Anda di halaman 1dari 5

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

a. Nama Mahasiswa : Abid Zainal Ardhi


b. Mapel/Kelas : PAI /H3
c. Judul Modul : Fiqih
d. Kegiatan Belajar : Hukum Zakat ( KB.1)
e. Refleksi :
Kegiatan belajar 1 ( KB.1 ) membahas tentang konsep zakat tanah yang disewakan, konsep zakat profesi,
konsep zakat produktif, dan konsep zakat untuk pembangunan masjid. Di dalamnya terdapat gagasan-gagasan
baru dan pendapat-pendapat Ulama’ untuk kemaslahatan umat yang berlandasan Syara’.
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

HUKUM ZAKAT

ZAKAT UNTUK
ZAKAT TANAH YANG ZAKAT
ZAKAT PROFESI PEMBANGUNAN
DISEWAKAN PRODUKTIF
MASJID

1. Hukum Zakat
a. Pengertian Zakat
Konsep(Beberapa Makna lughowi :َ berasal dari bahasa Arab, secara bahasa artinya suci, tumbuh
1 istilah dan berkembang dan berkah.
definisi) di KB Makna Istilahi /Syar’I :
• Para ulama mendefinisikannya dengan “Harta tertentu yang wajib
dikeluarkan sebagiannya kepada para mustahiq.”
• Menurut Sayyid Sabiq, “Zakat adalah suatu nama hak Allah yang harus
dikeluarkan oleh manusia kepada fuqara.”
• Istilah ekonomi : “Zakat adalah suatu tindakan pemindahan harta Kekayaan
dari golongan yang kaya kepada golongan miskin (mustahik)”
2. Zakat Hasil Tanah Yang Disewakan (Ijarah)
a. Pengertian dan Dasar Hukum-nya
Ijarah atau sewa-menyewa adalah memanfaatkan suatu barang baik barang milik
sendiri atau barang orang lain.
• Rukun Ijarah • Komponen transakasi zakat hasil tanah
1) Mujir yakni orang yang menyewa dan yang disewakan
mustajir yakni orang yang memberi 1) Sebidang tanah yang disewakan
sewa. 2) Pemilik Tanah
2) Sighat, ijab qabul antara mujir dan 3) Penyewa tanah sekaligus
mustajir. penggarap tanah yang disewaka
3) Ajr atau upah yang dibayarkan 4) Upah (Ajr)
4) Barang yang disewakan
Zakat hasil tanah wajib setiap panen dan tidak ada haul, menurut M. Syaltut, zakat
ini tanpa nisab.
Menurut Majma’ al-Faqih al-Islam wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5 %
setelah berlalunya waktu satu tahun (haul) dari waktu al-qabdhu (penyerah
terimaan) dengan tetap memperhatikan terpenuhinya syarat-syarat zakat dan tidak
ada hal-hal yang menghalanginya.
b. Siapa yang wajib mengeluarkan zakatnya ?
Penyewa yang mengeluarkan zakat Pemilik tanah yang mengeluarkan
(Jumhur Ulama dan Imam Malik, Syafi'I, zakat
Imam At-Tsauri, Imam Ibnu Mubarak (Abu Hanifah dan pengikutnya)
dan Imam Ibnu Abu Tsaur)
• Abu Zahra : Kedua-duanya baik si pemilik tanah maupun si penyewa sama-
sama wajib mengeluarkan zakat.
• Pendapat lain : secara patungan antara kedua belah pihak berdasarkan
kesepakatan sebelum akad.
Zakat tanah yang disewakan untuk usaha diqiyaskan pada zakat perdagangan.
Besaran nishabnya setara nishab emas dan perak senilai 85 gram emas murni,
zakatnya sebesar 2,5 %. Cara menghitung zakat perdagangan yakni jumlah total
harta dikurangi total biaya yang telah dikeluarkan, kemudian dikalikan dengan 2,5
%.
Ketentuan di atas mensyaratkan syarat-syarat sebagai berikut: pertama, ada niat
yang diikuti usaha berdagang atau mengelola tanah. Kedua, mencapai waktu satu
tahun (haul) dihitung dari waktu usaha berdagang. Ketiga, mencapai nishab.
Keempat, harta dagang telah menjadi hak milik sempurna, telah dibeli secara tunai.
Kelima, tidak terkait hutang dengan pihak lain.
3. Zakat Hasil Jasa ( Profesi )
