Anda di halaman 1dari 29

EKSISTENSI ORMAS PUI DALAM BIDANG PENDIDIKAN

DI JAWA-BARAT 2010-2020

(Model Studi Pendidikan SMK PUI JATIBARANG)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sidang usulan penelitian

program studi

Pendidikan Sejarah

Diajukan oleh:

BUNGSU RAMADHAN

NIM:201020803

INSTITUT PANGERAN DHARMA KHUSUMA INDRAMAYU

(INSTITUT PHADAKU)

2023/2024
DAFTAR ISI

Daftar Isi…………………………………………………………………………i

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah…………………………………………………….1

1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………...7

1.3. Tujuan Penelitian……………………………………………………………7

1.4. Manfaat Penelitian…………………………………………………………..7

1.5. Tinjauan Pustaka…………………………………………………………….8

1.6.Metode Penelitian……………………………………………………………11

1.7.Kerangka Pemikiran Teoritis………………………………………………...14

1.8. Sistematika Penulisan……………………………………………………….18

1.9. Daftar Pustaka……………………………………………………………….21


BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Beberapa abad yang lalu lahir sebuah organisasi masa yang berbasis

keislaman yang bernama PUI yang mempunyai peran dalam membangun spritual

bagi bangsa di negara Indonesia. PUI telah ikut serta dalam membangun karakter

bangsa dengan menyedikan pendidikan untuk masyarakat Indoensia yang saat itu

sedang mengalami kemunduran terutama di bidang pendidikan. kemiskinan dan

kebodohan menjadi faktor kemunduran bangsa indonesia pada saat pemerintahan

Belanda kala itu. Faham animisme dan dinasimi telah mengakar di Indonesia

sebelum kedatangan Islam yang menyebabkan keterbelakangan di bidang agama

hal ini sangat dimaklumi karena ajaran Islam belum datang pada waktu

itu.(Bukhori, 1971:29)

Meskipun Islam sudah datang dan masuk di Indonesia. ajaran terdahulu

seperti seperti percaya pada roh-roh leluhur dan benda-benda yang dianggap sakti

masih sangat kuat dan mengakar di masyarakat Indonesia dan bercampur dengan

ajaran Islam (Singkretisme) banyak masyarakat Islam yang belum menjalankan

sepenuhnya ajaran Islam.(Benda, 1980:30).

Perbedaan cara Hidup dan pemahaman tentang Islam seering di kelompokan

“santeri” dan “abangan”(Benda,1980:30) orang jawa untuk membedakan anatara

orang-orang yang bergama islam yang taat dan dengan orang yang sebaliknya

4
seebagai penghalusan muslim dan kafir yang belum bisa diterima oleh penganut

kebudayaan jawa.

Di jawa barat tidak mengenal istilah abangan.perilaku kehidupan

masyarakat di jawa barat lebih cenderung taat terhadap ajaran Islam, Meskipun di

dalamnya masih terdapat unsur yang di luar Islam. Seperti mengadakan upacara

yang tidak ada dalam Islam unsur-unsur kepercayaan tersebut secara tidak sadar

menyatu dalam sistem kepercayaan masyarakat. Seperti bid’ah, tahayul dan

khurafat.(Harsojo, 1976:315)

Penegelompokan masyarakat santri dan abangan menyebabkan perpecahan

dan sangat sulit dipersatukan kelompok satu dengan kelompok yang lain saling

merendahkan satu sama lain. Hal ini tentu memberikan kerugian terhadap

masyarakat Iindonesia dan merusak persatuan dan kesatuan untuk melawan

penjajah.(Rosjidi, 1970:56)bahkan pihak belanda memperkuat politik adu domba

untuk memecah belah bangsa Indonesia yang pada saat itu para tokoh ulama banyak

yang di tekan dan dimusihi oleh elit pribumi hal ini menimbulkan kesulitan yang

lebih bagi para kaum santri. Karena kaum santri harus menghadapi kaum abangan

dan pihak penjajah

Keterbelakangan di bidang pendidikan sudah merupakan kenyataan yang

tidak bisa terelakan saat masa kolonialisme belanda. Hanya beberapa orang yang

bisa merasakan pendidikan. Hanya orang-orang yang mampu orangtuanya dan

punya hubungan baik dengan pemerintah belanda yang dapat mengenyam

pendidikan di sekolah pemerintahan belanda. Sudah menjadi kesadaran bahwa

5
pendidikan penting terhadap kehidupan suatu bangsa. Indonesia dijajah belanda

salah satu faktornya karena pendidikan belum merata di Indonesia kala itu.

