KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH
Nama Anggota:
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH”
Makalah ini disusun oleh kami dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri kami maupun yang datang dari luar. Namun, dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
bepartisipasi dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kami. Aamiin.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 4
A. Sejarah perumusan kepribadian Muhammadiyah ................................................. 4
B. Fungsi Kepribadian Muhammadiyah ...................................................................... 7
C. Isi Kepribadian Muhammadiyah ............................................................................. 7
D. Penjelasan Kepribadian Muhammadiyah ............................................................... 9
E. Kepada Siapa Kepribadian Muhammadiyah Kita Pimpinkan/ Berikan ................ 22
F. Cara Memberikan atau Menentukan ..................................................................... 23
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 24
A. KESIMPULAN ......................................................................................................... 24
B. SARAN ................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I
mulia; terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhoi Allah SWT,
untuk melaksanakan funsgi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di
muka bumi, sebagaimana firman Allah SWT :
ٌ َْ ُ َ ُ ْ ُ ْ ُُ ان ِل َس َبإ نف َم ْس َك ِنه ْم َآي ٌة ۖ َج َّن َت ِان َع ْن َي ِم نَ َ ْ ََ
ي َو ِش َم ٍال ۖ كلوا ِم ْن ِرز ِق َ ِّربك ْم َواشك ُروا له ۚ َبلدةٍ ِ ٍ ِي ل قد ك
ٌ َط ِّي َب ٌة َو َر ٌّب َغ ُف
ور
Artinya: Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat
kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah
kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang
(dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya.
(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang
Maha Pengampun".
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
2
Muhammadiyah dan Kepribadian Muhammadiyah. Prinsip=prinsip tersebut
senantiasa menjadi landasan gerakan Muhammadiyah, juga bagi gerakan dan amal
usaha dan hubungannya dengan kehidupan masyarakat dan ketatanegaraan, serta
dalam bekerjasama dengan golongan islam lainnya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Satu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa sejak presiden soekarno
mengenungkan untuk menerapkan demokrasi terpimpin dalam sistem
kenegaraan partai masyumi dan partai sosialis indonesia (PSI) yang paling
lantang menentangnya. Keduanya menentang karena beralasan bahwa
Demokrasi Terpimpin akan dijadikan alat oleh soekarno untuk memusatkan
kekuasaan di tangannya. Sikap kedua partai tersebut membuat soekarno
kecewa dan marah. Kemarahan soekarno diperparah lagi dengan sikap
masyumi dan PSI, menolak duduk dalam kabinet karena harus bersanding dan
bekerjasama dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
5
semula ditempati oleh tokoh-tokoh dari kedua organisasi tersebut. Kondisi
seperti ini menyebabkan semakin banyak kader-kader Muhammadiyah yang
berkiprah dalam partai.
Isi pidato itu mengandung makna yang sangat dalam. menggugah dan
menarik perhatian para tokoh Muhammadiyah yang datang dari seluruh
Indonesia. K.H. Fakih Usman dikenal kaya pengalaman, luas ilmunya dan
mendalam ruhul Islamnya yang dapat menggugah semangat para pemimpin
Muhammadiyah saat itu. Setelah selesai pidatonya, terjadi mufakat antar tokoh
Muhammadiyah untuk merumuskan buah pikirannya agar kelak dimiliki
kader-kader Muhammadiyah sekaligus sebagai pedoman organisasi.
6
Hasil kerja tim perumus materi Kepribadian Muhammadiyah kemudian
diserahkan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah lalu ditetapkan sebagai
agenda Sidang Tanwir tanggal 25-28 Agustus 1962 Setelah melalui
pembahasan dan penyempurnaan, akhirnya sidang Tanwir dapat menerimanya.
Lalu dibicarakan lagi pada Muktamar Muhammadiyah ke-35 di Jakarta atau
yang dikenal Muktamar Setengah Abad. Tanggal 29 April 1963 rumusan
tersebut telah sempurna dan lahirlah "Matan Rumusan Kepribadian
Muhammadiyah" sebagai rumusan resmi persyarikatan.