1. Pengertian dan dasar hukumnya
Dalam terminologi Arab, zakat lebih populer disebut dengan istilah zakatu kasb al-
amal wa al-mihan al- hurrah, atau zakat atas penghasilan kerja dan profesi
bebas. (Dr. Yusuf Al-Qardhawi dan Dr. Wahbah Az-Zuhaili ).
Makna profesi adalah sebidang pekerjaan yang dilandasi oleh pendidikan keahlian
berupa ketrampilan dan kejuruan tertentu (KBBI)
Secara istilah profesi yaitu suatu pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan,
keahlian, dan kepintaran.
2. Cara Mengeluarkan dan Nisabnya
Cara mengeluarkan zakat profesi yaitu dengan cara ta’jil, yaitu mempercepat
ketika mereka menerima honor atau gaji. Adapun nisabnya :
1) Nisab zakat profesi sekurang-kurangnya lima wasaq atau 300 sha sekitar 930
liter atau 653 Kg sehingga prosentase zakatnya disamakan (diqiyaskan)
dengan zakat pertanian yang pengairannya menggunakan alat (mesin), yaitu
sebesar 5% setiap mendapatkan gaji atau honor - Abdurrahman Hasan, Imam
Abu Zahra, dan Abdul Wahab Khallaf
2) Nisab zakat profesi seharga emas 93,6 gram emas murni yang diambil dari
penghasilan bersih setelah dikeluarkan seluruh biaya hidup. Kelebihan inilah
yang dihitung selama satu tahun, lalu dikeluarkan zakatnya sebanyak 2,5
% setiap bulan. Prosenatase ini diqiyaskan dengan zakat mata uang yang
telah ditetapkan oleh Hadits - Jumhur ulama
3) Zakat profesi disamakan dengan zakat rikaz (barang temuan) maka tidak ada
syarat nisab dan prosentasenya 20 persen pada saat menerimanya
4) Semua bentuk penghasilan halal wajib dikeluarkan zakatnya dengan syarat
telah mencapai nishab dalam satu tahun, yakni senilai emas 85 gram. Zakat
penghasilan dapat dikeluarkan pada saat menerima jika sudah cukup nishab.
Jika tidak mencapai nishab, maka semua penghasilan dikumpulkan selama
satu tahun; kemudian zakat dikeluarkan jika penghasilan bersihnya sudah
cukup nishab. Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwa MUI 7 Juni
tahun 2003 menyebutkan bahwa
5) Nishab zakat pendapatan yang minimal setara dengan harga 85 gram emas
per tahun. Hal ini juga dikuatkan dalam SK BAZNAS Tahun 2021 Tentang
Nisab Zakat Pendapatan dan Jasa tahun 2021, bahwa; Nishab zakat
pendapatan/ penghasilan pada tahun 2021 adalah senilai 85 gram emas atau
setara dengan Rp79.738.415,- (Tujuh puluh sembilan juta tujuh ratus tiga
puluh delapan empat ratus lima belas rupiah) per tahun atau Rp6.644.868,-
(Enam juta enam ratus empat puluh empat ribu delapan ratus enam puluh
delapan rupiah) per bulan.
Contoh kasus : Ali adalah seorang pendidik golongan IV/a dengan masa kerja
selama 20 tahun. Ia memiliki seorang istri dan tiga anak.
Penghasilannya tiap bulan pada tahun 2015 sebagai berikut:
a. Gaji dari Negara Rp. 4.300.000
b. Angsuran kredit rumah Rp. 1.250.000
c. Honor dari beberapa PTS Rp. 2.500.000
d. Honor dari yang lain Rp. 2.000.000
Pengeluaran setiap bulan:
a. Keperluan keluarga Rp. 3.000.000
b. Angsuran kredit rumah Rp. 1.250.000
c. Dan lain-lain Rp. 1.500.000
Kalkulasi Penerimaan Rp. 8.800.000
Pengeluaran Rp. 5.750.000
Sisa Rp. 3.050.000
Jika sisa di atas dikalikan setahun, maka berjumlah Rp. 36.600.000. Jumlah
tersebut tidak memenuhi nisab emas, yakni 85 gram emas yang pada tahun 2015
seharga Rp 525.000 per gram, atau sekitar Rp .44.625.00. Dengan demikian,
maka Pak Ali belum diwajibkan mengeluarkan zakat.

