Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Zakat

Secara etimologi, kata “zakah” tumbuh dan berkembang. Diartikan tumbuh dan berkembang dengan
maksud dari sisi muzakki dan mustahiq. Dari sisi muzakki dijamin oleh Allah akan memperoleh harta
yang berlipat ganda tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat. Kemudian dari sisi mustahiq dapat
mengembangkan hartanya, bahkan dapat berubah status dari yang menerima zakat menjadi mampu
berzakat (Salimudin, 2021).
Sedangkan menurut istilah, zakat diartikan sebagai kewajiban dalam hartatertentu yang diberikan
kepada orang-orang tertentu yang berhak menerimanya (Salimudin, 2021).
Menurut Peraturan perundang-Undangan Tentang Pengelolaan Zakat UU No. 23 Tahun 2011, zakat
merupakan harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada
yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam.

Kata zakat secara bahasa berasal dari kata zaka yazku zaka’an wa zakwan yang berarti berkembang dan
bertambah. Lewis Ma’luf menyatakan bahwa zakat secara bahasa berarti pembuktian (shadaqah),
penyucian (taharah), dan pemurnian sesuatu (sufwatu sya’i)66

Selain itu diterangkan pula makna zakka yaitu mensucikan dari kotoran, dalam surat Al-Ala ayat 14:
Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman). (QS. Al Ala ayat
14).66

Menurut Sayyid Sabiq, Zakat adalah suatu sebutan dari suatu hak Allah SWT yang dikeluarkan seseorang
untuk fakir miskin. Dinamakan Zakat, karena dengan mengeluarkan Zakat di dalamnya terkandung
harapan untuk memperoleh berkah, pembersihan jiwa dari sifat kikir bagi orang kaya atau
menghilangkan rasa iri hati orang-orang miskin dan memupuknya dengan berbagai kebajikan.67Abdul
Hasan al Wahidi mengatakan bahwa Zakat mensucikan harta dan memperbaikinya, serta
menyuburkannya. Menurut pendapat yang lebih nyata, Zakat itu bermakna kesuburan dan penambahan
serta perbaikan. Asal maknanya, penambahan kebajikan.68

Menurut tertentu madzhab syafi’I zakat adalah nama bagi sesuatu yang dikeluarkan dari harta atau
badan dengan cara tertentu. Menurut Yusuf Qardhawi zakat merupakan sejumlah hartakhusus dan
wajib diserahkan kepada golongan orang tertentu yang berhak menerimanya berdasarkan perintah
Allah SWT.67 Senada dengan Yusuf Qardhawi, Sayyid Sabiq menyatakan zakat adalah sebuah asetyang
dikeluarkan oleh manusia dari hak Allah SWT, untuk diberikan kepada fakir miskin.68 Senada dengan
Sayyid Sabiq, Salim menyatakan bahwa zakat merupakan suatu bentuk ibadah kepada Allah Ta’ala
dengan

cara mengeluarkan kadar harta tertentu yang wajib dikeluarkan menurut syariat Islam dan diberikan
kepada golongan atau pihak tertentu.69 Tidak berbeda dengan Salim, Masdar menyatakan bahwa zakat
merupakan sebuah mekanisme masyarakat yang bersifat spiritualisasi.70

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa zakat merupakan bentuk ibadah kepada Allah
SWT dengan tujuan membersihkan harta yang diperuntukkan kepada golongan penerima zakat.
1. Q.S Al-Baqarah [2] ayat 110Q.S.

2. At-Taubah [9] ayat 103

3 Artinya: “Islam dibangun di atas lima: persaksian bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad
adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, naik haji, dan puasa ramadhan. (HR. Bukhari
dan Muslim)2.5.1.3. Jenis Zakat

Islam menegaskan hukum Zakat tidak hanya dengan perintah-perintah seperti yang tersebut dalam
beberapa ayat diatas, akan tetapi dalam Islam juga ada ancaman-ancaman bagi yang tidak menunaikan
atau menjalankan Zakat sedangkan mereka mampu atau berkecukupan.85 Ini dapat terlihat dalam
dalam as-sunnah/hadist nabi Muhammad SAW sebagai berikut:

Artinya: Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,“Barangsiapa diberi harta oleh Allah SWT, lalu dia tidak menunaikan Zakatnya, pada hari
kiamat hartanya dijadikan untuknya menjadi seekor ular jantan aqra’ (yang kulit kepalanya rontok
karena dikepalanya terkumpul banyak racun), yang berbusa dua sudut mulutnya. Ular itu dikalungkan (di
lehernya) pada hari kiamat. Ular itu memegang dengan kedua sudut mulutnya, lalu ular itu berkata,’Saya
adalah hartamu, saya adalah simpananmu’. Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
membaca,’Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil menyangka …