Masyarakat yang tidak terdidik tidak memiliki kemampuan untuk melawan

penjajah. Karena tidak memiliki kesadaran bahwasanya penjajah telah

melumpuhkan seluruh sendi-sendi kemampuanya untuk bangkit dan mandiri dan

telah merusak harga dirinya sebagai seorang yang merdeka yang merupakan haknya

yang wajib di perjuangkan dalam kehidupanya

Oleh karena itu, penjajahan harus dilawan melalui pendidikan kareana tidak

sesuai azas peri kemanusian dan peri keadailan berangkat dari masalah pada waktu

itu K.H. Abdul halim yakin bahwa upaya yang paling signifikan untuk melawan

penjajahan dengan pendidikan. Banyak negara yang terbelakang bangkit kareana

usaha untuk meningkatkan taraf pendidikan dengan pemeratan akses pendidikan

bagi semua tanpa keterbatasan, ras, jenis kelamin, dan lain-lain.(Suradinta,

1982:21)

PUI sejak dirintis oleh K.H. Abdul Halim di majalengka merupakan suatu

wadah untuk mengadakan pendidikan dan pengajaran yang diawali dari anggota

keluarganya, seiring berjalanya waktu banyak tetangga dan masyarakat ikut serta

Menimba ilmu yang diberikan oleh K.H. Abdul Halim sendiri sepulangnya

menimba ilmu di mekah. Musholla kecil yang didirikan oleh mertuanya sebagai

penyelenggaraan tempat pengajian, semakin hari tidak dapat menampung jama’ah

Kemudian musholla itu diperluas menjadi masjid dan didirikan juga asrama

sehingga menjadi pondok pesantren. Kemudian berangkat dari situ dibentuklah

perkumpulan majlisul ilmi pada tahun 1911 dan untuk mengatur penyelenggaraan

6
pendidikan dibentuk organisasi bernama hayatul qullub 1912.(Nasehudin,

2004:37).

Hayatul qulub berkembang dengan terus mengelola dan melakukan

pembaharuan pendidikan dan merubah namanya menjadi Jam’iyat I’Annatul

Mualimin pada 16 mei 1916 dan atas bantuan H.O.S Cokroaminoto organisasi ini

memperoleh badan hukum dari belanda pada tahun 21 Desember 1917 dan merubah

namanya menjadi “Perserikatan Oelama”(PO). Dengan nama organisasi tersebut

perkembangan pendidikan semakin pesat hingga luar pulau Jawa.(Nasehudin,

2004:38)

Menjelang akhir penjajahan Belanda, PO bergabung dengan ormas Islam

lainya kedalam majlis Islam A’la Indonesia(MIAI) yang terbentuk pada tanggal 21

September 1937.(Nafi’ah, 2009:75). Pada saat itu ormas Islam mendapat

pengawasan ketat dari pihak pemerintah Belanda sampai awal pendudukan Jepang.

MIAI berubah menjadi “Majlis Syura Muslimin Indoensia”(Masyumi) dan ormas-

ormas Islam bergabung ke dalam organisasi Masyumi dan menjadi partai politik

Islam satu-satunya pada waktu itu. Sejak saat itu untuk kesekian kalinya organisasi

PO berubah nama Menjadi”Perikatan Oemat Islam”(POI).(PW PUI, 2006:5)

Konsistensi dengan cita-cita dan orientasinya dalam dalam bidang

pendidikan. PUI banyak medirikan lembaga pendidikan. PUI sejak dirintis oleh

K.H. Ahmad Sanusi sampai sekarang tetap konsisten dalam bidang pendidikan. PUI

bukan partai dan tidak pernah menjadi kendaraan politik. Dan itu menjadi ciri khas

PUI. Secara organisator PUI dinyatakan sebagai organisasi yang independen dan

7
tidak berafiliasi pada salah satu organisasi manapun dan lebih menitik beratkan

pada gerakan sosial, pendidikan dan keagamaan.(permanasari, 2019:16)

dimana sampai saat ini sudah banyak sekolah yang didirikan dan menyebar

dari mulai Taman Kanak-Kanak(TK), Sekolah Dasar Islam(SDI), Madrasah

Ibtidaiyah(MI),Madrasah Diniyah(MD), Sekolah Menengah Pertama(SMP),

Madrasah Tsanawiyah (MTS), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah

Atas(SMA), Madrasah Mualimin, Madrasah Mualimat, Sekolah Menengah

Kejuruan(SMK) Teknik, Hingga Perguruan Tinggi, yang sebagian besar berbasis

di Jawa Barat.

Dari sekian lembaga pendidikan yang didirikan PUI. SMK PUI

JATIBARANG yang berdiri pada tahun 1987 yang berlokasi di kecamatan

Jatibarang Kabupaten Indramayu. Dilembaga tersebut masih mempertahankan

karakteristik model pendidikan PUI seperti yang di idealkan oleh pendirinya K.H.

