Anda di halaman 1dari 13

RUANG LINGKUP AUDIT PERPAJAKAN TERHADAP ASPEK EFISIENSI

PEMBAYARAN PAJAK DAN KETAATAN DALAM PELAKSANAAN


KEWAJIBAN PAJAK

Dorismawati Novi Lanongbuka1, Nabilah Nur Rizqikah2,


Andi Tenri Inra Mayuputra3, Alif Alfian4
Prodi Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Makassar

Abstrak: Ruang lingkup audit perpajakan bertujuan untuk melakukan evaluasi secara
menyeluruh terhadap pengelolaan kewajiban perpajakan. Dalam penelitian ini, penulis
menganalisis tentang bagaimana aspek efisiensi pembayaran pajak dan ketaatan dalam
peelaksanaan kewajiban perpajakan. Menyinggung bahasan pajak, maka akan ditemukan
bahwa sebagian masyarakat masih mengesampingkan kewajiban pajaknya, sehingga
pengetahuan tentang perpajakan di Indonesia masih perlu di tingkatkan dengan bahasan yang
lebih sederhana. Dari beberapa penelitian yang ditemukan bahwa penjelasan terkait
perpajakan masih dalam bahasan yang tidak mudah di menegerti oleh sebagian pihak,
sehingga penulis melihat bahwa perlu adanya bahasan yang lebih sederhana. Metode
penelitian yang digunakan ialah kajian kepustkaan yang dipaparkan secara deskriptif.
Ditemukan bahwa konsep bahasan yang lebih sederhana dapat dengan mudah di pahami oleh
hampir semua kalangan sehingga aspek efisiensi pembayaran pajak dan ketaatan dalam
peelaksanaan kewajiban perpajakan dalam pembahasan yang lebih sederhana dapat menjadi
solusi bagi masyarakat untuk semakin paham tentang kewjiban perpajakannya.

Kata Kunci: ruang lingkup audit, efisiensi pajak, taat wajib pajak

PENDAHULUAN
Audit Perpajakan dalam konteks pembahasaan ini menjelaskan tentang pemeriksaan
dimana dilaksanakan dengan cara dari dalam berlanjut di dalam alur kendali operasinya
kelompok itu, untuk penilaiannya terhadap tingkat taat kegiatan hitungan aturan juga caranya
mengelola bukti dimana dapat mengecilkan iuran hitungan dengan susuai. Pengertiaan
tersebut sejalan dengan ruang lingkup audit perpajakan yang juga menjelaskan aspek
perpajakan dengan tujuan meminimalkan pembayaran pajak serta taat terhadap kewajiban
pajak. Hal tersebut menjabarkan tentang:
A. Jenis pemanfaatan iuran terhadap hitungan, pemeriksa melaksanakan aktivitas menilai
terkait tersedianya entitas itu jika:
1. Pengurangan Pendapatan Kena Pajak (Taxable Revenue)
2. Pemaksimalan Biaya Deductible
B. Jenis taat terhadap kegiatan memenuhi hitungan, pemeriksa melaksanakan perkiraan
kepada tingakat taaat biaya deductible:
1. Pungutan Serta Pemotongan
2. Hitungan Kepada Iuran yang Tepat
3. Serahan Iuran dengan Benar
4. Laporan Iuran dengan Cara Baik dan Cepat