7
a) Kepada yang telah Islam bersifat Tajdid (pembaruan). Artinya
mengembalikan kepada ajaran Islam yang murni.
b) Kepada yang belum Islam bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk a.
agama Islam
a) Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah dan taat kepada Allah
SWT
b) Hidup manusia harus bermanfaat
c) Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam.
d) Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat.
e) Ittiba' kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW
f) Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban
organisasi.
3. Pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah
Dengan memperhatikan dasar prinsip di atas, maka Muhammadiyah
berpedoman: "Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak
membangun di segala bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta
8
menempuh jalan yang diridlai Allah SWT" Artinya, setiap usaha dan
aktivitas dalam Muhammadiyah perlu didasarkan pada niat untuk beribadah
kepada Allah SWT. Kemudian niat itu dikuatkan dengan merujuk kepada
ajaran Allah agar setiap usaha yang dilakukan mendapat ridha Allah SWT.
4. Sifat Muhammadiyah
Muhammadiyah memiliki sifat-sifat yang merupakan nilai-nilai
dasar untuk melakukan gerakan. Untuk itu, setiap warga Muhammadiyah
wajib memelihara sifat-sifatnya sebagaimana hasil Muktamar
Muhammadiyah ke-35 di Jakarta tahun 1962. Adapun Sifat-sifat
Muhammadiyah sebagai berikut:
a) Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
b) Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.
c) Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam.
d) Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
e) Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar
negara yang syah.
f) Amar ma'ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh
teladan yang baik.
g) Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan
pembangunan sesuai dengan ajaran Islam.
h) Kerjasama dengan golongan agama Islam mana pun dalam usaha
menyiarkan dan mengamalkan agama Islam.
i) Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain,
sebagai pemelihara dan membangun negara.
j) Bersifat adil serta korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana.
9
Apakah Muhammadiyah itu dapat diganti dengan "Hakikat
Muhammadiyah".
10
yang shahihah atau maqbulah, dengan mengembangkan atau membuka
pintu ijtihad untuk kemajuan umat dan kehidupan manusia. Sejak
kelahirannya Muhammadiyah memerankan diri sebagai gerakan Islam,
yakni gerakan untuk menyebarluaskan dan memajukan hal-ikhwal agama
Islam di Indonesia. K.H. Ahmad Dahlan dengan Muhammadiyah yang
didirikannya bahkan sering dikategorikan sebagai bagian dari matarantai
gerakan islam pembaruan di dunia oleh Ibn Taimiyah, Muhammad bin
Abdil Wahhab, Jamaluddin Al- Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid
Ridha dalam gerbong modernism Islam abad ke-20.
11
sejak dari kelahirannya dan tetap melekat tak terpisahkan dalam jati diri
Muhammadiyah. Hal ini diakui oleh beberapa pihak yang menyatakan
bahwa Muhammadiyah terlihat sebagai pergerakan dakwah yang
menekankan pengajaran serta pendalaman nilai-nilai dan memiliki
kepedulian yang sangat besar terhadap penetrasi misi Kristen di Indonesia.
Dilihat dari arti bahasa (etimologi), dakwah berasal dari kata dala
yad'u, da'watan, berarti seruan, ajakan, atau panggilan. Sedang dilihat dari
arti istilah (terminologi) berarti penyampaian Islam kepada manusia baik
secara lisan, tulisan ataupun lukisan. Sedangkan secara istilah setidaknya
ada beberapa batasan atau definisi sebagai berikut:
12
ibadah, akhlak, kebudayaan, pendidikan- pengajaran, ilmu
pengetahuan, sosial, ekonomi, juga dalam bidang kenegaraan-politik
dan sebagainya.
Adapun tujuan akhir atau tujuan umum dakwah Islam adalah sama
dan sebangun dengan tujuan hidup muslim, yaitu:
a) Tujuan vertical yaitu mencari keridlaan Allah SWT. (Lihat QS. 6:162-
163, 101:96, 69:18, 110:19, 19:06, 89:27-30, 92:18-21, 27:19).
b) Tujuan horizontal yaitu menyampaikan rahmat bagi seluruh alam
semesta. Secara rinci, dapat dijabarkan menjadi tujuan individu (OS.
