Anda di halaman 1dari 54

1|Page

2|Page
3|Page
4|Page
A. Pengertian Kas Kecil
Kas kecil adalah uang tunai yang disediakan untuk membayar pengeluaran-
pegeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek.
Pengelolaan dana kas kecil diserahkan kepada pemegang kas kecil yang bertanggung
jawab terhadap pembayaran-pembayaran yang diambilkan dari dana kas kecil.
Pengelolaan kas kecil tidak berhak menerima pembayaran-pembayaran dari pihak luar.
Atau, dana yang dikelola hanya yang diterima dari pemegang kas besar dan kas umum.
Kas kecil memliki beberapa karakteristik, diantaranya:
1. Jumlahnya terbatas
Pihak manajemen perusahaan biasanya membatasi jumlah kas kecil sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Jumlah kas kecil tiap perusahaan akan berbeda-beda sesuai
dengan tingkat operasionalnya.
2. Digunakan untuk membiayai transaksi rutin yang jumlahnya relatif kecil
Tujuan dari kas kecil, sebagai persediaan untuk mendanai transaksi rutin yang
jumlahnya kecil. Pihak manajemen memiliki hak untuk menentukan besarnya kas
kecil, tentunya disesuaikan dengan operasional perusahaan.
3. Disimpan di tempat khusus, baik itu dengan kotak kecil yang biasa disebut dengan
petty cash box atau disimpan dalam sebuah amplop
4. Ditangani atau dipegang oleh petugas keuangan di tingkat pemula (junior cashier)

B. Peralatan yang Dibutuhkan untuk Pengelolaan Dana Kas Kecil


Untuk dapat mengelola administrasi dana kas kecil, peralatan yang dibutuhkan antara
lain:

(1) Formulir permintaan pengisian kembali kas kecil


(2) Formulir permintaan pengeluaran kas kecil
(3) Jurnal pengeluaran kas
(4) Buku jurnal kas kecil
(5) Buku laporan penggunaan dana kas kecil
(6) Buku pengeluaran kas kecil
(7) Alat tulis dan alat hitung

C. Fungsi dan Tujuan Kas Kecil


1. Fungsi Kas Kecil
a. Fungsi Kas
Bertanggung jawab untuk mengisi cek, meminta otorisasi terhadap cek, dan
menyerahkan cek kepada pemegang dana kas kecil pada saat pembentukan dan
pengisian kembali dana kas kecil

b. Fungsi Akuntansi
Bertanggung jawab atas: segala pencatatan yang terjadi terhadap kas kecil,
diantaranya :
a) Pencatatan pengeluaran kas kecil menyangkut biaya dan persediaan.

5|Page
b) Pencatatan transaksi pembentukan dana kas kecil
c) Pencatatan pengisian kembali dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran
kas/register cek.
d) Pencatatan pengeluaran dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran dana kas kecil.
e) Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam
mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut, fungsi ini
juga bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan keabsahan
dokumen pendukung sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar.
c. Fungsi Pemegang Dana Kas Kecil
Bertanggung jawab atas penyimpanan dana kas kecil, pengeluaran dana kas kecil
sesuai dengan otorisasi dari pejabat tertentu yang ditunjuk dan permintaan
pengisian kembali dana kas kecil.
d. Fungsi Pemeriksa Intern
Bertanggung jawab atas penghitungan dana kas kecil (cash count) secara periodik
dan pencocokan hasil penghitungannya dengan catatan kas, fungsi ini juga
bertanggung jawab atas pemeriksaan secara mendadak (surprised audit) terhadap
saldo dana kas kecil yang ada di tangan pemegang dana kas kecil.
e. Fungsi pembayaran tunai
Kas kecil digunakan hanya untuk pembayaran tunai yang relatif kecil.

2. Tujuan Kas Kecil


a. Untuk membayar pengeluaran yang jumlahnya kecil
b. Untuk membayar pengeluaran yang sifatnya mendadak
c. Untuk keperluan pembayaran yang jumlahnya kecil dan tidak praktis apabila
dibayar dengan cek
d. Untuk membantu kelancaran kegiatan pemimpin
e. Untuk membantu administrasi kantor dalam melaksanakan tugasnya

D. Sistem Pencatatan Dana Kas Kecil


Dengan adanya pencatatan kas kecil, maka perusahaan akan mengetahui kapan perlu
adanya pengisian kembali dana kas kecil. Adapun metode yang dapat digunakan untuk
pencatatan dana kas kecil, yaitu system dana tetap dan system berfluktuasi.
1. Kas kecil dengan sistem dana tetap
Pencatatan kas kecil dengan sistem dana tetap merupakan sebuah metode yang
memiliki jumlah saldo rekening selalu tetap yaitu sebesar cek yang diserahkan kepada
kasir kas kecil untuk membentuk dana kas kecil. Di mana ciri-ciri penerapan metode
dana tetap pada kas kecil, sebagai berikut.

a. Bukti-bukti pengeluaran dana kas kecii dikumpuikari oieh pengeloia dana kas
kecil. Berdasarkan bukti - bukti tersebut pengeloia kas kecii meminta penggantian
kepada kasir kas umum
b. Penggantian dana kas kecil diiakukan dengan penarikan cek yang sama jumiahnya
dengan jumiah dana kas kecil yang telah dikeiuarkan.

6|Page
c. Bukti-bukti pengeluaran dana kas kecil dicatat ke daiam jurnai pengeluaran kas
pada saat diiakukan penggantian kembali dana.
Adapun pembentukan dana, pembayaran, dan pengisian kembali dana kas kecii
dengan sistem dana tetap memiliki ketentuan yang harus diperhatikan. Berikut adalah
penjelasan pembentukan dana hingga pengisian kembali dana kas kecil dengan sistem
dana tetap.

a. Pembentukan kas kecil


Di awal pembentukan akun kas kecil, manajemen hendaknya menetapkan
nominal yang pasti mengenai saldo minimal dan saldo maksimal atas kas kecil
sesuai dengan skala operasional berusahaan. Sekiranya manajemen menganggap
periu untuk mengubah batasan saldo minimal atau saldo maksimal kas kecil, tentu
boleh dilakukan. Akan tetapi, kebijakan baru itu hendaklah diumumkan secara
resmi, dan disosialisasikan kepada semua pihak di perusahaan, untuk diketahui dan
dijadikan dasar pertimbangan bagi setiap departemen perusahaan di dalam
melakukan permintaan akan dana atau pembelian barang. Pembentukan dana
dalam sistem ini seiaiu tetap, yaitu sebesar cek yang diserahkan kepada kasir kas
kecil. Pencatatan pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan mendebit akun kas
kecil dan mengkredit akun kas.

Sebagai contoh: sebuah perusahaan menetapkan pembentukan kas kecil pada


tanggai 1 Maret 2017 sebesar Rp500.000, 00, maka pencatatan pembentukan kas
kecil dalam jurnal, sebagai berikut.

Tanggal Keterangan Ref Debit Kedit


2017 1 Kas Kecil Rp 500.000
Maret Kas Rp 500.000

b. Pembayaran dengan kas kecil dan pengisian kembali


Penggunaan kas kecil dengan sistem dana tetap memiliki ketentuan tersendiri. Di
mana pada seat terjadinya transaksi pembayaran, biaya tidak secara Iangsung
dicatat dalam jurnal, tetapi ditunda hingga saat pengisian kembali dana kas kecil.
Pada waktu pengisian kémbali dana kas kecil, pencatatan ayat jumal dilakukan
untuk transaksi pembayaran dengan bukti pembayarannya. Di mana pencatatan
transaksi pada saat pengisian kembali dilakukan dengan mencatat biaya yang
sesuai di sebelah debit dan kas bank di sebelah kredit.

Contoh: Pada tanggal 5 Maret 2017 perusahaan membayar rekening air untuk
bulan Februari sebesar Rp150.000,00 dan pada tanggal 10 Maret dibayar rekening
listrik sebesar Rp200.000,00. Kemudian pengisian kembali dilakukan pada tanggal
15 Maret 2017. Berikut adalah pencatatan pada jumal umumnya.

Tanggal Keteangan Ref Debit Kredit


2017 1 Kas Kecil Rp 500.000
Maret Kas Rp 500.000

7|Page
5 Tidak dijurnal
10 Tidak dijurnal
15 Biaya rekening air Rp 150.000
Biaya rekening listrik Rp 200.000
Kas Rp 350.000

2. Kas kecil dengan sistem dana berfluktuasi


Menurut metode Ini dana kas kecil tidak ditetapkan dalam jumiah yang tetap,
sehingga penggantian dana kas kecil tidak perlu sama dengan jumiah dana kas kecil
yang telah dikeiuarkan. Dengan dmikian, jumiah dana kas kecil akan berfluktuasi
sesuai dengan jumiah yang diperlukan. Untuk itu, dalam metode dana berfluktuasi
atau dana tidak tetap tidak perlu dibuafjurnal penyesiJaianterhadap saldo akun kas
kecil pada akhir periode. Adapun pembentukan dana, pembayaran, dan pengisian
kembali dana kas kecil dengan sistem dana berfluktuasi, sebagai berikut.

a. Pembentukan dana
Sama halnya dengan sistem dana tetap, dalam pembentukan kas kecil dengan
sistem berfluktuasi juga dilakukan pembentukan dana. Contohnya perusahaan
melakukan pembentukan dana kas kecil sebesar Rp500.000,00 pada tanggal 1
April 2017. Di mana pencatatan pembentukan dana kas kecil dalam jurnal, sebagai
berikut.

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


2017 1 Kas Kecil Rp 500.000
Maret Kas Rp 500.000

b. Pembayaran kas kecil


Sistem dana kas kecil dengan metode berfluktuasi berbeda dengan Sistem
dana tetap. Dalam Sistem kas kecil dana berfluktuasi, maka setiap ada pengeluaran
kas kecil akan langsung dicatat dengan mendebit biaya dan mengkredit kas kecil.
Misalnya dilakukan pembayaran biaya listrik pada tanggal 8 April 2017 sebesar
Rp200.000,00 dan pembayaran telepon tanggal 10 April 2017 sebesar
Rp100.000,00, maka pencatatannya dalam jurnal, sebagai berikut.

Tanggal Keteangan Re Debit Kredit


f
2017 8 Biaya Listrik Rp
200.000
Mare Kas Kecil Rp
t 200.000
Biaya Telepon Rp
100.000
Kas Kecil Rp
100.000

8|Page
c. Pengisian kembali dana kas kecil
Dalam metode ini dana yang dikeiuarkan dalam pengisian kembali kas kecil
tidak harus sama. Sehingga pengisian kembali dana kas kecil dapat dilakukan
sebesar jumiah yang sama, Iebih besar atau Iebih kecil dari dana pembentukan kas
kecil tanpa harus memerhatikan berapa kas kecil yang sudah dikeiuarkan. Misalnya
sebuah perusahaan galam pembentukan kas kecil menetapkan nilainya sebesar
Rp500.000,00, akan tetapi dalam pengisian kembali kas kecil pada tanggal 15April
2017 perusahaan menetapkan nilainya sebesar Rp600.000,00, maka pencatatannya,
sebagai berikut.

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


2017 1 Kas Kecil Rp 600.000
Maret Kas Rp 600.000

3. Perbedaan sistem pencatatan kas kecil dana tetap dan dana berfluktuasi
Adapun perbedaan dari kedua sistem pencatatan kas kecil tersebut, yaitu

a. Saldo kas kecil pada sistem dana tetap tidak mengalami perubahan atau tetap
kecuali jika ada penambahan dana. Sedangkan pada sistem dana befluktasi saldo
kas kecil dapat berubah sesuai dengan penggunaan dan pengisian kembali
b. Pencatatan pengelaan kas kecil dalam sistem dana tetap akan dicatat besamaan
dengan pengisian kembali dana kas kecil. Adapun dalam sistem dana tidak tetap,
pencatatan akan dilakukan setiap terjadi transaksi.
c. Pengeluaran dana kas kecil dengan sistem dana tetap akan langsung dikeluarkan
dari kas bank, sedangkan pengeluaran dana dari sistem dana befluktuasi akan
langsung mengurangi saldo kas kecil.
E. Permeriksaan Saldo Kas Kecil
Kas kecil merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengendalikan
pengeluaran kas perusahaan yang sifatnya kecil. Untuk memastikan jumlah pencatatan
dalam buku sesuai dengan jumlah fisik yang tesedia, maka dipelukan memeriksa saldo.
Dimana pemeriksaan tersebt dilakukan dengan mencocokan jumlah yang ada secaar fisik
dengan di catatan. Hal tersebut dilakukan agar adanya kelebihan dan kekurangan kas
dapat diperlakukan dengan benar sesai dengan peraturan dalam pencatatan.
1. Tujuan Pemeriksaan/Perhitungan fisik saldo kas
Perhitungan fisik dana kas kecil dilakukan oleh petugas yang tidak terkait dengan
tugas pengelolaan kas kecil. Uang tunai dan benda-benda yang tergolong dalam kas
kecil dihitung dan dilaporkan secara rinci mengenai jenis dan nilai per satuan. Jumlah
saldo kas kecil menurut perhitungan fisik harus sama dengan saldo kas kecil menurut
catatan. Saldo menurut catatan dihitung sebagai berikut.
Saldo kas kecil awal periode Rp..............

