereka. SPM
terdiri dariperawatan ibu dan bayi, keluarga berencana, bayi dan kesehatan anak
(termasuk pemeriksaan kesehatan rutin dan merawat anak-anak yang menderita
kekurangan gizi, diare dan infeksi pernafasan) dan prioritasnya menular
penyakit (tuberkulosis, malaria dan demam berdarah). Itu SPM menetapkan
target tingkat cakupan yang relevankelompok penduduk mulai dari sekitar 75%
(cakupan kasus malaria) sampai 95% (asuhan antenatal). Paket mencakup
perawatan kesehatan pribadi dan kesehatan masyarakat tindakan (misalnya

8
penyemprotan demam berdarah). Paketnya jugamendefinisikan dukungan untuk
perawatan kesehatan pribadi yang lebih luas untuk orang miskin termasuk
perawatan dasar dan rujukan. Layanan ini tidak didefinisikan dengan
baik dan dalam tulisan ini kita membatasi perhatikan biaya layanan
universal yang ada ditentukan untuk diberikan kepada seluruh populasi.
(Firdaus, 2012)
Pembiayaan untuk mencapai target SPM berasal dari beberapa sumber.
Sejak tahun 2004 telah ada skema asuransi untuk orang miskin berdasarkan
karakteristik rumah tangga dan individu pertama dikelola oleh asuransi
kesehatan negara agensi (PT Askes) dan, sejak 2008, sebagai program khusus
dari Kementerian Kesehatan (Jamkesmas). Kabupaten adalah diperlukan untuk
menyediakan dana untuk layanan prioritas ke sisa populasi tapi
sedikit yang diketahui tentang biaya komitmen tersebut dan bagaimana hal
itu bervariasi melintasi negara. Variasi biaya yang luas sangat mungkin terjadi
karena negara ini terdiri dari lebih dari 17.000 pulau yang memiliki status
ekonomi dan sosial yang sangat berbeda. Fokus penelitian ini adalah pada
estimasi dana yang dibutuhkan untuk mencapai minimum. (Firdaus, 2012)

3. Alokasi Sumber Daya


Tahap kedua dari proses alokasi sumber daya adalah sebuah
keputusan tentang tingkat sumber daya untuk mengalokasikan untuk diukur
kebutuhan masing-masing sub kelompok dan populasi. Di sistem kesehatan
yang mapan adalah metode yang biasa asumsikan satuan sumber daya adalah
total anggaran yang tersedia dan mengalokasikannya berdasarkan kebutuhan
pembobotan. Dimana disana tidak ada anggaran yang mapan alternatifnya
adalah membangun sumber daya persyaratan dengan melihat layanan individual
berdasarkan data epidemiologi dan biaya normatifpengobatan. (Firdaus, 2012)
Pendekatan ini digunakan untuk menganalisis kebutuhan untuk layanan
angina dan infark miokard menggunakan data pasien di Wales. Kompleksitas
yang universalkebutuhan paket di sebagian besar negara OECD membatasi
sejauh mana metodologi ini dapat diterapkan paling banyak jasa. Sebaliknya,

9
rendahnya tingkat sumber daya dan niat untuk mengarahkan mereka ke
kebutuhan prioritas berarti banyak yang rendah dan Middle Income Countries
(LMICs) bertujuan untuk fokus kepada publikpendanaan untuk perawatan
kesehatan pada rentang intervensi yang terbatas yang terbukti efektivitas biaya.
Paket manfaat dasar pendekatan, dengan fokus pada jangkauan sempit yang
sebagian besar menular penyakit dan kesehatan ibu dan anakmenjadi ciri umum
strategi sektoral di Indonesia banyak LMICs. Pendekatannya sangat
penting bagi internasional inisiatif advokasi lebih banyak tapi lebih tepat
sasaran belanja untuk perawatan kesehatan. Pendekatan bottom up, pendekatan
untuk kebutuhan alokasi sumber daya mungkin praktis untuk terbatasnya
layanan yang dibiayai oleh negara seperti itu negara dan lebih spesifik terhadap
kebutuhan daripada rumus umum. (Firdaus, 2012)

E. Solusi Pemecahan Masalah


Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penganggaran kesehatan,
maka kita terlebih dahulu harus mengetahui apa yang dimaksud dengan anggaran
dan penganganggaran kesehatan. Anggaran merupakan estimasi kinerja yang
hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran
finansial. Anggaran adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis dari
pelaksanaan tanggung jawab manajemen didalam perencanaan koordinasi dan
pengawasan. (Winarno, 2013)
Penganggaran kesehatan adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis
yang meliputi seluruh kegiatan kesehatan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan)
moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Konsep penganggaran kesehatan terdiri dari Penganggaran Tradisional,
Penganggaran Kinerja dan Penganggaran Program. Konsep penganggaran
tersebut termasuk dalam Sistem Anggaran Negara. (Winarno, 2013)
Penganggaran tradisional merupakan sistem anggaran yang berdasarkan
obyek pengeluaran, dengan titik berat pada segi pelaksanaan dan pengawasan
anggaran. Kemudian penganggaran tradisional disempurnakan menjadi
penganggaran kinerja, yang menekankan pada manajemen anggaran yaitu dengan

10
memperhatikan baik segi ekonomi dan keuangan pelaksanaan anggaran.
Sedangkan penganggaran program merupakan gabungan dari penganggaran
tradisional dan penganggaran kinerja, yang lebih menekankan pada segi
perencanaan anggaran dan bukan pada pengendalian anggaran. (Winarno, 2013)

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang
hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam
ukuran finansial. Anggaran adalah suatu pendekatan yang formal dan
sistematis dari pelaksanaan tanggung jawab manajemen didalam perencanaan
koordinasi dan pengawasan. Penganggaran kesehatan adalah suatu rencana yang
disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan kesehatan, yang
dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu
(periode) tertentu yang akan datang. Konsep penganggaran kesehatan terdiri dari
Penganggaran Tradisional, Penganggaran Kinerja dan Penganggaran Program.
Konsep penganggaran tersebut termasuk dalam Sistem Anggaran Negara.
Sebelum reformasi di bidang keuangan, sistem perencanaan dan penggaran
yang berlaku menggunakan pendekatan line item dan incremental, dimana
dalam pendekatanline item lebih berorientasi pada input sedangkan pada
pendekatan incremental lebih pada perspektif tahunan. Setelah munculnya
Undang-Undang Keuangan Negara, sistem perencanaan dan penganggaran
mengalami perubahan. Jenis pendekatan yang dilakukan, yaitu Kerangka
Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM), Penganggaran Terpadu, dan
Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga yang merupakan amanat dari Undang-
undang Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003.

B. Saran
Pembuatan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan
sumber yang kami peroleh. Sehingga isi dari makalah ini masih bersifat umum,
oleh karena itu saya harapkan agar pembaca bisa mencari sumber yang lain guna
membandingkan dengan pembahasan yang saya buat, guna mengoreksi bila
terjadi kelasahan dalam pembuatan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Lucy Stefani, Delfi. 2018. Pembiayaan Kesehatan, (Online),


http://delfistefani.wordpress.com/2018/06/19/makalah-pembiayaan-
kesehatan/, diakses 7 Desember 2018

Undang Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang : Kesehatan

Ghufron, Ali dkk.2008.Kesmas : Administrasi dan Praktik.Jakarta:EGC

13

Anda mungkin juga menyukai