Anda di halaman 1dari 71

BAB 5

SISTEM KEUANGAN
SYARIAH
By
Sparta
Pendahuluan
Sistem keuangan syariah terkait dengan
erat dengan harta kakayaan, akad
transaksi serta transaksi yang
diperbolehkan dan dilarang syariah.

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 2
1. Konsep Memelihara Harta Kekayaan
 Memelihara harta tujuannya agar harta yang dimiliki
manusia diperoleh dan digunakan sesuai syariah sehingga
harta yang dimiliki halal dan sesuai keinginan pemilik
mutlak dari harta itu yaitu Allah SWT.
 Harta yang diperoleh harus dari kerja keras tidak boleh dari
hasil meminta-minta. harta diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan dan menjalankan perintah Allah.

“…Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah


kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah
Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS Al-
Jumuah (62:10).

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 3
1. Konsep Memelihara Harta Kekayaan
 Menurut Rasullulah, harta yang paling baik adalah harta dari hasil
kerja atau perniagaan, sebagaimana diriwayatkan dalam hadis sbb:

“..ketika rasulullah ditanya oleh Rafi bin Khudaij: dari Malik bin
Anas r.a “ wahai rasulullah , pekerjaan apakah yang paling
baik! Rasulullah menjawab, “Pekerjaan dengan tangannya
sendiri dan jual beli yang mabrur” (HR Ahmad dan Al-Bazzar At
Thabrani dari Ibnu Umar).
“sesungguhnya Allah suka kalau Dia melihat hamba –Nya berusaha
mencari barang dengan cara yang halal.” (HR Ath Thabrani dan
Ad-Datlami).
“Orang yang meminta padahal dia tidak begitu membutuhkan (tidak
terdesak) sama halnya dengan orang yang memungut bara api”
(HR Muslim)
Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma
Andalas 4
1. Konsep Memelihara Harta Kekayaan
Konsep Kepemilikan harta kekayaan dapat dilihat dalam
QS Al-Hadid (57:2), “Allah SWTb adalah pemilik mutlak
segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini, sedangkan
manusia adalah wakil (khalifah) Allah di muka bumi ini
yang diberi kekuasaan untuk mengelolanya.”

Kepemilikan harta menurut Islam hanya terbatas pada


kepemilikan kemnfaaatannya selama masih hidup didunia,
dan buka kepemilikan secara mutlak. Saat ia meninggal,
maka kepemilikan tersebut jatuh ke ahli warisnya.

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 5
2. Penggunaan dan Pendistribusian Harta
 “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan
bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sungguh Allah tidak
mensyukuri orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al-Qashash (28:72)

 Ketentuan Syariah penggunaan Harta:


1) Tidak boros dan tidak kikir
2) Memberi Infak dan Shadaqah
3) Membayar Zakat sesuai ketentuan
4) Memberi pinjaman tanpa bunga
5) Meringankan kesulitan orang berutang

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 6
Penggunaan Harta
 Tidak boros dan tidak kikir
“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada
setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tapi jangan
berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-
lebihan.” (QS Al-A’raf (7 : 31)
“Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada
lehermu dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya
(sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal.”
(QS Al-Israa’ (17 : 29)

 Memberi infaq dan shodaqoh


Perumpamaan orang yang menginfak hartanya dijalan Allah
seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap
tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang
dia kehendaki, Dan Allah berjanji barang siapa melakukan
kebajikan akan dilipatgandakan pahalanya dan Allah Maha Luas,
Maha Mengetahui” (QS AL-Baqarah (2:261
Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma
Andalas 7
Penggunaan Harta
 Membayar zakat sesuai ketentuan
”Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan
menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa
bagi mereka. Allah maha mendengar lagi maha mengetahui.”
(QS At-Taubah (9:103)

 Memberi pinjaman tanpa bunga


 Meringankan orang yang berhutang
“Dan jika (orang berutang itu) dalam kesulitan, maka berilah
tenggang waktu sampai dia memperoleh kelapangan. Dan jika
kamu menyedekahkan, itu lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui.” (QS Al-Baqarah (2:280)

