Anda di halaman 1dari 13

Akuntansi Perpajakan Akuntansi S-1

PERTEMUAN KE-6

KAS DAN SETARA KAS MENURUT AKUNTANSI DAN PAJAK

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari pertemuan 6 mengenai Kas dan Setara Kas, mahasiswa
diharapkan mampu membedakan kas dan setara kas menurut Akuntansi dan
Perpajakan baik dari segi definisi maupun pengakuan serta mampu menyusun
rekonsiliasi bank dengan benar

B. URAIAN MATERI

1. Kas dan Setara Kas Menurut Akuntansi


Kas (cash) adalah harta yang tergolong paling likuid (lancar) yang setiap
saat dapat digunakan untuk operasional perusahaan tanpa pembatasan-
pembatasan. Yang termasuk dalam kas, antara lain, ialah uang logam, uang kertas,
cek, deposito, dll. Ada beberapa cara pengendalian terhadap kas, antara lain :
a. Petty Cash funds (dana kas kecil)
Dalam praktek di samping pengeluaran yg besar jumlahnya, terdapat pula
pengeluaran kecil sehari-hari, seperti pembelian materai, pembelian persedian
keperluan kantor, biaya parkir, dll. Untuk keserasian pembukuan, maka
pencatatan pengeluaran-pengeluaran kecil itu hendaklah melakukannya melalui
sebuah buku yang khusus untuk itu, buku kas kecil namanya. Buku ini dapat
diserahkan pengerjaannya kepada seorang juru tata usaha yang ringan
pekerjaannya. Jadi kepada pegawai ini diberikan sejumlah uang, yang oleh
pemegang buku catatan kas dicatat disebelah debet buku kas kecil itu dengan
keterangan “Pengadaan dana”, sedangkan oleh pemegang kas (besar) jumlah
tersebut dicatat disebelah kredit buku kas (besar) jumlah tersebut dicatat
disebelah kredit buku kas (besar) dengan perkiraan tandingan ”Kas Kecil (Petty
Cash)” dan dengan keterangan “Pembentukan dana kas kecil”. Besar jumlah
uang yang diserahkan ke Kas Kecil tergantung kepada pengeluaran kecil sehari-
hari dalam seminggu, setengah bulan atau sebulan. Kas Kecil dapat juga

Akuntansi Perpajakan 48
Akuntansi Perpajakan Akuntansi S-1

diadakan untuk bagian-bagian yang terpisah jauh dari kantor pusat misalnya
perusahaan A mempunyai sebuah gudang yang terletak jauh dari kantor
perusahaan itu. Jadi untuk memudahkan membayar biaya kecil sehari-hari di
gudang itu, maka kepada kepala gudang memberikan sejumlah uang tertentu.
Buku tempat mencatat pengeluaran-pengeluaran kecil di gudang itu disebut juga
buku kas kecil.
b. Sistem Penyediaan Dana Kas Kecil (Petty Cash Funds)
Pada sistem ini besarnya dana kas kecil jumlahnya selalu tetap, artinya
kalau kas kecil (petty Cash) selalu di isi pada tiap akhir bulan, maka pemegang
kas kecil akan diberi tambahan uang sejumlah yang sama dengan jumlah
pengeluaran. Jadi kalau besar dana kas kecil itu hanya boleh dari kas kecil telah
dikeluarkan sebanyak Rp. 75.000,- kepada pemegang kas kecil diberi tambahan
uang sebanyak jumlah pengeluaran itu pula, yaitu Rp. 75.000. Hendaklah d ngat
bahwa pada sistem dana tetap, buku kas kecil merupakan pembantu buku kas
besar. Dengan demikian dari buku kas kecil tidak diadakan penjurnalan.
Penjurnalan pengeluaran-pengeluaran yang terdapat di dalam buku kas kecil,
pemegang kas ini membuat laporan tentang pengeluaran-pengeluaran itu.
Setelah laporan itu beserta surat-surat bukti pembukuannya diperiksa oleh
pemegang buku kas besar, pemegang buku ini membukukan laporan tersebut di
sebelah kredit buku kasnya ke dalam lajur-lajur yang sesuai dengan pengeluaran-
pengeluaran itu, kalau buku kas diselenggarakan secara tabelaris. Sedang
sebagai pemegang uang diserahkan kepada petugas yang lain. Ayat jurnal
mengenai pengeluaran-pengeluaran kas kecil, yang menariknya melalui sebelah
kredit buku kas akan berbunyi, misalnya sebagai berikut :
30 Mei Biaya Iklan Rp xxx
Biaya Angkut Rp xxx
Kas Rp xxx
Mengenai pembentukan dana kas kecil, dibuka ayat jurnal :
30 Mei Kas Kecil Rp xxx
Kas Rp xxx
Hendaklah dingat, bahwa perkiraan “Kas Kecil” di dalam buku besar di
debet hanya pada waktu dana kas kecil pertama-tama dibentuk. Selanjutnya tidak
akan ada lagi pembukuan disebelah debet perkiraan “Kas Kecil”, kecuali kalau

