Anda di halaman 1dari 35

SERTIFIKAT KOMPETENSI DAN

PENDIDIKAN LANJUT

SURAHMAN
BIDANG
ORGANISASI
PAFI
Sejarah Tenaga Tekhnis
Kefarmasian
 Tenaga Asisten dididik di tempat kerjanya di Apotik oleh Apoteker
Belanda setelah calon memenuhi syarat diadakan ujian pengakuan di
Semarang, Surabaya dan Jakarta
 Tahun 1923 didirikan sekolah asisten apoteker dengan nama “
Leergang voor de opleiding van apothekers-bedienden onder de naam
van apothekers”
 Tahun 1944 oleh Jepang pendidikannya hanya 8 bulan dan hanya 2
angkatan
 Zaman kemerdekaan Pemerintah Indonesia membuka sekolah
Asisten apoteker di beberapa kota seperti Yogyakarta, Bandung,
Jakarta dan beberapa ibukota provinsi lainnya
Definisi
 Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu
Apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang
terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis
Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker
(PP 51).
 Pekerjaan kefarmasian: pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau
penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas
resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional
(Permenkes 889, 2011).
Siapa Tenaga Tekhnis Kefarmasian
TT
K
of esi m
h Pr em
Ad ala w ah r pe ilik
a
TTK iri di b oteke m da i e
d p da bu la ks
Man nang A lam at m pe
ew e a rti
w ar n o
ti
lu bat
as

as kan
TTK en jel
pat M n
oba Kom d a i k a
td TTK engura
an peten m fi
kes t dan akotera
eha entan Farm
tan g
Hak Masyarakat untuk memperoleh
TTK pelayanan kefarmasian Oleh Apoteker di
bantu TTK dalam bentuk
dan Obat 1. Kebenaran pelayanan
2. Berdasarkan ilmu pengetahuan
3. Pelayanan profesi
4. Pelayanan yang etis
Kalau produk obat ini ada di apotek, puskesmas,
rumah sakit, di tempat praktik dokter, siapa yang
menjamin kebenarannya ?

Siapa yg menjamin produk ini masih memenuhi


spesifikasi farmasetiknya ?

Siapa yg menjamin bahwa obat ini bukan obat palsu


atau sub standar ?

Bagaimana cara penggunaannya yang benar ?


 Siapa yang berbicara menjelaskan dan menguraikan,
sekaligus menjamin cara penggunaan obat yang menjamin
efikasi farmakoterapi-nya ke pada klien/pasien ?
UJI KOMPETENSI DAN SERTIFIKAT
KOMPETENSI
UU Tenaga Kesehatan
ISU – ISU PENTING MASA PERALIHAN
BAB I PASAL 1
5. Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang Tenaga
Kesehatan berdasarkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap
profesional untuk dapat menjalankan praktik.
6. Uji Kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku peserta didik pada perguruan tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi bidang Kesehatan.
7. Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap
Kompetensi Tenaga Kesehatan untuk dapat menjalankan praktik di
seluruh Indonesia setelah lulus uji Kompetensi.
8. Sertifikat Profesi adalah surat tanda pengakuan untuk melakukan
praktik profesi yang diperoleh lulusan pendidikan profesi
10. Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya
disingkat STR adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh konsil masing-masing Tenaga
Kesehatan kepada Tenaga Kesehatan yang telah
diregistrasi.
11. Surat Izin Praktik yang selanjutnya disingkat
SIP adalah bukti tertulis yang diberikan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota kepada
Tenaga Kesehatan sebagai pemberian
kewenangan untuk menjalankan praktik
KUALIFIKASI DAN PENGELOMPOKAN TENAGA KESEHATAN

 
Pasal 8 Tenaga di bidang kesehatan terdiri atas:
a. Tenaga Kesehatan
b. Asisten Tenaga Kesehatan.

Pasal 9 (1) Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 8 huruf a harus memiliki kualifikasi minimum Diploma
Tiga, kecuali tenaga medis.