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 8
Perolehan harta
 Harta dikatakan halal dan baik apabila niatnya benar, tujuannya
benar dan cara atau sarana untuk memperolehnya juga benar,
sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan dalam Al-Quran
dan as Sunnah
“Barang siapa mengumpulkan harta dari jalan haram, lalu dia
menyedekahkannya, maka dia tidak mendapatkan pahala, bahkan
mendapatkan dosa” (HR Huzaimah dan Ibnu Hiban dishahihkan
oleh Imam Hakim)
“Sesuatu yang haram tetaplah haram, bagaimanapun baiknya niat
pelakunya, mulia tujuannya, dan tepat sasarannya” (Al-Hadits)
 Ada konsekwensi jangka panjang dalam memperoleh harta
“Pada hari itu mereka semuanya Dibangkitkan Allah, lalu
DiberitakanNYA kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.
Allah menghitungnya (semua amal perbuatan itu), meskipun mereka
telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu”
(QS Al-Mujaadilah (58 :6)

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 9
Memperoleh Harta
- Memperoleh harta adalah aktivitas ekonomi yang masuk dalam
ibadah muamalah (mengatur hubungan manusia dengan manusia).
Kaidah fikih dari muamalah adalah semua halal dan boleh
dilakukan kecuali yang diharamkan/dilarang dalam Al-Qur’an dan
As-Sunah.

 Kaidah fiqih berlandaskan firman Allah dan Hadis sebagai berikut:

“Dialah (Allah) yang menyadikan segala yang ada di bumi untuk


kamu..” (QS 2:29)
“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya.
Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-banr terdapat tanda-
tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir.: (QS Al-
Jaatsiyah (45:13)
Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma
Andalas 10
Memperoleh Harta
Barang siapa yang mengumpulkan harta dari jalan
haram, lalu dia menyediakannya, maka dia tidak
mendapatkan pahala, bahkan mendapatkan dosa.”
(HR Huzaimah dan Ibnu Hiban disahkan oleh Imam
Hakim).

Islam tidak memisahkan ekonomi dengan agama,


sehingga manusia tetap harus merujuk kepada
ketentuan syariah dalam beraktivitas ekonomi,
termasuk dalam memperoleh harta kekayaannya.

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 11
3. Akad/Kontrak/Transaksi
Transaksi harus dilandasi oleh Aturan hukum
Islam (Syariah Islamiyah).

Rukun dan syarat syah akad (perikatan) dalam


Islam terjadi bila:
- Pelaku yaitu para pihak yang melakukan akad
- Terdapat Objek perikatan
- Disertai Ijab dan Qabul

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 12
Jenis Akad

I.Akad Tabarru’ II.Akad Tijarah (orientasi laba) dua jenis:


(Tolong menolong):
a. Natural certainty contract-NCC:
a.Akad Qardh
1. Akad bai’ (jual beli)= a. bai’ al-murabahah, b. bai’ as-
b.Akad Rahn salam dan c. bai’istishna.
c.Akad Hawalah 2. Ijarah (sewa-menyewa) dan Ijarah muntahiyah bitamliik
d.Akad Wakalah 3. sharf
e.Akad Wadi’ah 4. barter

f.Akad Kafalah b. Akad Natural Uncertainty contract (NUC):


g.Akad Wakaf 1. Musyarakah: a. musyarakah muwafadah, b. musyarakah al-
inan, c. musyarakah abdan, dan d. musyarakah wujuh.
2. Mudharabah: Mudharabah mutlaqah, dan mudharabah
muqayyadah
3. muzara’ah
4. musaqah
5. mukhabarah
Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma
Andalas 13
I.a. Akad Qardh
Transaksi Qardh timbul karena salah satu
pihak meminjamkan objek perikatan yang
berbentuk uang kepada pihak lainnya,
tanpa berharap mengambil keuntungan
materil apapun.
Rukun: i) pihak yang meminjam
(Muqtaridh), 2) pihak yang memberi
pinjaman (muqridh), 3) dana (qardh), 4)
ijab qabul (sight).
Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma
Andalas 14
Akad Qardh

2. Pemberian uang

Qardh

1. akad
Muqridh Muqtaridh

3. pengembalian

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 15
1.b. Akad Rahn
Transaksi rahn timbul karena salah satu
pihak meminjamkan suatu objek perikatan
yang berbentuk uang kepada pihak lain yang
disertai dengan jaminan.

