Anda di halaman 1dari 5

Nama : Khodijah

NIM : 2150510040
Kelas : B3AKR
Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Syariah
Dosen Pengampu : Jadzil Baihaqi, MSA, Ak., CA

CHAPTER 6
AKUNTANSI ISTISHNA PSAK 104

Tujuan Pembelajaran
1. Memahami karakteristik transaksi Istishna
2. Menerapkan akuntansi atas transaksi Istishna

A. Karakteristik Transaksi Istishna


 Ruang Lingkup
 Pernyataan ini diterapkan untuk Lembaga keuangan syariah(perbankan syariah,
asuransi syariah, Lembaga pembiayaan syariah, dana pansion syariah) dan
koperasi syariah yang melakukan transaksi istishna.
 Tidak mengatur perlakuan akuntansi atas sukuk yang menggunakan akad istishna.

 Definisi
 Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang
(mashnu’) tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara
pembeli (mustashni’) dan penjual (shani’) dengan pemnbayaran dimuka atau
Tangguh.
 Istishna parallel memerlukan pihak lain sebagai penyediaan (shani’).

 Karakteristik
1) Istishna mensyaratkan spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati di awal
akad. Harga barang tidak dapat berubah selama jangka waktu akad.
2) Barang pesanan harus memenuhi kriteria:
 Memerlukan proses pembuatan setelah akad.
 Barang customized, bukan produk massal.
 Jenis, spesifikasi teknis, kualitas dan kuantitasnya dapat diketahui jelas.

 Karakteristik (2)
 Jika barang yang diserahkan salah atau cacat karena kelalaian, maka penjual
harus bertanggung jawab.
 Istishna parallel dapat dilakukan jika antara akad pertama tidak bergantung
(mu’allaq) dengan akad kedua.
 Istishna tidak dapat dibatalkan secara sepihak.
 Istishna dapat batal demi hukum jika kondisi hukum dapat menghalangi
pelaksanaan atau penyelesaian akad.
 Pembeli memiliki hak untuk memeroleh jaminan dari penjual.

B. Pengakuan dan Pengukuran Bagi Penjual


 Penyatuan dan Segmentasi Akad
 Akad istishna yang mencakup beberapa asset diakui secara terpisah jika
proposal diajukan secara terpisah pada setiap asset, negosiasi terpisah pada
setiap asset, biaya dan pendapatan setiap asset dapat diidentifikasi.
 Beberapa akad istishna dengan satu atau beberapa pembeli diakui sebagai satu
akad istishna jika kelompok akad dinegosiasikan sebagai satu paket, masing-
masing akad sangat berhubungan erat (bagian dari akad tunggal satu margin
keuntungan), dan akad dilakukan serentak atau berkesinambungan.
 Penyatuan dan Segmentasu Akad (2)
Jika ada pemesanan asset tambahan dengan akad istishna terpisah diakui
sebagai akad terpisah dengan syarat asset tambahan beda secara signifikan dengan
istishna awal, dan harga asset tambahan dinegosiasikan terpisah dari akad awal.

 Pendapatan
 Pendapatan istishna diakui dengan metode persentase penyelesaian atau
metode akad selesai (barang pesanan diserahkan kepada pembeli).
 Metode persentase penyelesaian:
 Bagian ini akad yang sebanding dengan penyelesaian pekerjaan dalam
periode tersebut diakui sebagai pendapatan istishna pada periode
bersangkutan.
 Bagian margin keuntungan istishna ditambahkan ke asset istishna dalam
penyelesaian
 Harga pokok istishna pada akhir periode diakui sebesar biaya istishna yang
telah dikeluarkan sampai dengan periode tersebut
 Jika estimasi persentase dan biaya penyelesaian tidak dapat diukur secara
rasional pada akhir periode laporan keuangan, maka gunakan metode akad
selesai dengan syarat tidak ada pengakuan pendapatan, harga pokok, dan
margin istishna sampai dengan pekerjaan selesai.