Al ayat’.” [HR Bukhari no. 1403].86

Ayat-ayat dan hadist di atas menjelaskan bahwa anjuran membayar Zakat kepada setiap muslim, karena
dengan membayar Zakat, harta dan dirinya menjadi bersih dari kotoran dan dosa yang menyertainya
yang disebabkan oleh harta yang dimilikinya. Maka menunaikan Zakat bagi umat muslim itu hukumnya
wajib dan merupakan sebagai salah satu rukun Islam. Ulama sepakat bahwa Zakat diwajibkan pada
setiap muslim yang bebas (bukan budak), baligh, berakal, memiliki harta yang mencapai nisabnya. 88
Bahkan dalam sejarah Islam, sahabat Abu Bakar pernah memerangi orang yang tidak menunaikan Zakat.
Beliau mengatakan dengan tegas bahwa "demi Allah SWT akan kuperangi orang-orang yang

membedakan antara shalat dengan Zakat.89


Menurut BAZNAS, secara umum zakat terbagi dua yaitu:71

1. Zakat Fitrah

Menurut istilah, Zakat fitrah adalah Zakat yang dikeluarkan olehseorang muslim dari sebagian hartanya
kepada orang-orang yang membutuhkan untuk mensucikan jiwanya serta menambal kekurangan-
kekurangan yang terdapat pada puasanya seperti perkataan yang kotor dan perbuatan yang tidak ada
gunanya. 94 syekh zai

Zakat fitrah merupakan zakat yang wajib dikeluarkan oleh umat muslim dan mampu menunaikannya.
Zakat ini dibayarkan dalam bulan Ramadhan sebelum sholat hari raya Idul Fitri. Zakat ini
dibayarkandengan makanan pokok sebanyak 2,5 kg atau 3,5 liter per orang. Selain menggunakan
makanan pokok zakat fitrah juga bisa dibayarkan menggunakan uang yang sebanding dengan 2,5 kg atau
3,5 liter makanan pokok.

Zakat fitrah wajib ditunaikan oleh setiap orang muslim yang merdeka, yang mampu mengeluarkannya
pada waktunya hadits Nabi tentang perintah Zakat fitrah yaitu:

Artinya: Dari Ibnu Abbas r.a., ia berkata, “Rasulullah saw. telah mewajibkan Zakat fitri sebagai pembersih
(penyucian diri) untuk orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan keji, dan sebagai makanan untuk
orang-orang miskin”. (HR. Abu Daud).96

Hadist di atas menjelaskan bahwa Zakat Fitrah wajib hukumnya sebagai penyempurna berpuasa di bulan
Romadhon. Adapun waktu yang diperbolehkan, yaitu satu atau dua hari sebelum hari raya Idul Fitri. Ada
pendapat lain yang menyatakan boleh membayarkan Zakat tiga hari sebelum Idul Fitri atau sejak awal
bulan Ramadhan. Bahkan ada pendapat yang menyatakan boleh membayar Zakat fitrah satu atau dua
tahun sebelumnya. Namun hal tersebut dinilai bertentangan dengan maksud disyariatkannya Zakat
fitrah, yaitu untuk memberi makan orang fakir miskin di hari Raya. Karena adanya Zakat fitrah itu
disebabkan tibanya hari Idul Fitri.97

2. Zakat Harta (maal)


Secara bahasa, harta merupakan semua hal yang ingin dimiliki oleh orang, dimanfaatkan, dan disimpan.
Secara istilah, harta merupakan segala hal yang bisa digunakan dan bisa dimiliki. Bisa dikatakan sebagai
harta jika hal tersebut dapat dihimpun, disimpan, dimiliki, dikuasai, dan dimanfaatkan sama dengan
ghalibya.Syarat aset yang wajib dizakati yaitu berkembang atau bertambah, , terbebas dari hutang, lebih
dari kebutuhan pokok, cukup nisab, milik penuh dan sudah berlalu satu tahun.
Zakat maal dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:72
a. Zakat Penghasilan (Profesi)
Zakat ini harus dikeluarkan atas aset yang bersumber dari pemasukan rutin dari pekerjaan yang
diperolehkan syariah. Nisab yang digunakan adalah sebesar Rp 5.240.000 perbulan. Perhitunganzakat
profesi adalah jumlah pemasukan kotor x 2,5%.