4. Zakat Produktif
1) Gagasan Zakat Produktif
Penunaian zakat bukan sekedar untuk menggugurkan kewajiban tapi
berdampak positif kepada kehidupan sosial karena keberadaannya dapat
mensejahterakan kehidupan bagi orang yang tidak mampu.
Munculnya ide pengembangan zakat sebagai modal usaha sebagai modal usaha
yang dapat meningkatkan status ekonominya dan sekaligus mengembangkan
keahlian yang mereka miliki. Prospek Zakat Produktif
2) Prospek Zakat Produktif
Menurut Arif Mufraini katgori pendistribusian ada empat :
a. Konsumtif Tradisional, yaitu zakat dibagikan kepada mustahik untuk
dimanfaatkan secara langsung, seperti zakat fitrah, atau zakat mal yang
dibagikan kepada para korban bencana alam.
b. Konsumtif Kreatif, yaitu zakat yang diwujudkan dalam bentuk lain dari
barangnya semula, seperti diberikan dalam bentuk alat-alat sekolah atau
beasiswa.
c. Produktif Tradisional, yaitu zakat diberikan dalam bentuk barang-barang
yang produktif seperti kambing, sapi, dan lain sebagainya. Pemberian
dalam bentuk ini dapat menciptakan usaha yang membuka lapangan kerja
bagi fakir miskin.
d. Produktif Kreatif, yaitu zakat diwujudkan dalam bentuk permodalan baik
untuk menambah modal pedagang pengusaha kecil ataupun membangun
proyek sosial dan proyek ekonomis.
5. Zakat Untuk Pembangunan Masjid
1. Sebelum masuk pada pembahasan zakat untuk pembangunan masjid kita lihat
dulu kelompok mustahik zakat sebagai acuan, jumhur Ulama sepakat bahwa
Asnaf penerima zakat yaitu :
Fuqara, yaitu Orang yang tidak memiliki harta dan pekerjaan yang
dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari
Masakin, yaitu Orang yang memiliki pekerjaan, tapi hasilnya tidak
dapat memenuhi kebutuhannya
Amilin yaitu Yaitu orang yang bekerja memungut zakat (panitia
zakat).
Muallaf, pengertiannya dapat berarti orang yang baru masuk Islam
sedangkan imannya masih lemah, maka untuk menguatkannya perlu
8 golongan diyakinkan dengan zakat.
Mustahiq Budak, yaitu orang yang hidupnya tidak merdeka, dikuasai oleh
Zakat tuannya.
Orang yang terlilit hutang, yaitu oraang yang memiliki tunggakan
hutang kepada orang lain baik hutang tersebut untuk kepentingan
pribadinya atau hutang karena untuk biaya kebajikan
Orang yang berjuang dijalan Allah yaitu tentara yang berjuang
melawan serangan orang kafir
Orang yang sedang dalam perjalanan. Yaitu orang yang
sedangmelakukansebuahperjalanandengantujuan yang
baikbukanuntukkemaksiatan, sepertipelajarataumahasiswa yang
belajar di luar negeri
2. Hukum zakat untuk pembangunan masjid
Dari pemaparan tentang asnaf penerima zakat ada satu poin yang mungkin bisa
menjadi dasar zakat untuk pembangunan masjid. Yaitu Sabiilillah.
Para ulama dalam memahami kata sabilillah tidak hanya
terbatas pada makna hakiki yaitu para pejuang yang
berperang menegakkan agama Allah tapi memahaminya
juga dari makna majazinya yang bersifat umum
Menurut Mahmud Syaltut, istilah sabilillah memiliki arti
kemaslahatan ummat yang manfaatnya kembali kepada
kaum muslimin seperti pembangunan mesjid, rumah sakit,
perlengkapan pendidikan, dan sebagainya
Menurut al-Maraghi, istilah sabilillah adalah semua
perkara yang berhubungan dengan kemaslahatan ummat
dapat dimasukkan ke dalam sabilillah, seperti perkara yang
Beberapa pendapat
menyangkut masalah agama dan pemerintahan, seperti
tentang sabilillah
masalah pelayanan haji
M. Rasyid Ridha berpendapat bahwa, istilah sabilillah
mencakup semua kepentingan syariah secara umum yang
berkenaan dengan masalah agama dan negara dan yang
terpenting, untuk persiapan kepentingan perang dengan
membeli persenjataan
Menurut Yusuf Qardhawi, istilah sabilillah memiliki arti
yang lentur, yaitu semua sarana yang dapat dipergunakan
untuk memperjuangkan kemajuan ummat Islam dan
melawan semua bentuk serangan orang- orang kafir,
semuanya termasuk sabilillah.
Mencermati pendapat-pendapat di atas, maka dapatlah disimpulkan bahwa
pengertian sabilillah secara umum (mazaj) dapat mencakup semua jalan kebaikan
yang manfaatnya kembali kepada ummat Islam termasuk di dalamya adalah
masjid, penyebutan sarana ibadah yang disebutkan terakhir ini secara jelas disebut
oleh Mahmud Syaltut pada point pertama.
Keberadaan mesjid dalam masyarakat memiliki peranan strategis, fungsinya
bukan hanya sebagai tempat sholat, tapi dapat dijadikan pusat pendidikan,
da’wah, serta sosial kemasyarakatan dalam rangka menegakkan agama Allah swt.
Dengan demikian, zakat boleh disalurkan untuk pembangunan mesjid karena
mesjid termasuk sabilillah yang mengandung manfaat bagi umat Islam.
Daftar materi 1. Zakat profesi dihitung dari penghasilan bersih setelah dikeluarkan seluruh biaya
2 pada Kb yang hidup. Contoh biaya hidup belum ada pemetaan mengingat kebutuhan setiap orang
sulit dipahami berbeda-beda

Daftar materi
yang sering
1. Zakat hasil bumi tidak dilaksanakan karena terjadi beberapa kali kegagalan panen
mengalami
3 2. Maraknya Amilin (Panitia Zakat) dadakan menjelang Hari Raya Iedul Fitri dan
miskonsepsi
saat Hari Raya Iedul Adha yang berjumlah banyak tanpa kakuatan hukum
dalam
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai