Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA


AWETAN DAUN UNTUK MATA KULIAH STRUKTUR
TUMBUHAN PADA PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
Nidya Febriani*, Upik Yelianti*, dan Gardjito*
*) Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Jambi
Email: upikyelianti@ymail.com

Abstrak. Pengembangan media pembelajaran berupa awetan daun untuk mata kuliah
Struktur Tumbuhan pada Program Studi Pendidikan Biologi, merupakan suatu inovasi yang
bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam penelusuran langsung objek kajian berupa
Organ Daun. Mengingat banyaknya ciri-ciri morfologi daun yang harus dipahami oleh
mahasiswa dan disertai dengan bahasa latin, maka dengan media awetan daun ini mahasiswa
lebih mudah memahami dan akan memberikan pengalaman konkret sehingga pembelajaran
lebih bermakna. Penelitian pengembangan ini dirancang dengan menggunakan Model
ADDIE, yang terdiri dari 5 fase, yaitu: A(analysis), D(Desain), D(Development),
I(Implementation), and E(Evaluation). Validasi produk dilakukan oleh tim ahli media dan
ahli materi, selanjutnya dilakukan ujicoba produk pada kelompok kecil dengan subjek
ujicoba mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Jambi sebanyak 12
orang. Hasil validasi oleh tim ahli menunjukkan bahwa pengembangan media pembelajaran
biologi berupa awetan daun tergolong ―sangat baik‖ setelah mengalami beberapa kali revisi.
Hal ini ditunjukkan dengan perolehan persentase 92,18% untuk desain media dan 85,93%
untuk validasi materi dan direkomendasikan untuk diujicobakan pada kelompok kecil. Hasil
ujicoba kelayakan media pada mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi memberikan respon
bahwa pengembangan media awetan daun ini tergolong sangat baik dengan presentase
85,60%. Hasil pengembangan media awetan daun untuk mata kuliah Struktur Tumbuhan
tergolong sangat baik dan disarankan untuk melakukan ujicoba pada kelompok yang lebih
besar dan mengkaji pengaruh penggunaan media tersebut dalam meningkatkan motivasi dan
hasil belajar mahasiswa.

Kata Kunci: Pengembangan media pembelajaran, awetan daun, Struktur Tumbuhan.

PENDAHULUAN dalam membantu penyajian materi secara


kontekstual. Media yang digunakan dalam
Tujuan umum pembelajaran mata kuliah kegiatan pembelajaran harus mampu
struktur tumbuhan adalah mahasiswa membelajarkan mahasiswa untuk mengenal,
mampu mendeskripsikan karakter struktur menggambarkan, menunjukkan, serta
morfologi suatu tumbuhan yang meliputi menjelaskan bentuk, sifat, maupun susunan
bentuk, sifat, maupun susunan inter dan inter dan antar organ tumbuhan, sehingga
antar organ tumbuhan. Kemampuan dalam mahasiswa dapat memahami dengan baik
mendeskripsikan karakter struktur bagaimana penampilan dari satu tumbuhan
morfologi organ tumbuhan merupakan dapat terbentuk melalui perpaduan antara
kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh bentuk, sifat, maupun susunan inter dan
mahasiswa dalam memahami keterkaitan antar organ tumbuhan.
antara karakter struktur morfologi organ Media pembelajaran yang tepat
tumbuhan dengan performance atau dikembangkan pada Mata Kuliah Struktur
penampilannya secara keseluruhan. Oleh Tumbuhan adalah awetan organ tumbuhan.
karena itu, penggunaan media pembelajaran Suwono (2010:3) menggolongkan awetan
dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif ke dalam media realia dengan kelebihannya

Semirata 2013 FMIPA Unila |159


Nidya Febriani, dkk: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA AWETAN
DAUN UNTUK MATA KULIAH STRUKTUR TUMBUHAN PADA PRODI PENDIDIKAN
BIOLOGI

