Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingginya angka morbiditas dan mortalitas merupakan satu hal yang harus di

waspadai. Penyebab utama dari morbiditas dan mortalitas adalah karena penyakit

kardiovaskular yang umumnya terjadi saat dewasa dan lanjut usia. Peningkatakan

penyakit kardioaskular ini selaras dengan kejadian sindrom metabolik (Fahed et al.,

2022). Sindrom metabolik sering dikenal dengan Sindrom X, sindrom resistensi

insulin, sindrom reaven, atau sindrom diabetik (Chen et al., 2021). Sindrom

metabolik di artikan sebagai kumpulan elemen klinis dan biologis yang

meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Elemen tersebut diantaranya yaitu,

obesitas sentral, hipertensi, hiperglikemia, dan dislipidemia.

Dipastikan orang yang mengalami sindrom metabolik akan lebih mudah

berkali-kali lipat mengalami penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu, dapat

dipastikan orang yang mengalami sindrom metabolik berisiko 2 kali terhadap

kematian, berisiko 5 kali lipat lebih tinggi mengalami diabetes mellitus tipe 2, dan

berisiko 2 kali lipat mengalami serangan jantung dan stroke (Kaur, 2019).

Angka kematian akibat penyakit tidak menular sebanyak 41 juta orang/tahun,

hal ini setara dengan 74% kasus kematian global. Data epidemiologi dari

International Diabetes Federation menyebutkan prevalensi sindrom metabolik

secara global yaitu sekitar 20-25%. Prevalensi sindrom metabolik pada populasi
dewasa di Eropa sebesar 15%, Amerika 24%, Korea Selatan 14,2%, dan Indonesia

sebesar 23,34% dari total populasi (IDF, 2018).

Tingginya prevalensi sindrom metabolik didukung dengan gaya hidup modern

yang condong ke arah barat. Awalnya sindrom metabolik berasal dari barat,

namun modernisasi yang terus meluas sehingga menyebabkan perubahan pada

gaya hidup (Mohamed et al., 2023). Modernisasi terjadi dengan sangat cepat,

terutama pada daerah perkotaan. Oleh sebab itu, prevalensi sindrom metabolik di

daerah perkotaan selalu lebih tinggi dibandingkan wilayah perdesaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Sharma et al. (2018) mengemukakan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan dalam prevalensi sindrom metabolik. Sindrom

metabolik di daerah perkotaan lebih tinggi, yaitu 21,7% pada pria dan 27,8% pada

wanita, sementara prevalensi sindrom metabolik pada wilayah perdesaan yaitu

13,8% pada pria dan 18,8% pada wanita. Meskipun prevalensi sindrom metabolik

lebih rendah dibandingkan daerah perkotaan, namun tetap terdapat risiko yang

signifikan. Terdapat perbedaan faktor risiko sindrom metabolik antara di

perkotaan dan di perdesaan. Faktor risiko sindrom metabolik di daerah perkotaan

meliputi transisi nutrisi yang cepat, kurang aktifitas fisik, dan stress. Sedangkan

faktor risiko sindrom metabolik di daerah perdesaan meliputi penurunan

konsumsi makanan tradisional, kurang aktivitas fisik, dan juga obesitas.

Penelitian Selvaraj dan Muthunarayanan (2018) yang membahas faktor risiko

yang berkaitan dengan sindrom metabolik pada pria dewasa di perdesaan Tamil,

India. Faktor penyebabnya yaitu obesitas, hipertensi, dan kebiasaan merokok.

2
Penelitian ini mengemukakan bahwa sindrom metabolik tidak hanya terkait

dengan modernisasi dan urbanisasi, tetapi juga terkait dengan faktor-faktor lain

seperti pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktifitas fisik, dan faktor

lingkungan yang berbeda di perdesaan.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah di paparkan diketahui bahwa

sindrom metabolik di daerah perdesaan memiliki risiko yang signifikan meskipun

tidak sama dengan sindrom metabolik di daerah perkotaan. Hal ini dikarenakan

bahwa sindrom metabolik berkaitan erat dengan gaya hidup, yang mana gaya

hidup sendiri juga berkaitan erat dengan modernisasi. Dilihat dari penelitian

terdahulu yang sudah di jelaskan di atas, diketahui bahwa terdapat banyak faktor

yang mempengaruhi sindrom metabolik di daerah perdesaan, diantaranya yaitu

penurunan konsumsi makanan tradisional, kurang aktivitas fisik, obesitas,

hipertensi, dan kebiasaan merokok, pola makan yang tidak sehat, kurangnya

aktifitas fisik, dan faktor lingkungan yang berbeda di perdesaan. Dengan melihat

beberapa faktor ini, maka diketahui masih banyak faktor yang mempengaruhi

sindrom metabolik di perdesaan. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian kembali mengenai faktor yang mempengaruhi sindrom metabolik di

wilayah perdesaan.