Abdul Halim. Mengamati konsitensi PUI dalam perjuangan di pendidikan dan

keberadaan lembaga-lembaga pendidikanya, saya tertarik ingin melakukan

penelitian tentang model pendidikan PUI. Dikhusukan pada model pendidikan di

SMK PUI JATIBARANG yang berada di Indramayu Jawa Barat.

Persatuan UmAt Islam di Majalengka menjalar sampai kepada beberapa

tempat yang berada disekitarnya salah satunya adalah ada di kabupaten Indramayu

Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan kabupaten majalengka. Keberadaan

PUI di Indramayu adalah salah satu bentuk partisipasi dalam mengembangkan

perkembangan pendidikan di Indonesia untung mengembangkan SDM(sumber

daya manusia) sertadalam upaya menciptakan siswa yang berakhlak karimah

8
Di kabupate Indramayu terdapat beberapa sekolah yang berinisialisasi PUI

salah satunya SMK PUI jatibarang dalam perjalananya selain banyak sekolah yang

usianya tua sekolah yang berinisialisasi PUI di Indramayu ini tercatat sebagai

sekolah yang berkembang pesat dan baik dalam hal pengajaran, pendidikan maupun

sosial keagamaan yang diajarkan didalamnya.

SMK PUI JATIBARANG dijadikan objek penelitian dengan beberapa

alasan. SMK PUI JATIBARANG sampai sekarang masih mempertahankan

karakteristik model pendidikan PUI yang mempelajari Ilmu agama dan umum

Dan terwujudnya tamatan yang menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang

bertaqwa kepada tuhan yang maha Esa, Produktif, berkompeten, aktif, kreatif,

sukses dan inovasi sebagai pusat pendidikan dan pelatihan kejuruan yang mampu

mencetak lulusan dengan kualifikasi kompetensi yang dapat menyesuailam dri

terhadap perkembangan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri, mandiri

berakhlak mulia dan siap bersaing secara global.

Berdasarkan alasan tersebut, penelitian ini penting dilakukan bukan sekedar

untuk menggali informasi tentang keberadaan lembaga tersebut yang masih eksis

dan mempertahankan karakteristiknya sebagai model pendidikan yang di idealkan

oleh pendirinya, akan tetapi dapat bermanfaat bagi lembaga pendidikan lain yang

menginspirasi untuk kemajuan pendidikanya.

Terutama dikabupaten Indramayu PUI merupakan ormas yang aktif dalam

membina kehidupan masyarakat tidak hanya dalam hidup beragama dan sosial,

tetapi dalam memajukan pendidikan terutama di Indramayu. Terbukti dengan

adanya sekolah yang berinisial PUI DI Indramayu yang mengutakan bahwa PUI

9
sangat berperan penting dalam memajukan pendidikan di Indramayu. Maka peneliti

memberi judul penelitian ini”EKSISTENSI ORMAS PUI DALAM BIDANG

PENDIDIKAN DI JAWA-BARAT 2009-2020(Studi Model Pendidikan SMK PUI

JATIBARANG)”

Rumusan Maslah

Berdasarkan latar belakang dan alasan-alasan pentingnya melakukan

penelitian tersebut diatas, dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah berdirinya Persatuan Umat Islam (PUI)

2. Bagaimana konsep pendidikan menurut persepektif (PUI)

3. Seperti apa model pendidikan di SMK PUI JATIBARANG

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk

1. Mengungkap sejarah berdirinya persatuan umat islam (PUI)

2. Mempelajari konsep pendidikan menurut persepektif (PUI)

3. Memformulasikan model pendidikan di SMK PUI JATIBARANG

Manfaat Penelitian

Pada penelitian ini dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis ataupun

secara praktis, adapun manfaat penelitian antara lain

1. Manfaat bersifat Teoritis

10
Penelitian mengenai model pendidikan PUI khususnya di SMK PUI

JATIBARANG Indramayu, diharapkan khususnya para teoritis pendidikan

bermanfaat untuk memperkaya informasi bahwa model pendidikan di tanah

air cukup banyak, beragam, unik, dan memiliki kelebihan dan kekurangan

masing-masing. Dapat dijadikan khazanah khususnya pendidikan Islam.

Dapat menjadi banding antara satu model pendidikan satu dengan yang lain.

Sebagai acuan agar lebih berhati-berhati dlam menarik kesimpulan dari

model pendidikan yang bervariasi dan unik di Indonesia. Dapat mengkritisi

beberapa model pendidikan yang ada secara teortik dapat memformulasikan

model pendidikan Islam yang ideal berdaarkan model-model pendidikan

yang bervariasi yang ada dengan cara mengadopsi, menginspirasi,

mengkritisi, mengelaborasi, menginovasi dan lain-lain.