dapat memberikan pengalaman nyata merancang sistem pembelajaran


kepada peserta didik dengan melakukan (Mulyatiningsih, 2012:200).
observasi secara langsung terhadap objek. Uji coba dilaksanakan dengan 2 tahap.
Dalam proses pembelajaran, media awetan Tahap I adalah ujicoba tim ahli meliputi
ini pun secara langsung memperlihatkan ahli desain dan ahli media. Pada tahap ini
bagian-bagian suatu organ tumbuhan sesuai dilakukan beberapa revisi berdasarkan saran
dengan karakteristik mata kuliah ini. ahli dalam sebuah angket. Tahap II meliputi
Karakteristik utama yang perlu ujicoba produk yang sudah divalidasi
diperhatikan dalam perkuliahan Struktur terhadap kelompok kecil di mana subjek
Tumbuhan ini adalah bahwasanya ujicoba terdiri dari 12 orang mahasiswa
komponen morfologi daun tidak dapat Pendidikan Biologi Universitas Jambi. Pada
dilihat sepintas lalu saja. Terdapat beberapa tahap ini mahasiswa diminta mengisi
kali penelusuran langsung pada objek yang angket dengan kategori jawaban adalah
diamati atau tiruan objek untuk sangat tidak baik, tidak baik, baik, dan
memperoleh pemahaman yang jelas. sangat baik.
Apalagi tidak semua tumbuhan dapat Data dianalisis menggunakan teknik
dihadirkan langsung pada saat perkuliahan. analisis deskriptif yaitu uraian yang berupa
Karena itulah implementasi pengembangan penggambaran untuk menjelaskan jawaban-
media pembelajaran penting dalam jawaban yang diberikan responden dalam
perkuliahan ini. angket. Data kualitatif yang diperoleh
Penerapan prinsip pengembangan media melalui angket ahli diolah secara deskriptif.
dalam proses pembelajaran Struktur Penghitungan angket data kuantitatif berupa
Tumbuhan dilakukan dengan maksud untuk penilaian angka dari angket ahli dan
menggantikan, menambah, dan memperluas persepsi menggunakan skala pengkuran
media pembelajaran yang telah ada Rating Scale. Adapun rumus untuk
sebelumnya. Hal ini juga dimaksudkan menghitung persentase tanggapan = Jumlah
untuk menambah variasi mengajar bagi skor kriterium : jumlah skor maksimum X
pendidik dan mencegah kebosanan bagi 100%.
peserta didik. Tentu saja prinsip ini
diterapkan berdasarkan pada salah satu HASIL DAN PEMBAHASAN
tujuan pembelajaran yaitu pencapaian hasil
belajar yang optimal. Prosedur Pengembangan
Berdasarkan uraian di atas, maka dirasa
perlu untuk mengembangkan media Tahap 1: Analisis
pembelajaran berupa awetan daun yang Pada tahap analisis dilakukan
dapat digunakan dalam pembelajaran mata pengumpulan data awal yang dibutuhkan
kuliah Struktur Tumbuhan. untuk pengembangan media pembelajaran
awetan daun. Data didapat dengan
METODOLOGI menganalisis kondisi yang sedang terjadi
saat ini meliputi materi, karakteristik
Penelitian ini merupakan penelitian mahasiswa, dan lingkungan belajar pada
pengembangan yang dirancang dengan pembelajaran Struktur Tumbuhan. Oleh
menggunakan Model ADDIE (Analysis, karena itu, dibutuhkan media pembelajaran
Desain, Development, or Production, berupa awetan daun yang bertujuan untuk
Implementation or Delivery and membantu mahasiswa dalam memahami
Evaluations). Model ini dikembangkan perkuliahan Struktur Tumbuhan materi
oleh Dick and Carry (1996) dalam Organ Daun.

160| Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Tahap 2: Desain pengembangan Tahap pembuatan media pembelajaran


Tahap desain pengembangan media ini disajikan dalam bagan berikut:
pembelajaran berupa awetan organ daun ini
meliputi beberapa langkah, yaitu:

