Bab I
Bab I
BAB I
PENDAHULUAN
Tingginya angka morbiditas dan mortalitas merupakan satu hal yang harus di
waspadai. Penyebab utama dari morbiditas dan mortalitas adalah karena penyakit
kardiovaskular yang umumnya terjadi saat dewasa dan lanjut usia. Peningkatakan
penyakit kardioaskular ini selaras dengan kejadian sindrom metabolik (Fahed et al.,
insulin, sindrom reaven, atau sindrom diabetik (Chen et al., 2021). Sindrom
kematian, berisiko 5 kali lipat lebih tinggi mengalami diabetes mellitus tipe 2, dan
berisiko 2 kali lipat mengalami serangan jantung dan stroke (Kaur, 2019).
hal ini setara dengan 74% kasus kematian global. Data epidemiologi dari
secara global yaitu sekitar 20-25%. Prevalensi sindrom metabolik pada populasi
dewasa di Eropa sebesar 15%, Amerika 24%, Korea Selatan 14,2%, dan Indonesia
yang condong ke arah barat. Awalnya sindrom metabolik berasal dari barat,
gaya hidup (Mohamed et al., 2023). Modernisasi terjadi dengan sangat cepat,
terutama pada daerah perkotaan. Oleh sebab itu, prevalensi sindrom metabolik di
metabolik di daerah perkotaan lebih tinggi, yaitu 21,7% pada pria dan 27,8% pada
13,8% pada pria dan 18,8% pada wanita. Meskipun prevalensi sindrom metabolik
lebih rendah dibandingkan daerah perkotaan, namun tetap terdapat risiko yang
meliputi transisi nutrisi yang cepat, kurang aktifitas fisik, dan stress. Sedangkan
yang berkaitan dengan sindrom metabolik pada pria dewasa di perdesaan Tamil,
2
Penelitian ini mengemukakan bahwa sindrom metabolik tidak hanya terkait
dengan modernisasi dan urbanisasi, tetapi juga terkait dengan faktor-faktor lain
seperti pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktifitas fisik, dan faktor
tidak sama dengan sindrom metabolik di daerah perkotaan. Hal ini dikarenakan
bahwa sindrom metabolik berkaitan erat dengan gaya hidup, yang mana gaya
hidup sendiri juga berkaitan erat dengan modernisasi. Dilihat dari penelitian
terdahulu yang sudah di jelaskan di atas, diketahui bahwa terdapat banyak faktor
hipertensi, dan kebiasaan merokok, pola makan yang tidak sehat, kurangnya
aktifitas fisik, dan faktor lingkungan yang berbeda di perdesaan. Dengan melihat
beberapa faktor ini, maka diketahui masih banyak faktor yang mempengaruhi
sindrom metabolik di perdesaan. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan
wilayah perdesaan.
Penelitian kembali ini dilakukan guna menjawab pertanyaan yang lebih luas
menghasilkan informasi yang relevan dan kajian yang komprehensif. Salah satu
metode efektif yang bisa digunakan adalah dengan metode literature review,
3
mengevaluasi, dan menafsirkan penelitian-penelitian terdahulu guna menciptakan
suatu penelitian baru dengan topik serupa namun dengan informasi yang lebih
terdahulu yang membahas penelitian serupa, namun dengan varibel yang berbeda.
temuan yang dihasilkan juga berbeda diantara para peneliti sebelumnya, namun
berkaitan dengan penyakit tidak menular. Prevalensi tingkat global mencapai angka
Faktor gaya hidup memegang peranan penting dalam kejadian sindrom metabolik.
Gaya hidup juga berkembang selaras dengan modernisasi. Oleh sebab itu, jika
dilihat secara demografis daerah perkotaan lebih erat kaitannya dengan sindrom
Dengan hal ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut
4
saja faktor yang mempengaruhinya guna dilakukan pencegahan dan
maka metode yang relevan digunakan yaitu dengan metode literature review.
Metode ini bertujuan guna menjawab pertanyaan lebih luas mengenai apa saja
dihasilkan fakta yang lebih komprehensif dan menghasilkan kajian yang terintegrasi.
di wilayah perdesaan.
5
2. Untuk mengetahui faktor sindrom metabolik yang dominan ditemukan dari
perdesaan
Sebagai tambahan ilmu dan informasi yang berguna bagi peneliti dan
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sindrom metabolik.
Sebagai bahan bacaan serta hasil penelitian ini dapat digunakan oleh Institusi
sebagai bahan referensi dan kajian untuk peneliti lain atau penelitian lanjutan.