2. Manfaat Praktis

Dengan model pendidikan PUI diharapkan bagi para praktisi pendidikan

bermanfaat untuk memperkaya penegetahuan tentang model pendidikan

tidak sekedar praktek pendidikan yang sudah dialami dan ditekuninya

sebagao seorang pendidik dan dapat menjadi bhan acuan untuk mengadopsi

model yang dapat diperkirakan dapat membangun pendidikan yang sudah

lama ditekumi.

Kajian Pustaka

Kajian pustaka ialah penelitian yang dilaksanakan dalam mengetahui

hubungan antara topik yang diangkat peneliti dengan penelitian sejenis yang

11
dilaksanakan dari penelitian lain agar tidak terjadinya pengulangan yang tidak perlu

dalam sebuah penelitian(Nata, 17:2006). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah untuk penelitian ini lebih fokus kepada kontribusi persatuan

umat islam (PUI) dalam bidang pendidikan sedangkan untuk penelitian sebelumnya

lebih spesifik tentnang sejarah dan perkembangan persatuan umat islam (PUI) di

salah satu wilayah Indonesia

Sesudah melalukan penelusuran pada penelitian berikut, ada sejumlah

tulisan ilmiah yang memnabtu pada penelitian dijadikan dalam kajian pustaka

diantaranya:

1. Skripsi yang berjudul Sejarah Perkembangan Persatuan Umat Islam (1989-

1999). Yang ditulis oleh Yasir Amrullah (2001). Mahasiswa Sejarah dan

Kebudayaan Islam Institut Agama Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dalam penelitian ini membahas tentang proses perkembangan

Perstuan Umat Islam setelah beberapa tahun mengalami vakum. Lalu pada

tahun 1989 berkembanglah ditandai dengan adanya aktifitas yang sesuai

dengan garapanya. Adanya aktifitas organisasi Persatuan Umat Islam (PUI)

mencakup tiga bidang yaitu pendidikan, ekonomi, dan bidang dakwah

2. Skripsi yang berjudul Peranan K.H. Abdul Halim dalam mengembangkan

Persatuan Umat Islam 1952-1962. Yang di tulis oleh Yunanto Eko Nugroho

(2018). Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam Universitas Islam Negri Sultan

Maulana Hasanudin Banten.

Skripsi ini berisikan tentang sosok K.H. Abdul Halim yang

merupakan salah satu pendiri Persatuan Umat Islam (PUI). Juga peranan

12
K.H. Abdul Halim dalam mengembangkan Persatuan Umat Islam (PUI).

Karena selama kepemimpinanya K.H. Abdul Halim memiliki peran yang

sangat penting dalam perkembangan Persatuan Umat Islam (PUI) terutama

dalam bidang politik, bidang ekonomi, dan bidang pendidikan.

3. Skripsi yang berjudul Gerakan Sosial Keagamaan PUI Tahun 1964-2015.

Yang ditulis oleh Raicy Muhamad Pahlevi (2017). Mahasiswa Sejarah dan

Peradaban Islam Universitas Islam Negri Sunan Gunung Jati Bandung.

Penelitian ini berisikan tentang gerakan keagamaan dibawah

naungan PUI. Gerakan tersebut khusus di peruntukan untuk pemuda-

pemudi PUI. Gerakan tersebut diberi nama Pemuda Persatuan Umat Islam

(PPUI).

4. Skripsi yang berjudul Doktrin Intisab Sebagai Sarana Penguatan Militansi

Kader.Yang ditulis oleh Fikry Dikriansyah (2018). Mahasiswa Sejarah dan

Peradaban Islam Universitas Islam Negri Syarif Hidayutullah Jakarta.

Skripsi ini berisikan tentang intisab yang berarti ikrar atau janji.

Dikatakan Intisab karean sebagai doktrin amalaiyah sebagai anggota dalam

melaksanakan program-program organisasi. Jadi, pengaruh intisab bagi

para kader PUI secara keseluruhan intisab bagi para kader PUI secara

keseluruhan isi Intisab itu tidak terlalu memberikan pengaruh yang jelas,

namun dalam bidang pendidikan menunujukan pengaruh yang sangat baik.

5. Skripsi yang berjudul Perkembangan Organisasi Wanita Persatuan Umat

Islam (PUI)Pimpinan Wilayah Jawa Barat (1995-2011). yang diteliti oleh

13
Dedeh Nurjanah (2015). Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam, Adab

dan Humaniora. Universitas Islam Negri Sunan Gunung Jati Bandung.

Penelitian ini mendeskripsikan tentang sejarah dan

perkembangangan organisasi wanita PUI wilayah jawa barat yang dilihat

dari setiap periode kepemimpinanya, program kerja, serta sarama dan

prasarana. Pada saat kepemimpinan Aisyah Mutaqin terjadi perkembangan

yang signifiakan bisa dilihat dari programkerjanya yaitu bidang pendidikan

dan dakwah yang banyak dilakukan bersama organisasi federasi BKSWI.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

sejarah. Metode sejarah merupakan suatu metode yang biasa dipergunakan dalam

penelitian sejarah.Metode merupakan sebuah prosedur, proses, atau teknik yang

sistematis dalam penyidikan disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan objek

(bahan-bahan) yang diteliti (Sjamsuddin, 2007: 13).

Metode sejarah adalah suatu cara yang digunakan sebagai pedoman dalam

melakukan penelitian peristiwa sejarah dan permasalahannya. Selain itu metode

sejarah mengandung pengertian sebagai suatu proses menguji dan menganalisis

secara kritis rekaman dan peninggalan agar peristiwa yang terjadi di masa lampau

dapat direkonstruksi secara imajinatif (Gottschalk,1975: 32)

Tahapan pertama dari metode sejarah adalah heuristik yakni proses

mencari,menemukan,dan mengumpulkan sumber-sumber dan jejak-jejak sejarah

yang relevan dengan pokok masalah atau judul yang akan diteliti untuk dijadikan

14
informasi. Ketika kita akan merekonstruksi masa lampau kita harus melakukan

pencarian sumber, dalam pencarian sumber perlu diketahui mengenai jenis-jenis

sumber. Sumber dapat dibagi menjadi dua yakni sumber tertulis (dokumen, arsip,

surat, buku, koran, dan sebagainya) dan sumber lisan.

Berdasarkan asal-usulnya, sumber dapat dibagi menjadi tiga, yaitu sumber

premier (pelaku, saksi), sumber sekunder, dan sumber tersier (karya ilmiah, dll).

Penelusuran sumber-sumber ini dapat dilakukan di tempat yang memungkinkan

seperti perpustakaan, arsip nasional/daerah, museum, dan dokumen pribadi atau

keluarga.Peneliti berusaha menghimpun sumber-sumber, informasi, atau jejak

sejarah, baik berupa sumber lisan, tertulis,maupun benda.

Untuk sumber tertulis, sumber yang akan dicari berupa arsip,sumber resmi

tercetak, dokumen, buku, koran, dan sebagainya. Sumber sumber tertulis dalam

bentuk buku, dokumen tercetak, foto atau gambar dapat ditelusuri di berbagai

perpustakaan. Pada pencarian Heuristik penulis melaksanakan pengobservasian

lapangan guna melaksanakan pewancaraan serta penggalian informasi sebanyak

mungkin. Dalam tahapan ini pengamat mendatangi tempat dan orang diantaranya

yakni, penulis mendatangi sekolah-sekolah yang berbasis PUI agar memberi

perizinan untuk menanyakan tentang sejarah Persatuan Umat Islam PUI. Berkenaan

realisasi dalam tahapan berikut , penulis mencari atau menelusuri sejumlah sumber

yang diperlukan yang relevansi dengan topik yang akan dibahas.

Dan juga penulis menggunakan sumber sekunder dan sumber primer. Dalam

mencari sumber, penulis menggunakan beberapa buku yang penulis peroleh dari

koleksi pribadi, toko-toko buku baik toko langsung ataupun online sumber jurnal

15
dan juga pencarian di perpustakan IAIN SYEKH NURJATI Cirebon. Selain dari

tempat dan toko buku tersebut penulis juga mencari dengan mengakses melalui

internet.

Pada saat sumber sejarah telah dikumpulkan, proses selanjutnya adalah

verifikasi atau kritik sejarah.Tahap kritik bertujuan untuk dapat menilai sumber-

sumber yang relevan dengan masalah yang dikaji dan membandingkan data-data

yang diperoleh dari sumber-sumber primer maupun sekunder dan disesuaikan

dengan tema atau judul penulisan skripsi ini.Tahap kritik ini dibagi menjadi dua

bagian, yaitu kritik eksternal dan kritik internal.

Kritik eksternal dilakukan untuk menguji keaslian sumber, yaitu dengan cara

memberikan penilaian terhadap kondisi fisik sumber tersebut, seperti jenis kertas

yang dipakai, tinta, tulisan, huruf, watermark, stempel, dan sebagianya. Kritik

internal dilakukan dengan cara melakukan penilaian instrinsik terhadap sumber

tersebut, seperti menilai penulis atau penyusun sumber tersebut, dengan kata lain

kritik intern menilai kredibilitas data dalam sumber.

Setelah fakta untuk mengungkap dan membahas masalah yang diteliti

cukup memadai, kemudian tahap selanjutnya yang dilakukan adalah interpretasi.