 Gambaran pendapatan
Istilah Nominal Rp
Biaya perolehan (biaya produksi) 1000
Margin keuntungan pembuatan 200
barang pesanan
Nilai tunai saat penyerahan barang 1.200
Nilai akad untuk pembayaran 1.600
angsuran
Selisih nilai akad dan nilai tunai yang 400
akan diakui selama akad

 Persentase Penyelesaian- Pembayaran Tangguh


 Pengakuan pendapatan istishna menggunakan metode persentase penyelesaian
dan pembayaran > 1 tahun dibagi dua:
 Margin keuntungan pembuatan barang saat istishna dilakukan secara tunai
diakui sesuai persentase penyelesaian.
 Selisih antara nilai akad (harga kesepakatan) dan nilai tunai pada saat
penyerahan diakui selama periode pelunasan secara proporsional.
 Nilai tunai istishna harus ditentukan oleh penjual karena digunakan untuk
menghitung margin keuntungan terkait.

 Akad selesai- Pembayaran Tangguh


 Pengakuan pendapatan istishna menggunakan metode akad selesai dan
pembayaran > 1 tahun dibagi dua:
 Margin keuntungan pembuatan barang saat istishna dilakukan secara tunai
dakui saat penyerahan barang.
 Selisih antara nilai akad (harga kesepakatan) dan nilai tunai pada saat
penyerahan diakui selama periode pelunasan secara proporsional.
 Tagihan setiap termin kepada pembeli diakui sebagai piutang istishna dan termin
istishna (istishna billing) pada pos lawannya.

 Biaya perolehan istishna


 Biaya perolehan terdiri dari biaya langsung (bahan baku dan TKL) dan biaya tidak
langsung (overhead cost, biaya akad dan praakad)
 Biaya praakad diakui sebagai beban tangguhan dan dihitung sebagai biaya
istishna jika akad disepakati. Namun jika tidak disepakati, maka biaya tersebut
dibebankan pada periode berjalan.
 Biaya perolehan istishna yang terjadi selama periode pelaporan keuangan diakui
sebagai aset istishna dalam penyelesaian pada saat terjadinya.
 Biaya istishna tidak termasuk beban umum dan administrasi, beban penjualan,
dan biaya riset dan pengembangan.

 Biaya perolehan istishna parallel


 Biaya perolehan barang pesanan diukur sebesar tagihan produsen atau
penyedia, biaya tidak langsung (biaya overhead, biaya akad dan praakad), dan
semua biaya akibat produsen tidak dapat memenuhi kewajibannya.
 Biaya perolehan istishna parallel yang terjadi selama periode pelaporan
keuangan diakui sebagai aset istishna dalam penyelesaian pada saat tagihan
dari produsen atau penyedia diterima dan diukur sebesar jumlah tagihan.

 Penyelesaian awal
 Saat pembeli melakukan pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo dan penjual
memberikan potongan, maka potongan tersebut diakui sebagai pengurang
pendapatan istishna.
 Saat pembeli melakukan penyelesaian awla piutang istishna, maka dapat
diberikan potongan secara langsung dan dikurangkan dari piutang istishna saat
pembayaran, atau penggantian (reimbursement) kepada pembeli sebesar jumlah
keutungan yang dihapuskan setelah menerima pembayaran piutang istishna
secara keseluruhan.

 Perubahan pesanan dan tagihan tambahan


 Nilai dan biaya akibat perubahan pesanan yang disepakati ditambahkan pada
pendapatan istishna dan biaya istishna.
 Pada saat tagihan tambahan yang disyaratkan dipenuhi, maka jumlah biaya
setiap tagihan tambahan akan menambah biaya istishna dan pendapatan
istishna akan berkurang sebesar jumlah penambahan biaya.
 Pada istishna parallel biaya tagihan tambahan ditentukan oleh produsen atau
penyedia dan disetujui oleh penjual.

 Pengakuan taksiran rugi


 Apabila kemungkinan besar total biaya perolehan istishna akan melebihi
pendapatan istishna, maka taksiran kerugian harus segera diakui.
 Pengakuan kerugian tidak memerhatikan:
 Apakah pekerjaan istishna telah dilakukan atau belum
 Tahap penyelesaian pembuatan barang pesanan
 Jumlah laba yang diharapkan dari akad lain (tambahan)

C. Pengakuan Dan Pengukuran Bagi Pembeli


 Penyelesaian barang pesanan
 Barang pesanan sesuai tingkat penyelesaian diakui sebagai aset istishna dalam
penyelesaian dan diukur sebesar tagihan termin (nilai tunai) dan sekaligus
mengakui utang istishna.
 Aset istishna yang diperoleh dengan transaksi pembayaran Tangguh >1 tahun
diukur sebesar biaya perolehan tunai. Selisih antara nilai akad dan nilai tunai
diakui sebagai beban istishna tangguhan.
 Beban istishna tangguhan diamortisasi secara proporsional sesuai dengan porsi
pelunasan utang istishna.

 Penyelesaian barang pesanan terlambat


 Jika barang terlambat diserahkan karena kelalaian penjual dan mengakibatkan
pembeli rugi, maka kerugian dikurangkan dari garansi (jaminan) penyelesaian
proyek.
 Jika kerugian melebihi garansi (jaminan), maka selisihnya diakui sebagai piutang
segera dan bisa dibentuk penyisihan kerugian piutang.

 Penyelesaian barang pesanan tidak sesuai


 Jika pembeli menolak barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi
dan tidak memeroleh Kembali seluruh jumlah uang yang dibayarkan, maka
jumlah yang belum diperoleh Kembali diakui sebagai piutang segera dan dapat
dibentuk penyisihan kerugian piutang.
 Jika pembeli menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi,
maka barang pesanan diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar
dan biaya perolehan. Selisihnya diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.
 Dalam istishna parallel jika pembeli menolak menerima barang pesanan yang
tidak sesuai dengan spesifikasi, maka barang pesanan diukur dengan nilai yang
lebih rendah antara nilai wajar dan biaya perolehan. Selisihnya diakui sebagai
kerugian pada periode berjalan.

D. Penyajian Dan Pengungkapan


 Penyajian (sisi penjual)
 Piutang istishna yang berasal dari transaksi istishna disajikan sejumlah yang
belum dilunasi oleh pembeli akhir.
 Termin istishna yang berasal dari transaksi istishna diakui sebesar jumlah tagihan
termin kepada pembeli akhir.

 Penyajian (sisi pembeli)


 Utang istishna yang berasal dari transaksi istishna disajikan sejumlah tagihan
yang belum dilunasi.
 Pada istishna biasa, asset istishna dalam penyelesaian akhir diukur sebesar
kapitalisasi biaya perolehan.
 Pada istishna parallel, asset istishna dalam penyelesaian diukur sebesar
persentase penyelesaian dari nilai kontrak kepada pembeli akhir.

 Pengungkapan (sisi penjual)


 Metode akuntasi yang digunakan dalam pengukuran pendapatan kontrak istishna
 Metode yang digunakan dalam penentuan presentase penyelesaian kontrak
 Rincian piutang istishna (jumlah, jangka waktu, kualitas piutang)
 Pengungkapan lain yang diperlukan sesuai PSAK 101.

 Pengungkapan (sisi pembeli)


 Rincian utang istishna (jumlah, jangka waktu)
 Pengungkapan lain yang diperlukan sesuai PSAK 101.

E. Contoh Transaksi
 Contoh 1
Tanggal 1 Juni 2021 Bank Syariah X menyetujui pembuatan kantor CV Suka dengan
spesifikasi yang jelas dan detail. Penyerahan kantor dilakukan 1 Desember 2021.
Nilai kontrak sebesar Rp 720 Juta dan pembayaran angsuran selama 60 bulan.
Pembayaran dilakukan tanggal 25 setiap bulan dimulai 25 Juli 2021. Biaya yang
dikeluarkan untuk membangun kantor sebesar Rp 580 Juta dengan rincian:
2 Juli 2021 pembayaran sebesar Rp 145 Juta (penyelesaian 25%)
2 Agustus 2021 pembayan sebesar Rp 203 Juta (penyelesaian 60%)
2 September 2021 pembayaran sebesar Rp 232 Juta (100%)
Harga tunai ditetapkan Rp 600 Juta.
Diminta:
Buatlah jurnal umum atas transaksi tersebut dari sisi penjual dan pembeli.

Sisi penjual
 2 Juli 2021 saat penyelesaian 25%
o Mengakui biaya:
Aset istishna dalam penyelesaian (D) Rp 145 Juta
Kas (K) Rp 145 Juta
o Mengakui penyelesaian:
Piutang istishna (D) Rp 180 Juta
Termin Istishna (K) Rp 150 Juta
Margin istishna tangguhan (K) Rp 30 Juta

Sisi pembeli
 2 Juli 2021 saat penyelesaian 25%
o Mengakui pembayaran angsuran:
Utang istishna (D) Rp 12 Juta
Kas (K) Rp 12 Juta
Beban istishna (D) Rp 2 Juta
Beban istishna tangguhan (K) Rp 2 Juta

Anda mungkin juga menyukai