b. Zakat Emas dan Perak

Nisab dan haul zakat emas dan perak adalah senilai 85 gram. Sedangkan nisab dan haul perak adalah
seberat 595 gram. Zakat emas/perak yang wajib dikeluarkan adalah sebanyak 2,5% dari emas/perak
yang dimiliki.
c. Zakat Perdagangan
Zakat perdagangan ini berasal dari harta niaga yang merupakan aset yang diperjualbelikan dengan
tujuan mendapat profit. Harta niaga yang dikenakan zakat terdiri dari aset lancar usaha dan telah
genapsetahun dikurang dengan utang jangka pendek dengan jatuh tempo setahun. Apabila selisih aset
lancar dan utang senilai nisab 85 gram emas, maka wajib mengeluarkan zakat. Zakat perdagangan dinilai
dari 2,5% x (aset lancar - utang jangka pendek).
Zakat binatang ternak

Artinya: Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami
memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi
dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya. (Q.S An-Nahl ayat 66).102
Binatang-binatang ternak tersebut diciptakan Allah SWT untuk kepentingan manusia, antara lain untuk
ditunggangi sebagai kendaraan, dagingnya untuk dimakan, susunya di minum dan diambil bulu dan
kulitnya, oleh karena Allah SWT menyuruh pemiliknya untuk bersyukur atas nikmat yang telah
dianugerahkan-Nya kepada mereka.103
d. Zakat Perusahaan
Zakat perusahaan ini dianalogikan dengan zakat perdagangan, dimana nisab setara dengan emas 85
gram emas. Aset perusahaan yang dizakati adalah aset barang, uang tunai maupun piutang, dipotong
aset bentuk prasarana dan beban mendesak seperti utang jatuh tempo. Zakat perusahaan dihitung dari
2,5% x (harta lancar –utang jangka pendek).
e. Zakat Saham
Zakat ini ditetapkan pada Muktamar Internasional di Kuwait oleh para ulama pada 29 Rajab 1404 H.
Zakat ini wajib dikeluarkanapabila profit saham setahun sudah mencapai nisab 85 gram emas maka
wajib mengeluarkan zakat sebanyak 2,5% dari keuntungan tersebut. Zakat saham dihitung dari 2,5% x
jumlah saham yang disimpan selama setahun.
f. Zakat Reksadana
Sama seperti zakat lainnya, zakat reksadana juga wajib dibayarkan apabila laba dari investasi setahun
sudah senilai nisab 85 gram emas. Zakat reksadana dihitung dari 2,5% x jumlah harta yang tersimpan
dalam waktu 1 tahun.

2.5.1.4. Penerima Zakat


Dalam Al-Qur’an dijelaskan terdapat 8 golongan yang dapat menerima zakat yang tercantum dalam QS.
At-Taubah ayat 60:

a. Fakir, adalah seseorang yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan tidak memiliki harta dalam
mencukupi kebutuhan hidupnya dan tidak ada orang lain yang menanggung hidupnya.

b. Miskin, adalah seseorang yang tidak dapat mencukupi kebutuan hidupnya meskipun dia mempunyai
pekerjaan atau usaha tetap dan tidak ada orang lain yang menanggung hidupnya.
c. Amil, adalah seseorang yang bertugas dalam pelaksanaan zakat.
d. Muallaf, adalah seseorang yang baru memeluk agama Islam dan imannya masih lemah atau belum
terlalu paham dengan Islam.
e. Budak atau hamba sahaya, adalah seseorang yang hendak memerdekakan dirinya sendiri dengan
perjanjian oleh majikannya dan harus menebus dengan uang.

f. Gharim, adalah seseorang yang memiliki hutang yang banyak dan belum bisa mencukupi kebutuhan
pokoknya. Yaitu seseorang yang berhutang untuk kemaslahatan pribadi atau untuk kemaslahatan
umum. Misalnya hutang untuk membangun jembatan, menjamu tamu, memakmurkan masjid, dll.
g. Fi sabilillah, adalah seseorang yang berjihad di jalan Allah. Artinya seseorang yang melindungi dan
memelihara agama Allah dengan tujuannya untuk menghidupkan agama Islam. Misalnya berdakwah.

h. Ibnu sabil, adalah seseorang yang melakukan perjalanan jauh dan kehabisan biaya ataupun bekalnya
ketika berada dalam perjalanan. Pada saat itu, dia tidak dapat memenuhi kebutuhannya.