Akuntansi Perpajakan 49
Akuntansi Perpajakan Akuntansi S-1

besarnya dana kecil diadakan perubahan, misalnya besar dana itu yang semula
Rp. 100.000,- dinaikkan Rp. 150.000,-, maka penambahan Rp. 50.000,- itu tentu
ditarik ayat jurnal berikut dari sebelah kredit buku kas besar :
30 Mei Kas Kecil Rp xxx
Kas Rp xxx
c. Sistem Dana Tidak Tetap
Pada sistem dana tetap, saldo perkiraan Kas Kecil (petty cash) dalam
neraca selalu sama besar dengan dana yang mula-mula ditetapkan. Sedang
pada sistem dana tidak tetap saldo Kas Kecil dari neraca, selalu berubah-ubah,
akan tetapi saldo yang ditunjukkan oleh saldo Kas Kecil yang terdapat dalam
neraca. Pengadaan dana pada Kas Kecil :
30 Mei Kas Kecil Rp xxx
Kas Rp xxx
Dan dari buku kas kecil, mengenai penerimaan sebagaimana hal dengan
pemakaian sistem dana tetap, juga tidak dijurnal. Kalau buku kas kecil pada
contoh yang lalu digunakan sebagai buku harian, maka ayat jurnal yang dari buku
tersebut pada tanggal 30 April 2010 tentang pengeluaran-pengeluaran yang
terdapat di dalamnya itu tentu berbunyi :
30 Mei Biaya Meterai Rp xxx
Biaya Angkut Rp xxx
Kas Rp xxx

2. Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank merupakan suatu laporan yang menyajikan saldo kas
berdasarkan catatan perusahaan dengan saldo kas berdasarkan catatan bank
disertai dengan analisis mengenai perbedaan keduanya. Ada beberapa unsur yang
menyebabkan kedua saldotersebutberbeda, yang intinya disebabkan oleh adanya
perbedaan waktu pengakuan (timelag) dan kesalahan (error). Secara rinci penyebab
perbedaan tersebut dapat disebutkan sebagai berikut :
a. Adanya deposit in transit, yang merupakan setoran oleh perusahaan menjelang
akhir bulan, dimana transaksi ini sudah dicatat dalam jurnal penerimaan kas oleh
perusahaan, tetapi belum sampai ke pihakbank sehingga bank belum melakukan

Akuntansi Perpajakan 50
Akuntansi Perpajakan Akuntansi S-1

pencatatan. Oleh karena itu, dalam rekonsiliasi bank, deposit in transit akan
ditambahkan pada saldo bank;
b. Cek yang masih beredar (outstandingcheck), yang merupakan cek yang ditulis
oleh perusahaan untuk pembayaran-pembayaran tertentu, telah dicatat dalam
jurnal pengeluaran kas oleh perusahaan, tetapi sampai akhir bulan penerima cek
belum melakukan pencairan dana ke bank sehingga bank belum mencatatnya.
Jika terdapat cek yang masih beredar, akan dikurangkan pada saldo bank;
c. Beban bank (Bank Charge), yang merupakan beban yang dikenakan oleh bank,
kepada perusahaan atas jasa yang telah dilakukan oleh bank, tetapi sampai akhir
bulan perusahaan belum mengetahui sehingga belum melakukan pencatatan.
Jika terdapat beban bank, akan dikurangkan pada saldo kas perusahaan ;
d. Penagihan yang dilakukan oleh bank (collection by bank), yang merupakan
penagihan yang telah dilakukan oleh bank atas piutang perusahaan, telah
ditambahkan pada saldo bank, tetapi sampai akhir bulan perusahaan belum
mengetahui sehingga belum dicatat. Jika terdapat hal seperti ini, dalam
rekonsiliasi bank akan ditambahkan pada saldo perusahaan;
e. Cek yang tidak cukup dananya (not sufficient fund-check), yang merupakan cek
yang diterima dari pihak ketiga ataspembayaran-pembayarantransaksi tertentu,
telah dicatatdalam jurnalpenerimaankas pada saat penerimaan cek, tetapi pada
saat diuangkan dananya tidak mencukupi sehingga cek tersebut ditolak oleh
bank. Jika terdapat cek yang tidak mencukupi, dalam rekonsiliasi bank akan
dikurangkan dari saldo perusahaan;
f. Kesalahan (error), yang dalam hal ini bisa disebabkan oleh kesalahan
perusahaan ataupun bank.