Rukun: 1) pihak yang menggadaikan


(raahin), 2). Pihak yang menerima gadai
(murtahin), 3)., objek yang digadaikan
(marhun), 4). Hutang (marhun bih), 5) ijah
qabul (sighat).
Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma
Andalas 16
Akad Rahn

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 17
1.c. Akad Hawalah
 Transaksi
hawalah timbul karena salah satu pihak
meminjamkan suatu objek perikatan yang berbentuk
uang untuk mengambil alih piutang/utang dari pihak
lain.

 Rukun: 1. pihak yang berhutang (muhil), 2). Pihak


yg berpiutang (muhal), 3). Pihak yang berhutang
dan berkewajiban membayar utang kepada muhal
(muhal alik), 4). Utang muhil kepada muhal (muhal
bih), 5). Utang muhal alaih kepada muhil, 6). Ijab
qabul
Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma
Andalas 18
Akad Hawalah

1b. janji bayar langsung

1a. transaksi
Muhil Muhal

3. dana talangan

2. Akad 4. penagihan
Hawalah

Muhal ‘Alaih

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 19
1.d. Akad Wakalah
Transaksi wakalah timbul karena salah satu
memberikan suatu objek perikatan berbentuk
jasa atau dapat juga disebut sebagai
meminjamkan dirinya untuk melakukan sesuatu
atas nama diri pihak lain.

Rukun: 1) pihak pemberi kuasa (muwakkil), 2)


pihak penerima kuasa (wakil), 3). Objek yang
dikuasakan (taukil), 4). Ijab qabul (sighat).

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 20
Akad Wakalah

1. Akad Wakalah

Muwakkil Wakil

2. Pelaksanaan Akad

Urusan yang diwakilkan (Taukil)

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 21
1.e. Akad Wadi’ah
 Transaksi wadi’ah timbul karena salah satu pihak
memberikan suatu objek perikatan yang berbentuk
jasa yang lebih khusus yaitu custodian (penitipan atau
pemelirahan).

 Jenis:

1). Wadi’ah yad al-amanah


2). Wadi’ah yad adh-dhamanah

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 22
1.e.1).Wadi’ah yad al-amanah
 Akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima
titipan tidak diperkenankan penggunaan barang yang
dititipkan dan tidak bertanggung jawab atas kerusakan
atau kehilangan barang titipan yang bukan diakibatkan
perbuatan atau kelalaian si penerima titipan.

 Rukun: wadiah 1. barang/uang disimpan/dititipakn


(wadi’ah), 2. pemilik barang/uang yang bertindak
sebagai pihak yg menitipkan (muwaddi). 3. pihak yang
menyimpan atau memberi jasa custodian (mustawda),
4. ijab qabul (sighat)

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 23
1.e.1. Wadi’ah yad al-amanah

2.Akad Penyerahan Barang

1. Akad Wadi’ah
Muwaddi’ Mustawala’

3. Pengembalian barang saat diminta

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 24
1.e.2). Wadi’ah yad adh-dhamanah
Akad penitipan barang/uang dimana
pihak penerima titipan dengan atau tanpa
izin pemilik barang/uang dapat
memanfaatkan barang/uang titipan dan
harus bertanggung jawab atas kerusakan
atau kehilangan barang titipan.

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 25
1.e.2). Wadi’ah yad adh-dhamanah

2. Penyerahan barang

1. Akad Wadi’ah

Muwaddi’
Mustawala

6. Mustawada’
memberikan bonus

3. Pemanfaatan
Barang/uang

5. Pengembalian barang/uang
Pemanfaata
n
barang/uang 4. Memperoleh
manfaat
barang/uang

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 26
1.f. Akad Kafalah
Transaksi kafalah timbul jika salah satu
pihak memberikan suatu objek yang
berbentuk jaminan atas kejadian tertentu
di masa datang (contigent quarantee).