9|Page
Ditambah : pengisian dana kas kecil Rp.............. +
Rp..............
Dikurangi : jumlah pengeluaran dana kas kecil Rp............... –
Saldo kas kecil akhir periode Rp...............
Berikut Tujuan Pemeriksaan, antara lain :
 Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas kecil.
 Untuk memeriksa apakah saldo kas kecil sama dengan catatan.
 Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan kas kecil.

2. Penyusunan Berita Acara Pemeriksaan Kas Kecil


UD Jaya Abadi
Jakarta
Berita Acara Perhitungan Kas Kecil
31 Desember 2014
1. Menurut catatan
Saldo per 1 Desember 2014 Rp. 1.600.000
Pengisian dana kas kecil Rp. 1.500.000+
Rp. 3.100.000
Pengeluaran kas kecil selama bulan Desember Rp. 1.350.000-
Rp. 1.750.000
2. Perhitungan fisik kas kecil
2.1 Uang Kertas
3 lembar @ Rp. 100.000 = Rp. 300.000
6 lembar @ Rp. 50.000 = Rp. 300.000
9 lembar @ Rp. 20.000 = Rp. 180.000
42 lembar @ Rp. 10.000 = Rp. 420.000
59 lembar @ Rp. 5.000 = Rp. 295.000
33 lembar @ Rp. 1.000 = Rp, 33.000
Jumlah uang kertas Rp. 1.528.000
2.2 Uang Logam
105 keping @ Rp. 1.000 = Rp. 105.000
123 keping @ Rp. 500 = Rp. 61.500
195 keping @ Rp. 200 = Rp. 39.000
165 keping @ Rp. 100 = Rp. 16.500
Jumlah uang logam Rp. 222.000+
Jumlah saldo fisik kas kecil 31 Desember 2014 Rp. 1.750.000

3. Perlakuan Adanya Selisih Saldo Kas Kecil


Jika kas menurut perhitungan fisik lebih besar daripada kas menurut catatan,
disebut selisih kas lebih. Jika sebaliknya, disebut selisih kas kurang. Selisih kas dapat
terjadi karena hal-hal sebagai berikut :

1. Jumlah yang diterima atau yang dikeluarkan lebih besar atau lebih kecil daripada
jumlah yang seharusnya dicatat, karena tidak terjadinya uang pecahan kecil.
2. Kehilangan akibat kekeliruan saat transaksi pertukaran, misalnya saat memberikan
uang kembali.
3. Kesalahan pencatatan dalam jurnal
4. Sebab-sebab lain yang sama sekali tidak diketahui.

10 | P a g e
Pada akhir periode pencatatan, selisih kas lebih dianggap sebagai pendapatan dan
selisih kas kurang dianggap sebagai kerugian atau beban. Dalam laporan laba rugi,
selisih kas lebih diinformasikan sebagai pendapatan diluar usaha, dan selisih kas
kurang diinformasikan sebagai beban diluar usaha. Pencatatan selisih kas kecil
dilakukan sebagai berikut :

1. Selisih kas lebih,


Jumlah dana fisik lebih besar daripada saldo pada buku kas kecil. Dicatat dalam
jurnal, yaitu mendebit akun Kas Kecil dan mengkredit akun Selisih Kas Kecil.
2. Selisih kas kurang,
Jumlah dana fisik lebih kecil daipada saldo pada buku kas kecil. Dicatat dalam
jurnal, yaitu mendebit akun Selisih Kas Kecil dan mengkredit akun kas kecil.
Contoh :

Pada tanggal 31 Agustus 2014, terdapat saldo kas kecil Rp. 1.750.000, tetapi jumlah
kas kecil secara fisik Rp. 1.950.000. berarti ada selisih kas lebih sebesar Rp. 200.000.

Jurnalnya
D) Kas Kecil Rp. 200.000
K) Selisih Kas Kecil Rp. 200.000

Pada tanggal 31 Agustus 2014, terdapat saldo rekening kas kecil Rp. 1.570.000 tetapi
berdasarkan hitungan fisik berjumlah Rp. 1.750.000. Setelah dilakukan pemeriksaan,
ternyata penerimaan dana kas kecil dari kas besar pada tanggal 15 Agustus 2014
sebesar Rp. 950.000 hanya dicatat Rp. 770.000. kesalah tersebut dapat diperbaiki
dengan jurnal koreksi sebagai berikut :

D)Kas kecil Rp. 180.000


K) Kas Rp. 180.000

F. Latihan Soal

Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!


Pada sebuah perusaahan PT. Sukses Selalu yang menyediakan dana kas kecil yang
terdapat transaksi-transaki pada bulan Desember 2018 sebagai berikut :

 Pada tanggal 4 Desember 2018, diserahkan selembar cek sebesar Rp.2.000.000,-


untuk membentuk kas kecil PT. Sukses Selalu.
 Tanggal 7 Desember 2018, dibeli tunai alat-alat tulis untuk kantor PT. Sukses Selalu
sebesar Rp.96.000,-
 18 Desember dibayarkan biaya angkut sebesar Rp.275.000,-
 Pada tanggal 19 Desember dibayarkan untuk uang makan para karyawan yang lembur
sebesar Rp.150.000,-
 Tanggal 22 Desember dibeli lagi alat-alat tulis kantor sejumlah Rp.70.000,-

11 | P a g e
 Pada tanggal 28 Desember 2018 dilakukan pertanggung jawaban atas pengeluaran-
pengeluaran yang menggunakan kas kecil dan pengisian kembali dana kas kecil.
Buatlah pencatatan dana kas kecil dengan metode:

a. Imprest (dana tetap)


b. Fluktuasi

12 | P a g e
13 | P a g e
A. Pengertian Kas
Kas adalah alat pembayaran yang dapat dipakai untuk membiayai kegiatan
perusahaan. Kas merupakan aktiva yang paling lancar dan harus disediakan di dalam
perusahaan dalam jumlah yang mencukupi untuk kegiatan perusahaan selama periode
tertentu. Namun, bila persediaan kas berlebihan, biasa dinamakan kas menganggur, kas
bila disimpan di perusahaan menjadi tidak produktif.
Ibarat seorang manusia, kas merupakan darah yang akan mengalir di tubuh perusahaan,
kas akan memberikan dukungan makanan terhadap seluruh operasional bagian tubuh
perusahaan. Jika kas yang mengalir mengalami gangguan, maka opersional perusahaan
pun juga akan dapat terganggu. Begitu pentingnya kas bagi sebuah perusahaan atau
bisnis, maka kas merupakan aset yang paling likuid diantara aset-aset lainnya, dan
senantiasa diletakkan di bagian yang paling atas di neraca perusahaan.
Beberapa yang termasuk kas adalah:
1. Uang tunai berupa uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan oleh pemerintah
Indonesia atau oleh pemerintah negara lain.
2. Uang kas yang disimpan di bank dalam bentuk rekening giro.
3. Cek yang diterima dari pihak lain, tetapi belum diuangkan dibank.
4. Cek dalam perjalanan (outstanding cek), yakni cek yang telah dikeluarkan oleh
perusahaan kepada pihak lain, tetapi belum diuangkan ke bank.
5. Cek kasir yakni surat perintah kepada bagian keuangan (kasir) untuk mengeluarkan
uang bagi pihak-pihak lain dalam perusahaan sendiri.
6. Wesel pos yang menurut sifatnya dapat diuangkan pada waktu diperlukan.
7. Simpanan uang di bank-bank luar negeri yang tidak dikenakan pembatasan penarikan.
Saldo simpanan ini di neraca dilaporkan dalam mata uang rupiah sebesar nilai
kursnya.
Beberapa bentuk yang tidak termasuk dalam kas adalah
1. Cek mundur merupakan cek yang mencantumkan tanggal penarikannya pada masa
mendatang. Cek tersebut tidak boleh dibayarkan oleh bank sebelu tanggal yang
tercantum tiba/jatuh tempo.
2. Pembayaran-pembayaran dimuka
3. Prangko dan materai, walaupun dapat digunakan untuk pembayaran dalam jumlah
kecil tetapi oleh bank tidak akan diterima sebagai setoran. Prangko dan materai
digolongkan sebagai perlengkapan.
4. Deposito berjangka, yakni simpanan di bank yang pengambilannya hanya pada
waktu-waktu tertentu.
5. Kas yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan sifatnya terikat, seperti untuk dana
pensiun, pelunasan obligasi, pembayaran deviden.
6. Wesel tagih, yakni perintah tertulis bersyarat kepada tertarik untuk membayar
sejumlah uang tertentu kepada penarik pada tanggal yang telah ditentukan.
1. Karakteristik Kas
Kas mempunyai karakteristik, yaitu :

14 | P a g e
1. Dapat digunakan sebagai alat pembayaran atau alat penukar dalam berbagai
transaksi
2. Dapat diterima oleh bank sebagai setoran sebesar nilai nominal yang tertulis
didalamnya.
3. Merupakan harta yang siap dan mudah untuk di tukar dengan harta lain.
4. Kas terdiri dari saldo kas yang ditangan dan giro yang ada di bank.
5. Perusahaan harus menjaga sedemikian rupa sehingga kas stabil.

2. Sumber Penerimaan Kas


a. Penjualan tunai atas barang barang dagang
b. Pelunasan piutang dari debitur
c. Pengambilan utang pada pihak kreditor
d. Penambahan modal dari pemilik

3. Prinsip Pengendalian Internal Kas


Agar kas tidak disalahgunakan atau tidak dijadikan objek kecurangan, perlu
diadakan pengendalian terhadap kas. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk
pengendalian kas adalah
1. Penerimaan kas
Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan berasal dari penjualan tunai,
penerimaan kas dari piutang dan penerimaan pinjaman dari pembelian kredit.
Prinsip-prinsip pengendalian internal terhadap kas antara lain :
a. Diadakan pembagian tugas antara fungsi penerimaan, pencatatan dan
penyampaian
b. kas.
c. Setiap penerimaan kas dibuatkan bukti penerimaan kas dan harus disetor dalam
jumlah yang penuh ke bank pada hari yang sama atau hari kerja berikutnya.
d. Dibedakan antara fungsi pengelolan dan pencatat kas.
e. Setiap hari dibuat laporan kas baik dari fungsi pengelola kas maupun dari fungsi
pencatatan penerimaan kas.
f. Secara internal, tanpa pemberitahuan lebih dahulu, diadakan pemeriksaan kas.
g. Catatan penerimaan kas dalam jurnal penerimaan kas dapat direkonsiliasi
dengan catatan setoran ke bank yang terdapat dalam rekening koran bank.
2. Pengeluaran kas
Pengeluaran kas dalam suatu perusahaan untuk membayar berbagai macam
transaksi dibuatkan prinsip pengendaliannya. Metode pengendaliannya, antara lain:
a. Setiap pengeluaran kas yang relatif cukup besar dilakukan dengan cek, atas
nama perusahaan penerima pembayaran atau pemindah bukuan.
b. Pengeluaran kas sifatnya rutin dan tidak dapat dilakukan dengan cek (karena
jumlahnya relatif kecil), dilakukan melalui dana kas kecil yang diselenggarakan
dengan sistem imprest.

15 | P a g e
c. Digunakan sistem voucher untu menjamin bahwa pengeluaran-pengeluaran kas
memang untuk perusahaan.
d. Dipisahkan antara yang menulis cek, yang menandatangani dan yang mencatat
kas memang untuk perusahaan.
e. Diadakan pemeriksaan mendadak dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.

Selain itu, dengan sistem pengendalian kas ini, transaksi penerimaan kas yang
dicatat dalam jurnal penerimaan kas dapat direkonsiliasi dengan setoran yang
tercantum dalam rekening Koran bank, dan catatan pengeluaran kas (atau register
cek) dapat direkonsiliasi dengan cek yang diuangkan ke bank, yang tercantum
dalam rekening koran bank.
3. Pemeriksaan kas
Pemeriksaan kas dapat dilakukan secara mendadak tanpa memberitahukan terlebih
dahulu. Tata cara pemeriksaan kas adalah :
a. Saldo kas perusahaan dicocokan dengan keadaan fisik uang dan benda-benda
lain yang ada pada perusahaan.
b. Diadakan pengujian terhadap catatan-catatan dan kegiata-kegiatan perusahaan
seperti kegiatan penyimpanan uang di bank atau pengeluaran uang dengan
menggunakan cek.