Pasal 10 (1) Asisten Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 8 huruf b harus memiliki kualifikasi minimum
pendidikan menengah di bidang kesehatan.
Pasal 44
1. Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik wajib memiliki
STR.
2. STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh konsil
masing-masing Tenaga Kesehatan setelah memenuhi persyaratan.
3. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
a. memiliki ijazah pendidikan di bidang kesehatan;
b. memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
d. memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji
profesi; dan
e. membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi.
BAB XIV KETENTUAN PIDANA

Pasal 83 Setiap orang yang bukan Tenaga Kesehatan


melakukan praktik seolah-olah sebagai Tenaga Kesehatan
yang telah memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
64 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun.
Pasal 84 (1) Setiap Tenaga Kesehatan yang melakukan
kelalaian berat yang mengakibatkan Penerima Pelayanan
Kesehatan luka berat dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun. (2) Jika kelalaian berat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan kematian, setiap
Tenaga Kesehatan dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun.
Pasal 85
(1) Setiap Tenaga Kesehatan yang dengan sengaja
menjalankan praktik tanpa memiliki STR sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) dipidana dengan pidana
denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
Pasal 86
(1) Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik tanpa
memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1)
dipidana dengan pidana denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 87
(1) Bukti Registrasi dan perizinan Tenaga Kesehatan yang telah
dimiliki oleh Tenaga Kesehatan, pada saat berlakunya Undang –
Undang ini, dinyatakan masih tetap berlaku sampai habis masa
berlakunya
(2) Tenaga Kesehatan yang belum memiliki bukti registrasi dan
perizinan wajib menyesuaikan dengan ketentuan Undang – Undang
ini paling lama 2 (dua) tahun sejak Undang – Undang ini
diundangkan
Pasal 88
(1) Tenaga Kesehatan lulusan pendidikan di bawah Diploma Tiga
yang telah melakukan praktik sebelum ditetapkan Undang –
Undang ini, tetap diberikan kewenangan untuk menjalankan
praktik sebagai Tenaga Kesehatan untuk jangka waktu 6
(enam) tahun setelah Undang – Undang ini diundangkan.

(2) Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat


diperoleh dengan mengajukan permohonan mendapatkan STR
Tenaga Kesehatan
Bagaimana Memperoleh
Sertifikat Kompetensi

Uji Kompetensi

Penilaian SKP
Permenkes 1796 tahun 2011

Sertifikat kompetensi yang telah habis masa berlakunya dapat


diperpanjang melalui partisipasi tenaga kesehatan dalam kegiatan
pendidikan dan/atau pelatihan serta kegiatan ilmiah lainnya
sesuai dengan bidang tugasnya atau profesinya. Perolehan Satuan
Kredit Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)harus
mencapai minimal 25 (dua puluh lima) Satuan Kredit Profesi
selama 5 (lima) tahun.
Penilaian SKP
 Praktik Profesi
 Pengembangan pendidikan tenaga tekhnis farmasi
berkelanjutan
1. Seminar/Simposium/Lokakarya
2. Workshop
3. Kursus/Pelatihan
4. Tinjauan kasus
6. Diskusi dengan pakar
 Pengabdian Masyarakat
1. Bakti Sosial
2. Penyuluhan
SEBARAN SKP

No Penilaian Nilai SKP

1. Praktik profesi Maksimal


20%
2. Pengembangan pendidikan Maksimal
tenaga tekhnis farmasi 60%
berkelanjutan
3. Pengabdian masyarakat Maksimal
20%
DOKUMEN YANG HARUS DILENGKAPI UNTUK
MENDAPATKAN SERKOM DENGAN METODE SKP

N Kelengkapan Dokumen Keteranga


o n
1 Fotocopy KTP yang masih berlaku Wajib
2 Fotocopy KTAN yang masih berlaku Wajib
3 Fotocopy Rekomendasi terakhir dari PC/PD PAFI Fakultatif
yang diperoleh
4 Fotocopy Sertifikat SKP-Praktik selama 5 tahun Wajib
terakhir
5 Fotocopy Sertifikat SKP-Pembelajaran selama 5 tahun Wajib
terakhir
6 Fotocopy Sertifikat SKP-Pengabdian selama 5 tahun Wajib
terakhir
Permohonan Registrasi Anggota
Dilakukan dengan mengisi Formulir Permohonan Registrasi
Anggota dengan melampirkan :
1. Fotokopi Ijazah Pendidikan dilegalisir  
2. Fotokopi Surat Sumpah Tenaga Teknis Kefarmasian yang
dilegalisir
3. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk
4. Pas Photo berwarna ukuran 2x3 sebanyak 3 lembar
5. Surat Pernyataan akan mematuhi Kode Etik & Disiplin Profesi
Tenaga Teknis Kefarmasian, Peraturan Organisasi serta
Peraturan Perundang-undangan di Bidang Kefarmasian.
6. Bukti Pembayaran Uang Pangkal dan Iuran Tahunan Anggota
sesuai ketentuan berlaku.
 Pengurus Daerah mengajukan permintaan nomor keanggotaan
kepada Pengurus Pusat menggunakan Formulir Permohonan Nomor
Anggota yang di isi secara lengkap dan dikirimkan dalam bentuk
file soft copy.
 Pengurus Pusat mengembalikan Formulir Permohonan Nomor
Anggota yang sudah berisikan Nomor Registrasi Anggota ke
Pengurus Daerah dalam bentuk file soft copy.
 Proses Permohonan Registrasi Anggota diselesaikan dalam waktu
paling lama 14 hari kerja terhitung dari mulai berkas permohonan
dinyatakan lengkap oleh Pengurus Daerah.
 
 Kartu Tanda Anggota dikeluarkan oleh Pengurus Daerah atau
Pengurus Pusat jika Pengurus daerah belum mampu membuat,
dengan masa berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk
masa 5 (lima) tahun berikutnya.

 Format Kartu Tanda Anggota dan Nomor Registrasi Anggota


ditetapkan oleh Pengurus Pusat.

 Nomor Anggota merupakan nomor yang diberikan oleh Pengurus


Pusat dan bersifat tetap untuk setiap Anggota sebagai bukti
keanggotaan, Proses pembuatan Kartu Tanda Anggota diselesaikan
dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung dari
berkas permohonan dinyatakan lengkap oleh Pengurus Daerah
setempat
Program Percepatan
“Peningkatan Kompetensi dan Kualifikasi
Pendidikan Tenaga Kesehatan dari Pendidikan
Menengah Ke Diploma III”
Program Pecepatan yg dikembangkan
“Pendidikan Tenaga Kesehatan Bagi Pegawai Yang Sedang Bekerja”

1. Pendidikan reguler kelas karyawan


Peserta program adalah :
• Tenaga kesehatan (lulusan Jenjang Pendidikan
Menengah (JPM))
• Bekerja di Fasyankes sebagai tenaga kesehatan
• Minimal bekerja sebagai nakes 5 tahun
• Setelah lulus pendidikan D3 wajib tetap bekerja di
tempat kerja semula
2. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)
PJJ di Poltekkes

PJJ Kerja sama dengan Universitas Terbuka (UT)


Peta Jalan
Program Percepatan Peningkatan Kompetensi dan Kualifikasi Pendidikan
Tenaga Tekhnis Farmasi Dari Pendidikan Menengah Ke Diploma III

Tugas Belajar atau Ijin belajar, beasiswa atau mandiri


UU 36/2014 Beasiswa Kemenkes, Pemda, Kemenristek dan Dikti, K/L dsb
Pendidikan
Nakes minimal PTKes, baik negeri dan swasta yg memenuhi syarat dan mendapatkan
D3 dg masa
peralihan 6 th
Izin menyelenggarakan program percepatan pendidikan
Program
melalui dik
PJJ Poltekkes Reguler dan
sudah mulai PJJ Poltekkes Pelaksanaan Program Percepatan Pendidikan

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

i
Estimas
Pengembangan
Program Percepatan
Pendidikan (termasuk
izin): reguler dan PJJ
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Pengembangan Kur &
Metode PJJ dg UT Reguler 5.000 20.000 20.000 20.000

PJJ - 25.000 30.000 27.000


Perlu Dukungan :
Regulasi Kemenristek Total 5.000 45.000 50.000 47.000
Dikti, Menpan RB, dll

Catatan : angka dalam tabel masih dalam perhitungan


1.Pendidikan reguler kelas karyawan
Program ini dirancang agar peserta didik dapat mengikuti pendidikan
dengan “tidak meninggalkan tugas pokoknya sehari-hari ditempat ia
bekerja”. Namun dalam penyelenggaraan proses pembelajarannya
tetap memperhatikan kaidah-kaidah dan norma-norma
penyelenggaraan pendidikan tinggi .

Rancangan PrograM
1. Program dilaksanakan di institusi diknakes dg rasio mahasiswa reguler dan dosen
< 1: 20.
2. Peserta didik berasal dari tempat bekerja yg terdekat dg institusi diknakes yg
menyelenggarakan program (< 80 km).
3. Tidak meninggalkan tempat bekerja.
4. Bagi PNS Dimungkinkan mendapatkan bantuan biaya pendidikan
5. Proses pembelajaran dilaksanakan di kampus pada sore hari senin-jumat (14.00-
18.00 WIB) dan sabtu (08.00-18.00).
KURIKULUM

1. Lulusan Jenjang Pendidikan Menengah


108 SKS, 6 semester (sama dengan
reguler).
2. Pembelajaran 33 jam/minggu dan pada
saat bekerja (+15 jam) akan dihitung
sebagai Praktek Belajar Lapangan (PBL)
dengan bimbingan terstruktur.
3. Dimungkinkan mendapatkan RPL
Rekognisi Pembelajaran Lampau

• RPL adalah proses pengakuan atas capaian


pembelajaran seseorang yang dilakukan secara
otodidak dari pengalaman hidupnya, pendidikan
nonformal, atau pendidikan informal ke dalam
sektor pendidikan formal.
• Pengakuan atas capaian pembelajaran
seseorang yang diperoleh dari pengalaman
kerja, pendidikan nonformal, atau pendidikan
informal ke dalam sektor pendidikan formal
dilakukan melalui mekanisme Rekognisi
Pembelajaran Lampau (RPL).
RPL
Permendikbud Nomor 73 Tahun 2013
a. Mengakui capaian pembelajaran yang diperoleh individu
melalui pendidikan nonformal, informal, dan/atau
pengalaman kerja sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan formal dalam rangka
pembelajaran sepanjang hayat
b. Mengakui capaian pembelajaran yang dilakukan oleh
perguruan tinggi dan/atau lembaga pendidikan dan
pelatihan yang diselenggarakan oleh kementerian
dan/atau lembaga di luar pembinaan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama
sebagai dasar pemberian gelar yang setara;
c. Mengakui tenaga ahli yang kualifikasinya setara dengan
kualifikasi magister atau doktor sebagai dosen
Kriteria penyelenggara yang
berwenang melaksanakan RPL :

1. Program studi telah 2 (dua) kali secara berturutan dan pada


saat pengusulan masih terakreditasi B dari badan akreditasi
nasional yang berwenang atau badan akreditasi internasional
yang setara;
2. Lulusan terserap di dunia kerja atau berwirausaha
berdasarkan studi pelacakan selama 3 (tiga) tahun secara
berturutan;
3. Memperoleh surat dukungan dari asosiasi profesi atau
asosiasi industri yang memiliki badan hukum sesuai dengan
peraturan perundangundangan dan telah beroperasi paling
sedikit 5 (lima) tahun untuk bidang keahlian yang sesuai
dengan program studi; dan
4. Lolos uji portofolio perencanaan penyelenggaraan RPL yang
dilakukan oleh tim pakar yang ditugaskan oleh Direktur
Jenderal.
2. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)
K
U
R
Beban Studi :
I Lulusan Jenjang Pendidikan Menengah (JPM) :
K
U
108 sks dengan waktu belajar 6 – 7 semester.
L
U
M
Pembelajaran mandiri melalui beragam media (baik
cetak maupun non cetak, bisa berbasis web, e-file,
multimedia, dsb) dilakukan kapan saja, dimana saja
SISTEM tanpa meninggalkan tempat tugasnya
PEMBEL
AJARAN
Praktik dan tutorial dilakukan secara tatap muka di
wahana praktik (fasyankes) dg waktu dan lokasi yg
ditentukan
Interaksi Pembelajaran
Pembelajaran dilaksanakan 14 kali/persemester :
• 6 kali belajar mandiri
• 6 kali belajar terbimbing tutorial
Pembelajaran Praktik

1 2 3
Belajar Mandiri Belajar Terbimbing Terbimbing
TUTORIAL PRAKTEK
Praktek lab
Melalui Learning Tutorial tatap Praktek klinik
Manajemen System (LMS) muka
Dengan menggunakan Tutorial bermedia
berbagai media cetak (video conference)
(modul ) dan non cetak :
Pdf interaktif
Slide presentasi
Video/audio presentasi
Video Multimedia
PENDIDIKAN JARAK PJJ KERJASAMA DG
JAUH DIKNAKES UT
DI POLTEKKES
• Fasilitas PJJ tersedia di seluruh
Wacana Indonesia
• Implementasi :
Bahan ajar (modul, e-file, LMS Tutorial  Mata Kuliah yang
Internet masih jadi kendala sulit, ada bimbingan praktik
utama Kuliah mandiri/online  Mata
Kuliah tidak memerlukan
Diperlukan persiapan ekstra praktik
Praktik lab dan praktek klinik
dilaksanakan di Poltekkes
dan atau fasyankes terdekat
Tutor dari Poltekkes &
Fasyankes

Anda mungkin juga menyukai