A. ASPEK EFISIENSI PEMBAYARAN PAJAK


1. Pengurangan Pendapatan Kena Pajak (Taxable Revenue)
Pengurangan dari hasil kena pajak, melibatkan rencana pengolahan transaksi
penghasilan supaya tidak terkena pengaruh dari perpajakan, baik final maupun tidak final.
Dengen mengurangi pengaruh perpajakan secara otomatis pengenaan pajak terutang menjadi
lebih sedikit. Berikut ini adalah pendapatan yang merupakan material yang akan menjadi
dasarnya sesuai aturannya
1) Bantuan, Sumbangan, Hibah
Bantuan dan sumbangan, dipungut oleh suatu lembaga yang dibuat dan ditetapakan oleh
pemerintah. Untuk hibah sendiri merupakan pemberian secara sukarela dan tidak dapat
ditarik kembali apabila telah diberikan kepada penerima.
2) Warisan, harta peninggalan
3) Harta, merupakan aset yang berwujud maupun tidak berwujud
4) Pengganti atau pembalas jasa adalah tindakan yang dilakukan sebagai balasan atas jasa
ataupun hal lain senagai balas jasa.
5) Pemabayaran dari jaminan perusahaan untuk orang pribadi
6) Dividen ialah pendistribusian keuntungan kepada pemilik saham yang diperoleh dari
pemberian dana pada korporasi yang dibangun juga terseia di negara lanjutannya nanti:
a. Material berawal dari persediaan keuntungan dimana belum disetor; dan
b. Para perserikatan dagang, korporasi kepunyaan lokal dan korporasi punya wilayah
sebagai penerima material, hak pemilik aset kepada entitas dimana menyerahkan
material diambang rendah ialah seperempat dari jumlah dana dimana dimasukkan.
7) bayaran ialah anggaran purnakarya serta dana yang didapat dan ditetapkan oleh Menteri
Keuangan
8) Penerimaan dana yang ditaruh oleh anggaran purnakarya, dalam aspek spesifik yang
diputuskan oleh hasil akhir pimpinan.
9) Potongan keuntungan yang didapatkan pegawai CV dimana dananya tak dibagikan
terhadap material yang terkait dan lainya, tergolong pemilik kecil pelibatan janji
tertentunya.
10) Penerimaan dimana didapat entitas ekuitas ventura dari jatah keuntungan berasal kaitan
bisnis dimana dijalankan dengan ketentuan badan pasangan bisnis :
a. UMKM melaksanakan aktivitas pada bagian usaha yang bersumber pada aturan
terkait yang sudah ada
b. Materialnya tak diperjual-belikan di tempat jual dalam negaranya.
11) Santunan yang melengkapi ketentuan spesifik dimana ketetapannya dikelola harusnya
jauh sesuai peraturan menteri keuangan.
12) Donasi yang telah terbayar terhadap kelompok social yang terkait terhadap WP, dimana
ketetapannya dikelola lagi jauh menurut Menteri Keuangan

2. Pemaksimalan Biaya Deductible


Melakukan pemaksimalan pada biaya akan dimuat dalam hitungan pajak terkait
dengan rencana pada strategi Kelola transaksi dimana kepada setiap beban yang nantinya
akan terjadi, diperkirakan dapat di hitung ke dalam ketentuan besarnya pajak yang ada dan
terhutang. Dengan cara mememaksimalkan terhadap beban-beban yang ada, artinya nanti
akan menimbulkan faktor yang akan mengurangi penghasilan yang ada nantinya, dan
kedalam perhitungan pajaknya.
Pada dasarnya bagaimana cara pengelolaan transaksi beban kedepannya, supaya
secara merata beban yang ada dan yang akan terjadi akan dapat di golongkan sebagai beban
yang dimana pendapatan, penagih, dan pemelihara pendapatan, seperti telah muat di pasal 6
undang-undang pajak pendapatan, yaitu seperti ini :
Total jumlah besaran penghasilan yang terkena bagi WP yang ada didalam negara
serta dengan berbentuk tetap memiliki ketentuan yang sesuai pada jumlah pendapatan kotor
dimana telah dikurangkan dengan biaya untuk mendapatkan, menagih, serta merawat
pendapatan dimana termasuk:
1. Biaya langsung maupun tak langsung terkait didalam aktivitas usahanya seperti:
a. Beban pembelian bahan yang akan dipakai
b. Beban sehubungan dengan aktivitas usaha dan yang lain terkait komisi, uang,
dana, hadiah, serta jaminan dan juga pemberian berupa uang lainnya
c. Royalty, bunga, dan sewa lainnya
d. Beban perjalanan
e. Beban Kelola sampah
f. Pemberian premi
g. Beban iklan dan pasar dimana nantinya diolah dan didasarkan aturan dari
pemerintah
h. Beban surat menyurat
i. Perpajakan, bukan pajak dari pendapatan
2. Susutan terkait yang dikeluarkan dimana didapatkan berupa material yang memiliki
wujud lalu susutan dimana keluaran agar didapatkan perihal hak dimana untuk beban
yang lain memiliki jangka waktu fungsi yang diatas setahun lamanya
3. Tagihan terkait iuran hati tua dimana sewaktu didirikan sudah diakui legalitasnya
terhadap pemerintahan
4. Kegagalan mendapatkan untung atas menjual ataupun mengalihkan dana atas
kepemilikan serta penggunaan untuk instansi dan juga memiliki atas pendapatannya,
penagih, lalu perawat pendapatan
5. Gagal untung atas jarak antara nilai tukar material luar negara
6. Beban dari observasi juga pengembangan usaha dimana hal tersebut diadakan di
dalam negara
7. Beban pemberian penunjang Pendidikan, orang ahli, dan pengembangan
8. Uang dari orang lain yang benar-benar tak mungkin lagi dilakukan penagihan di
tambah aturan :
a. Dikeluarkan pernyataan yaitu biaya dalam pelaporan keuangan rugi laba bertahap
b. Seorang wp harusnya menyampaikan list menyeluruh dari uang dari orang lain tak
mungkin dilakukan tagihan lagi untuk pemerintahan
c. Penyampaian terkait tagihan untuk lembaga negara atau perusahaan pemerintahan
dimana mengambil ahli dana lokal dimana telah ada aturan secara sah terkait
penghilangan dana ataupun pelepasan hutang diantara kreditor dan pemberi dana
dimana saling tersambung, dan juga disebarluaskan jika diterbitkan sehubungngan
kepentingan publik lalu akuan atas pemberi dana terhubung dengan perjanjian
yang sudah di lenyapkan terkait sejumlah pinjaman itu
Efisiensi kelola kewajiban pajak yang ada dari sisi biaya, menjurus kepada
pengelolaan transaksi beban untuk memaksimalkan kemungkinan untuk menjadikan beban-
beban tersebut agar masuk ke dalam golongan biaya fiskal. Aturan akuntansi suatau
perusahaan seharusnya menggunakan kebijakan pajak yang tepat, supaya transaksi biaya
tidak akan masuk kedalam daftar nondeductible expense. Daftar biaya dimana tak memiliki
pengakuan biaya hitungan khusus.

B. ASPEK KETAATAN DALAM PELAKSANAAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN


Tax review dikerjakan untuk mengontrol dan mengukur tentang kapabilitas sebuah
perusahaaan untuk memenuhi tanggung jawab pajaknya. Luaran tax review memperlihatkan
gambaran seberapa taat perusahaan untuk mencukupi tanggung jawab perpajakannya. Supaya
dapat mempersembahkan citra yang lengkap, tax review dikerjakan kepada semua yang
berkewajiban pajak dimana kepunyaan entitasnya.
Berdasar atas Pelaporan Hitungan serta Surat pemberitahuannya (Periode ataupun per
tahun) orang yang melihat hasil penyelidikan agar dapat memastikan kepatuhan perusahaan
untuk mencukupi tanggung jawab pajaknya. Dalam ranah yang lebih luas, tanggung jawab
dari orang yang dimaksud dalam aturan :
1. Pungutan juga potongan iuran,
2. Hitungan iuran yang sesuai,
3. Menyetor iuran dengan sesuai dengan waktunya,
4. Hasil Laporan dengan Ketentuan Memenuhi dan Sesuai periode.
Untuk hasil yang maksimum, tax review sebaiknya dilaksanakan tiap-tiap
penyampaian laporan tanggung jawab perpajakannya keluar, bukan saja pada setiap
berakhirnya tahun. Beberapa keuntungan didapatkan orang yang melakukan catatan hasil
ialah :
1) Menjauhkan dari denda atau hukuman terkait iurannya.
Dalam konteks publik, denda yang dimaksud dibagi dalam 2 bagian , seperti denda di
depan pemeriksanya (denda saat berjalannya periode) juga denda iurannya setelah
diperiksa hitungannya.
Denda terkait iuran saat berjalannya periodenya ialah:
a. Denda hitungannya ganti rugi kelalaian pelunasan iuran sebanyak 2% sesuai dengan
ketentuannya setiap jatuh temponya paling lamanya 24 dijumlahkan dengan batas
akhir yang lambat disetorkannya.
b. Ganti rugi kelalaian hasil laporan SPT periode pasal 7 dan kelalaian hasil laporan SPT
per tahun.
c. Denda kelebihan tagihan terkait aturannya sebanyak 2% setiap jatuh temponya (tidak
muncul ketentuan paling tinggi).
d. Denda yang terkait aturan berjenis sanksinya 2% di hitung dikenakannya landasan iuran
yang menyangkut,telatnya, ataupun keliru pembuatan bukti iuran.
e. Denda yang terkait aturan berjenis naiknya setengah dari asal tak memberikan
pemberitahuan dari suratnya per tahun biarpun telah diberikan peringatan dan juga
berupa penyampain lanjutan.
Denda iuran setelah dipeiksa hitungannya ialah:
a. Dendanya sesuai aturan yang terkait sebanyak 2% dihitung total iuran tak terpenuhi
dibayar dimana diketahui sewaktu terjadi periksaannya.
b. Denda sesuai aturannya berjenis naiknya dari seluruh kelebihannya total dibayar
dimana sebenrnya belum direstitusikan.
c. Denda sesuai aturannya berjenis sanski utuh dikarenakan iurannya dimana pemotongan
ataupun pemungutan belum dibayar.
2) Waspada timbulnya iuran masuk yang belum bisa dikreditkan perkara saat pemeriksaan
baru ditemukan.
3) Menghindari jatuh tempo periode pengkreditan pajak yang masuk.
4) Menghindari timbulnya pajak yantg masuk dimana belum dpat dikreditkan pekara belum
mendapat diverifikasikan dari pemeriksa.
5) Menghindari jatuh tempo penyampaian kurang setuju terhadap pajak yaitu tiga bulan
setelah penerbitan SKP.
6) Mencari jalan untuk disetujui hasil kurang terhadap kredit terkait aturannya jika
didasarkannya penilaian akhir, tuntutan dalam hasil kurang terhadap angsuran PPh Pasal
25 dapat tewujud.
7) Mencari jalan untuk tanda kebebaan iurannya jika berdasar nilai akhirnya, tuntutan
dalam diberinya ketentunya yang telah memenuhi.

1. Pemungutan Serta Pemotongan


Selaras dengan siklus kewajiban dan hak wp, maka selain pembayaran kewajiban
bulanan yang dilaksanakan mandiri, tersedia pula iuran perbulan dimana dilaksanakan
malalui aturan potongan ataupun pungutan lalu dilaksanakan dari orang berikutnya. Dimana
alur prosedurnya, dari orang lain yang diberikan wewenang didasarkan ketetapan pajak agat
pemotong ataupun pemungutnya yang terhutang agar memberikan masuk ke negara.
Macam-macam potongan ataupun pungutannya di negara mencakup pajak atas
pendapatan terkait pasal 21, 23,26, 4 ayat 2, serta 15. Potongan dan juga pungutan terkait
jenia pajak yang ada di inisialkan sebagai with holding sistem pajak. Yang lain dari beragam
tagihan itu, alur pajak negara termasuk pulan pajak dari tamabahan value serta barang dengan
harga tertentu. Walaupun tak digolongkan kedalam alur darai sistem penagihannya, tapi
pungutan dari keduanya harusnya dilihat baik kewajiban yang ada lalu tersambung atas
penagihan itu untuk orang selanjutnya.
Aturan awal yaitu, potongan tagihan dilaksanakan dari orang pengeluaran pendapat
untuk ke WP sendiri didalam negara berhubung pekerjaan dan juga aktivitas mereka lakukan.
Seperti bayaran upah telah diberikan ke anggota yang dipungut si instansinya yang meberikan
aktivitas. Yang ditagih dengan bentuk kumpulan yang dimaksud kaitannya aturan tagihan
yang memiliki hak potongan didasarkan aturannya untuk pendapatan agar diberikan terhadap
pegawai mereka dan juga tak temasuk pegawainya. Objek tagih mandiri juga termasuk dapat
menjadi pemungut dari aturan selama tersedianya dari kantornya untuk yang termasuk list
tagih.
Lalu, pungutan atas aturan itu di laksanakan dari orang pilihan dan telah diberikan
wewenang yang berasal dari pemerintahan menyangkut sehubungan bayaran terhadap serah
terima materialnya (misalnya penyaluran materialnya dari individual ke pemerintahannya),
masukan produk juga aktivitas kegiatan di aliran terkait dan juga jualan material termasuk
yang memiliki harga lebih. Aturan yang memiliki nomor 22 memungut seperti :
- Membeli material usaha pemerintahannya
- Aktivitas keluar masuk material
- Penciptaan produk-produk yang dibutuhkan seperti bahan terbarukan lainnya
- Pungutan dari aturan yang tersedia menyangkut materialnya yang mempunyai harga
lebihan
- Pungutan atas aturan dimana terkait untuk instansi serta keluarannya
Selanjutnya, potongan yang diatur di laksanakan dari orang lain memberikan
penpapatan berhubung atas bayaran serupa dari perputaran aktivitas yang dilakukannya
diarahkan terhadap instansi yang berada didalam negara dan yang tetap. Orang kelompok
yang seperti itu akan mengerjakan potongannya lalu begitu pula lainnya jika mendapatkan
hasil berupa yang termasuk atas potongan
Lanjutan berikutnya terkait potongan atas aturannya dilaksanakan dari orang yang
memberi beberapa berhubung bayarannya seperti putaran aktivitas yang akan terjadi di dalam
negara. Orang yang terikat aturannya ataupun usaha yang berwenang supaya dilakukan
potongan atas aturannya serta harusnya semestinya terkait aturannya itu.
Dilanjutkan oleh potongan terkait aturan dilaksanakan awalannya terhadap yang
memberikan hasil berhubungan kaitan bayaran yang ada terhadap halnya misalnya sewaan
beberapa tanahnya dan lainnya terhadap hal tersbut itu orang memberikan hasilnya secara
akhir. Bertentangan dengan itu jika orangnya mendapatkan hasilnya termasuk kedalam jenis
yang dihitung sehingga tehadap hal itu akan tetapi bilasaja orangnya mendapatkan hasilnya
termasuk hal yang dipotong terkait lalu orang itu ialah terhitung mandiri jadi setorannya
dengan cara mandiri pula sesuai aturannya, seperti tedapat pada aktivitas bisnisnya ataupun
jualan material yang dimaksudkannya.
Lalu potongan atas aturan lanjutan ini merupakan potongan berasal dari hasil
dilaksanakan si orang terkait yang menghasilkannya tapi dengan catatan khususnya memakai
aturan terhapad hitungannya nanti. Orang yang dimaksud itu ialah instansi dibidang lautan
ataupun udara dengan cakupan besar serta yang diluar ataupun didalam negara kita. Orang
instansi yang memiliki haknya agar melakukan pemotongan berdasarkan oleh aturannya serta
termasuk hasilannya. Tetapi, bila saja orannya dapat menghasilkan juga termasuk dalam
halnya jika terkait aturannya.
Serta terakhir pungutannya terkait tamabahan nilainya dan juga material dengan harga
yang lebih banyak dilakukan si pemilik usahanya yang terkena aturan potongan terkait
pungutan si beri wewenang semisal sehubungan pemerintahannya pada serah terima material
ataupun hal lainnya. Terkait yang diberi wewenang agar pungutannya ialah pemilik instansi
mempunyai perputaran kotor lewat dari 600 jutaan selama periode aturan ataupun pemilik
usaha yang telah melakukan pilihan secara pribadi agar dilegalitaskan manjadi seorang yang
terkena aturan. Keharusan aturannya terkait material dipindahtangankan yang termasuk
harganya lebih saja yang tercipta oleh semua aktivitasnya.
Dilanjut melakukan pemahaman terhadap arahan bayaran terkait aturan melewati
potongan ataupun pungutan yang berasal dari pemberi hasil serta pungutan terkait itu
terhadap aturannya, sehingga membantu setiap yang memberi hasil serta aturan yang terkait
agar melakukan hal wajibnya atas potongan ataupun pungutan terkait aturannya
2. Penghitungan Pajak Dengan Benar
Prosedur hitung Pajak pendapatan dan praktik bayarnya
Sebuah jenis hitungan dimana harus disetorkan ialah hitungan pendapatannya. Hitungan
Penerimaan ditujukan untuk orang dimana telah mempunyai pendapatan. Yang terhitung
pajak PPh ialah seluruh wujud pendapatan, baik itu komisi dan semacamnya ataupun
penyetoran lainnya dimana terakait kerja, aktivitas, kedudukan, dan juga profesi. Semakin
tinggi pendapatan akan menghasilkan banyak juga hasil hitungannya.