Penelitian kembali ini dilakukan guna menjawab pertanyaan yang lebih luas

mengenai faktor yang mempengaruhi sindrom metabolik di perdesaan sehingga

menghasilkan informasi yang relevan dan kajian yang komprehensif. Salah satu

metode efektif yang bisa digunakan adalah dengan metode literature review,

metode ini merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengkaji,

3
mengevaluasi, dan menafsirkan penelitian-penelitian terdahulu guna menciptakan

suatu penelitian baru dengan topik serupa namun dengan informasi yang lebih

komprehensif. Pemilihan metode ini didasarkan pada banyaknya temuan penelitian

terdahulu yang membahas penelitian serupa, namun dengan varibel yang berbeda.

Umumnya penelitian terdahulu yang membahas faktor yang mempengaruhi

sindrom metabolik di wilayah perdesaan hanya membahas beberapa faktor dan

temuan yang dihasilkan juga berbeda diantara para peneliti sebelumnya, namun

dengan penelitian ini perbedaan maupun persamaan tersebut bisa disatukan

dengan dipertimbangkan relevansinya. Maka peneliti bermaksud untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Literature Review : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Sindrom Metabolik di Wilayah Perdesaan”.

1.2 Rumusan Masalah

Sindrom metabolik merupakan kumpulan gejala kelainan metabolik yang

berkaitan dengan penyakit tidak menular. Prevalensi tingkat global mencapai angka

20-25%. Sindrom metabolik terjadi karena banyaknya faktor yang mempengaruhi.

Faktor gaya hidup memegang peranan penting dalam kejadian sindrom metabolik.

Gaya hidup juga berkembang selaras dengan modernisasi. Oleh sebab itu, jika

dilihat secara demografis daerah perkotaan lebih erat kaitannya dengan sindrom

metabolik dibandingkan daerah perdesaan, akan tetapi risiko sindrom metabolik di

daerah perdesaan juga terjadi dengan signifikan.

Dengan hal ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai sindrom metabolik pada masyarakat perdesaan terutama melihat apa

4
saja faktor yang mempengaruhinya guna dilakukan pencegahan dan

pengelolaannya. Terdapat perbedan temuan dari penelitian terdahulu mengenai

permasalahan ini, guna menyatukan perbedan temuan dari penelitian terdahulu

maka metode yang relevan digunakan yaitu dengan metode literature review.

Metode ini bertujuan guna menjawab pertanyaan lebih luas mengenai apa saja

faktor yang mempengaruhi sindrom metabolik di wilayah perdesaan, sehingga akan

dihasilkan fakta yang lebih komprehensif dan menghasilkan kajian yang terintegrasi.

Maka peneliti bemaksud utuk melakukan penelitian dengan judul : “Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Sindrom Metabolik di Wilayah Perdesaan”.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mengatasi luasnya permasalahan, maka peneliti membatasi ruang

lingkup pada : faktor-faktor yang memungkinkan mempengaruhi sindrom metabolik

di wilayah perdesaan.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang

mempengaruhi sindrom metabolik di wilayah perdesaan

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi

sindrom metabolik dengan kejadian sindrom metabolik di wilayah perdesaan

5
2. Untuk mengetahui faktor sindrom metabolik yang dominan ditemukan dari

artikel penelitian terdahulu mengenai sindrom metabolik di wilayah

perdesaan

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Penulis

Sebagai tambahan ilmu dan informasi yang berguna bagi peneliti dan
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sindrom metabolik.

1.5.2 Bagi Institusi

Sebagai bahan bacaan serta hasil penelitian ini dapat digunakan oleh Institusi
sebagai bahan referensi dan kajian untuk peneliti lain atau penelitian lanjutan.

1.5.3 Bagi Masyarakat

Memberikan referensi dan informasi mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi sindrom metabolik serta memanfaatkan hasil penelitian sebagai

data awal atau perbandingan untuk melanjutkan penelitian

Anda mungkin juga menyukai