B. Penggunaan Cek untuk Pembayaran


1. Pengertian Cek
Cek adalah surat perintah dari pemegang rekening giro kepada banknya agar
mengeluarkan sejumlah uang untuk memberikan kepada pembawa cek/pihak yang
namanya dicantumkan dalam cek tersebut. Dengan demikian cek adalah suatu alat
untuk melakukan tukar-menukar. Karena dapat dibayar atas permintaan si pembawa
(yakni pihak yang kepadanya cek itu dialamatkan), cek juga suatu nilai, sama halnya
dengan lembaran uang. Untuk menggunakan cek, kita harus membuka giro di bank
yang bersangkutan.
2. Pihak-pihak Terlibat dalam Cek
Beberapa pihak yang terkait sehubungan dengan penggunaan cek adalah sebagai
berikut:
a. Penerbit (drawer) : Orang yang mengeluarkan surat cek
b. Tersangkut : yaitu bank yang diberi perintah tanpa syarat untuk membayar
sejumlah uang tertentu
c. Pemegang (holder) : orang yang diberi hak untuk memperoleh pembayaran,
yang namanya tercantum dalam surat cek
d. Pembawa (bearer) : orang yang ditunjuk untuk menerima pembayaran, tanpa
menyebutkan namanya dalam surat cek. (Adanya pembawa ini sebagai akibat
dari klausula atas unjuk yang berlaku bagi surat cek)
e. Pengganti : Orang yang menggantikan kedudukan pemegang surat cek dengan
jalan endosemen. Dalam hal ini surat cek diterbitkan dengan klausula atas
pengganti dengan mencantumkan nama pengganti dalam surat cek.

16 | P a g e
f. Endosan : Pemegang cek dengan kasula kepada pengganti yang mengalihkan hak
tagih kepada pihak lain yang namanya tercantum sebagai pengganti.

3. Jenis-jenis cek
Berikut adalah jenis-jenis cek :

a. Cek Atas Nama


Cek atas nama merupakan yang diterbitkan atas nama seseorang atau badan
hukum tertentu yang tertulis jelas di dalam cek tersebut. Sebagai contoh jika
didalam cek tertulis perintah bayarlah kepada : Tn. Roy Akase sejumlah Rp
3.000.000,- atau bayarlah kepada PT. Marindo uang sejumlah Rp 1.000.000,-
maka cek inilah yang disebut dengan cek atas nama, namun dengan catatan kata
“atau pembawa” dibelakang nama yang diperintahkan dicoret.
b. Cek Atas Unjuk
Cek atas unjuk merupakan kebalikan dari cek atas nama. Di dalam cek atas
unjuk tidak tertulis nama seseorang atau badan hukum tertentu jadi siapa saja
dapat menguangkan cek atau dengan kata lain cek dapat diuangkan oleh si
pembawa cek. Sebagai contoh di dalam cek tersebut tertulis bayarlah tunai, atau
cash atau tidak ditulis kata-kata apa pun.
c. Cek Silang
Cek silang atau cross cheque merupakan cek yang dipojok kiri atas diberi dua
tanda silang. Cek ini sengaja diberi silang, sehingga fungsi cek yang semula tunai
berubah menjadi non tunai atau sebagai pemindahbukuan.
d. Cek Mundur
Cek mundur merupakan cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal seka-
rang, misalnya hari ini tanggal 01 Mei 2002. Sebagai contoh. Tn. Roy Akase
bermaksud mencairkan selembar cek dan di mana dalam cek tersebut tertulis
tanggal 5 Mei 2002. jenis cek inilah yang disebut dengan cek mundur.
e. Cek Kosong
Cek kosong atau blank cheque merupakan cek yang dananya tidak tersedia di
dalam rekening giro. Sebagai contoh nasabah Tn. Rahman Hakim menarik cek
senilai 60 juta rupiah yang tertulis di dalam cek tersebut, akan tetapi dana yang
tersedia di rekening giro tersebut hanya ada 50 juta rupiah. Ini berarti kekurangan
dana sebesar 10 juta rupiah, apabila nasabah menariknya. Jadi jelas cek tersebut
kurang jumlahnya dibandingkan dengan jumlah dana yang ada.
C. Selisih Saldo Kas dan Saldo Bank
Jika semua transaksi yang berkaitan dengan kas dicatat oleh perusahaan dan bank,
maka saldo kas menurut catatan perusahaan harus selalu sama dengan saldo kas dalam
rekening koran bank. Namun demikian, kadang kala saldo kas menurut catatan
perusahaan pada tanggal tetentu tidak sama dengan rekening koran yang terjadi.

Apabila semua transaksi yang berkaitan dengan kas dicatat oleh perusahaan dan
bank, maka saldo kas menurut catatan perusahaan harus selalu sama dengan saldo kas
dalam rekening koran bank. Kadangkala saldo kas menurut catatan perusahaan pada

17 | P a g e
tanggal tertentu tidak sama dengan saldo kas yang tercatat dalam rekening koran bank.
Oleh karena itu, untuk menetapkan saldo kas yang benar, perlu dibuat rekonsiliasi bank.
Berikut transaksi-transaksi yang menyebabkan ketidaksamaan antara saldo kas menurut
catatan perusahaan dan saldo kas menurut rekening koran.
1. Transaksi-transaksi yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan, tetapi
oleh bank belum dicatat. Dalam rekonsiliasi, jumlah tersebut akan menambah saldo
kas pada bank.
Contohnnya:
a. Uang tunai hasil penjualan atau tagihan yang diterima perusahaan belum
disetorkan ke bank.
b. Setoran dalam perjalanan yakni setoran yang dikirimkan ke bank pada akhir
bulan, tetapi baru diterima oleh bank pada bulan berikutnya.
c. Setoran yang diterima oleh bank pada akhir bulan, tetapi dilaporkan sebagai
setoran bulan berikutnnya karena laporan bank sudah tutup.
2. Transaksi-transaksi yang sudah dicatat sebagai penerimaan bank, tetapi belum dicatat
oleh perusahaan. Dalam rekonsiliasi, jumlah tersebut akan menambah saldo kas
perusahaan.
Contohnnya :
a. Bunga (jasa giro) yang diperhitungkan oleh bank atas simpanan perusahaan dan
b. Hasil inkaso oleh bank.
3. Transaksi yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai pengeluaran, tetapi oleh bank
belum dicatat. Dalam rekonsiliasi, jumlah tersebut akan mengurangi saldo kas di
bank.
Contohnya :
a. Cek yang beredar, yakni cek yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan dan sudah
dicatat sebagai pengeluaran kas, tetapi oleh penerima cek belum diuangkan di
bank sehingga bank belum dapat mencatat transaksi tersebut.
b. Cek yag ditulis dan dicatat dalam jurnal pengeluaran kas, teapi ceknya belum
diserahkan kepada pihak yang dibayar.
4. Transaksi yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran, tetapi belum dicatat oleh
perusahaan. Dalam rekonsiliasi, jumlah tersebut akan mengurangi saldo kas
perusahaan.
Contohnya :
a. Bunga yang diperhitungkan oleh bank karena pengambilan uang kas berlebih.
Dengan kesalahan tersebut saldo kas harus dikredit.
b. Biaya administrasi bank yang menjadi beban perusahaan.
c. Biaya inkaso oleh bank atas relasi perusahaan.
5. Adanya kesalahan pencatatan, baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun bank.
Transaksi yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai penerimaan, tetapi ditolak oleh
bank. Dalam rekonsiliasi, jumlah tersebut akan mengurangi saldo kas perusahaan.
Contoh cek yang diterima dari langganan disetorkan ke bank namun ditolak oleh bank
karena tidak ada dananya (cek kosong).
Kasus yang mempengaruhi saldo kas bank

18 | P a g e
Menurut Catatan Perusahaan Menurut Catatan/Rekening Koran
Bank
Menambah jika: Menambah jika :
1. Penerimaan yang sudah dicatat oleh bank, 1. Setoran/penerimaan yang sudah dicaat
tapi belum dicatat oleh perusahaan. oleh perusahaan, tapi belum dicatat oleh
Contohnya : transfer bank, jasa giro, hasil bank. Contohnya : setoran dalam proses,
inkaso bank,dll. penerimaan tagihan belum disetor ke bank.
2. Kesalahan mencatat pengeluaran terlalu 2. Kesalahan mencatat pengeluaran terlalu
besar/tinggi. tinggi.
3. Kesalahan mencatat penerimaan terlalu 3. Kesalahan mencatat penerimaan terlalu
rendah. rendah.
Mengurangi jika : Mengurangi jika :
1. Pengeluaran yang sudah dicatat oleh 1. Pengeluaran yang sudah dicatat oleh
bank, namun belum dicatat oleh perusahaan, belum dicatat oleh bank.
oerusahaan. Contohnya : biaya Contohnya : cek dalam peredaran.
administrasi bank, cek di tempat 2. Kesalahan mencatat pengeluaran terlalu
(pengambilan uang dari bank tidak rendah.
mempergunakan cek melainkan 3. Kesalaha mencatat penerimaan terlalu
menggunakan formulir khusus dari bank) tinggi.
2. Kesalahan mencatat pengeluaran terlalu
rendah.
3. Kesalahan mencatat penerimaan terlalu
tinggi.
4. Setoran cek yang ditolak/tidak cukup
dana.

D. Rekonsiliasi Bank
1. Pengertian Rekonsiliasi Bank
Jika penerimaan kas oleh perusahaan disetorkan ke bank dan semua pengeluaran
yang jumlahnya relatif besar dilakukan dengan penarikan cek, maka transaksi yang
demikian akan dicatat oleh perusahaan dan pihak bank. Oleh perusahaan, semua
penerimaan uang dicatat pada jurnal penerimaan kas. Oleh bank, uang disetor dari
perusahaan dan pengambilan uang oleh perusahaan dilakukan dengan cek dan akan
dicatat dalam rekening giro atau rekening koran.
Setoran dari perusahaan oleh pihak bank akan dicatat di kredit rekening koran
merupakan utang bagi bank). Sebaliknya, uang di bank yang diambil oleh perusahaan
dengan menggunakan cek akan dicatat oleh bank dalam rekening koran (merupakan
piutang bagi bank)
Setiap akhir bulan, bank membuat laporan yang disarankan kepada perusahaan berupa
rekening koran yang membuat data tentang hal berikut ini:
1. Saldo awal simpanan perusahaan
2. Penambahan setoran, baik berupa uang tunai, cek maupun hasil penagihan piutang
usaha yang dilakukan oleh bank.

19 | P a g e
3. Pengembalian uang oleh perusahaan dengan cek, transfer atau pembayaran utang
usaha perusahaan melalui bank.
4. Pendapatan bunga (jasa giro) yang sudah diperhitungkan oleh bank.
5. Beban administransi bank dan beban inkaso bank harus ditanggung oleh
perusahaan.
6. Saldo akhir simpanan perusahaan pada waktu dibuat laporan bank.

Saldo rekening koran yang diterima dari bank terhadap tidak sama dengan saldo
kas menurut catatan perusahaan. Jika hal ini betul-betul terjadi, pihak perusahaan akan
mencari sebab terjadinya ketidaksesuaian antara ke dua saldo tersebut. Tindakan ini
disebut rekonsiliasi bank.
Rekonsiliasi bank adalah pembuatan laporan oleh pihak perusahaan mengenai
saldo kas dan penjelasan sebab-sebab terjadinya ketidaksesuaian anatara saldo kas
perusahaan dan saldo kas pada bank yang dilaporkan dalam rekening koran.
Kegunaan rekonsiliasi bank antara lain adalah sebagai berikut :
1. Mengecek ketelitian pencatatan kas perusahaan dengan pencatatan kas di bank.
2. Mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang sudah dilakukan oleh bank, tetapi
belum dicatat oleh perusahaan.
3. Untuk membuktikan bahwa semua transaksi kas dan pencatatannya telah dilakukan
dengan benar.