2:22 dan 209), anggota keluarga (QS. 30:21), warga lingkungan (QS.
7:96), warga bangsa (QS. 34:15) dan warga dunia (QS. 2:201).
13
Dakwah kepada orang yang belum Islam adalah ajakan,
seruan dan panggilan, yang sifatnya menggembirakan dan
menyenangkan (tabsyir). Cara yang dilakukan adalah dengan
menunjukkan mahasin al-Islam (keindahan Islam) melalul
keterangan dan tingkah laku, bukan paksaan. Tujuan utamanya
adalah agar mereka mengerti, memahami ajaran Islam, serta mau
menerima Islam sebagai agamanya.
Sifat dakwah yang dilakukan kepada orang yang sudah Islam bukan
lagi bersifat ajakan untuk menerima Islam sebagai agamanya, tetapi
bersifat tajdid dalam arti pemurnian (purifikasi) dan dapat juga
berarti pembaruan (reformasi). Artinya, dakwah yang dilakukan
kepada golongan ini adalah menata kembali amal keagamaannya
agar sesuai dengan ajaran Islam yang berdasarkan al-Qur'an dan
Hadits Nabi, yang dapat dikategorikan dalam tiga hal:
14
A. l'adah (pemulihan) yaitu membersihkan ajaran yang tidak murni
lagi
B. Ibanah (memisahkan) yaitu memisahkan secara cermat mana
yang sunnah dan mana yang bid'ah.
C. Ihya' (menghidupkan) yaitu menghidupkan ajaran-ajaran Islam
yang belum terlaksana atau yang terbengkalai.
15
Sebagai arti "peningkatan pengembangan, modernisasi dan yang
semakna dengannya", tajdid dimaksudkan sebagai penafsiran
pengamalandan perwujudan ajaran Islam dengan tetap berpegang teguh
kepada al-Qur'an dan as-Sunnah al-Maqbulah
16
perintah dan larangannya. Dasar seperti ini harus menjadi ciri milik
pribadi setiap warga Muhammadiyah sehingga dapat menjadi contoh
teladan dalam pembangunan dan perbaikan negara dan masyarakat
17
dilakukan oleh setiap muslim, dan sesungguhnya dalam rangka
menggerakkan umat Islam kearah ittiba' itulah hakikatnya
Muhammadiyah didi Rasulullah menghadapi penderitaan dan
rintangan, kesabaran dalam duka dan derita serta kesyukurannya
dalam menerima nikmat Allah. Kita harus senantiasan berusaha
memiliki sifat-sifat yang e. Kita wajib mencontoh sikap keteguhan
dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
18
SWT. Dalam hal ini Rasulullah pernah bersabda: "siapa menyuruh
berbuat baik hendaklah dengan cara yang baik pula". Muhammadiyah
berjuang tidak sekedar mencari berhasilnya tujuan semata-mata, tetapi di
samping itu juga dengan maksud beribadah, berbakti kepada Allah dan
berjasa kepada kemanusiaan. Muhammadiyah berjuang dengan
keyakinan bahwa kemenangan ada di tangan Allah, dan itu akan
dianugerahkan kepada siapa yang bersungguh-sungguh berjuang dengan
cara yang adil dan jujur.
4. Sifat Muhammadiyah
A. “Beramal dan Berjuang Untuk Perdamaian dan Kesejahteraan"
19
C. “Lapang Dada, Luas Pandang dan Dengan Memegang Teguh
Ajaran Islam"
Lapang dada atau toleransi adalah satu keharusan bagi siapapun
yang hidup dalam masyarakat, apalagi hidup dalam masyarakat
yang majemuk seperti masyarakat Indonesia Tanpa adanya lapang
dada, kehidupan akan goncang, dan prinsip "Memperbanyak
Kawan" akan berubah menjadi "Memperbanyak Musuh Namun
bagaimana pun dalam berlapang dada kita tidak boleh kehilangan
identitas sebagai warga Muhammadiyah yang harus tetap
memegang teguh ajaran Islam. Dengan demikian, bebas tetapi tetap
terkendali.
D. “Bersifat Keagamaan dan Kemasyarakatan".
Sifat "ini merupakan sifat Muhammadiyah sejak lahir, yang tidak
mungkin terlepas dari jwa dan raga Muhammadiyah, Karena
Muhammadiyah sejak lahir mengemban misi agama, sedang
agama diturunkan oleh Allah melalul para Nabi-Nya untuk
masyarakat. yakni untuk memperbaiki masyarakat Masyarakat
adalah lahan" bagi segala aktivitas perjuangan Muhammadiyah.
Dua sifat ini, yakni keagamaan dan kemasyarakatan, tidak boleh
berdiri sendiri-sendiri. Harus berjalin berkelindan. Karena itu
Muhammadiyah bukan gerakan sosial semata-mata, dan bukan
juga gerakan keagamaan semata-mata. Muhammadiyah adalah
gerakan kedua-duanya, keagamaan dan kemasyarakatan.
Walaupun begitu Muhammadiyah bukanlah gerakan politik Hal ini
tercermin dalam berbagal amal usaha yang telah dijalankan selama
ini
E. "Mengindahkan segala Hukum, Undang-undang Serta dan
Falsafah Negara Yang Sah”
20
segenap warga negaranya. Ini adalah kenyataan. Karena itu,
Muhammadiyah mengindahkan semua itu
21
dengan semua golongan umat Islam. Tanpa kerjasama ini, tidak
mudah kita melaksanakan tugas yang berat ini.
I. "Membantu Pemerintah serta Kerjasama dengan Golongan Lain
dalam Memelihara Negara dan Membangunnya, Untuk Mencapai
Masyarakat yang Adil dan Makmur yang Diridhai"
Negara Indonesia adalah milik semua warganya, termasuk warga
Muhammadiyah Adalah suatu keharusan dijalinnya kerjasama di
antara semua unsur pemilik negara, untuk membangun Negara dan
bangsa menuju tercapainya masyarakat yang adil dan makmur
yang diridhai Allah. Muhammadiyah amat memperhatikan
kemakmuran masyarakat, sebab kemakmuran mempersubur iman
dan takwa, sedang kemelaratan mempersubur kriminalitas sosial
dan kekufuran. Bukankah telah disabdakan oleh Nabi kita, "kada
al-faqru ayyakuna kufran" (Kekafiran itu dapat menyebabkan
kekufuran).
J. "Bersifat Adil serta Korektifke dalam dan Keluar dengan
Bijaksana" Dengan sifat adil dan korektif, Muhammadiyah tidak
senang melihat sesuatu yang tidak semestiinya, dan ingin
mengubahnya dengan yang lebih tepat dan lebih baik, meskipun
mengenal diri sendiri. Jadi Muhammadiyah tidak tinggal diam saja
dan taqlid Tetapi koreksi pada diri sendiri dan ke luar ini tidak
boleh dilakukan dengan sembarangan, melainkan harus dengan
adil dan bijaksana. Kesalahan adalah kesalahan, sekalipun ada pada
orang atau golongan lain. Bukan sifat Muhammadiyah tetap
bersikukuh membela suatu hal, padahal misalnya jelas-jelas yang
dibelanya itu salah atau tidak baik (Kamal Pasha dkk, 1971: 58-
65).
E. Kepada Siapa Kepribadian Muhammadiyah Kita Pimpinkan/ Berikan
22
beramal-usahanya, juga tahu sifat-sifat atau bentuk/ irama bagaimana mereka
bertindak bersikap pada saat melaksanakan tugas kewajibannya.
23
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Setelah membaca makalah karya tulis ilmiah ini diharapkan para pembaca
agar dapat memahami bagaimana Kepribadian Muhammadiyah itu. Selain itu
diharapkan pembaca dapat menerapkan ilmu yang didapat dalam makalah ini
dalam penulisan karya ilmiah ataupun sejenisnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Agama Islam FAI UMM . editor syaiful amin .2017. Al Islam
Kemuhammadiyahann III . Edisi Revisi. Malang : UMM Press
25