Rukun: 1. pihak penjamin (kanfil), 2.


pihak yang dijamin (makful), 3.objek
penjaminan (makful alaih), dan 4. ijab
qabul
Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma
Andalas 27
1.f. Akad Kafalah

1. Akad Kafalah
Kaafil Makful

2. Pelaksanaan
Akad

Objek Penjaminan (Makful Alaih)

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 28
1.g. Akad Wakaf
Transaksi wakaf timbul jika salah satu
pihak memberikan suatu objek yang
berbentuk uang ataupun objek lainnya
tanpa disertai kewajiban mengembalikan.
Dikelola Badan Wakaf.

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 29
II. Akad Transaksi Tijarah
(Orientasi Laba)
 Transaksi pada tijari sector (sektor swasta) pada
umumnya berorientasi laba.

 Transaksi dan kontrak dalam ekonomi syariah:


- Kontrak dengan Kepastian keuntungan
(natural certainty contract-NCC)
- Kontrak dengan ketikpastian
keuntungan (natural uncertainty
contract-NUC)

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 30
II.a. Kontrak dengan Kepastian keuntungan
(natural certainty contract-NCC)

1. Akad bai’ (jual beli)=


a. bai’ al-murabahah,
b. bai’ as-salam
c. bai’istishna.
2. Ijarah (sewa-menyewa) dan Ijarah muntahiyah
bitamliik
3. sharf
4. barter

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 31
2.1. Akad Bai’ (Jual beli)
 Surat Al Baqarah 275,..”Allah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba…”
 An-Nisa 29,.”..kecuali dengan jalan perdagangan yang
didasari suka sama suka diantara kamu...”
 Hadist dari Rifa’ah Ibn rafi’, “Rasulullah SAW ditanya
salah seorang sahabat mengenai pekerjaan yang paling
baik. Rasulullah saat itu langsung menjawab usaha
tangan manusia dan setiap jual beli yang diberkati (HR
Al-Bazar dan al-Hakim).
 Dari Syuaib, Rasulullah SAW bersabda, “Tiga perkara
yang di dalamnya terdapat keberkahan: menjual dengan
pembayaran secara tangguh, muqaradah (nama lain
mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung
untuk keperluan rumah dan tidak untuk dijual.”(HR
Ibnu Majah).
Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma
Andalas 32
Skema Bai’ Al-Murabahah

2. Penyerahan barang sekarang

Penjual
1.Akad Murabahah Pembeli
(Bai’)
(Musytari)

3. Pembayaran secara tunai, tangguh, ataupun dicicil

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 33
Skema Bai’ As-Salam
(Jual-beli pesanan)

2. Penyerahan barang kemudian hari

Penjual
1.Akad Bai’ As-Salam Pembeli
(Muslam Alaih) (Muslam)

3. Pembayaran dimuka

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 34
Skema: Bai’ Al-Istishna
2. Pembayaran secara tangguh/cicilan

Pembeli
1. Akad + kualifikasi pesanan Penjual
(Mustashni
(Shani)

3. Penyerahan mashnu’ di kemudian hari

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 35
2.2. Akad Ijarah
(sewa Menyewa)
 Adalah transaksi pertukaran antara ‘ayn yang berbentuk jasa
atau manfaat dengan dayn.
 Srt.Albaqarah 233:”Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh
orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu
memberikan pembayaran menurut yang patut.
 Riwayat Ibnu Abbas bahwa Rasullullah SAW
bdesabda:”berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu
upahnya kepada tukang bekam itu” (HR.Bukhari dan Muslim)
 Riwayat Ibnu Umar bahwa Rasullullah SAW bersabnda,
“berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering”.(HR Ibnu
Majah).

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 36
2.2. Ijarah Muntahiyah Bitamliik
Transaksi Ijarah yang diikuti dengan
proses perpindahan hak kepemilikan atas
barang itu sendiri.

