Anda di halaman 1dari 4

Kelebihan dan Kekurangan Accounting for Salam Financing

Guna melengkapi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Akuntansi Syariah yang diampu oleh :

Ahmad Roziq, S.E., M.M, Ak.

Oleh :

Nama : Wahidiyah Indah L


Nim : 170810301248
Kelas : A

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS JEMBER

2020
Akad salam adalah jual beli yang penerimaan barangnya ditangguhkan dengan
pembayaran harga tunai. Untuk melakukan akad salam penjual diharuskan
menyebukan ciri dan spesifikai barang yang dijual kepada pembeli nya yang terikat dalam
kontrak yang mengikat dalam kontrak tertera harga jual yang telah disepakati sehingga pembeli
dapat memperoleh barang yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat dikirim tepat waktu,
meski terjadi perubahan harga dipasar tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan. Lalu
melalui bank syariah pelaku usaha dapat mengajukan akad salam yang akan meringankan
beban penjual terkait kekurangan modal usaha dalam bentuk persediaan. Selain biaya yang
lebih rendah dari pembiayaan dibank konvensional, akad salam menghindarkan dari riba atas
pembiayaan yang di landaskan pada Al-Qur’an, sunnah dan secara legal, akad salam tertulis
dalam fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI No: 05/DSN-MUI/IV/2000 tentang
Jual Beli Salam. Kemudian rukun akad salam yang utama adalah sighat (ijab qobul), dengan
ijab qobul maka rukun salam telah terpenuhi sehingga memudahkan pembeli dalam proses
registrasi. Namun, terkadang akan diikuti dengan pembayaran dan kwitansi barang untuk masa
mendatang. Lalu akad salam dapat menjadi solusi jika pembeli ingin memesan barang atau
penjual akan menjual barang tetapi barang belum tersedia. Dengan sistem tersebut produk-
produk yang dijual tetapi tidak memiliki modal. Kemudian terdapat syarat akad salam yang
harus dipenuhi untuk menghindarkan kerugian bagi pembeli yang terfokus pada harga dan
objek yang dijual (barang). Untuk dinyataka valid menurut ulama mazhab ada 6 syarat yaitu :
jenis diketahui dengan spesifik, karakterisktik (sifat) diketahui, jumlah diketahui,, waktu
penundaan diketahui, harga yang diketahui, dan penyebutan tepat yang jelas ketika transportasi
barang memiliki biaya. Akad salam juga sangatlah fleksibel boleh dipergunakan untuk semua
komuditas selama dapat diukur dengan volume, ukuran, panjang, angka, dan jumlah. Selain itu,
dengan pembayaran secara tunai dapat menguntungkan kedua belah pihak tidak memerlukan
perhitungan yang rumit dan kewajiban dimasa yang akan datang tidak akan terjadi setelah
barang ditelima, dan pembayaran yang diterima dapat digunakan penjual untuk modal
selanjutnya. Kemudian, penjual memastikan saat penyerahan barang baik sebelum atau
setelah waktunya, maka ada juga yang harus diperhatikan, diantaranya: penjual harus
menyerahkan barang tepat pada waktunya dengan kualitas d an jumlah yang telah
disepakati, jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang lebih tinggi, penjual
tidak boleh meminta tambahan harga, apabila penjual menyerahkan barang dengan
kualitas yang lebih rendah, dan pembeli rela menerimanya, maka ia tidak boleh
menuntut pengurangan harga (diskon), penjual dapat menyerahkan barang lebih cepat
dari waktu yang disepakati dengan syarat kualitas dan jumlah barang sesuai dengan
kesepakatan, dan ia tidak boleh m enuntut tambahan harga, jika semua atau sebagian
barang tidak tersedia pada waktu penyerahan, atau kualitasnya lebih rendah dan
pembeli tidak rela menerimanya, maka ia memiliki dua pilihan: membatalkan kontrak
dan meminta kembali uangnya atau menunggu sampai tersedia. Keseluruhan hal ini
melindungi pembeli dan penjual baik dari keraguan, kerugian yang tidak diinginkan, dan
memberikan ketenangan.
Namun, dengan banyaknya manfaat yang diterima dari akad salam terdapat beberapa
kekurangan yang perlu diperhatikan. Misalnya, penjual merupakan petani yang telah melakukan
kesepakatan akad salam dapat mengalami agal panen maupun hal yang tak tertuga seperti
kecelakaan saat pengangkutan barang maupun pada saat pengiriman ke tujuan akan
memberikan kerugian yang besar karena kesepakatan yang dijanjikan. Kemudiaan pembayaran
uang muka diawal belum tentu diestimasi terlalu tinggi atau terlalu rendah. Karena barang
sebernanya tidak ada saat transaksi, akan perkataan salam atau salah menjadi rukun penting.
Tidak dapat hanya mengatakan jual-beli pada kondisi-kondisi yang berbeda. Dan dengan ijab
qobul yang dilakukan maka akad salam dianggap sah, tetapi jika pembeli berubah pikiran dan
belum menganggap sah, belum mengucapkan salam dan menandatangani kontrak tetapi telah
membayar uang muka namun penjual telah menganggap kesepakatan sah. Dan akhirnya
pembeli menolak untuk menerima barang maupun melakukan pembayaran sisanya. Selain itu,
pembayaran yang ditunda lebih dar 3 hari maka jual-beli salam dianggap tidak valid. Kemudian
harga barang yang dibeli menjadi tetap padahal faktanya dilapangan harga barang fluktuatif.
Dan dapat terjadi penipuan karena barang tidak tersedia maupun kualitas yang ternyata tidak
sesuai yang diharapkan. Meski dengan adanya akad salam stok persediaan dapat terpenuhi
dengan mudah namun belum tentu penjualan akan signifikan. Lalu pemlihan penjual yang tidak
selektif menyebabkan banyak kerugian pada pembeli, contohnya barang yang dijanjikan
terlambat. Tidak mungkin penjualan memberikan keseluruhan informasi mengenai kredibilitas
perusahaan dalam proses akad salam. Dalam skema akad salam terdapat beberapa
kekurangan yaitu berapa porsi uang muka yang ideal, perjanjian terikat yang mengikuti jika
pelanggan tidak dapat melunasi pembayaran, pembeli seperti apa yang tidak dapat memenuhi
kriteria dan bagaimana jika terjadi kejadian tak terduga. Kemudian kriteria barang yang ternyata
tidak sesuai namun akan diberikan kompensasi, ini menimbulkan banyak risiko bahkan
menyebabkan akad salam yang dilakukan tidak dapat
Untuk itu diperlukan solusi yang tepat diantaranya : Harus terdapat kesepakatan awal
(revisi) jika terjadi kondisi gagal panen yang tidak akan memberatkan kedua belah pihak,
penjual memberikan data yang jelas mengenai informasi yang dianggap penting untuk pembeli
termasuk mengenai kredibilitas perusahaan tersebut, ada costumer service yang melanyani jika
terjadi jatuh tempo diberikan kejelasan yang sesuai dan sanksi yang diberikan, penjual dan
pembeli harus dapat mengestimasi harga dan uang muka yang relevan, kontrak yang dibuat
lebih fleksibel dapat direvisi jika kualitas barang tidak sesuai, bank syariah memilih nasabah
baik pembeli dan penjual dengan selektif memenuhi kriteria yang berlaku bisa melakukan
pembatasan nilai pengajuan akad salam. Terdapat penengah dalam transaski akad salam yang
bertindak mengawasi penjual dan pembeli agar tidak keluar dari kontrak. Terutama, bank
syariah harus memiliki penengah bagi penjual yang merupakan petani untuk  memberdayakan
masyarakat tani agar dapat memproduksi pesanan sesuai dengan bank dan mengelola
petani agar kualitas produksinya sesuai dengan harapan, sehingga risiko gagal produksi
atau masalah kualitas bisa diminimalisir. Dilakukan dokumentasi baik berupa foto, rekaman
suara dan video selama proses akad salam sebagai bukti jika ada permasalahan di masa
datang tetapi harus melalui kesepakatan pembeli.

Anda mungkin juga menyukai