2. Pengertian Rekening Koran


Rekening koran adalah laporan yang diberikan Bank setiap bulan kepada
pemegang rekening Giro yang berisikan informasi tentang transaksi yang dilakukan
oleh Bank terhadap rekening tersebut selama satu bulan dan saldo Kas di Bank.
Fungsi rekening koran dalam akuntansi adalah sebagai tempat aliran kas perusahaan.
Semua kas disetorkan ke dalam dan dikeluarkan dari rekening ini karena semua
transaksi diputar melalui rekening tersebut.
3. Hubungan antara Rekening Koran dan Penyusunan Rekonsiliasi Bank
Sebelumnya kita sudah membahas mengenai pengertian dari rekonsiliasi bank
dan rekening koran. Berdasarkan pengertian tersebut sangatlah jelas hubungan antara
rekening koran dan penyusunan rekonsiliasi bank yaitu rekonsiliasi bank yang akan
disusun harus mempunyai dasar penyusunannya, dasar penyusunan rekonsiliasi bank
adalah rekening koran karena rekening koran memuat informasi transaksi-transaksi
yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mempunyai rekening giro di suatu bank,
dan rekonsiliasi bank tersebut mengoreksi jika terjadi ketidaksamaan pencatatan saldo
antara Bank dengan perusahaan.
Jadi, hubungannya bahwa rekening koran adalah laporan yang diberikan bank
setiap bulan kepada pemegang rekening giro yang berisikan informasi transaksi yang
dilakukan bank terhadap rekening tsb selama satu bulan yang sebelumnya disusun
oleh penyusun rekonsiliasi bank berupa laporan kas statement yang berisi semua
transaksi penyetoran selama periode tertentu.
4. Proses Penyusunan Rekonsiliasi Bank
Tahap-tahap penyusunan rekonsiliasi bank

20 | P a g e
1. Buat dua kolom untuk bank dan rekening bank menurut perusahaan, tulis saldo
menurut bank dan saldo menurut perusahaan
2. Tambahkan atau kurangkan pada saldo menurut bank yaitu :
a. Tambahkan setoran dalam perjalanan pada saldo menurut bank
b. Kurangkan cek dalam perjalanan dari saldo bank
3. Tambahkan atau kurangkan pada saldo menurut buku
a. Tambahkan pada saldo menurut bank penerimaan-penerimaan kas langsung
melalui bank, pendapatan bunga atas giro.
b. Kurangkan dari saldo menurut buku biaya administrasi bank, biaya pencetakan
cek dan pengurangan lain yang dilakukan oleh bank, misalnya karena ada
pengembalian cek kosong.
4. Hitunglah saldo menurut bank dan saldo menurut perusahaan yang telah
disesuaikan, keduanya saldonya harus sama.
5. Buatlah jurnal untuk setiap hal yang terdapat pada butir tiga di atas yaitu hal-hal
yang tercantum pada saldo menurut perusahaan.
6. Berbaiki semua kesalahan yang terdapat dalam pembukuan perusahaan, sampaikan
pemberitahuan ke bank jika bank telah melakukan kesalahan.

5. Bentuk Rekonsiliasi Bank


Terdapat beberapa bentuk dalam penyusunan rekonsiliasi bank, perhatikan contoh
berikut :
Pada tanggal 31 Juli 2014 PT. Maju Pesat menerima laporan dari bank berupa
rekening koran yang menunjukan saldo kredit sebesar Rp. 16.848.000, sedangkan
saldo kas perusahaan menunjukan saldo debit sebesar Rp. 18.420.000. setelah
diadakan pemeriksaan, perbedaan tersebut disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
a. Setoran dalam proses tanggal 26 Juli 2014 Rp. 2.900.000
b. Biaya administrasi Rp. 48.000
c. Uang kas perusahaan yang belum disetorkan ke bank Rp. 1.200.000
d. Jasa giro bank untuk perusahaan Rp. 267.000
e. Cek yang beredar adalah :
Nomor 0101 sebesar Rp. 1.800.000
Nomor 0104 sebesar Rp. 2.400.000
Nomor 0107 sebesar Rp. 636.000
f. Hasil penagihan perusahaan (menambah akun bank) sebesar Rp. 3.036.000, tetapi
oleh perusahaan dicatat Rp. 3.063.000.
g. Selembar cek yang diterima oleh perusahaan dan disetorkan ke bak ditolak karena
tidak cukup dananya sebesar Rp. 2.500.000 dan cek dikelmbalikan kepada
perusahaan sebagai lampiran rekening koran.

Jawaban dari soal tersebut dapat dicatat sebagai berikut :


Bentuk skontro (saldo kas dan saldo bank yang benar)

21 | P a g e
PT. MAJU PESAT
Laporan Rekonsiliasi Bank
Per 31 Juli 2014

Saldo menurut Rp. 18.420.000 Saldo menurut Rp. 16.848.000


Perusahaan Bank
Ditambah: Ditambah:
Jasa giro bank Rp. 267.000 Setoran dlm Rp. 2.900.000
Rp. 18.687.000 proses
Dikurangi: Uang kas yang Rp. 1.200.000
Beban Rp. 48.000 belum disetor
adm,bank Rp. 4.100.000
Kesalahan Rp. 27.000 Dikurangi:
catat Cek dalam
Cek kosong Rp. 2.500.000 peredaran
Rp. 2.575.000 No. 0101 Rp. 1.800.000
No. 0104 Rp. 2.400.000
No. 0107 Rp. 636.000
Rp. 4.836.000

Rp. 16.112.000
Rp. 16.112.000

Bentuk stafel/vertikal (saldo kas dan saldo bank yang benar)

PT. MAJU PESAT


Laporan Rekonsiliasi Bank
Per 31 Juli 2014
Saldo menurut Perusahaan Rp. 18.420.000
Ditambah:
Jasa giro bank Rp. 267.000

Dikurangi: Rp. 18.687.000


Beban adm,bank Rp. 48.000
Kesalahan catat Rp. 27.000
Cek kosong Rp. 2.500.000
Rp. 2.575.000

Rp. 16.112.000

Saldo rekening koran bank


Ditambah:
Setoran dalam proses Rp. 2.900.000
Uang kas yang belum disetor Rp. 1.200.000

Dikurangi: Rp. 4.100.000

22 | P a g e
Cek dalam peredaran: Rp. 20.948.000
No. 0101 Rp. 1.800.000
No. 0104 Rp. 2.400.000
No. 0107 Rp. 636.000

Rp. 4.836.000
Rp. 16.112.000

6. Ayat Penyesuaian Setelah Rekonsiliasi Bank


Dalam laporan rekosiliasi bank bentuk pertama dapat diketahui berapa
sebenarnya saldo bank dan saldo kas yang benar. Bentuk pertama sering digunakan
oleh bagian internal perusahaan. Pada bentuk rekonsiiasi bank yang kedua dapat
diketahui sebab-sebab terjadinya perbedaan saldo. Bentuk kedua tersebut biasanya
digunakan oleh akuntan dalam melakukan pemeriksaan kas.
Berdasarkan hasil laporan rekonsiliasi bank bentuk pertama segera dapat dibuat
jurnal penyesuaian khusus transaksi-transaksi yang mempengaruhi kas perusahaan,
sebagai berikut:
Kas Rp. 267.000
Pendapatan jasa giro Rp. 267.000
Beban administrasi bank Rp. 48.000
Kas Rp. 48.000
Piutang usaha Rp. 27.000
Kas Rp. 27.000
Piutang usaha Rp. 2.500.000
Kas Rp. 2.500.000
Jurnal berikut dapat digabung sebagai berikut :
Piutang usaha Rp. 2.527.000
Bebam administrasi bank Rp. 48.000
Pendapatan jasa giro Rp. 267.000
Kas Rp. 2.308.000

E. Latihan Soal

Kerjakan soal berikut ini dengan baik dan benar!


Pada tanggal 1 Juli 2016 perkiraan bank di buku besar PT.DEBET memperlihatkan saldo
senilai Rp. 2.303.000. Di bulan Juli 2016 buku penerimaan kas memeperlihatkan jumlah
senilai Rp. 4.730.000. Tapi pada buku pengeluaran kas memeperlihatkan jumlah senilai
Rp 6.572.725. Data yang berrkaitan rekonsiliasi bank antara lain seperti berikut:

23 | P a g e
1. Cek-Cek yang beredar:

2. Sudah di kredit oleh Bank, jasa gito pada bulan Juli 2016 senilai Rp 7.425

3. Cek nomor 10203 senilai Rp 157.000 dicatat dalam laporan buku pengeluaran senilai
Rp 175.000

4. Sedangkan untuk cek nomor 10217 senilai Rp 240.000 dibukukan senilai Rp 24.000.
semuanya untuk pembelian barang dagangan.

5. Dan setoran kas senilai Rp 925.000 pada tanggal 31 Juli 2016 belum dicatat dalam
rekening koran bank, sebab kas telah ditutup.

6. Bank sudah membebankan biaya administrasi di bulan Juli 2016 senilai Rp 1.000 dan
ongkos buku cek senilai Rp 650. Jumlah itu belum dibukukan oleh PT.DEBET

7. Bank sudah mengkredit rekening PT.DEBET atas kiriman uang dengan jumlah Rp
199.950 yang diperoleh dari pelanggan untuk melunasi utangnya.

8. Setoran cek yang diperoleh dari PT.DEBET senilai Rp 120.000 pada tanggal 28 Juli
2016 sudah ditolak sebab saldo tidak mencukupi.

Diminta:

a. Buatlah Bank rekonsiliasi per 31 Juli 2016 untuk menyesuaikan saldo menurut
rekening korang dengan saldo berdasarkan perkiraan bank
b. Buatlah jurnal penyesuaian yang dibutuhkan!

24 | P a g e
25 | P a g e
A. Pengetian Aset Tetap
Aset tetap diperoleh untuk digunakan dalam operasi perusahaan. Aset tetap adalah
aset berwujud Yang memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun,.dimiliki
perusahaan, digunakan dalam operasi perusahaan, dan tidak untuk dijual kembali.

1. Jenis-jenis aset tetap


Aset tetap dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu aset tetap berwujud dan tidak
berwujud.
a. Aset tetap berwujud (tangible fixed assets) adalah aset tetap yang secara fisik
dapat dipergunakan dalam „operasi perusahaan. Aset ini meliputi semua barang
yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dipakai secara aktif dalam operasi
perusahaan dan mempunyai masa kegunaan relatif permanen.
b. Aset tetap tidak berwujud (intangible fixed assets) adalah aset yang umurnya
panjang dan memberikan manfaat bagi operasi perusahaan, tetapi tidak
mempunyai bentuk fusik. Aset ini, meliputi hak-hak preferensi (istimewa) yang
dijamin oleh undang-undang, kontrak, perjanjian, dan memiliki manfaat dalam
waktu relatif permanen.
2. Pengeluaran untuk aset tetap
Pengéluaran untuk aktiva tidak Iancar dapat dikelompokkan menjadi:
a. Pengeluaran pada waktu perolehan.
b. Pengeluaran seteleh aktiva tersebut diperoleh yang dapat dirinci menjadi:
1) Pengeluaran pendapatan yang lazim disebut revenue expenditure.
2) Pengeluaran modal yang lazim disebut capital expenditure.

3. Pencatatan perolehan aset tetap


Aset tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara Iain:
a. Diperoleh dengan harga lumpsump (gabungan).
b. Diperoleh dengan pembayaran berkala.
c. Pembelian dengan cara leasing.
d. Perolehan dengan trade-in.
e. Perolehan dengan menerbitkan surat berharga.
f. Perolehan dari donasi.
g. Dibangun sendiri.

B. Karakteristik Aset Tetap


Berikut adalah karakteristik yang dimiliki oleh aset tetap dalam sebuah perusahaan.
1. Digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan dan bukan untuk diperjual beIikan

Dalam hal ini sepeda motor yang dimiliki oleh perusahaan pengantar barang dan juga
sepeda motor yang ada di diler berbeda perlakuannya. Sepeda motor pada perusahaan
yang menjual jasa pengiriman barang merupakan aset tetap karena digunakan dalam
kegiatan operasional perusahaan. Sedangkan sepeda motor yang ada atau pun

26 | P a g e
dipajang di diler sepeda motor adalah barang dagang. Hal itu disebabkan sepeda
merupakan barang dagangan bagi diler sehingga bukan aset tetap.

2. Bukan merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan


Aset tetap tidak termasuk dalam investasi jangka panjang bagi perusahaan. Contoh:
tanah yang dibeli peruslahaan untuk keperluan ekspansi di masa yang akan datang
digolongkan sebagai investasi jangka panlang. Akan tetapi, tanah yang dimiliki
perusahaan sebagai tempat kegiatan usaha adalah aset tetap

3. Digunakan Perusahaan dalam jangka waktu beberapa periode akuntansi


Aset-tetap digunakan perusahaan dalam jangka waktu beberapa periode akuntansi.
Contoh: masa manfaat aset tetap dapat diukur |ebih dari satu tahun, seperti manfaat
bgngunan, mesin, dan tanah.