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 37
Skema Transaksi Ijarah Muntahiyah Bittamlik

4. Perpindahan hak milik

Penyewa Pemberi sewa


1.Akad Ijarah
(Musta’jir) (Mu’ajjir)

2. Pembayaran tujrah

3. Pengalihan hak guna barang

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 38
2.3. Sharf
Transaksipertukaran dayn (mata uang)
dengan dayn yang berbeda atau jual beli
mata uang berbeda.

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 39
Skema Transaksi Sharf

2a. Penyerahan valuta tunai

Penjual (Bai) Pembeli


1. AkadSharf (Musytari)

2b. Penyerahan valuta tunai

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 40
2.4.Barter
 Transaksi pertukaran kepemilikan antara dua barang yang
berbeda jenis.

 Dalil: dari Ubadah bin Shamit ra., Nabi Muhammad SAW


bersabda,”Emas dengan emas, perak dengan perak , gandum
dengan gandum, syair dengan syair, kurma dengan kurma,
garam dengan garam, hendaklah sama banyaknya, tunai dan
timbang terima. Apabila berlainan jenisnya bolehlah kamu jual
sekehendakmu asal tunai”(Muttafaqun ‘Alaihi)

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 41
II.b. Kontrak dengan ketikpastian keuntungan
(natural uncertainty contract-NUC)
1. Musyarakah:
a. musyarakah muwafadah,
b. musyarakah al-inan,
c. musyarakah abdan,
d. musyarakah wujuh.
2. Mudharabah:
a. Mudharabah mutlaqah,
b. mudharabah muqayyadah

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 42
2.1. Musyarakah
 Akad kerjasama atau percampuran antara dua pihak atau lebih untuk
melakukan suatu usaha tertentu yang halal dan produktif dengan
kesepakatan bahwa keuntungan akan dibagikan sesuai dengan nisbah
yang disepakati dan risiko akan ditanggung sesuai dengan porsi
kerjasama.

 Surat Annisaa’ 12: Allah SWT berfirman, “… maka mereka berserikat


dalam sepertiga harta…”

 Surat Shaad 24: Allah SWT berfirman, “…dan sesungguhnya


kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka
berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal-amal sholeh, dan amat sedikit mereka
ini…”

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 43
Musyarakah (Asy-Syirkah)
 Hadits Qudsi, Rasullullah SAW mengatakan bahwa, “Aku
(Allah) merupakan orang ketiga dalam perserikatan antara dua
orang, selama salah seorang di antara keduanya tidak
melakukan pengkhiantan terhadap yang lain. Jika seseorang
melakukan pengkhianatan terhadap yang lain, Aku keluar dari
perserikatan antara dua orang itu (HR Abu Daud dan al-Hakim
dari Abu Hurairah).

 Nabi Muahammad SAW juga bersabda, “Allah akan ikut


membantu do’a untuk orang yang berserikat, selama di antara
mereka tidak saling mengkhianati (HR al-Bukhari)

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 44
Jenis-Jenis Musyarakah

Musyarakah
muwafadhah

Musyarakah

Musyarakah
al-inan

Musyarakah Musyarakah
wujuh abdan

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 45
Syirkah Musyarakah Al-Mufawadhah
 Perserikatan/kerjasama dua orang atau lebih pada suatu objek
dengan syarat tiap-tiap pihak memasukkan modal yang sama
jumlahnya serta melakukan tindakan hukum (kerja) yang sama,
sehingga tiap-tiap pihak dapat melakukan perbuatan hukum atas
nama orang-orang yang berserikat/kerjasama itu.

 Nabi Muhammad SAW bersabda,”Jika kamu melakukan


mufawadhah, maka lakukanlah dengan cara yang baik…dan
lakukanlah mufawadhah, karena akad seperti ini membawa
berkah” (HR. Ibnu Majah)

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 46
Skema Syirkah Musyarakah Al-Mufawadhah

Pengusaha I Dana 1

Usaha Laba/rugi

Pengusaha II Dana 2

Bagi Hasil sesuai


kesepakatan

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 47
Skema Syirkah Musyarakah Al-Wujuh

Pengusaha I Dana 1

Usaha Laba/rugi

Pengusaha II Kredibili-tas

Bagi Hasil sesuai


kesepakatan

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 48
Skema Syirkah Musyarakah al-Abdan/ al-A’mal

