Anda di halaman 1dari 2

PENCATATAN KAS KECIL

A. PENGELOLAAN KAS KECIL

PENGERTIAN KAS KECIL


a. Pengertian Kas Kecil Sistem pengendalian intern terhadap kas salah satunya adalah dengan
membuka rekening giro pada bank, semua transaksi yang berhubungan dengan kas, baik kas masuk
ataupun kas keluar harus melalui bank. Tetapi untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan
sering terjadi danjumlah total selama satu periode cukup besar, perusahaan perlu menyediakan
sejumlah dana tertentu yang disediakan untuk pengeluaran-pengeluaran tersebut dalam bentuk
uang tunai yang disebut dengan ”kas kecil/petty cash”.

Pengelolaan kas kecil dapat dilakukan dengan dua (2) sistem pencatatan yaitu:

a. Sistem Dana Tetap (Imprest Fund System)

Artinya sepanjang jumlah dana yang telah ditetapkan dianggap cukup untuk pengeluaran-
pengeluaran kas kecil selama periode tertentu, jumlah dana kas kecil tidak dinaikkan atau
diturunkan.

b. Sistem Dana Tidak Tetap ( Fluctuation Fund System)

Dalam sistem dana tidak tetap, dana kas kecil tidak ditetapkan dalam jumlah yang tetap sehingga
penggantian dana kas kecil tidak perlu sama dengan jumlah dana yang telah digunakan.

b. Pencatatan Kas Kecil Sistem Dana Tetap dan Dana Tidak Tetap Kas kecil sistem dana tetap hanya
mendebet perkiraan kas kecil pada saat pembentukan dana. Dengan demikian perkiraan kas kecil
tidak akan berubah saldonya, kecuali jumlah dana kas kecil diperbesar atau diperkecil.

Penggantian dana yang telah terpakai dilakukan dengan cara mengisinya kembali sebesar jumlah
yang telah digunakan. Adanya pengisian tersebut membuat jumlah dana kas kecil akan sama dengan
saat pembentukannya.

Jika kas kecil dilakukan dengan sistem dana tetap, maka pencatatan akuntansinya adalah sebagai
berikut.

a. Pembentukan dana kas kecil dicatat

Kas Kecil Rp XXXX

Kas di Bank Rp XXX

b. Pada saat terjadi transaksi pembayaran biaya, tidak langsung dicatat dijurnal tetapi ditunda hingga
saat pengisian dana kas kecil kembali.

c. Pada waktu pengisian kembali dana kas kecil, pecatatan ayat jurnal dilakukan untuk transaksi
pembayaran yang disertai bukti pembayaran.

Beban-beban Rp XXXX

Kas di Bank Rp XXX


d. Jika pada akhir periode penutupan buku belum dilakukan pengisian kembali dan kas kecil yang
telah terpakai, berarti masih terdapat bukti pembayaran yang belum dicatat. Agar saldo kas kecil
sesuai dengan keadaan sebenarnya perlu dibuat pencatatan ayat penyesuaian.

Beban-beban Rp XXXX

Kas Kecil Rp XXX

e. Pada awal periode dibuat jurnal pembalik sebesar pengeluaran yang belum dicatat agar saldo kas
kecil kembali seperti sebelum diisi kembali.

Kas Kecil Rp XXXX

Beban-beban Rp XXX

f. Jika dana kas kecil dirasakan kurang dan perlu ditambah, maka jurnal yang dibuat:

Kas Kecil Rp XXXX

Kas di Bank Rp XXX

g. Jika dana kas kecil dirasakan terlalu besar dan diputuskan untuk dikurangi, maka jurnal yang
dibuat:

Kas di Bank Rp XXXX

Kas Kecil Rp XXX

Jika kas kecil diselenggarakan dengan sistem dana tidak tetap, prosedur pencatatan akuntansinya
adalah sebagai berikut.

a. Pada saat pembentukan dana

Kas Kecil Rp XXXX

Kas di Bank Rp XXX

b. Pada saat terjadi transaksi pembayaran

Beban-beban Rp XXXX

Kas Kecil Rp XXX

c. Pada saat pengisian kembali dana kas kecil

Kas Kecil Rp XXXX

Kas di Bank Rp XXX

d. Pada akhir periode dan pada saat pengisian kembali dana kas kecil tersebut, tidak diperlukan ayat
jurnal penyesuaian.

Salah satu tujuan dibentuknya kas kecil dalam suatu perusahaan adalah untuk melakukan
pembayaran-pembayaran yang kecil jumlahnya dan sering terjadi, sehingga tidak praktis kalau harus
menggunakan cek atau giro bilyet. Berikan contoh dari beberapa transaksi yang kecil nilai rupiahnya
dan sering terjadi dalam perusahaan !

Anda mungkin juga menyukai