4. Memiliki nilai material yang cukhp besar


Aset tetap merupakan aset dengan nilai material yang cukup besar. Contoh: bangunan,
tanah, inventaris, dgn mesin. Sedang aset yang nilainya kecil walaupun dapat
digunékan untuk beberapa tahun .tldak dlanggap sebagai aset tetap, seperti kalkulator,
gunting, dan tangga.

C. Penilaian Aset Tetap dan Akun-akun yang Tergolong Aset Tetap


Perusahaan menilai setiap aset tetap yang dimilikinya berdasarkan dari harga
perolehan aset tetap. Harga perolehan ini juga disebut dengan biaya historis (historical
cost). Dalam menetapkan nilai aset tetap berdasarkan biaya historis harus
mempertimbangkan berbagai hal. Pertimbangan dalam menetapkan nilai aset yang
diperoleh berdasarkan biaya historis, yaitu:
1) Pada tanggal akuisisi biaya mencerminkan nilai pasar yang wajar.
2) Biaya historis melibatkan transaksi yang sebenarnya.
3) Keuntungan dan kerugian tidak boleh diantisipasi, tetapi harus diakui ketika harta itu
dijual.
Dalam sebuah perusahaan terdapat berbagai aset tetap yang dimiliki. Di mana setiap
aset tersebut nantinya akan dicatat untuk kegiatan pelaporan perusahaan dalam setiap
akun. Banyak jenis akun dalam perusahaan yang tergolong dalam aset tetap. Namun,
klasifikasi aset tetap yang dibuat oleh perusahaan biasanya terdiri dari tanah, gedung,
kendaraan, peralatan kantor, dan mesin-mesin pabrik.

Semua jenis aset tetap di atas adalah aset yang digunakan untuk perusahaan dalam
melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Kepemilikan aset tetap tersebut tidak untuk
diperjualbelikan, namun untuk memperlancar kegiatan perusahaan..

D. Perolehan dan Penilaian


Untuk dapat mencatat aktiva tetap, perusahaan harus dapat mengetahui terlebih dahulu
harga perolehan aktiva tetapnya. Harga perolehan (adcost), adalah semua pengeluaran
yang dilakukan untuk memperoleh aktiva tetap sampai aktiva tersebut siap untuk
digunakan.

27 | P a g e
Adapun harga perolehan aktiva tetap yang dipengaruhi transaksi berikut:
1. Pembelian Tunai
Aktiva yang diperoleh dengan cara pembelian tunai dicatat sebesar uang yang
dikeluarkan, yaitu terdiri dari harga belinya termasuk bea impor dan PPN masukan,
atau biaya pembangunan ditambah biaya-biaya yang dapat didistribusikan secara
langsung seperti biaya angkut, biaya pemasangan, biaya balik nama, biaya simpan
dan bongkar muat, juga biaya profesional seperti arsitek.
2. Pembelian secara gabungan (Lumpsum)
Jika dalam pembelian yang diperoleh lebih dari satu macam aktiva maka harga
perolehan dialokasikan pada masing-masing aktiva, menurut PSAK No.16 :

Harga perolehan dari setiap aktiva yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan
mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar setiap
aktiva yang bersangkutan.
Contoh :
Suatu tanah, bangunan dan peralatan diperoleh dengan harga Rp.80.000.000,-
,menurut taksiran fiskal harga masing-masing aktiva tersebut adalah : Tanah Rp.
14.000.000,- bangunan Rp. 30.000.000,- dan peralatan Rp. 6.000.000,- maka untuk
menentukan harga perolehan masing-masing aktiva tersebut adalah :
Aktiva Taksiran Alokasi HP berdasarkan nilai HP aktiva
Tetap Fiskal relatif yang ditaksirkan (Rp) tetap
(Rp)
Tanah 14.000.000 22.400.000
Bangunan 30.000.000 48.000.000
Peralatan 6.000.000 9.600.000
Jumlah 50.000.000 - 80.000.000

Jurnal:
Keterangan Debet Kredit
Tanah Rp.22.400.000,-
Bangunan Rp.48.000.000,-
Peralatan Rp.9.600.000,-
-Kas/Utang Usaha Rp.80.000.000,-

3. Pembelian dengan kontrak jangka panjang (Purchases on Long Term Contract)


Apabila aktiva tetap diperoleh dengan pembelian angsuran maka harga perolehan
tidak termasuk bunga. Bunga yang dibebankan pada saldo yang belum dibayar atas
kontrak dicatat sebagai biaya.
Contoh :
Pada tanggal 2 Januari 2015 PT. DNA membeli sebuah gedung dengan cara mencicil
seharga Rp. 750.000.000 dengan uang muka Rp. 250.000.000 sisanya diangsur setiap
akhir tahun selama dua tahun dengan bunga 5% per tahun.

Jurnal:

28 | P a g e
Tanggal Keterangan Debet Kredit
2 Jan 2015 Building Rp.750.000.000
Cash Rp.250.000.000
Contract Payable Rp.500.000.000

Saat pembayaran angsuran pertama dilakukan perhitungan bunga angsuran sebagai


berikut:
Perhitungan : Pembayaran angsuran pertama Rp. 250.000.000
*) Bunga 5% x Rp. 500.000.000 Rp. 25.000.000
Rp. 275.000.000
*) Bunga dihitung dari Saldo Hutang Kontrak
Jurnal:
Tanggal Keterangan Debet Kredit
2 Jan 2016 Contract Payable Rp.250.000.000
Interest Expense Rp.25.000.000
Cash Rp.275.000.000

Pembayaran angsuran terakhir dilakukan perhitungan bunga angsuran sebagai berikut:


Perhitungan : Pembayaran angsuran terakhir Rp. 250.000.000
*) Bunga 5% x Rp. 250.000.000 Rp. 12.500.000
Rp. 262.500.000
Jurnal:
Tanggal Keterangan Debet Kredit
2 Jan 2017 Contract Payable Rp.250.000.000
Interest Expense Rp.12.500.000
Cash Rp.262.500.000

4. Menerbitkan Surat Berharga (Insuence of Securities)


Aktiva yang cara perolehanya dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi, dicatat
sebesar harga pasar saham/obligasi. Dan jika harga pasar saham tidak diketahui maka
harga perolehan aktiva ditentukan sebesar harga pasar dari aktiva tersebut. Pertukaran
aktiva dengan saham atau obligasi akan dicatat dalam rekening modal saham atau
hutang obligasi sebesar nilai nominalnya. Selisih nilai tukar dengan nilai nominal
dicatat dalam rekening Premium atau Discount.
Contoh :
PT. BTS menukarkan sebuah mesin dengan 2.000 lembar saham biasa, nominal Rp.
10.000 per lembar pada saat pertukaran harga pasar saham @Rp. 11.000 per lembar,
maka :
Nilai Kurs = 2.000 x Rp. 11.000 = Rp. 22.000.000
Nilai Nominal = 2.000 x Rp. 10.000 = Rp. 20.000.000
Premium on Common Stock Rp. 2.000.000
Jurnal:
Keterangan Debet Kredit

29 | P a g e
Machine Rp.22.000.000
Common Stock Rp.20.000.000
Premium on Common Stock Rp.2.000.000

5. Membangun Sendiri (Self Contruction)


Dalam pembuatan aktiva biaya bahan, upah langsung dan biaya produksi langsung
dibebankan ke dalam harga pokok. Untuk mengetahui berapa besar biaya produksi tak
langsung yang harus dibebankan pada aktiva yang dikerjakan, ada dua cara:
a. Kenaikan biaya FOH (overhead) yang dibebankan kepada aktiva tetap
Harga perolehan aktiva tetap yang dibuat adalah semua biaya langsung ditambah
dengan kenaikan FOH
b. Biaya FOH (overhead) dialokasikan dengan tarif pembuatan aktiva dan produksi
Harga perolehan aktiva adalah semua biaya langsung ditambah tarif yang menjadi
beban aktiva tersebut. Apabila harga perolehan aktiva lebih rendah dari harga beli
diluar, maka selisihnya merupakan penghematan biaya dan tidak boleh diakui
sebagai laba. Dan jika harga pokok aktiva lebih tinggi daripada harga beli diluar,
maka selisihnya harus diakui sebagai rugi.
6. Sumbangan atau perolehan kembali (Donation of Discovery)
Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah harus diakui sebesar nilai pasar wajarnya dan
apabila dalam menerima hadiah atau sumbangan tersebut dikeluarkan biaya, maka
modal hadiah akan berkurang sebesar biaya tersebut.
Contoh :
PT. POWER memperoleh sumbangan atau hadiah dari pemerintah berupa tanah dan
bangunan dengan nilai masing-masing Rp. 40.000.000,00 dan Rp. 60.000.000,00
Jurnal:
Keterangan Debet Kredit
Land Rp.40.000.000
Building Rp.60.000.000
Donated Capital Rp.100.000.000

E. Latihan Soal

Kejakan soal beikut dengan baik dan benar!

1) PT. Esa mendapatkan mesin baru seharga Rp. 160.000.000,- dengan cara menukar
mesin lama yang dimiilki PT. Jaka Purnama. Mesin lama terhitung mempunyai nilai
buku Rp. 80.000.000 dengan harga pokok Rp. 120.000.000, akumulasi penyusutan
sebesar Rp. 40.000.000. Harga pasar wajar mesin lama Rp. 60.000.000 dan
tombokan penukaran disetujui sebesar Rp. 90.000.000. Hitunglah harga perolehan
pada pertukaran asset tetap tersebut dan buatlah jurnalnya!
2) Pada tanggal 1 Januari, PT Lisa membeli tanah, gedung dan peralatan dengan harga
total sebesar Rp. 100.000.000. harga pasar masing-masing untuk tanah sebesar Rp.

30 | P a g e
45.000.000, untuk gedung seharga Rp. 75.000.000 dan untuk peralatan seharga Rp.
30.000.000. Hitunglah harga perolehan asset tetap gabungan dan jurnalnya!

31 | P a g e
32 | P a g e
Penggunaan aktiva tetap tidak lepas dari pengertian penyusutan (depreciation),
penyusutan merupakan proses alokasi harga perolehan menjadi beban selama usia ekonomis
aktiva tetap secara rasional dan sistematis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusutan:

1. Harga perolehan (cost)


2. Umur ekonomis aktiva tetap (economic life)
3. Nilai sisa (salvage/residual value)

Metode penyusutan terdiri dari:


A. Metode Garis Lurus (straight line method)
Cirinya: sederhana, penyusutan per periode tetap, tidak memperhatikan pola pengunaan
aktiva tetap.
Penyusutan = (Harga perolehan - Nilai sisa) : Umur ekonomis.
Atau
Tarif Penyusutan = 100% : Umur ekonomis
Penyusutan = Tarif * Harga Perolehan
Misalnya:
Awal 2001 diperoleh peralatan dengan harga perolehan sebesar Rp. 10.100.000,- dan
diperkirakan dapat digunakan selama 5 tahun dengan nilai sisa Rp. 100.000,-
Beban penyusutan/thn = (10.100.000 – 100.000) : 5 = Rp. 2.000.000,-.
Skedul Penyusutan:
Beban Akum.
Akhir Harga Penyusuta penyusuta Nilai
tahun Perolehan n n Buku
2001 10.100.000 2.000.000 2.000.000 8.100.000
2002 10.100.000 2.000.000 4.000.000 6.100.000
2003 10.100.000 2.000.000 6.000.000 4.100.000
2004 10.100.000 2.000.000 8.000.000 2.100.000
2005 10.100.000 2.000.000 10.000.000 100.000

B. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)


Menghasilkan beban penyusutan yang semakin menurun setiap periode. Ciri-cirinya :
tarif penyusutan tetap dan merupakan dua kali tarif garis lurus, beban penyusutan per
periode semakin menurun, perhitungan penyusutan tanpa memperhatikan estimasi nilai
sisa , metode ini selalu menghasilkan angka yang harus dibulatkan pada akhir umur
ekonomis.
Misal:
Awal 2001 diperoleh peralatan dengan harga perolehan Rp. 13.000.000,- dan estimasi
nilai sisa Rp. 1.000.000,- diperkirakan umur ekonomis peralatan tersebut 5 tahun.
Beban penyusutan = Tarif Garis Lurus * 2
= (100% : 5) * 2
= 40%
Skedul penyusutan:

33 | P a g e
Akhir Harga Tarif Beban Akum. Nilai
tahun Perolehan Penyusutan Penyusutan Penyusutan Buku
2001 13.000.000 40% 5.200.000 5.200.000 7.800.000
2002 13.000.000 40% 3.120.000 8.320.000 4.680.000
2003 13.000.000 40% 1.872.000 10.192.000 2.808.000
2004 13.000.000 40% 1.123.000 11.315.000 1.685.000
2005 13.000.000 40% 685.000 12.000.000 1.000.000