Pengusaha I Profesio-
nalisme

Usaha Laba/rugi

Pengusaha II Profesio-
nalisme

Bagi Hasil sesuai


kesepakatan

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 49
Skema Syirkah Musyarakah al-Mudharabah

Pengusaha I Profesio-
nalisme

Usaha Laba/rugi

Pengusaha II Modal 100%

Bagi Hasil sesuai


kesepakatan

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 50
4. Transaksi Yang Dilarang
Dasar hukum dalam transaksi bisnis (QS
4:29):
“..Hai orang-orang yag beriman, janganlah
kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang bathil (tidak benar),
kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka di antara
kamu. Dan janganlah membunuh dirimu.
Sungguh Allah Maha Penyayang
kepadamu.”
Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma
Andalas 51
Aktivitas bisnis
terkait Barang dan
jasa yang
diharamkan Allah

Transaksi
yang -Riba
-Penipuan
dilarang -Penjualan
-Perjudian
-Gharar
-Ikhtikar
-Monopoli
-Ba’inajs
-Suap
-Thalluq
-Bai’al inah

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 52
Semua aktifitas investasi dan perdagangan atas
barang dan jasa yang diharamkan Allah
 Contoh:perdagangan babi, khamr atau minuman
yang memabukkan, NAZA.
“Sesungguhnya Allah hanya Mengharamkan atasmu
bangkai, darah, daging babi dan (hewan) yang
disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah,
tetapi barang siapa terpaksa (memakannya) bukan
karena menginginkannya dan tidak pula melampaui
batas, maka sungguh Allah Maha Pengampun, maha
Penyayang” (QS 16:115)
”Sesungguhnya Allah dan Rasul Nya telah
mengharamkan memperdagangkan khamr/minuman
keras, bangkai, babi, dan patung.”” (HR Bukhari
Muslim)
”Sesungguhnya Allah apabila mengharamkan
sesuatu juga mengharamkan harganya” (HR Ahmad
dan Abu Dawud) Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma
Andalas 53
Riba
Bahasa: tambahan (Al-Ziyadah),
berkembang (An-Nuwuw), meningkat (Al-
Irtifa’), & membesar (Al-’uluw)
Imam Sarakhzi mendifiniskan tambahan
yang disyaratkan dalam transaksi bisnis
tanpa adanya padanan (’iwad) yang
dibenarkan syari’ah atas penambahan
tersebut.
Larangan Riba sebenarnya tidak hanya
berlaku untuk agama Islam, melainkan juga
diharamkan oleh seluruh agama samawi
(Yahudi dan Nasrani)

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 54
4 (empat) Tahap Larangan riba
 Tahap 1: QS Al-mu’min (30: 39)
Ayat periode Makkah ini, manusia diberi peringatan bahwa pada
hakekatnya riba tidak menambah kebaikan disisi Allah, belum
berupa larangan yang keras.
 Tahap 2: QS An-Nisaa (4:161)
Ayat periode Madinah ini memberikan pelajaran kepada kita
mengenai perjalanan hidup orang yahudi yang melanggar
larangan Allah berupa riba kemudian diberi siksa yang pedih.
 Tahap 3: QS Ali Imran (3: 130)
Walaupun pelarangan masih terbatas pada riba yang berlipat
ganda, ayat di atas memberikan pelajaran kepada kita tentang
pengharaman riba secara lebih jelas.
 Tahap 4: QS Al-baqarah (2: 278-280)
Ayat di atas merupakan tahapan terakhir riba yaitu ketetapan yang
menyatakan dengan tegas dan jelas bahwa semua praktek riba itu
dilarang (haram), tidak peduli pada besar kecilnya tambahan yang
diberikan karena Allah hanya membolehkan pengembalian
sebesar pokoknya saja.
Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma
Andalas 55
Dalil riba’
“… Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli itu sama
dengan riba. Padahal Allah telah Menghalalkan jual beli dan
Mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhan-NYA
lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi
miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah.............. (QS 2:275)

“Riba itu mempunyai 73 pintu (tingkatan), yang paling rendah (dosanya)


sama dengan seorang yang melakukan zina dengan ibunya.” (Ibnu
Mas’ud)

Jabir berkata : ”bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang yang menerima


riba, orang yang membayarnya, dan orang yang mencatatnya dan dua
orang saksinya, kemudian beliau bersabda, “mereka itu semua sama.”
(HR Muslim).