Interpretasi merupakan tahap menafsirkan informasi yang terdapat di dalam sumber

yang telah dikumpulkan dan dihubungkan keterkaitan antara satu fakta dengan

fakta lainnya. Interpretasi diperlukan untuk merangkaikan fakta-fakta yang telah

ditemukan menjadi suatu fakta sejarah yang memiliki garis keterkaitan secara erat

sehingga terlihat jelas hubungan kausalitasnya dan dapat dipertanggung jawabkan.

Tahapan interpretasi ini dikatakan sebagai sumber yang memiliki kadar

16
subjektifitas cukup tinggi karena dalam tahapan inilah di lakukan pemberian nilai

atau makna terhadap data yang diperoleh (Kuntowijoyo, 2001:102).

Demikian Langlois dan Seignobos menyebutnya bahwa tahap interpretasi

menggambarkan operasi-operasi sintesis yang menuntun dari kritik dokumen

dokumen kepada penulisan teks yang sebenarnya sehingga pada akhirnya

menghasilkan sebuah karya historiografi (Sjamsudin, 2007:121). Setelah

menyelesaikan langah-langkah petama kedua, dan ketiga, tahapanterakhir dalam

metode sejarah adalah historiografi atau penulisan sejarah.

Hasil interpretasi atas sumber-sumber yang terdeteksi sedemikian rupa

ditulis menjadi sebuah tulisan sejarah yang objektif, terarah dan sistematis,sehingga

dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah kebenarannya. Penulisannya dibagi

menjadi beberapa bab yang di dalamnya dibagi kembali menjadi subbab-subbab.

Dengan menggunakan metode sejarah, penulis mendapatkan panduan

bagaimana secara teknis skripsi ini dikerjakan secara efektif dan akurat.Efektif

dalam arti dikerjakan tahap demi tahap secara tertib.Akurat dalam pengertian hanya

sumber yang sudah menjadi fakta sejarah yang dapat dijadikan sebagai bahan

penulisan.

Kerangka Pemikiran Teoritis

Peneliti perlu menetapkan sebuah pendekatan yang diterapkan dalam mengaji

objek studinya pada tahap awal.Tahapan pendekatan tersebut dapat dilakukan

melalui penggunaan konsep dan teori dari ilmu-ilmu sosial karena memiliki daya

analisi lebih besar untuk mencarikondisi-kondisi kausal dari peristiwa sejarah

17
sehingga dapat mempertajam analisismasalah.

Menurut (Kartodirdjo, 1992:2) langkah yang sangat penting dalam membuat

analisis sejarah ialah menyediakan suatu kerangka pemikiran yang bisa digunakan

melalui konsep dan teori yang akan dipakai dalam membuat analisis itu. Disamping

itu, penggambaran terhadap suatu peristiwa sangat tergantung pada pendekatannya,

dari segi mana kita memandangnya, dimensi mana yang diperhatikan, dan unsur-

unsur mana yang diungkapkan.

Teori pertama yang penulis terapkan dalam penelitian ini yaitu, teori peranan.

Peranan merujuk pada sikap/perilaku seseorang, sekelompok, atau organisasi yakni

PUI dalam suatu peristiwa untuk memberikan peran terhadap dunia pendidikan

Islam di jawa barat. Menurut (Malarsih, 2007:3) Peranan adalah pola kelakuan

yang dikaitkan dengan status atau kedudukan.Status dalam Peranan individu atau

kelompok sosial senantiasa muncul dalam berbagai bentuk perilaku.

Unsur pokok dalam suatu Peranan adalah (1) Peranan yang diharapkan

masyarakat, (2) Peranan sebagaimana dianggap oleh masing-masing individu, dan

(3) Peranan yang dijalankan didalam kenyataan.Menurut (Ahmadi 2007:106)

Peranan adalah suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu

harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi

sosialnya.Peranan merupakan pengertian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian

dalam penunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau ukuran mengenai

hubungan dua variable yang mempunyai hubungan sebab akibat (Rahadinta,

2011:8).

Mengembangkan model pendidikan khususnya di Indramayu merupakan

18
kewajiban kita semua, namun dalam hal ini PUI juga ikut berperan sebab kegiatan

didalamnya merupakan bagian dari meningkat mutu pendidikan Islam di jawa barat

khususnya di Indramayu. Sehingga berdasarkan penjabaran diatas, teori ini sangant

relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh penulis.

Kemudian teori yang kedua yang penulis terapkan dalam penelitian ini adalah

teori pendidikan berbicara mengenai definisi pendidikan para ahli berbeda pendapat

mengartikan tentang definisi pendidikan hal itu disebabkan karena perbedaan latar

belakang dan dan disiplin keilmuan yang mereka miliki berbeda antara satu dengan

yang lain. Menurut Carter v. Good ( Dictionary of Education) dalam bukunya

(ahmadi, 2014:31) pendidikan adalah seni praktik atau profesi sebagai

pengajar(pengajaran), ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan

dengan prinsip-prinsip dan metode-metode pengajian, pengawasan dan bimbingan

murid dalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan.

Carter v. Good disini mengatakan definisi pendidikan masih sangat luas dan

belum sampai pada penegrtian yang kompleks. Sedangkan Brubacher (Modern

philoshophies of Education) dalam bukunya (Anwar, 2015:20) mengemukakan tiga

definisi pendidikan yaitu:

a. Pendidikan merupakan suatu proses timbal bailk dari tiap pribadi manusia

dalam penyusaian dirinya dengan alam, teman, dan alam semesta.

b. Pendidikan merupakan pula perkembangan yang terorganisasi dan

kelengkapan dari semua potensi manusia: moral, intelektual, jasmani

(pancaindera) dan untuk kepribadian individu dan kegunaan masyrakatnya

yang diarahkan untuk menghimpun semua aktifitas tersebut untuk tujuan

19
hidupnya (tujuan akhir)

c. Pendidikan adalah proses yang mana potensi-potensi manusia yang mudah

dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan yang baik, oleh alat media yang

disusun sedemikian rupa, dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.

Dalam pengertian sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha

untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik

jasmani maupun rohani sesuai nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan

kebudayaan.

Kemudian teori yang terakhir yang penulis ingin terapkan dalam penelitian

ini adalah teori eksistensi. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Eksistensi

adalah keberadaan kehadiran yang mempunyai unsur bertahan. Eksistensi adalah

keberadaan wujud yang tampak, adanya suatu yang berbeda satu dengan yang lain.

Eksistensi merupakan satu hal yang penting untuk sebuah organisasi masyarakat,

agar tetap dikenal di dalam lingkungan dan memberikan pengaruh terhadap

masyarakat sekitarnya.

Menurut (Zaenal, 16:2007) Eksistensi adalah sebuah proses yang dinamis,

suatu menjadi atau mengada, yang menyesuaikan denga nasal kata Eksistensi itu

sendiri yang artinya keluar dari, melampaui atau mengatasi. Eksistensi tidak

bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur atau fleksibel yang mengalami

perkembangan atau kemunduran tergantung bagaimana pada kemampuanya dalam

mengoptimalkan dan mengaktualisasikan potensi-potensinya.

Hal ini selaras dengan ormas PUI dalam mempertahankan Eksistenya

20
terhadap lingkungan masyarakat dalam menghadapi perkembangan zaman dan

tantanganya dalam dunia Pendidikan agar terus memberikan peran dan pengaruh

positif terhadap model Pendidikan yang berkembanga di masyarakat Indonesia

yang tentunya dengan model Pendidikan yang sudah ada diharapkan penerusnya

bisa mengembangkan dan mengoptimalkan model Pendidikan yang sudah di

cetuskan oleh K.H Abdul Halim dan K.H Ahmad Sanusi selaku pendiri PUI.

Sistematika Penulisan

Sistem penulisan skripsi ini disesuaikan dengan Pedoman Penulisan

Skripsi Program Studi Pendidikan Sejarah Institut Pangeran Dharma Kusuma

Segeran Indramayu. Sistematika penulisan yang dimaksud adalah:

Bab I Pendahuluan berisi latar belakang masalah yang menguraikan hal-

hal umum yang menjadikan eksistensi PUI dalam peranya di dunia pendidikan

untuk dijadikan sebuah penelitian.Untuk memperinci dan membatasi agar tidak

melebar maka dicantumkan perumusan dan pembatasan masalah. Dari rumusan

masalah itu kemudian diuraikan tujuan penelitian yang merujuk pada hasil yang

akan dicapai atau diperoleh dari maksud penelitian. Pada bab satu ini kemudian

dijelaskan tinjauan pustaka terhadap sumber-sumber tertulis (buku) yang

berhubungan dengan topik atau masalah penelitian. Dari tinjauan pustaka, penulis

dapat membedakan focus penelitian dengan penelitian lain yang mengkaji

perkembangan ormas PUI dalam dunia pendidikan di Jawa Barat. Selanjutnya pada

bab satu ini dipaparkan metode penelitian berupa metode sejarah yang terdiri dari

empat tahapan (heuristik, kritik, interpretasi, dan hitoriografi). Sub-bab selanjutnya

21
pada bab satu adalah kerangka pemikiran teoritis, yaitu rangkaian penalaran dalam

satu rangka yang terdiri atas teori-teori atau konsep-konsep yang dipergunakan

untuk menganalisis permasalahan untuk mendapatkan eksplanasi historis. Terakhir,

sub-bab yang ada di bab satu adalah sistematika penulisan.

