Anda di halaman 1dari 23

Makalah Aswaja dan Kedarululuman

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Aswaja dan Kedarululuman

Dosen Pengampu : Fandy Ahmad, S.Sos., M.Ag

Disusun oleh Kelompok 2:

1. Churun Ain Azkal Azkiya (4121034)


2. Rosanti Dewi (4121046)
3. Nurul Badriyah (4121036)
4. Aulia Rahmadiana S (4121006)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM

JOMBANG

2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Aswaja dan Kedarululuman. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan dari banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran,
dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.Kami menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu,kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi dunia
pendidikan.

Jombang, 25 Juni 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB 1......................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...................................................................................2

1.3. Tujuan......................................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................3

2.1. Pengertian Etika, Etika pancasila dan Sistem Etika...........................3

2.1.1. Pengertian Etika.................................................................................3

2.1.2. Etika Pancasila...................................................................................7

2.1.3. Sistem Etika Pancasila.....................................................................10

2.2. Nilai, Norma, Moral dalam Etika........................................................11

2.2.1. Pengertian Nilai, Norma, dan Moral................................................11

2.2.2. Norma...............................................................................................16

2.2.3. Moral................................................................................................17

2.2.4. Hubungan Nilai, Norma, dan Moral................................................17

BAB III..................................................................................................................18

3.1. Kesimpulan............................................................................................18

3.2. Saran.......................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang Merupakan Pondok Pesantren
yang melahirkan orang orang yang berjasa bagi bangsa. Pondok pesantren darul
ulum dulunya bernama pondok njoso karena berlokasi di desa rejoso. Pondok ini
didirikan oleh KH Tamim Irsyad dan KH Cholil Juraemi temannya sekaligus
menantunya. KH Tamim Irsyad adalah santri dari KH Cholil Bangkalan
Madura.KH Tamim Irsyad diutus KH Colil bangkalan untuk mengajarkan
ilmunya di rejoso, dan akhirnya mendirikan pondok njoso.
Kemudian setelah KH Tamim Irsyad wafat, kepemimpinan pondok
diteruskan oleh putranya yaitu KH Romli Tamim ( Pengarang Istighosah ). Pada
masa kepemimpinan KH Romli Tamim pondok njoso diubah namanya menjadi
Pondok Pesantren Darul Ulum.
Setelah KH. Romli Tamim wafat, PPDU kemudian dipimpin oleh K.H.
Mustain Romly. Pada masa kepemimpinan beliau pendidikan formal mulai
diterapkan di pondok pesantren. Pada masa kepemimpinan KH Musta’in Romly
lah kemajuan pondok pesantren mulai pesat Di pondok Pesantren terdapat
pendidikan formal, Jamaah Thoriqoh Thoriqoh Qodiriyah Wan Naqsyabandiyah,
dan bahkan memiliki Universitas.
Pemikiran K.H. Musta'in Romly untuk menyatukan tiga bentuk
pendidikan, yaitu pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan
informal telah diwujudkan dalam mengelola pendidikan di Pondok Pesantren
Darul 'Ulum. Filsafat pendidikan Trisula terbentuk dari penghayatan nilai-nilai
pondok pesantren, nilai-nilai thariqah, dan nilai-nilai pendidikan tinggi dan
terwujud antara lain dalam ketekunan, kejujuran, kesabaran, keikhlasan, tawakkal
dan syukur.ifa.
Setelah wafat, K.H. Mustain Romly digantikan oleh K.H. Muh. As’ad
Umar. Pada kepemimpinan K.H. Muh. As’ad Umar, dilanjutkan KH Dimiyati
Romly, Dilanjutkan KH Cholil Dahlan.

1
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Tri sula Darul Ulum & sula 1 (sejarah pondok
pesantren Darul Ulum Jombang & pengembangan sekolah madrasah)?
2. Apa pengertian dari Sula 2 (pusat pembinaan tariqah Qadiriyah wa
Naqsyabandiyah)?
3. Apa pengertian dari Sula 3 (pengembangan perguruan tinggi)?
4. Ap aitu Nilai-nilai kepesantrenan Darul Ulum?