1. Jadwal: meliputi jadwal pembuatan


produk, dimulai dari penganalisisan
produk, pengumpulan bahan, dan
pembuatan produk dengan waktu sekitar
6 bulan.
2. Tim Pengembang: Pembuatan media
pembelajaran berupa awetan daun
memerlukan tim kerja yang terbagi
dalam 3 bagian dengan tugas dan peran
masing-masing terdiri dari: a)
mahasiswa sebagai pengembang produk,
b) tim ahli (ahli media dan ahli materi)
untuk menvalidasi produk yang
dihasilkan, dan c) mahasiswa sebagai
penilai produk pada uji coba kelompok Gambar: Skema Pembuatan Media
kecil. Pembelajaran Awetan Daun.
3. Spesifikasi media yang dikembangkan
adalah: Tahap 3: Pelaksanaan pengembangan
a) Media pembelajaran berupa awetan Tahap pengembangan dilakukan dengan
kering organ daun yang dibuat seperti mewujudkan pembuatan media
album dan dikelompokkan pembelajaran berupa awetan daun. Proses
berdasarkan sub pokok bahasan pengembangannya berdasarkan media yang
terpilih pada materi Organ Daun yang telah ada sebelumnya yaitu awetan kering
terdiri dari 10 album. tumbuhan yang juga disebut dengan
b) Masing-masing album terdiri dari herbarium, khususnya awetan organ daun
beberapa awetan organ daun (4-9 saja sesuai dengan kebutuhan materi pada
awetan) tergantung materi pada Mata Kuliah Struktur. Oleh karena itu
masing-masing sub pokok bahasan. media yang dikembangkan tidak disebut
c) Ukuran kertas yang dibuat cover herbarium tapi media pembelajaran awetan
album dan awetan organ daun adalah daun. Walaupun demikian, proses dari
30 cm x 40 cm. pembuatan media ini sendiri mengadopsi
d) Awetan organ daun ditempelkan pada proses pembuatan herbarium dengan
kertas karton berwarna putih dan beberapa modifikasi.
cover album berwarna hitam. Pada tahap pengembangan ini juga,
e) Pada cover masing-masing album, peneliti mulai merealisasikan rancangan
tulisan judul dicetak menggunakan produk yang sudah dikonsep sebelumnya
kertas foto. menjadi produk yang sudah siap
f) Masing-masing awetan dilengkapi diimplementasikan. Realisasi rancangan
dengan foto asli dan label yang meliputi: a) persiapan produk hingga
diketik berisikan karakteristik selesai, b) persiapan seluruh instrumen
tanaman. untuk mengukur kinerja produk, dan c)
4. Tahap pembuatan media pembelajaran pelaksanaan validasi oleh tim ahli. Berikut
Biologi dalam bentuk awetan organ daun gambar produk yang dikembangkan:

Semirata 2013 FMIPA Unila |161


Nidya Febriani, dkk: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA AWETAN
DAUN UNTUK MATA KULIAH STRUKTUR TUMBUHAN PADA PRODI PENDIDIKAN
BIOLOGI

evaluasi terhadap hasil analisis, desain,


pengembangan dan implementasi. Evaluasi
utama yang dilakukan adalah evaluasi dari
validasi oleh tim ahli. Evaluasi dilakukan
dengan merevisi produk berdasarkan saran-
saran ahli melalui sebuah angket. Evaluasi
selanjutnya dilakukan setelah produk
diujicoba pada kelompok kecil
(implementasi) dengan 12 orang responden.
Produk kemudian direvisi berdasarkan
tanggapan dari subjek ujicoba sehingga
terbentuklah produk akhir.
Gambar : Cover (atas) dan Kompetensi Dasar
serta Tujuan Pembelajaran (bawah) Analisis Data
dari Album Media Awetan Daun
Analisis data ahli media
Untuk menentukan kategori kriteria
penilaian media pembelajaran Biologi
dalam bentuk awetan organ daun, hasil
validasi oleh ahli dalam bentuk angket
dianalisis menggunakan skala pengukuran
rating scale. Dengan skala ini data yang
diperoleh adalah data kuantitatif (angka)
yang kemudian ditafsirkan dalam
pengertian kualitatif (Djaali, 2008:29). Dari
hasil penghitungan angket diperoleh hasil
penilaian 92,18 % terhadap media awetan
organ daun yang termasuk ke dalam
kategori ―sangat baik‖. Artinya media
pembelajaran tesebut sudah layak untuk
diujicobakan pada kelompok kecil.

Gambar : Spesifikasi produk Analisis data ahli materi


Dari ahli materi dianalisis sebanyak dua
Tahap 4: Implementasi kali berdasarkan jumlah validasi yang
Produk yang sudah dikembangkan, dilakukan. Pada hasil validasi tahap I
divalidasi, dan direvisi pada tahap diperoleh hasil sebesar 64,06 % yang
sebelumnya kemudian diimplementasikan tergolong ke dalam kategori ―tidak baik‖.
dalam bentuk ujicoba. Pada tahap ini, Berdasarkan hasil ini maka dilakukan revisi
produk diujicobakan kepada kelompok berdasarkan saran-saran dari ahli.Pada
kecil untuk mengetahui keefektivan media validasi tahap II diperoleh persentase
dalam pembelajaran. Keefektivan media tanggapan ahli terhadap materi diperoleh
dapat diketahui melalui tanggapan subjek sebesar85,93 % di mana materi tergolong
ujicoba melalui pengisian angket. dalam kategori ―sangat baik‖, sehingga
validasi dicukupkan hingga dua tahap saja
Tahap 5: Evaluasi karena hasil ini mengartikan bahwa media
Tahap evaluasi sebenarnya dilakukan sudah layak diujicoba.
pada setiap tahap pengembangan meliputi

162| Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Analisis data uji coba produk Di sisi lain dari indikator efektivitas
Uji coba produk yang dilaksanakan pada media, diperoleh skor 89,58% yang
kelompok kecil ini memilih 12 responden tegolong ―sangat baik‖ untuk kecocokan
mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas media dengan materi, 89,58% tergolong
Jambi. Angket tanggapan yang diisi ―sangat baik‖ untuk kemampuan media
responden dianalisis menggunakan skala dalam mengatasi kesulitan yang berarti
pengukuran ―rating scale”. Tanggapan dalam memahami materi organ daun, dan
mahasiswa terhadap masing-masing 81,25 % yang juga tergolong ―sangat baik‖
deskriptor pada angket berbeda-beda sesuai untuk peranan media dalam membantu
cara masing-masing responden dalam menjawab pertanyaan materi organ
menggunakan media pembelajaran Biologi daun. Hal ini sesuai dengan yang
dalam bentuk awetan organ daun ini. diungkapkan oleh Sanaky (2011:4) bahwa
Kesan umum mahasiswa dalam media pembelajaran harus mampu menjaga
penggunaan media pembelajaran Biologi relevansi antara materi pelajaran dengan
dalam bentuk awetan organ daun ini tujuan belajar dan membantu konsentrasi
mendapat skor 87,5%. Angka ini pembelajar dalam proses pembelajaran.
mendefinisikan bahwa kesan mahasiswa Indikator kemenarikan media
terhadap media ini dalam penggunaannya memperoleh skor sebesar 93,75% yang
adalah ―sangat baik‖. Hal ini berarti media tergolong ―sangat baik‖, dengan persentase
pembelajaran cocok digunakan di dalam kepuasan penguasaan materi sebesar 83,33
kelas dalam pembelajaran materi Organ % dengan kategori ―sangat baik‖ dan
Daun mata kuliah Struktur Tumbuhan. Dari tingkat konsentrasi selama belajar
segi pengoperasiannya sendiri media menggunakan media ini sebesar 75%
mudah digunakan, ditunjukkan berdasarkan dengan kategori ―baik‖. Dari hasil ini
hasil persentase tanggapan deksripsi ke dua terlihat bahwa dengan media yang menarik,
sebesar 91,16% yang juga tergolong tingkat penguasaan materi pun baik. Hal ini
―sangat baik‖. juga dipaparkan oleh Munadi (2008:43) di
Peranan media dalam kemudahan mana media pembelajaran yang tepat guna
pengenalan objek-objek dalam materi organ adalah media pembelajaran yang mampu
daun mendapat skor sebesar 93,75%, menarik dan memfokuskan perhatian siswa.
digolongkan dalam kategori ―sangat baik‖. Efisiensi media dari segi peranannya
Berdasarkan hasil ini didefinisikan bahwa dalam peningkatan pemahaman, motivasi
media ini dapat mengenalkan dan dan penghematan waktu memperoleh skor
menghadirkan objek-objek yang masing-masing sebesar 72,91% dengan
sebelumnya tidak diketahui mahasiswa. Hal kategori ―baik‖, 81,25% pada kategori
ini sejalan dengan pendapat Munadi sangat baik, dan 87,5% dengan kategori
(2008:41) yang menyatakan bahwa media ―sangat baik‖. Secara keseluruhan hasil
pembelajaran yang berarti adalah media persentasi tanggapan diperoleh sebesar
yang memiliki fungsi manipulatif yaitu 85,6% yang artinya media pembelajaran
salah satunya dengan menghadirkan objek berupa awetan organ daun tergolong
yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya. kategori ―sangat baik‖ diaplikasikan dalam
perkuliahan Struktur Tumbuhan.

Semirata 2013 FMIPA Unila |163

Anda mungkin juga menyukai