66 Kementerian Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Jakarta: PT. Syamil Cipta Media,2015). Q.S Al-
Ala ayat 14
67 Sayyid Sabiq, Terjemahan Figh Sunnah Cet. Ke-3 (Jakarta: Pena Fundi Aksara, 2008), h. 498.
68 Asnaini, Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2008), h. 23.

66 Rahmad Hakim, “Manajemen Zakat: Teoritis, Konsepsi, dan Implementasi”, (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2020), hlm. 2

67 Moh. Elman, et al, “Zakat dan Pengelolaannya”, (Batu: Literasi Nusantara, 2019), hlm. 2

68 Agus Hermanto dan Rohmi Yuhani’ah, “Pengelolaan Shadaqah, Zakat dan Wakaf”, (Batu: Literasi
Nusantara, 2021), hlm. 18

69 Siti Sarah Salim, “Analisis Kinerja Keuangan Lembaga Amil Zakat”, Universitas Negeri Syarif
Hidayatullah, 2016

70 Ummiyatis Sholihah Hastriana, “Analisis Penafsiran Fazlurrahman dan Masdar F. Mas’udi Tentang
Zakat dan Pajak”, Iltizam Journal of Shariah Economic Research, Vol. 2 (1), 2018, hlm. 100

71 Baznas, “Fikih Zakat Kontekstual Indonesia”, Badan Amil Zakat Nasional, 2018, hlm. 95
72 Lisa Oktaviana, “Pengelolaan Zakat Maal di Singingi Hilir”, JuhanPerak, Vol. 2 (3), 2021, hlm 202

73 Ahmad Furqon, “ Manajemen Zakat”, Semarang: UIN Walisongo Semarang, 2015, hlm. 74

85 Asnaini, Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2008), h. 23
86 Imam Al-Bukhori, Shohih al-Bukhori (Kairo: Maktabah Tauqifiyah, tth), h. 1338.

88 Ibnu Rusydi, Bidayatu-l-Mujtahid wa Nihayatu-l-Muqtashod (Semarang: Toha Putra, Tth), h. 178.


89 Imam Az-Zabidi, Ringkasan hadis shahih Al-Bukhari, Cet.1 (Jakarta: Pustaka Amani,

2002), h. 328

94 Syekh Zainuddin Ibn Abd Aziz al-Malibary, Fath al-Mu‟in (Kairo: Maktabah Dar al-Turas, 1980), h. 50

94 Syekh Zainuddin Ibn Abd Aziz al-Malibary, Fath al-Mu‟in (Kairo: Maktabah Dar al-Turas, 1980), h.
50.Zakat Online

96 Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy‟ats al-Azdi as-Sijistani, Ensiklopedia Hadits 5; Sunan Abu Dawud,
Terj. Muhammad Ghazali dkk, Cet. I (Jakarta: Almahira, 2013), h. 334.
97 B. Ali Muhammad, Ensiklopedia Rukun Islam Seri Syahadat (Surakarta: PT. Borobudur Inspira
Nusantara, 2013), h. 40-41
102 Kementerian Agama RI, Op.Cit., Q.S An-Nahl ayat: 66.

103 Yusuf Qardawi, Op.Cit., h. 167-168

Zakat Online

Zakat online merupakan proses pembayaran zakat yang dilakukan melalui sistem digital, dimana dalam
menyalurkan dananya muzakki (donatur) tidak bertemu secara langsung dengan amil zakat. Metode ini
muncul sebagai dampak adanya perkembangan teknologi yang semakin memberikan kemudahan
kepada masyarakat (Ramadhan, 2021).
Secara muamalah, pembayaran zakat berbeda dengan transaksi jual beli yang mewajibkan adanya aka
dan ijab qabul. Menurut Yusuf Qardhawi pelaksanaan zakat tidak harus menyatakan secara langsung
bahwa harta yang diserahkan tersebut adalah zakat (Ramadhan, 2021).
Selama tidak mengandung mudharat pembayaran zakat secara online diperbolehkan karena selain
mengikuti perkembangan teknologi, hal ini juga memberikan kemudahan kepada masyarakat baik dalam
hal pengumpulan maupun penyaluran dana zakat.
Pelaksanaan zakat harus sesuai dengan syarat wajib dan sah zakat yang sudah ditetapkan oleh
kesepatakan ulama. Menurut Gus dalam Ramadhan (2021) menulis dalam bukunya syarat wajib zakat
diantaranya:
a) Beragama Islam

b) Aqil, baligh, dan mumayyiz


c) Merdeka
d) Tamlike) Mencapai nishab
f) Mencapai haul

Anda mungkin juga menyukai