Perhitungan Pajak Penghasilan Bersih Selama Setahun


Total pendapatan pribadi tidak cuma gaji saja tetapi ada tunjangan yang diperoleh. Seluruh
pendapatan yang didapat pegawai selama satu tahun disebut pendapatan bruto. Jika sudah
dikenakan pajak maka disebut pendapatan neto.

Hitungan pendapatan tak terkena hitungan


Sesudah hitungan banyaknya penerimaan akhir dalam setahun, berikutnya mengenal
pendapatan tak terkena hitungannya. Hasil hitungannya dipakai agar mengetahui hasil
hitungannya nanti. Bagi orang yang pendapatannya sebesar PTKP atau dibawah PTKP tidak
wajib lagi membayar pajak penerimaan. Tarif PTKP itu sendiri ialah Rp. 54.000.000 kepada
WP mandiri. Bagi mereka telah menikah dikenakan Rp. 4.500.000. Tarif Rp54.000.000
untuk penghasilan suami dengan istri. Serta Rp. 4.500.000 penambahan terhadap per orangan
didalam sebuah ikatan persaudaraannya dimana satu silsilah turunan dan orang yang tak
sedarah dimana akan dihitung juga secara penuh dengan angka batas 3 orang saja.

Hitungan pendapatan yang terkena ketentuannya


Terlepas membahas hitungan sebelumnya, dilanjutkan pengetahuan terkait besarnya hitungan
yang akan terkena ketentuannya dimana diterima sehubungan memulai kurang saat
pendapatan neto terhadap tak kena.

Hitungan terhadap yang ditentukan


Sesudah memahami besarnya terkena, selanjutnya menetapkan seberapa besarnya hitungan
terkait penerimaan pendapatan yang diaplikasikan terhadap ketetapan yaitu:
- terkena < 50 juta, tarif pajaknya sebanyak 5 %.
- terkena rentang 50 juta sampai 250 juta, biaya pajaknya sebanyak 15 %.
- terkena rentang 250 juta samapai dengan 500 juta, biaya pajaknya sebanyak 25 %.
- terkena > 500 juta, biaya pajaknya 30 %
Tahap berikutnya dimana ketentuan hitungannya adalah dilakukan pengalihan diantara
terkena dan telah diterima dimana besarannya sudah terkait. Jumlahnya dengan nominal yang
tercantum ialah hasil akhir dimana harua disetorkan selama rentang waktu setahun.

Kesalahan Cara Perhitungan Pajak Penghasilan


Perhitungan pajak penerimaan sebenarnya tidak susah diterapkan. Hanya saja kesalahan
dalam perhitungan pajak membuat tampak sukar. Untuk itu, perlu menghindari kesalahan
dalam menghitung pajak. Kesalahan yang umum terjadi ialah lalai memasukkan biaya
jabatan, dimana biaya jabatan merupakan hal yang penting dalam perhitungan pajak. Jika
tidak diikutkan, hasil perhitungan bisa tidak tepat. Secara otomatis timbul kekeliruan
hitungan sebab tak sesuai terkait seperti dalam aturannya yang terkait. Selain itu penting juga
mengetahui tarif PTKP serta PKP. Perhitungan pajak penerimaan merupakan hal yang sangat
penting agar pembayaran kewajiban anda tepat.

3. Penyerahan Pajak Secara Benar, dan


4. Hasil Laporan dengan Ketentuan Memenuhi dan Sesuai periode
Bagi penyampaian kewajiban per tahun iuran mandiri terkait hitungannya durasi
periode penyajian suratnya berakhir maksimal tiga bulan sesusah tahun akhir Pajak. Tahun
waktu Pajak ialah periode utuh 12 bulan dikecualikan apabila keharusan iurannya memakai
buku waktu yangh tak sama terhadap kalender tahunan. Dikhusukan melalui keharusan
memberitahukan SPT per tahun ialah WP OP dimana pajak satu tahun mendapatkan hasil
neto tidak lebih atas pendapatan tidak kena pajak. Kesulitan pelunasan pajak terutang
berdasar SPT per tahun PPh wajib membayar tuntas awal SPT PPh diberitahukan. Bagi SPT
per tahun PPh harus pajak perhimpunan terhadap pemisah waktu penyajian SPT ialah
maksimal empat bulan sesudah tahun akhir Pajak.
Kekurangan pembayaran pajak terhutang berdasar pada SPT per tahun PPh wajib
membayar tuntas awal SPT PPh disajikan. Bagi SPT peiode durasi penyajian SPT ialah
berkisar maksimal ketentuan yang tertera didalam tahun penghujung iuran. Pemberi putusan
memutuskan waktu batas akhirnya pelunasan iuran yang seharusnya terhadap periode Pajak
kepada tiap-tiap versi pajak, maksimal 15 hari sesudah berakhir periode Pajak. Waktu
Batasan bayarnya, setoran iuran, juga laporan iurannya terhadap surat yang terkait periode,
ialah : bila waktu batas akhirnya pelunasan/ambang penghujung laporan iuran yang sama
terhadap waktu tertentu dalam konteks akhir pekan dan waktu tertentu lainnya, jadi setoran
iurannya bisa dilaksanakan di waktu yang sudah ditentukan.
Waktu pelaksanaan pemilihan umum dan cuti bersama juga masuk kedalam libur
tertentu dimana dinyatakan oleh aturannya. Durasi hari bayar, setoran, ataupun laporan
iurannya periode ialah:
No Versi Iuran Batasan Membayar Batas Pelaporan
. Aturan yang dimaksud Aturan yang terkait
oleh PMK thn 2014 dalam iurannya
1. Penyetoran mandiri (dari 1 tahun 3 bulan 1 tahun 8 bulan
aturan 4 bagian 2) selanjutnya selanjutnya
2. Potongannya (dari aturan 4 10 bulan selanjutnya 1 tahun 8 bulan
bagian 2) selanjutnya
3. Penyetor individual (dari 1 tahun 3 bulan 1 tahun 8 bulan
aturan 15) selanjutnya selanjutnya
4. Potongannya (dari aturan 15) 10 bulan selanjutnya 1 tahun 8 bulan
selanjutnya
5. Dari aturan 21 10 bulan selanjutnya 1 tahun 8 bulan
selanjutnya
6. Dari aturan 23 dilanjukan 26 10 bulan selanjutnya 1 tahun 8 bulan
selanjutnya
7. Dari aturan 25 1 tahun 3 bulan 1 tahun 8 bulan
selanjutnya selanjutnya
8. Dari aturan 22 Sewaktu penyuratan
telah usai
9. Dari aturan 22 Sehari dari berikutnya Jadwal akhir berikutnya
10. Dari aturan 22 pungutan Jadwal bersamaan 2 minggu setelahnya
tertentu diserahkan produknya
11. Dari aturan 22 terkait sumber 10 bulan selanjutnya 1 tahun 8 bulan
lainnya selanjutnya
12. Dari aturan 22 terkait 10 bulan selanjutnya 1 tahun 8 bulan
kelompoknya selanjutnya
13. Dari aturan tambahan nilai Penghujung dari Penghujung bulannya
serta produk harga atas selanjutnya waktu dari waktu
jatuh temponya
14. Dari aturan penambah nilai 1 tahun 3 bulan Penghujung dari
terhadap projek mandiri berikutnya setelah periodenya
Waktu iuran berakhir
15. Dari aturan tambahan nilai 1 tahun 3 bulan Di ujung akhir
dimanfaatkan tertentu dan berikutnya setelah saat periodenya
diluar dari wilayahnya terhitunnya iuran
16. Dari aturan tambahan nilai 7 bulan berikutnya Penghujung dari
serta produk harga atas periodenya
pemungut tertentu
17. Dari aturan tambahan nilai juga Seharusnya disetorkan
ataupun produk harga tinggi diharinya dimana
dimana dengan tanda bayarnya dilakukan bayaran
sendiri terhadap yang terkena
lewat kantornya

18. Dari aturan tambahan nilai dan 1 tahun 3 bulan Penghujung waktu dari
juga produk harga tinggi yand dilanjut setelahnya periodenya
pemungutnya lain dari waktu yang tertentu
ketentuannya
19. Dari aturan 25 orang tertentu Paling lambat diujung 2 minggu 6 hari
dimana dilaporkan terkait periodenya. setelahnya akhir
aturan 3 yang tertera di bagian masanya
3b
20. Bayaran periode yang bukan Keharusannya bayar 12 minggu 6 hari dari
tertentu dari aturan 25 yang pada akhir periodenya akhir jatoh tempo
menyangkut aturan 3 bagian 3 masanya
b

Kepastian terhadap surat yang dimaksud periode dari aturan 25 : Diberikan


pengecualiaan timbulnya keharusan menyajikan surat yang terkait periode aturannya ialah :
orangnya yang belum melaksanakan bisnis ataupun belum melaksanakan pekerjan tak terikat.
Orang yang dimaksud didalam sebuah periode menghasilkan pendapatan akhir tak lebih dari
yang tidak terkena (untuk WP termasuk pengecualian dimana keharusan menyampaikan surat
yang terkait per tahun) individu melaksanakan setoran yang terkait dengan media yang di
haruskan melalui prosedurnya serta suratnya yang memiliki persyaratan yang ditentukan,
sehingga suratnya yang dimaksud periode sesuai dengan aturannya dilihat dapat disajikan ke
kantor setorannya pas besamaan jatuh temponya verifikasi dimana tertera dalam surat yang
terkait.

KESIMPULAN

Cakupan dari wilayah pajak terkait aspek efiensinya melakukan setoran terkait iuran
yang terhutang dengan mengevaluasi agar secara menyeluruh tim pemeriksa mengetahui akan
tingkat jumlah ketaatan para wajib pajak yang melakukan kewajiban mereka masing-masing.
Sehingga dapat dilihat bagaimana cara para pemeriksa iuran mengetahui apakah sudah sesuai
atau tidak, baik itu individu maupun kelompok yang melakukan aktivitas setoran iurannya
terhadap hitungan iuran yang terkait dengan ketentuan yang berlaku. Jadi, tim pemeriksa
nantinya akan mengetahui apakah hal tersebut efisien atau tidak terhadap objek yang terkait.
Dengan adanya pengurangan pendapatan kena pajak serta memaksimalkan biaya deductible,
sehingga kedua hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi pembayaran pajak. Tax review
sangat membantu mengontrol perusahaaan untuk memenuhi tanggung jawab pajaknya.

DAFTAR PUSTAKA
Cimbniaga.co.id. Cara Perhitungan Pajak Penghasilan dan Simulasi Pembayaran. Dikutip
dari https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/cara-perhitungan-pajak-
penghasilan

Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Batas Waktu Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan
Pajak. Dikutip dari https://www.pajak.go.id/id/batas-waktu-pembayaran-penyetoran-
dan-pelaporan-pajak
Kementrian Keuagan Republik Indonesia. Kenali Para Pemotong dan Pemungut Pajak di
Indonesia. Dikutip dari www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/artikel_pajak_0711.pdf

Scribd.com. Audit Perpajakan. Dikutip dari https://www.scribd.com/document/367619165/7-


Audit-Perpajakan

Anda mungkin juga menyukai