C. Metode Unit Aktivitas (Units of Activity Method)


Menghasilkan beban penyusutan yang berfluktuasi setiap periode, tergantung besar
kecilnya aktivitas yang dilakukan. Cirinya: beban penyusutan per periode berfluktuasi,
tarif penyusutan tetap, diperhatikan pola penggunaan.
Tarif Penyusutan = (Harga Perolehan – Nilai Sisa) : Estimasi Aktivitas
Penyusutan = Tarif Penyusutan * Aktivitas yang dilakukan.
Misalnya:
Awal 2001 diperoleh peralatan dengan harga perolehan Rp. 10.100.000,- dengan estimasi
nilai sisa Rp. 100.000,- diperkirakan dapat digunakan selama 100.000 jam. Penggunaan
peralatan tersebut adalah pada tahun 2001 sebanyak 20.000 jam, tahun 2002 sebanyak
30.000 jam, tahun 2003 sebesar 10.000 jam, tahun 2004 sebanyak 40.000 jam.
Beban penyusutan :
Tarif/jam = (10.100.000 – 100.000) : 100.000 jam
= Rp. 100/jam
Skedul penyusutan:
Beban Akum.
Akhir Harga Jam kerja penyusuta Penyusuta Nilai
Tahun Perolehan Tarif/jam aktual n n buku
2001 10.100.000 100 20.000 2.000.000 2.000.000 8.100.000
2002 10.100.000 100 30.000 3.000.000 5.000.000 5.100.000
2003 10.100.000 100 10.000 1.000.000 6.000.000 4.100.000
2004 10.100.000 100 40.000 4.000.000 10.000.000 100.000

D. Metode Jumlah Angka Tahun

Pada dasarnya, Metode penyusutan aset tetap berdasarkan jumlah angka tahun
mempunyai dasar konsep yang mirip dengan konsep metode penyusutan saldo menurun.
Metode jumlah angka tahun merupakan penyusutan dipercepat berdasar pada
pertimbangan biaya maintenance (perawatan) serta perbaikan aktiva tetap semakin lama
cenderung bertambah seiring pertambahan usia aktiva tetap itu sendiri.

Mesin contohnya, makin lama makin menurun performanya. tidak seperti awal awal
mesin baru, mesin yang lebih lama cenderung menurun performanya. Nilai penyusutan
yang berkurang pada periode berikutnya akan diimbangi oleh meningkatnya biaya
maintenance dan juga perbaikan.

34 | P a g e
Dalam menentukan tarif penyusutan aset tetap dalam bentuk pecahan yang diitung
dengan cara:

1. Pembilang (numerator) menggunakan angka tahun dimulai tahun yang terbesar ke


tahun terkecil.
2. Penyebut (denumerator) adalah jumlah angka tahun.

Contoh, jika umur ekonomis aset adalah selama 4 tahun maka penyebut bilangan
(angka) pecahannya adalah jumlah angka tahun yaitu 1 + 2 + 3 + 4 = 10. Angka
pembilang tahun ke-1 hingga tahun ke-4 masing-masing adalah 4,3,2, dan 1. Tarif
penyusutan tahun ke-1 adalah 4/10, tahun ke-2 adalah 3/10, tahun ketiga 2/10 serta
terakhir tahun keempat 1/10.

Contoh:

Pada tanggal 2 Januari 2014, PT Foraz membeli sebuah mesin untuk meningkatkan
produksinya. Harga perolehan Mesin Sebesar Rp 135.000.000,00 dengan taksiran nilai
sisa (salvage value) sebesar Rp 15.000.000,00. Dan ditaksir, mesin tersebut hanya
mampu berproduksi sampai dengan 4 tahun !

Perhitungan:

JAT (Jumlah Angka Tahun) : 1+2+3+4 = 10

Dasar Penyusutan = Rp 135.000.000,00 - Rp 15.000.000,00

= Rp 120.000.000,00

Tahun Tarif Dasar Penyusutan Penyusutan

1. 4/10 Rp. 120.000.000,00 Rp. 48.000.000,00

2 3/10 Rp. 120.000.000,00 Rp. 36.000.000,00

3 2/10 Rp. 120.000.000,00 Rp. 24.000.000,00

4 1/10 Rp. 120.000.000,00 Rp. 12.000.000,00

Pencatatan:

Jurnalnya sama saja dengan metode garis lurus ataupun saldo menurun.

35 | P a g e
31 Desember 2014

Debit | Depreciation Rp 48.000.000

Kredit | Accumulated Depreciation Rp 48.000.000

Untuk tahun berikutnya juga sama jurnalnya

31 Desember 2015

Debit | Depreciation Rp 36.000.000

Kredit | Accumulated Depreciation Rp 36.000.000

Begitupun dengan jurnal jurnal tahun berikutnya, sama. hanya angka yang berbeda.

E. Latihan Soal

Kerjakan soal berikut dengan baik dan benar!

1) Tanggal 1 Agustus 2000 PT ABC membeli sebuah mobil Toyota Kijang seharga
Rp170.000.000,-. Untuk biaya balik nama, pengujian, dan keperluan lainnya
dibayar Rp. 5.000.000,-. Mobil tsb ditaksir memiliki umur ekonomis 5 tahun dengan
nilai sisa Rp 50.000.000

Diminta:
Hitunglah penyusutan pada tahun 2000 dan buatlah tabel penyusutan selama 5 tahun,
dengan menggunakan metode garis lurus.

2) Tanggal 1 Mei 2000 CV ABC membeli sebuah mesin fotocopy seharga Rp.
50.000.000. mesin fotocopy tersebut ditaksir memiliki umur ekonomis 4 tahun dengan
nilai sisa Rp 5.000.000

Diminta:
Hitunglah penyusutannya dan buatlah tabel penyusutan dengan menggunakan metode
jumlah angka tahun.

36 | P a g e
37 | P a g e
A. Bentuk Pengeluaran terhadap Aset Tetap
Pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan aset tetap dibedakan
menjadi pengeluaran pendapatan dan pengeluaran modal.

B. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)


Pengeluaran pendapatan, yaitu pengeluaran yang hanya memberikan manfaat
ekonomi pada saat terjadinya pengeluaran, atau tidak memberikan manfaat ekonomi
di masa depan. Biaya pengeluaran yang termasuk dalam pengeluaran pendapatan
adalah biaya reparasi rutin.

C. Pengeluaran modal (capital expenditure)


Pengeluaran modal adalah pengeluaran yang dapat menimbulkan manfaat ekonomi
dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran yang termasuk
dalam pengeluaran modal adalah biaya untuk penambahan dan perbaikan. Di mana
penambahan dan perbaikan adalah pengeluaran untuk meningkatkan eflsiensi operasi,
kapasitas produksi, atau masa pemakaian aset.

B. Pencatatan Pengeluaran terhadap Pemakaian Aset Tetap


Perusahaan selalu melakukan pencatatan terhadap setiap pengeluaran ataupun
pendapatan yang dilakukannya. Adapun pencatatan yang dilakukan perusahaan terkait
dengan pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan penggunaan aset tetap pada
umumnya, sebagai berikut.

1. Pengeluaran untuk pemeliharaan (maintenance)


Pengeluaran untuk pemeliharaan yang dilakukan oleh setiap perusahaan bertujuan
untuk mempertahankan aset tetap pada kondisi tetap baik. Adapun pencatatan yang
dilakukan untukk pengeluaran ini dilakukan dengan mendebit akun biaya
pemeliharaan.
Beban pemeliharaan xxx
Kas xxx

Contoh: PT Jaya bergerak di bidang jasa pengiriman barang dengan menggunakan


sepeda motor. Setiap tiga 3 bulan, sepeda motor tersebut harus diganti olinya agar
mesinnya tetap terawat dengan baik. Biaya 3 yang dikeluarkan untuk servis dan
penggantian oli sebesar Rp150.000,00. Adapun pencatatan yang dilakukan oleh PT
Jaya, sebagai berikut.
Beban pemeliharaan Rp150.000
Kas Rp150.000

2. Pengeluaran untuk reparasi (repair)


Pengeluaran reparasi rutin adalah pengeluaran untuk mempertahankan agar aset tetap
beropesi dengan eflsien dan dapat mencapai masa pemakaian yang diharapkan. Di

38 | P a g e
mana pengeluaran untuk 1 reparasi bertujuan untuk mengembalikan aset tetap pada
kondisi semula. Pengeluaran dicatat dengan mendebit akun beban reparasi.
Beban reparasi xxx
Kas xxx

3. Pengeluaran untuk mengganti komponen yang rusak (replacement)


Pengeluaran untuk mengganti komponen yang rusak bertujuan untuk mengganti
sebagian atau seluruh dari komponen aset tetap yang rusak beret, pengeluaran ini
biasanya mengakibatkan penambahan terhadap usia penggunaan aset tetap yang
bersangkutan. Pengeluaran ini dicatat dengan mendebit akun aset tetap yang
bersangkutan, atau mendebit pada akun akumulasi penyusutannya, Hal ini
dipengaruhi oleh masa manfaat aset tersebut.
a. Jika pengeluaran untuk mengganti komponen yang rusak tidak menambah masa
manfaat, maka jurnalnya:
Aset tetap xxx
Kas xxx
b. Jika dengan pengeluaran ini masa manfaat aset tetap dapat diperpanjang melebihi
manfaat ekonomis yang dimiliki, maka pencatatan jurnalnya:
Akumulasi penyusutan aset tetap xxx
Kas xxx

4. Pengeluaran untuk perbaikan (betterment)


Pengeluaran untuk perbaikan bertujuan untuk meningkatkan aset tetap kepada kondisi
yang Iebih baik pengeluaran ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas, atau untuk
memperpanjang usia penggunaan aset tetap. Pengeluaran ini dicatat dengan mendebit
akun aset yang bersangkutan.
Aset tetap xxx
Kas xxx

5. Pengeluaran untuk penambahan (addition)


Pengeluaran untuk penambahan bertujuan untuk perluasan atau peningkatan fasilitas
yang sudah ada, misalnya untuk menambah bangunan sayap dan sebuah pabrik,
perluasan tempat parkir kendaraan, dan sebagainya. Pengeluaran ini dicatat dengan
mendebit akun aset yang bersangkutan.
Aset tetap xxx
Kas xxx

C. Penghentian Aset Tetap


Perusahaan tentunya membutuhkan aset tetap dalam kegiatan operasional. Hal ini
dikarenakan aset tetaplah yang akan digunakan dalam berbagai kegiatan perusahaan yang

39 | P a g e
akan menghasilkan produk. Setiap aset memiliki masa manfaatnya masing-masing yang
tentunya jika aset tersebut adalah aset tetap, maka masa manfaatnya Iebih dari satu
tahun. Jika masa manfaat dari aset tersebut sudah mencapai batasnya, maka aset tersebut
tidak mungkin dapat digunakan dalam kondisi yang optimal Iagi. Untuk itu, biasanya
perusahaan akan melakukan penghentian. Penghentian.aset tetap adalah memberhentikan
aset tetap dari pemakainnya sehingga tidak digunakan lagi dalam aktivitas usaha
perusahaan. Apabila perusahaan akan menghentikan penggunaan aset tetap, maka
perusahaan harus menentukan nilai buku dari aset tetap tersebut. Di mana nilai buku
adalah selisih antara harga perolehan aset tetap dengan akumulasi depresiasi pada
tanggai yang bersangkutan. Pemakaian aset tetap sebuah perusahaan dapat diakhiri
pemakaiannya dengan beberapa cara, yaitu dihentikan pemakaiannya, dijual, atau
ditukarkan.

1. Dibuang/dihapuskan (discarded)
Adapun untuk mengeluarkan asset dari pencatatan dilakukan dengan membuat jurnal,
sebagai berikut:

a. Jika sudah habis umur ekonomisnya:


Akumulasi penyusutan asset tetap xxx

Aset tetap xxx

b. Jika belum habis umur ekonomisnya:


Akumulasi penyusutan asset tetap xxx

Rugi karena pembuangan xxx

Aset tetap xxx

Contoh:
Kendaraan diperoleh dengan harga perolehan Rp90.000.000 rusak berat sehingga
harus dihentikan dari pemakamnya. Akumulasi penyusutan berjumlah Rp89.000.000.
Biaya untuk pemindahan sebesar RP1000.000. Dibayar tunai dengan bukti kas No
611
Kerugian akibat pemberhentian kendaraan pada contoh di atas, dihitung sebagai
berikut.
Harga buku kendaraan,
Rp90.000.000 - Rp89.000.000 = Rp2.000.000,00
Biaya pemindahan = Rp1.000.000,00
Jumlah kerugian = Rp3.000.000,00

Transaksi penghentian kendaraan di atas, dicatat sebagai berikut. Dalam jurnal umum,
untuk menghilangkan catatan harga perolehan kendaraan dan akumulasi
penyusutannya dengan jurnal sebagai berikut.