Bentuk Rekonsiliasi Dapat Digambarkan sebagai berikut :

Perusahaan ABC
Rekonsiliasi Bank
30 September 2016
Saldo Perusahaan Rp xxxx
Ditambah :
Penagihan oleh Bank Rp xxxx

Akuntansi Perpajakan 51
Akuntansi Perpajakan Akuntansi S-1

Kesalahan oleh Bank Rp xxxx +


Rp xxxx
Dikurangi :
Beban Jasa Bank Rp xxxx
Cek Kosong Rp xxxx
Kesalahan oleh Perusahaan (Rp xxxx)
(Rp
xxxx)
Saldo menurut perusahaan yang telah disesuaikan Rp xxxx
Saldo Bank :
Ditambah :
Setoran dalam Perjalanan Rp xxxx
Kesalahan oleh Bank Rp xxxx+
Rp xxxx
Dikurang :
Cek yang masih beredar (Rp xxxx)
Kesalahan oleh Bank (Rp xxxx)+
(Rp
xxxx)
Saldo menurut Bank yang telah disesuaikan Rp xxxx

Contoh Kasus :
Bank Ardiya mengeluarkan rekening Koran pada Tanggal 31 Desember 2017 yang
dikirim ke PT Bagus yang menunjukkan saldo sebesar Rp 1.550.000,-. Sedangkan
saldo kas di Bank yang tercatat di buku besar PT Bima adalah sebesar Rp
1.035.000,-. Setelah diverifikasi, ternyata perbedaan saldo disebabkan oleh
transaksi sebagai berikut :
1. Supplier melakukan pembayaran utang Rp 750.000,-
2. Deposit In Transit sebesar Rp 2.500.000,-
3. Cek yang diambil oleh PT Bagus sebesar Rp 815.000,- yang dicairkan ke bank
sudah dicatat dalam pembukuan perusahaan. Ternyata masih belum diuangkan
ke Bank oleh karyawan PT Bagus

Akuntansi Perpajakan 52
Akuntansi Perpajakan Akuntansi S-1

4. Wesel tagih yang ditagihkan melalui Bank Ardiya telah dapat tertagih dan
dikreditkan dalam rekening PT Bagus sebesar Rp 500.000
5. Setoran dana dari PT Bagus ke bank sudah dibukukan sebesar Rp 1.250.000,-
namun bekum disetorkan oleh petugas perusahaan
6. Cekdari pelanggan yang dikliringkan ke Bank sebesar Rp 825.000 ternyata
kosong (Non Sufficient Cheque)
7. Bank ternyata salah mencatat pada pembukuan atas transaksi penarikan dana
melalui cek yang ditarik PT Bintang pada rekening PT Bima sebesar Rp
525.000,-
8. Cek-cek yang ditarik PT Bima sebagai berikut :
a. No 2231 Rp 1.500.000,-
b. No 2342 Rp 750.000,-
c. No 2355 Rp 125.000,-
d. No 2441 Rp 125.000,-
e. No 2770 Rp 500.000,-
f. No 3150 Rp 575.000,-
Ternyata belum diuangkan oleh penerima cek tersebut
9. Bank telah mendebet rekening PT Bima untuk beban cetak buku sebesar Rp
100.000,-
10. Bank mengkredit rekening PT Bima atas pendapatan jasa giro bulan Agustus
sebesar Rp 250.000,-
11. Beban administrasi bank telah dicatat oleh bank sebesar Rp 50.000,- namun
belum dicatat PT Bima.
Dari data diatas, anda diminta :
1. Buatlah laporan rekonsiliasi Bank PT BIMA pada tanggal 31 Desember 2017
untuk mengetahui saldo yang benar
2. Buatlah jurnal penyesuaian untuk mencatat transaksi yang terjadi di PT BIMA