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 56
Jenis Riba
1. Riba Nasiah (bersumber dari Al Quran)

a) Riba Qardh, suatu tambahan atau tingkat


kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap
yang berutang .

b) Riba Jahiliyyah, hutang yang dibayar melebihi


dari pokok pinjaman, karena si peminjam tidak
mampu mengembalikan dana pinjaman pada
waktu yang telah ditetapkan.

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 57
Jenis Riba
2. Riba Fadhl (bersumber dari Al Hadist)
suatu penambahan pada salah satu dari
benda yang dipertukarkan dalam jual
beli benda ribawi yang sejenis (benda
yang secara kasat mata tidak dapat
dibedakan), atau
perbedaan, perubahan atau tambahan
antara barang yang diserahkan saat ini
dan barang yang diserahkan kemudian.

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 58
Pengaruh Riba pada manusia
peminjam jatuh miskin karena dieksploitasi
menghalangi orang untuk melakukan usaha
karena pemilik dapat menambah hartanya
dengan transaksi riba baik secara tunai
maupun berjangka
terputusnya hubungan baik antar
masyarakat dalam bidang pinjam
meminjam
memberikan jalan bagi orang kaya untuk
menerima tambahan harta dari orang
miskin yang lemah.

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 59
Penipuan
Penipuan terjadi apabila salah satu pihak
tidak mengetahui informasi yang diketahui
pihak lain dan dapat terjadi dalam empat
hal, yakni dalam kuantitas, kualitas, harga
dan waktu penyerahan

“Dan janganlah kamu campur adukkan


kebenaran dan kebatilan, dan (janganlah)
kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan
kamu mengetahui (QS.2: 42)

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 60
Perjudian
 Berjudi atau Maisir dalam bahasa Arab arti
harfiahnya adalah memperoleh sesuatu atau
mendapat keuntungan dengan sangat mudah
tanpa kerja keras atau mendapat keuntungan
tanpa bekerja.

“Wahai orang orang yang beriman, sesungguhnya


minuman keras, berjudi, berkurban (untuk berhala)
dan mengundi nasib dengan anak panah , adalah
perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan.
Maka jauhilah perbuatan perbuatan itu agar kamu
beruntung” (QS Al-maidah (5 :90)

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 61
Transaksi yang mengandung
ketidakpastian/ Gharar
 Gharar terjadi ketika terdapat incomplete information,
sehingga ada ketidakpastian antara dua belah pihak
yang bertransaksi.
 Ketidak jelasan ini dapat menimbulkan pertikaian
antara para pihak dan ada pihak yang dirugikan.
Ketidakjelasan dapat terjadi dalam lima hal, yakni
dalam kuantitas, kualitas, harga, waktu penyerahan
dan akad.
“Bagaimana pendapatmu jika Allah mencegah biji itu
untuk menjadi buah, sedang salah seorang dari
kamu menghalalkan (mengambil) harta
saudaranya?” (HR Bukhari)

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 62
Penimbunan/ihtikar
membeli sesuatu yang dibutuhkan
masyarakat, kemudian menyimpannya,
sehingga barang tersebut berkurang di
pasaran dan mengakibatkan peningkatan
harga.

”Siapa yang merusak harga pasar,


sehingga harga tersebut melonjak tajam,
maka Allah akan menempatkannya di
neraka pada hari kiamat ( HR At-Tabrani)

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 63
Monopoli
 Monopoli, biasanya dilakukan dengan membuat
entry barrier, untuk menghambat produsen atau
penjual masuk ke pasar agar ia menjadi pemain
tunggal di pasar dan dapat menghasilkan
keuntungan yang tinggi

”wahai Rasulullah saw, harga-harga naik, tentukanlah


harga untuk kami. Rasulullah lalu menjawab:
”Allahlah yang sesungguhnya penentu harga,
penahan, pembentang dan pemberi rezeki. Aku
berharap agar bertemu dengan Allah, tak ada
seorang pun yang meminta padaku tentang adanya
kezholiman dalam urusan darah dan harta.”
(HR.Ashabus sunan)

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 64
Larangan Rekayasa Permintaan
(Bai’ An najsy)
An-Najsy termasuk dalam kategori penipuan
(tadlis), karena merekayasa permintaan,
dimana satu pihak berpura-pura mengajukan
penawaran dengan harga yang tinggi, agar
calon pembeli tertarik dan membeli barang
tersebut dengan harga yang tinggi.

“Janganlah kamu sekalian melakukan


penawaran barang tanpa maksud untuk
membeli ” (HR Turmidzi)

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 65
SUAP/RISYWAH
 Suap dilarang karena karena suap dapat merusak
sistem yang ada di dalam masyarakat, sehingga
menimbulkan ketidakadilan sosial dan persamaan
perlakuan. Pihak yang membayar suap pasti akan
diuntungkan dibandingkan yang tidak membayar.
… dan janganlah kamu menyuap dengan harta itu
kepada para hakim…. (QS 2:188)
“Rasulullah SAW melaknat penyuap, penerima suap
dan orang yang menyaksikan penyuapan.” (HR.
Ahmad, Thabrani, Al-Bazar dan Al-Hakim)

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 66
Penjual Bersyarat/TA’ALLUQ
 Ta’alluq terjadi apabila ada dua akad saling
dikaitkan di mana berlakunya akad pertama
tergantung pada akad kedua. Misalkan A menjual
barang X seharga Rp. 120 juta secara cicilan
kepada B, dengan syarat bahwa B harus kembali
menjual barang X tersebut kepada A secara tunai
seharga Rp.100 juta (bai’ al-‘inah).

 Transaksi tersebut haram, karena ada persyaratan


bahwa A bersedia menjual barang X ke B asalkan
B kembali menjual barang tersebut kepada A.

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 67
pembelian kembali oleh penjual dari
pihak pembeli (bai’ al inah)
Sama dengan Riba
A menjual secara kredit pada B kemudian A
membeli kembali barang yang sama dari B
secara tunai.Kita lihat ada dua pihak yang
seolah olah melakukan jual beli; namun
tujuannya bukan untuk mendapatkan
barang melainkan A mengharapkan untuk
mendapatkan uang tunai sedangkan B
mengharapkan kelebihan pembayaran.

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 68
Talaqqi al-Rukban.
 jualbeli dengan cara mencegat atau menjumpai pihak
penghasil atau pembawa barang perniagaan dan
membelinya, dimana pihak penjual tidak mengetahui
harga pasar atas barang dagangan yang dibawanya
sementara pihak pembeli mengharapkan keuntungan
yang berlipat dengan memanfaatkan ketidaktahuan
mereka.
“Janganlah kamu mencegat kafilah/rombongan yang
membawa dagangan di jalan, siapa yang melakukan
itu dan membeli darinya, maka jika pemilik barang
tersebut tiba di pasar (mengetahui harga), ia boleh
berkhiar” (HR Muslim).

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 69
Prinsip Sistem Keuangan Syariah
1. Pelarangan Riba
2. Pembagian Risiko
3. Tidak menganggap Uang sebagai
modal potensial
4. Larangan melakukan kegiatan
spekulatif
5. Kesucian Kontrak
6. Aktivitas Usaha harus sesuai Syariah

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 70
Instrumen Keuangan Syariah
1. AKAD INVESTASI (NUC)
3. AKAD LAINNYA
- mudharabah
- musyarakah
- sharf
- sukuk - wadiah
- saham syari’ah - qardhul hasan
- wakalah
2. AKAD INVESTASI (NCC)
- kafalah
- murabahah
- salam - hiwalah
- istishna’ - rahn

Sparta: Akuntansi Syariah - STIE Darma


Andalas 71

Anda mungkin juga menyukai