40 | P a g e
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp89.000.000
Rugi penghentian aset tetap Rp 3.000.000
Kendaraan Rp92.000.000

2. Dijual (sold)
Berikut adalah pencatatan terhadap aset tetap yang dijual.

a. Jika timbul laba, dicatat dengan jurnal:


Kas xxx
Akumulasi penyusutan aset tetap xxx
Aset tetap xxx
Laba penjualan aset tetap xxx

b. Jika rugi, dicatat dengan jurnal:


Kas xxx
Akumulasi penyusutan aset tetap xxx
Rugi penjualan aset tetap xxx
Aset tetap xxx

Contoh:

Mesin dengan harga perolehan Rp120.000.000 telah disusutkan sebesar


Rp72.000.000. Pada tanggal 5 Agustus 2017 dijual tunai dengan harga Rp60.000.000.
Perhitungan laba rugi penjualan mesin berdasarkan data di atas, sebagai berikut.

Hasil penjualan Rp60.000.000

Harga perolehan Rp 120.000.000

Akumulasi penyusutan mesin (Rp 72.000.000)

Harga buku mesin Rp48.000.000

Laba penjualan asset tetap Rp12.000.000

Jurnal:

Kas Rp 60.000.000

Akumulasi penyusutan Rp 72.000.000

Mesin Rp 120.000.000

Laba penjualan Rp 12.000.000

41 | P a g e
3. Ditukar dengan aset lain (exchange)
Jika terjadi pertukaran aset_tetap, maka aturan umum yang harus diikuti, yaitu:

1. Harga perolehan aset (baru) yang diterima adalah harga pasar aset (lama) yang
diserahkan ditambah dengan kas yang dibayar.
2. Laba atau rugi pertukaran adalah selisih antara harga pasar dengan nilai buku aset
yang diserahkan.
Dalam pertukaran memungkinkan timbulnya laba atau rugi atas pertukaran.

a. Aset tetap ditukar dengan aset tetap yang sejenis dalam pertukaran aset tetap
dengan aset tetap Iainnya yang sejenis, maka laba atas pertukaran tidak diakui,
sedangkan jika rugi atas pertukaran tersebut harus diakui (prinsip konservatisme).
Contoh:

Perusahaan mémiliki kendaraan berupa mobil sebagai aset tetap yang dibeli pada
bulan Januan 2017 seharga Rp90.000.000 sampai dengan 31 Desember 2017 telah
disusutkan Rp56.000.000. Pada tanggal 8 Januari 2018 ditukar dengan mobil baru
yang sejenis, dengan harga Rp130.000.000.

1) Hitunglah rugi/laba atas pertukaran, jika dalam pertukaran tersebut menambah


uang tunai Rp97.000.000 dan Rp93.000.000.
2) Buatlah jurnalnya
Jawab:

1) Menghitung rugi/laba atas pertukaran:


Harga beli mobil Rp130.000.000

Harga mobil lama Rp 90.000.000

Penyusutan Rp 56.000.000

Nilai buku mobil lama RP 34.000.000

Selisih nilai buku Rp 96.000.000

a) Tambahan uang tunai Rp 97.000.000


Tambahan uang tunai Rp 97.000.000

Selisih nilai buku Rp 96.000.000

Rugi pertukaran mobil Rp 1.000.000

b) Tambahan uang tunai Rp 93.000.000


Selisih nilai buku Rp 96.000.000

Tambahan uang tunai Rp 93.000.000

Laba pertukaran mobil Rp 3.000.000


42 | P a g e
2) Jurnal
a) Tambahan uang tunai Rp 97.000.000 (timbul rugi)
Mobil (baru) Rp 130.000.000

Akumulasi penyusutan mobil Rp 56.000.000

Rugi pertukaran mobil Rp 1.000.000

Mobil (lama) Rp 90.000.000

Kas Rp 97.000.000

b) Tambahan uang tunai Rp 93.000.000 (timbul laba)


Mobil (baru) Rp 127.000.000

Akumulasi penyusutan mobil Rp 56.000.000

Mobil (lama) Rp 90.000.000

Kas Rp 93.000.000

b. Aset tetap ditukarkan dengan aset tetap Iain yang tidak sejenis
Dalam pertukaran asset tetap dengan asset tetap lain yang tidak sejenis, maka laba
atau rugi atas pertukaran diakui.

Contoh:

Sebuah truk dengan harga perolehan Rp 120.000.000 telah disusutkan Rp 60.000.000.


Pada tanggal 5 Januari 2017 ditukar dengan sebidang tanah dengan harga Rp
190.000.000.

Buatlah jurnalnya jika dalam pertukaan tersebut menambah uang tunai


Rp135.000.000 dan menambah uang tunai RP 125.000.000

Jawab:

1) Menghitung rugi/laba atas petukaran


Haga beli tanah Rp 190.000.000

Harga truk lama Rp 120.000.000

Penyusutan Rp 60.000.000

Nilai buku mesin lama Rp 60.000.000

Selisih nilai buku Rp 130.000.000

Adapun laba rugi pertukaran sebagai berikut:

a. Tambahan uang tunai Rp 135. 000.000


Tambahan uang tunai Rp 135.000.000

43 | P a g e
Selisih nilai buku Rp 130.000.000

Rugi pertukaran Rp 5.000.000

2) Jurnal
Adapun jurnal yang dibuat untuk pertukaran asset tetap tidak sejenis, yaitu:

a) Menambah uang tunai Rp135.000.000 (timbul rugi)


Tanah Rp 190.000.000

Akumulasi penyusutan truk Rp 6.000.000

Rugi pertukaran kendaraan Rp 5.000.000

Truk Rp 120.000.000

Kas Rp 135.000.000

b) Menambah uang tunai Rp 125.000.000 (timbul laba Rp 5.000.000)


Tanah Rp 190.000.000

Akumulasi penyusutan truk Rp 60.000.000

Laba pertukaran kendaraan Rp 5.000.000

Truk Rp 120.000.000

Kas Rp 125.000.000

D. Latihan Soal

Kerjakan Soal Berikut ini dengan baik dan benar!

Sebuah aktiva yang berbentuk Sepeda motor, pada tanggal 1 Juni 2017 telah disusutkan
sebesar Rp. 7.500.000. harga perolehan pada saat dibeli baru sebesar Rp. 12.500.000.
seandainya motor tersebut dijual pada harga

1. Rp 6.000.000
2. Rp 5.000.000
3. Rp 4.000.000

Diminta:

Hitunglah laba atau rugi pada masing-masing penjualan tersebut!

44 | P a g e
45 | P a g e
A. Karakteristik asset tetap berupa sumber daya alam

Dalam kegiatan ekonomi terdapat berbagai sumber daya yang dapat digunakan
untuk melakukan kegiatan produksi. Sumber daya alam yang digunakan dalam kegiatan
ekonomi saat ini dan banyak digunakan oleh perusahaan adalah sumber alam yang
berupa tambang yang terdapat di dalam tanah. Adapun sumber daya alam hasil tambang
tersebut, misalnya minyak, gas, dan mineral. Selain itu, hasil hutan seperti kayu juga
merupakan sumber daya alam yang banyak digunakan perusahaan dalam kegiatan
produksinya.

Aset produktif yang berumur panjang ini, mempunyai dua karakteristik, yaitu secara
fisik berkurang karena kegiatan operasional dan aset tersebut tidak dapat diganti. Karena
karakteristik yang dimilikinya, maka sumber daya alam sering disebut juga aset
menyusut.

B. Harga perolehan aset tetap berupa sumber daya alam


Harga perolehan suatu sumber alam adalah harga tunai atau harga pasar aset yang
diserahkan atau diperoleh tergantung mana yang lebih rendah untuk mendapatkan
sumber daya alam dan menyiapkannya sesuai dengan maksud pemilikan aset tersebut.
Bila sumber daya alam tersebut sudah ditemukan, misalnya tambang batu bara yang
sudah ada, maka harga perolehannya adalah sebesar harga yang dibayar untuk
mendapatkan tambang te'rsebut. Namun, perlakuan harga perolehan berbeda untuk
sumber daya alam yang baru.dalam tahap eksplorasi. Terdapat dua pendekatan mengenai
penentuan harga perolehan sumber daya alam.
1. Pendekatan harga perolehan penuh (full cost approach)

Pendekatan ini biasanya digunakan dalam perusahaan industri minyak. Hal ini
dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk eksplorasi sumber minyak tidaklah sedikit.
Di mana untuk menemukan suatu sumber minyak, perusahaan harus melakukan
penggalian sumur secara berulang-ulang dan pada tempat yang berbeda. Dalam
pendekatan ini, harga perolehan dihitung dengan mengkapitalisasi seluruh biaya
eksplorasi, baik yang berhasil maupun yang tidak berhasil. Kemudian, harga
perolehan tersebut akan dihapus secara bertahap menjadi biaya selama masa produktif
sumur minyak yang berhasil.
2. Pendekatan usaha berhasil (successful effonf approach)
Pendekatan ini muncul akibat adanya pendapat para ahli yang menyarankan agar
hanya pengeluaran eksplorasi untuk sumur yang berhasil saja yang dikapitalisasi.
Sebagai contoh, jika dalam 50 kali penggalian sumur terdapat satu sumur yang
berhasil, maka tidaklah logis apabila pengeluaran untuk menggali 49 sumur yang
tidak berhasil harus diperhitungkan sebagai harga perolehan dari satu buah sumur
yang berhasil.

46 | P a g e
C. Deplesi
Deplesi merupakan kata lain penyusutan yang terjadi pada sesuatu benda yang
bersifét alami _ dan tidak dapat diperbarui. Secara umum deplesi adalah penghapusan
harga perolehan sumber daya alam secara sistematis. Adapun dalam ilmu akuntansi,
deplesi diartikan sebagai alokasi biaya yang diperoleh dari sumber-sumber alam selama
periode pemanfaatan sumber tersgbut.

Nilai sumber alam, seperti tambang emas. batu bara, bijih besi, dan minyak tanah
yang digunakan sebagai objek/bahan baku tertentu akan berkurang, sehingga
pengurangan nilai sumber alam ini disebut deplesi. Berikut akan dijelaskan mengenai
penghitungan dan revisi pada deplesi.

Deplesi digunakan untuk aset tetap yang tidak dapat diganti langsung dengan aset
yang sama jika sudah habis. Perhitungan besarnya deplesi berdasarkan atas harga
perolehan sumber alam, banyaknya cadangan/kandungan sumber alam tersebut serta
jumlah yang telah dieksploitasi seiama periode tertentu. Dalam penghitungan deplesi,
terdapat berbagai faktor yang memengaruhi penghhungannya.
Adapun faktor-faktor yang terlibat dalam perhitungan dasar deplesi, sebagai berikut.

1) Biaya akuisisi, harga yang dibayarkan guna memperoleh hak properti untuk mencari
dan menemukan sumber daya alam yang belum ditemukan atau dalam beberapa
kasus di dunia properti di-lease dan pembayaran royalti khusus dibayarkan kepada
pemilik jika sumber daya produktif dan secara komersial menguntungkan.
2) Biaya eksplorasi, biaya ini sering kali diperlukan untuk menemukan sumber daya
alam.
3) Biaya pengembangan, biaya pengembangan dibagi menjadi dua, yaitu biaya
pengembangan berwujud (seperti alat transportasi dan peralatan Iainnya yang
diperlukan untuk menambang sumber daya alam) dan biaya pengembangan tidak
berwujud (seperti biaya pengeboran dan pembuatan terowong sumur penambangan).
4) Biaya restorasi, perusahaan kadang memerlukan biaya yang substansial untuk
merestorasi (memperbaiki) properti kembali seperti semula setelah dipergunakan.
Biaya restorasi masuk sebagai biaya deplesi dan jika ada nilai residu dari properti
harus dikurangi dari dasar deplesi.

Dalam menghitung biaya deplesi, maka dapat digunakan rumus berikut.