1.3. Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah


2. Menjelaska apa itu Trisula Darul Ulum dari sula satu, sula dua, dan sula
tiga.
3. Menjelaskan tentang Nilai-nilai kepesantrenan Darul Ulum

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Tri sula Darul Ulum dan sula satu


2.1.1. Pengertian Tri sula
TRISULA adalah suatu rangkaian nilai pendidikan yang menyatukan IPTEK
(lmu Pengetahuan dan Teknologi), yang kerap digunakan saat membahas
mengenai perkembangan teknologi, atau adanya perkembangan suatu disiplin
ilmu. dan IMTAQ pogram yang ditujukan untuk mendukung tujuan Pendidikan
Agama Islam, yaitu menumbuhkan dan meningkatkan keimanan seseorang
menjadi insan kamil dengan pola taqwa, dapat hidup dan berkembang secara
wajar dan normal karena ketaqwaannya kepada Allah SWT dalam suatu wadah
dengan mengedepankan akhlaqul karimah yang bersumber dari ajaran dan nilai-
nilai:

1) Pondok Pesantren Darul 'Ulum Rejoso - Peterongan Jombang

2) Thoriqoh Mu'tabaroh al-Qadiriyyah wa al Naqsyabandiyah

3) Universitas Darul 'Ulum Jombang

Nilai - nilai Trisula:

1. TAAT KEPADA GURU

Berasal dari al tho'at: mematuhi perintah • Menurut al-Jurjany: ta'at adalah


mengikuti dan menyesuaikan hati dan perbuatan orang yang diperintah dengan
orang yang memerintah, keta'atan dan persesuaian kehendak manusia dengan
kehendak Alloh

Q.S. al-Nisa' 59

3
• ‫يا أيها الذين آمنوا أطيعوا هللا وأطيعوا الرسول وأولي األمر منكم فإن تنازعتم في شيء فردوه إلى هللا‬
)59( ‫والرسول إن كنتم تؤمنون باهلل واليوم اآلخر ذلك خير وأحسن تأويال‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah iakepada Allah (Al - Qur’an) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar benar beriman kaepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

2. T E KUN

 AL-MUWADHOBAH : Satu ketentuan yang terpadu antara hati, pikiran dan


perbuatan yang didasarkan pada kesungguhan

 Al-Istiqomah: suatu perilaku yang terus menerus dilakukan dengan ketetapan


hati dan pikiran untuk mencapai sesuatu

 Teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal sholeh

Q.S al-ahqaf :13

)۱۳( ‫ه إن الذين قالوا ربنا هللا ثم استقاموا فال خوف عليهم وال هم يحزنون‬

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah


Allah", kemudian mereka tetap istiqamah[1388] Maka tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. [1388] Istiqamah ialah
teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal yang saleh.

4
3. JUJUR (al-Sidqu X al-kidzbu)

 Jujur

 Kesesuaian antara suara hati dengan ucapan dan perbuatan, pernyataan dan
kenyataan

 Jujur adalah satu dalam ucapan dan perbuatan

Q.S. al-Taubah :119

(۱۱۹( ‫• يا أيها الذين آمنوا اتقوا هللا وكونوا مع الصادقين‬

Artinya: hai orang orang beriman beraqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang orang yang benar.

4. SABAR

 Sabar berasal dari bahasa Arab ( artinya ,( ‫ الصبر‬tahan menderita, tidak emosi
dan menggerutu ketika menerima cobaan atau menghadapi sesuatu yang tidak
disenangi, semua itu diterima dengan rela dan berserah diri kepada Allah
semata-mata.

 (Al-Jazairi : 138).

Q.S. al-Imran :200

• ‫) هللا لعلكم تفلحون‬۲۰۰( ‫يا أيها الذين آمنوا اصبروا وصابروا ورابطوا واتقوا‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah


kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah
kepada Allah, supaya kamu beruntung

5
5. IKHLAS

 ‫إلخالص هو تجريد القلب عن نفع الدنيا في عمل اآلخرة‬

 Ikhlas

 Sepinya hati dari kepentingan dunia dalam beramal akhirat

 ‫االخالص روح العمل‬.

Q.S. al-Zumar : 11

(۱۱( ‫• قل إني أمرت أن أعبد هللا مخلصا له الدين‬

Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah


dengan memurnikan ketaatan kepada Nya dalam (menjalankan) agama.

2.1.2. Sejarah dan Perkembangan Darul Ulum


Pondok Pesantren ini didirikan bermula dari kedatangan Kyai Haji Tamim
Irsyad dari Bangkalan, Madura ke Desa Rejoso. Dia adalah murid Kyai Haji
Cholil Bangkalan. Ketika Dia datang ke Jombang atas perintah dan amanat
gurunya KH. Kholil Bangkalan untuk mengamalkan ilmunya di masyarakat. Saat
dia datang ke Peterongan, masih berupa hutan angker dan penduduknya banyak
malakukan perbuatan jahiliyah. KH. Tamim harus berjuang dengan ilmu syari'at,
thariqoh dan kanuragan agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat
setempat. awal mula dia mengajar di desa Pajaran. Lalu ditemukanlah
Desa Rejoso, tempat secara naluriah Keagamaan KH. Tamim yang amat
representatif sebagai lahan perjuangan menegakkan Islam. Dia dibantu oleh murid
KH. Kholil Bangkalan lain yang bernama KH. Djuraimi yang selanjutnya berganti
nama menjadi KH. Cholil. KH. Tamim Irsyad mengajarkan Al Qur’an dan Fiqih
sedangkan KH. Cholil mengajarkan ilmu Tauhid dan Tasawuf. KH. Cholil
dinikahkan dengan putri KH Tamim Irsyad yaitu Nyai Fatimah. Pada periode ini

6
siswa yang ada sekitar 200 orang, dari Jombang Mojokerto, Surabaya dan
Madura, beberapa orang dari Jawa Tengah. KH. Cholil sempat Jadzab sepeninggal
teman sekaligus mertuanya KH. Tamim Irsyad (1930) dia harus mengasuh
pondok sendirian. Demi pengembangan dan kaderisasi, tiga orang kader diutus
belajar di Makkah yaitu KH. Romly Tamim, KH. Dahlan Cholil dan KH. Ma’sum
Cholil.

Dengan upaya serta kerja keras sehingga terwujudlah salah satu lembaga
pendidikan islam yaitu Pondok Pesantren Darul 'Ulum (Rejoso). Darul Ulum
didirikan pada tahun 1885 oleh Kyai Haji Tamim Irsyad dibantu Kyai Haji
Cholil sebagai mitra kerja dan sekaligus menantunya pada tahun 1885 M. Asrama
pertama yang dibangun adalah asrama Raden Fatah/Majapahit, Pendiri : KH
Tamim Irsyad dari Pareng, Bangkalan Madura. Lokasi pengajian pertama di
Pajaran, Keplaksari Peterongan.

Secara bahasa Darul berarti Gudang sedangkan 'Ulum, 


jamak dari ilmu yang berarti ilmu-ilmu, sehingga secara garis besar Darul
'Ulum memiliki arti “Gudangnya Ilmu-ilmu”, yang filosofinya tampak jelas dalam
nama pondok pesantren tersebut. Sehingga, sampai detik ini Pondok Pesantren
Darul 'Ulum (Rejoso) masih dipercaya untuk mengayomi para santri dari
penjuru Nusantara kurang lebih sekitar 13.036 santri (Maret 2020) yang menimba
ilmu di sana.

Asas, Dasar, Tujuan Darul ulum

1) Asas

Azas kelembagaan Darul Ulum sebagai wadah pendidikan kader bangsa,negara


dan agama adalah Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945. Dasar Dasar
amaliyah Darul Ulum sebagai lembaga sosialisasi nilai agama adalah
ahlusssunnah wal jamaah. Dengan petunjuk konstruktif melalui empat madzhab
yaitu madzhab Maliki, syafi'i, Hambali, dan Hanafi.

7
2) Dasar

Dasar amaliyah Darul Ulum sebagai lembaga sosialisasi nilai agama ahlus sunnah
wal jamaah. Dengan petunjuk konstruktif melalui empat madzhab yaitu madzhab
Maliki, Syafi'i, Hambali, dan Hanafi.

3) Tujuan

Tujuan dari Pondok Pesantren Darul Ulum adalah sebagai berikut:

1) Membentuk kader muslim yang sejati. aktif dalam menjalankan ajaran islam
dan konsekuen terhadap kesaksiannya.

2) Menempatkan ilmu pengetahuan sebagai penegak agama dan negara. Seperti


semboyan Pondok Pesantren Darul Ulum, maksudnya: Orang - orang yang
mempunyai Ilmu pengetahuan selalu dalam sikapnya.

3) Membentuk manusia - manusia yang akrab dan selalu mencintai Allah SWT.
Lewat kesadaran bahwa hanya petunjuknya yang akan sanggup menciptakan
kebaikan seperti sabda Rasulillah SAW:maksudnya barang siapa bertambah
ilmunya dan tidak bertambah petunjuk allah SWT, maka akan menjauhkan
dari kedamaian.

Periode Darul Ulum

1) Periode Klasik (rintisan th 1885-1937)

Akhir abad 19, tepatnya 1885 KH. Tamim Irsyad dari Madura datang ke
peterongan. Sebagai modal murid dari KH kholil Bangkalan ini adalah
kemampuan syariat dan kemampuan kanuragan kelas tinggi. Beliau mengawili
pengajaran/pengajian di pajaran, selang beberapa tahun kemudian beliau dibantu
oleh murid KH. Kolil Bangkalan lain yang bernama KH Djuraimi (kelahiran
demak) yang selanjutnya berganti nama KH. Kholil.

8
Akhir abad 19 datanglah KH.Syafawi kakak KH.Kholil mengajarakn ilmu
ilmu Tafsir dan Nahwu

KH. Tamim Irsyad mengajarkan Al Qur’an dan Fiqih sedangkan KH. Kholil
mengajarkan ilmu Tauhid dan Tasawuf KH Kholil dinikahkan dengan putri KH
Tamim yaitu Nyai Fatimah. Pada periode ini siswa yang ada sekitar 200 orang,
dari Jombang Mojokerto, Surabaya dan Madura, beberapa orang dari Cirebon,
Banten dan Kalimantan. KH Cholil sempat Jadzab sepeninggal teman sekaligus
mertuanya KH Tamim Irsyad (1930) beliau harus mengasuh pondok sendirian.

Demi pengembangan dan kaderisasi tiga orang kader belajar di Makkah yaitu KH.
Romly Tamim, KH Dahlan Kholil dan KH Ma’sum Kholil. Tahun 1937 KH
Cholil melimpahkan kepemimpinannya kepada KH Romly Tamim . Beliau wafat
pada tahun 1937 M.

2) Periode Pertengahan (Periode salafi sekolah diniyah th 1937-1958)

Massa Pergolakan fisik bangsa Indonesia beberapa ilustrasi keterlibatan


pesantren masa perjuangan fisik : Pondok menjadi markas hisbulloh, peledakan
kereta api di depan pondok, KH Romli sempat ditangkap belanda (1949) , putra
beliau Ishomuddin juga meninggal karena tertembak belanda. Tiga serangkai
Darul Ulum, KH Romly Tamim, KH Dahlan Kholil, KH Ma’sum Kholil.

Pemberian nama Darul Ulum. Nama Darul Ulum berasal dari nama Madrasah
Darul Ulum di Makkah tempat ketiganya belajar memperdalam ilmu, nama
tersebut bukan hanya sekedar untuk mengambil nama besar saja karena kebetulan
beliau juga merupakan salah satu tokoh di madrasah tersebut ketika masih
berdomisili di sana. Lembaga pendidikan pada periode ini (1951) didirikan
sekolah Mualimin sebagai arena belajar calon pendidik dan pendakwah: KH
Ma’sum pengasuhnya dan Madrasah Quran (MQ) : KH Dahlan pengasuhnya.

Pada tahun 1954 muncullah muallimat untuk santri putri, pada saat tersebut santri
Darul Ulum sudah mencapai 3000 santri.

9
2 Tipe menonjol alumnus :

1) salikin/ahli suluk tarekat dan

2) huffadz

Administrasi dan manajemen sudah mulai tertata dengan KH Romly Tamim


sebagai pemegang kebijakan umum dan Tarekat, KH Dahlan sisah(manajemen),
pengajian syariat dan Al Quran, KH Ma’sum organisasi, dan Kyai Umar Tamim
sebagai pembantu aktif di bidang ketarekatan.

KH Romly merupakan tokoh Toriqoh Qodiriyah wan Naqsabandiyah di Jombang


dan nasional. KH Dahlan Kholil adalah Tokoh Alqur’an yang terkenal di tingkat
nasional. Periode ini ditutup dengan pada tahun 1958 dengan meninggalnya KH
Dahlan Kolil dan KH Romly Tamim pada bulan romadlon.

3) Periode Pembaharuan (Periode baru sekolah Formal/Nasional th 1958-


sampai sekarang)

Tahun 1963 Muncul konsep baru, pembentukan 3 dewan : dewan Kyai, Dewan
Guru, Dewan Harian dan dewan Keuangan. Tokoh pada masa ini adalah KH
Bisri Kholil dan Musta’in Romly. Sebagai pemimpin utama. TH 1966 atas dasar
musyawarah dewan didirikan sekolah SMP dan SMA 1965 UNDAR didirikan
1960 didirikan HESDU (himpunan Eks Santri Darul Ulum) yang sekarang
berupah Ikapdar. Periode Pembaharuan (Periode baru sekolah Formal/Nasional th
1937-1958) Sekolah Nasional Tahun 1998 dibuka program komputer Tahun 1989
Dibuka SMEA Darul Ulum 1991 AKPER 1992 Telkom Adapun sekolah bercorak
salafi 1991 MTS PK 1994 MAK.

10
2.2. Pusat pembinaan tariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah
2.2.1. Pengertian Pembinaan Tariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah
Tarekat Qodiriyah Wa Nasyabandiyah merupakan salah satu pendidikan
non formal yang dibentuk oleh Pondok Pesantren Darul Ulum untuk
menyelenggarakn pendidikan Islam. Tujunnya adalah menambah khasanah
pengetahuan bagi santri dan masyarakat dalam memperdalam ilmu agama Islam,
ilmu tasawuf, dan ilmu syari’ah. Pelaksanaan dakwah tarekat dalam pembinaan
keagamaan bertujuan untuk mendidik santri agar dapat berprilaku baik,
mengamalkan ajaran-ajaran Islam, beribadah kepada Allah, mensucikan hati,
memperbanyak dzikir mengingat Allah, dan menjauhkan diri dari perbuatan
tercela. Tujuan penelitian tersebut adalah ingin mengetahui pelaksanaan dakwah
tarekat Qodiriyah Wa Naqsybandiyah dalam pembinaan keagamaan santri Pondok
Pesantren Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang Jawa Timur. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan studi lapangan (field
research) dalam pengumpulan data. Dari hasil penelitin dapat disimpulkan: bahwa
pelaksanaan dakwah tarekat Qodiriyah Wa Naqsybandiyah dalam pembinaan
keagamaan santri yang dilaksanakan oleh pengurus dalam kegiatan pengajian
rutin kamisan, sewelasan dan sya’banan di Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso
Peterongan Jombang Jawa Timur.

Urutan Penyampaian Tarekat

ALLAH  S.W.T.
               ↓
     2.Jibril As
                       ↓
   3.  Nabi  Muhammad S.A.W.
                              ↓                                      ↓
            4. Ali bin Abi Thalib                   4. Abu Bakar As-Shiddiq
                           ↓                                                            ↓
            5. Husain bin Ali                                 5. Salman al-Farisi
                           ↓                                                            ↓
            6. Zainal Abidin                                  6. Qasim ibn Muhammad bin Abu
Bakar

11
                           ↓                                                            ↓
            7. Muhammad Al-Baqir                      7. Imam Ja’far al-Shadiq
                           ↓                                                            ↓
            8. Ja’far As-Shadiq                                 8. Abu Yazid al-Bustami
                           ↓                                                            ↓
            9. Musa al-Kadhim                             9. Abu Hasan Kharqani
                           ↓                                                            ↓
            10. Ali ibn Musa al-Ridla                    10. Abu Ali Farmadi
                           ↓                                                            ↓
            11. Ma’ruf al-Karakhi                         11. Syekh Yusuf al-Hamdani
                           ↓                                                            ↓
            12. Sirri al-Saqati                                12. Abd. Khaliq Guzdawani
                           ↓                                                            ↓
            13. Abu Qasim Junaidi al-Bagdadi             13. Arif Riya Qari
                           ↓                         ↓
14. Abu Bakar al-Syibli                       14. Muhammad Anjiri
15. Abd. Wahid al-Tamimi                 15. Ali Rami Tamimi
                      ↓                           ↓
       16. Abu al-Faraj al-Turtusi                  16. M. Baba Sammasi
                           ↓                                                            ↓
            17. Abd. Hasan Ali al-Karakhi            17. Amir Kulali
                           ↓                                                            ↓
            18. Abu Sa’id Mubarak al-Majzumi    18. Bah’uddin al-
Naqsyabandi
                           ↓                                                            ↓  
          19. Abd. Qadir al-Jailani                     19. M.Alauddin Attari
                           ↓                                                            ↓
            20. Abd. Aziz                                     20.Ya’qub Jarekhi

12
                           ↓                                                            ↓
          21. M. Hattaq                                      21. Ubaidillah Ahrari
                           ↓                                                            ↓
            22. Syamsuddin                                   22. M. Zahidi
                           ↓                                                           ↓  
            23. Syarifuddin                                   23. Darwisi Muhammad
Baqi’ Billah
                           ↓                                                            ↓
            24. Nuruddin                                      24. A. Faruqi al-Shirhindi
                           ↓                                                            ↓
            25. Waliyuddin                                   25. Al-Maksum al-Shirhindi
                           ↓                                                            ↓
            26. Hisyamuddin                                26. Saifuddin Afif
Muhammad
                           ↓                                                            ↓
            27. Yahya                                            27. Nur Muhammad Badawi
                           ↓                                                            ↓
            28. Abu Bakar                                     28. Syamsuddin Habibullah
Janjani
                           ↓                                                            ↓
29. Abd. Rahim                                   29. Abdullah al-Dahlawi
30. Usman                                           30. Abu Sa’id al-
Ahmadi
                          ↓                                                            ↓
           31. Abd.Fattah                             31. Ahmad Sa’id ( w.
1277 / 1860 di  Madinah )
                           ↓                                                            ↓
            32. M. Murad (Makkah)                      32. M. Jan al-Makki (
w. 1266 / 1850 di   Madinah)
                           ↓                                                            ↓

13
            33. Syamsuddin (Makkah)                   33. Khalil Hilmi
                          ↓                                                             ↓  
        34. A. Khatib al-Syambasi (w. 1307        34. M.Haqqi al-
Nazizi (w. 1301 / 1884 
                  / 1878 di Makkah)                                    di Madinah)
                           ↓ 
34. Syekh Ahmad Khatib al Sambas (Pendiri TQN)
↓                   ↓      ↓                                          
I                                    II                                    
III                           
1. Syeh Abdul Karim Banten  1. Syeh Tolhah 1. Syeh A Hasan
Cirebon al Maduri
2.KH Ibrahim al Brumbangi   2. Sy Abdh Mubarok 2.KH M Khalil
3.KH Abd  Rahman  Menur      3. Sy Ahmad Shohibul 3.KHM Ramli Tamim
  Wafa Tajul Arifin    
4. KH M Lutfi Hakim             4. KH Musta’in Ramli
Mranggen                                                               4. KH Maksum Jafar
4.KH Zamroji  Pare                                                       5. KH Rifa’i Ramli
4.KH Adlan Ali                                                                   6.KH A Dimyati Ramli
4.KH Makky Ma’shum                                                       4.KH Usman al Ishaqi
Cukir Jombang                                                               5.KH M Asrori Usman

Ajaran Tariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah


1. Suluk dan Rabitah
Suluk (jalan kesucian), hakekatnya adalah mengosongkan diri dari sifat-sifat
tercela dari kemaksiatan lahir batin dan mengisinya dengan sifat-sifat terpuji,
dengan melakukan ketaatan lahir dan batin
surat an-nahi 69,

ِ ‫ثُ َّم ُكلِي ِم ْن ُكلِّ الثَّ َم َرا‬


‫ت فَا ْسلُ ِكي ُسب َُل َرب ِِّك ُذلُاًل‬

14
Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan
Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu)
2. Rabithah
Rabithah atau wasilah adalah perantara guru, yaitu murid berwasilah pada guru,
dalam konsep tarekat rabitah adalah menghadirkan wajah syekh di dalam alam
ingatanpada saat memulai amalan-amalan tarekat
3. Mursyid dan Murid Adab murid kepada Allah
1. Mensyukuri nikmat dlm setiap waktu dan kesempatan.
2. Berusaha mengeluarkan kecenderungan kepada selain Allah dari dlm hati.
4. Adab Murid Sesama Murid
 Menyenangkan
 Mengucapkan salam
 Menggauli dg akhlak mulia
 Merendahkan diri
 Memandang mereka lebih baik dari dirinya
 Berlemah lembut
 Husnudhon
 Memudahkan
 Mendamaikan
 Jadi teman dlm semua keadaan
 Memberi tempat duduk
 Menunaikan janji
5. Adab Murid Terhadap Mursyidnya
 Keyakinan akan perantara gurunya
 Patuh dan khidmat
 Mengalah dan menuruti pendapatnya
 Turut membenci apa yg dibencinya
 Tidak tergesa gesa ambil kesimpulan
 Merendakan suara,tdk banyak bicara

15
 Tidak temu guru disaat sibuk /istirahat
 Mengatakan terus terang
 Tidak menukil pernyataan guru
 Tdk menggunjing,memelototi,mengkritik dan menyebarluaskan aib guru
6. Adab Murid terhadap dirinya Sendiri
 Memegangi prinsip
 Menyegerakan memenuhi janji
 Memiliki adab
 Bergaul dg orang sholeh
 Tidak berlebih lebihan
 Berpaling dari cinta duniawi
 Jika terbuai hawa nafsu, sadarkan
7. Dzikir
Dzikir nafi isbat, dzikir kepada Allah dengan menyebut tahlil ‫الإله إالهللا‬Dibaca
dengan bersuara (jahr) dibaca sebanyak 165 setelah sholat lima waktu. Ciri khas
dalam tarekat naqsabandiyah dibaca sedikitnya 5000x, sebanyak-banyaknya
25.000x
8. Muraqobah
Terus menerus menjaga kesadaran atas pengawasan tuhan terhadap semua
keadaannya
9. Zikr
Dalam TQN zikr tsb harus di baiatkan atau ditalkinkan oleh seorang mursyid
yangg muttasil al - fayd (bersambung sanad dan berkahnya)

2.3. Pengembangan Perguruan Tinggi


Awal mulanya Romo KH Muh As'ad Umar selaku Ketua Umum
Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang mendirikan Fakultas
Tarbiyah Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang pada tahun 1987. Untuk
mengembangkan prodi-prodi yang lain, pada tahun 1999 dari Fakultas
Tarbiyah Undar menjadi STAIDU (Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Ulum)
sebagai lembaga pendidikan tinggi yang berada di tengah tengah pesantren
melengkapi lembaga-lembaga pendidikan dasar dan menengah formal lain

16
yang telah berdiri. Seiring dengan perkembangan STAIDU maka Kiai As'ad
mendirikan pendidikan tinggi lain yaitu AKPER (Akademi Perawat) dan
STIBA (Sekolah Tinggi Bahasa Asing). Dalam Status Unipdu tahun 2007
disebutkan bahwa Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang
disingkat Unipdu Jombang adalah Perguruan Tinggi Swasta yang
diselenggarakan oleh Yayasan Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang,
didirikan dengan Akta Notaris No. 7 Mayuni Sofyan Hadi, SH., tanggal 5
April 2000 yang telah diubah dan ditambai sesuai perkembangan, terakhir
dengan Akta Notaris No. 59 H. Mayuni Sofyan Hadi, SH. Tanggal 24 Maret
2005.3.
Kemudian pada tanggal 9 September 2001 secara resmi didirikanlah
Unipdu yang merupakan gabungan dari STAIDU, STIBA,AKPER dan
AKBID dengan beberapa penambahan fakultas dan program studi (6 program
eksakta dan 4 program sosial).Pendirian Unipdu ini diresmikan oleh Bapak
Wakil Presiden RI Dr HM Hamzah Haz dengan disaksikan oleh para kyai
sepuh PP Darul Ulum dan pondok pesantren lain.
Visi unipdu adalah "menjadi universitas yang mampu memadukan
berbagai jenis ilmu dalam proses penyadaran sebagai khalifah fi al-ard dan
sebagai hamba Allah yang saleh. Sedang misinya adalah "mempersiapkan
mahasiswa untuk menjadi intelektual yang tafaqquh fi al din, berilmu,
manfaat, berzikir kuat, berfikir cepat, bertindak tepat.
Kurikulum Unipdu disusun berdasarkan ketentuan perundang
undangan yang berlaku dengan berpedoman pada kurikulum inti dan
institusional yang disusun dengan tujuan agar mahasiswa dapat menguasai
ilmu pengetahuan, memiliki keterampilan serta sikap sesuai dengan tujuan
pendidikan tinggi. Sesuai dangan visi dan misi Unipdu, setiap fakultas harus
ada kurikulum yang memuat tentang kajian ke-Islaman matakuliah.
Unipdu memiliki enam Fakultas dan satu progam pascasarjana, meliputi:
NO Fakultas Program Studi Akredetasi
1. Ilmu Kesehatan S-1 Keperawatan B
D-3 Keperawatan B
D-3 Kebidanan B
Profesi Ners
2 Fakultas Agama Islam S-1 Pendidikan Agama Islam A
S-1 PGMI B
S-1 Ahwal Asy-syaksiah B

17
3 Fakultas Teknik S-1 Sistem Informasi B
S-1 Matematika B
4 Fakultas Bisnis dan D3 Bahasa Jepang B
Bahasa
S1 Administrasi Bisnis B
S1 Sastra Inggris B
5 Fakultas Keguruan dan S1 Pendidikan Bahasa Inggris C
Ilmu Pendidikan
S1 Pendidikan Matematka B
6 Program Pascasarjana Sertifikat Akredetas Pascasarjana B
(S2) MPI

2.4. Nilai–nilai kepesantrenan Darul Ulum

Proses internalisasi nilai-nilai kepesantrenan Darul ‘Ulum yaitu, seperti


pembiasaan:

1) Akhlak terhadap diri sendiri dilakukan dengan cara menanamkan kesopanan


dalam kebiasaan
2) Sehari-hari, akhlak kepada guru dan sesama teman dilakukan dengan
membangun interaksi
3) Yang tawadlu’ dan sikap saling menghargai perbedaan. Selain hal tersebut
menjaga
4) Kebersamaan adalah hal yang ditekankan para kyai untuk para santri, seperti
membiasakan
5) Istiqomah dalam shalat berjama’ah, ngaji dan sekolah/kuliah. Serta bergotong
royong ketika
6) Kegiatan bersih-bersih lingkungan pondok, karena perbuatan yang
mencerminkan akhlak
7) Seseorang itu muncul ketika berinteraksi dengan orang lain. Selain akhlak
terhadap sesama,
8) Ada juga akhlak yang diajarkan para kyai yaitu akhlak kepada Allah dengan
membiasakan
9) Menjalankan ibadah sesuai dengan syariah, dan akhlak terhadap alam semesta
dengan cara
10) Menjaga kebersihan lingkungan.

18
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, Peterongan, Jombang, Jawa Timur
Merupakan lembaga pendidikan Islam yang didirikan oleh K.H. Tamim Irsyad
Dan K.H. Cholil Juraemi pada tahun 1885. Pendirian pesantren ini bertujuan
untuk membenahi perilaku masyarakat Rejoso dengan mengajarkan agama Islam.
Pada waktu itu, keadaaan masyarakat Rejoso cukup memprihatinkan, Perilakunya
masih jauh dari norma-norma Islam, K.H. Tamim Irsyad dan K.H. Cholil Juraemi
berupaya memperbaiki keadaan masyarakat Rejoso dengan memberikan
pengajaran ilmu keagamaan. Ilmu keagamaan tersebut diajarkan dengan sistem
yang masih tradisional, yaitu dengan ceramah dan praktik secara Langsung.

3.2. Saran
Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada
pembaca khusnya Mahasiswa Unipda agar ikut peduli dalam mengetahui dan
memahami Trisula Darul Ulum. Semoga dengan makalah ini para pembaca dapat
menambah cakrawala ilmu pengetahuan.

19
DAFTAR PUSTAKA

20

Anda mungkin juga menyukai