Bab II Latar Belakang Historis. Bab ini berjudul konsep pendidikan

menurut PUI. Pembahasannya akan meliputi: poin tentang makna pendidika dikaji

dari berbagai sudut pandang yang di paparkan para ahli mengenai makna

pendidikan secara umun dan kongkrit, dan poin kedua tentang pendidikan Islam

menurut beberap tokoh dan pendidikan Islam menurut persepekti PUI.

Bab III berjudul berdirinya PUI. Pembahaannya maliputi: latar belakang

berdirinya ortganisasi PUI, poin kedua memaparkan tentang riwayat hidup K.H

Abdul Halim dan K.H Ahmad Sanusi selaku Pendiri ormas PUI, poin ketiga tentang

Khittah PUI adalah pedoman yang dipegang para kader dan masyarakat PUI dalam

rangka internalisasi dan panduan implementasi amaliyahnya dalam kehidupan.

Khittah PUI mengandung konsepsi pemikiran perjuangan yang menjadi tuntunan,

pedoman, dan arah perjuangan.

Bab IV berjudul perkembangan lembaga pendidikan PUI di Indramayu.

Pembahasannya meliputi: poin pertama gambaran umum kabupaten Indramyu

meliputi kondisi geografis, sosial, ekonomi dan kebudayaan, poin kedua, sejarah

berdirinya SMK PUI jatibarang pembahasan meliputi: latar belakang berdirinya dan

peranya terhadap dunia pendidikan Islam poin ketiga membahas mengenai model

pendidikan SMK PUI jatibarang pembahasanya dan visi dan misi SMK PUI

jatibarang

22
Bab V adalah Simpulan yang menyatakan temuan-temuan penelitian

berdasarkan hasil penelitian dan analisis sebagai jawaban atas rumusan masalah

yang ditulis secara deskriptif-argumentatif. Pada bab ini juga dikemukakan saran

bagi setiap proses pengembangan penelitian selanjutnya.

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku

Abidin, Zaenal. 2007. “Analisis Eksistensial: Sebuah Pendekatan

Alternatif Untuk Psikologi Dan Psikiatri”.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ahmadi, Abu. 2007. “Psikologi Sosial”. Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmadi, Rulan, 2014. “pengantar pendidikan: asas dan filsafat

pendidikan”. Sleman: Ar-ruzz Media

Anwar Muhamad. 2015 “Filsafat Pendidikan”. Jakarta: Penerbit kencana.

Benda, H.J. 1980 “Islam Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang”

Jakarta: Pustaka Raya

Bukhori. S.I. 1971. “Sejarah Masuknya Islam Di Indonesia”. Jakarta:

Publicita

Harsojo. 1976. “Kebudayaan Sunda”. Jakarta: Jambatan

Kartodirjo Sarjono. 1991. “Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi

Sejarah”. Jakarat: Gramedia Pustaka

Kuntowijoyo. 2013. “Pengantar Ilmu Sejarah”.Yogyakarta: Tiara


Wacana.

Koentjaraningrat. 1994. “Kebudayaan Jawa”. Jakarta: Balai Pustaka.

Louis Gottschalr 1969 “Mengerti Sejarah”. (N. Sutanto, Terjemahan)

Jakarta: UI Press.

Nafi’a Ilman. 2009. “Nahdatul Ulama: Aktualisasi Wawasan Kebangsaan

Pasca Kemerdekaan”. Yogjakarta: Pilar media

24
Nasehudin T.S. 2004. “Sekilas Tentang Sejarah PUI: Periode 1952-

1976”. Banten: PW PUI Banten.

PW PUI Jawa Barat. 2006. “Sejarah Singkat PUI”. Bandung: PW PUI

Jawa Barat

Rosyidi. A. 1970. “Beberapa Masalah Umat Islam Di Indonesia”.

Bandung: Bulan Sabit.

Sjamsudin. Helius. 2007. “Metodologi Sejarah”. Yogyakarta: Ombak.

Suradinata M.M. 1982. “K.H. Abdul Halim: Sejarah Dan Perjuanganya

Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah.

2. Artikel, Jurnal Dan Skripsi

Malarsih. 1998. “Tari: Sebuah Fenomena Keindahan Seni Yang

Kebenaran Dan Keindahanya Masih Perlu Di Tela’ah Secara Filsafat”.

Jurnal Lingua Artistika Vol XXI No 2.

Permanasari Emil. 2009. “PUI:organisasi dan perkembanganya sejak

berdiri hingga pemilu 2009”. AJIQS Vol 1. No. 1.

Rahadinta, Award. 2011. “Peranan Warnet Sarana Mengakses Informasi

Musik Bagi Remaja Di Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali”. Skripsi,

Semarang: FBS UNNES.

25
26
27
28
29

Anda mungkin juga menyukai