Akuntansi Perpajakan 53
Akuntansi Perpajakan Akuntansi S-1

Penyelesaian :
PT BIMA
LAPORAN REKONSILIASI BANK
PERIODE 31 DESEMBER 2017

Saldo Menurut Bank Rp 1.550.000,-


Ditambah :
- Setoran dalam perjalanan Rp 2.500.000,-
- Kas ditangan Rp 1.250.000,-
- Koreksi Kesalahan Bank Rp 925.000,-
Rp 4.275.000,-
Rp 5.825.000,-
Dikurangi :
- Cek yang masih beredar Rp 3.575.000,-
- Cek yang masih ditangan Rp 815.000,-
(Rp 4.390.000,-)
Saldo yang benar Rp 1.435.000,-

Saldo Menurut Perusahaan Rp 910.000,-


Ditambah :
- Kiriman Uang Rp 750.000,-
- Wesel Tagih Rp 500.000,-
- Pendapatan Giro Rp 250.000,-
Rp 1.500.000,-
Rp 2.410.000,-
Dikurangi :
- Cek Kosong Rp 825.000,-
- Beban Cetak Buku Cek Rp 100.000,-
- Beban Admin Bank Rp 50.000,-
(Rp 975.000,-)
Saldo yang benar Rp 1.435.000,-

Akuntansi Perpajakan 54
Akuntansi Perpajakan Akuntansi S-1

Maka, Jurnal Penyesuaian yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

3. Kas dan Setara Kas Menurut Perpajakan


Sebagaimana telah dijelaskan dalam akuntansi komersial, kas merupakan
aktiva yang paling lancar meliputi uang logam, uang ketas, cek, wesel pos, dan
simpanan kas di bank yang tersedia untuk penarikan. Uang tunai mencerminkan
informasi tentang saldo kas di tangan dan deposito tunai di bank yang dimiliki oleh
perusahaan, sementara setara kas adalah investasi jangka pendek dan deposito
yang sangat likuid yang dapat dikonversi atau diuangkan dalam bentuk uang tunai
dalam waktu yang sangat singkat, biasanya kurang dari atau sama dengan tiga
bulan (90 hari). Perlakuan akuntansi untuk kas dan setara kas tidak diatur secara
terpisah dalam undang-undang perpajakan sehingga mengikuti ketentuan akuntansi
komersial. Penyajian kas dalam neraca komersial atau saldo fiskal dinyatakan
sebesar nilai nominalnya. Jika ada uang tunai dan bank dalam mata uang asing,
nilai tukar yang biasanya digunakan adalah nilai tetap (historis) atau nilai tukar pada
tanggal neraca. Penggunaan salah satu dari dua nilai tukar harus dilakukan secara

Akuntansi Perpajakan 55
Akuntansi Perpajakan Akuntansi S-1

konsisten (mematuhi prinsip); dengan kata lain jika perusahaan memutuskan untuk
menggunakan kurs tetap, maka kurs tetap akan terus digunakan dalam menyajikan
uang tunai dan bank dalam neraca komersial atau saldo fiskal.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 131 Tahun 2000 tentang Pajak
Penghasilan atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank
Indonesia jo. KMK-51/KMK-04/2001 tentang Pemotongan Pajak Penghasilan atas
Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia,
penghasilan dalam bentuk bunga yang didapat dari deposito atau tabungan, yang
ditempatkan pada bank yang didirikan di dalam negeri maupun di luar negeri melalui
cabangnya di Indonesia, termasuk jasa giro serta diskonto SBI, Kecuali Wajib Pajak
orang pribadi yang seluruh penghasilannya dalam satu tahun pajak termasuk bunga
dan diskonto tidak melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), dikenakan PPh
final sebesar 20% dari jumlah bruto. Penghasilan atas bunga deposito atau
tabungan, diskonto SBI, dan jasa giro dipotong oleh bank pembayar pada saat
pembayaran atau pembebanan biaya dilakukan. Nantinya pihak bank tersebut akan
membayar atau menyetor PPh final ke kas Negara dengan menggunakan Surat
Setoran Pajak (SSP) dan melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dengan
menggunakan SPT Masa PPh Final Pasal 4 ayat (2). Pihak bank (selaku pemotong)
wajib menyetorkan PPh final tersebut paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
setelah masa pajak berakhir dan melaporkannya paling lambat 20 hari setelah masa
pajak berakhir. Dengan menggunakan metode neto (sesuai dengan Buku Petunjuk
Pengisian SPT Tahunan PPh Badan), penghasilan bunga dicatat sebesar jumlah
bersihnya (80% dari jumlah bruto). Perlakuan akuntansi pajak untuk jasa giro dan
bunga deposito sama seperti perlakuan akuntansi pajak untuk bunga tabungan,
yaitu dikenakan PPh final sebesar 20% dari jumlah bruto. Karena penghasilan ini
terkena PPh final, maka memerlukan koreksi negatif dalam rekonsiliasi fiskal pada
akhir tahun. Hal ini berarti bahwa penghasilan bunga yang sudah dipotong pajak
(yang masuk dalam perhitungan laba rugi sebagai penambah laba akuntansi) tidak
lagi dimasukkan dalam perhitungan laba fiskal. Oleh sebab itu, penghasilan bersih
dari bunga tersebut haruslah dikurangkan dari laba akuntansi untuk mendapatkan
laba fiskal. Koreksi negatif adalah koreksi pajak yang akan membuat laba fiskal
menjadi lebih kecil disbanding laba akuntansi.

Akuntansi Perpajakan 56
Akuntansi Perpajakan Akuntansi S-1

Untuk mengilustrasikan pembukuan atas penghasilan bunga dengan


menggunakan metode neto, misalkan bahwa PT.Hijau Daun memperoleh jasa giro
sebesar Rp. 2.000.000,- (jumlah penghasilan bruto). Penghasilan bunga ini dipotong
PPh final sebesar Rp. 400.000,-. Adapun ayat jurnal yang akan dibuat oleh PT. Hijau
Daun untuk membukukan penghasilan bersihnya (dengan menggunakan metode
neto) atas jasa giro yang diterimanya tersebut adalah:

Masih dengan contoh yang sama, jika metode bruto yang digunakan untuk
membukukan penghasilan maka ayat jurnal yang perlu dibuat oleh PT Hijau Daun
akan menjadi

Contoh lain :
Pada tanggal 1 Januari 2017, PT Raya memperoleh bunga tabungan sebesar Rp
2.500.000. Atas pendapatan tersebut telah dipotong Pajak Penghasilan yang bersifat
final sebesar Rp 500.000 oleh pihak bank yang memberikan penghasilan. Maka
pencatatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Metode Bruto (Gross Methode)

Keterangan : Pajak Penghasilan final diperlakukan sebagai beban dan termasuk ke


dalam beban operasional

Akuntansi Perpajakan 57
Akuntansi Perpajakan Akuntansi S-1

b. Metode Netto (Nett Methode)

C. LATIHAN SOAL
1. PT. Dinamika telah membuka pada Bank Lipo sejak awal tahun 2008. Untuk yang
kesekian kalinya, per 30 Juni 2012 perusahaan menerima rekening Koran bank yang
menunjukkan saldo kredit sebesar Rp. 100.210.000,- sedangkan menurut catatan
(pembukuan) perusahaan pada tanggal yang sama menunjukkan saldo debet
sebesar Rp. 108.020.000,- . setelah diteliti oleh bagian akuntansi, ternyata selisih
saldo tersebut disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
a. Pembayaran utang usaha kepada PT. Bhineka Cakra sebesar Rp. 48.000.000,-
telah didebet oleh bank sesuai perintah direktur utama perusahaan, namun
bagian akuntansi perusahaan belum membukukannya hingga per 30 Juni 2012.
b. Penarikan cek sebesar Rp. 16.000.000,- oleh CV.Multi Bara Dinamika telah keliru
didebet oleh bank ke rekening perusahaan.
c. Setoran cek ke bank senilai Rp. 20.000.000,- sebagai hasil penagihan piutang
pada bulan Juni 2012 dari PT. Mahyus Ekananda dikembalikan (ditolak) oleh
bank karena tidak ada dananya.
d. Wesel bayar dari PT. Intan Berlian dengan nilai nominal sebesar Rp. 95.000.000,-
dan bunganya sebesar Rp. 1.004.000,- yang diserahkan kepada bank untuk
ditagihkan telah berhasil diterima uangnya lewat bank, disamping itu, bank juga
mendebet biaya penagihan sebesar Rp. 400.000,- Bagian akuntansi perusahaan
belum membukukan transaksi ini.
e. Setoran cek yang diterima dari PD.Marchella Jaya sebesar Rp. 44.600.000,- telah
dicatat dalam pembukuan perusahaan sebesar Rp. 46.400.000,-
f. Setoran cek senilai Rp. 41.814.000,- pada tanggal 30 Juni baru dicatat oleh bank
pada tanggal 2 Juli bulan berikutnya.
g. Pembayaran utang kepada PT. Rama Suci dengan cek senilai Rp. 16.000.000,-
ternyata belum dicairkan sampai dengan tanggal 30 Juni oleh PT. Rama Suci
tersebut.

Akuntansi Perpajakan 58
Akuntansi Perpajakan Akuntansi S-1

h. Pengambilan uang oleh perusahaan sebesar Rp. 50.400.000,- telah keliru didebet
oleh bank sebesar Rp. 45.000.000,-
i. Bank telah mendebet rekening perusahaan sebesar Rp. 800.000,- untuk beban
administrasi bulan Juni 2012 dan mengkredit sebesar Rp. 3.600.000,- untuk
pendapatan jasa giro.
Diminta :
a. Buatlah rekonsiliasi saldo bank dan saldo buku untuk mencari saldo cash in
bank yang benar per tanggal 30 Juni 2012!
b. Membuat ayat jurnal koreksi yang diperlukan!

2. Jelaskan perbedaan pengakuan kas dan setara kas menurut Akuntansi dan
Perpajakan
3. Jelaskan pengenaan pajak atas bunga deposito/tabungan dan jasa giro !
4. PT Yuasa memiliki dana kas kecil untuk membiayai kebutuh operasionalnya. PT
Yuasa mengeluarkan uang tunai sebesar Rp 5.500.000 untuk menyusun kas kecil
pada 1 Juni 2017. Transaksi yang berhubungan dengan kas kecil selama periode
Juni 2017 adalah sebagai berikut :
2 Juni membeli tinta printer dan alat tulis untuk perlengkapan kantor Rp 500.000
7 Juni membeli materi senilai Rp 250.000
13 Jun membayar biaya ekspedisi senilai Rp 500.000
15 Jun membayar upah pekerja sebanyak 5 orang senilai Rp 2.000.000
20 Jun membayar pengeluaran untuk bensi dan parkir Rp 350.000
25 Jun menambah saldo kas kecil sehingga menjadi Rp 6.000.000
Anda diminta untuk membuat jurnal yang diperlukan terkait transaksi diatas
5. Menurut rekening koran, saldo kas milik PT Pelangi per Maret 2017 menunjukkan
saldo senilai Rp 21.500.000. Total mutasi debet dan kredit selama bulan Maret 2017
adalah masing-masing senilai Rp 16.750.000 dan Rp 28.000.000. Saldo kas
menurut PT Pelangi per tanggal 15 April 2017 adalah sebesar Rp 21.650.000. Total
penerimaan dan pengeluaran kas dari tanggal 1 April 2017 sampai dengan 15 April
adalah sebesar Rp 19.800.000 dan Rp 8.850.000. Berikut ini adalah hal-hal yang
menyebabkan perbedaan antara saldo kas menurut rekening koran dan menurut
perusahaan :

Akuntansi Perpajakan 59
Akuntansi Perpajakan Akuntansi S-1

a. Cek nomor 101 untuk pelunasan utang sebesar Rp 1.375.000 telah dibukukan
oleh bagian Akuntansi sebagai pelunasan piutang sebesar Rp 137.500
b. PT Pelangi menerima bunga bank sebesar Rp 762.500 dan secara otomatis bank
telah mendebit beban administrasi sebesar Rp 125,000
c. PT Yuasa melunasi wesel bayar senilai Rp 15.000.000 kepada PT Pelangi
dengan ditambah bunga akrual 12%. Atas transasi ini PT Pelangi mengenakan
beban sebesar Rp 50.000
d. Cek dari pelanggan sebesar Rp 5.000.000 tidak ada dananya
e. Setoran PT Pelangi senilai Rp 4.875.000 belum dimasukkan ke rekening koran
perusahaan
f. Bank salah mencatat cek nomor 103 untuk pelunasan utang senilai Rp 2.500.000
yang sebenarnya dibuat oleh PT Wisnu sebagai cek yang dibuat oleh PT Pelangi
g. Cek no 104 untuk pelunasan utang sebesar Rp 9.125.000 dibukukan oleh bank
sebesar Rp 1.625.000
h. Cek No 105 senilai Rp 5.500.000 dan cek no 106 senilai Rp 7.125.000 belum
dicairkan oleh PT Kencana dan PT Garuda
Anda diminta membuat rekonsiliasi bank untuk PT Pelangi per 31 Maret 2017
beserta jurnal yang dibutuhkan !

D. REFERENSI

Akuntansi Perpajakan 60

Anda mungkin juga menyukai