Total harga perolehan - nilai residu


Biaya deplesi persatuan =
Taksiran jumlah satuan

Biaya deplesi = Biaya deplesi per satuan x Jumlah satuan ditambang dan dijual

Contoh:

47 | P a g e
Harga perolehan hak atas tambang Rp 80.000.000.000 dengan taksiran
cadangan/kandungan bijih besi sebesar 4.000.000 ton. Berdasarkan ilustrasi tersebut,
maka:
Tarif deplesi tiap ton = Rp80.000.000.000 : 4.000.000 = Rp20.000
Jika dalam setahun telah ditambang 150.000 ton, maka besarnya deplesi adalah:
150.000 x Rp20.000,00 = Rp3.000.000.000,00.

Setiap transaksi dalam akuntansi harus dicatat daiam jurnal. Adapun ayat jurnal untuk
mencatat deplesi tersebut adalah:
Biaya deplesi Rp3.000.000.000
Akumulasi deplesi Rp3.000.000.000,00

D. Latihan Soal

Kerjakan Soal di bawah ini dengan baik dan benar!

1) PT. Berani Maju telah mengakuisisi hak untuk menggunakan 1.000 hektar tanah di
belitung guna menambang emas. Biaya leasenya adalah Rp50.000.000.000, biaya
eksplorasi sebesar Rp75.000.000.000 dan biaya pengembangan tak berwujud sebesar
Rp100.000.000.000. PT. Berani Maju mengestimasi bahwa tambang tersebut dapat
menghasilkan sekitar 1.000.000 ons emas.
Diminta:
1) Hitunglah tingkat depresi yang ditetapkan PT Berani Maju!
2) Buatlah ayat jurnal untuk mencatat deplesi jika tahun perusahaan menambang
150.000 Ons Emas!
2) PT. Payung Buana adalah sebuah perusahaan penambangan pasir yang berlokasi di
Cirebon, Jawa Barat. Pada awal tahun 2013, perusahaan itu membeli sebidang tanah
yang akan dijadikan lokasi penambangan pasir seharga Rp. 200.000.000. tanah
seluas 50.000 m2 tersebut diperkirakan mengandung pasir sebanyak 100.000 m3
pasir. Diperkirakan setelah seluruh pasir berhasil digali, tanah sisa pertambangan
tersebut akan dapat dijual seharga Rp. 50.000.000. Selama tahun 2013, perusahaan
berhasil menggali pasir dari tanah pertambangan tersebut sebanyak 20.000 m3.
Bagaimanakah jurnal yang berhubungan dengan aktivitas pembelian dan
pemanfaatan tanah pertambangan serta berapakah beban deplesi dari tanah
pertambangan tersebut ?

48 | P a g e
49 | P a g e
A. Pengertian dan karakteristik asset tetap tidak berwujud

Aset tetap tidak berwujud (intangible fixed assets) adalah aset yang umurnya panjang
dan memberikan manfaat bagi operasi perusahaan, tetapi tidak mempunyai bentuk fIsik.
Dalam perusahaan biasanya kepemilikan aset tidak berwujud ini berupa kontrak, lisensi,
atau dokumen lain. Aset tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan biasanya
memiliki karakteristik tertentu. Adapun karakteristik dari aset tidak berwujud, sebagai
berikut.
1) Didapat/dibeli dari pihak lain atau dikembangkan oleh perusahaan sendiri.
2) Memberikan hak-hak istimewa kepada perusahaan
3) Memberikan manfaat dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan.
4) Mempunyai masa kegunaan relatif permanen atau lebih dari satu periode akuntansi.
B. Jenis-jenis aset tidak berwujud

Aset yang dimiliki perusahaan dapat dibedakan menjadi beberapa macam. Berikut adalah
jenis-jenis aset tetap tidak berwujud yang dimiliki perusahaan. .

1) Goodwill adalah nilai lebih yang dimiliki suatu perusahaan sebagai akibat adanya
nama baik, letak yang strategis, manajer yang baik, dan sebagainya.
2) Hak paten adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah melalui direktorat paten
kepada perorangan atau suatu badan untuk memanfaatkan suatu penemuan tertentu.
3) Hak cipta adalah hak tunggal yang diberikan kepada orang atau suatu badan untuk
memperbanyak dan menjual barang-barang hasil karya seni atau karya intelektual.
Misainya lagu, novel, buku, dan puisi.
4) Merek dagang adalah hak tunggal yang diberikan kepada orang atau suatu badan
usaha untuk menggunakan cap, nama, atau lambing usaha.
5) Franchise adalah hak tunggal yang diperoleh suatu perusahaan dari perusahaan lain
untuk mengomersialkan produk,, proses, teknik, atau resep tertentu.
C. Harga perolehan dan amortisasi aset tidak berwujud
Setiap akun dalam akuntansi memiliki proses pencatatannya tersendiri. Hal ini
dikarenakan perlakuan untuk setiap akun berbeda. Di mana akun-akun dalam akuntansi
dapat menambah ataupun mengurangi jumlah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan.
Berdasarkan PSAK 19 paragraf 27 (revisi 2009) biaya perolehan aset tidak berwujud
terdiri dari:
a. Harga beli, termasuk bea masuk (impor), dan pajak pembelian yang tidak dapat
dikembalikan, setelah dikurangkan diskon dan rabat.
b. Segala biaya yang dapat dikaitkan secara Iangsung dalam mempersiapkan aset
tersebut sehingga siap untuk digunakan.

Selama umurnya, harga perolehan aset tidak berwujud harus dilakukan amortisasi.
Dalam PSAK 19 (revisi 2009) dinyatakan bahwa jumlah yang dapat diamortisasikan dari
aset tidak berwujud harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik
dari masa manfaatnya. Masa manfaat aset tidak berwujud dapat ditentukan oleh suatu

50 | P a g e
entitas, yaitu manfaat terbatas ataupun masa manfaat yang tidak terbatas. Amortisasi
mulai dihitung saat aset tidak berwujud siap digunakan.

Amortisasi adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan suatu aset tidak berwujud
selama masa manfaatnya Jumlah yang dapat diamortisasi dari suatu aset tidak berwujud
harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya.
Aset tidak berwujud umumnya diamortisasi menggunakan metode garis lurus. Ketika
aset tidak berwujud diamortisasi, beban harus ditunjukkan sebagai beban dan kredit
dilakukan ke akun akumulasi secara terpisah.

Berikut akan dijelaskan mengenai harga perolehan dan amortisasi dari asset tidak
berwujud.

a. Hak paten, dalam Undang-Undang tentang Hak Paten, umur kepemilikan hak paten
dibatasi maksimal 17 tahun. Harga perolehan hak paten meliputi biaya
pengembangan, biaya uji coba, biaya hukum, dan pendaftaran hak paten itu sendiri.
Untuk menentukan amortisasi hak paten dilakukan dengan mendebit akun amortisasi
paten dan mengkredit akun paten

Contoh:

Pada tahun 2017 PT Srijaya mengembangkan alat penanam padi dengan biaya
pengembangan alat ini mencapai Rp1.000.000.000 dan biaya uji coba sebesar
Rp100.000.000. Biaya hukum Rp50.000.000 dan pendaftaran paten mencapai
Rp50.000.000 sedangkan hak paten yang diperoleh selama 10 tahun. Untuk
menghitung harga perolehan hak paten, yaitu:

Biaya pengembangan Rp 1.000.000.000

Biaya uji coba Rp 100.000.000

Biaya hukum Rp 50.000.000

Pendaftaran paten Rp 50.000.000

Harga perolehan Rp 1.200.000.000

Jumal pada saat memperoleh paten:

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


2017 Paten Rp 1.200.000.000
Kas Rp 1.200.000.000

Adapun amonisasi dari hak paten dihitung, sebagai berikut.

Amortsasi hak paten = Harga perolehan : Umur ekonomis aset

= Rp1.200.000.000,00 : 10

51 | P a g e
= Rp120.000.000,00

Jurnal amortisasinya:

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


2017 Biaya amortisasi hak Rp 120.000.000
paten
Hak paten Rp 120.000.000

b. Hak cipta, umur kepemilikannya dibatasi maksimal 28 tahun dan bisa diperpanjang
selama 28 tahun. Hak cipta dapat digunakan sendiri atau dijual kepada orang Iain.
1) Jika hak cipta milik sendiri, makaharga perolehannya meliputi biaya pengerjaan,
biaya peninjauan, biaya perizinan, biaya pendaftaran, dan sebagainya.
2) Jika hak cipta merupakan pembelian, maka harga perolehan sebesar harga beli hak
cipta itu sendiri
c. Franchise, merupakan hak yang diperoleh satu pihak (franchise) untuk menggunakan
proses produksi pihak lain (franchisor).

Contoh:

Pada tanggal 5 Juni 2017 Pak Deny membeli franchise selama 10 tahun seharga
Rp300.000.000. Selain itu, Pak Deny wajib membayar komisi 0,5% dari omzet
penjualan. Pada tahun itu Pak Deny membeli bahan senilai Rp2.500.000.000 dan
berhasil menjual Rp3.000.000.000.

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


05/06/2017 Waralaba Rp 300.000.000
Kas Rp 300.000.000
31/12/2017 Persediaan bahan Rp 2.500.000.000
Kas Rp 2.500.000.000
31/12/2017 Biaya komisi Rp 15.000.000
Kas Rp 15.000.000
31/12/2017 Amortisasi waralaba Rp 30.000.000
Waralaba Rp 30.000.000

d. Goodwill, merupakan segala atribut yang memberi nilai atau citra yang
menguntungkan yang melekat pada suatu perusahaan. Di mana semakin banyak hal
positif yang dimiliki perusahaan, maka akan semakin tangguh'pula perusahaan
tersebut. Oleh karena itu, goodwill merupakan aset tidak berwujud yang berbeda
dengan aset tidak berwujud Iainnya. Goodwill dihitung sebagai selisih antara harga
beli dengan harga pasar aset bersih yang diperoleh.

52 | P a g e
Contoh:

PT Astina membeli PT Alengka dengan harga Rp 1.500.000.000. Nilai wajar aset PT


Alengka pada saat transaksi Rp 2.400.000.000 dan nilai seluruh utangnya
Rp1.000.000.000. Berdasarkan data tersebut. maka nilai goodwill dapat dihitung
sebagai berikut.

Harga beli PT Alengka Rp 1.500.000.000

Nilai wajar aset neto Rp 2.400.000.000

Nilai utang Rp 1.000.000.000

Total modal PT Alengka Rp 1.400.000.000

Nilai goodwill Rp 100.000.000

Transaksi tersebut dicatat dalam jumal sebagai berikut

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


2017 Macam-macam aktiva Rp 2.400.000.000
Goodwill Rp 100.000.000
Macam-macam utang Rp 1.000.000.000
Kas Rp 1.500.000.000

Goodwill diamortisasi selama umur ekonomisnya.

Misalnya diamortisasikan selama 20 tahun, maka nilai amortisasi goodwill setiap


tahun:

Rp 100.000.000 : 20 = Rp 5.000.000

Maka jurnal penyesuaian setiap akhir periode akuntansi adalah

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


2017 Biaya amortisasi goodwill Rp 5.000.000
Goodwill Rp 5.000.000

D. Latihan Soal
1) Adil mengeluarkan tunai untuk hak patent atas suatu penemuan baru pembuatan
produk handphone sebesar Rp. 6 juta. Taksiran umur patent 15 tahun. Paten
diperoleh pada tanggal 1 April 1995. Hitunglah harga perolehan hak paten tersebut
dan buatlah jurnalnya!

53 | P a g e
2) Pada tanggal 1/1/1995, Arnold memperoleh hak cipta atas lagu yang dikarangnya.
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk penyusunan karangan, pendaftaran dan hak
memperoleh hak cipta tersebut sebesar Rp 9.000.000. Menurut taksiran hasil
penjualan karangan, taksiran umur hak cipta 9 tahun.
3) Pada tanggal 1 Mei 1995. Mutiara memperoleh hak dari KFC memproduksi suatu
produk makanan & menjual kepada umum. Biaya yang dikeluarkan atas produk
tersebut sebesar Rp. 15.000.000,- sesuai dengan perjanjian hak mempergunakan
selama 10 tahun. Hitunglah harga perolehan hak cipta tersebut dan buatlah jurnalnya!
4) Panggal 1 April 1995, Firma Halomoan & Co memperoleh hak merek atas produk
pabriknya dengan biaya Rp. 7.800.000,-. Harga perolehan tersebut diamortisasi
selama 6 tahun. Hitunglah harga perolehan merk atas pabrik tersebut dan buatlah
jurnalnya!
5) PT L‟Oréal membeli PT Pundi dengan harga Rp 15.000.000.000. nilai wajar aktiva
PT Pundi pada saat transaksi Rp 24.000.000.000 dan nilai seluruh utangnya Rp
10.000.000.000, maka hitunglah nilai goodwill tersebut dan buatlah jurnalnya!

54 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai